Dosen Pengampu
Disusun oleh :
Kelompok C
Om Swastyastu
Puja dan Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahanNya lah makalah yang berjudul
“Makalah Proses Penalaran Ilmiah Secara Memadai” ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas serta membantu
mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap Proses Penalaran
Ilmiah Secara Memadai. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikan garis kesimpulan dalam
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini berjalan atas dukungan dari
segala pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki sehingga ada kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata semoga tugas ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pembahasan...............................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut
prosedur atau kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. sedangkan aplikasi
dari logika dapat disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar
dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Penalaran memiliki pengertian
yang berbeda-beda seperti yang dikemukaan oleh para ahli yang
menyatakan bahwa penalaran adalah bentuk khusus dari berpikir dalam
upaya pengambilan penyimpulan konklusi yang dgambarkan premis,
simpulan berbagai pengetahuan dan keyakinan mutakhir
menstransformasikan informasi yang diberikan untuk menelaah konklusi
Menurut Sumartini (2015) penalaran adalah proses berpikir yang
dilakukan dengan suatu cara untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada pengamatan datadata yang
ada sebelumnya dan telah diuji kebenarannya. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang mengemukakan bahwa penalaran adalah suatu proses atau
suatu aktifitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat
suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang
kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.
Secara garis besar penalaran terbagi menjadi dua, yaitu penalaran
deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif merupakan penarikan
kesimpulan dari hal yang umum menuju hal yang khusus berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Menurut Pesce (dalam Sumarmo, 1987), penalaran
deduktif adalah proses penalaran dan pengetahuan prinsip atau
pengalaman umum yang menuntun kita memperoleh kesimpulan untuk
sesuatu yang khusus.
Penalaran induktif merupakan suatu proses berpikir dengan
mengambil suatu kesimpulan yang bersifat umum atau membuat suatu
pernyataan baru dari kasus-kasus yang khusus. Penalaran induksi adalah
proes penalaran yang menurunkan prinsip atau aturan umum dari
pengamatan hal-hal atau contoh-contoh khusus. Penalaran induktif
merupakan proses penalaran yang kesimpulannya diturunkan dari premis-
premisnya dengan suatu probabilitas.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan
teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. penalaran
induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat umum. dengan demikian, untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan
dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah
dan taat pada hukum-hukum logika.
1
B. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan penalaran deduktif?
2. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
3. Apa yang dimaksud dengan salah nalar?
C. Rumusan Masalah
1. Mampu mengetahui definisi penalaran deduktif
2. Mampu mengetahui definisi penalaran induktif.
3. Mampu memahami tentang kesalahan penalaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Penalaran memiliki pengertian yang berbeda-beda seperti yang
dikemukaan oleh para ahli yang menyatakan bahwa penalaran adalah
bentuk khusus dari berpikir dalam upaya pengambilan penyimpulan
konklusi yang dgambarkan premis, simpulan berbagai pengetahuan dan
keyakinan mutakhir menstransformasikan informasi yang diberikan untuk
menelaah konklusi Menurut Sumartini (2015) penalaran adalah proses
berpikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada
pengamatan datadata yang ada sebelumnya dan telah diuji kebenarannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengemukakan bahwa penalaran
adalah suatu proses atau suatu aktifitas berpikir untuk menarik suatu
kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya.
Secara garis besar penalaran terbagi menjadi dua, yaitu penalaran
deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif merupakan penarikan
kesimpulan dari hal yang umum menuju hal yang khusus berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Penalaran deduktif adalah proses penalaran dan
pengetahuan prinsip atau pengalaman umum yang menuntun kita
memperoleh kesimpulan untuk sesuatu yang khusus. Penalaran induktif
merupakan suatu proses berpikir dengan mengambil suatu kesimpulan
yang bersifat umum atau membuat suatu pernyataan baru dari kasus-kasus
yang khusus. Penalaran induksi adalah proes penalaran yang menurunkan
prinsip atau aturan umum dari pengamatan hal-hal atau contoh-contoh
khusus. Penalaran induktif merupakan proses penalaran yang
kesimpulannya diturunkan dari premis-premisnya dengan suatu
probabilitas.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menghadapi masalah,
peristiwa, dan pilihan yang mengharuskan diri kita untuk dapat
memahami, menghadapi serta mencari solusi. Disinilah peran penalaran
kita butuhkan dalan mencapai tujuan mencari jalan keluar. Sebab dengan
penalaran, kita dapat mengetahui cara atau tahapan dalam proses
pemahaman dan penarikan kesimpulan sehingga menghasilkan sebuah
informasi. Di dalam proses penalaran kita juga telah merasakan proses
berfikir secara induktif, yang merupakan cara berfikir dimana dalam
menarik suatu kesimpulan dimulai dari yang bersifat umum dari berbagai
kasus ke yang bersifat individual.
