PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui struktur inti atom menurut model atom Bohr.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian gaya ikat inti.
1.3.3 Untuk mengetahui Persamaan defek massa.
1.3.4 Untuk mengetahui reaksi inti terjadi.
1.3.5 Untuk mengetahui pengertian dari peluruhan (disintegrasi).
BAB 2. PEMBAHASAN
Peluruhan
Partikel Bentuk & Bentuk & Bentuk &
Penyusun Ukuran Ukuran Ukuran
Inti Inti Inti Inti
Proton Isoton
Positif Negatif
(Manfaat) (Bahaya)
A
Z X
Keterangan:
X = Jenis Unsur
Z = No.atom (Jumlah Proton)
A = No.massa (Jumlah total neutron & proton)
N = Jumlah neutron (A – Z)
Nuklida dapat diklasifikasikan berdasar kestabilan dan
kepadatannya di alam serta berdasarkan kesamaan jumlah A, Z, dan N.
Berdasarkan kestabilan, nuklida-nuklida dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Nuklida stabil = nuklida yang memiliki A dan Z yang tetap. Contoh: 126C
Radionuklida = nuklida yang memiliki A dan Z yang dapat berubah-
ubah. Nukllida ini tidak stabil dan secara spontan meluruh menjadi
nuklida lain. Radionuklida terdiri atas radionuklida alam primer,
radionuklida alam sekunder, radionuklida alam tersier, dan radionuklir.
Berdasarkan jumlah A, Z, dan N nuklida dapat digolongkan sebagai berikut:
Isotop = nuklida – nuklida (inti atom) suatu unsur yang memiliki
No.atom
(Z) sama tapi No.massa (A) berbeda.
Jumlah Isotop setiap unsur berbeda-beda. Meski No.massanya berbeda,
Isotop memiliki sifat kimia yang sama, dan sifat fisika yang berbeda.
Contoh:
Oksigen memiliki 3 Isotop, yaitu: 168O , 178O , 188O
Karbon juga memiliki 3 Isotop, yaitu: 126C , 136C , 146C
Isoton = nuklida - nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama, tetapi
No.massa (A) berbeda.
Isoton memiliki sifat fisika yang sama, dan sifat kimia yang berbeda
13 14
Contoh: 6C , 7 N
Isobar = nuklida - nuklida yang mempunyai No.massa (A) sama, tetapi
No.atom (Z) berbeda.
Isobar memiliki sifat kimia yang sama, dan sifat fisika yang berbeda.
Nuklida – nuklida yang isobaris umumnya yaitu nuklida – nuklida
cermin. Contoh: 136C , 76
32 ¿
Isomer inti = nuklida – nuklida yang memiliki A dan Z yang sama dan
sifat kimia sama tetapi tingkat energinya berbeda.
Contoh:
124
Sb memiliki tiga isomer, yaitu: 124Sb9, 124Sbm1, 124Sbm2
Sifat kimia nuklida ditentukan oleh No.atom (jumlah elektron pada kulit
terluar), sedangkan sifat fisika ditentukan oleh jumlah neutron pada inti atom.
2.3 GAYA IKAT INTI, ENERGI IKAT INTI DAN DEFEK MASSA
Kita telah tahu bahwa inti atom terdiri atas proton dan neutron,
padahal antara proton dan neutron adalah bermuatan positif dan netral.
Menurut Hukum Coulomb, hal itu akan menimbulkan gaya elektrostatis,
yaitu berupa gaya tolak – menolak. Tetapi proton – proton tersebut dapat
menyatu di dalam inti atom. Sebenarnya dalam inti atom terdapat interaksi
gaya gravitasi dan gaya elektrostatis, tetapi gaya gravitasi dapat diabaikan
terhadap gaya elektrostatis. Jadi, ada gaya lain yang menyebabkan proton-
proton (nukleon) dalam inti atom dapat menyatu yaitu gaya ikat inti. Gaya
gravitasi menyebabkan gaya tarik-menarik antarmassa nucleon, yaitu proton
dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron,
sedangkan gaya elektrostatis menyebabkan gaya tolak-menolak antar muatan
proton dan proton. Gaya ikat inti ¿ gaya gravitasi dan gaya elektrostatis. Gaya
ikat inti bekerja antara proton dengan proton, proton dengan neutron, atau
neutron dengan neutron. Gaya ikat inti bekerja pada jarak yang sangat dekat
sampai dengan jarak pada diameter inti atom (10−15 m).
