FMIPA/S1-KIMIA B
FAKULTAS/PRODI
SEMESTER Ganjil/Satu
BAHAN
Serbuk logam Cu(s)
C4H9OH(aq)
HNO3(aq) 4 M
PROSEDUR PERCOBAAN
Dicuci dan dikeringkan cawan penguap
Ditimbang
Dimasukkan 0,5 gramam serbuk logam Cu
Ditambahkan dengan 10 mL HNO3 4 M
Ditutup dengan kaca arloji
Dipanaskan diatas nyala bunsen sampai terbentuk endapan/kristal berwarna
hitam
Didinginkan
Ditimbang
Dihitung berat Kristal hitam dan ditentukan rumus empirisnya
DATA PERCOBAAN
No Perlakuan Pengamatan
9 Dihitung berat Kristal hitam dan ditentukan rumus empirisnya Massa kristal hitam= 0,63 gram
Rumus empiris=1:1,jadi CuO
KESIMPULAN
1. Mencari rumus empiris suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa
Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan
menggunakan massa molar.Sedangkan rumus molekul dapat ditentukan jika rumus empiris
dan massa molekul relatif (Mr) zat diketahui.
Secara garis besar, rumus empiris berupa perbandingan paling sederhana dari atom-atom
penyusun suatu senyawa. Sedangkan rumus molekul menyatakan atom-atom penyusun suatu
senyawa lengkap dengan jumlahnya dalam satu molekul yang ditulis mengikuti kaidah
tertentu, seperti aturan penulisan senyawa organik, senyawa ion, senyawa kompleks, dan
lain-lain.
Sebagai contoh senyawa etanol, etanol merupakan nama senyawanya. Rumus molekul etanol
yaitu C2H5OH sedangkan rumus empirisnya yaitu C2H6O.
Contoh lainnya yaitu benzena, memiliki rumus molekul C6H6, sedangkan rumus empirisnya
adalah CH.
Dari beberapa contoh tersebut dapat diartikan bahwa rumus empiris adalah penyederhanaan
rumus molekul.
Tembaga (Cu) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi
adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi
maka tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien
yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga
biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
Tembaga(II) nitrat, Cu(NO3)2, adalah suatu senyawa anorganik yang membentuk padatan
kristalin berwarna biru. Tembaga nitrat anhidrat membentuk kristal berwarna biru gelap-hijau
dan menyublim dalam suasana vakum pada suhu 150-200 °C.[3] Tembaga nitrat juga
terdapat sebagai lima hidrat yang berbeda, yang paling umum adalah trihidrat dan
heksahidrat. Material ini lebih sering ditemui dalam perdagangan daripada di laboratorium.
Tembaga nitrat terhidrasi dapat disiapkan melalui hidrasi material anhidratnya atau dengan
mereaksikan logam tembaga dengan suatu larutan berair dari perak nitrat atau asam nitrat
pekat:[4]
3. perubahan reaksi yang terjadi saat tembaga dan asam nitrat bercampur
Berikut ini adalah penyetaraan reaksi antara tembaga dan asam nitrat:
atom Cu : a=c
atom H : b=2d
atom N : b=2c+e
atom O : 3b=6c+d+e
Jika a=1 maka b=4, c=1, d=2 dan e=2 sehingga diperoleh reaksi setara berikut:
Maka Cu : HNO3 = 1 : 4
Persamaan reaksi kimia merupakan pernyataan yang ditulis dengan rumus kimia yang
menginformasikan identitas dan kuantitas zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia
ataupun fisika. Semua zat dalam reaksi kimia yang jumlahnya berkurang setelah reaksi,
disebut reaktan, ditempatkan di sebelah kiri tanda panah yang mengarah ke kanan. Pada
sebelah kanan tanda panah terdapat hasil reaksi (produk), yakni semua zat yang dihasilkan
dari reaksi. Kuantitas produk bertambah seiring berjalannya reaksi.
Suatu reaksi kimia harus memiliki kesetaraan unsur-unsur pembentuk antara produk dan
reaktan. Oleh karena itu penyetaraan reaksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
4. macam-macam ligan
ligan adalah suatu ion atau molekul yang memiliki sepasang elektron atau lebih yang dapat
disumbangkan. Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi pada ion logam atau
sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat berupa anion atau molekul
netral. Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen koordinasi dengan satu atau lebih
ligan maka akan membentuk suatu senyawa kompleks, dimana logam transisi tersebut
berfungsi sebagai atom pusat. Logam transisi memiliki orbital d yang belum terisi penuh
yang bersifat asam lewis yang dapat menerima pasangan elektron bebas yang bersifat basa
lewis. Ligan pada senyawa kompleks dikelompokkan berdasarkan jumlah elektron yang
dapat disumbangkan pada atom logam.
1. Ligan Monodentat
Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja disebut ligan monodentat,
misalnya F-, Cl-, H2O dan CO [2]. Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang
merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat yang umum adalah F-, Cl-, Br-, CN-,
NH3, H2O, CH3OH, dan OH-.
2. Ligan Bidentat
Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom disebut ligan bidentat.Ligan
ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion
diamin, difosfin, dieter.
Ligan yang telah dibahas sebelumnya, seperti NH3 dan Cl– dinamakan ligan monodentat
(bahasa Latin: satu gigi). Ligan-ligan ini memiliki atom donor tunggal yang dapat
berkoordinasi dengan atom pusat. Beberapa ligan dapat memiliki dua atau lebih atom donor
yang dapat dikoordinasikan dengan ion logam sehingga dapat mengisi dua atau lebih orbital d
ion logam. Ligan seperti itu dinamakan ligan polidentat (bahasa Latin: bergigi banyak).
SARAN