Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MENGHARGAI WAKTU
DENGAN MENUNTUT ILMU
KARYA ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadist

Guru Mata Pelajaran : Ahmad Ramdani, S.Pd.I.

DISUSUN OLEH:
NAMA : MILA NURLAILA
NISN : 0037185269
KELAS : IX

MTs. AL BAROKAH
Jl. Cikopo Pameungpeuk - Garut
Tahun Pelajaran 2017-2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang
telah member petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-
Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik .
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini . semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat .
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan
apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya
, membaca akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan ,
saran dan makalah ini.
Akhirnya, kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi anda semua.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan ..................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4


. 4
A. Anjuran Menuntut Ilmu .............................................................. 7
B. Manfaat Menuntut 9
Ilmu ............................................................... 9
C. Keutamaan Menuntut
Ilmu .......................................................... 14
D. Hadits Tentang Menghargai
Waktu .............................................
E. Penerapan Kandungan Hadis tentang Menuntut Ilmu dan
Menghargai Waktu Dalam Kehidupan Sehari-
hari ......................

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 16


Simpulan ......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karena ilmu merupakan jalan menuju surga, maka ilmu mempunyai

kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Karena itu orang-orang yang berilmu

menempati kedudukan yang tinggi disisi Allah swt, bahkan mendekati

kedudukan para Nabi. Semua muslim diwajibkan menuntut ilmu agar

aqidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar, dan perilakunya sesuai syari’at.

Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang Islam

selama hayat masih dikandung badan. Untuk menunjukkan kesungguhan

dalam memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu. Sikap disiplin mutlak

diperlukan dalam meraih cita-cita.

Dalam kehidupan seororang muslim, waktu merupakan karunia yang

tidak bisa terbelih dibandingkan harta dan yang lainnya. Mengoptimalkan

waktu untuk ketaatan kepada Allah swt, merupakan modal kemanfa’atan

kehidupan dunia dan akhirat sehingga mewujudkan keselamatan bagi dirinya.

Menyia-nyiakan waktu dengan membiarkannya berlalau tanpa makna, berarti

kesengsaraan dan kebinasaan bagi dirinya. Kita harus berusaha untuk

memenafaatkan waktu sebaik-baiknya.

Banyak orang yang merasa pekerjaannya terlalu banyak sementara

waktu yang diberikan sedikit. Tak heran kerap terdengar keluhan tentang

kurang waktu. Bukan waktunya yang kurang, tapi jangan-jangan memang

Anda yang tidak bisa mengelola dengan baik. Keseharian kita menuntut lebih

banyak waktu bekerja yang kadang membuat kita merasa tidak cukup waktu

1
atau kecolongan waktu. Hilangkan kebiasaan mengeluh itu, bisa jadi karena

memang Anda yang salah mengatur waktu.Waktu bagaikan pedang, pepatah

yang sudah sering Anda dengar itu memang benar tapi mungkin sering

dilupakan. Akibatnya, kita sering beralasan kurangnya waktu untuk

mengerjakan tugas.

Pertanyaan di atas sebenarnya tidak akan terjawab jika Anda selalu

melakukan kebiasaan yang salah dalam mengatur waktu. Kegiatan yang Anda

lakukan pun akan sama-sama saja bahkan bisa jadi lebih banyak waktu yang

akan Anda sia-siakan.

Pada umumnya kita semua diseluruh tanah air sebagian besar telah

mengenal danmendengar pepatah yang menyatakan bahwa, waktu adalah

uang dan ada pepatah lainmenyebutkan bahwa waktu adalah pedang. Sebagai

generasi penerus kehidupan di muka bumi, semestinya kita harus mengetahui

bahwa waktu itu begitu penting buat kita. Denganmenggunakan waktu

dengan hal yang tak berguna sama saja kita menyianyiakan umur hidupkita

selama sehari. Serta bagaimana cara kita untuk melaksanakan kewajiban kita

sebagaiseorang siswa agar tidak bentrok dengan kegiatan lainnya, dan cara

mengatur kegiatan lainagar tidak menghabiskan waktu efektif untuk kita

belajar. Jadi, langkah awal yang perlu kitalakukan jika kita ingin mengetahui

cara menggunakan waktu yang baik adalah denganmempelajari cara

mengatur waktu yang baik.

B. Rumusan

Dari penyebab masalah di atas, maka penulis menentukan fokus

2
3

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kandungan hadist tentang menuntut ilmu?

2. Bagaimana kandungan hadist tentang menghargai waktu?

3. Bagaimana penerapan kandungan hadist tentang menuntut ilmu dan

menghargai waktu dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran yang peneliti lakukan

adalah:

1. Untuk mengetahui kandungan hadist tentang menuntut ilmu.

2. Untuk mengetahui kandungan hadist tentang menghargai waktu.

3. Untuk mengetahui penerapan kandungan hadist tentang menuntut ilmu

dan menghargai waktu dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anjuran Menuntut Ilmu

Dari Mu’awiyah Bin Abu Sufyan, dia berkata : Rasulullah SAW

berkata, “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya niscaya

Allah pahamkan dia dalam agamanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Yufaqqihhu : artinya memahamkannya. Al-Fiqh asalnya adalah

pemahaman. Dikatakan faqiha ar-rajulu dengan mengksrah artinya paham dan

mengetahui. Dan faquha yafquhu dengan mendhomah jika menjadi seorang

yang faqih dan alim. Menurut urf (kebiasaan) ialah khusus berkenaan dengan

ilmu syari’at dan dikhususkan dengan ilmu cabang darinya.

Hadits Riwayat Ibnu Abdil Bar

Artinya :

Dari Anas ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda : “Tuntutlah ilmu

walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi

setiap Muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka

kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.”