Energi ikat inti memiliki hubungan dengan massa inti atom,
hubungan ini dapat dijelaskan dengan teori dari Albert Einstein yang
menyatakan bahwa hubungan antara massa dan energy yang dinyatakan
dalam persamaan E=mc 2. E adalah energy yang timbul jika sejumlah m
(massa) benda berubah menjadi energy dan c adalah cepat rambat gelombang
cahaya.
Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah
massa nucleon pada inti atom tersebut, penyusutan / pengurangan massa ini
disebut defek massa. Besarnya penyusutan massa inti akan berubah menjadi
energy ikat inti yang menyebabkan nucleon dapat bersatu dalam inti atom.
Besarnya energy ikat inti dapat diketahui jika besarnya defek massa inti
diketahui. Besarnya defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa
seluruh nucleon (massa proton dan massa neutron) dengan massa inti yang
terbentuk, berikut ini adalah persamaan dari defek massa:
Keterangan:
∆ m = defek massa
m p = massa proton
mn = massa neutron
Z = Jumlah proton dalam inti atom
A−Z = Jumlah neutron dalam inti atom
Keterangan:
∆ E=¿energy ikat inti
∆ m = defek massa
∆E
Energi ikat inti= A = Nomor massa
A
Inti Partikel
Proyektil + Inti Hasil + + Energi
Sasaran yang
(Peluru) (Produk)
(Target) diamati
N=N 0 . e− λ. t
Keterangan:
N=¿ Jumlah inti atom radioaktif yang tinggal
N 0 = Jumlah inti atom radioaktif mula-mula
λ = tetapan peluruhan
t = waktu peluruhan
1
Jika jumlah inti atom sudah meluruh pada saat t= N 0, maka
2
waktu t menjadi waktu paro T atau waktu set /T
N=N 0 .
1
2 ()
1 0,693
tengah umur sehingga untuk N= N 0 dan T = . Waktu paro
2 λ
(T) adalah selang waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif yang meluruh
hingga jumlah inti atom radioaktifnya (aktivitas radiasinya) tinggal setengah
dari jumlah inti atom radioaktif semula. Berikut ini persamaannya:
2.6 RADIOAKTIVITAS
Radioaktifitas disebut juga pemancaran sinar radioaktif (sinar
α , β , atau γ ) secara spontan oleh inti-inti yang tidak stabil (missal U-238)
menjadi inti-inti yang lebih stabil. Perubahan inti atom akan membentuk
unsur baru, hal ini disebut meluruh berdesintegrasi. Atom-atom yang
meluruh tersebut berlaku hukum kekekalan nomor atom dan nomor massa.
Unsur yang memancarkan sinar radioaktif biasanya adalah inti berat
yang tidak stabil. Inti berat ini meluruh dengan memancarkan sinar radioaktif
seperti alfa, beta, dan gamma menjadi inti ringan yang stabil. Dari sekitar
2.300 inti yang diketahui, kurang dari 300 merupakan inti stabil. Inti yang
meluruh disebut Inti Induk, sedangkan inti hasil peluruhan disebut Inti Anak.
1) Peluruhan α
Inti-inti yang memancarkan sinar α (42He ) nomor massanya berkurang 4
dean nomor atomnya berkurang 2. Berikut ini persamaan reaksinya:
A A −4 4
Z X Z−2 Y + 2∝
Contoh:
.238
92 U
234
90 Th + 42a
Sifat-sifat sinar alfa (α ), yaitu:
Sinar alfa = inti atom helium (42He ) bermuatan +2e dan bermassa 4
sma.
Dapat menghitamkan film dengan jejak berupa garis lurus.
Memiliki daya tembus paling lemah daripada sinar β dan sinar γ .
Memiliki daya ionisasi paling kuat daripada sinar β dan sinar γ .
