MAKALAH Moderasi Agama Kelompok 3
MAKALAH Moderasi Agama Kelompok 3
Dosen Pengampu:
Ibu Dr. Abnan Pancasilawati, M.Ag.
Kelompok 3
Anggota:
Achmad Maulana
Muhammad Ihsan Hamdani Addin
Qasthalany Shiffa Almada
Annisa Rizqiyah Wardani
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................................................................... 2
Kata Pengantar................................................................................................................. 3
BAB 1 Pendahuluan....................................................................................................... 4
Latar Belakang............................................................................................................. 4
Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
BAB 2 Pembahasan........................................................................................................ 5
Analisis...............................................................................................................11
BAB 3 Penutup...............................................................................................................12
Kesimpulan..................................................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................................13
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha penyayang. Sholawat serta salam tak lupa kita hanturkan kepada junjungan kita
yang Agung yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman yang terang benderang yakni Addinul Islam.
Tak lupa kami ucapakan terimakasih kepada ibu Dr. Abnan Pancasilawati,
M.Ag, yang telah memberikan tugas ini kepada kami, mengenai “ Sumber- sumber
Ajaran Islam”, banyak hal yang kami baru ketahui dan belajar dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah Islam dan Moderasi Beragama ini kami buat dalam tujuan untuk
dapat menyelasaikan dari beberapa masalah mengenai dari berbagai aspek
permasalahan yang ada. Dan memenuhi tugas kuliah, kami juga dapat menambah
wawasan dan ilmu baru dalam memecahkan masalah dalam makalah yang kami buat
ini.
Setelah selesai makalah ini kami berharap apa yang kami lakukan dan kami
kerjakan ini menjadi ladang kebaikan dan dapat kami laksanakan dalam kehiudupan
sehari- hari dan dapat bermanfaat bagi orang lain dan sekitar kita.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber ajaran dalam agama Islam berpandangan dengan Al- Qur’an, Hadist,
dan Arra’yu. Maka dari itu sangat penting bagi kita umat Islam belajar sejak dini
mengenai agama. Karena sangat berdampak besar dalam kehidupan kita, dan
berpengaruh dalam setiap masalah yang ada di kegiatan kita. Dalam hukum juga
sangat menyorot kedalam pandangan Al- Qur’an, hadist, dan sunnah.
Dijelaskan dalam ayat- ayat Allah SWT, bahwasannya pedoman kita terhadap
Al- Qur’an, Al- Hadis, dan Al- Ra’yu. Karena itu ketiga penjelasan tersebut sebagai
pedoman dan panutan bagi umatnya.
Al Quran dan hadis merupakan dua hal pokok ajaran Islam. Keduanya adalah
hal sentral yang menjadi panutan bagi setiap permasalahan. Dan sangat penting kita
umat Islam mengetahuinya.
B. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al- Qur’an
Bila kita rujuk dalam literatur Islam, maka kita akan mendapati banyak
pendapat terkait definisi Al- Qur’an. Terdapat dalam buku Al- Qur’an dan Qira’ah
Syadzah karya Muhammad Aqil Haidar, ada beberapa kelompok yang mendefinisikan
Al- Qur’an secara bahasa.
Menurut Al- Lihyani
Pendapat pertama mengungkapkan bahwa Al- Qu’an berasal dari kata (
ًقُرْ ان- ) قَ َرَأ – يَ ْق َرُأberupa masadhar yang berarti bacaan. Keterangan ini
bersumber dalam kitab Al- Itqan Fii Ulumil Qur’an karya Imam
Jalaluddin As- Suyuthi sebaagaimana berikut dibawah ini :
ب ُ ال قَوْ ٌم ِم ْنهُ ْم اَلِّ ْلحْ يَانِي ه َُو َمصْ َد ٌر لَقَ َرْأ
ِ ت َكالرَّجْ َحا ِن َو ْال ُغ ْف َرا ِن ُس ِّم َي بِ ِه ْال ِكتَابُ ْال َم ْق َروْ ُء ِم ْن بَا َ َق
ْ ْ ْ
ِ تَ ْس ِميَّ ِة ال َمفعُوْ ِل بِال َمصْ د
َر
Artinya:
“Ada sebagian kelompok berkata diantaranya adalah al-Lihyani yang
berpendapat bahwa Al-Quran adalah mashdar dari qara’a. Sebagaimana
dalam kata rujhan dan ghufron. Penamaan Al-Quran adalah kitab yang
dibaca termasuk dalam bab penamaan maf’ul dengan mashdar.
