Anda di halaman 1dari 13

Makalah.

Tugas kelompok

Anomali Pada Gigi

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

“Dental Morfologi”

Dosen Pengampu :

Dr.drg Cut Aja Nuraskin, M.Pd

Di susun oleh:

Sakila Ahda Jadidah / P07125121071


Rima Melati / P07125121068
Zarrahan Zurra / P07125121079
Wirda Yani / P07125121080
Yuni Gustiara / P07125121076
Rizqan Muzammina / P07125121069
Thesa Aulia / P07125121073
Rheysha Balqis Thahira / P07125121067
Ulfatul Nailus Sari / P07125121074
Zakiatul Fitria / P07125121078
Sri Maulina / P07125121072
Wirda Marjanah / P07125121075

Kelas : Reguler B
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Anomali pada gigi " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Dental Morfologi. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Anomali pada gigi dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Cut Aja Nuraskin selaku guru Mata Kuliah Dental
Morfologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 25 Agustus 2021

Sakila Ahda Jadidah


Daftar isi

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................


1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................


2.1 Mengenal Anomali Gigi.....................................................................
2.2 Abnormalitas Jumlah Gigi..................................................................
2.3 Abnormalitas Morfologi Gigi.............................................................

Bab 3 PEMBAHASAN...................................................................................
3.1 Mengenal Anomali Gigi......................................................................
3.1.1 Pengertian...................................................................................
3.1.2 Faktor..........................................................................................
3.1.3 Anomali Gigi Biasanya Terjadi.....................................................
3.1.4 Pencegahan..................................................................................

3.2. Abnormalitas Jumlah Gigi..................................................................


3.2.1 Anadontia.....................................................................................
3.2.2 Gigi extra/ Supernumerary teeth ................................................

3.3. Abnormalitas Morfologi Gigi..............................................................


3.3.1 Morfologi Mahkota Gigi................................................................
3.3.2 Morfologi Akar Abnormal..............................................................
3.3.3 Anomali Posisi Gigi.........................................................................
3.3.4 Malformasi Perkembangan gigi tambahan....................................
3.3.5 Gangguan d dalam struktur jaringan.............................................
3.3.6 Perubahan Bentuk Gigi Karna cedera setelah Erupsi.....................
3.3.7 Anomali Gigi Tambahan.................................................................

Bab 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................
Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anomali adalah suatu penyimpangan dari normal, biasanya terkait dengan perkembangan
embrionik dari yang mungkin mengakibatkan absensi, kelebihan,atau deformitas dari bagian-
bagian tubuh.Anomali gigi adalah abnormalitas gigiyang berkisar dari insisif lateral atas
permanen berbentuk pasak, sampai yang jarang terjadi yaitu anadonsia total. Anomali yang
paling sering disebabkan olehfaktor herediter atau gangguan perkembangan atau metabolik.
Sementara anomaligigi lebih banyak terjadi pada gigi permanen dibanding gigi sulung dan di
maksilamelebihi mandibula, perlu diingat bahwa kejadiannya jarang.

Mengenali anomali gigi adalah penting untuk dokter gigi dan dental hygienist Pengenalan dan
identifikasi yang benar dari anomali gigi sangatlah penting ketika berkomunikasi dengan sejawat,
khususnya dalam kasus rujukan kesejawat atau dari sejawat. Selain itu, komunikasi profesional
dental dengan pasienharus mencerminkan pengetahuan tentang kondisi oral abnormal.
Kemudian, pasienyang terinformasi dan mengerti mengapa tonjol tambahan di bagian bukal
gigimolar atas atau bawah lebih rentan terhadap karies daripada gigi normal, akan lebihmurah
menerima instruksi pemeliharaan gigi yang spesifik untuk mulutnya dankebutuhannya. Akhirnya,
pemahaman tentang etiologi anomali spesifik adalah penting untuk menentukan rencana
perawatan, apabila ada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat dirumuskan dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
 apakah yang dimaksud anomali gigi?
 apakah abnormalitas pada jumlah gigi?
 bagaimanakah abnormalitas pada morfologi gigi?