Jangkauannya beberapa cm di udara dan ± 10−2 mm dalam logam tipis
Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic
Kelajuan sinar di udara ± 0,054 c−0,07 c (c = kelajuan di R. hampa
2) Peluruhan β
0 0
Inti-inti yang memancarkan sinar beta adalah electron −1 β atau −1 e,
nomor massanya tetap dan nomor atomnya bertambah 1. Persamaan
reaksinya:
Berikut ini persamaan reaksinya:
A A 0
Z X Y + −1 β + v
Z +1
Contoh:
14 14 0
. 6C 7 N + −1 β + v
Sifat-sifat sinar beta ( β ), yaitu:
Sinar beta = electron berkecapatan tinggi yang keluar dari inti atom,
bermuatan -1e atau −1,6 x 10−19 C .
Memiliki daya tembus lebih besar daripada sinar α tetapi lebih kecil
dari sinar γ .
Memiliki daya ionisasi lebih lemah dari sinar α .
Mempunyai jangkauan di udara dan logam ¿ sinar α
Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic
Kecepatan partikel β antara 0,32 c−0,9 c .
Jejak partikel β dalam bahan berbelok-belok disebabkan hamburan
yang dialami di dalam atom.
3) Peluruhan γ
Terjadi jika inti-inti yang dihasilkan dari peluruhan α dan β
berada dalam dalam tingkat eksitasi bertransisi ke tingkat dasar.
Peluruhan gamma disebabkan adanya interaksi medan electromagnet
dengan nucleon. Pada pemancaran sinar γ tidak terjadi perubahan massa
maupun nomor atom. Berikut ini adalah persamaan reaksinya:
A A 0 0
Z X Y + −1 β + 0 γ
Z +1
Contoh:
.125B 12
6
0 0
C + −1 β + 0 γ
Sifat-sifat sinar gamma ( γ ), yaitu:
Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetik.
Memiliki daya tembus paling kuat tapi daya ionisasinya paling lemah.
Kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya di ruang hampa.
Jika mengenai bahan, dapat menimbulkan fotolistrik, produksi
pasangan electron – positron dan hamburan Compton.
Sinar gamma = gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang ¿ sinar X, sehingga daya tembusnya ¿ sinar-X.
Penyelsaian:
Atom arsenic terdiri atas:
Nomor atom = 33
Proton = 33 proton
Electron = 33 elektron
Nomor massa = 75
Jumlah nuetronnya = 75-33 = 42 nuetron
3) Menurut Anda, fisika inti biasanya diaplikasikan dalam bidang apa?
Penyelsaian:
Pengaplikasiannya tergantung si operator, jika operator itu baik maka
fisika inti diaplikasikan untuk hal yang bermanfaat seperti PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Tetapi, jika operator itu jahat maka
fisika inti dapat diaplikasikan untuk membahayakan semua orang seperti
pembuatan bom nuklir sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan
radiasi yang sangat berbahaya.
N=25 % N 0
()
t /T
1
N=N 0 .
2
N =N . ( )
t/T
1 1
0 0
4 2
( 12 ) =( 12 )
2 t /T
t=2 x T
9
¿ 2 x 4,47 . 10 Th
¿ 8,94 x 109 Th
9
Jadi, umur batuan=8,94 x 10 Tahun
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Menurut model atom Bohr, atom tersusun dari inti atom dan elektron
yang mengelilingi inti atom pada kulit-kulit atom. Massa atom
sebagian besar terkonsentrasi pada bagian intinya yang tersusun atas
neutron dan proton. Kedua partikel itu disebut nukleon dan nuklida
(penyusun inti).
3.1.2 Gaya ikat inti = gaya lain yang menyebabkan proton-proton
(nukleon) dalam inti atom dapat menyatu.
3.1.3 Persamaan Defek Massa, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Anis, dkk. 2015. Buku Pintar Belajar Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Sagufindo Kinarya
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: CV Teguh
Karya
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Saripudin, Aip , Dede Rustiawan K dan Adit Suganda. 2009. Praktis Belajar
Fisika Untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Visindo Media Persada