Anda di halaman 1dari 45

zoologi invertebrata Filum

Porifer
a 2020

BAB III
FILUM PORIFERA

3.1 Pengertian
Tubuh Porifera masih diorganisasi pada tingkat
seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang cenderung
bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi
antara sel satu dengan sel lainnya. Kata “Porifera”
berasal dari bahasa latin, pori = lubang-lubang kecil,
faro = mengandung, membawa. Kata tersebut
menunjukkan kekhususan hewan yang bersangkutan,
yaitu memiliki banyak lubang-lubang kecil, dan bila
disingkat cukup disebut hewan berpori-pori. Bila
dibandingkan dengan susunan tubuh Protozoa, maka
susunan tubuh Porifera adalah lebih kompleks. Sebab
tubuhnya tidak lagi terdiri atas satu sel, tetapi telah
tersusun atas banyak sel. Oleh karena itu beberapa
ahli memasukkan Porifera kedalam kelompok hewan

1|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

metazoa, walaupun dalam tingkat rendah (Jasin,


1992).
Porifera merupakan filum antara Protozoa dan
Coelenterata. Kesukaran dalam menghubungkan
dengan metazoa sebenarnya adalah para sejarah
embryonal yang khusus. Atas dasar itulah porifera
digolongkan dalam kelompok parazoa (para =
disamping) atau hewan samping (Jasin, 1992).
Tersebar atau terbentang dari sejak perairan
pantai (tide) yang dangkal hingga daerah kedalaman
5,5 km. Famili yang hidup di air tawar biasanya
termasuk pada famili spongillidae. Fase dewasa
bersifat sesil, artinya menetap pada suatu tempat tanpa
mengadakan perpindahan. Hewan ini mengikatkan
diri pada suatu objek yang keras yang dipakai sebagai
tambatan, misalnya batu-batuan, kayu-kayu yang
tenggelam di dalam air dan ada juga yang melekat
pada cangkang hewan-hewan mollusca. Antara bagian

2|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

tubuh utamanya dengan tambatan dihubungkan oleh


tangkai atau pedenkula yang dibagian proksimal
mengadakan peleburan sebagai bentuk cakram atau
bentuk yang menyerupai akar. Bentuk tubuh
berfariasi, yaitu ada yang menyerupai kipas,
jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet,
dan lainnya. Hewan porifera sebagian besar
membentuk koloni yang sering tanpak tidak teratur,
sehingga tampak seperti tumbuhan (Jasin, 1992).
Warna tubuh Porifera bermacam-macam,
misalnya berwarna kelabu, kuning, merah, biru,
hitam, putih keruh, cokelat, jingga, hijau, dan lain-
lainnya. Warna tubuh sering berubah, tergantung pada
sinar. Warna-warna itu diperkuat atau diperlemah
warna lain, karena didalam tubuhnya mengandung
ganggang yang memiliki warna juga. Ganggang ini
juga mengadakan simbiosis dengan Porifera (Jasin,
1992).

3|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

3.2 Struktur
Struktur tubuh Porifera kecuali berpori dengan
macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe, yaitu
ascon, sycon atau scypha dan rhagon (Jasin, 1992).

Gambar 19. Tipe Ascon (Adun, 2011)

4|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Gambar 20. Tipe Sycon (Adun, 2011)

5|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Gambar 21. Tipe Rhagon (Adun, 2011)

Tipe ascon yang berbentuk jambangan bunga


yang merupakan tipe yang paling sederhana dapat kita
lihat suatu rongga sentral yang disebut spongiocoel
atau paragaster. Ujung atas dari jambangan terdapat
lubang besar yang disebut oskulum. Pada dinding
tubuh hewan-hewan ini terdapat lubang-lubang kecil
6|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

yang disebut porosofil atau pori dan sering disebut


juga ostium. Lubang itu merupakan pintu masuk
aliran yang menuju kedalam rongga paragester.
Dinding tubuh tersusun atas dua lapis yaitu:
1. Lapisan luar yang disebut lapisan epidermis atau
epitelium dermal. Tapi menurut Lambenfels sel-sel
itu bukan sel-sel epithelium sebenarnya, dan sering
disebut pinacocyt dan kadang-kadang mempunyai
suatu flagellum.
2. Lapisan dalam terdiri atas jajaran sel-sel berleher
yang disebut Choanocyt yang berbentuk botol yang
memiliki flagellum. Diantara kedua lapisan itu
terdapat zat antara yang berbahan gelatin. Didalam
zat antara itu terdapat:
a. Amoebocyte yang berfungsi mengedarkan zat-zat
makanan ke sel lainnya dan menghasilkan gelatin.

