Anda di halaman 1dari 10

Contoh Skala dan Bobot Compensable Factors

Nilai yang Sebanding


Faktor-Faktor Pengukur Bobot (%)
(equivalent point)
I. Ketrampilan
35% 350
A. Teknis
12% 120
B. Manajerial
15% 150
C. Interpersonal
8% 80

II. Upaya 30% 300


A. Mental 14% 140
B. Fisik 8% 80
C. Tekanan Waktu 8% 80

35% 350
III. Tanggung Jawab
15% 150
A. Hasil Kerja
10% 100
B. Aset
10% 100
C. Bawahan
TOTAL 100 % 1000

* Nilai yang Sebanding (equivalent point), adalah nilai maksimum yang bisa didapatkan pada masing-masing faktor dan sub faktor.

1
FAKTOR : KETRAMPILAN
SUB FAKTOR : TEKNIS
DEFINISI : Sub faktor ini berhubungan dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
secara memuaskan melalui berbagai jenis tingkat-tingkat pendidikan formal, pelatihan, maupun pengalaman yang berhubungan
dengan pekerjaan.

Persyaratan Pengalaman Kerja

Persyaratan Pendidikan Lebih dari 16


0 – 2 tahun 3 – 5 tahun 6 – 10 tahun 11 – 15 tahun
tahun
a. Pekerjaan memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang tidak
terlalu kompleks, bisa dilakukan oleh lulusan sekolah 13 27 40 53 67
menengah pertama/SMP.
b. Pekerjaan memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang secara
normal dapat diperoleh melalui pendidikan sekolah 27 40 53 67 80
menengah atas.
c. Pekerjaan memerlukan pengetahuan mengenai konsep dan
dasar-dasar bidang teknikal dengan spesialisasi tertentu,
yang secara normal bisa diperoleh dari pendidikan akademi, 40 53 67 80 93
sekolah tinggi, kursus kejuruan, atau training ketrampilan
dasar.
d. Memerlukan tingkat profesionalisme dan pengetahuan yang
mendalam untuk suatu bidang khusus tertentu, pekerjaan
melibatkan penerapan yang intensif dari berbagai metode
53 67 80 93 107
dan pendekatan. Secara normal pengetahuan diperoleh
melalui pendidikan tingkat sarjana/S1, dan melalui training
bersertifikat tingkat lanjut.
e. Memerlukan tingkat profesionalisme, pengetahuan yang
mendalam, dan kemampuan dalam bidang manajemen yang
luas dari berbagai bidang atau fungsi. Pekerjaan melibatkan
penerapan yang intensif dari berbagai metode atau 67 80 93 107 120
pendekatan yang berguna dalam analisis dan pemecahan
masalah. Secara normal pengetahuan diperoleh melalui
pendidikan sarjana/S1.

2
FAKTOR : KETRAMPILAN
SUB FAKTOR : MANAJERIAL
DEFINISI : Sub faktor ini berhubungan dengan perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, pengarahan, dan pengendalian yang diperlukan
dalam pengelolaan proses-proses operasional dalam perusahaan, yang diukur dalam dimensi ruang lingkup tanggung jawab dan
kompleksitas dari aktifitas-aktifitas yang dikelola.

Kompleksitas Aktifitas

Sederhana, terstandar, Menyangkut perencanaan Menyangkut Menyangkut


menyangkut pekerjaan jangka pendek perencanaan jangka perencanaan jangka
Ruang LingkupTanggung Jawab harian (day to day perusahaan (bulanan & menengah perusahaan panjang perusahaan
activities) semi annually) (annually) (tahunan, lima
tahunan)
a. Pekerjaan memerlukan perencanaan dan pengorganisasian
yang minimal, terbatas pada pekerjaan sendiri atau dalam
19 38 56 75
koordinasi dengan pekerjaan lain yang secara langsung
mempengaruhi pekerjaan sendiri.
b. Merencanakan dan mengkoordinir pekerjaan dalam suatu
unit kerja, atau seksi; melibatkan keahlian manajemen dasar 38 56 75 94
dan administrasi pada aktifitas-aktifitas unit tertentu.
c. Merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengarahkan pekerjaan dalam suatu departemen
(gabungan dari beberapa unit kerja) tertentu, atau suatu
56 75 94 113
bidang teknikal tertentu; melibatkan kemampuan
manajemen/ administrasi dari beberapa bidang atau aktifitas
yang saling terkait.
d. Merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengarahkan pekerjaan dalam suatu Divisi (gabungan dari 75 94 113 131
beberapa departemen)
e. Merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan pekerjaan dari beberapa divisi dalam 94 113 131 150
perusahaan.