1.3 Tujuan Penelitian

 Mengidentifikasi Pengertian Anomali Gigi


 Mengidentifikasi Abnormalitas pada Jumlah Gigi
 Mengidentifikasi Abnormalitas pada Morfologi Gigi

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat pembuatan makalah ini adalah


1. makalah ini dibuat untuk mengetahui secara rinci abnormalitas yang terjadi pada morfologi
jumlah dan posisi gigi pada manusia.
2. Agar dapat mengetahui penyebab abnormalitas pada akar gigi manusia.
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa.
Bab 2

PENINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengenal anomali gigi


2.2 Abnormalitas jumlah gigi
2.3 Abnormalitas morfologi gigi

Bab 3

PEMBAHASAN

3.1. Mengenal Anomali Gigi

3.1.1 Pengertian
Definisi Anomali Gigi
Anomali gigi adalah kelainan perkembangan, merupakan perbedaan dari apa yang dianggap
sebagai keadaan normal dari proses perkembangan dan differensiasi. Kelainan perkembangan atau
abnomalitas dapat diklasifikasikan menurut keparahannya. perubahan dalam jumlah, ukuran,
bentuk, struktur dan erupsi.

3.1.2 Faktor
Faktor faktor penyebab nya yaitu :
 Faktor herediter / keturunan
 . Gangguan metabolisme
 Gangguan pertumbuhan
 Gangguan perkembangan

3.1.3 Anomali Gigi Biasanya Terjadi


Anomali gigi umumnya biasa terjadi pada :
 Gigi tetap lebih banyak dari gigi asli
 Pada gigi gerigi atas lebih banyak daripad gerigi bawah3
 Anodontia yang tidak ada benih gigi dalam rahang
 Kelebihan gigi
 Perubahan bentuk / abnormal jarang sekali

3.1.4 Pencegahan
Pencegahan Anomali Gigi :
 mengonsumsi nutrisi yang seimbang
 memeriksa gigi dan mulut, seperti mengecek kegoyangan gigi, gigi berlubang, karang gigi, dan
pertumbuhan gigi yang tidak normal
 memeriksa gigi ke dokter gigi secara rutin
 memperbaiki kebiasaan buruk
 proteksi dari zat yang berbahaya

sumber : Effendy N. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi ke-2. Jakarta, EGC; 1998
3.2. Abnormalitas Jumlah Gigi

3.2.1 Anadontia (Anodontia)


Pengertian Anodonsia :
Anodonsia adalah adalah kelainan genetik (keturunan) berupa tidak tumbuhnya gigi karena tidak
adanya benih gigi. Terdapat 3 macam anodonsia, yaitu complete anodonsia, hipodonsia dan
oligodonsia.

 Complete anodonsia adalah kelainan genetik berupa tidak tumbuhnya semua gigi di dalam
rongga mulut
 Hipodonsia adalah kelainan genetik yang biasanya berupa tidak tumbuhnya 1-6 gigi di dalam
rongga mulut.
 Oligodonsia adalah kelainan genetik berupa tidak tumbuhnya >6 gigi di dalam rongga mulut.

sumber : NIH/National Institute of Dental and Craniofacial Research

Penyebab anodonsia (anodontia) :


Anodontia disebabkan oleh kelainan secara genetik yang umumnya diturunkan dari orang tua
lewat gen dominan. Selain itu, mutasi genetik juga dapat terjadi bila seseorang menderita displasia
ektodermal, sindrom Down, sindrom Rieger, sindrom Book, sindrom Robinson, dan sindrom lainnya.
Faktor lain yang jarang terjadi namun dapat menyebabkan anodontia adalah radiasi x-ray pada
bagian wajah anak-anak. Radiasi sinar x-ray berpotensi merusak calon gigi atau menghentikan
pertumbuhan gigi yang baru terjadi. sumber : Laskaris, George. 2000. Color Atlas of Oral Diseases in
Children and Adolescents. New York: Georg Thieme Verlag.

