Anda di halaman 1dari 38

Peranan Metode Discovery Learning Dalam Meningkatkan Proses

Belajar Mengajar Siswa Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XII MIPA 5


di SMAN 7 Kota Kediri

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas

MAGANG 3

Dosen Pembimbing Lapangan

Drs. Irfan Burhani, M.Psi.

Disusun oleh
MUGHITS ALWI
NIM : 932214318

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KEDIRI

2022

LEMBAR PERSETUJUAN
Pembuatan Laporan Pelaksanaan Mengajar di SMAN 7 Kota Kediri ini telah disetujui

oleh guru pamong pada:

Hari : Senin

Tanggal : 21 Februari 2022

Kediri, 21 Februari 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAN 7 Kota Kediri Guru Pamong

Drs. Mohamad Tohir, M.Pd.I Ana Dwi Sulistyowati, S.Pd


NIP. 19631122 198803 1 005 NIP. 19750303 200604 2 031

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMAN 7 KOTA KEDIRI INI


TELAH DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Hari : Senin
Tanggal : 21 Februari 2022

Kediri, 21 Februari 2022


Dosen Pembimbing,

Drs. Irfan Burhani, M.Psi.


NIP. 19661220 199103 1 002

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................

ABSTRAK ..................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................

C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................

D. Manfaat Penelitian............................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................................

KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................

HIPOTESIS TINDAKAN........................................................................................................

BAB III.........................................................................................................................................

METODE PENELITIAN.............................................................................................................

A. Setting Penelitian..............................................................................................................

B. Subyek Penelitian..............................................................................................................

C. Rencana Tindakan.............................................................................................................

D. Jenis dan Sumber Data......................................................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data................................................................................................

F. Teknik Analisis Data.........................................................................................................

BAB IV........................................................................................................................................

HASIL PENELITIAN..................................................................................................................

A. Siklus I..............................................................................................................................
B. Siklus II.............................................................................................................................

C. Diskusi Hasil Penelitian....................................................................................................

BAB V..........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran..............................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ABSTRAK

Alwi, Mughits. 2022. “Peranan Metode Discovery Learning Dalam Meningkatkan


Proses Belajar Mengajar Siswa Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XII MIPA 5 di SMAN 7
Kota Kediri”. Laporan tindakan kelas (PTK)- Magang 3, Tarbiyah, Prodi Tadris Bahasa
Inggris. Institute Agama Islam Negeri Kediri, Pembimbing Drs. Irfan Burhani, M.Psi.

Kata Kunci : Peranan, Model Discovery Learning, Bahasa Inggris


Laporan ini dibuat untuk mendeskripsikan tentang peranan metode discovery
learning dalam meningkatkan proses belajar mengajar siswa pelajaran bahasa inggris
kelas xii mipa 5 di sman 7 kota kediri, yakni strategi peneliti dalam proses pembelajaran
teks ulasan (Review Text) dengan mengunakan metode discovery learning dan prestasi
siswa dalam peningkatan proses belajar mengajar siswa pelajaran bahasa inggris.
Subject dari penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA 5 SMAN 7 Kota Kediri. Kelas
ini terdiri atas 32 siswa.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris materi
Review Text melalui peranan model pembelajaran discovery learning. Jenis penelitian
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data dari penelitian dikumpulkan melalui
pengamatan dan test dari masing-masing siklus. Penelitian ini berlangsung selama dua
siklus dan sebelumnya dilakukan tahap pra siklus. Tindakan dikatakan berhasil apabila
hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75 melebihi 80% (25
siswa). Analisis data hasil belajar bahasa inggris materi review text menunjukan adanya
peningkatan dari masing-masing tahapan siklus, dimana pada pra siklus dengan
pendekatan kontekstual, diketahui data siswa dengan hasil belajar rendah dan tidak
memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 8 orang, siswa dengan hasil belajar
sedang dan berada pada kriteria ketuntasan minimal sebanyak 6 orang, dan siswa
dengan hasil belajar tinggi dan melebihi pada kriteria ketuntasan minimal sebanyak 18
orang. Kemudian pada siklus I, keseluruhan siswa mendapatkan hasil belajar tinggi dan
melebihi kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan pada siklus II, siswa dengan hasil
belajar sedang dan berada pada kriteria ketuntasan minimal sebanyak 7 orang, dan siswa
dengan hasil belajar tinggi dan melebihi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 25 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan model pembelajaran discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar bahasa inggris materi review text siswa kelas
XII MIPA 5 SMAN 7 Kota Kediri.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penelitian tindakan kelas (PTK) ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umatnya menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT yakni Ad-dinul Islam.

Dengan niat yang tulus ikhlas dan tujuan yang baik, semoga penyusunan laporan
penelitian tindakan kelas (PTK) ini bisa dijadikan rujukan dalam proses belajar
mengajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

Selain itu, kami haturkan terima kasih kepada Bapak Drs. Mohamad Tohir,
M.Pd.I, selaku kepala sekolah SMAN 7 Kota Kediri dan Ibu Ana Dwi Sulistyowati,
S.Pd. Guru yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan Magang 3 di SMAN 7
Kota Kediri. Segala bimbingan dalam proses pengajaran, teori kependidikan serta segala
hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan Magang 3 ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, maka segala kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat kami
harapkan. Akhirnya teriring doa dan harapan semoga laporan pelaksanaan mengajar ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Amin!!!

