Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA BANJIR DI PUSKESMAS


MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

Disusun Oleh :

YULIYANTI
NPM : 2026041046.P

Kelas : Blok C Kebidanan

Dosen Pengampu :Desi Fitriani, M.Tr. Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Manajemen Bencana Banjir di Puskesmas
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.Makalah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kebiajakan Kesehatan Nasional, guna mendapatkan
nilai tugas harian.Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan
referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam proses kegiatan belajar Manajemen Bencana Banjir di Puskesmas Megang
Sakti Kabupaten Musi Rawas dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan
mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Esa.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh
dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Ibu
Pembimbing yang sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik
lagi.

Bengkulu, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTRA ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Profil Puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas............................3
B. Manajemen Bencana di Puskesmas Megang Sakti .....................................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B. Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan
aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dantanah
longsor.Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian.Kerugian yang dihasilkan tergantung
pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan
mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah
tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir.Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana
dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketahanan
terhadap bencana yang cukup.
Dengan terjadinya hal tersebut dapat menarik perhatian saya untuk
melakukan pengkajian ini, sekaligus menganalisis dampak bencana dan cara
penaggulangan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Pemakaian istilah
"alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia.Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang

1
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar
yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana Manajemen
Bencana di Puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini untuk mengetahui Manajemen Bencana di
Puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas


BLUD UPT Puskesmas Megang Sakti merupakan salah satu Puskesmas yang
berada di wilayah Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Propinsi
Sumatera Selatan. Kecamatan ini memiliki luas wilayah sebesar 39.977, 66 ha/km 2
dan batas wilayah berbatasan dengan :
1. Utara : Kecamatan Karang Dapo
2. Selatan : Kecamatan Purwodadi
3. Timur : Kecamatan Muara Kelingi
4. Barat : Kecamatan STL.Ulu dan Karang jaya.
Sedangkanwilayah kerja Puskesmas Megang Sakti terdiri dari 15
Desa/Kelurahan dengan luas wilayah kerja 28.849,29 Ha/Km2.
Puskesmas Megang Sakti memiliki 2 kelurahan dan 13 desa yang
masuk dalam wilayah kerja puskesmas Megang Sakti, yaitu kelurahan
Talang Ubi, kelurahan Megang Sakti I, Megang Sakti II, Megang Sakti III,
Megang Sakti IV, Megang Sakti V,Pagar Ayu, Wonosari, Sumber Rejo, Tri
Sakti, Jajaran Baru I, Jajaran Baru II Muara Megang, Muara Megang I dan
Mulyosari.
Penduduk Kecamatan Megang Sakti termasuk multi etnis dengan
beragam suku antara lain suku Jawa, sebagai suku asli Sumatera Selatan,
Suka Minang, Suku Sunda, Suku Batak dan China. Agama yang dianut oleh
sebagian besar penduduk adalah agama islam sedangkan agama lain seperti
Kristen dan khatolik banyak dianut oleh suku jawa, batak dan china.

B. Manajemen Bencana di Puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi


Rawas
1. Pengertian Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor)
dan aktivitas manusia.Karena ketidak berdayaan manusia, akibat kurang

3
baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang
diakibatkan oleh gejala alam.Sebenarnya gejala alam merupakan gejala
yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi.Namun, hanya ketika
gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya
sebagai bencana.
2. Manajemen Bencana di Puskesmas
Bencana dari luar maupun dari dalam puskesmas akan
mendatangkan korban yang bersifat massal, karenanya berdasarkan
jumlah korban yang datang bencana dengan korban massal dibagi menjadi
3 tingkat, yaitu :
a. Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3-4 orang saja.
b. Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5 – 10 orang
c. Siaga 1 : korban yang datang lebih dari 10 orang
Keadaan siaga ini ditentukan oleh dokter yang bertugas pada saat
itu, yang selanjutnya dilaporkan kepada ketua tim penanggulangan
bencana Puskesmas Megang Sakti.
Tatacara penilaian awal, dipergunakan dalam prosedur
kegawatdaruratan rutin yang dapat diadaptasi untuk kecelakaan-
kecelakaan besar. Triase adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi
kesehatannya untuk mendapat label tertentu dan kemudian dikelompokkan
serta mendapatkan pertolongan / penanganan sesuai dengan kebutuhan
Triase dipimpin oleh dokter bersama perawat. Penanggulangan awal
penderita dilakukan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan dari
ruangan lain yang dimobilisasikan.
Korban dikelompokkan dalam 5 kondisi kesehatan dan diberi label
sebagai berikut :