3
FAKTOR : KETRAMPILAN
SUB FAKTOR : INTERPERSONAL
DEFINISI : Sub faktor ini mengukur ketrampilan-ketrampilan utama yang diperlukan dalam melakukan hubungan dan transaksi/perjanjian dengan
orang/pihak-pihak lain baik di dalam (contoh: departemen, divisi, bagian, seksi) maupun di luar perusahaan (contoh: penyalur, pelanggan,
pemasok, pemerintah). Hubungan ini bertingkat dari hanya berupa pemberian data/fakta/informasi kepada orang lain, sampai dengan usaha
mempengaruhi atau memotivasi orang lain untuk mencapai kesepakatan atau keputusan bersama.

Sifat Hubungan

Hubungan dengan pihak- Hubungan dengan pihak- Hubungan dengan pihak- Hubungan dengan
pihak lain, baik dari luar pihak lain, baik dari luar pihak lain, baik dari luar pihak-pihak lain, baik
unit kerjanya maupun dari unit kerjanya maupun dari unit kerjanya maupun dari luar unit kerjanya
Tingkat/Derajat
luar perusahaan, luar perusahaan, dari luar perusahaan, maupun dari luar
tergolong rendah tergolong sedang tergolong tinggi perusahaan,
tergolong sangat
tinggi
Menyangkut penyampaian dan penerimaan informasi yang
a.
mudah diperoleh, memerlukan diskusi atau penjelasan yang
11 23 34 46
minimal seperti untuk hal-hal yang berhubungan dengan
proses pekerjaan rutin
b. Menyangkut pemberian penjelasan atau alasan mengenai
suatu informasi kepada orang lain untuk mendapatkan
23 34 46 57
pemahaman, dan melakukan tindakan yang sesuai.

c. Memerlukan kemampuan untuk menjamin terjadinya


kerjasama atau kesepakatan didalam pelaksanaan suatu
tindakan. Memerlukan kemampuan diplomasi yang baik. 34 46 57 69
Pekerjaan menyangkut interaksi dengan pihak-pihak lain
untuk mengintegrasikan fakta-fakta dan informasi.
d.
Memerlukan kemampuan yang tinggi dalam diplomasi dengan
tujuan untuk memberikan pengaruh, menyakinkan, atau
46 57 69 80
memotivasi orang lain untuk mencapai kesepakatan bersama.

4
FAKTOR : UPAYA
SUB FAKTOR : PIKIRAN/MENTAL
DEFINISI : Sub faktor ini mengukur tingkat upaya mental, analisa, dan proses pemikiran kreatif yang diperlukan untuk memecahkan masalah
yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas dengan mempertimbangkan pula seberapa banyak petunjuk yang diterima, dan
dihubungkan dengan posisi yang dipegang.

Pedoman/Petunjuk yang Diterima


Supervisi langsung Supervisi tidak langsung Supervisi umum Supervisi advisory
Melaksanakan pekerjaan Tersedia prosedur, Tersedia kebijakan Hanya tersedia
berdasarkan pedoman dan contoh- perusahaan secara tujuan, visi, misi
arahan/petunjuk/ instruksi contoh. Meminta arahan umum, dengan beberapa perusahaan dan
atasan Atasan jika ditemukan kebebasan untuk wewenang yang
Kompleksitas Pemecahan Masalah
penyimpangan dari proses melakukan intepretasi; dimiliki secara umum.
yang biasanya/normal Untuk kasus-kasus
dengan pengecualian,
diserahkan kepada
atasan
a. Tugas-tugas terstandard dan terus berulang. Masalah yang
muncul bersifat rutin, sudah ada contoh-contoh 20 40 60 80
penyelesaiannya.
b. Tugas-tugas bervariasi dan tidak terstandard, namun tidak
terlalu kompleks. Memerlukan aplikasi dari prosedur standard
yang sudah ada dan metode-metode untuk penyelesaian
40 60 80 100
masalah-masalah yang sifatnya tidak rutin kemunculannya.
Diperlukan inisiatif dan kreatifitas dalam melakukan analisis
situasi yang tidak biasa terjadi.
c. Tugas-tugas bervariasi dan kompleks. Muncul masalah-
masalah yang terus berubah, dengan faktor-faktor yang sulit
(complicated). Memerlukan analisis yang kritis dan intensif, 60 80 100 120
pendekatan evaluasi yang teknis, dan melakukan judgement
terhadap alternatif yang ada.
d. Tugas-tugas sangat bervariasi dan kompleks, serta bisa
menggunakan pendekatan atau metode yang berbeda-beda.
Analisis rumit dan tingkat kemampuan berpikir dengan
originalitas dan independensi yang tinggi, diperlukan untuk 80 100 120 140
mengatasi masalah yang sangat sulit. Karena faktor-faktor
yang complicated, dimungkinkan untuk membuat judgement
dalam memecahkan masalah.

5
FAKTOR : UPAYA
SUB FAKTOR : FISIK
DEFINISI : Sub faktor ini mengukur tingkat dan keberlangsungan penggunaan upaya manual/fisik yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari secara normal. Sub faktor ini juga mengukur tingkat dan frekuensi terjadinya kontak dengan elemen-elemen
yang tidak aman/nyaman, dan resiko yang dapat membahayakan kesehatan/ keselamatan/menyebabkan kecelakaan meskipun
sudah ada peringatan/ tindakan pencegahannya.

Upaya Fisik
Aktifitas kerja dicirikan dengan Pekerjaan memerlukan Aktifitas pekerjaan
pekerjaan-pekerjaan yang aktifitas-aktifitas yang memerlukan upaya
sifatnya ringan, dengan sedikit memerlukan upaya fisik agak fisik/tenaga yang sangat
Kondisi Lingkungan/Tempat Kerja upaya fisik, seperti kegiatan berat, seperti berjalan besar
duduk, berdiri, berjalan, dan/atau berdiri selama
membungkuk, dan/atau pelaksanaan pekerjaan
mengangkat benda ringan
a. Ruangan kerja/kantor yang nyaman. Kemungkinan
terjadi bahaya/gangguan atas kesehatan, kecelakaan,
16 32 48
dan element-element berbahaya kecil.

b. Lingkungan kerja kurang nyaman, dengan


kemungkinan yang lebih sering untuk munculnya debu
yang berlebih, panas, kebisingan, sirkulasi udara yang
kurang baik, atau temperatur yang naik turun. Ada 32 48 64
kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan yang
menyebabkan luka ringan.

c. Secara konstan lingkungan kerja adalah tidak


nyaman, dan berbahaya bagi kesehatan dan bisa
menyebabkan terjadinya kecelakaan, yang
48 64 80
kemungkinan bisa menyebabkan luka berat, cacat
tetap, atau bahkan kematian.

6
FAKTOR : UPAYA
SUB FAKTOR : TEKANAN WAKTU
DEFINISI : Sub faktor ini menyangkut keadaan-keadaan terbatas yang dihadapi oleh karyawan dalam proses penyelesaian pekerjaan. Sub
faktor ini mempertimbangkan volume/beban pekerjaan dan banyak sedikitnya waktu yang disediakan untuk penyelesaian
pekerjaan.

Tekanan Waktu/Deadline

Waktu yang Waktu yang Waktu yang diberikan untuk


diberikan/disediakan untuk diberikan/disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan
penyelesaian pekerjaan banyak, penyelesaian pekerjaan cukup sedikit/sempit, dan tidak
dan masih dimungkinkan adanya banyak, dan tidak dimungkinkan adanya
Beban Kerja
fleksibilitas mengenai batas dimungkinkan adanya fleksibilitas mengenai batas
akhir penyelesaian pekerjaan. fleksibilitas mengenai batas akhir penyelesaian
akhir penyelesaian pekerjaan. pekerjaan.