7|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

b. Porocyte (sel pori) atau myocyt yang berfungsi


membuka dan menutup pori dan sering disebut
myocyt.
c. Scleroblast yang berfungsi membentuk spicula
(kerangka tubuh).
d. Archeocyt merupakan sel amoebosit embrional
yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel lainnya,
misalnya sel-sel reproduktif.
e. spicula yang merupakan unsur pembentuk tubuh
(Jasin, 1992).
Dinding tubuh porifera hanya terdiri dari dua
lapis, yaitu lapis luar (ektodermal) dan lapis dalam
(endodermal), maka ditinjau dari sudut sejarah
embrionalnya porifera termasuk diploblastis (Jasin,
1992).

8|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Gambar 22. Struktur Tubuh Porifera (Adun. 2011)


Tubuh Porifera memiliki sistem saluran air yang
dimulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada
lubang keluar utama yang disebut osculum. Sebelum
air dikeluarkan melalui osculum, maka air yang dari
segala jurusan tubuh itu lebih dulu ditampung didalam
rongga sentral atau spongocoel (Suwignyo, 2005).
Pola saluran air dari berbagai jenis porifera itu
tidak sama, namun mempunyai fungsi pokok yang
sama yaitu untuk mengalirkan air dari daerah
eksternal kedalam daerah internal dan dikeluarkan

9|Noviyanti Dunggio

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

kembali ke daerah eksternal. Aliran air tersebut


berfungsi sebagai alat transportasi zat makanan dan
zat-zat sisa metabolisme (Suwignyo, 2005).
Porifera mempunyai penyokong tubuh berupa
mesenchym dan kristal-kristal kecil yang berbentuk
seperti duri, bintang atau anyaman-anyaman serabut
dari bahan organik. Bahan kristal atau anyam-
anyaman serabut yang terbuat dari bahan organis itu
merupakan kerangka tubuh dari hewan yang
bersangkutan. Kerangka tubuh semacam ini disebut
kerangka dalam atau endoskeleton (Suwignyo, 2005).
Ditinjau dari bahan pembentuk kerangkanya,
maka porifera dapat dikelompokkan menjadi 3
golongan, yaitu : (1) porifera lunak, porifera jenis ini
kerangka tubuhnya tersusun dari bahan spongin
(organis). Porifera jenis ini biasanya bila telah mati
tubuhnya dapat digunakan sebagai alat penggosok
tubuh pada waktu mandi, penggosok alat-alat rumah

10 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

tangga misalnya meubelair dan lain-lainnya, benda


semacam ini biasanya disebut sponsa. Porifera jenis
ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal zat
kapur atau CaCO3. (3) porifera siliata, porifera jenis ini
kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal silikat,
kristal-kristal yang berbentuk seperti duri, mata kail,
jangkar dan lain-lain yang biasa disebut spikula dan
merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel
scleroblast. Sedangkan spongin merupakan sekresi
dari sel-sel spongioblast (Suwignyo, 2005).

11 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Gambar 23. Macam-macam spikula pada porifera


(Kastawi, 2005)
Baik soleroblast maupun spongioblast
merupakan sel-sel khusus dari mesenchym. Menurut
Minchin, scleroblast yang merupakan bentuk khusus
dari sel mesenchym itu sebetulnya derivate dari sel
dermal epitelium yang masuk kedalam mesoglea dan
disitu membentuk spicula dengan cara bersekresi.
Spicula-spicula yang bersifat monoakson (spicula
bersumbu satu) dibentuk oleh sebuah sel sclroblast.
Didalam sel scleroblast tersebut mula-mula terjadi
seutas benang yang terbentuk dari bahan organik
(Suwignyo, 2005).
Setelah spicula terbentuk, maka sel sclroblast
lalu membelah diri menjadi dua, yang satu disebelah

12 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

sel pembentuk atau founder sedang yang lain disebut


sel penebal atau thiclener. Bila spicul telah sempurna
terbentuk, maka sel sclroblast akan meninggalkan
spicula. Tetapi spicula-spicula yang bersifat triakson,
dibentuk oleh 3 sel sclroblast, sedangkan spicula
tetrakson dibentuk oleh 4 sel sclroblast. Bila spicula-
spicula tersebut telah selesai terbentuk selanjutnya
akan bertemu atau bergandengan satu dengan yang
lain diujung-ujung cuatannya (Suwignyo, 2005).
Dinding tubuh porifera relatif sederhana. Bagian
permukaan luar tertutupi oleh sel-sel pipih yang
disebut pinakosit, dan secara keseluruhan disebut
pinakoderm. Tidak seperti epitelium pada kebanyakan
hewan, pada bagian basal lapisan pinakoderm tidak
dilapisi membran basal. Bagian tepi pinakosit dapat
dikontraksikan atau mengkerut sehingga tubuhnya
tampak lebih kecil. Bagian basal pinakosit

13 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

mengsekresikan material yang dapat melekatkan


hewan spons pada substratnya (Suwignyo, 2005).

Gambar 24. koloni spons dari kelompok leucosolenia


(Adun, 2011)

14 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Gambar 25. digram struktur tubuh spons dari tipe


askon (Adun, 2011).