4
a. Label Hijau
Penderita yang tidak mengalami luka dan bila dibiarkan tidak
berbahaya. Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat ditunda, mencakup korban dengan :
1) Fraktur minor Luka minor,
2) Luka bakar minor
b. Label Kuning
Korban dengan cidera berat yang perlu mendapatkan perawatan
khusus dan kemudian dapat dipulangkan atau dirawat di puskesmas
atau dirujuk ke rumah sakit, termasuk dalam kategori ini :
Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung,
trauma abdomen berat)
1) Fraktur disable
2) Luka bakar luas
3) Gangguan kesadaran / trauma kepala
c. Label Biru
Penderita yang trauma kepala berat dan pendarahan dalam
rongga perut.
d. Label Merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat,
kalau perlu tindakan operasi. Penderita yang memerlukan tindakan
cepat, live saving sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian
Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan
memerlukan perawatan puskesmas atau rujuk ke puskesmas lain,
termasuk dalam kategori ini :
1) Syok oleh berbagai kausa
2) Gangguan pernapasan
3) Trauma kepala dengan pupil anisokor
4) Perdarahan eksternal missal

5
e. Label Hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Pada label dituliskan :
nama korban, umur, jenis kelamin, alamat pasien. Bila korban tidak
dikenal ditulis “tidak dikenal”.
3. Kategori Bencana
Yang termasuk dalam kategori bencana/disaster di Puskesmas :
a. Intern
Bencana yang berasal dari intern puskesmas dan menimpa puskesmas
dengan segala obyek vitalnya yaitu pasien, pegawai, material dan
dokumen.
Contoh: Kebakaran di Puskesmas
b. Ekstern
Bencana bersumber berasal dari luar puskesmas yang dalam waktu
singkat mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebihi rata-rata
keadaan biasa sehingga memerlukan penanganan khusus dan
mobilisasi tenaga pendukung lainnya.
Contoh: Korban keracunan massal, korban kecelakaan misal, bencana
alam,dll.
4. Organisasi
Dalam keadaan bencana seperti ini maka secara otomatis
pengorganisasian penanggulangan bencana yang telah ditetapkan menjadi
aktif.
a. Tim penanggulangan bencana Puskesmas Megang Sakti
b. Tim Penanggulangan Bencana
Tim Penanggulangan Bencana di Puskesmas Megang Sakti adalah
wadah non struktural di bawah Kepala Puskesmas. Tim Penanggulangan
Bencana dipimpin oleh Ketua Tim sebagai pemegang komando, meliputi :
a. Kepala Puskesmas Megang Sakti
b. Kasub bag TU Puskesmas Megang Sakti
c. Tim dari Pelayanan Klinis Puskemas Megang Sakti

6
Tim dari Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Megang Sakti
5. Koordinasi Lintas Sektor
Sesuai dengan rencana penatalaksanaan korban bencana massal
nasional, Puskesmas Megang Sakti akan berkoordinasi dengan sektor-
sektor berikut :
a. Polsek Kecamatan Megang Sakti
b. Pemerintah Kecamatan Kecamatan Megang Sakti
c. Pemerintah Desa/Kelurahan se-Kecamatan Megang Sakti
d. Palang Merah
e. Rumah sakit rujukan (RSUD Sobirin & RSUD Kabupaten Musi
Rawas)
f. Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas
6. Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi
penanggulangan bencana ditentukan berdasarkan :
a. Jumlah korban yang ada pada saat itu
b. Jumlah tenaga yang ada pada saat itu
Ketentuan perencanaan SDM adalah sebagai berikut :
a. Siaga 3
Jumlah korban yang datang 3-4 orang. Dokter dan Perawat
yang berdinas dibantu oleh perawat lain agar dapat memenuhi
kebutuhan tenaga.
b. Siaga 2
Jumlah korban yang datang 5-10 orang. Diperlukan tambahan
tenaga perawat sesuai kebutuhan
c. Siaga 1
Jumlah korban yang datang lebih dari 10 orang. Diperlukan
tambahan tenaga kesehatan dari unit kerja lain.

