Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
Setiap kegiatan tentu memiliki goals (tujuan) yang diharapkan begitu pula
dengan program belajar yang memiliki indikator tersendiri sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat mencapai tujuan. Sebagai pengajar, guru hendaknya menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan kemampuannya. Pengajar hendaknya mampu memotivasi murid
senantiasa belajar pada berbagai kesempatan. melalui kegiatan belajar ini diharapkan
dapat dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku
dalam diri siswa, juga menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa mencapai hasil
belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Proses
pembelajaran terjadi karena ada tujuan yang hendak dicapai
Saat ini agar proses belajar lebih terarah, kegiatan pengajaran dilengkapi
dengan perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran adalah komponen yang harus
disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran.
1. Prota (Program Tahunan) adalah Program tahunan adalah rencana penetapan
alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah
ditetapkan.
2. Promes (Program Semester) adalah Semester adalah satuan waktu yang
digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang
dilaksanakan untuk penyelenggaraan program pendidikan.
3. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat belajar
4. RPP merupakan singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang
berarti rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam Silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas
1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan
5. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan
pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran/
pembelajaran/pemelajaran yang sudah dibuat.
6. Hasil pembelajaran terukur merupakan hasil dari pelaksanaan pembelajaran
dalam waktu tertentu. Hasil pembelajaran dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk pelaksanaan pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
hingga penyusunan kurikulum
Sumber belajar adalah bahan belajar yang mencakup media belajar, alat peraga, alat
permainan untuk memberi informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak dan
orang dewasa yang berperan mendampingi anak dalam belajar. Sumber belajar juga
dapat berupa tulisan (tulisan tangan atau hasil cetak), gambar , foto, narasumber , benda
benda alamiah dan benda benda hasil budaya (Yunanto, 2004).
Sumber belajar adalah daya yang dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara
keseluruhan (Sudjana & Rifai, 2000)
Klasifikasi sumber belajar menurut Seels dan Richey dalam Jurnal Pembelajaran
Berbasis Pemanfaatan Sumber Belajar dibagi 6 yaitu :
1. Pesan
Informasi yang disampaikan oleh komponen yang lain, biasanya berupa ide, makna,
dan fakta. Berkaitan dengan konteks pembelajaran, pesan ini terkait dengan isi bidang
studi dan akan dikelola dan direkonstruksikan kembali oleh pembelajaran.
2. Orang
Orang tertentu yang terlibat dalam penyimpanan dan atau penyaluran pesan dalam
pembelajaran. Bentuk sumber belajarnya adalah tenaga pengajar.
3. Bahan
Kelompok alat yang sering disebut dengan perangkat lunak. Bahan ini berfungsi
menyimpan pesan sebelum disalurkan menggunakan alat yang telah dirancang. Bahan
yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dan Iain-
Iain yang dapat digunakan untuk sebagai sumber belajar.
4. Alat
Alat yang sering disebut sebagai perangkat keras. Alat ini dipergunakan untuk
mengeluarkan pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat juga merupakan benda-benda
yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk
menyajikan bahan pembelajaran. Sumber belajar tersebut, seperti komputer, OHP,
kamera, radio, televisi, film bingkai, tape recorder, dan VCD/DVD.
5. Teknik
6. Lingkungan
Menurut G. R. Morrison yang dikutip dalam jurnal (Supriadi, 2015) fungsi dari sumber
belajar ialah
melalui mempercepat laju belajar dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu
dengan sebijak mungkin, mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi,
sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar
murid/mahasiswa.
Yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk tujuan instruksional. Sumber belajar
jenis ini sering disebut sebagai bahan instruksional (Instructional materials). Contohnya
adalah bahan pengajaran terprogram, modul, transparansi untuk sajian tertentu, slide
PPT untuk sajian tertentu, guru bidang studi, film topik ajaran tertentu, komputer
instruksional, video rancangan dan sebagainya.
Yaitu sumber belajar yang telah ada untuk maksud non instruksional, tetapi dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kualitasnya setingkat dengan sumber belajar
jenis by design. Contohnya adalah taman safari, kebun raya, taman nasional, museum
bahari, kebun binatang, dan sebagainya.
a. Tujuan Umum
1) Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik
yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan, maupun sistem penilaian itu sendiri.
2) Untuk menghimpun data yang disajikan sebagai bukti mengenai tarap
kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan selama
jangka tertentu.
b. Tujuan Khusus
Menurut Chittenden (1994) yang dikutip dalam jurnal Konsep Dasar Evaluasi
Pembelajaran Sekolah Dasar Di SD Negeri Bencongan 1, yaitu:
Validitas adalah kesimpulan yang diperoleh dari tes yang dilakukan tepat dan
bermakna sesuai dengan tujuan penilaian yang diinginkan. Dengan kata lain tes yang
dibuat harus mampu mengukur aspek yang ingin diukur.
Prinsip tes yang baik keempat adalah keotentikan (authenticity), yaitu tingkat
kesejalanan antara ciri-ciri sebuah tes bahasa dengan fitur-fitur tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, bahan atau tugas yang diteskan harus
mencerminkan kenyataan yang akan dihadapi dalam kondisi nyata di lapangan. Agar
keotentikan meningkat, bahasa yang digunakan harus sealamiah mungkin, butir soal
yang dibuat harus kontekstual, topik yang dipilih harus menarik bagi siswa, butir soal
dikelompokan secara tematis, dan tugas yang diberikan harus merupakan tugas yang
banyak ditemukan dalam dunia nyata.
Selain peserta didik, pendidik juga harus mendapatkan evaluasi terkait dengan
pemahaman, keterampilan, metode pengajaran, dan cara melakukan peserta didik. Hal
ini sangat penting agar dalam proses pembelajaran yang dibutuhkan interaksi antara
dua pihak, yaitu peserta didik dan pendidik, terjadi integrasi mutualis-konstruktif yang
mampu memberikan kemajuan dalam proses transfer pengetahuan dan pengembangan
dunia pendidikan pada umumnya. Kompetensi yang dievaluasi, sebagai berikut :
a. Kompetensi Pendagogis. Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Dalam
pengertian lain, kompetensi pendagogik adalah kompetensi
pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari
kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan
kemampuan melakukan penilaian.
b. Kompetensi Kepribadian. Guru harus memiliki kepribadian yang baik
sehingga bisa memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya,
karena hakikat dalam prinsip pengajaran sebenarnya adalah pada
keteladanan.
c. Kompetensi Sosial. Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, kompetensi sosial adalah kemampuan guru
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orangtua/wali anak didik, dan masyarakat
sekitar.
d. Kompetensi Profesionalitas. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah
“kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
1) Tes.
2) Non Tes.
Non tes merupakan alat evaluasi yang dilakukan oleh guru secara
individual dengan cara observasi, wawancara, daftar cek atau kehadiran, sikap,
dan penilaian portofolio.
7. Studi Kasus
Kasus 1
Kasus:
Pak edi adalah seorang guru baru di sebuah SMA yang ada di kota jakarta, ia baru
lulus sebagai kuliah sebagai tenaga pendidik bidang akuntansi.
Pada saat awal pembelajaran baru dimulai pak edi menyusun seluruh rencana
pembelajaran yang dibutuhkan seperti RPP, Silabus, Prota dan lain-lain. Pak edi
mengerjakan itu semua dengan teliti dan sesuai dengan yang seharusnya dilakukan.
Pada saat hari pertama kelas pak edi lebih banyak ceramah ketimbang praktiknya
dan ditambah lagi pak edi tidak menerapkan sistem sesi tanya jawab, hal ini
berbeda dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusunnya. Selain itu, buku
yang digunakan dalam pembelajarannya tidak disediakan oleh sekolah dan jika
membeli pun harganya sangat mahal dan memberatkan siswa.
Pada saat hari pertama pembelajaran pak edi tidak menyampaikan kegiatan yang
akan dilakukannya selama dua semester dan langsung memulai pembelajaran,
sehingga hal ini membuat siswa cepat bosan.
Setelah pembelajaran berakhir pak edi mulai memikirkan jalan alternatif apa yang
harus dilakukannya selama proses pembelajaran.
Pertanyaan:
1. Kesalahan pertama pak edi dalam menyusun rencana pembelajaran!
2. Sebutkan peristiwa-peristiwa yang akhirnya menimbulkan permalahan
tersebut!
3. Menurut anda apa yang seharusnya pak edi lakukan selama pembelajaran?
Tuliskan langkah-langkahnya!
Kasus 2
Kasus:
Seorang guru telah mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang berdasarkan
pada High Order Thinking Skill (HOTS) , Agar peserta didik memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang
untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam
pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk membangun kreativitas dan
berpikir kritis. Akan tetapi guru tersebut mendapati peserta didik belum siap untuk
melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Pertanyaan:
Diskusikanlah dengan kelompok bagaimana sikap anda dalam mengatasi
permasalahn tersebut?
Kasus 3
Kasus:
Pa Pujo mengajar di kelas 3 SMKN 17 , suatu hari, pak Pujo masuk ke dalam lab
akuntansi bersama dengan para siswa , lalu pak Pujo meminta untuk menghidupkan
komputer masing masing siswa di lab tersebut. Setelah itu pak Pujo
menyampaikan bahwa hari ini akan mempelajari bagaimana cara pengoperasian
aplikasi Myob. Lalu dia meminta untuk setiap siwa untuk menginstall aplikasi
tersebut di komputer masing masing tanpa memberitahukan tutorial cara
menginstal nya, disaat ada salah satu siswa yang ingin bertanya terkait
pengoperasian install aplikasi tersebut, pak Pujo langsung memotong dan langsung
ingin memulai pembelajaran penggunaan aplikasi tersebut.
Setelah penjelasan selesai, pak Pujo langsung memberikan tugas baru untuk
mengerjakan transaksi jurnal baru , padahal hampir sebagian siswa baru saja bisa
menginstal aplikasi tersebut dan tertinggal tadi pada saat tutorial berlangsung. Lalu
ketika saat pengumpulan tugas hanya sebagian siswa yang bisa mengerjakan
sampai selesai. Dan akhirnya pak Pujo menjadi marah besar karena sebagian siswa
tidak mengumpulkan tugas yang dia berikan pada mereka. Pertanyaan:
Diskusikanlah dengan kelompok bagaimana sikap anda dalam mengatasi
permasalahan tersebut?
Pertanyaan:
1. Identifikasi peristiwa penting yang terjadi dalam kasus pembelajaran yang
dikelola pak Pujo yang dapat menimbulkan masalah
2. Apa yang seharusnya dilakukan pak Pujo untuk mengatasi gagalnya para siswa
mengumpulkan tugas yang diberikan? Susunlah rencana perbaikan melalui
evaluasi dalam interaksi pengelolaan belajar dan mengajar.
Kasus 4
Kasus:
Pak Arfan seorang guru akuntansi yang mengajar di SMKN 52. Suatu hari Pak
Arfan mengajar kelas 10 yang baru saja masuk bangku SMK dan belum mengerti
tentang Akuntansi. Pak Arfan langsung mengajar pembelajaran akuntansi seperti
biasa. Pengenalan apa itu Akuntansi dan kegunaannya. Lalu Pak arfan bercerita
tentang pengalamannya menjadi seorang auditor. Bagaimana audit di suatu
perusahaan. Tanpa melihat situasi kelas pak Arfan menganggap bahwa murid-
murid mengerti tentang auditing. Ada seorang murid yang bertanya apa itu
auditing?, Pak Arfan hanya menjelaskan sekilas tanpa menjelaskan lebih lanjut apa
hubungannya Auditing dengan Akuntansi.
Setelah pembelajaran berakhir Pak Arfan memberi tugas Penutupan Jurnal untuk
dikumpulkan minggu depan.
Pertanyaan:
1. Apa Kesalahan Pak Arfan dalam kegiatan mengajar tersebut?
2. Apakah menurutmu metode belajar&mengajar Pak Arfan sudah tepat?
3. Bagaimana cara Pak Arfan agar murid bisa mengerti apa yang dia jelaskan?
DAFTAR PUSTAKA
Magdalena, I., Mulyani, F., Fitriyani, N., & Delvia, A. H. (2020). KONSEP DASAR
Berbasis Google Form Selama Masa Pandemi Pada Peserta Didik SD/MI.
3 (1).
Sudjana, & Rifai, A. (2000). Pendidikan. In Sumber Belajar dan Alat Pelajaran.
Wahid, A., Keguruan, S. T., Pendidikan, I., & Pinrang, D. (n.d.). Volume V Nomor 2
Yunanto, S. J. (2004). Pendidikan. In Sumber Belajar Anak Cerdas (p. 67). Jakarta:
Grasindo.