Setiap pori dibentuk oleh porosit, sebuah sel


yang bentuknya seperti tabung pendek yang
memanjang dari permukaan luar sampai ke
spongocoel. Lubang dari porosit sebagai lubang
masuknya air disebut ostium. Lubang ini dapat dibuka
atau ditutup dengan cara sel tersebut berkontraksi.
Sebuah porosit berasal dari sebuah pinakosit, melalui
terbentuknya perforasi intrasel atau mungkin sel yang
mengalami pelekukan kedalam (infolding). Disebelah
dalam dekat lapisan pinakoderm terdapat suatu
lapisan yang disebut mesofil (disamakan dengan
mesenkim), yang terdiri atas matriks protein
gelatinous yang berisikan bahan kerangka dan sel-sel

15 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

amoeboid, atau disebut juga lapisan mesoglea


(Suwignyo, 2005).
Kerangka tubuh relatif kompleks dan dapat
menjadi penyokong bagi sel-sel hidup pada tubuh
hewan spons. Kerangka tubuh dapat tersusun dari
spikula kapur, spikula silika, serabut protein spongin,
atau kombinasi dari dua jenis dengan yang terakhir.
Spikula pada porifera ada dalam berbagai bentuk dan
sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi
(Suwignyo, 2005).
3.3 Ciri-ciri Umum
Hewan spons (‘sponges”) atau disebut juga
sebagai kelompok porifera merupakan hewan
multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki
jaringan maupun organ yang sesungguhnya. Semua
hewan dewasa anggota dari filum porifera bersifat
menempel atau menetap/ sesil pada suatu dasar dan
hanya menunjukkan sedikit gerakan. Menurut

16 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

pandangan naturalis kuno seperti Aristoteles, Pliny,


dan lain-lain bahwa hewan spons merupakan jenis
tumbuhan. Baru pada tahun 1765, setelah
diketahuinya adalah aliran air didalam tubuh porifera,
maka jelas bahwa porifera termasuk kelompok hewan
(Jasin, 1992).
Kata “porifera” berasal dari bahasa latin, porus
+ ferra, porus berarti lubang kecil (dalam bentuk
tunggal = porus, sedangkan dalam bentuk jamak =
pori), sedangkan ferra berarti mengandung atau
mengemban. Kata tersebut menunjukkan akan
kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan
yang memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila
disingkat hewan berpori (Jasin, 1992).
Bila dibandingkan dengan susunan tubuh
protozoa maka susunan tubuh porifera sudah lebih
kompleks, sebab tubuhnya tidak terdiri atas satu sel
melainkan telah tersusun atas banyak sel, tetapi sel-

17 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

selnya cenderung bekerja secara mandiri (individual),


artinya belum ada koordinasi antara sel satu dengan
sel yang lain. Dengan demikian porifera dimasukkan
dalam golongan metazoa (hewan multiseluler) tingkat
rendah, sebab jaringan tubuh yang dimilikinya masih
dalam bentuk sederhana dan belum mempunyai apa
yang disebut organ tubuh susunan syaraf serta saluran
pencernaan makanan (Jasin, 1992).
Umumnya para ahli zoologi percaya bahwa
metazoa (hewan bersel banyak) diturunkan dari
protozoa berbentuk koloni flagellata, seperti Volvox.
Dalam garis evolusi, porifera sukar dimasukkan dalam
mata rantai yang menghubungkan posisi protozoa dan
metazoa secara langsung, tetapi lebih cocok kalau
porifera ini dikatakan mempunya kedudukan yang
terisolasi. Atas dasar tersebut porifera digolongkan
dalam apa yang disebut Parazoa (para = samping) atau
hewan samping. Menurut pandangan Tuzed (963)

18 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

dinyatakan bahwa porifera tetapi berada dijalan utama


evolusi metazoa (Jasin, 1992).
Lebih lanjut dapat diperinci bahwa tubuh porifera
mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :
1. Tubuh porifera memiliki banyak pori, yang
merupakan awal dari sistem kanal (saluran air)
yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal.
2. Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang
disebut apendiks dan bagian tubuh yang
digerakkan.
3. Tubuh porifera belum memiliki saluran pencernaan
makanan. Adapun pencernaannya berlangsun
secara intraseluler.
4. Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam
yang tersusun atas bentuk krista dari spikula-
spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan
organik (Jasin, 1992).

19 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

3.4 Klasifikasi Porifera


Dari 5000 spesies hewan spons yang telah
terdeskripsikan, berdasarkan pembentuk rangkanya,
Porifera dapat dikelompokkan menjadi 4 atau tiga
kelas dan 12 ordo. Kelas-kelas tersebut adalah : 1)
Kelas Calcarea atau Calcispongia, 2) Kelas
Hexactinellida atau Hyalospongiae, 3) Kelas
Demospongiae, dan satu kelas lagi menurut beberapa
ahli, kelas Scleropspongiae (Kastawi, 2005).
1. Kelas Calcarea
Calcarea (dalam latin, calcare=kapur) atau
Calcispongiae (dalam latin, calci=kapur,
spongia=spons) memiliki rangka yang tersusun dari
kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna
pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet,
kendi, atau silinder. Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.
Struktur tubuh adayang memiliki saluran air askonoid,
sikonoid, atau leukonoid (Kastawi, 2005).

20 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Hewan spons anggota dari kelas Calcarea


memiliki spikula yang terbuat dari senyawa kalsium
carbonat, sehingga disebut juga dengan spons
kalkarea (spons kapur). Semua spikulanya berukuran
relatif sama dengan bentuk monaxon atau 3 sudut atau
4 sudut (triakson dan tetraxon) yang adanya secara
terpisah. Serabut-serabut spongin biasanya tidak ada.
Ada yang memiliki tipe saluran air mulai dari
askonoid dan leukonoid (Kastawi, 2005).
Kelas Calcarea adalah kelas spons yang
semuanya hidup di laut.menempel pada batu karang di
bawah batas air surut terendah.Spons ini mempunyai
struktur sederhana dibandingkan yang lainnya.
Calcarea banyak dijumpai di pantai Laut Atlantik
(Kastawi, 2005).
2. Kelas Hexactinellida
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa =
enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani,

21 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki


spikula yang tersusun dari silika. Ujung spikula
berjumlah enam seperti bintang. Porifera yang masuk
dalam kelas ini terkenal dengan nama bunga karang
gelas (Hyalospongiae). Tubuh Hexactinellida
kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga
atau mangkuk. Sponge kaca, spikul silikat, hexactinal,
tipe syconoid, bentuk tubuh silindris, datar atau
bertangkai, tinggi 90 cm, di laut pada kedalaman 90
cm samapai 5.000 m (Kastawi, 2005).
Hewan-hewan spons anggota dari kelas
Hexactinellida sering dikenal sebagai spons kaca.
Nama Hexactinellida diturunkan dari kenyataan
bahwa spikula-spikulanya bertipe triakson dengan 6
ujung. Serabut-serabut silika tampak seperti penyekat,
karenanya disebut spons kaca (Kastawi, 2005).
Hexactinellida adalah kelas dari anggota hewan
tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum

22 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Poifera. Golongan ini spikulanya tersusun dari zat


kersik.Reproduksi dari kelas ini belum diketahui
secara pasti, karena itu kita hanya dapat menjelaskan
reproduksi pada porifera secara umumnya.
Perkembangbiakan dilakukan baik secara aseksual
maupun seksual. Secara aseksual dengan
menghasilkan tunas yang disebut gamulle(gammules).
Tunas tersebut itu dapat lepas dan membentuk hewan
terpisah atau tetap menempel (Kastawi, 2005).
Hewan-hewan yang termasuk kelas ini hidup di
laut yang seringdisebut bunga karang gelas
(Hyalospongiae). Bunga karang gelas mempunyai
spikula-spikula yang tersusun menjadi 6 jari polong
(hexactine). Sponge kaca, spikul silikat, hexactinal,
tipe syconoid; bentuk tubuh silindris, datar atau
bertangkai; tinggi 90 cm; di laut pada kedalaman 90
cm samapai 5.000 m. Tubuh hewan itu dapat

23 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

mencapai hampir 1 m panjangnya. contoh :


Euplectella aspergillum (Kastawi, 2005).
Perkembangbiakan seksual, ovum yang telah
dibuahi oleh spermatozoid masih tetap tinggal di
dalam tubuh induknya. Setelah terjadi pembuahan,
maka zygot akan membelah diri berulang kali
membentuk larva berambur getar yang disebut
amphiblastula dan kemudian akan keluar dari tubuh
induknya melalui oskulum. Amphiblastula mencari
lingkungan yang dapat menjamin kebutuhan
hidupnya. Bila sudah ditemukan tempat yang sesuai,
maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek dan
tumbuh menjadi porifera baru (Kastawi, 2005).
Spons ini penyebarannya kosmopolit,
ditemukandisemua samudra dunia, meskipun
mereka sangat umum di perairan Antartika.
Hexactinellida umumnya hidup pada laut sampai
kedalaman 200-1000 m, bahkan kadang-kadang dapat

24 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

tertangkap (ditemukan) pada zona abisal (bagian laut


paling dalam). Dilaporkan pula ditemukan di laut
kepulauan Philipina. Bebebrapa spesies udang
(Spongicola venusta) , crustacea (chorilla) dan
isopoda (aega) dapat hidup secara komensial di dalam
spongocoel Euplectella (Kastawi, 2005).
3. Kelas Demospongiae
Kira-kira 90% dari semua spesies hewan spons
yang telah dideskripsikan termasuk dalam anggota
kelas Demospongiae. Penyebarannya ditemukan
mulai dari laut dangkal sampai laut dalam. Warna
tubuhnya cerah yang disebabkan oleh adanya granula-
granula pigmen warna di amebosit.Tipe spikula dari
spons Demospongiae sangat bervariasi, mulai dari
spikula silika, serabut spongin atau kombinasi
keduanya.Kecuali dari genus Oscarella yang unik
karena tidak memiliki spikula silika maupun serabut
sponging (Kastawi, 2005).

