Relaksasi DG CKD
Relaksasi DG CKD
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
Abstrak
Kata Kunci: Penurunan fungsi renal sehingga produk akhir metabolisme protein (yang
Sesak nafas, gagal normalnya di sekresikan melalui urin) tertimbun dalam darah menyebabkan
ginjal kronis, teknik ditemukannya kandungan ureum dalam darah akibatnya terjadi gagal
relaksasi nafas ginjal. Uremia kejadian akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk menjaga
dalam metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang dikarenakan
adanya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversible. Pasien gagal ginjal kronis yang sudah menjalani terapi
hemodialisis rata-rata mengalami sesak nafas. Hemodialisis dilakukan
sebagai cara untuk menggantikan fungsi ginjal yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Sesak nafas merupakan bentuk ketidakpatuhan
pasien akan konsumsi makanan yang tidak bergizi dan asupan cairan yang
berlebih sehingga pasien yang belum masuk jadwal hemodialisis sudah
merasakan keparahan dari penyakit gagal ginjal kronis berupa sesak nafas
akibat penumpukan cairan di paru-paru. Masalah ini ditangani dengan
nonfarmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam dengan tujuan
akan menstimulasi sistem saraf parasimpatik sehingga meningkatkan
produksi endorpin, menurunkan heart rate, meningkatkan ekspansi paru
sehingga dapat berkembang maksimal, dan otot-otot menjadi rileks. Metode
yang digunakan adalah kajian literatur perbandingan antara gambaran
kasus dengan beberapa literatur jurnal tindakan pendukung gambaran
kasus untuk menangani masalah sesak nafas pada pasien gagal ginjal. Hasil
analisis jurnal didapatkan 4 jurnal pendukung menyatakan terapi relaksasi
nafas dalam efektif untuk mengurangi hiperventilasi dan, menstinulasi
sistem saraf simpatik meningkatkan endorphin, menurunkan heart rate,
meningkatkan eskspansi paru sehingga berkembang maksimal dan otot-otot
menjadi rileks. Pada penelitian lain menyatakan penggunaan suplemen
Vitamin D dapat mencegah kondisi yang memburuk gagal ginjal dan
memperbaiki kondisi penderita. Pernapasan dalam merupakan eksperimen
non farmakologis berupa teknik pernapasan yang dapat dilakukan secara
mandiri untuk memperbaiki ventilasi paru dan meningkatkan perfusi
oksigen ke jaringan perifer. Selain itu, nafas dalam juga dapat dilakukan
kapanpun dan dimanapun tanpa harus diawasi tenaga kesehatan mengingat
nafas dalam tidak memiliki efek yang merugikan.
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
menjadi masalah kesehatan utama pada di dalam jaringan paru atau dalam rongga
seluruh dunia, terjadinya penyaki gagal dada, ginjal yang terganggu
ginjal merupakam resiko kejadian penyakit mengakibatkan kadar albumin menurun.
