Pd
2. Situasi Sosio-Ekonomi
Penduduk desa biasanya hanya memiliki lahan-lahan kecil untuk usaha pertanian.
Sebagian besar tanah dikuasai oleh para tuan tanah yang kaya dan mereka tinggal di
kota-kota. Lahan-lahan luas yang dikuasai oleh para tuan tanah itu digunakan untuk
menanam jagung dan peternakan besar. Para tuan tanah yang tinggal di kota-kota itu
praktis menjadi pengemudi roda ekonomi kota dan perdagangan internasional. Rakyat
kebanyakan biasanya hanya menjadi penggarap tanah (buruh tani) atau pengembala
ternak milik tuan-tuan tanah itu.
Kondisi ekonomi sebagian besar penduduk (rakyat) hanya pas-pasan, bahkan
kurang untuk mencukupi kebutuhan kelarga karena penghasilan mereka terlalu kecil.
Dalam situasi yang parah seperti itu, rakyat masih dibebani berbagai macam pajak dan
RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI BY FREDI MANIK, S.Pd
pungutan untuk pemerintah, untuk Bait Allah, dsb. Konon, pajak dan pungutan-
pungutan tersebut dapat mencapai 40% dari penghasilan rakyat.
4. Situasi Sosio-Religius
Hukum Taurat sangat mewarnai hidup religius orang-orang Yahudi. Kaum Farisi
berusaha menjaga warisan dan jati diri Yahudi berdasarkan hukum Taurat. Mereka
menyoroti ketaatan pada setiap pasal hukum Taurat. Bagi mereka, menjadi rakyat
Tuhan berarti taat pada setiap pasal hukum Taurat. Mereka berusaha menerapkan
hukum Taurat pada setiap segi kehidupan. Tetapi, mereka sendiri sangat memilih-milih
dalam ketaatan mereka.
Menaati hukum Tuhan berarti menaati secara ketat terhadap setiap pasal hukum
Taurat. Orang-orang Farisi gemar memperluas tuntutan-tuntutan kebersihan yang
berlaku untuk para imam bagi seluruh masyarakat Israel. Mereka menafsirkan dan
kadang-kadang memanipulasi hukum Taurat demi kepentingan mereka sendiri,
sehingga sering mendatangkan beban yang tidak tertahankan bagi rakyat kecil.
RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI BY FREDI MANIK, S.Pd
Dalam situasi tertindas, bangsa Israel sangat merindukan kedatangan Mesias dan
Kerajaan Allah. Namun, paham mengenai Kerajaan Allah di kalangan bangsa Israel
dipahami secara berbeda-beda.
1. Paham Kerajaan Allah yang Berciri Nasionalistis
Paham ini dihayati oleh kaum Zelot. Kegiatan mereka bertujuan membebaskan bangsa
Israel dari kuasa politik penjajah kafir. Kaum Zelot berjihad untuk mengusir kaum kafir.
Mereka berharap dengan kebangkitan nasionalisme, kemenangan bangsa Israel dapat
tercapai dan Kerajaan Allah tercipta.
2. Kerajaan Allah Menurut Pandangan para Apokaliptik
Aliran ini percaya akan datangnya penghakiman Allah, karena dunia ini sudah jahat dan
akan digantikan oleh dunia baru. Dalam dunia baru itu, yang baik akan dianugerahi
kebakaan dan yang jahat akan dihukum.
Menurut pandangan aliran ini, Kerajaan Allah adalah sebuah kenyataan pada akhir
zaman. Dunia ini atau zaman ini sudah terlalu jahat dan jelek. Setelah zaman yang
jahat ini hilang lenyap dibinasakan oleh Allah, maka Kerajaan Allah akan menjadi
kenyataan di bumi baru dan langit baru yang dijadikan Allah.
3. Kerajaan Allah Menurut Pandangan para Rabi
Allah sekarang sudah meraja secara hukum, sedangkan di akhir zaman Allah
menyatakan kekuasaan-Nya sebagai Raja semesta alam dengan menghakimi dan
menyatakan kepada sekalian bangsa. Bangsa Israel yang dikuasai oleh orang-orang
kafir (karena dijajah oleh bangsa Romawi yang dianggap kafir) merupakan akibat dari
dosa-dosanya. Jika bangsa Israel melakukan hukum Taurat, maka penjajah akan
dipatahkan. Karena itu, mereka yang sekarang taat pada hukum Taurat sudah menjadi
warga Kerajaan Allah. Tetapi, jika tidak melakukan hukum Taurat, maka banagsa Israel
akan terus dijajah dan diperintah oleh kaum kafir.
Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus secara singkat dapat dikatakan sebagai
berikut:
Kerajaan Allah adalah Allah yang meraja atau memerintah. Oleh karena itu, manusia
harus mengakui kekuasaan Allah dan menyerahkan diri (percaya) kepada-Nya,
sehingga terciptalah kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian.
Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus akan mencapai kepenuhannya pada akhir
zaman. Di akhir zaman itulah, Allah benar-benar akan meraja. Dalam rangka ini,
Kerajaan Allah terkait dengan penghakiman terakhir dan ukuran penghakiman adalah
tindakan kasih. Mereka yang melaksanakan tindakan kasih masuk ke dalam Kerajaan
Allah (bdk. Mat 25: 31-45).
Kerajaan Allah yang mencapai kepenuhannya pada akhir zaman itu kini sudah dekat,
bahkan sudah datang dalam sabda dan karya Yesus. Oleh karena itu, orang harus
menanggapinya dengan bertobat dan percaya kepada warta yang dibawa oleh Yesus.
Kerajaan Allah adalah kabar mengenai masa depan dunia, di mana yang miskin tidak
lagi miskin, yang lapar akan dipuaskan, yang tertindas tidak akan menderita lagi, yang
tertawan akan dibebaskan. Namun, untuk mencapai masa depan yang demikian perlu
perjuangan. Itulah sebabnya, Yesus terus-menerus berjuang supaya hal itu benar-
benar terwujud. Selama hidup-Nya Yesus terus-menerus berjuang supaya hal itu benar-
benar terwujud. Seluruh hidup Yesus sampai Ia mengorbankan hidup-Nya di kayu salib
adalah untuk mewujudkan Kerajaan Allah, sehingga orang benar-benar mengalami
damai sejahtera, sukacita, keadilan, dan kebenaran.
Perjuangan Yesus itu belum selesai, Yesus memberi tugas kepada para pengikut-Nya
untuk melanjutkan perjuangan itu, agar Allah sungguh-sungguh meraja.
Kaum remaja adalah kaum idealis. Perjuangan Yesus membangun Kerajaan Allah kiranya
sesuai dengan cita-cita remaja. Yesus memperjuangkan Kerajaan Allah dengan perkataan dan
perbuatan. Perkataan dan perbuatan dalam hidup Yesus merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan (lih. Mat 11: 5-6; bdk. Luk 11: 5-6). Perkataan atau sabda Yesus menjelaskan atau
menerangkan perbuatan-perbuatan Yesus supaya perbuatan itu dapat ditangkap maksudnya.
Perbuatan Yesus mewujudnyatakan perkataan-Nya, sehingga kata-kata Yesus bukanlah kata-kata
kosong tetapi kata-kata penuh kuasa dan arti. Pewartaan dan perjuangan Yesus melalui perkataan
(terutama perumpamaan) dan perbuatan-Nya (terutama Mukjizat-Nya).
Yesus mewartakan rahasia Kerajaan Allah sering kali dengan perumpamaan-perumpamaan.
Hal ini dimaksudkan supaya orang selalu ingat dan dapat mengambil makna Kerajaan Allah bagi
hidupnya. Perumpamaan-perumpamaan membuat orang berpikir dan tersapa, kemudian
menerapkannya di dalam hidup. Supaya manusia selalu ingat bahwa Allah perlu merajai hatinya,
maka Yesus mewariskan perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Allah sebagaimana
terdapat dalam Injil.
Yesus pun mewartakan Kerajaan Allah dengan perbuatan-perbuatan, antara lain melalui
mukjizat-mukjizat-Nya. Seluruh mukjizat Yesus selalu dihubungkan dengan Kerajaan Allah
RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI BY FREDI MANIK, S.Pd
yang Dia wartakan. Yesus tidak pernah mau membuat mukjizat, jika tidak berkaitan dengan
Kerajaan Allah.
3. Kerajaan Allah menuntut sikap pasrah (iman) manusia kepada Allah
Allah meraja dengan kasih. Oleh sebab itu, manusia dituntut sikap pasrah, dan sikap iman
kepada Allah. Allah menjadi harapan, sandaran, dan andalan bagi manusia. Manusia tidak boleh
mengandalkan hal-hal lain, seperti harta, kekuasaan, bahkan dirinya sendiri.
RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI BY FREDI MANIK, S.Pd
Yesus menentang orang-orang Farisi karena mereka terlalu mengandalkan jasa-jasa dan
kekuatan diri mereka. Yesus memuji orang-orang miskin dan menderita sebagai yang
“berbahagia”, karena dalam kemiskinannya itu mereka hanya mengandalkan Allah dan
mempercayakan diri pada Allah. Yesus tentu saja tidak mendukung kemiskinan, bahkan Ia
memperjuangkan kesejahteraan lahir batin bagi umat. Yesus mengecam ketidakadilan yang
dilakukan oleh para petinggi pemerintahan dan agama.
Yesus tidak menyapa berbahagia kepada orang-orang yang saleh dan taat pada Taurat
seperti kaum Farisi, sebab mereka mengandalkan dirinya sendiri. Yesus menyapa orang miskin
dan menderita, sebab mereka hanya mengandalkan Allah. Baca perumpamaan Yesus tentang
orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di Bait Allah (Luk 18: 9-14).
kejahatan. Mukjizat-mukjizat itu menyatakan bahwa Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus dan
yang membebaskan orang dari kuasa jahat, benar-benar bagi mereka.
· Mukjizat-mukjizat Yesus mempunyai arti mesianis. Artinya, mukjizat-mukjizat Yesus mau
menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan. Mukjizat-mukjizat yang
dikerjakan Yesus merupakan tanda dari Kerajaan Allah yang sudah datang. Melalui
penyembuhan orang sakit dan pengusiran roh-roh jahat menjadi nyata bahwa zaman Mesias
sudah dimulai. Hal ini juga menjadi jelas ketika Yohanes bertanya apakah Yesus adalah Mesias
yang dinantikan. Yesus memberi jawaban dengan berkata: “Pergilah dan katakanlah kepada
Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengan: Orang buta melihat, orang bisu mendengar,
orang mati dibangkitkan, orang kusta menjadi lahir dan kepada orang miskin diberitakan kabar
baik” (Mat 11: 4-5).
· Mukjizat-mukjizat Yesus menyatakan solidaritas Allah dengan manusia yang miskin dan
menderita serta kerasukan roh jahat. Allah menyatakan diri setia kawan dengan orang yang sakit
dan kerasukan setan. Dengan demikian, mukjizat Yesus juga menjadi tanda bahwa Yesus datang
untuk menampakkan kebaikan hati Allah, supaya yang menderita tidak menderita, supaya yang
di bawah kuasa setan dibebaskan, dan yang sakit disembuhkan.
2. Yesus Bergaul dengan Semua Orang: Tanda cinta-Nya yang Universal
Yesus dekat dengan semua orang, maka Ia juga sangat terbuka terhadap semua orang. Ia
bergaul dengan semua orang. Ia tidak mengkotak-kotakkan dan membuat kelas-kelas di antara
manusia. Yesus tidak pernah hanya dekat sekelompok orang dan menyingkirkan kelompok yang
lainnya. Yesus akrab dengan semua orang (lih. Yoh 7: 42-52) dan penguasa, bahkan penjajah
(lih. Mrk 7: 1-10) yang beritikad baik. Yesus pun akrab dengan para pegawai pajak yang korup
(lih. Luk 19: 1-10), dengan wanita tuna susila (lih. Luk 7: 36-50) dan para penderita penyakit
berbahaya yang dikucilkan.
Pergaulan Yesus dengan orang-orang yang berdosa dan najis sering dipandang oleh kaum
Farisi amat tidak sesuai dengan adat sopan santun dan peraturan agama yang berlaku pada saat
itu.
Nafsu (ambisi) untuk mengumpulkan uang atau kekayaan agaknya bertentangan dengan
usaha mencari Kerajaan Allah. Betapa sulitnya orang kaya masuk dalam Kerajaan Allah, seperti
halnya seekor unta masuk ke dalam lubang jarum (bdk. Mrk 10: 25). Maksudnya, Yesus
mendorong agar orang tidak terbelenggu uang/harta dan kekayaan. Yesus mendorong agar orang
kaya memiliki semangat solidaritas terhadap orang miskin dan menderita dan suka membatu
mereka dengan kekayaannya..
Yang dituntut oleh Yesus bukan hanya sekedar derma, melainkan usaha nyata dari orang
kaya untuk membebaskan orang dari kemiskinan dan penderitaan.
jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka”
(Luk 6: 32).
Solidaritas kelompok (mengasihi orang yang mengasihi kamu) bukanlah solidaritas
menurut Yesus. Solidaritas yang dikehendaki oleh Yesus adalah solidaritas terhadap semua
orang tanpa memandang bulu, termasuk juga musuh.