Kediri, 21 Februari 2022

Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam pendidikan merupakan suatu
kemampuan yang menjadikan manusia lebih baik dalam kehidupannya.Seperti
yang diungkapkan oleh Maslelis (2013:1) bahwa “Pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan
kemampuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memegang peranan penting
dalam membina manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta
manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap segala hal, sehingga
dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang sangat penting
dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia”.
Dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional No.20 tahun 2003
pasal 3, menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa terhadaptuhan yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Merujuk pada undang-undang di atas jelas, bahwa peran dan fungsi guru
berpengaruh terhadap pelaksanan pendidikan di sekolah. Lebih lanjut
Sukmadinata (2004:50) mengemukakan bahwa, keberhasilan pendidikan bukan
saja ditentukan oleh ketepatan pemilihan model desain kurikulum, tetapi juga
oleh kelengkapan kualitas dan ketetapan penggunaan sumber daya pendidikan.
Diantara sumber daya pendidikan tersebut yang memegang peranan kunci
adalah guru. Karena guru dapat mengoptimalkan pelaksanaan rancangan
kurikulum, baik dalam pencapaian target (materi) maupun proses
pembelajaran.Maka kegiatan belajar yang dapat dilaksanakan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik diharapkan dapat bergaiarah, lebih aktif
dan kreatif, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dalam hal ini juga
pendidik berupaya untuk meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Maka dari itu pendidik diharuskan mempunyai metode yang
sangat kreatif dan menarik siswa.Hal ini yang coba diterapkan dalam sekolah
MTs Nurul Islam Kota Kediri dimana para siswa dirasa kurang adanya
ketertarikan dalam pembelajaran terutama bahasa inggris.Karena memang
bahasa inggris sendiri bukan asli bahasa kita sehingga siswa mengalami
kesulitan baik dalam berbicara maupun mendengarkan. Jika dilihat dari sisi lain
bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang harus dipelajari oleh
seluruh manusia untuk berkomunikasi.
Hal inilah yang kiranya menarik peneliti untuk melakukan sebuah
penelitian yang berjudul: “peranan metode Discovery Learning dalam
meningkatkan proses belajar mengajar siswa pelajaran bahasa inggris kelas XII
MIPA 5”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah padapenelitian
ini adalah:
1. Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa inggris kelas XII MIPA 5 ?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada pelajaran
bahasa inggris kelas XII MIPA 5?
3. Apa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Discovery Learning terhadap
pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa inggris kelas XII MIPA 5 ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa inggris kelas XII MIPA 5.
2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada
pelajaran bahasa inggris kelas XII MIPA 5.
3. Untuk mengetahui ada atu tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran
Discovery Learning terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa
inggris kelas XII MIPA 5.

D. Manfaat
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
keterampilan dan proses-proses kognitif
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidikidan
berhasil.
4. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
5. Membantu siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
6. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan
bekerjasama dengan yang lainnya.
7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
8. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
10. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Discovery Learning


1. Pengertian Discovery Learning
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme. Model ini menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Discovery
Learning merupakan pembelajaran berdasarkan penemuan (inquiry-based),
konstruktivis dan teori bagaimana belajar.Model pembelajaran yang diberikan
kepada siswa memiliki skenario pembelajaran untuk memecahkan masalah yang
nyata dan mendorong mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri.Dalam
memecahkan masalah mereka; karena ini bersifat konstruktivis, para siswa
menggunakan pengalaman mereka terdahulu dalam memecahkan
masalah.Kegiatan mereka lakukan dengan berinteraksi untuk menggali,
mempertanyakan selama bereksperimen dengan teknik trial and error.
Model Discovery Learningadalah memahami konsep, arti, dan hubungan,
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpula
(Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps
andprinciples in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219 dalam
Depdikbud 2014).
2. Konsep Discovery Learning
Sesungguhnya metode Discovery Learningmerupakan pembentukan
kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya
generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam
Discovery, bahwa Discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih
sering disebut sistem-sistem coding.
Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima
unsur, dan siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua
unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif
maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4)
Rentangan karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43).
Bruner menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua kegiatan
mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula.
Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan
contoh-contoh (obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan
menggunakan dasar kriteria tertentu.

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap


yang ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan
symbolic.
 Tahap enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya
untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
 Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal.
 Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasangagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di
kelas:
1. Langkah Persiapan
Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah
sebagai berikut:
 Menentukan tujuan pembelajaran.
 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya).
 Memilih materi pelajaran.
 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery
Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.Di samping itu
guru dapat memulai kegiatan KBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan.
Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan
teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.
Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi
stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi
dapat tercapai.
2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).(Syah 2004:244), sedangkan menurut permasalahan yang
dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan yang diajukan.Memberikan kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi,
merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa
untuk menemukan suatu masalah.
3. Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244).Pada tahap
ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi,
dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah
dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil
bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan caratertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi
yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi
tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244).Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil
pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas
makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalamanpengalaman itu.

C. Konsep belajar dan mengajar


Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal
itu kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar. Hal ini kiranya mudah
dipahami, karena bila ada yang belajar sudah pasti tentunya ada yang
mengajarnya ,dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang
belajar. kalau sudah terjadi suatu proses saling berintraksi, antara yang mengajar
dengan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara
sengaja atau tidak sengaja, masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi
guru walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga
melakukan belajar.
Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses
belajar mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari.
Dari proses belajar mengajari ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya
disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar.
Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan
dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.
D. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Review Text dan Analisis Review Text
E. Hubungan antara model Discovery Learning, proses belajar dan mata pelajaran
Bahasa Inggris.
Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris terdapat beberapa permasalahan dimana
para pesertadidik tidak konsentrasi dalam belajar Bahasa Inggris sehingga kurangnya
pemahaman disetiap pesertadidik oleh karena itu dengan menggunakan model
Discovery Learning dalam proses pembelajaran diharapkan mampu meningkatan
proses pemahaman siswa dalam belajar.
F. PenelitianTerdahulu
Judul: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Reading-
Concept Map untuk Meningkatan Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa
Dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan bahasa inggris
semester 1 tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 32 orang. Data hasil belajar
mahasiswa dikumpulkan menggunakan tes dan kontrak belajar. Kemandirian belajar
mahasiswa dan tanggapan mahasiswa dikumpulkan dengan angket kuisioner. Data
dianalisis secara deskriptif. Persentase ketuntasan mengalami peningkatan dari 74%
menjadi 85% dan nilai ketuntasan hasil belajar klasikal yaitu 75 menjadi 88. Rata-
rata skor aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan kriteria baik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan kemandirian
belajar mahasiswa setelah melalui Discovery Learning Berbasis Reading-Concept
Map.
G. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini telah adanya pengaruh positif dalam upaya
memperbaiki proses pembelajaran yang bertujuan untuk memberi pemahaman pada
pembelajaran pada pembelajaran bahasa Inggris dalam pendekatan metode Discovery
Learning
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 7 Kota Kediri. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas XII MIPA 5 yang berjumlah sebanyak 32 anak, dengan 13
siswa dan 19 siswi. Sedangkan obyek penelitian ini adalah strategi pembelajaran
Discovery Learning yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa
pada materi bahasa inggris, khususnya untuk nilai-nilai tertentu. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2022 yang dilakukan dengan 6 kali
pertemuan di kelas. Sekolahan SMAN 7 Kota Kediri.
2. Alasan
Peneliti memilih penelitian tindakan kelas di kelas XII MIPA 5 SMAN 7
Kota Kediri dengan pertimbangan yaitu masih kurangnya pemahaman dan
ketertarikan peserta didik terkait tentang pembelajaran Bahasa Inggris. Maka dari
itu, peneliti memutuskan untuk melakukan suatu penelitian terkait pemahaman
peserta didik di sekolah tersebut.
B. Prosedur Penelitian
1. Model Penelitian Tindakan Kelas yang Digunakan
Dalam penelitian tindakan kelas di Kelas XII MIPA 5 SMAN 7 Kota
Kediri ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas Ebbut.
Dimana dalam penelitian model ini banyak komponen, salah satunya yang
terkenal adalah survei.
2. Bagan Model PenelitianTindakan Kelas Ebbut

Ide Umum

Survei

Rencana
Keseluruhan

Tindakan 1
Jika Salah, Revisi
rencana
keseluruhan

Gambar model PTK menurut Ebbut yang disederhanakan sendiri.

3. Rincian Aktifitas Penelitian


Ide Umum: Menentukan ide atau gagasan yang akan kita gunakan pada saat
mendidik peserta didik. Misalnya membuat pembelajaran yang menyenangkan.

Survei: Kegiatan ini kita lakukan dengan melihat bagaimana suasana


peserta didik saat berada di kelas.

Rencana Keseluruhan: Menyiapkan rencana-rencana yang akan kita


lakukan pada saat mendidik peserta didik.

Tindakan 1: Kegiatan merupakan bentuk aksi atau tindakan langsung yang


sebelumnya sudah kita rencanakan pada saat di dalam kelas bersama peserta
didik.

Monitoring & survei : Melihat dan menilai apakah pada saat terjadinya
proses tindakan peserta didik dapat memahami dan mengikuti intruksi dari
seorang pendidik. jika sudah berhasil maka dilanjutkan siklus berikutnya, atau jika
terjadi kesalahan dapat dimulai lagi dengan mngubah rencana secara keseluruhan,
lalu selanjutnya pelaksanaan tindakan 2.
C. Teknik pengumpulan data
Pada teknik ini mengumpulan data melalui aktifitas guru, aktifitas siswa dan
bisa juga dengan menyebar lembar angket. Aktifitas guru dan siswa di lihat dari
rancangan kegiatan guru dan siswa yang cocokkan dengan pelaksanaannya pada saat
di kelas.
D. Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan beberapa terknik maka kita analisis dengan rumus :
AG: AG terlaksana dan AS: AS terlaksana Ket: AG ( Aktifitas Guru )

AG keseluruhan AS keseluruhan AS ( Aktifitas Siswa )

E. Lembar Penelitian
Keberhasilan adalah hasil yang didapat sesuai dengan usaha dan perkiraan.
Maka dari itu dapat kita katakan bahwa proses kegiatan belajar mengajar antara guru
dan siswa termasuk baik dilihat dari pesentase keberhasilan kegiatan guru dan siswa.
Berikut ini adalah tabel indikator baik atau tidaknya keberhasilan yang ingin dicapai
antara tabel Assessment ditambah dengan lembar kerja guru serta siswa
Presentase Kriteria

≥76 - 100% Sangat Baik

51 - 75% Baik

26 - 50% Kurang Baik

F. Personel Kegiatan
Anggota: Mughits Alwi
Latar belakang saya adalah Seorang mahasiswa untuk menyelesaikan salah satu
tugas laporan magang 3. Dimana saya bertugas sebagai observer penelitian yang
melihat bagaimana pembelajaran di dalam kelas dengan terjun langsung di kelas
dengan mengajar.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada tanggal 03 Februari 2022 saya melaksanakan penelitian dengan terjun


langsung dikelas. Dalam proses perencanaan saya membuat model pembelajaran yang
menyenangkan dimana saya membuat pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. Selanjutnya adalah proses pembelajaran dimulai dengan metode
mengamati, dimana guru mengamati tentang keadaan kelas dan siswa, dilanjutkan guru
akan menstimulasi siswa dan mengkorelasikan materi yang akan diajarkan.

Prosedure selanjutnya guru menanya mengenai materi dalam maksud guru ingin
menggali seberapa jauh informasi (materi) yang siswa ketahui. Dimana di proses ini
siswa dibebaskan untuk menggali atau mencari informasi dibeberapa sumber seperti di
internet atau di dalam buku-buku. Sehingga para siswa akan aktif dalam mencari
informasinya.

Setelah siswa mencari informasi mengenai materi guru akan mengajak siswa
untuk mengidentifikasi masalah dengan metode mengaplikasikan, di procedure ini siswa
dibagi menjadi 6 kelompok dan perkelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang kelompok.
Alasannya adalah agar para siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran. Oleh karena
itu dibagi beberapa kelompok. Proses selanjutnya para siswa diberikan contoh dahulu
cara mengidentifikasi sebuah masalah dan selajutnya mereka diberikan waktu sekitar 30
menit untuk berdiskusi dengan teman groupnya.

Setelah para siswa diberikan waktu 30 menit, guru memberikan intruksi untuk
mencatat atau menulis bagian-bagian terpenting dalam fase ini disebut pengumpulan
data setelah itu para siswa diajak untuk menalarnya. Sehingga disini akan tercipta
fikiran yang kritis dalam penalaran sebuah masalah (materi). Dan setelah itu para siswa
diberikan intruksi untuk mengolah data yang sudah mereka kumpulkan. Data-data yang
sudah dikumpulkan akan dijadikan bahan untuk pemecahan sebuah masalah. Di fase ini
para siswa dituntut untuk lebih aktif.

Langkah selanjutnya setelah pengumpulan data dan pengolahan data para siswa
harus menyertakan source atau pembuktian yang related dengan hasil pengolahan data.

**
Setiap opini dari siswa harus didukung oleh trusted source atau sumber yang terpecaya
dan harus disertakan didalam tulisanya. Setelah semua group melewati fase-fase diatas
selanjutnya fase terkahir adalah generalisasi atau menarik kesimpulan.Seluruh group
harus menulis hasil atau kesimpulan yang telah mereka telaah dari pengolahan data. Di
terakhir ini pergrup akan menyampaikan hasil dari diskusinya satu sama lain. Sehingga
disini tercipta hasil asli dari siswa.

Dari hasil pembelajaran di atas menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran ini metode Discovery Learning
dapat membuat siswa semangat lagi dalam pembelajaran, karena memang sebelummya
menggunakan metode teacher center. Hal ini karena siswa aktif dalam pembelajaran
dengan bebas mengexplore informasi, sehingga dengan adanya metode tersebut
membuat siswa dapat fokus lagi dalam pembelajaran serta dapat memahami materi yang
sudah disampaikan oleh guru.

Pada proses pengamatan pelaksanaan kegiatan guru yaitu ketika guru melakukan
pembelajaran bersama peserta didik. Sedangkan pengamatan siswa yaitu respon dari
peserta didik pada saat guru menerangkan materi pembelajaran. Pada hasil pengamatan
guru yang dimulai dari masuk kelas salam pembukaan sampai dengan salam penutupan
untuk mengakhiri pembelajaran di kelas, bisa dikatakan baik karena memang kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh guru sama dengan rpp yang sudah dibuatnya meskipun
tidak semua bila dilihat dengan sekilas.