25 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Semua anggota Demospongiae saluran airnya


bertipe leukonoid dan berbentuk irregular. Beberapa
jenis ada yang berbentuk lembaran yang menempel
pada substrat (“encrusting”) seperti Chondrilla, ada
yang bercabang-cabang, ada yang berbentuk lembaran
seperti Phillospongia, ada yang berbentuk globe atau
seperti cangkir, contohnya Poterion, atau berbentuk
tubuler seperti Callispongia(Kastawi, 2005).
Di family dari kels Demospongia yang hidup di
air tawar. Family Spongillidae sebagian besar
anggotanya hidup di air tawar, khususnya di danau,
sungai atau kolam yang tidak keruh. Pola
pertumbuhannya berbentuk “encrusting”. Kadang-
kadang berwarna hijau karena berendosimbusih
dengan Zoochlorella. Bahkan pertumbuhan spons
dapat terhambat jika jumlah Zoochorella kurang dari
separuh. Contoh spesis yang hidup di air tawar antara
lain Spongilla lacustris, banyak ditempat yang banyak

26 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

cahaya, dan spongilla fragilis, umumnya menghindari


adanya cahaya matahari (Kastawi, 2005).
Family Spongidae terdiri atas spesis-spesis yang
terdapat di perairan tawar. Beberapa jenis diambil
sebagai spons untuk mandi. Skeleton biasanya terdiri
atas serabut spongin. Spongia dan hipospongia
merupakan dua generasi dari kelas Demospongia yang
memiliki nilai komersial (Kastawi, 2005).
Selain tiga kelas porifera yang telah disebutkan
didepan, ada beberapa ahli menambahkan satu kelas,
yakni kelas Sclerospongia. Anggota dari kelas ini
meliputi sebagian kecil hewan spons, yang biasanya
hidup di celah-celah atau goa terumbuh
karang(Kastawi, 2005).
Bentuk yang bervariasi tersebut mencerminkan
adaptasi Porifera terhadap keterbatasan ruang, substrat
dan arus air.Ada suatu sebutan sebutan spons
penggali, yang mampu mengebor substrat coral atau

27 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

cangkang Mollusca, seperti Clionalampa dan Cliona


celata (Kastawi, 2005).
Kelas Demospongiae adalahkelompok spons
yang terdominan di antara Porifera masa kini. Mereka
tersebarluas di alam, serta jumlah jenis maupun
organismenya sangat banyak. Merekasering berbentuk
masif dan berwarna cerah dengan sistem saluran yang
rumit,dihubungkan dengan kamar-kamar bercambuk
kecil yang bundar (Kastawi, 2005).
3.5 Sistem gerak dan rangka tubuh
Gerak pada porifera hampir tidak ada atau tidak
terlihat. Hewan dewasa hidup sebagai koloni yang
sesil atau menempel pada suatu substrat. Gerak yang
aktif hanya dilakukan pada saat masih larva. Sedikit
gerak pengkerutan tubuhnya karena bagian tepi
pinakosit yang dikontraksikan (Kastawi, 2005).
Rangka sebagai penyangga tubuh porifera
berupa kristal-kristal kecil seperti duri dan bintang

28 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

atau berupa anyaman serabut-serabut fiber dari bahan


protein/ spongin. Kerangka tubuh yang seperti ini
dapat disebut sebagai kerangka dalam atau
endoskeleton (Kastawi, 2005).
Jika ditinjau dari bahan pembentuk
kerangkanya, maka hewan-hewan Porifera ini dapat
dikelompokkan menjadi 3 golongan :
1. Porifera Lunak, yakni golongan Porifera yang
jenis kerangka tubuhnya tersusun dari bahan
Spongin (organis). Jika hewan telah mati tubuhnya
dapat digunakan sebagai alat pengggosok tubuh
pada waktu mandi, penggosok alat-alat rumah
tangga misalnya penghalusmeubelair dan lain-lain.
2. Porifera kapur, yakni golongan Porifera yang jenis
kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal kapur
atau CaCO3.

29 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

3. Porifera kaca, yakni golongan Porifera yang jenis


kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal silikat
H2Si3O7(Kastawi, 2005).
Kristal-kristal yang berbentuk sepeti duri,
bintang, matakail, jangkar dan lain-lain biasa disebut
spikula.Spikula merupakan hasil bentukan atau sekresi
dari sel-sel skleroblast. Berdasarkan bahan
pembentuk spikula maka skhleroblast dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yakni spongioblast (pembuat
kerangka dari bahan spongin), kalkoblast (pembuat
kerangka/spikula dari bahan kapur), dan silikoblast
(pembuat kerangka dari bahan silika). Kerangka yang
terbuat dari serabut spongin merupakan sekresi dari
sel-sel spongioblast. Baik skleroblast merupakan sel
khusus dari mesenkim. sklerobast yang merupakan
bentuk khusus dari sel mesenkim itu sebetulnya
derivat dari sel dermal epitelium (pinakosit) yang
masuk kedalam mesoglea dan menjadi atau

30 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

merupakan salah satu bentuk dari amoebosit(Kastawi,


2005).

