Anda di halaman 1dari 16

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang Fiska Inti yang
merupakan salah satu materi Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Materi Fisika Inti membahas tentang inti atom dan radioaktivitas. Inti atom
sangat erat kaitannya dengan suatu penerapan teknologi dan fisika nuklir di
dunia. Hal tersebut ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak
negatif. Dampak positif dan negatif tersebut ada di sekitar kehidupan sehari-
hari di beberapa belahan dunia, misalnya Nuklir sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) adalah salah satu dampak positifnya. Sedangkan
dampak negatifnya sangat berbahaya jika salah digunakan atau salah teknis
dalam pemanfaatan seperti bom dan radiasi nuklir, sehingga berdampak
buruk sekali untuk manusia karena dapat menyebabkan kematian dan
timbulnya penyakit.
Fisika inti sudah ada sejak dulu dan beberapa kali dilakukan
eksperimen oleh para ilmuwan. Pada tahun 1911, Rutherford berpendapat
bahwa muatan positif dikonsentrasikan dipusat atom sebagai inti atom. Lalu
dia bereksperimen dengan menembakkan partikel alfa pada atom yang
diamati, ternyata partikel yang ditembakkan itu dihamburkan. Sehingga
diperoleh kesimpulan tentang distribusi muatan listrik yang ada dalam atom
sasaran. Kemudian Niels Bohr mengembangkan teori mengenai struktur atom
berdasarkan penemuan-penemuan terdahulu. Sampai sekarang model atom
Bohr-Rutherford terus dikembangkan dalam fisika nuklir.
Inti atom merupakan partikel yang memiliki massa dan bermuatan
positif. Sifat utama atom adalah mempengaruhi sifat zatnya, jadi untuk
mengetahui sifat-sifat molekul suatu zat, lebih baik kita mempelajari mulai
dari struktur inti yang akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan. Maka dari
itu kami buat makalah Fisika Inti ini untuk mengetahui struktur inti atom
menurut model atom Bohr, pengertian gaya ikat inti, Persamaan defek massa,
untuk mengetahui reaksi inti terjadi, dan pengertian dari peluruhan
(disintegrasi).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana struktur inti atom menurut model atom Bohr?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya ikat inti?
1.2.3 Bagaimana Persamaan defek massa?
1.2.4 Bagaimana reaksi inti terjadi?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan peluruhan (disintegrasi)?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui struktur inti atom menurut model atom Bohr.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian gaya ikat inti.
1.3.3 Untuk mengetahui Persamaan defek massa.
1.3.4 Untuk mengetahui reaksi inti terjadi.
1.3.5 Untuk mengetahui pengertian dari peluruhan (disintegrasi).
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 PETA KONSEP

FISIKA INTI RADIOAKTIVITAS

Peluruhan
Partikel Bentuk & Bentuk & Bentuk &
Penyusun Ukuran Ukuran Ukuran
Inti Inti Inti Inti

Aktivitas Radioaktif Waktu Paro

Proton Isoton

Neutron Isotop Radio bahan


Radioaktif Menentukan
Elektron Isomer
Umur Fosil
(dating)

Positif Negatif
(Manfaat) (Bahaya)

1. Bidang Kedokteran Merusak Sel & Jaringan


2. Bidang Pertanian Tubuh Manusia
3. Bidang Teknologi
2.2 STRUKTUR INTI
Seorang fisikawan Inggris, James Chadwik (1891 – 1974)
menemukan neutron sebagai penyusun inti selain proton, kedua partikel
penyusun inti itu disebut nucleon. Pada tahun 1932, dia melakukan
eksperimen penembakan berilium dan boron oleh partrikel alfa. Dia
memperoleh adanya radiasi yang berdaya tembus tinggi dan dapat
menetralkan proton berenergi yang berasal dari zat mengandung Hidrogen
seperti parafin. Partikel itu disebut partikel yang bermuatan netral atau
neutron. Neutron memiliki massa yang mendekati massa proton. Pengukuran
lebih lanjut menunjukkan bahwa
massa neutron=0,08 %> massa atom hidrogen. Sebagai partikel netral,
neutron tidak menyebabkan ionisasi jika dilewatkan pada materi. Berikut ini
adalah besar massa proton, massa neutron, & elektron:

Massa Proton ¿ 1,6726 x 10−27 kg


Massa Neutron ¿ 1,6749 x 10−27 kg
Massa Elektron ¿ 9,11 x 10−31 kg

Dari seluruh unsur di alam, Hidrogen merupakan unsur yang


struktur intinya paling sederhana, yang hanya terdiri atas sebuah proton,
sedangkan inti-inti unsur lain tersusun atas sejumlah proton dab neutron.
Menurut model atom Bohr, atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti atom pada kulit-kulit atom. Massa atom sebagian besar
terkonsentrasi pada bagian intinya yang tersusun atas neutron dan proton.
Kedua partikel itu disebut nukleon dan nuklida (penyusun inti). Suatu
Nuklida dengan simbol kimia X, No.massa A dan No.atom Z ditulis sebagai
berikut:

A
Z X
Keterangan:
X = Jenis Unsur
Z = No.atom (Jumlah Proton)
A = No.massa (Jumlah total neutron & proton)
N = Jumlah neutron (A – Z)
Nuklida dapat diklasifikasikan berdasar kestabilan dan
kepadatannya di alam serta berdasarkan kesamaan jumlah A, Z, dan N.
Berdasarkan kestabilan, nuklida-nuklida dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Nuklida stabil = nuklida yang memiliki A dan Z yang tetap. Contoh: 126C
Radionuklida = nuklida yang memiliki A dan Z yang dapat berubah-
ubah. Nukllida ini tidak stabil dan secara spontan meluruh menjadi
nuklida lain. Radionuklida terdiri atas radionuklida alam primer,
radionuklida alam sekunder, radionuklida alam tersier, dan radionuklir.
Berdasarkan jumlah A, Z, dan N nuklida dapat digolongkan sebagai berikut:
Isotop = nuklida – nuklida (inti atom) suatu unsur yang memiliki
No.atom
(Z) sama tapi No.massa (A) berbeda.
Jumlah Isotop setiap unsur berbeda-beda. Meski No.massanya berbeda,
Isotop memiliki sifat kimia yang sama, dan sifat fisika yang berbeda.
Contoh:
Oksigen memiliki 3 Isotop, yaitu: 168O , 178O , 188O
Karbon juga memiliki 3 Isotop, yaitu: 126C , 136C , 146C
Isoton = nuklida - nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama, tetapi
No.massa (A) berbeda.
Isoton memiliki sifat fisika yang sama, dan sifat kimia yang berbeda
13 14
Contoh: 6C , 7 N
Isobar = nuklida - nuklida yang mempunyai No.massa (A) sama, tetapi
No.atom (Z) berbeda.
Isobar memiliki sifat kimia yang sama, dan sifat fisika yang berbeda.
Nuklida – nuklida yang isobaris umumnya yaitu nuklida – nuklida
cermin. Contoh: 136C , 76
32 ¿
Isomer inti = nuklida – nuklida yang memiliki A dan Z yang sama dan
sifat kimia sama tetapi tingkat energinya berbeda.
Contoh:
124
Sb memiliki tiga isomer, yaitu: 124Sb9, 124Sbm1, 124Sbm2
Sifat kimia nuklida ditentukan oleh No.atom (jumlah elektron pada kulit
terluar), sedangkan sifat fisika ditentukan oleh jumlah neutron pada inti atom.

2.3 GAYA IKAT INTI, ENERGI IKAT INTI DAN DEFEK MASSA

Kita telah tahu bahwa inti atom terdiri atas proton dan neutron,
padahal antara proton dan neutron adalah bermuatan positif dan netral.
Menurut Hukum Coulomb, hal itu akan menimbulkan gaya elektrostatis,
yaitu berupa gaya tolak – menolak. Tetapi proton – proton tersebut dapat
menyatu di dalam inti atom. Sebenarnya dalam inti atom terdapat interaksi
gaya gravitasi dan gaya elektrostatis, tetapi gaya gravitasi dapat diabaikan
terhadap gaya elektrostatis. Jadi, ada gaya lain yang menyebabkan proton-
proton (nukleon) dalam inti atom dapat menyatu yaitu gaya ikat inti. Gaya
gravitasi menyebabkan gaya tarik-menarik antarmassa nucleon, yaitu proton
dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron,
sedangkan gaya elektrostatis menyebabkan gaya tolak-menolak antar muatan
proton dan proton. Gaya ikat inti ¿ gaya gravitasi dan gaya elektrostatis. Gaya
ikat inti bekerja antara proton dengan proton, proton dengan neutron, atau
neutron dengan neutron. Gaya ikat inti bekerja pada jarak yang sangat dekat
sampai dengan jarak pada diameter inti atom (10−15 m).
Energi ikat inti memiliki hubungan dengan massa inti atom,
hubungan ini dapat dijelaskan dengan teori dari Albert Einstein yang
menyatakan bahwa hubungan antara massa dan energy yang dinyatakan
dalam persamaan E=mc 2. E adalah energy yang timbul jika sejumlah m
(massa) benda berubah menjadi energy dan c adalah cepat rambat gelombang
cahaya.
Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah
massa nucleon pada inti atom tersebut, penyusutan / pengurangan massa ini
disebut defek massa. Besarnya penyusutan massa inti akan berubah menjadi
energy ikat inti yang menyebabkan nucleon dapat bersatu dalam inti atom.
Besarnya energy ikat inti dapat diketahui jika besarnya defek massa inti
diketahui. Besarnya defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa
seluruh nucleon (massa proton dan massa neutron) dengan massa inti yang
terbentuk, berikut ini adalah persamaan dari defek massa:

∆ m=( Zm p + ( A−Z ) mn) −minti

Keterangan:
∆ m = defek massa
m p = massa proton
mn = massa neutron
Z = Jumlah proton dalam inti atom
A−Z = Jumlah neutron dalam inti atom

Menurut hasil pengukuran yang teliti jika massa 1 sma berubah


menjadi energy setara dengan energy sebesar 931,5 MeV (Mega electron
volt) atau 1 sma=1,66 x 10−27 kg=931,5 MeV /c 2, maka energy ikat intinya:

∆ E=∆ m x 931,5 MeV

Keterangan:
∆ E=¿energy ikat inti
∆ m = defek massa

Energi ikat inti tidak selalu dapat menggambarkan tingkat


kestabilan inti atom. Jika inti memiliki jumlah nucleon yang banyak, energy
ikatnya juga besar. Tapi belum tentu inti tersebut stabil. Pada umumnya inti
atom yang punya jumlah neutron lebih banyak mempunyai tingkat kestabilan
inti yang lebih rendah. Ada besaran yang punya hubungan dengana tingkat
kestabilan inti yaitu tingkat energy ikat per nucleon yang merupakan energy
ikat inti dibagi dengan jumlah nucleon pada inti tersebut, seperti dalam
persamaan:

∆E
Energi ikat inti= A = Nomor massa
A

Berikut ini adalah muatan dan massa partikel penyusun atom:


Partikel Muatan Massa (kg) Massa (sma) MeV/c2
Proton +e 1,6726 x 10
−27
1,007276 938
−27
Neutron 0 1,6750 x 10 1,008665 939
Elektron -e 9,1090 x 10
−31
1,000549 0,511

2.4 REAKSI INTI


Reaksi inti terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran
(target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik reaksi inti dapat
digambarkan sebagai berikut:

Inti Partikel
Proyektil + Inti Hasil + + Energi
Sasaran yang
(Peluru) (Produk)
(Target) diamati

Pada reaksi inti terjadi perubahan unsur karena ditumbuk zarah


nuklir atau zarah radioaktif yang dapat dinyatakan dalam persamaan reasi:
A+a B + b + Q……………………………………………………........
(1)
Atau A (a, b) B
A = unsur semula
B = Unsur yang terjadi
a dan b = zarah yang ditumbukkan dan yang terpental
Q = energy panas yang mungkin timbul dalam reaksi inti tersebut
Apabila b = a dan B = A, maka pada reaksi tersebut adalah hamburan. Misal:
26
Mg + p 26
Mg + p + γ
p adalah proton. Dalam hal ini hamburan tidak elastis dengan energy kinetic
proton yang terdisipasi untuk mengeksitasi inti Mg yang pada deeksitasinya
mengeluarkan sinar gamma. Pada reaksi inti berlaku hukum:
a) Kekekalan momentum linier dan momentum sudut
b) Kekekalan energy
c) Kekekalan jumlah muatan (nomor atom)
d) Kekekalan jumlah nucleon (nomor massa)
Maka dari itu, Momentum, Energi, No.atom, dan No.massa inti-inti sebelum
reaksi = Momentum, Energi, No.atom, dan No.massa inti-inti setelah reaksi.
Macam-macam reaksi inti, yaitu sebagai berikut:
1. Reaksi Fisi
Reaksi fisi (pembelahan inti) = reaksi nuklir yang melibatkan pembelahan
sebuah inti berat (seperti uranium) menjadi 2 bagian (hasil fisi), lalu
memancarkan 2 atau 3 neutron, sambil melepaskan sejumlah energy yang
setara dengan selisih antara massa diam neutron dan hasil fisi dengan
jumlah massa diam inti awal. Fisi dapat terjadi spontan atau sebagai
akibat irradiasi neutron.
2. Reaksi Fusi
Reaksi fusi (penggabungan inti) = reaksi nuklir yang melibatkan
penggabungan inti-inti atom dengan nomor atom kecil untuk membentuk inti
yang lebih berat dengan melepaskan sejumlah energy.
2.5 PELURUHAN (DISINTEGRASI)
Peluruhan (disintegrasi) adalah peristiwa pecahnya inti radioaktif
secara spontan yang memancarkan sinar radioaktif. Suatu inti radioaktif yang
dibiarkan saja makin lama akan semakin mengecil karena ia terus-menerus
memancarkan sinar radioaktif. Kecepatan peluruhan suatu unsur menjadi
unsur baru karena pemancaran sinar radioaktif bergantung pada jumlah atom
dan jenis unsur pemancar. Misal, pada awalnya terdapat N atom unsur
pemancar, setelah selang waktu dt sekon, jumlah atom yang meluruh adalah
dN. Kecepatan peluruhan sebanding dengan N. Berikut ini persamaannya:

N=N 0 . e− λ. t
Keterangan:
N=¿ Jumlah inti atom radioaktif yang tinggal
N 0 = Jumlah inti atom radioaktif mula-mula
λ = tetapan peluruhan

t = waktu peluruhan
1
Jika jumlah inti atom sudah meluruh pada saat t= N 0, maka
2
waktu t menjadi waktu paro T atau waktu set /T
N=N 0 .
1
2 ()
1 0,693
tengah umur sehingga untuk N= N 0 dan T = . Waktu paro
2 λ
(T) adalah selang waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif yang meluruh
hingga jumlah inti atom radioaktifnya (aktivitas radiasinya) tinggal setengah
dari jumlah inti atom radioaktif semula. Berikut ini persamaannya:
2.6 RADIOAKTIVITAS
Radioaktifitas disebut juga pemancaran sinar radioaktif (sinar
α , β , atau γ ) secara spontan oleh inti-inti yang tidak stabil (missal U-238)
menjadi inti-inti yang lebih stabil. Perubahan inti atom akan membentuk
unsur baru, hal ini disebut meluruh berdesintegrasi. Atom-atom yang
meluruh tersebut berlaku hukum kekekalan nomor atom dan nomor massa.
Unsur yang memancarkan sinar radioaktif biasanya adalah inti berat
yang tidak stabil. Inti berat ini meluruh dengan memancarkan sinar radioaktif
seperti alfa, beta, dan gamma menjadi inti ringan yang stabil. Dari sekitar
2.300 inti yang diketahui, kurang dari 300 merupakan inti stabil. Inti yang
meluruh disebut Inti Induk, sedangkan inti hasil peluruhan disebut Inti Anak.
1) Peluruhan α
Inti-inti yang memancarkan sinar α (42He ) nomor massanya berkurang 4
dean nomor atomnya berkurang 2. Berikut ini persamaan reaksinya:
A A −4 4
Z X Z−2 Y + 2∝
Contoh:
.238
92 U
234
90 Th + 42a
Sifat-sifat sinar alfa (α ), yaitu:
Sinar alfa = inti atom helium (42He ) bermuatan +2e dan bermassa 4
sma.
Dapat menghitamkan film dengan jejak berupa garis lurus.
Memiliki daya tembus paling lemah daripada sinar β dan sinar γ .
Memiliki daya ionisasi paling kuat daripada sinar β dan sinar γ .
Jangkauannya beberapa cm di udara dan ± 10−2 mm dalam logam tipis
Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic
Kelajuan sinar di udara ± 0,054 c−0,07 c (c = kelajuan di R. hampa
2) Peluruhan β
0 0
Inti-inti yang memancarkan sinar beta adalah electron −1 β atau −1 e,
nomor massanya tetap dan nomor atomnya bertambah 1. Persamaan
reaksinya:
Berikut ini persamaan reaksinya:
A A 0
Z X Y + −1 β + v
Z +1
Contoh:
14 14 0
. 6C 7 N + −1 β + v
Sifat-sifat sinar beta ( β ), yaitu:
Sinar beta = electron berkecapatan tinggi yang keluar dari inti atom,
bermuatan -1e atau −1,6 x 10−19 C .
Memiliki daya tembus lebih besar daripada sinar α tetapi lebih kecil
dari sinar γ .
Memiliki daya ionisasi lebih lemah dari sinar α .
Mempunyai jangkauan di udara dan logam ¿ sinar α
Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic
Kecepatan partikel β antara 0,32 c−0,9 c .
Jejak partikel β dalam bahan berbelok-belok disebabkan hamburan
yang dialami di dalam atom.
3) Peluruhan γ
Terjadi jika inti-inti yang dihasilkan dari peluruhan α dan β
berada dalam dalam tingkat eksitasi bertransisi ke tingkat dasar.
Peluruhan gamma disebabkan adanya interaksi medan electromagnet
dengan nucleon. Pada pemancaran sinar γ tidak terjadi perubahan massa
maupun nomor atom. Berikut ini adalah persamaan reaksinya:

A A 0 0
Z X Y + −1 β + 0 γ
Z +1
Contoh:
.125B 12
6
0 0
C + −1 β + 0 γ
Sifat-sifat sinar gamma ( γ ), yaitu:
Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetik.
Memiliki daya tembus paling kuat tapi daya ionisasinya paling lemah.
Kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya di ruang hampa.
Jika mengenai bahan, dapat menimbulkan fotolistrik, produksi
pasangan electron – positron dan hamburan Compton.
Sinar gamma = gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang ¿ sinar X, sehingga daya tembusnya ¿ sinar-X.

2.7 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN


1) Apakah Anda tahu siapa yang menemukan neutron sebagai penyusun inti
selain proton dan menyebut kedua partikel penyusun inti adalah nucleon?
Penyelsaian:
Seorang fisikawan Inggris, James Chadwik (1891 – 1974) adalah yang
menemukan neutron sebagai penyusun inti selain proton, kedua partikel
penyusun inti itu disebut nucleon.
2) Agar Anda lebih memahami struktur inti, coba tentuan jumlah proton,
electron, neutron dan nomor massa dari atom arsenik 75
33 Asl !

Penyelsaian:
Atom arsenic terdiri atas:
Nomor atom = 33
Proton = 33 proton
Electron = 33 elektron
Nomor massa = 75
Jumlah nuetronnya = 75-33 = 42 nuetron
3) Menurut Anda, fisika inti biasanya diaplikasikan dalam bidang apa?
Penyelsaian:
Pengaplikasiannya tergantung si operator, jika operator itu baik maka
fisika inti diaplikasikan untuk hal yang bermanfaat seperti PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Tetapi, jika operator itu jahat maka
fisika inti dapat diaplikasikan untuk membahayakan semua orang seperti
pembuatan bom nuklir sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan
radiasi yang sangat berbahaya.

4) Coba analisis soal berikut:


Massa inti 73 Li adalah 7,01822 sma. Jika massa proton 1,0078 sma dan
massa neutron 1,0086 sma, hitunglah energy ikat inti Li !
Diket : Zm p =1,0078 sma minti = 7,01822 sma
mn = 1,0086 sma E = 931,5 MeV

Ditanya: Energi Ikat Inti….?


Jawaban:
∆ m=( Zm p + ( A−Z ) mn) −minti

∆ m=[ 3 ( 1,0078 sma )+(7−3)(1,0086 sma) ]−7,01822 sma


∆ m=0,03958 sma
Sehingga :
E=0,03958 x 931,5=36,68 MeV
Jadienergi ikat inti atom Li=36,86 MeV
5) Coba kerjakan soal berikut sekreatif mungkin, menurut pikiran Anda!
Suatu saat ditemukan bahan uranium tertua yang mengandung 25% U
238

dan 75% 206


Pb. Waktu paro U-238 kira-kira 4,47 x 109 tahun. Berapakah
umur batuan tersebut!
Penyelsaian:

N=25 % N 0

()
t /T
1
N=N 0 .
2

N =N . ( )
t/T
1 1
0 0
4 2

( 12 ) =( 12 )
2 t /T

t=2 x T
9
¿ 2 x 4,47 . 10 Th
¿ 8,94 x 109 Th
9
Jadi, umur batuan=8,94 x 10 Tahun

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Menurut model atom Bohr, atom tersusun dari inti atom dan elektron
yang mengelilingi inti atom pada kulit-kulit atom. Massa atom
sebagian besar terkonsentrasi pada bagian intinya yang tersusun atas
neutron dan proton. Kedua partikel itu disebut nukleon dan nuklida
(penyusun inti).
3.1.2 Gaya ikat inti = gaya lain yang menyebabkan proton-proton
(nukleon) dalam inti atom dapat menyatu.
3.1.3 Persamaan Defek Massa, yaitu:

∆ m=( Zm p + ( A−Z ) mn) −minti


3.1.4 Reaksi inti terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran
(target) dengan suatu proyektil (peluru).
3.1.5 Peluruhan (disintegrasi) = peristiwa pecahnya inti radioaktif secara
spontan yang memancarkan sinar radioaktif.

DAFTAR PUSTAKA

Anis, dkk. 2015. Buku Pintar Belajar Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Sagufindo Kinarya

Budiyanto, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: CV Teguh
Karya

Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Saripudin, Aip , Dede Rustiawan K dan Adit Suganda. 2009. Praktis Belajar
Fisika Untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Visindo Media Persada

Siswanto dan Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta: CV Teguh Karya

Anda mungkin juga menyukai