Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
 

1.1 Latar Belakang

 Manusia tidak bisa lepas dari komunikasi karena tidak ada kegiatan yang dilakukan
manusia tanpa berkomunikasi, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Dalam
berkomunikasi, selain dengan lisan, manusia juga menggunakan media-media pendukung,
seperti alat komunikasi. Pada masyarakat pedesaan dimana sebagian besar mereka adalah
masyarakat tradisional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana efektif saling
berinteraksi. Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama masyarakat dan
menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar warga masyarakat, bahkan dari generasi ke
generasi. Media ini dikenal sebagai alat komunikasi tradisional atau sering disebut media
rakyat. Media rakyat dapat berbentuk nyayian rakyat, tarian rakyat, musik instrumental rakyat
maupun drama rakyat (teater). Seiring dengan perkembangan zaman alat komunikasi pun
mengalami perubahan. Di zaman modern ini, dikenal sebagai media komunikasi massa yang
berbentuk alat komunikasi modern. Hadirnya alat komunikasi modern ini, semakin
menggeser efektivitas media rakyat secara perlahan-lahan.

 1.2 Tujuan

1. Menganalisis keefektifan dan pergeseran peran alat komunikasi tradisional di zaman


modern

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran peran tersebut

1
BAB II
MEDIA TRADISIONAL

2.1. Pengertian Media Tradisional

Gambar 1. Media tradisional dongeng

Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia yang
merupakan bagian dari kebudayaan lisan di Indonesia. Di berbagai daerah di Indonesia,
media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi
kebudayaan yang ada di daerah-daerah. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma’bulo
sibatang (kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu). Disamping itu, boleh juga
ditunjukkan sebuah instrumen tradisional seperti kentongan yang masih banyak digunakan di
jawa. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang
mengandung makna yang berbeda, seperti adanya kematian, kecelakaan, kebakaran,
pencurian dan sebagainya, kepada seluruh warga masyarakat desa, jika ia dibunyikan dengan
irama-irama tertentu.

Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertiam yang
lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubungan ini
coseteng dan nomenzo (dalam jahi,1988) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk-
bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh
mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan dengan maksud menghibur, menjelaskan,
mengajar, dan mendidik.

2
2.2. Ragam Media Tradisional

Gambar 2. Media Tradisional Folklor

Nurudin (2004) mengatakan bahwa membicarakan media tradisional tidak bisa


dipisahkan dari seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita
rakyat dengan memakai media tradisional. media tradisional sering disebut sebagai bentuk
folklor. Bentuk-bentuk folklor tersebut :
a. Cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng)
Cerita prosa rakyat dapat dibedakan menjadi mite, legenda, dongeng. Kadang-
kadang antara cerita tersebut sangat sulit dibedakan karena dalam legenda pun adakalanya
muncul tokoh-tokoh yang tidak nyata, atau sebaliknya legenda bisa dianggap sebagai
dongeng biasa. Cerita prosa rakyat bersifat anonim artinya tidak diketahui siapa pencipta atau
pengarangnya sehingga pengubahan cerita dari cerita asalnya sering terjadi. Karena sifatnya
yang anonim inilah maka masyarakat yang mengembangkannya dianggap sebagai pemilik
dari cerita tersebut.
b. Ungkapan rakyat (petitih, pepatah)
Ungkapan rakyat ada peribahasa dan pepatah. Pepatah berasal dari papatah yang
merupakan “pahatan kata norma” atau “patokan hukum adat” sumber lain berpendapat bahwa
pepatah adalah “kata pematah lawan bicara”. Petitih berasal dari bahasa sansekerta petitis
yang artinya bentuk ungkapan ini bermaksud untuk memfokuskan ide pada pepatah, sehingga
pepatah itu tepat sasarannya. Unsur petitih ini dapat berupa kata, frasa, ataupun klausa.

3
c. Puisi rakyat
Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang biasanya terjadi dari beberapa deret
kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata,
lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan
tradisional, pertanyaan tradisional.
d. Nyanyian rakyat
salah satu bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu nyanyian rakyat lebih
luas dan cepat beredar di kalangan masyarakat karena banyak digemari baik oleh kalangan
bawah maupun atas.
e. Teater rakyat
Arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak,
misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog band dan sebagainya.
f. Alat pengingat
Contohnya seperti pakaian tradisional, alat-alat musik tradisional, peralatan dan
senjata yang khas tradisional dan arsitektur bangunan rumah yang tradisional.