Sedangkan pada hasil pengamatan aktiftas siswa yaitu sangat baik, karena
memang pada saaat guru menyampaikan materi dengan metode teacher center, banyak
siswa yang ngantuk, ngobrol sama temannya, hal ini juga dilihat secara sekilas untuk
rinciannya bisa dilihat di selanjutnya. Hasil nilai evaluasi yang diambil juga dengan
membentuk kelompok lalu kami beri beberapa soal untuk dijawab dimana soal ini
memerhatikan beberapa aspek keaktifan siswa yaitu keaktifan, berfikir bersama dengan
kelompok, kejujuran dan kemampuan berkomunikasi, yang kriteria keberhasilan
penilaiannya terdiri atas 3 kategori yaitu:

No Pesentase Kriteria

**
1 76 -100 % Sangat Baik

2 51 - 75% Baik

3 25 - 50% Kurang Baik

Dari beberapa indikator penilaian yang diterapkan dalam soal diperoleh hasil
sebagai berikut:

Indikator Skor

Keaktifan 15

Berpikir bersama Kelompok 25

Kejujuran 25

Kemampuan Berkomunikasi 15

Melihat tabel diatas terdapat hasil yang didapat dari evaluasi pembelajaran
kepada siswa yang diperoleh nilai sebesar 80 dari 100 , maka jika dipersenkan
menjadi 80%. Jika kita melihat kriteria keberhasilan penilaian ini termasuk pada
nilai sangat baik.

Di sisi lain pada hasil dari aktifitas siswa yang dilihat dari lembar aktifitas siswa
yang dilakukan oleh observer memperoleh hasil :

Aktifitas guru:

AG: AG terlaksana dan Ket: AG ( Aktifitas Guru )

AG keseluruhan

10
=

12
= 0,83

**
Dari hasil aktifitas guru yang sudah dihitung dengan rumus diatas
memperoleh nilai sebesar 0,83 jika kita persenkan maka seperti ini 12-2=10 X
10 = 100 dipersenkan menjadi 100%. Sedangkan 10 – 2 = 8 X 10 = 80
dipersenkan menjadi 80%. Maka hasil dari aktifitas guru sebesar 80%. Jika kita
melihat kritria penilaian ini termasuk sangat baik.

Sedangkan dalam lembar penelian siswa yang dilakukan oleh observer sebagai
berikut:

AG: AS terlaksana dan Ket: AS ( Aktifitas Siswa )

AS keseluruhan

10
=

12

= 0,83

Dari hasil aktifitas siswa yang sudah dihitung dengan rumus diatas
memperoleh nilai sebesar 0,83 jika kita persenkan maka seperti ini 12-2=10 X
10 = 100 dipersenkan menjadi 100%. Sedangkan 10 – 2 = 8 X 10 = 80
dipersenkan menjadi 80%. Maka hasil dari aktifitas siswa sebesar 80%. Jika kita
melihat kritria penilaian ini termasuk sangat baik.

Dari hasil yang diperoleh mulai dari hasil evaluasi siswa, hasil lembar aktifitas
guru dan hasil aktifitas siswa dapat di simpulkan sangat baik, dimana rata-rata
hasilnya yaitu 80%. Jika kita melihat aktifitas guru dan aktifitas siswa diperoleh
hasil yang sama karena memang dua hal tersebut terjadi beriringan ketika terjadi
pembelajaran didalam kelas.

**
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang kami lakukan pada SMAN 7 Kota Kediri.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA 5 yang berjumlah sebanyak 32
anak, dengan 13 siswa dan siswi 19 pada mata pelajaran bahasa inggris dengan
metode Discovery Learning mendapatkan hasil yang cukup baik yaitu sekitar 80%
melihat dari rata-rata aktifitas siswa ditambah dengan aktifitas guru dan lembar
penelian siswa.
B. Saran
Saran dari kami sebagai peneliti yaitu metode Discovery Learning ini memiliki
kekurangan yaitu membutuhk analokasi waktu yang banyak, dan membosankan jika
tidak mengemas metode ini dengan baik. Maka cara mengatasinya harus bisa
mengatur waktu dengan baik dan dapat mengemas metode ini dengan baik misal
dengan soal tanya jawab atau sebagainya.

**
Daftar Pustaka
Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria:
Deakin University.
Medianty, S.U., Amrul Bahar, Elvinawati., (2018). “Penerapan Model Discovery
Learning Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kota
Bengkulu”, Alotrop.Vol.1. hal.58-65.

Medianty1, Bahar2. A , Elvinawati. (2018) “Penerapan Model Discovery Learning


Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Ipa 1 Sman”. Jurnal Pendidikan
dan Ilmu Kimi.Vol. 1.Hal.58-65.
Nur’aeni , R.S., Asep Kurnia Jayadinata , Ani Nur Aeni, Penerapan., (2017).
“Model Pembe-lajaran Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Energi Bunyi”, Jurnal Pena Ilmiah.Vol.1. hal.611-620.
Purnomo, B.H., (2011). “Metode dan Teknik Pe-ngumpulan Data Dalam Penelitian
Tin-dakan Kelas (Classroom Action Research)”, Pengembangan
Pendidikan.Vol.1. hal.251-256.
Purwanto.(2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Ridwan, M, H. (2015). “Model Pembelajaran Discovery Learning”.Journal
Pendidikan.Vol. 05.

