Anda di halaman 1dari 9

ILMU PENALARAN

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Mantiq

Dosen Pengampu :
Dr. Sandi Santosa, M.Si.

Disusun Oleh :
Abdul Mannan
Aufa Ibrahim
Ajrul Mutawalli
Robiansyah
(Kelompok 10)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “ILMU PENALARAN”
dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam juga kami hanturkan atas junjungan
Nabiyullah Muhammad SAW, yang merupakan rasul akhir zaman yang telah
memberikan kita pelajaran dan pedoman yang baik. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Sandi Santosa, M.Si. selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Ilmu Mantiq yang senantiasa membimbing kami dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.
Penyusunan makalah Ilmu Mantiq ini, dimaksudkan untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ilmu Mantiq. maka dari itu kami akan menjabarkan tentang
“Definisi, Hakikat Penalaran & Jenis-Jenis Penyimpulan”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan yang ada pada kami. Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun akan senantiasa kami terima demi kesempurnaan dan kebaikan ini.

Jakarta, 15 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2
2.1 Definisi Penalaran ..................................................................................................2
2.2 Hakikat Penalaran ....................................................................................................
2.3 Jenis-jenis Penalaran ..............................................................................................2
BAB III PENUTUP .............................................................................................5
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu mantiq berasal dari kata kerja ”nataqa” yang berarti berbicara, istilah
lain yang digunakan adalah logika, berasal dari bahasa yunani “logos” yang berarti
perkataan atau pikiran yang benar. Dalam perkataan sehari-hari memiliki arti
“menurut akal”. Seperti argumentasi logis, artinya argumentasi menurut akal atau
masuk akal, demikian pula sebaliknya.
Tetapi logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang
diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran, sehingga untuk memahami apa
logika itu, maka harus memiliki pengertian yang jelas tentang penalaran dan
penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Sedangkan bentuk-bentuk pemikiran
adalah dimulai dari yang paling sederhana, yakni; pengertian (conception),
pernyataan (proposition) dan penalaran (reasoning).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penalaran ?
2. Apa hakikat penalaran ?
3. Ada berapakah jenis – jenis penalaran ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari penalaran.
2. Untuk mengetahui tentang hakikat suatu penalaran.
3. Untuk mengetahui jenis – jenis penalaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penalaran


Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh
kesimpulan/pengetahuan yang dapat bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Dalam
pengertian yang lain, penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan
berusaha menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Cara menghubungkan fakta-fakta tersebut harus benar agar simpulan yang
dihasilkan benar. Kebenaran sebuah simpulan ditentukan oleh cara bernalar dan
benar-tidaknya fakta pendukung. Melakukan penalaran (bernalar) akan membantu
menusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan.

2.2 Hakikat Penalaran


Pada uraian terdahulu, dijelaskan bahwa penalaran merupakan suatu proses
berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang menghasilkan pengetahuan. Hakikat
dari penalaran adalah berfikir secara logis dan sistematis dengan mengikuti alur
tertentu berdasarkan pengamatan dan penginderaan dalam menemukan suatu
kebenaran.
Penalaran yang merupakan suatu proses tentunya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Adanya logika
2. Bersifat analitik
Pengetahuan yang digunakan dalam penalaran bersumber pada rasio dan
fakta. Pendapat yang mengatakan rasio sebagai sumber kebenaran melahirkan
faham rasionalisme, sedangkan pendapat yang menyatakan fakta yang tertangkap
melalui penginderaan dan pengalaman sebagai sumber kebenaran melahirkan
paham empirisme. Pengetahuan ilmiah di bangun berdasakan rasionalisme dan
empirisme dan inilah yang disebut pengetahuan ilmiah.

2.3 Jenis – Jenis Penalaran


Dalam penalaran, terdapat dua jenis penalaran :

2
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses menarik kesimpulan yang berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran
sebagai berikut :
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan
peristiwa individual dalam menuju kesimpulan umumnya.
Contoh :
- Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.
- Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
Generalisasi : Semua bunga cantik berbau harum
Pernyataan “Semua bunga cantik berbau harum” hanya memiliki
tingkat kebenaran yang masih mungkin, karena kebenarannya pun juga
belum diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun
baunya tidak harum.
b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran
dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi
memiliki empat fungsi, yakni :
1) Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2) Meramalkan kesamaan
3) Menyingkapkan kekeliruan
4) Mengklasifikasi
Contoh : Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa
hebat dalam wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-
apa karena masih banyak yang belum kita ketahui di luar sana.
c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang
saling berhubungan.
Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :

3
1) Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda
motor, sehingga menjadikan ia mengalami kecelakaan.
2) Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia tidak sarapan.
3) Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat
ke sekolah, sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.

2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang bermula dari
peristiwa umum, yang telah diketahui dan diyakini kebenarannya, dan
menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk sederhana dari penalaran ini adalah silogisme, yaitu proses
penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru
yang disebut konklusi.
Contoh :
Premis 1 : Jika matahari terik, maka jemuran akan kering
Premis 2 : Sekarang jemuran kering
Konklusi : Maka matahari terik

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penalaran adalah suatu cara seseorang menggunakan kemampuan
menalarnya dalam menarik kesimpulan, sebelum orang tersebut mengemukakan
pendapatnya kepada orang lain.
Penalaran dibagi menjadi 2 jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran
deduktif. Penalaran induktif merupakan jenis penalaran yang proses dalam menarik
kesimpulannya berupa prinsip atau sikap yang berlaku di umum berdasarkan fakta-
fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induksi masih terbagi menjadi 3 jenis penalaran induksi yakni
generalisasi, analogi, dan hubungan kausal. Penalaran deduksi merupakan
penalaran yang dalam proses penyimpulannya dari pengetahuan yang bersifat
umum menjadi pengetahuan yang khusus.

5
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Sulistya. 2012. Jenis Jenis Penalaran Dan Contohnya.


https://www.sulistiya-pratama.xyz/2012/03/jenis-jenis-penalaran (diakses
pada 15 Februari 2022)

Anda mungkin juga menyukai