Gambar 26. Bahan pembentuk Porifera(Kastawi,


2005).

Spikula-spikula yang bersifat monoakson


(spikula yang bersumbu satu), dibentuk oleh sebuah
skleroblast. Di dalam skleroblast tersebut mula-mula
terjadi seutas benang yang terbuat dari bahan organik,
kemudian disekitar benang itu didepositkan bahan-
bahan CaCO3. Seluruh bentukan itulah yang kemudian
menjadi spikula(Kastawi, 2005).
Setelah calon spikula terbentuk maka sel
skleroblast membelah diri menjadi dua, yang satu

31 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

disebut sel pembentuk atau “founder” sedang yang


lain disebut sel penebal atau “thickener”. Bila spikula
telah sempurna terberntuk, makas sel skhleroblast
akan meninggalkan spikula. Tetapi spikula-spikula
yang bersifat triakson, dibentuk oleh 3 sel skleroblast,
sedangkan spikula tetrakson dibentuk oleh empat sel
skleroblast. Bila calon spikula-spikula tersebut telah
terbentuk selanjutnya akan bertemu atau
bergandengan satu sama lain di ujung-ujung
cuatannya, berikutnya dilanjutkan dengan penebalan
(Kastawi, 2005).
3.6 Sistem Respirasi
Sebetulnya spons tidak mempunyai alat atau
organ pernapasan khusus, namun demikian mereka
dalam hal respirasi bersifat aerobik. Dalam hal ini
yang bertugas menagkap/mendifusikan oksigen yang
terlarut di dalam air mediannya bila di jajaran luar
adalah sel-sel epidermis (sel-sel pinakosit), sedangkan

32 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

pada jajaran dalam yang bertugas adalah sel-sel leher


(koanosit) selanjutnya oksigen yang telah berdifusi ke
dalam kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh
tubuh oleh amoebosit (Kastawi, 2005).
Berhubung hewan spons bersifat sesil artinya
tidak mengadakan perpindahan tempat sedangkan
hidupnya sepenuhnya tergantung akan kaya tidaknya
kandungan materal (oksigen, partikel makanan) dan
air yang merupakan mediannya, maka ketika Porifera
masih dalam fase larva yang sanggup mengadakan
pergerakan yaitu berenang-renang mengembara kian-
kemari dengan bulu-bulu getarnya, ia akan memilih
tempat yang strategis dalam arti yang kaya akan
kandungan material yang dibutuhkan untuk
kepentingan hidup (Kastawi, 2005).
Bila air yang merupakan media hidupnya
mengalami penyusutan kandungan oksigennya, maka
hal ini akan mempengaruhi kehidupan Porifera yang

33 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

bersangkutan, artinya tubuhnya juga akan mengalami


penyusutan sehingga menjadi kecil dan bila
kekurangan jatah oksigen sampai melampaui batas
toleransinya maka Porifera tersebut akan mati
(Kastawi, 2005).
3.7 Nutrisi dan Sistem Pencernaan
Hewan spons memakan partikel-partikel organik
dan mikroba yang sangat halus yang tersuspensi
dalam air. Bahan organik tersebut merupakan
lelapukan atau sisa-sisa tubuh organisme yang telah
mati. Diantara partikel halus yang dimakan tersebut
kira-kira 20 persennya berupa bakteri, dinoflagellata,
dan plankton-plankton halus. Dalam hal nutrisi hewan
Porifera bersifat holozoik maupun saprozoik. Partikel-
pertikel yang berukuran 5-50 µ dapat difagosit oleh
sel-sel pinakosit yang melapisi saluran masuk
(inhalant) (Kastawi, 2005).

34 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

Mekanisme pencernaan, distribusi, ingesti


nutrien tersebut adalah sebagai berikut: bila aliran air
yang membawa partikel-partikel makanan itu
melewati ruangan yang berasal dari leher, maka disitu
terjadi proses penyaringan, dimana mikrovili-
mikrovili sel leher akan bertindak sebagai filter
terhadap material yang terbawa oleh arus alirn air.
Selanjutnya partikel-partikel makanan yang dimaksud
akan di “ingest” (di caplok) atau di fagosit oleh sel
leher untuk dimasukkan kedalam lingkungan
internalnya yaitu di vakuola makanan (Kastawi,
2005).
Di dalam vakoula makanan partikel makanan
tersebut akan dicerna oleh enzim karbohidrase,
protase dan lipase. Semua di dalam vakuola makanan
bersifat asam tetapi bila proses pencernaan telah
berlangsung akan berubah menjadi basa. Sambil
mencerna pertikel makanan, vakuola makanan akan