Pencegahan Anodonsia
Tidak ada pengobatan untuk anodonsia, tetapi bisa juga melakukan konsultasi dengan dokter gigi
sedini mungkin bila terdapat kecurigaan terjadinya kelainan anodontia atau benih gigi tidak ada.
Perawatan yang biasanya diberikan oleh dokter gigi adalah pembuatan gigi tiruan supaya fungsi dan
estetis rongga mulut tetap terjaga. sumber : NIH/National Institute of Dental and Craniofacial
Research.

3.2.2 Gigi extra/ Supernumerary teeth


Pengertian Supernumerary teeth :
Supernumerary teeth atau gigi tambahan adalah suatu kelainan di mana jumlah gigi lebih dari
normal. Jumlah gigi sulung normal adalah 20 buah; sedangkan gigi permanen (gigi tetap) normal 32
buah termasuk Molar ketiga.

Penyebab Supernumerary teeth :


Gigi supernumerary dapat berasal dari faktor heriditer, gangguan/anomali pertumbuhan gigi dan
jaringan-jaringan lainnya serta beberapa teori yang mengemukakan etiologi seperti teori avatisme
dan teori dikotomi.

Kasus dan pencegahannya :


Hiperodonsia atau yang dikenal sebagai supernumerary teeth adalah keadaan dimana tumbuh
gigi tambahan diluar dari jumlah gigi tetap yang seharusnya ada (orang dewasa maksimal memiliki
jumlah gigi tetap sebanyak 32 buah). Kondisi ini sebenarnya bukanlah hal yang berbahaya terkadang
kondisi ini dapat dibiarkan saja tanpa menyebabkan adanya masalah dan gejala.
Akan tetapi ada juga kondisi dimana gigi tambahan tersebut apabila dibiarkan, gigi berlebih yang
baru saja tumbuh akan menghimpit dan menggeser susunan gigi-geligi yang telah ada, sehingga
akhirnya gigi menjadi berantakan (tentunya menggagu penampilan) dan bahkan dapat
menyebabkan rasa nyeri hebat dan pembengkakan gusi. Jika demikian maka upaya pencabutan gigi
perlu dilakukan.

3.3. Abnormalitas Morfologi Gigi

3.3.1 Morfologi Mahkota Gigi


pengertian mahkota gigi :
Mahkota gigi adalah bagian dari anatomi gigi yang selama ini terlihat dengan jelas di rongga
mulut. Mahkota gigi merupakan tempat dari enamel dan sebagian lapisan dentin. Kerusakan
mahkota gigi, yang selama ini sering disebut sebagai gigi berlubang.

3.3.2 Morfologi Akar Abnormal


 Mutiara email/email pearl
Email bola kecil bulat oval yang dapat dijumpai pada atau didalam akar, kadang juga pada
email, terutama pada gigi molar atas. Mutiara
ini dapat mempunyai satu inti dentin dan bahkan suatu jaringan pulpa.

 Taurodonsia
Suatu anomali dengan rongga pulpa yang sangat membesar. Pemberian nama taurodonsia
berdasarkan kemiripan sepintas dengan gigi-gigi molar sap i(taurus=benteng) gigi dengan
ruang pulpa sangat panjang, tidak ada pengecilan rongga pulpa pada daerah cemento
enamel junction. Jarang terjadi, satu dan 1000 gigi tetap dan terlihat pada orang India,
Amerika atau orang Eskimo.