Menurut Az- Zajj dan Abu Ubaidah:
Dalam kitab yang sama, pendapat kedua Imam As- Sayuthi
menjelaskan golongan kedua pada Az- Zajjaj dan Abu Ubaidah.
Kata Al- Qur’an berasal dari kata ( )اَ ْلقُرْ ُءyang bermakna
mengumpulkan.
Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa Dan Istilah
Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa Dan Istilah – Al-Quran adalah kitab suci
bagi umat islam. Selain kitab seci, al-Quran juga merupakan sumber hukum utama
dalam ajaran agama islam. Al –Quran berisi tentang wahyu-wahyu allah swt yang
5
diturunkan pedada nabi Muhammad saw lewat perantaraan malaikat jibril.
Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi bagi penganut agama islam,
sehingga umat islam akan sangat marah apabila ada orang atau pihak yang mencoba
melecehkan alQuran. Lalu, bagaimana pengertian al-Quran itu sendiri? Disini, akan
saya bahas pengertian al-Quran menurut bahasa dan sitilah. Dengan adanya kedua
pengertian tersebut (bahasa dan istilah) diharapkan memberikan informasi yang baik
bagi anda sebagai pembaca.
Kedudukan Al- Qur’an sebagai sumber ajaran Islam
Kedudukan Al Quran sebagai sumber utama dan pertama bagi
penetapan hukum, maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk
suatu kejadian.
Bisa kita lihat dalam sejarah Nabi Muhammad SAW dalam
menyebarkan agama dari yang bermula diam- diam hingga terang-
terangan dalam artian telah secara terbuka menyebarkan agama Islam
itu sendiri. Dan Nabi Muhammad mengajarkan mengenai hal seperti
Al- Qur’an, As-Sunnah, dan Arra’yu.
Dan para Rosulullah mengajarkan agama Islam berpegang dan
berpedoman dengan Al- Qur’an, Al - Sunnah, dan Al-Ra’yu.
6
bahan perbincangan dikalangan ulama. Perbincangan ini muncul di sebabkan oleh
keterangan Allah sendiri yang menjelaskan bahwa Al-Quran atau ajaran Islam itu telah
sempurna. Oleh karenanya tidak perlu lagi ditambah oleh sumber lain.
Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau
dalil kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat
untuk semua umat Islam. Jumhur ulama mengemukakan alasannya dengan beberapa
dalil, di antaranya :
Banyak ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat mentaati Rasul. Ketaatan
kepada rasull sering dirangkaikan dengan keharusan mentaati Allah ;
seperti yang tersebut dalam surat An-Nisa : 59 :
artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
Bahkan dalam tempat lain Al-Quran mengatakan bahwa oang yang mentaati
Rasul berarti mentaati Allah, sebagaimana tersebut dalam surat An-Nisa : 80:
Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah.
dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
Yang dimaksud dengan mentaati Rasul dalam ayat-ayat tersebut adalah
mengikuti apa-apa yang dilakukan atau dilakukan oleh Rasul sebagaimana tercakup
dalam Sunnahnya.
Fungsi Hadits
Dalam uraian tentang Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat-
ayat hukum dalam Al-Qur’an adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah
belum dapat dilaksanakan tanpa penjelasan dari hadits. Dengan demikian fungsi hadits
yang utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur’an. Hal ini telah sesuai dengan
penjelasan Allah dalam surat An-Nahl :64
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu.
Dengan demikian bila Al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum fiqh,
maka Hadits disebut sebagai bayani. Dalam kedudukannya sebagai bayani dalam
hubungannya dengan Al-Qur’an, ia menjalankan fungsi senagai berikut :
Menguatkan dan mengaskan hukum-hukumyang tersebut dalam Al-
Qur’an atau disebut fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini Hadits
hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut dalam Al-Qur’an.
7
Umpanya Firman Allah dalam surat Al-Baqarah :110 yang artinya :
“ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat “ ayat itu dikuatkan oleh sabda Nabi
yang artinya :
“ Islam itu didirikan dengan lima pondasi : kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain
Allah dan muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat.
Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam hal :
Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an
Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secari garis besar.
Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum
Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-Qur’an
Contoh menjelaskan arti kata dalam Al-Qur’an umpamanya kata shalat yang
masih samar artinya, karena dapat saja shalat itu berarti do’a sebagaimana yang biasa
dipahami secara umum waktu itu. Kemudian Nabi melakukan serangkaian perbuatan,
yang terdiri dari ucapan dan pebuatan secara jelas yang dimulai dari takbiratul ihram
dan berakhir dengan salam. Sesudah itu Nabi bersabda :
“ inilah shalat itu, kerjakanlah shalat sebagimana kamu melihat saya mengerjakan
shalat” .
Menetapkan suatu hukum dalam hadits yang secara jelas tidak terdapat dalam
Al-Qur’an. Dengan demikian kelihatan bahwa Hadits menetapkan sendiri hukum yang
tidak ditetapkan dalam Al-Qur’an. Fungsi hadits dalam bentuk ini disebut itsbat.
Sebenarnya bila diperhatikan dengan teliti akan jelas bahwa apa yang
ditetapkan hadits itu pada hakikatnya adalah penjelasan terhadap apa yang disinggung
Al-Qur’an atau memperluas apa yang disebutkan Al-Qur’an secara terbatas.
Umpamanya Allah SWT mengharamkan memakan bangkai, darah, dan daging babi.
Larangan Nabi ini menurut lahirnya dapat dikatakan sebagai hhukum baru yang
ditetapkan oleh Nabi, karena memang apa yang diharamkan Nabi ini secara jelas tidak
terdapat dalam Al-Qur’an. Tetapi kalau dipahami lebih lanjut larangan Nabi itu
hanyalah sebagai penjelasan terhadap larangan Al-Qur’anlah memakan sesuatu yang
kotor.
Hubungan Hadits dengan Al-Qur’an
Bila kita lihat dari fungsinya hubungan Hadits dengan Al-Qur’an
sangatlah berkaitan. Karena pada dasarnya Hadits berfungsi menjelaskan
hukum-hukum dalam Al-Qur’an dalam segala bentuknya sebagaimana
disebutkan di atas. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah
8
untuk diamalkan, karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang
digariskan.
C. Ar- Ra’yu
9
a.Pengertian Ar-Ra’yu
Secara bahasa Arra’yu ialah salah satu cara umat Islam menetapkan suatu
hukum dari permasalahan kontemporer yang belum didapati dalam Al- Qur’an dan
Hadis. Manusia memiliki akal yang mampu berfikir secara komporehensif dengan
tetap berpegang teguh pada Al- Qur’an dan Hadis sebagai bukti kehabsahan Arra’yu.
Al- Ra’yu sebagai sumber ajaran Isalm karena terdapat hujjah yang menetap
apabila di dalam Al- Qur’an dan As- Sunnah tidak ditemukan hukumnya sama
sekali atau tidak ada kepastian.
Ar- Ra’yu memiliki beberapa metode, yakni diantara berikut:
1. Ijma’: Kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam
agama berdasarkan Al- Qur’an dan Hadis dalam suatu perkara yang
terjadi.
2. Qiyas: Suatu proses yang mengukur suatu proses atas lainnya dan
mempersamakannya.
3. Istidlal: Menetapkan dalil dari nash Al- Qur’an dan As- Sunnah ) atau
dari Ijma’ dan selain dari keduanya.
4. Istishlah: Mashlahahnya yang sejalan dengan Maqshid Al- Syar’i dan
tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan diakuinya atau
ditolaknya.
5. Istishab: Mengambil hukum yang telah ada atau telah di tetapkan pada
masa lalu dan tetap di pakai hingga masa- masa selanjutnya sebelum
ada hukum yang mengubahnya.
6. URF: Istilah Islam yang dimaknai dengan adat istiadat
Maka dari itu sangatlah penting kita mempelajari asas dan dasar dari agama
Islam ini dikarenakan sangat berdampak kepada kehidupan kita sehari- hari. Terutama
pedoman sumber ajaran agama Islam memiliki berbagai pedoman diantara lain seperti
A;- Qur’an, As-Sunnah, dan Al- Ra’yu. Dari ketiga itu sangatlah saling
menyambungkan satu antar lain. Dengan demikian kita juga harus sangat berhati- hati
dalam memilah sesuatu.
D.Analisis
[Hadits menurut stilah syariat ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak ya
ng dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’ (pensyari’atan) bagi ummat Islam
10
Hadits menurut stilah syariat ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa s
allam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yan
g dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’ (pensyari’atan) bagi ummat Islam. Adapun hadits menur
ut bahasa ialah sesuatu yang baru.
Kita sebagai umat Islam dalam menjalankan syariat dalam kehidupan sehari hari maka ada 2 landa
san hukum yang digunakan yaitu Al Quran dan As Sunnah (Hadits). Adapun dalilnya adalah sebag
i berikut:
إني قد تركت فيكم ما إن اعتصمتم به فلن تضلوا أبدا كتاب هللا وسنة نبيه الحديث
“Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selamanya jika berpega
ng teguh dengan keduanya yaitu: Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”
Dilihat dari berapa banyak yang meriwayatkan hadits maka hadits ini terbagi menjadi:
Hadits mutawatir: Yaitu hadits yang berasal dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang disa
mpaikan secara bersamaan oleh orang-orang kepercayaan (beberapa sahabat) dengan cara yang mu
stahil mereka bisa bersepakat untuk berdusta.
Hadits Ahad: Yaitu hadits yang derajatnya tidak sampai mutawatir didalamnya terdiri dari hadit
s masyhur, aziz, gharib
Hadits Masyhur, aziz dan gharib: Hadits Masyhur yaitu hadits yang diriwayatkan dengan 3 sanad,
hadits aziz 2 sanad, dan hadits gharib 1 sanad.
Sedangkan menurut derajatnya hadits terbagi menjadi 3 yaitu:
Hadits shahih: Yaitu hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas
dan tidak lemah hafalannya, di dalam sanad dan matannya tidak ada syadz dan illat
Hadits Hasan: Yaitu seperti hadits shahih namun terdapat perbedaaan dari kedua jenis hadits ini ad
alah kualitas hafalan perawi hadits hasan tidak sekuat hadits shahih.
Hadits dhaif (lemah) ialah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hadits hasan.
Kata al-ra’yu berasal dari kata ra’a, yarā’ ra’yan yang berarti memperlihatkan, kemudian dari kata
tersebut terbentuk kata ra’yun yang jamaknyaarā’u artinya pendapat pikiran. Dalam Maqāyisdikata
kan bahwa ahl al-ra’yu adalah orang yang berpegang kepada akal.Istilah al-ra’yu dalam Ilmu Ushu
l adalah mencurahkan segala kemampuan dalam mencari hukum syara’ yang bersifat zanni, dengan
menggunakan rasio yang kuat dan yang bersangkutan merasa tidak mampu lagi mengupayakan leb
ih dari itu.
Kalau dianalisa, semua ayat Alquran
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi
setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat.
Sumber ajaran agama islam terdiri dari sumber ajaran islam primer dan sekunder.
Sumber ajaran agama islam primer terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah (hadist),
sedangkan sumber ajaran agama islam sekunder adalah ijtihad.
Kemudian, mengenai sumber-sumber hukum Islam dapat kita simpulkan
bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lain sebagainya
itu berlandaskan Al-qur’an yang merupakan Firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad secara mutawatir dan diturunkan melalui malaikat Jibril dan
membacanya di nilai sebagai Ibadah, dan Al-Sunnah sebagai sumber hukum yang
kedua yang mempunyai fungsi untuk memperjelas isi kandungan Al-qur’an dan lain
sebagainya.
Marilah kita mengamalkan dan menjadikan Al-qur’an dan Al-sunnah sebagai
pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari yang merupakan sumber dari hukum agama
Islam dan sekaligus dapat membuat kita bahagia baik itu di dunia maupun diakhirat
nanti.agar hidup yang kita jalani lebih sempurna dan mempunyai tujuan hidup.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sadunku/4 Okt
https://adinawas.com/pengertian-al-quran-menurut-bahasa-dan-istilah.html
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/ijma-dan-qiyas/
https://tafsiralquran.id/mengenal-pengertian-al-quran/17
Ahmad/18 Okt
https://www.gramedia.com/literasi/al-quran-dan-hadits/
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-
hadits.html
https://www.neliti.com/id/publications/58139/rayu-sebagai-sumber-hukum-islam
13