35 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

mengadakan siklosis atau beredar dalam rangka


mengedarkan sari-sari makanan di dalam internal sel
leher itu sendiri (Kastawi, 2005).
Selanjutnya partikel makanan tersebut dari sel
leher ditransfer kedalam amoebosit yang berparkir
didekat sel leher.Oleh amoebosit ini partikel-partikel
makanan akan diedarkan keseluruh penjuru tubuh.
Partikel makanan yang belum mengalami proses
pencernaan secara tuntas ketika masih di dalam
vakuola makanan sel leher, di dalam amoebosit ini
proses pencernaan akan diselesaikan (Kastawi, 2005).
Dengan begitu proses pencernaan partikel
makanan seluruhnya berlangsung secara interseluler.
Sifat dari amoebosit adalah mobil, artinya senantiasa
mengembara di dalam kawasan mesoglea atau
mesenkim(Kastawi, 2005).
Proses pengedaran sari-sari makanan itu dapat
berlangsung secara difusi ataupun osmosis dari satu

36 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

sel ke sel yang lain. Dalam hal ini proses


difusi/osmosis tidak merupakan proses yang sukar
disebabkan letak sel makanan yang tidak dapat
dicernakan baik oleh sel leher maupun amoebosit
akan ditolak ke luar yang selanjutnya diikutkan aliran
air dan dibawa ke luar melalui oskulum(Kastawi,
2005).
3.8 Iritabilitas dan Sistem Koordinasi
Dalam hal menanggapi rangsang atau stimulus
dari lingkungannya, hewan Porifera, belum memiliki
organ khusus, seperti sistem syaraf yang lengkap pada
hewan tingkat tinggi. Masing-masing sel penyusun
tubuh porifera sanggup mengadakan reaksi terhadap
rangsangan yang mengenainya. Namun sifatnya masih
bersifat independen atau difus, artinya belum ada
kerjasama serta koordinasi antara sel satu dengan sel
yang lain. Koordinasi tergantung pada transmisi dari
materi pembawa dengan cara difusi dalam mesohil

37 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

dan dengan perantaraan sel-sel amoeboid(Kastawi,


2005).
Berhubung dengan keadaan tersebut, maka
dalam menanggapi rangsangan sifatnya adalah lokal
dan lambat artinya reaksi terhadap stimuli tidak
berlangsung secara menyeluruh. Sehubungan dengan
hal ini porifera belum mempunyai sistem susunan
syaraf, namun mereka telah mempunyai susunan
syaraf, namun mereka telah mempunyai kholensit dan
lofosit yang merupakan bentuk sel syaraf yang
primitif. sel-sel itu tersebar dikawasan mesoglea dan
menghubungkan antara koanosit dengan pinakosit
serta miosit,posisinya tersebar secara difus (Kastawi,
2005).
3.9 Sistem Reproduksi
Hewan Porifera dapat berkembang biak secara
seksual maupun secara aseksual. Perkembangbiakan
secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup

38 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

(“budding”) atau benih (“gemmulae”) kuncup itu


setelah mengalami pertumbuhan ada yang masih tetap
melekat pada tubuh induk, sehingga membentuk
semacam koloni atau rumpun, tetapi ada yang
memisahkan diri dengan tubuh induk (Kastawi, 2005).
Perkembangbiakan secara seksual, pada porifera
belum ditunjang oleh alat reproduksi/kelamin khusus,
baik ovum maupun spermatozoidnya berkembang dari
amoebosit khusus yang disebut arkheosit. Arkheosit
ini ditemukan didalam kawasan mesoglea (Kastawi,
2005).
Ada jenis porifera yang bersifat monosius
(hermaprodit/berumahsatu) ada yang bersifat diosius
(kelamin terpisah/berumah dua) bagi yang bersifat
hermaprodit perkawinannya dilakukan secara
perkawinan silang; artinya ovum porifera yang satu
dikawini oleh spermatozoid masih tetap tinggal
didalam tubuh induk, yaitu didalam kawasan

39 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

mesoglea atau mesenkim (pembuahan internal)


(Kastawi, 2005).
Setelah terjadi perkawinan, maka zygot akan
mengadakan proses pembelahan berulang kali
membentuk larva yang berambut getar yang disebut
amphiblastula (untuk golongan porifera calcereous)
atau parenchymula (untuk golongan porifera non-
calcereous) (Kastawi, 2005).
Amphiblastula ini kemudian akan keluar dari
dalam tubuh induknya melalui oskulum. Setelah
amphiblastula ini tiba di lingkungan eksternal dengan
rambut getarnya akan berenang-renang mencari
lingkungan hidup yang nantinya dapat menjamin
kebutuhan hidupnya (kaya akan kandungan oksigen
dan kaya akan zat-zat makanan yang diperlukan). Bila
telah menemukan tempat yang sesuai, maka ia lalu
melekatkan diri pada suatu objek/substrat keras

40 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

tertentu dan selanjutnya tubuh menjadi porifera baru


(Kastawi, 2005).
Pembentukan butir benih atau gemmulae, ini
juga merupakan cara perkembangbiakan, terutama
dilakukan oleh porifera air tawar. Butir gemmulae
dibentuk dari kumpulan arkheosit yang dilengkapi
dengan zat makanan yang kemudian dibungkus
dengan bahan yang tahan akan kondisi yang buruk
sehingga secara keseluruhan terjadi semacam
kista.Dalam bentuk kista semacam ini butir gummelae
sangat tahan terhadap kondisi alam sekitar yang
buruk,misalnya apabila habitat menjadi
kekeringan,kandungan oksigen pada air yang menjadi
medianya makin berkurang dan lain-lain (Kastawi,
2005).
Bila kolam dimana hewan spons itu hidup
menjadi kering dalam waktu yang lama, akan
menyebabkan kematian hewan spons. Walaupun

41 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

hewan sponsnya telah mati namun butir-butir


gemmulaenya tidak (Kastawi, 2005).
Bila hewan spons telah mati, butir-butir
gummelae yang ada didalamnya akan tersebar keluar
dari dalam tubuh induknya. Bila kondisi alam
sekitarnya menjadi normal kembali maka arkheosit
yang merupakan inti butir gemmulae itu akan keluar
dari dalam kista dan tumbuh menjadi hewan spora
baru (Kastawi, 2005).
2.10 Habitat dan Habitusnya Serta Aspek
Ekologinya
Hanya 150 spesies spons hidup di perairan
tawar, sedangkan sebagian besar, kira-kira 5000
spesies hidup di laut.Hewan spons umumnya hidup
menempel pada substrat dasar pantai yang berupa
bebatuan, cangkang, koral dari karang, potongan-
potongan kayu yang terendam, bahkan beberapa
spesies dapat hidup pada dasar berpasir yang halus

42 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

atau dasar yang berlumpur.Sebagian besar berhabitat


di laut dangkal tetapi beberapa kelompok, termasuk
spons kaca, hidup di laut alam (Kastawi, 2005).
Umumnya warga Porifera itu hidup di air laut,
yaitu tersebar atau terbentang dari sejak dari daerah
perairan pantai yang dangkal hingga daerah
kedalaman 3,5 mil. Anggota keluarga, yang hidup di
air tawar biasanya termasuk pada Familia
Spongilidae.Fase dewasanya bersifat sesil, artinya
menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan
perpindahan.Mereka mengikatkan diri pada suatu
obyek yang keras yang dipakai sebagai substratnya,
misalnya batu-batuan, kayu-kayu yang tenggelam di
dalam air dan ada juga yang melekat pada cangkang
hewan-hewan Mollusca (Kastawi, 2005).
Biasanya antara bagian tubuh utamanya dengan
bagian substratnya dihubungkan oleh bagian tangkai
atau pedenkula yang dibagian proksimalnya

43 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

mengaakan pelebaran sebagai bentuk cakram atau


kaki atau bentuk yang menyerupai akar.Bentuk
tubuhnya sangat bervariasi, yaitu ada yang
menyerupai kipas, vas bunga, batang, globular, genta,
terompet, dan gembor penyiraman tanaman (Kastawi,
2005).
Porifera sering membentuk suatu koloni, yang
biasanya tidak simetri (tidak teratur) artinya
percabangannya bersimpang siur, menyebar kesana
kemari sedemikian rupa sehingga menunjukkan kesan
bahwa porifera seperti tumbuh-tumbuhan. Warna
tubuh porifera juga bervariasi, ada yang berwarna
kelabu kusam, ada yang merah menyala, biru
cemerlang, hitam, putih mangkak, coklat, jingga,
violet, kuning.Bahkan ada juga yang berwarna
kehijau-hijauan(Kastawi, 2005).
Tentang warna hijau ini di samping warna asli
yang dimiliki Porifera yang bersangkutan, juga

44 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN
zoologi invertebrata Filum
Porifer
a 2020

diperkuat oleh warna hijau dari jenis ganggang


(Zoochlorellae) yang hidup bersama dengannya
(simbiosa).Warna pada Porifera diduga ada kaitannya
dengan perlindungan tubuh terhadap radiasi sinar juga
sebagai warna peringatan atau pertahanan diri
(Kastawi, 2005).
Spons adalah hewan penyaring makanan yang
menetap dan dapat hidup dengan baik pada arus air
kuat, karena aliran air tersebut menyediakan makanan
dan oksigen. Makanan yang diperoleh dalam bentuk
partikel jasad renik hidup atau mati, seperti bakteri,
mikroalga, zooplankton, fitoplankton, dan
detritus(Kastawi, 2005).

45 | N o v i y a n t i D u n g g i o

BIOSISTEMATIKA
HEWAN

Anda mungkin juga menyukai