 Dilaserasi atau pembengkokan akar


Eemen gigi yang gagal terbentuk karena aksi trauma mekanis pada benih gigi yaitu berupa
pembengkokan ekstrem suatu elemen, mahkota menekuk di atas akar atau akarnya
menunjukkan satu atau lebih tekukan, akar dan mahkota gigi membentuk sudut 44OC
sampai lebih dengan 900C.
Dilaceratio (latin) berarti penyobekan. dapat diakibatkan karena trauma mekanis pada
mahkota gigi yang telah mengalami pembentukan sehingga tersobek pada
akarnya. Sering terjadi pada kasus molar ketiga bawah.

 Dens evaginatus
Anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing sering runcing pada
permukaan oklusi terutama pertama bawah (evaginasi memiliki tanduk dijumpai pada gigi
premolar pulpa yang mendekati email).

 Dens Ivaginatus / Dens In Dente (gigi dalam gigi)


Dense in dente adalah anomali perkembangan yang disebabkan oleh invaginasi organ email
ke dalam mahkota gigi. Anomali pertumbuhan yang mengakibatkan elemen berbentuk
sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai tonjolan di daerah cingulum gigi incisor. Sering
terlihat gigi insisif lateral atas, bisa pada insisif lateral bawah. Perkembangan anomali ini
akibat terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi.
 Konkresensi
Melibatkan fusi superfisial atau pertumbuhan bersama dari hanya sementum dua akar gigi
yang berdekatan. tidak seperti fusi, gigi ini biasanya bergabung setelah bererupsi ke rongga
mulut karena kedekatan akar dan deposisi sementum yang banyak. Anomali ini terjadi paling
sering pada regio molar atas.

 Akar kerdil (dwarfed root)


Gigi-gigi atas sering memperlihatkat mahkota gigi dengan ukuran normal tetapi dengan akar
yang pendek. Edge incisal biasanya berpindah ke arah lingual seperti pada incisivus bawah.
Keadaan ini sering turun-temurun.

 Hipersementosis
Merupakan pembentukan sementum yang berlebihan disekitar akar gigi setelah gigi erupsi.
ini disebabkan oleh trauma, disfungsi metabolisme, atau peradangan periapeks. Kelebihan
sementum dapat membentuk lapisan tipis yang menghubungkan akar yang berdekatan,
mirip dengan jaringan tipis yang menghubungkan jari-jari pada kaki itik.

 Flexion
Merupakan akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi.

sumber/daftar pustaka:
Sangir, nadhifa. (2015). Makalah anomali gigi. hal12-14

3.3.3 Anomali Posisi Gigi


Pengertian Anomali Posisi Gigi
Anomali posisi gigi adalah kelainan paxzza letak gigi dalam rongga mulut atau penyimpangan
posisi gigi normal yang diakibatkan oleh gangguan dalam stadium pertumbuhan dan perkembangan
gigi.

 Impaksi (gigi tidak erupsi)


Impaksi merupakan gigi tertanam yang gagal bererupsi ke dalam rongga mulut karena
kurangnya kekuatan untuk erupsi. Gigi impaksi,sebaiknya, gagal bererupsi karena
obstruksibmekanis, sering dikatakan dengan penurunan ukuran rahang manusia moders
akibat evolusi. Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah molar ketiga atas dan
bawah dan kaninus atas.
 Salah letak (gigi transposisi)
Sel pembentukan gigi kelihatan tidak pada tempatnya, menyebabkan gigi muncul pada
lokasi yang tidak biasa pula. Gigi yang paling sering mengalami transposisi adalah kaninus
atas dan kaninus bawah. Kaninus atas dapat mengalami transposisi ke regio insisif sentral.
 Rotasi gigi.
Rotasi gigi adalah anomali yang jarang terjadi,paling sering terjadi pada premolar kedua
atas,kadang-kadang pada insisif atas,premolar pertama,atau premolar kedua bawah. Gigi
mungkin mengalami rotasi pada sumbunya sebesar 180°.
 Ankilosis
Ankilosis adalah infeksi atau trauma pada ligamen periodontal yang mengakibatkan
hilangnya ruang pada periodontal. Pada kondisi ini akar gigi akan menyatu dengan tulang
alveolar. Penyatuan ini menyebabkan gigi gagal erupsi pada saat rahang berkemban,
sehingga gigi akan tampak lebih pendek sekitar 2-4 mm terhadap gigi antagonisnya. Kelainan
ini paling sering terjadi pada gigi molar 2 sulung rahang bawah.
 Distopi dan heteropi
Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil dan heteropi ialah munculnya elemen
pada tempat lain yang bukan tempatnya.
 Faktor penyebab anomali posisi gigi:
Faktor hereditas :
a. Gangguan waktu pertumbuhan, perkembangan gigi
b. Gangguan metabolisme

