Konsep demokrasi
Konsep demokrasi digali dari nilai masyarakat asli Indonesia dengan nilai-nilai
yang melekat kepadanya, seperti desa demokrasi, rapat kolektivisme, musyawarah,
mufakat, tolong-menolong dan istilah-istilah lain yang berkaitan dengan itu. Tujuannya,
memberikan pendasaran emperis sosiologis tentang konsep demokrasi yang sesuai
dengan sifat kehidupan masyarakat asli Indonesia, bukan sesuatu yang asing yang
bersal dari barat dan dipaksakan pada realitas kehidupan bangsa Indonesia.
Masyarakat asli yang dimaksudkan disini adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
sudah berlangsung dipulau-pulau di nusantara sejak berabad-abad yang lalu dan yang
tersusun dari satuan-satuan kehidupan yang terkecil yang berbeda-beda seperti desa di
jawa, nagari di Sumatra barat, pekon dilampung atau subak di bali. Masyarakat asli ini
memiliki seperangkat nilai mental dan moral yang bersifat homogen, struktural dan
kolektif, yang kesemuanya memiliki sistem budaya sendiri dan berlangsung secara
demokratis.
Pengertian Demokrasi
Demokrasi juga dapat kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, misalnya
dalam lingkungan keluarga, lingkungansekolah dan lingkungan masyarakat
Bentuk – bentuk Demokrasi
Demokrasi langsung
Demokrasi Perwakilan
Dilingkungan keluarga
Dilingkungan masyarakat
Dalam bernegara
Dalam praktiknya, pemilu memerlukan tata cara atau prosedur, yang harus
dibuat untuk dapat menjamin hak-hak rakyat dapat terlayani dengan sebaik-baiknya.
Maka UUD 1945 mengatur hal tersebut, mulai dari penyelenggara Pemilu, Tujuan
Pemilu dan Prinsip-prinsip pemilu. Bahkan disusun secara khusus Undang-undang
yang mengatur tentang aturan-aturan tentang Pemilu. Bahkan dari undang-undang
tersebut untuk implementasinya dibuat peraturan KPU untuk mengatur tentang tata
cara dan prosedur pelaksanaan pemilihan umum, yaitu: ketentuan dan syarat-syarat
pemilih, ketentuan dan syarat-syarat peserta pemilu, penataan daerah pemilihan dan
alokasi kursi, tata cara pencalonan, tata-cara kampanye dan pelaporan dana
kampanye, tata cara pemungutan dan penghitungan suara, tata cara rekapitulasi hasil
penghitungan suara, hingga tata cara dan mekanisme penetapan perolehan kursi dan
calon terpilih. Untuk melaksanakan semua ketentuan teknis tersebut disusun pula
tahapan, program dan jadwal. Bahkan selain itu pula Bawasu sebagai lembaga yang
mengawasi pemilu, juga membuat berbagai aturan dan prosedur tentang tata cara
pengawasan Pemilu. Semua ketentuan dan prosedur tersebut disusun agar pemilu
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Tidak boleh ada warga
Negara yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih yang tidak terlayani. Tidak boleh
pula ketentuan dan prosedur tersebut menguntungkan sebagian pihak dan merugikan
pihak yang lainnya.