Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhtar

NIM : 20160702060037
Prodi : Komunikasi Penyiaran Islam

A. Judul Penelitian

Strategi Komunikasi Radio Karimata FM dalam Meningkatkan Efektivitas

Citizen Jurnalism

B. Konteks Penelitian

Kemajuan teknologi seperti internet sempat menimbulkan

kekhawatiran terhadap nasib media massa yang sudah ada. Kehadiran media

online membuat masyarakat mempunyai pilihan lain untuk mengakses berita

yang diinginkannya tetapi tidak disediakan oleh surat kabar, radio dan

televisi. Teknologi menjadikan sarana produksi komunikasi yang sebelumnya

hanya dikuasai pengelola media massa, bertransformasi menjadi milik

masyarakat banyak, ini dilatarbelakangi pula oleh tatanan ekonomi liberal

yang menjadikan media massa sebagai sebuah institusi ekonomi. Produk

jurnalisme pun dikaitkan dengan motif ekonomis dan harus menghasilkan

keuntungan. Hal ini memunculkan apa yang disebut sebagai market-driven

journalism.1 Dalam market-driven journalism ini masyarakat dianggap

sebagai customer dan bukan sebagai warga negara (citizen). Jurnalisme lebih

diarahkan untuk melayani segmen tertentu berdasarkan target pemasaran

daripada berorientasi publik service (melayani warga negara) secara

keseluruhan.

1
Puji Rianto, “Jurnalisme dalam Tatanan Neoliberal dan Krisis Demokrasi”. Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Fisipol UGM. Vol.9, no.1. (2005) hlm, 114.
Selain pergeseran kepemilikan dan pengelolaan media massa, terjadi

pula pergeseran pelaku kegiatan jurnalistik. Dahulu aktivitas reportase hanya

menjadi monopoli wartawan, tetapi sekarang semua orang dapat menjadi

‘wartawan dadakan’. Tren inilah yang kemudian dikenal dengan nama Citizen

Journalism atau jurnalisme warga yang kemudian disingkat CJ. Dan Gilmor

(2004) menggunakan istilah grassroots journalism untuk menggambarkan

cara kerja CJ. Menurut Gilmor, aktivitas jurnalistik dewasa ini sangat

dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi sehingga ia

menyebutnya sebagai perluasan berita dari media massa mainstream.2

Terdapat beragam definisi tentang CJ, Shayne Bowman dan Chris

Willis mendefinisikan CJ sebagai aktivitas warga yang memainkan peranan

aktif dalam mengumpulkan, menganalisis, melaporkan dan menyebarkan

berita kepada masyarakat luas.3 Sedangkan Pandan Yudhapramesti (2007)

menyatakan bahwa CJ adalah jurnalisme orang biasa. Tanpa memandang

latar belakang pendidikan dan keahliannya, seseorang dapat merencanakan,

menggali, mengolah dan mempresentasikan informasi berupa tulisan, gambar,

foto, laporan lisan, video dan lainnya dalam CJ. Inti dari CJ adalah adanya

partisipasi aktif dari warga dalam proses lahirnya sebuah berita. Warga bebas

menulis apa saja yang dilihat atau dialaminya.4

Pada era market-driven journalism yang terjadi sekarang ini membuka

peluang bagi CJ untuk berperan lebih besar dalam hal meningkatkan kualitas

layanan publik. Ketika media utama (mainstream media) tidak mampu


2
Yuli Tirtariandi El Anshori, “Citizen Journalism dan Implikasinya Bagi Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik”, artikel ilmiah FISIP-UT, hlm. 2, diakses dari
http://repository.ut.ac.id/2288/, pada tanggal 25 April 2020
3
Ibid.
4
Pandan Yudhapramesti, “Citizen Journalism (CJ) Sebagai Media Pemberdayaan Warga”.
Majalah Observasi. Vol 5. no. 1, (2007) hlm. 35, diakses pada tanggal 26 April 2020
menciptakan ruang publik yang setara bagi setiap warga negara untuk

mendapatkan informasi, maka CJ berada dalam posisi menggantikan media

konvensional.

Undang-Undang no 25 tahun 2009 merupakan aturan hukum yang

diterbitkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan

pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi

yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan

penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan

pelayanan publik. Dalam Pasal 1 undang-undang (UU) tersebut dinyatakan

bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Dijabarkan pula tentang penyelenggara pelayanan publik adalah setiap

institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk

berdasarkan UU untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain

yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.5

Posisi yang diharapkan dari CJ terkait dengan pelayanan publik ini

adalah bagaimana CJ dapat mengawal terwujudnya pelayanan publik sesuai

asas-asas berikut ini: 1. Kepentingan umum; 2. Kepastian hukum; 3.

Kesamaan hak; 4. Keseimbangan hak dan kewajiban; 5. Keprofesionalan; 6.

Partisipatif; 7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; 8. Keterbukaan; 9.

Akuntabilitas; 10. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; 11.

ketepatan waktu; 12. kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.


5
Undang-Undang no 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Inti dari penjelasan diatas bahwa fungsi dari CJ merupakan pemberi

informasi terhadap publik terkait kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh

publik. Sedangkan pemberian informasi tersebut tidak akan pernah lepas dari

system komunikasi, dimana komunikasi merupakan proses penyampaian

pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut Effendy berbendapat,

bahwa komunikasi merupakan proses yang rumit. Oleh sebab itu dalam suatu

hubungan antara komunikan dengan komunikator sangat diperlukan sebuah

strategi komunikasi, oleh karenanya diperlukan suatu pemikiran dengan

memperhitungkan faktor-faktor pendukung maupun penghambat.6

Sementara itu, strategi komunikasi merupakan paduan dari

perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen

(management communication) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai

tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana

operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa

pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu. Bergantung pada situasi

dan kondisi, yang merupakan perpaduan perencaan komunikasi

(communication palinning) dengan manajemen komunikasi.7 Tetapi dalam

strategi komunikasi ada komponen-komponen yang perlu diperhatikan

diantaranya: 1) Komunikator harus mengenali sasaran komunikasinya; 2)

Pemilihan media komunikasi; 3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi; 4)

Komunikator harus paham tentang perannya dalam komunikasi.

Salah satu lembaga komunikasi yang melayani penyampaian

informasi untuk publik adalah media massa, dimana menurut Nurudin dalam
6
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009) hlm. 35.
7
Ibid, hlm. 32.
bukunya ‘Pengantar Komunikasi Massa’ menjelaskan media massa memiliki

bentuk antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar,

majalah, tabloid), buku dan film.8

Radio merupakan media massa komunikasi periodik yang memiliki

kemampuan menjangkau khalayak luas dalam waktu bersamaan. Di samping

itu, harganya yang murah sehingga khalayak mudah memilikinya. Dengan

jumlah yang cukup besar itu, radio akan memiliki potensi yang besar dalam

menyebarluaskan informasi. Salah satu yang dapat menentukan keberhasilan

stasiun radio adalah berkaitan dengan program-program acara yang disiarkan.

Rangkaian acara yang menarik diformulasikan dalam program yang meliputi

waktu pagi, siang, dan malam. Program tersebut menjadi satu rangkaian yang

dikemas dalam satu format, sehingga mempunyai format yang jelas.9

Berbicara tentang radio, diwilayah Kabupaten Pamekasan terdapat

tiga stasiun radio yang masih eksis sampai tahun 2020 saat ini. Tiga stasiun

radio tersebut yaitu: Radio Suara Pamekasan 96.6 FM Madura, Radio Ralita

FM, dan Radio Swara Karimata FM. Khusus Radio Karimata, yang awal

berdirinya pada tanggal 12 Oktober 1989 di Frequensi AM 810, dan

merupakan radio swasta pertama di Kabupaten Pamekasan. Pada Tahun 2000

Radio Karimata berubah Frequensi dari AM ke FM, dan menjadi radio FM

Pertama di Madura, dan mengudara di Frequensi 103.3. Radio Karimata tidak

hanya bergerak di bidang jasa siaran, Karimata juga mempunyai divisi non

on-nair (OFF AIR). Mulai dari Tahun 1989 sampai sekarang sudah banyak

event-event yang  sudah kami laksanakan seperti, Tour Show Artis Ibu Kota,

8
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007) hlm 5.
9
Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2016) hlm 19.
Hiburan Music Lokal,  Grebek Pasar & Kampung. Dan untuk lebih

mendekatkan diri ke Masyarakat Madura pada umumnya dan Pamekasan

pada khususnya mulai tanggal 20 Mei 2015 Radio Karimata merubah Format

Citizen Journalism, dimana format ini lebih banyak interaktif dengan

pendengar, sehingga bisa menggiring pendengar untuk juga peduli terhadap

kejadian-kejadian dilingkungan serta sekelilingnya, dan menyampaikan

langsung ke Radio KARIMATA.10

Yang menjadi isu atau fenomena dalam hal penyampaian berita dan

eksistensi Citizen Journalism diantaranya: Media massa sebagai medium

penyampai pesan memiliki peranan penting dalam mengumpulkan isu publik,

menganalisisnya, kemudian memberitakannya, tetapi kenyataannya bahwa

realitas yang disampaikan oleh media massa adalah realitas tangan kedua

(second hand reality). Berita-berita yang dimunculkan di media massa adalah

hasil konstruksi ulang para gatekeeper yakni redaktur serta wartawan. Para

gatekeeper ini melewatkan sebagian informasi dan menahan informasi

lainnya. Keputusan tersebut diambil para gatekeeper dengan berbagai

pertimbangan misalnya karena faktor ekonomi (pengaruh pemasang iklan),

pembatasan legal (faktor hukum pidana ataupun kode etik jurnalistik), nilai

berita, atau bisa juga karena kompetisi media (Siti Karlinah dkk, 1999).11

Tindakan para gatekeeper tersebut sekilas memang selaras dengan

salah satu peran media massa dalam konteks masyarakat modern yakni

sebagai filter yang menyeleksi berbagai isu yang layak mendapat perhatian

10
https://www.karimatafm.com/profile.html, diunduh pada tanggal 24 April 2020, jam 20.00
WIB.
11
Yuli Tirtariandi El Anshori, “Citizen Journalism dan Implikasinya Bagi Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik”, artikel ilmiah FISIP-UT, hlm. 4.
atau tidak. Tetapi di sisi lain, perlu diingat bahwa media massa merupakan

sarana untuk mensosialisasikan berbagai informasi atau ide kepada publik

untuk mendapatkan tanggapan atau umpan balik. Adanya perlakuan berbeda

terhadap berbagai isu publik oleh media nampaknya menjadi salah satu

penyebab suburnya CJ di Indonesia.12

Salah satu hal yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan adalah

kapan sebuah isu personal layak diangkat ke permukaan melalui CJ sehingga

kemudian layak menjadi sebuah isu yang menyangkut kepentingan publik ?

Isu yang layak diangkat adalah tentunya isu menyangkut kepentingan publik.

Artinya isu tersebut merupakan kejadian yang dapat juga dialami oleh orang

lain tidak hanya si pewarta warga meskipun isi berita itu adalah pengalaman

pribadi si pewarta warga. Apakah pengalaman tersebut merupakan sesuatu

yang dialami langsung atau dilihat langsung. Tinggal bagaimana isu-isu

tersebut diolah menjadi informasi yang bernilai berita, tetap mengacu kepada

kaidah jurnalistik, dan bisa menjadi opini publik yang pada muaranya akan

menjadi stimulan untuk meningkatkan kualitas layanan publik oleh

stakeholders terkait.13

Berita yang diangkat dalam CJ terkait dengan pelayanan publik perlu

dilandaskan pada beberapa dari nilai di atas khususnya nilai akibat, nilai

informasi, dan nilai orang penting. Hal ini perlu dilakukan untuk

membedakan antara sebuah berita yang layak dijual kepada publik, ataukah

itu hanya sekedar pelampiasan unek-unek pribadi. Jika itu hanya bertujuan

menumpahkan unek-unek atau kekesalan, perlu dipertimbangkan lagi untuk


12
Yuli Tirtariandi El Anshori, “Citizen Journalism dan Implikasinya Bagi Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik”, artikel ilmiah FISIP-UT, hlm. 4-5
13
Ibid, hlm. 5
disebarluaskan melalui media pewarta warga. Berbagai forum yang murni

berbau CJ saat ini kecenderungannya hanya menjadi wadah bagi pewarta

warga untuk menulis opini dan artikel, bukan mengangkat isu-isu yang

berkenaan dengan kepentingan publik.14

Berdasarkan gambaran diatas, penulis berinisiatif melakukan

penelitian mendalam berkenaan tentang strategi komunikasi radio dalam

peningkatan efektivitas Citizen Journalism dalam konteks eksistensinya

memberitakan warta dilingkungannya dalam penelitian skripsi yang berjudul:

“Strategi komunikasi Radio Karimata FM dalam meningkatkan efektivitas

citizen jurnalism”.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas maka rumusan masalah yang

diambil dari penelitian ini adalah:

1. Program komunikasi apasaja yang disediakan oleh Radio Karimata untuk

Citizen Journalism (CJ) ?; Bagaimana gambaran program Citizen

Journalism (CJ) di Radio Karimata Pamekasan

2. Bagaimana strategi komunikasi Radio Karimata dalam meningkatkan

efektivitas Citizen Journalism (CJ) ?

Catatan :

 Konteks penelitian lebih disederhanakan 5-6 lembar

14
Yuli Tirtariandi El Anshori, “Citizen Journalism dan Implikasinya Bagi Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik”, artikel ilmiah FISIP-UT, hlm. 5-6
 Konteks penelitian belum menggambarkan dinamika CJ di Radio

Karimata. Tulisan Anda masih domain konseptual tapi belum

kontekstual

 tambahkan data/statistik Citizen Journalism (CJ) di Radio

Karimata 3-4 tahun terakhir. Data tsb dapat dijadikan pintu masuk

analisis menjawab rumusan masalah diatas.

Anda mungkin juga menyukai