2.3. Fungsi Media Tradisional


1. Sebagai sistem proyeksi
Folklor menjadi proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata, atau sebagai alat
pemuasan impian (wish fulfilment). Contohnya adalah cerita bawang merah dan bawang
putih. Cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan
sabar akan mendapat imbalan yang layak.
2. Sebagai alat pendidik
Contohnya adalah cerita bawang merah dan bawang putih. Cerita ini mendidik
masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan
yang layak.
3. Sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat
dipatuhi.

4
Media tradisional ini bersifat egaliter, sehingga dapat menyalurkan pesan-pesan
kerakyatan dengan lebih baik dari pada surat kabar yang bersifat elit, film, radio, dan televisi
yang ada sekarang ini.

Sifat-sifat umum media tradisional ini, antara lain mudah diterima, relavan dengan
budaya yang ada, menghibur, menggunakan bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi,
fleksibel, memiliki kemampuan untuk mengulangi pesan yang dibawanya, komunikasi dua
arah. Disssanayake (dalam jahi,1988) menambahkan bahwa media tradisional menggunakan
ungkapan-ungkapan dan simbol-simbol yang mudah dipahami oleh rakyat, dan mencapai
sebagian dari populasi yang berbeda di luar jangkauan pengaruh media massa, dan yang
menuntut partisipasi aktif dalam proses komunikasi.

2.4. Contoh Media Tradisional


1. Tarian Rakyat
Tari rakyat atau tari tradisional adalah tarian yang tumbuh di kalangan rakyat,
ragam tarian rakyat tumbuh menurut letak geografis, seperti daerah pegunungan,
dan pesisir pantai, hal ini yang membedakan bentuk dan dinamika teriannya.

Gambar 3. Media Tradisional Tarian dan Folklor

5
2. Drama Rakyat
Drama rakyat: drama tradisi: drama yang hidup dan berkembang dalam masyarakat,
biasanya belum tersentuh pengaruh drama modern dari barat. Misalnya ranjai.

Gambar 4. Media Tradisional Drama

6
3. Dongeng Rakyat
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah
nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna
hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan
dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi.

Gambar 5. Media Tradisional Dongeng

7
BAB III

 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

 Komunikasi zaman dahulu dengan menggunakan media tradisional telah tersita oleh

hadirnya media komunikasi modern atau media komunikasi massa. Sekarang ini media

komunikasi tradisional masih dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia khusunya

kesenian rakyat. Namun, media komunikasi tersebut sudah mengalami banyak perubahan

karena tidak lagi dimunculkan dengan apa adanya, tetapi sudah masuk ke media (televisi)

dengan penyesuaian. Alat komunikasi tradisional (media rakyat) pun mengalami pasang surut

atau pergeseran peran dalam hal ini. Faktor hadirnya komunikasi modern tersebut merupakan

salah satu penyebabnya.

Namun, peran alat komunikasi tradisional di Indonesia tetap tidak tergantikan, hal ini

dibuktikan dengan masih efektifnya alat komunikasi seperti kentongan atau disebut juga

kulkul, tahuri, bedug, dan daun lontar untuk penyampaian pesan dalam berkomunikasi.

Kehadiran media komunikasi modern tidak sepenuhnya menyurutkan efektivitas dan peran

media rakyat karena media rakyat merupakan bagian yang melekat dalam budaya masyarakat

kita.

 3.2 Saran

Masyarakat Indonesia perlu memperhatikan media komunikasi tradisional khusunya alat

komunikasi tradisional. Walaupun sekarang ini media komunikasi modern telah mendunia, namun

efektivitas alat komunikasi tradisional masih tetap harus dipertahankan karena hal tersebut sudah

menjadi bagian dari budaya kita yang harus terus dilestarikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hendrayana.2009. sejarah 1 : sekolah menengah atas dan medrasah aliyah


Jilid 1 kelas x. Pusat perbukuan, departemen pendidikan nasional.jakarta.

http://www.wartabahasa.com//2016/12/puisi-rakyat-contoh-dan-ciri-
cirinya.html?m=1

http://kebutuhanprimer.blogspot.co.id/2013/09/ungkapan-rakyat-atau-
pribahasa.html?m=1

http://www.budhii.web.id/2016/04/cerita-prosa-rakyat.html?m=1

https://brainly.co.id/tugas/4041062

http://seputarsenibudaya.blogspot.com/2016/01/pengertian-fungsi-dan-
bentuk-teater.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tari rakyat

Anda mungkin juga menyukai