3.3.4 Malformasi Perkembangan gigi tambahan


Malformasi adalah efek morfologik organ atau bagian dari organ atau sebagian dari tumbuh
akibat gangguan pada proses perkembangan secara intrinsik, ganguan perkembangan terjadi saat
pembentukan organ merupakan efek primer struktural akibat kesalahan morfogenesis di suatu
lokasi yang mempengaruhi pembentukan struktur organ. Gangguan pembentukan dalam tinggal dan
ganda seperti peg shaped pada insisip lateral atau microtia yaitu displasia bentuk telinga atau
clefting orofacial.

3.3.5 Gangguan di dalam struktur jaringan


 Hypoplasia enamel
Gangguan pada ameloblas ketika pembentukan enamel matrik yang menyebabkan pembentukan
enamel yang tidak sempurna sebabnya : Defisiensi makanan Pengobatan tetracycline Measles
disease Makan terlalu banyak mengandung fluorida waktu perkembangan/pembentukan gigi pada
Amelogenesis imperfecta Penyakit turunan yang terjadi pada saat pembentukan enamel pada gigi
susu dan tetap. Kekurangan jaringan enamel sebagian atau seluruhnya mengakibatkan mahkota
kasar, berwarna kuning sampai coklat yang cenderung rusak.
Ada 3 tipe yaitu:

1. Tipe bipoplastik kerusakan matrik email oleh karena hancurnya ameloblast secara dini dalam
pembentukan cekungan cekungan.
2. Tipe bipomaturatif ameloblas dapat memproduksi matriks email tapi tidak mampu
mersorbsi matrik ml dalam ukuran cukup.
3. Tipe hipoklasifikasi email dengan bahan organik sebesar 10% (yang normal hanya 5%)
sehingga email superficial sangat lunak tidak teratur dan dapat dikeruk dengan alat tumpul.

 Fluorosis
Secara klinis terlihat semua gigi tetap wamanya berubah dari putih ke kuningan intik-binti dan
atau perubahan morfologis enamel berubah menjadi enamel berlubang-lubang. Fluor yang terdapat
pada air mineral menyebabkan keadaan ini jauh lebih besar (berlipat kali) daripada fluor 11 juta.
yang ditambahkan di air minum untuk menurunkan kerusakan gigi.

 High fever (demam tinggi)


Pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering sebagai akibat demam pada masa
kanak-kanak dan penyakit campak. Biasanya, mahkota gigi yang berkembang pada masa demam,
akan terkena. Contohnya, kerusakan mahkota molar kedua permanen dan permolar kedua
permanen disebabkan oleh demam tinggi pada usia 2 tahun 3 bulan, saat email terbentuk pada
premolar kedua bawah dan molar kedua.

 Hipomaturasi (hipoplasia fokal).