7
7. Perencanaan SDM untuk kebakaran
a. Kebakaran Ringan
Untuk memadamkan api diperlukan 1-2 orang dari pegawai
yang sedang bertugas atau yang berada di sekitar kejadian saja dengan
menggunakan 1-2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b. Kebakaran Sedang
Untuk memadamkan api diperlukan 3-5 orang dari pegawai
yang bertugas dengan APAR yang jumlahnya lebih banyak, 2-3 orang
untuk evakuasi pasien, dokumen ataupn barang berharga lainnya yang
ada di ruangan atau lokasi kejadian.
c. Kebakaran Besar
Untuk memadamkan api diperlukan bantuan dari dinas
kebakaran, dengan mengerahkan seluruh pegawai yang bertugas saat
itu untuk melakukan evakuasi.
8. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di puskesmas
merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu ada hal-hal yang harus
dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu :
a. Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar
Bagi pengirim berita sebutkan identitas (nama, instransi dan
alamat) dan isi berita yang menyebutkan jenis kejadian, lokasi
kejadian, jumlah korban tindakan yang telah dilakukan.
Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam penerima berita,
isi berita dan mencari kebenaran berita tersebut kemudian melaporkan
ke atasan.
b. Alat-alat komunikasi yang dapat dipakai adalah :
1) Telepon
2) Handphone

8
9. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat-obatan dan alat umum maupun
alat medis sangat diperlukan saat penanggulangan bencana, hal menjadi
peranan penting bagi tim pendukung logistik untuk merencanakan
pelaksanaan sesuai dengan kondisi pada saat itu
10. Perencanaan Transportasi
Peranan Transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk
pengangkutan korban, oleh karena itu ketua tim penanggulangan bencana
dapat menggunakan alat transportasi ambulan untuk merujuk korban ke
rumah sakit rujukan dan bilamana perlu dapat berkoordinasi dengan
ambulan rumah sakit.
Jika bencana terjadi dalam radius 20 menit dari Puskesmas, Tim
Siaga Penanggulangan Bencana di puskesmas akan segera di berangkatkan
ke lokasi kejadian. Jika lokasi kejadian tersebut terjadi dalam jarak lebih
dari 20 menit dari puskesmas, tim tersebut hanya akan diberangkatkan
berdasarkan permintaan Tim Penanggulangan Bencana Desa/Kelurahan.
Mobilisasi Internal Petugas Puskesmas Petugas Unit Gawat Darurat
yang diberangkatkan ke lokasi kecelakaan harus segera digantikan dengan
petugas dari keperawatan lain. Petugas dari bagian lain juga harus
membantu mempersiapkan ruangan yang akan dipergunakan untuk
menampung korban massal tersebut. Bantuan harus diberikan kepada unit-
unit utama dalam penanggulangan bencana di puskesmas, yaitu unit
gawat darurat, laboratorium, dan petugas-petugas lain seperti petugas
kebersihan, petugas keamanan harus pula dimobilisasi
11. Pelaporan
Informasi cepat tentang jumlah/beratnya korban harus segera di
dapat dalam 2 s/d 4 jama. Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh
ketua tim penanggulangan bencana dan selanjutnya dibuat laporan untuk
disampaikan kepada kepala puskesmas.

9
12. Dokumentasi
Dalam melaksanakan kegiatan dilakukan pendokumentasian
sebagai berikut :
a. Menyiapkan konsep perencanaan, evaluasi dan pelaporan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penilaian hasil kerja Tim
secara berkala.
c. Bersama tim lain berkoordinasi guna mengiventarisasi permasalahan
yang ada yang berhubungan dengan kebencanaan dan potensi musibah
sekaligus rencana kegiatan kepada sub bagian Perencanaan, Evaluasi
dan  Pelaporan (PE) serta menyusun laporan tindak lanjut untuk
penyelesaian masalah.
d. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas
Tim.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan
aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dantanah
longsor.Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.Kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan
mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah
tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi
tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana
memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir.Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana
dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketahanan
terhadap bencana yang cukup.

B. Saran

Saran dari penyusun adalah “Marilah Kita Menjaga Lingkungan Ini


Agar Tidak Terjadi Hal-hal yang Tidak Diinginkan Semisal Banjir”.
Lingkungan ini adalah lingkungan kita yang penting untuk dijaga
kebersihan dan kelestariannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Jaga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga merupakan kewajiban
bagi kita agar terhindar dari bencana banjir yang akan membawa bencana

11
yang lainnya, seperti kematian yang diakibatkan penyakit yang menyerang
saat banjir.

12
DAFTAR PUSTAKA

A, Ritonga. 2015. Lingkungan Hidup. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Brown, L.R. 2013.Penanggulangan Banjir. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Darmawijaya, Isa. 2014. Kesiapsiagaan MenghadapiBencana Banjir. Yogyakarta:

Gajahmada University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai