Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Mantiq
Dosen Pengampu :
Dr. Sandi Santosa, M.Si.
Disusun Oleh :
Abdul Mannan
Aufa Ibrahim
Ajrul Mutawalli
Robiansyah
(Kelompok 10)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “ILMU PENALARAN”
dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam juga kami hanturkan atas junjungan
Nabiyullah Muhammad SAW, yang merupakan rasul akhir zaman yang telah
memberikan kita pelajaran dan pedoman yang baik. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Sandi Santosa, M.Si. selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Ilmu Mantiq yang senantiasa membimbing kami dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.
Penyusunan makalah Ilmu Mantiq ini, dimaksudkan untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ilmu Mantiq. maka dari itu kami akan menjabarkan tentang
“Definisi, Hakikat Penalaran & Jenis-Jenis Penyimpulan”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan yang ada pada kami. Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun akan senantiasa kami terima demi kesempurnaan dan kebaikan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses menarik kesimpulan yang berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran
sebagai berikut :
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan
peristiwa individual dalam menuju kesimpulan umumnya.
Contoh :
- Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.
- Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
Generalisasi : Semua bunga cantik berbau harum
Pernyataan “Semua bunga cantik berbau harum” hanya memiliki
tingkat kebenaran yang masih mungkin, karena kebenarannya pun juga
belum diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun
baunya tidak harum.
b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran
dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi
memiliki empat fungsi, yakni :
1) Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2) Meramalkan kesamaan
3) Menyingkapkan kekeliruan
4) Mengklasifikasi
Contoh : Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa
hebat dalam wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-
apa karena masih banyak yang belum kita ketahui di luar sana.
c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang
saling berhubungan.
Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :
3
1) Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda
motor, sehingga menjadikan ia mengalami kecelakaan.
2) Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia tidak sarapan.
3) Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat
ke sekolah, sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang bermula dari
peristiwa umum, yang telah diketahui dan diyakini kebenarannya, dan
menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk sederhana dari penalaran ini adalah silogisme, yaitu proses
penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru
yang disebut konklusi.
Contoh :
Premis 1 : Jika matahari terik, maka jemuran akan kering
Premis 2 : Sekarang jemuran kering
Konklusi : Maka matahari terik
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penalaran adalah suatu cara seseorang menggunakan kemampuan
menalarnya dalam menarik kesimpulan, sebelum orang tersebut mengemukakan
pendapatnya kepada orang lain.
Penalaran dibagi menjadi 2 jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran
deduktif. Penalaran induktif merupakan jenis penalaran yang proses dalam menarik
kesimpulannya berupa prinsip atau sikap yang berlaku di umum berdasarkan fakta-
fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induksi masih terbagi menjadi 3 jenis penalaran induksi yakni
generalisasi, analogi, dan hubungan kausal. Penalaran deduksi merupakan
penalaran yang dalam proses penyimpulannya dari pengetahuan yang bersifat
umum menjadi pengetahuan yang khusus.
5
DAFTAR PUSTAKA