Sedangkan berfikir deduktif yaitu cara berfikir dalam rangka menarik
kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus
(individual) kemudian dilanjutkan dengan pernyataan bersifat umum.
3
Yang dimana fungsi dari proses tersebut sangat dibutuhkan pada saat
menarik kesimpulan[ CITATION Sya17 \l 1033 ].
Penalaran Ilmiah adalah suatu proses berfikir dengan menghubungkan-
menghubungkan bukti, fakta, atau petunjuk menuju suatu kesimpulan.
Dengan kata alur dari pernyataan lain, penalaran adalah proses berfikir
yang sistematis dalam logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan atau
informasi yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan keputusan
dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli
[ CITATION Fat15 \l 1033 ].
Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran ilmiah :
1. Logis. Ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data.
2. Analisis Ditelaah, dicermati, didekati, didalami dan dikaitkan
secara
relevan sehingga membentuk suatu pola piker tertentu.
3. Rasional Fakta atau kenyataan yang dapat diamati dan dipikirkan
secara mendalam[ CITATION Jus16 \l 1033 ].
Tujuan dari penalaran ilmiah ini adalah untuk menentukan secara logis
atau objektif, sehingga kita dapat mengetahui apakah yang kita lakukan
dan laksanakan itu benar atau salah. Penalaran ilmiah dimaksudkan
sebagai kemampuan berpikir sistematis dan logis untuk menyelesaikan
masalah dengan menggunakan metode ilmiah, meliputi proses
mengevaluasi fakta, membuat prediksi dan hipotesis, menentukan dan
mengontrol variabel, merancang dan melakukan eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis data dan mengambil kesimpulan.
Penalaran ilmiah sangat penting untuk dilatihkan karena merupakan
landasan dari proses penemuan dan juga menjadi dasar bagi perkembangan
keterampilan lain seperti keterampilan berpikir kritis (berpikir tingkat
tinggi) dan pemecahan masalah
(Handayai dkk., 2020).
c. Hubungan sebab-akibat1-akibat2
Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua.
Contoh :
Akibat : Terjadi Krisis moneter dan hyper inflasi
Sebab : Pemerintah mencetak terlalu banyak uang
6
Kesimpulan : Krisis moneter dan hyper inflasi terjadi karena
pemerintah terlalu banyak mencetak uang.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang
mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar
karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti
salah ucap atau salah tulis misalnya. Ada pula kesalahan yang terjadi
karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk
tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan
yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar.
Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab
utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan
informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan
kesalahan formal. Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar (Muhammad, 2017).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Makalah “Proses Penalaran Ilmiah Secara Memadai”.
dapat disimpulkan bahwa :
8
1. Penalaran deduktif merupakan suatu metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagian yang khusus.
2. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa
khusus sebagai hasil pengamatan untuk menentukan kesimpulan yang
bersifat umum.
3. Kesalahan penalaran merupakan suatu kesalahan dalam ucapan atau
tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan.
Kesalahan itu terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi
mental yang kurang menyenangkan, dan ada kesalahan yang sengaja
dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan ini berhubungan dengan proses
penalaran yang kita sebut salah nalar.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
9
Fatmawati, I. (2015). Penalaran Ilmiah. Diambil kembali dari Inatesia:
http://inatesia.blogspot.com/2015/10/dalam-kehidupansehari-hari-kita-
kerap.html?m=1
Handayani, G. A., Widyariani, S., & Pauzi, R. Y. (2020). Profil Tingkat Penalaran
Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas Pada Materi Ekosistem. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(2), 176-186.
Muhammad, S. (2017). Makalah Penalaran Ilmiah. Diambil kembali dari
SCRIBD: https://id.scribd.com/document/360101853/makalah-penalaran-
ilmiah
Sumartini, T. (2015). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika,
5(1), 1-10.
10