jantung dan pembuluh darah serta Selain disebabkan karena penumpukan
meningkatkan angka kesakitan dan cairan, sesak nafas juga dapat disebabkan
kematian (Setyaningsih, 2013). karena pH darah menurun akibat
Data Pongsibidang tahun 2016, perubahan elektrolit serta hilangnnya
menurut World Health Organization bikarbonat dalam darah. Selain itu rasa
(WHO) penyakit gagal ginjal kronis mual, cepat lelah serta mulut yang kering,
berkontribusi pada beban penyakit dunia juga sering di alami oleh penderita gagal
dengan angka kematian sebesar 850.000 ginjal kronik. Hal tersebut disebabkan oleh
jiwa pertahun, dibuktikan dari data PT penurunan kadar natrium dalam darah,
Askes Indonesia pasien gagal ginjal pada karena ginjal tidak dapat mengendalikan
tahun 2010 mencapai 17.507 orang dan ekskresi natrium, hal tersebut dapat pula
meningkat menjadi 23.261 orang di tahun mengakibatkan terjadinya pembengkakan
2011, dan di tahun 2012 meningkat (Firdaus, 2016). Pasien gagal ginjal kronis
menjadi 24.141 orang (Dharma & dkk, masih banyak yang tidak patuh dalam
2015). Pada penelitian Nurseskasatmata pembatasan cairan dan diet dan masih
dkk (2019) menyatakan 80 pasien yang rendahnya dukungan dari keluarga
datang ke IGD dengan diagnosa gagal sehingga dapat memungkinkan terjadinya
ginjal kronis dan mengalami sesak nafas, berbagai komplikasi peningkatan volume
dengan rata-rata pasien sudah menjalani cairan jika terakumulasi secara terus-
terapi hemodialisis. Jarak antara menerus dapat terjadi odem paru. Salah
hemodialisis sebelumnya dan hemodialisis satu gejala adalah sesak nafas, ada retraksi
yang akan datang datang pasien otot nafas, keringat dingin saturasi oksigen
mengalami sesak nafas. Hemodialisis yang turun (Aisara et al., 2018). Kondisi
dilakukan sebagai cara untuk menggantikan ini merupakan keparahan dari Gagal Ginjal
fungsi ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana Kronis yang akan memperparah penyakit
mestinya. Sesak nafas merupakan bentuk sehingga berpotensi meningginya angka
ketidakpatuhan pasien akan konsumsi makanan kematian pada pasien.
yang tidak bergizi dan asupan cairan yang
Secara fisiologis, teknik relaksasi
berlebih sehingga pasien yang belum masuk
jadwal hemodialisis sudah merasakan nafas dalam lambat akan menstimulasi
keparahan dari penyakit gagal ginjal kronis sistem saraf parasimpatik sehingga
berupa sesak nafas akibat penumpukan cairan meningkatkan produksi endorpin,
di paru-paruHal ini membuktikan pasien menurunkan heart rate, meningkatkan
gagal ginjal kronis yang sudah menjalani ekspansi paru sehingga dapat berkembang
terapi hemodialisis rata-rata mengalami maksimal, dan otot-otot menjadi rileks.
sesak nafas. Teknik relaksasi nafas dalam lambat
Menurunnya fungsi renal, produk membuat tubuh kita mendapatkan input
akhir metabolisme protein (yang oksigen yang adekuat, dimana oksigen
normalnya di sekresikan melalui urin) memegang peran penting dalam sistem
tertimbun dalam darah menyebabkan respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita
terjadinya uremia dalam darah. Uremia melakukan teknik relaksasi nafas dalam
mempengaruhi semua bagian tubuh. lambat, oksigen mengalir ke dalam
Semakin banyak timbunan produk sampah, pembuluh darah dan seluruh jaringan
maka gejala akan semakin berat (Smeltzer tubuh, membuang racun dan sisa
& Bare, 2017). Keluhan utama yang paling metabolisme yang tidak terpakai,
sering dirasakan oleh penderita gagal meningkatkan metabolisme dan
ginjal kronik adalah sesak nafas, nafas memproduksi energi yang kemudian akan
tampak cepat dan dalam atau yang disebut memaksimalkan jumlah oksigen yang
pernafasan kussmaul. Hal tersebut dapat masuk dan disuplay ke seluruh jaringan
terjadi karena adanya penumpukan cairan sehingga tubuh dapat memproduksi energi
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
dan menurunkan level keletihan/ fatigue. 2. METODE
Sehingga ada pengaruh signifikan latihan Penelitian ini bersifat penelitian
relaksasi napas dalam lambat (slow deep kajian literatur 5 jurnal tindakan dengan
breathing) dalam mengurangi kelelahan membandingkan gambaran tindakan kasus
pada pasien penyakit gangguan ginjal sesak nafas pada pasien gagal ginjal
(Jafar, 2019). kronis, yang diperoleh dari penelusuran
Pasien gagal ginjal kronis dengan situs jurnal yang terakreditasi dengan kata
keluhan sesak nafas yang datang ke kunci deep breathing in Chronic Kidney
Instalasi Gawat Darurat mengalami Diseases patient kurun waktu 2016-2020,
hiperventilasi dan kegelisahan berlebih jurnal yang terpilih merupakan jurnal
karena kesulitan bernafas. Pemberian tindakan pada pasien gagal ginjal kronis
teknik relasasi nafas dalam merupakan yang terdapat kesamaan tindakan utama
terapi nonfarmakologi yang membantu berupa terapi relaksasi nafas dalam pada
pasien rileks dengan demikian terapi yang pasien sesak nafas diagnosa gagal ginjal
lain dapat dilakukan secara maksimal. kronis. Studi literatur ini menghubungkan
Tujuan penelitia kajian literatur adalah dan dapat mengetahui keefektifan tindakan
mengidentifikasi pemberian terapi teknik relaksasi nafas dalam pada pasien
relaksasi nafas dalam pada pasien gagal gagal ginjal kronis yang mengalami sesak
ginjal kronis. nafas.
