Definisi :
Dispepsia fungsional adalah gejala penyakit yang berasal dari daerah lambung dan duodenum
yang bersifat spesipik berupa perasaan nyeri pada ulu hati,kembung sesudah makan,cepat
kenyang, perasaan terbakar pada ulu hati tanpa ditemukan kelainan struktural setelah
dilakukan investigasi termasuk dengan alat endoskopi dan keluhan ini telah berlangsung
selama 3 bulan dan onset terjadinya paling tidak sudah ada dalam 6 bulan terakhir.
Anamnesis
Pada anamnesis dijumpai keluhan kembung sesudah makan,perasaan cepat kenyang,adanya
nyeri pada ulu hati atau perasaan terbakar pada ulu hati.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik biasanya tidak dijumpai kelainan,terkadang hanya terdapat nyeri tekan
pada daerah epigastrium.Pemeriksaan lainnya bertujuan untuk menyingkirkan penyebab lain
yang dapat menimbulkan keluhan yang sama seperti pemeriksaan palpasi abdomen apakah
ada pembengkakan hati,nyeri mc burney untuk appendisitis ,serta pemeriksaan palpasi dari
kandung empedu.
Diferensial Diagnosis
Gastro esophageal refluks disease ( GERD)
Gastritis dan ulkus lambung
Cholesistitis
Angina Pectoris
Pemeriksaan Penunjang
a.Tes darah dan urin rutin
b. E K G (Elektrokardiografi)
c.Endoskopi (Gastroskopi)
d.Test CLO untuk Helicobacter pylori
e.Scintigraphi
f.Manometri atau barostat inflasi
g.Parasetamol absorbsion test,c -13 octanoid acid test
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan setelah anamnesis dijumpai gejala dispepsia kemudian pada
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan lain sebagai penyebab keluhan ,lalu dilakukan
investigasi baik dengan USG maupun endoskopi tidak dijumpai kelainan organik seperti
ulkus,tumor dan polip.Pemeriksaan test CLO dan sejenisnya diperlukan untuk menilai adanya
bakteri H.pylori sebagai penyebab terjadinya dispepsia fungsional.
Pemeriksaan penunjang lainnya seperti scintigraphi,manometri,barostat inflasi,tet
parasetamol dan c-13 Oktanoid dibutuhkan bila ingin memastikan diagnosis terutama
digunakan untuk penelitian.
Terapi :
1.Obat Penekan Asam
Omeprazol 10 mg dan 20 mg dosis 1 x 1 caps perhari
Lansoprazol 15 dan 30 mg dosis 1 x 1 caps perhari
Ranitidin 150 mg dosis 2 x 1 tab perhari
Famotidin 20 mg dosis 2 x 1 tab perhari
3.Obat promotiliti
Metochlorpramid 10 mg dosis 3x 1 tab perhari
Domperidon 10 mg dosis 3 x 1 tab perhari
Triple therapi :
Lansoprazol 15 - 30 mg atau omeprazol 10-20 mg 2 x 1caps+ amoksisilin 2x 1 gr +
clarithromysin 500 mg 2x 1
atau Lansoprazol 2x1 caps + metronidazol 400 mg 2x sehari+claritromysin 500 mg 2x1
Quadruple therapi :
Lansoprazole 15-30 mg atau omeprazole 10-20 mg 2 x 1caps+bismuth 240 mg 2x sehari +
metronidazole 400 mg 2-3x perhari + Tetracyclin 500 mg 4 x perhari.
Daftar Pustaka
1) Aro P,Talley N.J ,Ronkinen J,Storskrubb,at all, Anxiety is associated with uninvestigated
and functional dyspepsia (Rome III criteria) in a swedish population-based
study.Gastroenterology, 2009,137 : 94-100.
Moaeyyedi P , Soo S, Deeks J, at all , Systemattic review : Antasida ,H2 reseptor
antagonist,prokinetic,bismuth and sucralfate therapy for non ulcer dyspepsia.Aliment
pharmacol ther, 2003 ,17 : 1215-1227.
O’Morain C , Role of Helicobacter pylori in functional dyspepsia.World Journal
Gastroenterology ,2006,12: 2677-2680.
Rita B, Braden K , Functional dyspepsia .Ther Adv Gastroenterology : 2010. P : 145-164.
Samelli G ,Cuomo R , Janseen J ,at all ,Simptoms pattern and pathophysiological mechanism
in dyspeptic patients with and without H.pylori .Dig .Dis.Sei.2008 ,48 p : 3165-5169.