A. Kota Cilegon
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon
berada di ujung barat laut Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal
sebagai kota industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah kota baja mengingat
kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara. Sekitar 6 juta ton baja
dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon.
Terdapat berbagai macam objek vital negara di Kota Cilegon, antara lain:
Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading, Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU
Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water, Jembatan Selat Sunda dan
Berikat Selat Sunda.
Cilegon memiliki wilayah yang relatif landai di daerah tengah dan pesisir barat
hingga timur kota, tetapi di wilayah utara Cilegon topografinya menjadi berlereng
karena berbatasan langsung dengan Gunung Batur, sedangkan di wilayah selatan
topografi menjadi sedikit berbukit-bukit terutama wilayah yang berbatasan langsung
dengan Kecamatan Mancak. Kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan
langsung dengan selat sunda, dan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta - Merak. Selain
itu rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan terkoneksi
dengan jalan lingkar selatan Kota Cilegon serta menambah tingkat konektivitas kota
ini dengan daerah lain di sekitarnya.
Secara administratif wilayah berdasarkan Undang-Undang No.15 Tahun 1999
tentang terbentuknya Kota Depok dan Kota Cilegon. Pada tanggal 27 April 1999,
Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon yang dikepalai oleh
seorang Walikota dan Wakil Walikota. Walikota Cilegon saat ini (periode 2021-
2026) adalah H. Helldy Agustian, S.E., S.H. dan wakilnya H. Sanuji Pentamarta,
S.IP.
Kota Cilegon terdiri dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan dengan jumlah
penduduk pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 441.490 jiwa dan luas wilayah
175,50 km² dengan kepadatan 2.508/km2. Berdasarkan administrasi pemerintahan,
Kota Cilegon memiliki luas wilayah ±17.550 Ha terbagi atas 8 (delapan) Kecamatan
1
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No.15 Tahun 2002 Tentang Pembentukan 4
(empat) Kecamatan baru, wilayah Kota Cilegon yang semula terdiri dari 4 (empat)
kecamatan, yaitu Kecamatan Cilegon, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Ciwandan,
dan Kecamatan Pulomerak, selanjutnya dibagi menjadi 8 (delapan) Kecamatan.
2
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Cilegon, adalah sebagai berikut:
3
perkebunan, peternakan dan perikanan. Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, dan berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian mempunyai tugas pokok membantu
Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan tugas pembantuan di bidang ketahanan pangan, pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan pertanian
serta perikanan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan pertanian
serta perikanan;
c. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang
ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi
pangan,cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan
keamanan pangan;
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketersediaan
pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan,cadangan pangan,
penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;
e. Penyusunan program penyuluhan pertanian;
f. Penataan prasarana pertanian;
g. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman, benih/bibit ternak
dan hijauan pakan ternak;
h. Pengawasan peredaran sarana pertanian;
i. Pembinaan produksi di bidang pertanian;
j. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman dan
penyakit hewan;
k. Pengendalian dan penanggulangan bencana alam;
l. Pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;
m. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
n. Pemberian izin usaha/rekomendasi teknis pertanian;
4
o. Pembinaan nelayan dan pembudidaya ikan serta pelaku usaha
perikanan;
p. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
di bidang ketahanan pangan dan pertanian serta perikanan;
q. Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
serta ; dan
r. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5
STRUKTUR ORGANISASI DKPP PEMERINTAH KOTA CILEGON
6
Jumlah Pegawai Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian berjumlah 98
orang dengan perincian sebagai berikut: Pegawai Negeri Sipil (PNS) 51 orang,
Tenaga Kerja Kontrak (TKK) 7 orang, Tenaga Harian Lepas (THL) 30 orang,
dan Cleaning Service serta Keamanan Kantor10 orang.
A. Sekretariat Dinas
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melaksanakan tugas pokok
melakukan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut, sekretariat mempunyai fungsi:
a. Koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di bidang ketahanan
pangan dan pertanian;
b. Koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di bidang produksi
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan
hewan serta penyuluhan pertanian;
c. Pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerja sama, hubungan
masyarakat, arsip, dan dokumentasi;
d. Penataan organisasi dan tata laksana;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
f. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
7
Masing – masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugas pokoknya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris.
8
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan terdiri dari:
a. Seksi Konsumsi Pangan;
b. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan; dan
c. Seksi Keamanan Pangan
Masing – masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas
pokoknya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
9
i. Penyiapan pengelolaan cadangan pangan pemerintah provinsi dan menjaga
keseimbangan cadangan pangan pemerintah provinsi;
j. Penyiapan bahan rumusan kebijakan harga minimum pangan lokal yang
tidak ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
k. Penyediaan data informasi pasokan dan harga pangan serta pengembangan
jaringan pasar;
l. Penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi di bidang ketersediaan pangan, distribusi pangan
dan kerawanan pangan; dan
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Masing – masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas
pokoknya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
10
2. Mengoordinasikan konsep rencana penyusunan dokumen
perencanaan strategis dengan pejabat terkait lingkup Dinas;
3. Memberikan fasilitasi dan verifikasi penyusunan dokumen
perencanaan strategis kepada pejabat terkait di lingkup Bidang
Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan;
4. Mengkonsultasikan draft penyusunan dokumen perencanaan
strategis kepada pimpinan; dan
5. Memfinalisasi dokumen pelaporan.
11
2. Mengklasifikasi kegiatan berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan
bawahan;
3. Membagi tugas kepada pejabat terkait;dan
4. Menentukan waktu penyelesaian untuk pelaksanaan tugas.
12
1. Memeriksa dokumen/naskah dinas dari Pejabat terkait;
2. Mengembalikan dokumen/naskah dinas yang masih terdapat
kesalahan untuk diperbaiki;dan
3. Membubuhkan paraf dan/atau menandatangani dokumen/naskah
yang telah sesuai/diperbaiki.
13
1. Mengoordinasikan dengan pejabat terkait di lingkup Bidang
Tanaman Pangan, dan Hortikultura dan membagi tugas
pengumpulan bahan;
2. Mengoordinasikan konsep penyusunan pelaporan dengan pejabat
terkait lingkup Dinas;
3. Memberikan fasilitasi dan verifikasi penyusunan laporan kepada
pejabat terkait di lingkup Bidang Tanaman Pangan, dan Hortikultura;
4. Mengkonsultasikan draft penyusunan kepada pimpinan; dan
5. Memfinalisasi pelaporan.
Masing – masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas
pokoknya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
14
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok: melaksanakan
penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Untuk
melakukan tugas pokok tersebut, Bidang Peternakan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan benih/bibit, produksi, peternakan dan kesehatan
hewan perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil di bidang
perternakan;
b. Pengelolaan sumber daya genetik hewan;
c. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak,
dan benih/bibit hijauan pakan ternak;
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak;
e. Pengendalian penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;
f. Pengawasan peredaran dan pengunaan serta sertifikasi benih/bibit ternak,
pakan, hijauan pakan ternak, dan obat hewan;
g. Pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan, dan produk hewan;
h. Pelaksanaan sertifikasi persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner
dan kesejahteraan hewan;
i. Pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner;
j. Pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di
bidang peternakan;
k. Pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
15
Masing – masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas
pokoknya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam pelaksanaan tugasnya
Kepala UPT dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT.
16
No Sarana dan Prasarana Jumlah Ket
1 Bangunan gedung 7 buah
2 Kendaraan roda 4 (mobil) 13 buah
3 Kendaraan roda 2 18 buah
4 Komputer 21 buah
5 note book/laptop 22 buah
6 Printer 25 buah
7 Mesin tik manual - buah
8 Mesin tik elektrik 5 buah
9 Infokus 1 buah
10 Camera digital 1 buah
11 Handycam - buah
12 Kursi Kerja 70 unit
III. 13 AC 18 unit
17
pangan di masing-masing Kelurahan. Selain itu pelayanan PD adalah kegiatan
Penyuluhan Ketahanan Pangan dan Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan.
Pelayanan PD dilaksanakan melaui skala prioritas yakni untuk mencapaian
indikator sasaran yang telah ditetapkan rnelalui Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Ketahanan Pangan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor:
86/Perrnentan/01.140/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten Kota dan indikator lainnya yang meliputi:
1. Proporsi peningkatan provitas kacang tanah per tahun
2. Proporsi peningkatan produksi melon per tahun
3. Peningkatan populasi ternak ruminansia
4. Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar
5. Tingkat konsumsi energi
6. Tingkat konsumsi protein
7. Tingkat minimal cadangan pangan pemerintah
8. Tingkat pengawasan pangan segar asal tumbuhan
9. Tingkat ketersediaan energi
10. Tingkat ketersediaan protein
11. Stabilitas harga pangan (beras)
18
sawah irigasi yang terdapat di Kecamatan Cibeber (Kelurahan Kedaleman) dan
Kecamatan Jombang (Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Panggungrawi).
Mengacu pada data luasan pemanfaatan ruang Kota Cilegon dapat diketahui
bahwa untuk pertanian lahan kering yang meliputi kebun/ladang dan sawah tadah
hujan mencapai 2.131,63 ha sedangkan untuk pertanian lahan basah (sawah irigasi)
sekitar 4.794,04 ha. Berkaitan dengan beberapa luasan lahan pertanian yang terdapat
di sepanjang jalan utama kota dikarenakan lokasinya yang strategis dan memiliki nilai
ekonomi tinggi, maka dapat dipertimbangkan adanya alih fungsi pemanfaatan ruang
secara bertahap ke arah kegiatan non-pertanian terutama pada lahan-lahan di bagian
timur Kota Cilegon dan sebagian di sekitar Jalan Lingkar Selatan. Untuk lahan
pertanian yang belum beralih fungsi, aktivitas agrikultur dapat terus dikembangkan
melalui pendekatan intensitifikasi pertanian. Sedangkan konversi lahan agraris perlu
mempertimbangkan hasil analisis HBU (Highest and Best Use) yang dilakukan oleh
instansi terkait.
Untuk sawah tadah hujan pengelolaannya diarahkan pada sistem pengelolaan
yang memperhatikan aspek lingkungan dan secara bertahap dikembangkan sebagai
kawasan budidaya non-pertanian. Mengingat Kota Cilegon memiliki potensi kegiatan
industri dan permukiman yang cukup tinggi, maka perkembangan kawasan industri
dan permukiman yang cenderung memanfaatkan lahan pertanian produktif perlu
diarahkan ke lokasi/lahan pertanian yang tidak/kurang produktif. Sedangkan Untuk
kawasan pertanian lahan kering yang berada dalam kawasan lindung adalah dengan
mempertahankan luas yang ada dan meningkatkan perlakuan konservasi sehingga
akan mampu mendukung fungsi kawasan lindung sebagai daerah resapan air, selain
untuk meningkatkan produksi hasil pertanian. Jenis tanaman yang dikembangkan
adalah yang bernilai ekonomi tinggi dan berfungsi konservasi.
19
memiliki sumber daya alam yang melimpah. Ketahanan Pangan Kota Cilegon
menunjukan bahwa:
A. Lesson Learnt
Dikarenakan luas lahan pertanian di Kota Cilegon semakin lama semakin
berkurang tergerus pemukiman dan industri, maka sudah saatnya usaha
pertanian di Kota Cilegon beralih dari usaha pertanian yang konvensional
menjadi pertanian yang lebih modern dengan menggunakan lahan pertanian
yang tidak terlalu luas.
20
Mengembangkan potensi agribisnis sebagai produk wisata dan ekonomi
kreatif sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan daya beli petani, juga
masyarakat sekitarnya.
Mengembangkan produk pertanian dan peternakan unggulan yang memiliki
nilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani dalam upaya
peningkatan daya beli. Diantaranya:
Pengembangan dan budidaya buah melon (melon golden apollo)
Budidaya jagung ketan (jagung pulut)
Budidaya penggemukan sapi potong
21
mengoptimalkan fungsi lahan sehingga mampu membantu peningkatan
pendapatan petani.
22