Disusun Oleh:
Elsa rahmadi januastuti
4. Tanda-tanda Inpartu
a. Penipisan dan pembukaan serviks
b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit)
c. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina (APN, 2008)
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah : (Rustam Mochtar,
1998)
1) Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
His (kontraksi uterus)
Kontraksi otot-otot dinding perut
Kontraksi diafragma
Dan ligamentous action terutam ligamen rotundum
2) Faktor janin
3) Faktor jalan lahir
7. Pathway
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian (APN, 2008)
Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan,
kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan
klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan
yang sesuai. Tanyakan pada ibu :
Nama, umur, alamat
Gravida dan para
Hari pertama haid terakhir
Kapan bayi akan lahir (menurut tafsiran ibu)
Riwayat alergi obat-obatan tertentu
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sebelumnya
Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan, hipertensi, gangguan jantung,
berkemih, dll)
Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan pengelihatan, pusing atau nyeri
epigastrium bagian atas)
Di perineum
= 0/5 H IV
Pemeriksaan dalam (vagina atau rektal) untuk menilai pembukan serviks dalam
cm atau jari, turunnya kepala diukur menurut Hodge, ketuban sudah pecah atau
belum, menonjol atau tidak.
Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan urin untuk menilai kadar protein
dan gula, pemeriksaan darah untuk menilai kadar Hb dan golongan darah.
Rencana Keperawatan :
Lakukan pemeriksaan vagina awal ; ulangi bila pola kontraksi atau perilaku klien
menandakan kemajuan persalinan bermakna
(R/Pengulangan pemeriksaan vagina berperan dalam insiden infeksi saluran
asenden)
Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik dan tepat
(R/Menurunkan risiko yang memerlukan/menyebarkan agen)
Gunakan teknik aseptik selama pemeriksaan vagina
(R/Membantu mencegah pertumbuhan bakteri ; membatasi kontaminan dari
pencapaian ke vagina)
Berikan/anjurkan perawatan perineal setelah eliminasi ; setiap 4 jam dan sesuai
indikasi, ganti pembalut/linen bila basah
(R/Menurunkan insiden infeksi saluran asenden)
Pantau dan gambarkan karakter cairan amniotik
(R/Pada infeksi, cairan amniotik menjadi lebih kental dan kuning pekat dan bau kuat
dapat dideteksi)
Pantau suhu, nadi, pernapasan sesuai indikasi
(R/Dalam 4 jam setelah membran ruptur, insiden korioamnionitis meningkat secara
progresif sesuai waktu ditunjukkan dengan peningkatan tanda-tanda vital)
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai indikasi
(R/Mempertahankan hidrasi dan rasa umum terhadap kesejahteraan)
Kolaborasi pemberian antibiotik profilaktik IV jika diindikasikan
(R/ Antibiotik dapat melindungi perkembangan korioamnionitis pada klien berisiko)
3. Risiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan hipoksia jaringan/hiperkapneu
atau infeksi.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan tidak
terjadi cedera pada janin dengan kriteria evaluasi :
Menunjukkan DJJ dan variasi per denyut dalam batas normal.
Rencana Keperawatan :
Lakukan manuver Leopold untuk menentukan posisi janin, berbaring dan presentasi
(R/Berbaring tranversal atau presentasi bokong memerlukan kelahiran sesaria)
Dapatkan data dasar DJJ secara manual atau elektronik, pantau dengan sering,
perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodik pada respons terhadap kontraksi
uterus
(R/DJJ harus direntang dari 120 sampai 160 dpm dengan variasi rata-rata,
percepatan dalam respons terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi
uterus)
Catat kemajuan persalinan
(R/Persalinan lama/disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat
menimbulkan masalah kelelahan ibu, stres berat, infeksi dan hemoragi karena
atonia/ruptur uterus)
Catat DJJ bila ketuban pecah, kemudian setiap 15 menit x 3.
(R/Perubahan pada tekanan cairan amniotik dengan ruptur dan atau variasi deselerasi
DJJ setelah robek, dapat menunjukkan kompresi tali pusat, yang menurunkan
transfer oksigen ke janin)
Posisikan klien pada posisi miring kiri
(R/Meningkatkan perfusi plasenta ; mencegah sindrom hipotensif terlentang)
Kolaborasi pemberian oksigen
(R/Meningkatkan oksigen ibu yang tersedia untuk ambilan fetal)