Berikut adalah hasil dari studi literatur dari 5 jurnal dan 1 artikel penelitian:
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
nafas pada pasien dalam kriterianya terapi ini frekuensi pernafasan pasien
penyakit kronis gagal ginjal termasuk berkisar 28-36 x/menit. Hasilnya
didalamnya. Penelitian dilakukan pada setelah dilakukan terapi ini frekuensi
120 pasien. Peneliti menggunakan 24-29 x/menit.
karakteristik sesak nafas Penelitian 4: Sutinah & Azhari
mennggunakan indikasi dari NANDA-I (2020) melakukan penelitian pada
sebagai berikut. Peneliti mengatakan pasien gagal ginjal yang melakukan
faktor yang terkait pola nafas tidak hemodialisis dan mengalami kelelahan
efektif adalah kelelahan, usia, trauma sehingga mengakibatkan sesak nafas
dada, penyakit jantung, dan penyakit saat tidak melakukan hemodialisis.
kronis lainnya. Peneliti menemukan Penelitian ini dilakukan pada 94 pasien
67,5% dari 120 pasien menunjukkan yang dibagi menjadi 2 kelompok kasus
diagnosa pola nafas tidak efektif yang dan kontrol menggunakan teknik
sudah disesuaikan dengan batasan purposive sampling. Pada kelompok
karakteristik pada NANDA-I. Hampir eksperimen dilakukan teknik relaksasi
67,5% tersebut mengalami batasan nafas dalam selama 15 menit sedang
karakteristik yang hampir sama dengan pada kelompok kontrol dilakukan
faktor-faktor yang peneliti indikasikan. teknik imajinasi selama 10 menit,
Pada faktor trauma dengan diagnosa kemudian semua pasien dilakukan
pola nafas tidak efektif presentase evaluasi. Rata-rata tingkat skor
sebesar 67,5% nilai signifikansi p- kelelahan sebelum (50,18) dan sesudah
value>0.05. Peneliti menetapkan dilakukan teknik relaksasi pernapasan
beberapa faktor yang mempengaruhi adalah (46,45) dengan nilai p = 0,043
dan menjadikan faktor yang (<0,05). Dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi keparahan dengan teknik relaksasi nafas dalam
penelitian ini, peneliti pun berpengaruh terhadap penurunan
menyebutkan pengurangan aktivitas kelelahan pada pasien penyakit ginjal
atau tirah baring akan menjadikan kronik yang menjalani hemodialisis.
pasien mengurangi sesak nafas dan Teknik relaksasi ini berpengaruh pada
indikasi yang lain pada diagnisa pola penurunan kelelahan berupa perubahan
nafas tidak efektif. pola nafas sehingga tidak menjadi
Penelitian 3: Kusuma et al., kondisi keparahan pada pasien gagal
(2019) melakukan penelitian dengan ginjal.
melakukan teknik pernafasan buteyko Penelitian 5: Pertiwi & Prihati
pada pasien. Teknik nafas buteyko yaitu (2020) Terapi yang diberikan kepada
control pause memperbaiki pernafasan pasien gagal ginjal kronik yang akan
diafragma dan memberikan efek menjalani hemodialisa oleh peneliti
relaksasi sehingga menururnkan berupa slow deep breathing, relaksasi
peluang terjadinya sesak berulang serta yang disadari untuk mengatur
mengurangi hiperventilasi. Teknik pernapasan secara dala dan lambat.
pernafasan ini dengan cara pasien Penelitian ini dirasa dapat menurunkan
dipersilahkan menutup hidung dengan tingkat keletihan yakni dari tingkat
jari di akhir ekshalasi dan peneliti keletihan sedang menjadi ringan yang
menghitung breathing hold time dalam diberikan 4 kali sehari selama 3 hari
beberapa detik, hal ini dilakukan berturut-turut dalam durasi 1 sampai 5
sampai ada keinginan pasien untuk sikulus, setiap 1 siklus dilakukan
bernafas. Kemudian melakukan selama 5 menit dengan jeda istirahat
inspirasi dan ekspirasi secara normal selama 10-15 menit. Kemudian peneliti
kembali, saat melakukan ekshalasi menilai kembali tingkat keletihan
mulut harus dalam kedaan tertutup. responden (posttest) dengan
Eksperimen ini dilakukan pada 10 menggunakan skla fatiguepiper
orang pasien yang mengalami pola (instrumen pengukuran kelelahan).
nafas tidak efektif. Sebelum diberikan
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
merupakan keuntungan dari teknik lama dihubungkan dengan penurunan
relaksasi pernapasan dalam (Sutinah & gejala asma. Selain itu control pause
Azhari, 2020). Penelitian Sutinah & berguna untuk meningkatkan CO2 pada
Azhari (2020) yang dilakukan pada dua pasien asma yang kehilangan CO2
orang repondennya menyatakan tingkat akibat hiperventilasi yang terus
kelelahan dan sesak nafas berkurang menerus. Dengan melalukan control
dengan menggunakan teknik nafas pause akan mengatur ulang ritme
dalam. Kondisi yang rileks dapat pernapasan yang abnormal atau
meningkatkan keefektifan intervensi mengatur ulang pusat pernapasan otak
keperawatan terhadap masalah fisik sehingga kurang sensitif terhadap CO2
yang dialami oleh pasien (Elisnawati & (Kusuma et al., 2019). Dalam
Wardani, 2018). penelitiannya Kusuma et al. (2019)
Pada penelitian do Prado et al. metode buteyko dilakukan pada 10
(2019) menayatakan 67,5% pasiennya orang pasien yang mengalami pola
mengalami faktor-faktor yang nafas tidak efektif. Sebelum diberikan
ditelitinya, berupa kelelahan, usia, terapi ini frekuensi pernafasan pasien
trauma dada, penyakit jantung, dan berkisar 28-36 x/menit. Hasilnya
penyakit kronis lainnya. Kasus setelah dilakukan terapi ini frekuensi
ketidakefektifan pola nafas diberikan 24-29 x/menit.
tindakan non medis berupa tirah baring Penelitian lain oleh Pertiwi &
dan dilakukan terapi relaksasi nafas Prihati (2020) menggunakan teknik
dalam secara perlahan sehingga terapi slow deep breathing yang
diafragma dapat mengembang secara diberikan kepada pasien gagal ginjal
optimal dan terjadinya relaksasi. Hal ini kronik yang akan menjalani
sejalan dengan penelitian do Prado et hemodialisa, relaksasi yang disadari
al. (2019) mengatakan pembatasan untuk mengatur pernapasan secara
gerak dan melakukan tirah baring dapat dalam dan lambat. Penelitian ini dirasa
mengurangi kondisi ketidakefektifan dapat menurunkan tingkat keletihan
pola nafas tersebut. Kalsifikasi paru- yakni dari tingkat keletihan sedang
paru metastatik adalah penyakit paru- menjadi ringan yang diberikan 4 kali
paru metabolik yang ditandai oleh sehari selama 3 hari berturut-turut
deposisi kalsifikasi Whitlockite kristal dalam durasi 1 sampai 5 sikulus, setiap
atau amorf dalam parenkim paru 1 siklus dilakukan selama 5 menit
(Salerno et al., 2016). Pada penelitian dengan jeda istirahat selama 10-15
Kusuma dkk (2019) menggunakan menit. Kemudian peneliti menilai
metode buteyko adalah control pause kembali tingkat keletihan responden
yang bermanfaat mengurangi (posttest) dengan menggunakan skla
hiperventilasi. Control pause dapat fatiguepiper (instrumen pengukuran
meningkatkan kesehatan. Metode kelelahan). Penelitian ini dilakukan
aplikasi dari control pause adalah sebelum hemodialisa pada dua orang
hidung ditutup dengan jari di akhir responden. Metode teknik nafas dalam
exhalasi dan hitung BTH (breathing mampu mengurangi masalah sesak
holding time) dalam beberapa detik. nafas pada pasien gagal ginjal kronis
Pasien harus menutup hidung sampai sebelum melakukan hemodialisa.
ada keinginan untuk bernapas. Walaupun tidak menghilangkan
Kemudian melakukan inspirasi dan keparahan namun dapat mengurangi
ekspirasi seperti normal kembali. gejalanya (Pertiwi & Prihati, 2020).
Ketika melakukan exhalasi, maka Fungsi renal menurun, produk
mulut harus dalam keadaan tertutup. akhir metabolisme protein (yang
Metode buteyko mengembangkan normalnya diekskresikan ke dalam urin)
kemampuan meningkatkan control tertimbun dalam darah. Terjadi uremia
pause. Praktisi buteyko secara konsisten dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.
melaporkan control pause yang lebih Semakin banyak timbunan produk
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
mengalami keletihan dan kepanikan 1. Ibu Arum Pratiwi, S.Kp., M.Kes.,
yang akan membuat terapi lain selaku Kaprodi Keperawatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
menjadi terhambat. Selain itu, nafas 2. Ibu Wachidah Yuniartika, S.Kep.,
dalam juga dapat dilakukan kapanpun Ns., M.Kep. selaku dosen
dan dimanapun belum tentu dibawah pembimbing yang selalu memberikan
pengawasan tenaga medis mengingat segala perhatian, bimbingan, masukan
nafas dalam tidak memiliki efek yang serta saran selama proses
merugikan. penyelesaian karya ini.
3. Bapak Ibu tercinta, serta keluarga
4. KESIMPULAN yang telah memberikan doa restu,
Terdapat perubahan kondisi dukungan, semangat, kasih sayang,
antara sebelum dan sesudah diberikan dan sabar yang tidak pernah berhenti.
tindakan teknik relaksasi nafas dalam 4. Teman-teman yang setiap saat
pada pasien yang mengalami keparahan mendoakan, memberikan perhatian
penyakit ginjal kronis, walaupun tidak serta dukungan dalam penyelesaian
menunjukkan kondisi drastis namun karya ini.
pasien mengalami peningkatan hormon 5. Semua pihak yang membantu
endorphin yang menyebabkan rasa menyelesaikan karya ini.
tenang, menurunkan respiratory rate
serta menurunkan heart rate sehingga REFERENSI
dapat menjadikan tindakan lain menjadi Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018).
optimal dengan kondisi tersebut. Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Eksperimen non farmakologis berupa Ginjal Kronik yang Menjalani
teknik pernapasan yang dapat dilakukan Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil
secara mandiri untuk memperbaiki Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1),
ventilasi paru dan meningkatkan perfusi 42–50.
oksigen ke jaringan perifer, dapat do Prado, P. R., Bettencourt, A. R., & Loper,
dilakukan kapanpun dan dimanapun J. d. (2019). Related factors of the
tanpa pengawasan tenaga kesehatan nursing diagnosis ineffective breathing
mengingat nafas dalam tidak memiliki pattern in an intensive care unit *.
efek yang merugikan. Revista Latino-Americana de
Saran yang dapat diberikan Enfermagem, 27, 1–13.
peneliti kepada tenaga kesehatan dan https://doi.org/10.1590/1518-
pasien yang sedang menjalani perawatan 8345.2902.3153
atau dalam kondisi kesakitan dapat
Duncan, P., Cull, S., Shah, P., & Gamino, A.
benar-benar menerapkan tindakan berupa
(2020). A 59-Year-Old Man With
terapi rileksasi nafas dalam sehingga efek
Chronic Kidney Disease After Kidney
yang diinginkan benar-benar dapat
Transplantation Presents With Chronic
dirasakan secara optimal dan
Dyspnea. CHEST, 157(1), e9–e12.
mendapatkan kondisi yang
https://doi.org/10.1016/j.chest.2019.08.1
menenangkan.
918
UCAPAN TERIMAKASIH Elisnawati, E., & Wardani, I. Y. (2018).
Pengaruh Aplikasi Tindakan
Alhamdulillah, rasa syukur penulis
Keperawatan Generalis : Ansietas pada
ucapkan kepada Alloh SWT serta
Pasien Penyakit Ginjal Kronik. Jurnal
sholawat salam kepada Rasululloh SAW
Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(1), 1–7.
sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian. Selanjutnya terimakasih Firdaus, R. B. (2016). Upaya
penulis sampaikan dengan segala hormat Penatalaksanaan Pola Nafas Tidak
kepada: Efektif pada Pasien Chronic Kidney
Disease di RSUD dr . Soehadi
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261
Prijonegoro.
Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I
Diagnosa Keperawatan : Definisi Dan
Klasifikasi 2018-2020. Edisi: 11. Jakarta
: EGC
Jafar, S. R. (2019). Penurunan Tingkat
Kelelahan Pasien Gagal Ginjal Yang
Menjalani Hemodialisis Melalui
Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam. Jurnal Keperawatan
Terpadu, 1(1), 22–28.
Kusuma, D., Putri, A., Kristinawati, B., &
Hidayat, T. (2019). Aplikasi Teknik
Pernapasan Buteyko untuk Memperbaiki
Pernapasan Diafragma pada Pasien
dengan Sesak Napas di Ruang Gawat
Darurat. Sekolah Ilmu Tinggi Kesehatan
Muhammadiyah Gombong, 716–720.
Nurseskasatmata, S. E., Harista, D. R., Studi,
P., Keperawatan, I., & Kadiri, U. (2019).
Hubungan Lama Menjalani
Hemodialisis dengan Frekuensi, (May).
Pertiwi, R. A., & Prihati, D. R. (2020).
Penerapan Slow Deep Brething untuk
Menurunkan Keletihan pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik. Penerapan Slow
Deep Breathing Untuk Menurunkan
Keletihan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik, 4(1), 14–19.
Salerno, F. R., Parraga, G., & Mcintyre, C. W.
(2016). Why Is Your Patient Still Short
of Breath? Understanding the Complex
Pathophysiology of Dyspnea in Chronic
Kidney Disease. Review Seminars In
Dialysis, 1–8.
https://doi.org/10.1111/sdi.12548
Sutinah, & Azhari, R. (2020). The Effects Of
Relaxation Breathing on Fatigue in
Patients With Chronic Kidney Disease
Undergoing Hemodialysis. Malahayati
International Journal of Nursing and
Health Science, 3(1), 15–21