Hipomanutrasi adalah perkembangan email yang tidak sempurna. terlihat sebagai spot
perubahan warna terlokalisasi atau area deformitas pada gigi Selama pembentukkan email, kondisi
ini disebabkan trauma, infeksi lokal dari gigi sulung di dekatnya yang mengalami abses atau
beberapa gangguan lain dalam maturasi matriks email, yang kemungkinan besar terjadi pada gigi
penggantinya (disebut gigi turner). Tidak seperti dekalsifikasi (karies awal), yang biasanya terlihat
pada sepertiga servikal gigi atau pada permukaan oklusal gigi posterior, bentuk hipomaturasi ini
umumnya nampak pada sepertiga medial permukaan mahkota yang halus ( permukaan fasial dan
lingual). Email dibawahnya lembek. membuat area ini rentan terhadap karies.

 Displasia Dentin
Displasia dentin terjadi dua kali lebih sering daripada displasia email. Perkembangan dentin yang
abnormal mencakup kondisi herediter dan sistemik.

 Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfekta adalah kelainan herediter yang memengaruhi pembentukan dentin
pada gigi geligi sulung dan permanen. Secara klinis semua gigi susu tetap berwarna biru keabu-
abuan sampai kuning. Kadang kadang bertukar warna. Secara radiologis menunjukkan saluran akar
dan ruang pulpa sebagian atau sama sekali tidak ada. Gigi ini lemah, kurang dukungan dan jaringan
dentin.
 Tetracycline Stain
Obat antibiotik tetracycline yang dimakan/ diminum oleh wanita. hamil, kanak-kanak dapat
melebur dalam dentin yang berkembang. Wamanya tergantung dan dosis dan diminum pada usia
berapa, dan warna kuning sampai coklat abu-abu. Pewarnaan yang terjadi dapat menyeluruh pada
gigi-geligi sulung tetapi juga dapat mengenai beberapa gigi permanen, bergantung pada usia ketika
tetrasiklin diberikan.

 Perubahan Bentuk Gigi Karena Cedera Setelah Gigi Erupsi

1) Atrisi
Atrisi adalah ausnya email karena pergerakan gigi bawah terhadap gigi atas selama fungsi normal
dan keadaan ini diperberat oleh pengerotan yang berlebihan dari gigi-gigi, yang dikenal sebagai
bruksisme. Stres dapat menyebabkann bruksisme.

2) Abrasi
Abrasi adalah ausnya struktur gigi karena kegiatan mekanis. Contohnya adalah hilangnya email di
dekat CEJ dari permukaan fasial mahkota, khususnya pada premolar dan kaninus, akibat teknik
menyikat gigi yang tidak benar. Faktor pendukung lain pada hilangnya struktur gigi di dekat CEJ
dikenal sebagai abfraksi, yaitu penekukan (fleksi) gigi yang disebabkan oleh gaya oklusal yang besar.
Kondisi ini mengakibatkan hilangnya struktur gigi karena pemisahan email rod dekat CEJ.

3) Erosi
Erosi adalah hilangnya struktur gigi karena bahan kimia (bukan mekanis) dan mengenai
permukaan halus serta oklusal. Erosi dapat disebabkan oleh asupan asam sitrat yang berlebihan.
Erosi juga dapat terjadi karena faktor yang tidak diketahui (idiopatik). Erosi parah pada email lingual
dari semua gigi anterior atas.

3.3.6 Perubahan Bentuk Gigi Karna cedera setelah Erupsi


Pengertian Erupsi Gigi :
Erupsi gigi adalah suatu proses berpindah atau bergeraknya gigi yang sedang berkembang di
dalam dan melalui tulang alveolar serta mukosa yang menutupi rahang menuju ke dalam rongga
mulut dan mencapai dataran oklusal gigi.