a. Hanya melakukan pekerjaan rutin yang telah


ditentukan atasan. 16 32 48

b. Jenis pekerjaan yang dilakukan dapat bervariasi, tidak


32 48 64
hanya terfokus pada satu tugas saja.

c. Jenis pekerjaan yang dilakukan sangat bervariasi. 48 64 80

7
FAKTOR : TANGGUNG JAWAB
SUB FAKTOR : HASIL KERJA
DEFINISI : Sub faktor ini menyangkut tingkat pertanggung jawaban atas hasil akhir dan kemungkinan keuntungan/kerugian perusahaan yang
dihasilkan dari kegiatan/ keputusan yang dibuat oleh pemegang jabatan sesuai dengan wewenang yang dimilikinya.

Dampak Keputusan/Tindakan yang Diambil

Dampak kecil, tidak Berdampak secara Berdampak secara Berdampak bagi


mengganggu jalannya langsung terhadap langsung terhadap seluruh perusahaan;
proses kerja, tidak aspek operasional aspek operasional mempengaruhi
Sifat Keputusan signifikan tingkat unit/seksi kerja pada tingkat suatu reputasi dan
mempengaruhi departemen/suatu profitabilitas
keuntungan /kerugian projek tertentu perusahaan
perusahaan
a. Minimal pertanggung jawaban, lebih pada pekerjaan-
pekerjaan sendiri. Semua keputusan/tindakan diperiksa
25 50 75 100
oleh atasan.

b. Pembuatan keputusan yang bersifat rekomendasi


dengan memberikan alternatif-alternatif solusi bagi
50 75 100 125
pemegang wewenang yang lebih tinggi.

c. Bertanggung jawab penuh atas keputusan-keputusan


akhir yang dibuat, dalam area yang menjadi tanggung
75 100 125 150
jawabnya.

8
FAKTOR : TANGGUNG JAWAB
SUB FAKTOR : ASET PERUSAHAAN
DEFINISI : Sub faktor ini mempertimbangkan tingkat tanggung jawab untuk mencegah kerugian yang dapat terjadi akibat kelalaian atau
kesalahan yang dilakukan oleh pemegang jabatan. Kegagalan pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya kerugian secara financial
perusahaan

Point
Nilai Moneter Aset-Aset

a. Kemungkinan kerugian dibawah Rp 10 juta 20

b. Kemungkinan kerugian Rp 10 juta s/d Rp 50 juta 40

Kemungkinan kerugian diatas Rp 50 juta s/d Rp 100


c. 60
juta

Kemungkinan kerugian diatas Rp 100 juta s/d Rp 500


d. 80
juta

e. Kemungkinan kerugian diatas Rp 500 juta 100

9
FAKTOR : TANGGUNG JAWAB
SUB FAKTOR : SUPERVISI TERHADAP BAWAHAN
DEFINISI : Sub faktor ini memiliki dua dimensi, dimensi pertama mengenai jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan bawahan, dan sejauh
mana pekerjaan mereka dikontrol dan diawasi. Dimensi kedua adalah banyaknya orang yang disupervisi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan bawahan tidak langsung adalah karyawan yang berada paling sedikit dua level
dibawah pemegang jabatan dan diawasi oleh anak buah langsung pemegang jabatan

Jumlah Bawahan Langsung dan Tidak Langsung

Kompleksitas Supervisi
0-2 3 - 10 11 -20 21 - 30 > 30

a. Tidak melakukan supervisi. 12.5 25 37.5 50 62.5

b. Melakukan supervisi pada para bawahan yang relatif


sama jenis tugasnya. 25 37.5 50 62.5 75

c. Melakukan supervisi pada para bawahan yang


masing-masing memiliki jenis tugas yang relative
37.5 50 62.5 75 87.5
berbeda namun masih saling berkaitan

d. Melakukan supervisi pada para bawahan yang


memiliki jenis tugas yang berbeda-beda dan bersifat
50 62.5 75 87.5 100
kompleks hubungannya.

Dengan menggunakan matrik penilaian inilah masing-masing pekerjaan dievaluasi, ditentukan nilai yang paling sesuai, dengan mempertimbangkan
dimensi-dimensi penilaian yang ada.

10

Anda mungkin juga menyukai