Suprihatin, S., (2015). “Upaya Guru Dalam Me-ningkatkan Motivasi Belajar


Siswa”, Jurnal Promosi: Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro. Vol.1.
hal.73-82.
Uno, Hamzah B. (2014). “MenjadiPeneliti PTK yang Profesional”.Jakarta :Bumi
Aksara. ISBN 978 – 602 – 217 – 046 – 4.
Williams, Kaylene.C. Five key ingredients for improving student
motivation:California State University, Stanislaus.Research in Higher
Education Journal. 1-23.
Wulandari. Y, Ismi, Sunarto dkk. (2015). “Implementasi Model Discovery
LearningDengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan

**
Berfikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi
Iis I Sma Negeri 6 Surakarta”.Journal Pendidikan.Vol 02.
Vera, Irawan Windiatmojo. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Biologi Diinjau Dari Gaya
Belajar Siswa SMA Negeri 5 Surakarta.Surakarta: UNS.
Zemke, S.C., Elger, D. & Beller, J. 2004.Tailoring cooperative learning events for
engineering classes. Proceeding of the 2004 American society for
engineering education annual conference & exposition:American Society
for Engineering Education.
Zusho, A., Pintrich, P. R., and Coppalo, B. 2003. Skill and will: The role of
motivation and cognition in the learning of college chemistry. International
Journal of Science Education, 25 (9), 1081-1094.

**
LAMPIRAN

A. LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU

Model Aspek Pelaksanaan


No Aktifitas Guru Pemberian Keaktifan
Ya Tidak
Hadiah Siswa

1 Guru membuka pembelajaran dengan - -


salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh
khusyu’.

2 Guru mengecek peserta didik dengan - -


mengisi daftar hadir siswa.

3 Guru menanyakan materi sebelumnya menyampaikan Kesiapan siswa


(apersepsi) kompetensi mengikuti
yang ingin pembelajaran
dicapai

4 Guru memerikan ice breaking untuk


mempersiapkan fisik dan psikis siswa

5 Guru menjelaskan materi Review Teks Perhatian pada


saat guru
memberikan
penjelasan

6 Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi Keaktifan


terkait materi secara kelompok setiap individu
dalam
berdiskusi

7 Guru menugaskan salah satu siswa untuk Keaktifan


mempresentasikan yang di buat di depan setiap individu

**
kelas, dalam
mempresentasi
kan hasil

8 Guru memberikan refleksi kegiatan Kesimpulan


pembelajaran
-

9 Guru memberikan penguatan dan - -


kesimpulan materi

10. Guru memberikan tugas mandiri secara - -


individu

11 Guru memberikan sedikit gambaran - -


mengenai materi yang akan dipelajari
pada pertemuan yang akan datang

12 Guru menutup pelajaran dengan kegiatan - -


berdo’a bersama dan dilanjutkan salam

Penilaian Aktifitas Guru:

∑ AG Terlaksana / ∑ AG X 100%

B. LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

PELAKSANAAN
NO AKTIFITAS SISWA
YA TIDAK

1 Siswa menjawab salam

**
2 Siswa berdoa sebelum pelajaran dimulai

3 Siswa mengangkat tangan saat diabsen

4 Siswa memperhatikan Guru memberikan penjelasan tentang


materi yang akan dibahas pada setiap pertemuan dalam kegiatan
pembelajaran

5 Siswa mendengarkan guru menerangkan materi tentang Review


Text dan Analisis Review Text

6 Siswa membuat Review Text dan Analisis Review Text sesuai


dengan kemampuan siswa masing-masing individu,

7 Siswa mempresentasikan hasil di depan kelas

8 Siswa secara bergiliran atau acak menyampaikan hasil diskusi

9 Siswa mendengarkan menjelaskan kembali materi yang sekiranya


belum dipahami,

10 Siswa mendengarkan guru menyimpulkan hasil belajar

11 Siswa berdo’a bersama-sama

12 Siswa menjawab salam

Penilaian Aktifitas Siswa :

∑ AS Terlaksana / ∑ AS X 100%

**
C. PENILAIAN

NO ASPEK KEAKTIFAN DESKRIPSI SKOR


SISWA MAKSIMAL

1. Kesiapan siswa mengikuti Persiapan siswa sebelum pembelajaran 25


pembelajaran dimulai

2. Keaktifan siswa dalam Sikap Aktif ketika di tunjuk guru 25


pembelajaran menjelaskan

3. Kekreatifan siswa dalam Kekreatifan siswa dalam membuat Review 25


membuat Review Text dan Text dan Analisis Review Text
Analisis Review Text

4. Perhatian pada saat guru Sikap siswa memperhatikan penjelasan guru 25


memberikan penjelasan

Lembar penilaian diperinci disesuaikan dengan kebutuhan penilaian

NO ASPEK DESKRIPSI SKOR


KEAKTIFAN
SISWA

1. Kesiapan siswa Siswa tenang dan menyiapkan buku dan alat tulis yang 25
mengikuti diperlukan
pembelajaran
Siswa tenang tetapi belum menyiapkan alat tulis 20

Siswa masih beramain dan bercerita sama teman lain 15

Siswa masih diluar kelas saat pelajaran akan dimulai 10

2. Keaktifan siswa Aktif menjawab tanpa di tunjuk 25


dalam
Aktif ketika di tunjuk guru menjelaskan 20
pembelajaran
Diam menunggu diajak/ disuruh teman/ guru 15

**
Acuh/diam saja walaupun disuruh guru 10

3. Kekreatifan siswa Kekreatifan Dalam membuat Review Text dan Analisis 25


dalam membuat Review Text
Review Text dan
Membuat Review Text dan Analisis Review Text sesuai 20
Analisis Review
dengan buku pedoman
Text
Membuat Review Text dan Analisis Review Text 15
dengan asal-asalan

Tidak membuat Review Text dan Analisis Review Text 10


dengan benar

4. Perhatian pada Memperhatikan penjelasan guru, tidak berbicara dengan 25


saatguru teman sekelas
memberikan
Memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan 20
penjelasan
teman sekelas

Sesekali memperhatikan dan memperhatikan kalau 15


ditegur guru

Acuh/berbicara sendiri 10

**
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS XI
POST TEST SIKLUS 1

POST TEST
REVIEW TEXT

Name :

Class :

Choose the correct answer !

Read the text carefully and then choose the right answer!
This text is for questions 1 to 5. Review:

The Iron Lady By Avijit Ghosh The early 1980s were difficult times in Britain.
Those were hard times when Margaret Thatcher became the country’s first woman
prime minister in 1979. By the time she quit in 1990, the Russians had fondly dubbed
her The Iron Lady and Britain had changed irrevocably.
Much of the drama and trauma that the nation underwent during her tenure in the
1980s is glossed over by the director Phyllida Lloyd’s venture in this movie. The movie
merely skims the surface of all that Britain underwent; instead it chooses to focus on the
personality of Thatcher. There is no complexity or counterpoint on other.
Luckily director Lloyd has Meryl Streep in the protagonist part. Streep’s
magnetic performance makes up for the script’s shallowness. Streep and her long-
standing makeup man J. Roy Helland earned Oscar for their work in the film. They
almost make us believe, as if we are watching the real Thatcher in action.
Streep not only captures the walk, the gait, the voice and the diction of the
former British Prime Minister, but also the changes in Thatcher’s personality that comes
with her growing confidence in the job. The early hesitancy is replaced with authority
and arrogance. The sharp physical contrast between Thatcher as Prime Minister and the
frail, faltering Thatcher of later years, who keeps talking to her dead husband, is
stunning.
As a movie, The Iron Lady would have been dumped in the category of less-
than-satisfying biopic. But Streep and Helland have not only ensured that the movie
engages the regular viewer. They have also made it a ‘must-watch’ in every acting
workshop.
1. What is the purpose of the text?

**
A. To recount the life of Margaret Thatcher.
B. To describe the condition of Britain in 1980s.
C. To evaluate the movie entitled The iron Lady.
D. To explain the process of filming the history of Britain
E. To entertain the readers with the story about British woman Prime Minister
2. These are the people involving in the movie production and the award which are
mentioned in the text, except ….
A. Oscar C. Phyllida Lloyd E. Margaret Thatcher
B. Mery Streep D. J. Roy Helland
3. What does paragraph 4 tell us about?
A. The interpretative recount of the movie.
B. The perfect actions of Streep as the Prime Minister.
C. The venture of Lloyd to gloss over the trauma in Britain in 1980s.
D. The acts doing by Margaret Thatcher during her tenure.
E. The viewer’s opinion about the makeup man.
4. Which statement is NOT TRUE based on the text?
A. Meryl Streep plays as the protagonist character.
B. The movie focuses on the personality of Meryl Streep.
C. Streep and Helland earned Oscar for their work in the film.
D. The movie viewers will, as if, watch the real Prime Minister in action.
E. Margaret Thatcher had been dubbed as The Iron Lady by the Russians.
5. After reading the text, we conclude that the movie is….
A. Boring C. engaging E. less satisfying
B. Ordinary D. not satisfying

This text is for questions 6 to 10.

The 7 Professors of the Far North


By John Fardell
This book follows three young people, Zara, Sam and Ben, as they attempt to
find their uncle and his friends after being kidnapped. It leads them onto an icy
adventure in the north pole, with lots of action and excitement.
The main characters are Sam, Zara and Ben, who are spending their holidays
together with Zara and Ben’s Uncle Alexander in Edinburgh. Other important characters
in the book are professor Murdo, an eccentric and power crazed professor who is
obsessed with genetic engineering, Marcia Slick, who has been subjected to a course of
treatment by her parents, but never wanted it, and 5 other academics, friends of
Alexander, who kidnapped along with him.
The story goes that Alexander and the 5 professors, along with professor Murdo,
set up a research facility and university upon the isolated and hard to reach island of
Nordbergen, in the Arctic sea. However, Murdo’s ambition soon got the better of him,
and he left all the other professors stranded when they refused to cooperate with him.

**
Many years later, he kidnaps the other 6 professors and takes them to his secret
hideaway. It is up to Zara, Sam and Ben to find them before it is too late.
The book is worth a look, but is probably better suited for younger readers. And
to me some of the aspects of the book seemed a little unoriginal.
6. What is the text about?
A. A review on a book entitled The 7 Professors of the Far North.
B. A research done by university professors in the far north.
C. An adventure of Sam, Zara and Ben with 7 professors in the Arctic sea.
D. A fighting between three young people with kidnappers.
E. John Fardell’s book entitled The 7 Professors of the Far North.
7. Who is Ben?
A. Alexander’s son. D. The one who kidnaps the professors.
B. Alexander’s nephew. E. A policeman who helps the professors.
C. The person who helps Murdo.
8. What happened when the other professors didn’t want to cooperate with Murdo?
A. He killed them. D. He left them stranded.
B. He made their boat sink. E. He poisoned them.
C. He destroyed the result of their research
9. Which of the following is NOT TRUE based on the text?
A. Murdo brings the professors to his secret hideaway.
B. Professor Murdo is obsessed with genetic engineering.
C. The professors do the research in an isolated island.
D. Marcia Slick has been subjected to a course of treatment.
E. Sam, Zara and Ben spend their holidays together in Nordbergen.
10. What does Tim say about the book?
A. The characters are not well developed. D. It suits young readers.
B. It is complicated enough. E. Its ending is unclear.
C. It is too long and boring.

This text is for questions 11 and 12.


Today, we’ll familiarize you with our new product, LTC C500 cell phone. It is
one of the best phones on the market. It is Android 2.3 with 4.5 inch screen. Different
from other android cell phones which are mostly touch screen, this phone has a
QWERTY keypad. It has a dual-core processor with 1 gigabyte RAM and 8 gigabyte
storage. It has the best camera, with 8MP rear camera (LED flash) and 2MP front
camera.
11. What is the advertisement about?
A. A cell phone. C. A keyboard. E. A laptop.
B. A computer. D. A camera.
12. Which of the following statements is NOT TRUE about the product?
A. It is Android. C. It has a dual-core processor. E. It
has keypad.

**
B. It is touch screen. D. It has an LED flash.
This text is for questions 13 and 14.

13. What can people use the product for?


A. To keep healthy. C. To reduce fat. E. To maintain
stamina.
B. To increase fat. D. To be beautiful.
14. ‘Try it risk free!’ What does the sentence mean?
A. It’s risky. C. It has side effects. E. It has no side
effects.
B. It’s free of charge. D. It has no additives.

This text is for questions 15 to 17.


Attention, please.
Now, we have arrived in the park. You can go everywhere you like. If you go to the
right side, you will find many kinds of birds, on the left side there will be some games
such as flying fox and boating. There is also a tree house. If you go straight ahead, you
can go to either the swimming pool, or the forest following the path beside it. It’s 8 a.m.
now Don’t forget to gather here at 12:30 p.m. sharp. We will have lunch and then go
home.
15. Where should we go to play some games?
A. Near the swimming pool. C. To the right side. E. Straight ahead.
B. Near the bird cages. D. To the left side.
16. How long do they have to be in the park?
A. Six hours. C. Five and a half hours. E. Sixteen and a
half hours.
B. Five hours. D. Four and a half hours.
17. Which of the following statements is TRUE based on the text?
A. The birds’ cages are on the left side.
B. They should go everywhere together.
C. They should gather at the place after lunch.
D. We can find a tree house if we go straight ahead.
E. The path to the forest is beside the swimming pool.
F.
This text is for questions 18 to 20.
To : sue_bowell@yahoo.com

**
Subject : article refusal
Dear Ms. Sue,
Thank you for sending your short story entitled ‘The Havermout and the Foot’ to
Teen News Magazine. However, we cannot accept it since we consider that it is too
heavy for teens. Moreover, some of the vocabulary used is unfamiliar.
Anyway, we are happy that you have participated. We hope that you will
continue participating by contributing your article to us, for the sake of the teens in our
country.
John McClair
Teen News Magazine Editor.
18. What is the email about?
A. Article refusal.
B. Teen News Magazine.
C. The Havermout and the Foot.
D. The teens in our country.
E. Sue’s participation.
19. The editor can’t accept Sue’s short story because
A. it’s too heavy for teens and some of the vocabulary used is unfamiliar.
B. it's Sue’s first participation in writing a short story for teen magazine.
C. The teenagers don’t like ‘The Havermout and the Foot’.
D. John McClair isn’t happy with Sue’s contribution.
E. the editor has to work hard to edit the short story.
20. Which statement is TRUE based on the text?
A. The sender of the email is Sue Bowell.
B. Some of the vocabulary used is familiar.
C. John McClair is the editor of the magazine.
D. Sue’s story is easy to be understood by the teens.
E. The Havermout and the Foot is the name of the teen magazine.
Essay
1. How many steps are there in the structure of the review text and explain each
steps?
2. Mention how many steps in the language features review text?
3. what is the purpose of review text?
4. what did you get after watching the movie yesterday?
a) what movie did you watch
b) what genre of film did you watch?
c) What was the theme of the movie ?
d) who were the main characters of the movie?
e) Where was the setting ?
5. what did you get from the movie?

**
**

Anda mungkin juga menyukai