Proses erupsi gigi terdiri atas 3 tahap:


 Tahap pre erupsi :
Pada tahap ini terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan benih gigi di dalam tulang alveolar
sebelum terbentuknya akar gigi. Selama tahap ini gigi tumbuh pada berbagai arah untuk
mempertahankan posisinya di dalam rahang yang juga berkembang. Ini dapat terjadi dengan
pertumbuhan yang eksentrik dan pergerakan seluruh benih gigi (bodily movement). Bodily
movement adalah suatu pergeseran keseluruhan benih gigi, dimana hal ini akan mengakibatkan
terjadinya resorbsi tulang pada arah gigi itu bergerak dan pembentukan tulang pada tempat
Sebelumnya.
 Tahap erupsi prefungsional :
Tahap ini dimulai dengan inisiasi pembentukan akar gigi dan akan berakhir ketika gigi mulai
mencapai kontak oklusal. Ada 5 kejadian utama selama tahap ini, yaitu:

a. Tahap sekretoris dari amelogenesis telah lengkap, tepat sebelum


b. pembentukan akar dimulai.
c. Tahap intraoseus terjadi ketika pembentukan akar dimulai sebagai hasil dari
proliferasi epitel pelindung akar dan jaringan mesenkim dari papila dan folikel gigi.
d. Tahap supraoseus dimulai ketika bagian oklusal gigi yang sedang bererupsi bergerak
melalui bagian bawah tulang dan jaringan ikat dari mukosa mulut.
e. Ujung mahkota melewati rongga mulut dengan cara merusak pusat lapisan ganda sel
epitel. Terobosan ini kemudian dipenuhi oleh ujung mahkota.
f. Gigi yang sedang erupsi kemudian bergerak ke oklusal pada jarak yang maksimal dan
terlihat paparan secara berangsur-angsur dari munculnya mahkota klinis.

 Tahap erupsi fungsional


Pada tahap ini mahkota gigi telah tumbuh maksimal dan telah terjadi penyesuaian kontak
maksimal dengan gigi yang berada pada rahang yang berlawanan. Gigi telah bererupsi
sempurna dan dapat berfungsi secara normal.

Masalah-masalah yang sering timbul/dihubungkan dengan fase erupsi gigi diantaranya:


 Ankylosis adalah suatu penggabungan jaringan keras antara tulang dan gigi.
Ankylosis dapat memicu terjadinya:
a. kehilangan panjang lengkung
b. ekstrusi pada gigi yang berada dilengkung yang berseberangan
c. gangguan terhadap urutan erupsi gigi.

 Eruption Cyst merupakan suatu variasi dari kista dentigerous yang mengelilingi gigi yang
sedang erupsi.
 Eruption Hematoma adalah suatu lesi kebiru-biruan, buram, lesi asymptomatic yang melapisi
gigi yang sedang erupsi.
 Ectopic Eruption suatu keadaan yang biasanya terlihat ketika gigi permanent mulai
menggantikan gigi desidui pada usia sekitar 6 tahun. Merupakan erupsi yang abnormal dari
suatu gigi permanen dalam hal ini gigi ke luar dari jalur normal dan menjadi penyebab
resorbsi abnormal suatu gigi desidui yang akan diganti.
Ectopic Eruption mungkin berhubungan dengan salah satu dari tiga proses yang berbeda :
a. gangguan perkembangan
b. proses patologis
c. aktifitas iatrogenic.
3.3.7 Anomali Gigi Tambahan
Anomali tambahan ini cenderung mengenai seluruh gigi daripada 1/2 gigi saja yang berhubungan
dengan retensi mekanis dan luka.
 unusual dentition
Gigi geligi yang paling tidak menurut kebiasaan dengan seluruh atau sebagian. contoh 24 gigi pada
rahang atas.
 Variasi
Pada beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp atau tonjol lebih letaknya antara
cusp lingual disebut tuberculum inter. Bila cusp atau tonjol lebih letaknya pada marginal ridge distal
antara cusp distal dan cusp lingual disebut tuberculum sextum (MI bawah mempunyai cusp ke
enam). Sumber Journal of the American Dental Association.

Bab 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anomali adalah suatu kelain yang ada pada gigi manusia yang terjadi adalah faktor-faktor
tertentu yang dapat diobati dan dicegah.

4.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai