Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Epistimologi Sains
Epistimologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan. Epistimologi sains menjelaskan tentang objek
pengetahuan sains, cara memperoleh pengetahuan sains, cara mengukur benar tidaknya
pengetahuan sains.
2.2.1 Objek Pengetahuan sains
Objek pengetahuan sains (yaitu objek-objek yang diteliti sains) ialah
semua objek yang empiris. Menurut Jujun. S dalam Ahmad Tafsir
mengatakan bahwa objek kajian sains hanyalah objek yang berada dalam
ruang lingkup pengalaman manusia (2010:27). Yang dimaksud pengalaman di
siniialah pengalaman indera. Bukti empiris ini di perlukan untuk menguji bukti
rsaional yang telah di rumuskan dalam hipotesis. Objek-objek yang dapat
diteliti sains seperti alam, tumbuhan, hewan, dan manusia serta kejadian di
sekitar alam, tumbuhan, hewan, dan manusia. Dari penelitian itulah muncul
teori-teori sains.
2.2.2 Proses diperolehnya Pengetahuan Sains
Memperoleh sains didorong oleh beberapa paham, diantaranya:
a) Paham Humanisme merupakan salah satu paham filsafat yang
mengajarkan bahwa manusia dapat mengatur dirinya dan alam.
b) Paham Rasionalisme ialah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal
digunakan untuk mencari dan mengukur pengetahuan.
c) Paham Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar ialah yang logis dan ada bukti empiris.
d) Paham Positivisme menyatakan bahwa kebenaran adalah logis ,ada
bukti empirisnya, yang terukur. “terukur” inilah sumbangan penting
positivisme. Metode ilmiah mengatakan , untuk memperoleh yang benar
dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya, mula-
mula buktikan bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu
secara empiris.
2.2.3 Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sains
Hipotesis (dalam Sains) ialah pernyataan yang sudah benar secara logika,
tetapi belum ada bukti empirisnya. Teori –teori kebenaran :
a. Korespondesi
Sebuah pernyataan dikatakan benar bila sesuai dengan fakta atau
kenyataan. Contoh pernyataan : bentuk air selalu sesuai dengan ruang yang
ditempatinya, pernyataan ini benar karena kenyataannya demikian. Kedua, kota
Jakarta ada di pulau Jawa, pernyataan ini benar karena sesuai dengan fakta.
Korespondesi memakai logika induksi.
b. Koherensi
Sebuah pernyataan dikatakan benar bila konsisten dengan pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Contoh pernyataan : Dika akan mati,
pernyataan ini sesuai (koheren ) dengan pernyataan sebelumnya bahwa semua
manusia akan mati dan Dika adalah manusia. Terlihat disini, logika yang dipakai
dalam koherensi adalah logika deduksi.
c. Pragmatik
Sebuah pernyataan dikatakan benar jika berguna (fungsional) dalam situasi
praktis. Kebenaran pragmatik dapat menjadi titik pertemuan antara koherensi dan
korespondesi. Jika ada dua teori keilmuan yang sudah memenuhi kriteria dua teori
diatas , maka yang diambil adalah teori yang lebih mudah dipraktekkan. Agama dan
seni bisa cocok jika diukur dengan teori kebenaran ini. Agama dengan satu
peryataannya misalnya Tuhan ada, pernyataan ini benar secara pragmatik
(adanya Tuhan berguna untuk menopang nilai-nilai hidup manusia dan
menjadikanya teratur), lepas dari apakah Tuhan ada itu sesuai dengan fakta atau
tidak, konsisten dengan pernyataan sebelumnya atau tidak.
2.3 Ontologi Sains
Ontologi sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang hakekat dan struktur
sains. Dan hakikat sains menjawab pertanyaan apa sains itu sebenarnya, dan
struktur sains menjelaskan tentang cabang-cabang sains.
2.3.1 Hakikat Sains
Pada pembelajaran hakikat sains ini ada dua pengetahuan yaitu pengetahuan
rasional dan pengetahuan empiris. Yang pertama masalah rasional. Jika kita meneliti
suatu kejadian dan memberikan suatu kesimpulan sementara atau hipotesis dan
hipotesis itu harus berdasarkan rasional dan penelitian itu harus berdasarkan
rasional dan penelitian ini berdasarkansebab akibat, seperti contoh : dalam 2 desa yang
pertama desa A dan desa B. Di desa A banyak penduduk yang sakit sedangkan di desa
B penduduknya sehat-sehat. Diambil kesimpulan bahwa penduduk B lebih sehat
dari pada penduduk A. Lalu dicari tahu tenang sebab akibatnya, ternyata di
kampung B memelihara ayam dan telurnya dimanfaatkan untuk dikonsumsi,
sedangkan penduduk A mereka juga memelihara ayam akan tetapi untuk dijual.
Dalam hal ini, hipotesis/dugaan sementara adalah rasional untuk sehat diperlukan
gizi, telur banyak mengandung gizi, karena itu logis bila semakin banyak makan
telur semakin sehat. Dan hipotesis ini rasional karena adanya hubungan pengaruh
atau sebab akibat. Yang kedua, masalah empiris hipotesis yang sudah dibahas dan
realistis itu selanjutnya diajukan bukti yang empiris karena diambil penduduk dari
desa A dan desa B. Untuk desa B selama satu tahun tidak memakan telur ternyata
penduduk B lebih sehat dari pada penduduk. Kesimpulannya bahwa semakin banyak
makan telur semakin sehat atau telur berpengaruh positif terhadap kesehatan. Teori yang
rasional–empiris dan teori inilah yang disebut teori ilmiah scientific theory. Rumus
baku metode ilmiah adalah Logico-hypothetico-verificatif bukti bahwa itu logis, tarik
hipotesis, ajukan bukti empiris). Pada dasarnya cara kerja sains adalah kerja
mencari hubungan sebab-akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain,
asumsi sains adalah tidak ada suatu kejadian tanpa sebab dan dirumuskan dengan
ungkapan post hoc/ ergo propter hoc ini tentu disebabkan oleh iniAsumsi ini benar bila
sebab akibat itu memiliki hubungan rasional. Ilmu atau sains berisi tentang teori,
teori itu pada dasarnya menerangkan hubungan sebab akibat. Dan sains tidak
memberikan nilai baikatau buruk, halal atau haram, sopan atau tidak sopan, indah atau
tidak indah, sains hanya memberikan nilai benar atau salah.
2. 3.2 Struktur Sains
Dalam garis besar sains dibagi menjadi dua; yaitu sains kealaman dan sains sosial,
yang menjelaskan struktur sains dalam bentuk nama-nama ilmu.
a. Sains Kealaman
- Astronomi
- Fisika : mekanika, bunyi, cahaya, dan optic, fisika, nuklir;
- Kimia : kimia organik, kimia teknik
- Ilmu bumi : paleontology, ekologi, geofisika, geokimia, mineralogy, geografi.
- Ilmu hayat : biofisika, botani, zoology.
b. Sains Sosial
- Sosiologi : sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan
- Antropologi : antropologi budaya, antropologi ekonomi, antropologi politik
- Psikologi : psikologi pendidikan, psikologi anak,psikologi abnormal
- Ekonomi : ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan
- Politik : politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional.
2.3.3 Karakteristik Sains
Sejarah membuktikan bahwa dengan metode sains telah membawa manusia
pada kemajuan dalam pengetahuan. Randall dan Buchker mengemukakan beberapa
ciri umum sains, antara lain :
1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, artinya hasil
sains yang lalu dapat digunakan untuk penyelidikan hal yang baru, dan tidak
memonopoli. Setiap orang dapat memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena
yang menyelidikinya adalah manusia.
3. Sains bersifat objektif ,artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains
tidak tergantung kepada siapa yang menggunakan, tidak tergantung pada
pemahaman secara pribadi. Ralph Ross dan Ernest Van den Haag mengemukakan
ciri-ciri sains, yaitu :
1. Bersifat rasional (hasil dari proses berpikir dengan menggunakan rasio atau
akal).
2. Bersifat empiris (pengalaman oleh panca indra).
3. Bersifat umum (hasil sains bisa digunakan oleh semua orang tanpa
terkecuali).
4. Bersifat akumulatif (hasil sains dapat dipergunakan untuk dijadikan
objek penelitian berikutnya).

Anda mungkin juga menyukai