Anda di halaman 1dari 16

QUALITY CONTROL SHUTTLECOCK

MENGGUNAKAN AERODINAMYCS SYSTEM TEST


PADA PABRIK HIQUA INDONESIA

JUVEN FANGDO HAREFA


5190611198

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 0


BAB ۱ ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................................. 3
BAB ۲ ................................................................................................................................. 4
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 4
2.1 Quality Control (QC) .......................................................................................... 4
2.2 Aerodinamik (Aerodinamic) ............................................................................... 5
2.3 Kausal Komperatif .............................................................................................. 5
2.4 Pengendalian Kualitas Proses Statistik (Statistic Quality Control) .................... 6
2.5 Tujuan Quality Control ....................................................................................... 6
2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 7
BAB ۳ ................................................................................................................................. 8
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 8
3.1 Metode Analisis Data .......................................................................................... 8
3.1.1 Metode Eksperimental (Aerodinamycs System Test) .................................. 8
3.1.2 Metode Statistical Quality Control ............................................................. 8
3.1.3 Metode Kausal Komperatif ....................................................................... 11
3.2 Flowchart Penelitian ......................................................................................... 11
...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
BAB ۱
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis pada era globalisasi ini sangatlah sengit


dikarenakan terdapat pesaing bisnis tang tinggi walaupun kondisi
perekonomian yang kurang stabil. Para konumen menginginkan produk
yang berkualitas sehingga peniliti menggunakan quality control
shuttlecock by aerodynamics system test yang dimana agar bisa
mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing.
Kualitas merupakan kunci dalam persaingan industri, sehingga
perusahaan harus bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen (Besterfield 2003). Maka dari itu,
perusahaan harus tetap melakukan pengendalian kualitas dalam settiap
produk yang di hasilkan karena untuk menekan jumlahnproduk yang rusak
dan menjaga agar produk akhir tetap berkualitas.
Shuttlecock atau bola bulu tangkis merupakan benda yang
digunakan dalam permainan bulu tangkis, kok mempunyai panjang 64-16
mm dan mempunyai diameter 25 mm berat dari kok untuk permainan bulu
tangkis 4,74-295,67 gram. Shuttlecock dalam bahasa Indonesia adalah kok
dimana bahan kok terbuat dari bulu angsa dan bulu ayam. Nama kok yang
digunakan untuk menyebut bola bulu tangkis ini berasal dari bahasa
Inggris, yaitu cock yang berarti ayam jantan.
Penyebutan ini dipilih karena dulunya kok terbuat dari bulu ayam
jantan. Namun nama cock ini berganti menjadi shuttlecock karena
pergerakan bola yang bolak-balik di lapangan. Shuttle sendiri punya arti
bolak-balik, yang juga digunakan untuk menyebut pesawat ulang alik,
yaitu space shuttle. Kok digunakan untuk permainan bulu tangkis dengan
cara dipukul kearah lawan.
Pada saat permainan berlangsung masing-masing pemain harus
berusaha agar shuttlecock tidak menyentuh lantai di daerah permainan

1
sendiri, apabila shuttlecock jatuh di lantai atau menyangkut di net maka
permainan berhenti (Rahmat 2014).
Dalam memainkan permainan bulu tangkis, bola bulu tangkis
cenderung lebih cepat rusak. Hal ini dikarenakan dalam quality controlnya,
bola bulu tangkis diuji dengan cara dipukul dengan raket. Dalam
melakukan quality control, seseornag harus mampu menentukan teknik uji
dengan tepat supaya pada saat memainkan bola bulu tangkis menjadi lebih
efisien dan bola bulu tangkis tidak cepat rusak.Berdasarkan uraian latar
belakang, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kefektifan
quality qontrol dengan aerodinamiycs system.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan


rumusan masalah sebaagai berikut :

1. Apakah metode quality control shuttlecock by aerodynamics


system test ini efektif?

2. Bagaimana cara kerja quality control shuttlecock by


aerodynamics system test?

3. Apa saja kelemahan dari metode yang digunakan dalam quality


control shuttlecock by aerodynamics system test?

4. Apa saja perbedaan quality control shuttlecock by aerodynamics


system test dengan quality control biasa?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan bola bulu tangkis yang lebih berkualitas.


2. Menciptakan Metode Quality Control bola bulu tangkis yang
lebih baik dan efisien.
3. Memperkecil kegiatan yang dapat mengurangi masa pakai bola
bulu tangkis.

2
1.4 Manfaat

Dari hasil penelitian, manfaat yang didapatkan adalah pengecekan


kualitas bola bulu tangis menggunakan metode aerodynamics ini, kita
mendapat informasi mengenai seberapa efektif metode quality control
shuttlecock by aerodynamics system test ini. Aerodynamics system test
dilakukan agar bola bulu tangkis menjadi tidak mudah rusak dan lebih
efisien dalam pengecekan kualitasnya

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih berfokus pada penyelesaian suatu masalah


yang sedang dihadapi maka dilakukan pembatasan masalah pada ruang
lingkup penelitian yang dilakukan. Batasan-batasan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pemahama atau hasil akhir apakah metode terkait


dapat digunakan efektif dalam mempertahankan umur dan masa
pakai bola reket.

2. Batasan masalah berfokus terhadap pengujian kualitas bola reket,


pengetesan dengan cara aerodynamics system yang bertujuan untuk
memperpanjang msa pakai dan menjamin kualitas bola reket.

3. Memaparkan dengan cara apa quality control bola reket yang lebih
baik.

3
BAB ۲
LANDASAN TEORI

2.1 Quality Control (QC)

Pengertian secara umum, Quality Control (QC) adalah proses


pengecekan dan pengujian yang dilakukan untuk mengukur serta
memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh perusahaan dalam bisnis. Quality Control (QC) adalah salah satu
teknik untuk memastikan bahwa produk akhir telah memenuhi persyaratan
dan standar kualitas yang ditetapkan. Proses ini jadi salah satu faktor
penting dalam persaingan pasar, karena hubungannya dengan kualitas
yang sering dijadikan sebagai tolok ukur dan pembeda suatu produk antara
satu produsen dengan produsen lainnya.
Perusahaan bisnis yang menerapkan Quality Control memiliki
kemudahan untuk memenuhi permintaan konsumen untuk produk yang
lebih baik. Proses ini juga dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang
berimbas pada kerugian bisnis. Biasanya, perusahaan yang wajib
menerapkan proses ini adalah mereka yang bergerak di bidang produk atau
jasa. Pada penerapannya, QC memang dilakukan oleh personel pelatihan
yang membuat tolok ukur untuk kualitas produk dan mengujinya secara
signifikan. Meski begitu, proses ini juga menjadi tanggung jawab seluruh
karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan untuk dapat memecahkan
masalah.
Setiap perusahaan yang menerapkan QC harus memiliki pedoman
kualitas yang disebut dengan Quality Manual. Quality Manual adalah
panduan kualitas ke berbagai unit kerja dan departemen. Adanya pedoman
tersebut, setiap individu dalam perusahaan menyadari apa yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya dalam keberlangsungan produk, baik
barang atau jasa.
Tujuan utama Quality Control adalah memastikan bahwa produk
yang akan dikirimkan atau dikonsumsi pelanggan bebas dari kerusakan
atau cacat dan dapat diterima sesuai dengan persyaratan kualitas yang

4
sudah ditentukan. Jika ditemukan produk yang rusak, diperlukan tindakan
perbaikan yang sesuai.
Dalam QC terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan.
Pertama, kontrol dan manajemen yang harus memiliki proses-proses yang
terdefinisi dan telah terkelola dengan baik. Serta kriteria integritas dan
kinerja dalam suatu identifikasi catatan. Kedua, kompetensi. Untuk
mengawal kualitas produk maka harus ada kompetensi seperti ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi. Ketiga,
didukung dengan elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas,
kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, dan semangat tim yang
mendukung kualitas.

2.2 Aerodinamik (Aerodinamic)

Aerodinamika adalah salah satu cabang dinamika yang berkenaan


dengan kajian pergerakan udara, khususnya ketika udara tersebut
berinteraksi dengan benda padat. Dalam bulu tangkis gaya hambat udara
sangat berpengaruh pada pergerakan shuttlecock. Gaya hambat udara itu
sebanding linear dengan kecepatan shuttlecock. Fenomena bahwa
shuttlecock selalu berubah arah setelah dipukul dengan raket itu akibat dari
aerodinamika dan distribusi massa shuttlecock yang tidak merata.
Bagian gabus lebih berat ketimbang bagian bulu, sehingga pusat
massa shuttlecock berada di area sekitar gabus. Dorongan udara pun
menimbulkan torsi yang memutar shuttlecock terhadap pusat massa,
sehingga bagian gabus berada di muka. Pada olahraga bulu tangkis, atlet
akan memberikan gaya pada bola sehingga bola bisa bergerak berubah
arah.

2.3 Kausal Komperatif

Penelitian ex-post facto atau penelitian kausal komparatif berarti


penelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab atau alasan,
untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok
individu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

5
kuantitatif. Penelitian Kausal Komparatif merupakan tipe penelitian
dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara 2 variabel atau
lebih. Tetapi dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi
atau pengendalian (control) terhadap setidaknya satu variabel independen.

2.4 Pengendalian Kualitas Proses Statistik (Statistic Quality Control)

Statistic Quality Control (SQC) atau pengendalian kualitas statistik


merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, memperbaiki
produk, dan proses menggunakan metode- metode statistik. Pengendalian
kualitas statistic (Statistic Quality Control) sering disebut sebagai
pengendalian proses statistic (Statistical Process Control/SPC).
Analisis kualitas Proses produksi Statistik Quality Control dibagi
menjadi dua golongan menurut jenis datanya, yaitu data variabel dan data
atribut. Data variabel, metode ini digunakan untuk menggambarkan
variansi atau penyimpangan yang terjadi pada kecenderungan yang
memusat pada observasi. Namun demikian, data variabel tidak dapat
digunakan untuk mengetahui karakteristik kualitas seperti banyaknya
kesalahan prosentase kesalahan suatu proses. Data variabel hanya dapat
menunjukkan seberapa jauh penyimpangan dari standar proses, sementara
data atribut hanya digunakan apabila ada pengukuran yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan, misalnya goresan, cacat, warna, ada
bagian yang hilang dan lain sebagainya.

2.5 Tujuan Quality Control

Tujuan Quality Control sendiri adalah untuk memastikan bahwa


produk / layanan yang disediakan memenuhi persyaratan spesifik dan
dapat diandalkan memuaskan dan sehat secara fiskal (berfungsi),
mengidentifikasi produk /jasa yang tidak memenuhi spesifikasi perusahaan
standar kualifikasi (menghilangkan ketidaksesuaian) dan Masalah yang
teridentifikasi oleh QC dilakukan tindakan [tim QC memiliki hak untuk
menghentikan produksi sementara potensi masalah tetap ada.

6
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Statistic Quality Control (SQC) sudah dilakukan
seperti
Nama I Alriani, Ida Setiawan, Lilik
Tahun 2018
Judul Analisis Pengendalian Proses Produksi Pada PT.
Estwind
Mandiri Semarang
Metode Metode Statistical Quality Control

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian proses


produksi furniture, mengetahui tingkat kerusakan produk, jenis kerusakan
produk, dan faktor–faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas
produksi pada PT Eastwind Mandiri Semarang. Hasil Analisis
menunjukkan bahwa tingkat kerusakan/broken rata–rata hasil produksi PT.
Eastwind Mandiri selama bulan Oktober – Desember 2016 sebesar 18,76
% ,tingkat kerusakan tersebut tidak melampaui standar yang ditetapkan
perusahaan yaitu sebesar 40% dari total volume produksi.
Diagram histogram menunjukkan bahwa jenis broken yang sering
terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai sebesar 384 pcs, topcoat tidak
sesuai sebesar 354 pcs, barang tergores sebesar 267 pcs, komponen pecah
sebesar 85pcs, dan komponen gelombang sebesar 26 pcs. Berdasarkan
hasil analisis diagram sebab akibat yang mempengaruhi pengendalian
mutu proses produksi furniture ialah bahan, in process, metode uji, SDM,
lingkungan, dan mesin. Berdasarkan hasil analisis grafik peta kendali p
Center Line pengendalian proses produksi furniture berada pada tahap
batas kendali atau tidak melampaui batas kendali yang ditetapkan
perusahaan sebesar 40%

7
BAB ۳
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Analisis Data

3.1.1 Metode Eksperimental (Aerodinamycs System Test)

Melakukan eksperimen atau percobaan langsung pada objek


penelitian, dengan cara membandingkan quality control normal
(sesuai Standard Operating Procedure pabrik) dengan quality
control by aerodinamycs system test. Pada quality control dengan
aerodinamycs system percobaan dilakukan dengan cara meletakan
beberapa kok pada alat penguji berupa tabung vertikal yang
meniupkan udara keluar kearah atas dengan pola berputar dan alat
uji horizontal. Yang selanjutnya akan di bandingkan dengan kok
yang di uji dengan quality control normal, dan akan di bandingkan
lagi dengan memainkan kok tersebut. Hasilnya berupa data
seberapa jauh bola dapat meluncur dan kelurusan arah kok.

3.1.2 Metode Statistical Quality Control

Data yang diperoleh dari pabrik berupa data produksi dan


data kerusakan produk kemudian disajikan dalam bentuk tabel
secara rapi dan terstruktur. Sebelum dianalisis, terlebih dahulu
dilakukan pengelompokkan yang dikategorikan sebagai produk
cacat. Produk cacat yang ditemukan dikelompokkan untuk
tindakan perbaikan.

1. Lembar Pemeriksaan (check sheet)

Check Sheet atau lembar pemeriksaan adalah alat


yang digunakan dalam mengumpulkan data dan
menganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel, berisi
data jumlah barang yang diproduksi dan jenis ke

8
tidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya,
tujuan digunakannya Check sheet ini ialah untuk
mempermudah proses pengumpulan dan analisis data.

2. Histogram

Histogram adalah representasi grafis dari data


numerik yang digunakan untuk menunjukkan seberapa
sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi.
Histogram digunakan untuk menentukan bentuk kumpulan
data, juga digunakan untuk menyajikan data secara visual
sehingga lebih mudah dilihat oleh pelaksana dan untuk
mengetahui bentuk.

3. Peta Kendali

Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis


digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah
suatu aktivitas/ proses berada dalam pengendalian kualitas
secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan
masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali
menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu,
tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan
meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali.
Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi
adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas
kendali :

a. Upper Control Limit / batas kendali atas


(UCL)
Merupakan garis batas atas untuk suatu
penyimpangan yang masih diijinkan.

b. Central line / garis pusat atau tengah (CL)


Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya
penyimpangan dari karakteristik sampel.

9
c. Lower Control Limit / batas kendali bawah
(LCL)
Merupakan garis batas bawah untuk suatu
penyimpangan dari karakteristik sampel.

4. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat memperlihatkan suatu


hubungan antara permasalahan yang sedang dihadapi
dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor- faktor yang
mempengaruhinya. kategori-kategori yang bisa
berpengaruh terhadap even tersebut.
Kategori yang paling umum digunakan adalah:

a. Man (orang), yaitu semua orang yang


terlibat dari semua proses.

b. Method (metode), yaitu bagaimana proses


itu dilakukan, kebutuhan yang spesifik dari proses
itu, seperti prosedur, aturan, dan lain-lain.
c. Material, yaitu semua material yang
diperlukan untuk menjalankan proses seperti bahan
dasar, dan lain-lain.
d. Machine (mesin), yaitu semua mesin,
peralatan, komputer, dan lain-lain yang diperlukan
untuk menjalankan pekerjaan.
e. Measurement (peng- ukuran), yaitu cara
pengambilan data dari proses yang dipakai untuk
menentukan kualitas proses.
f. Environment (lingkungan), yaitu kondisi di
sekitar tempat kerja seperti suhu udara, tingkat
kebisingan dll.

10
3.1.3 Metode Kausal Komperatif

Metode ini dilakukan bila tidak didaptkannya hasil akhir dari


sebuah penelitian. Pada metode ini kembali dilakukan pengujian
variable terkait,yang dimana nantinya akan dibandingkan dan di
dapatkan kesimpulan dari penelitian ini. Variabel terkait yang dapat
di ambil jika tidak mendapatkan hasil akhir dari penelitian ini dapat
berupa, seberapa besar persentase ke efektifannya.

3.2 Flowchart Penelitian

11
Apakah metode quality control shuttle cock by
aerodynamics system ini efektif?

Apa saja kelamahan dari metode quality control


Mulai shuttle cock by aerodynamics system ini?

Apa saja Perbedaan dari metode quality control


shuttle cock by aerodynamics system test dengan
quality control biasa?

Metode
Penelitian

Tidak
Input data

Proses data

Output data Terjawab? Ya Selesai

12
Langkah-langkah dalam penyelesaian analisis perbandingan metode
Statistical Quality Contol (SQC) adalah sebagai berikut :

1. Perumusan Masalah
Dalam tahapan ini di dapat rumusan masalah mengenai
Quality Control
2. Pengumpulan data
Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan data.
3. Pengolahan data
Pengulahan data menggunakan metode Statistical Quality
Control (SQC)
4. Tahapan pengujian (dengan Quality Control By
Aerodinamycs System Test)
5. Tahapan Pengolahan data (dengan Statistical Quality
Control)
1. Check sheet
2. Histogram
3. Peta kendali
4. Diagram sebab akibat
6. Tahapan pengujian ulang jika dibutuhkan (dengan metode
Kausal Komperatif)
7. Analisis dan pembahasan
Dalam tahapan ini menjelaskan analisis mengenai hasil dari
pengolahan data
8. Kesimpulan
Dalam tahapan ini akan memperbaiki suatu
permasalahan dalam perusahaan mengenai hasil
uji quality control yang paling efektif
9. Selesai
Tahapan ini berisi bahwa laporan atau hasil dari
penelitian yang peneliti lakukan telah selesai.

13
DAFTAR PUSTAKA

Blomstrand, E., & Demant. M. (2017). Simulation of a Badminton Racket, A


Parametric Study of Racket Design Parameters Using Finite Element Analysis.
Master's thesis. Department of Applied Mechanics. Chalmers University Of
Technology

Besterfield, Dale H., dkk. (2003). Total Quality Management. New Jersey:
Pearson Education, Inc..

Chan, C.M., Rossmann, J.S. (2012). Badminton shuttlecock aerodynamics:


synthesizing experiment and theory. Sports Eng 15, 61–71

HaryantoI. I. (2019). PENERAPAN METODE SQC (STATISTICAL QUALITY


CONTROL) UNTUK MENGETAHUI KECACATAN PRODUK
SHUTTLECOCK PADA UD. ARDIEL SHUTTLECOCK. Jurnal Valtech,
2(2), 186-191.

N Musdalifah ; S S Handayani ; E Zukhronah. (2017). Comparison of Grand


Median and Cumulative Sum Control Charts on Shuttlecock Weight Variable
in CV Marjoko Kompas dan Domas

Pandey, B. M, Reddy, T. O, & Singh, V. (2019). Kinematical Analysis of


Forehand Overhead Clear Stroke at the Time of Contact Phase in Badminton.
International Journal of Physiology, Nutrition and Physical Education 4(1):
488-490.

Rahmat,A. (2014). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Smash


Forehand Dalam Permainan Bulu tangkis Melalui Pembelajaran Lempar
Bola Atas pada Mahasiswa Kelas A Pagi Semester IV IKIP PGRI Pontianak.
Jurnal Pendidikan Olah Raga, 3(2): 105-113.

Yue ,Hongwei; Wang,Hongtao; Chen,Huazhou; Cai,Ken.(2020) Automatic


Detection of Feather Defects Using Lie Group and Fuzzy Fisher Criterion for
Shuttlecock. Production. Mechanical Systems and Signal Processing
141:106690

14

Anda mungkin juga menyukai