(H.R. Ibnu Abdil Bar)

Hadits di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi siapa

saja sekalipun di tempat yang jauh, dan malaikat turut senang dan hormat

4
5

kepada mereka.

Islam sangat memperhatikan dan ilmu pengetahuan karena dengan

ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya, berprestasi dan mampu tampil

sebagai kholifah yaitu memakmurkan bumi. Dengan ilmu, manusia mampu

beribadah dengan sempurna. Contoh orang Islam diwajibkan shalat, maka ia

harus mengetahui ilmu-ilmu yang berhubungan dengan shalat, begitu juga

dengan puasa, zakat dan haji, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai

dasar. Ilmu itu dibutuhkan dalam segala hal.

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,

“barang siapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka

Allah akan memudhka baginya jalan menuju surga.”(HR. Muslim)

Abu Darda tinggal di Damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki

dari Madinah. Abu Darda berkata kepadanya, “apakah gerangan yang

menyebabkan engkau datang kemari?” lelaki itu menjawab,” tiadalah aku

datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah kudengar

darimu.“selanjutnya Abu darda menceritakan hadis ini. Para malaikat yang

dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis

sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang

menuntut ilmu untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan

kepada mereka dan cahayanya.

Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-

orang yang sedang menuntut ilmu dan sebagi penghormatan buatannya. Yang

dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan


6

ilmunya. Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada

dilangit, mereka membaca tasbih seraya memuji Rabb mereka dan

memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi. Makhluk yang dibumi,

maksudnya manusia, jin dan hewan. Al-Hiitaan, ikan-ikan; permohonan

ampun oleh semua makhluk yang telah disebutkan buat orang yang alim,

maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim

dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia

disukai Allah SWT.

Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua

malaikat dan makhluknya dan apabila mereka mencintainya maka mereka

pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan kami sebutkan dalam bab

akhlak.

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “jika

seorang anak adam meninggal dunia, maka amal perbuatannya terputus

kecuali tiga hal; sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak

shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim, Ibnu Majahdan dari Ibnu

khuzaimah dari sanad yang lain)

Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal

shalih. Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya

meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir kepadanya. Anjuran agar

melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun masjid,

madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan

sedekah jariyah. Disunahkan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab


7

yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang

pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman. Anjuran untuk mendidik anak

dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab sopan

santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.

B. Manfaat Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu diperintahkan dalam Islam. Hal ini membawa manfaat

bagi orang yang menuntutnya. Adapun manfaat menuntut ilmu antara lain

sebagai berikut:

a. Orang yang mencari ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang

berjihad dijalan Allah hal ini berdasarkan hadis rasulullah:

Dari Anas r.a rasulullah SAW bersabda, ” orang yang keluar mencari

ilmu, maka ia berada dijalan Allah hingga ia kembali kerumahnya.”

(HR. Tirmidzi)

b. Orang yang menuntut ilmu akan mendapat kebaikan yang berlipat ganda.

Orang yang menuntut ilmu diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada

orang yang melakukan sholat seratus rakaat. Hal ini sesuai dengan sabda

Rasulullah saw berikut,

Dari abu Dzar, dai berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Wahai

Abu Dzar, kamu berangkat dipagi hari lalu mempelajari satu ayat dari

kitabullah, lebih baik bagimu dari pada kamu melakuka sholat seratus

roka’at dan kamu berakat dipagi hari, lalu mengajarkan salah sati bab

dari ilmu, baik diamalkan atau tidak, lebih baik darimu dari pada kamu
8

melakukan sholat seratus roka’at.” (HR. Ibnu Majah) dan sanadnya

hasan.

Dari Ibnu Mas’ud r.a. aku mendengan Rasulullah SAW bersabda,

“semoga Allah memberikan keindahan kepada seseorang yang

mendengar sesuatu dari kami, lalu ia menyampaikanya sebagaimana

yang ia dengar. Berapa banya orag yag disampaikan lebih memahami

dari yang mendengar.” (HR. Abu Daud) serta dinilai Shahih oleh At-

Tirmidzi dan Ibnu Hibban dan lafadznya. “Semoga Allah merahmati.”

Dari Anas Bin Malik r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,

“menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan orang

yang memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang

yang mengikatkan batu permata, mutiara dan emas pada babi.” (HR.

Ibnu Majah)

Dari Ibnu Abbas r.a. dia berkata: Rasulullah bersabda,”barang

siapa yang ajal datang menjemputnyasementara dia sedang menuntut

ilmu, maka dia akan bertemu dengan Allah dan tidak ada di antara

dirinya dan para Nabi kecuali derajat kenabian.”(HR. Ath-Thabrani)

didalam al-ausath.

Dari Sahal Bin Mu’adz bin Anas dari bapaknya, bahwa

Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa yang engajarkan suatu ilmu,

maka baginya pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi

dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.”(HR. Ibnu Majah)

Dari Abu Hurairah, dia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW


9

bersabda, “Dunia adalah terlaknat dan terlaknat sesuatu yang ada

didalamnya, kecuali berdzikir kepada Allah dan yang mengikutunya,

serta orang yag alim dan orang yang mau belajar.” (HR. At-Tirmidzi)

dan dia menghasankan serta diriwayatkan ibnu majah.

C. Keutamaan Menuntut Ilmu

1. Ilmu didahulukan sebelum amal

2. Ditunjukkan dan dimudahkan untuk meniti jalan mehuju surga

3. Merupakan tanda bahwa seseorang dikehendaki atasnya kebaikan oleh

Allah

4. Malaikat membentangkan sayap-sayapnya karena ridho kepada

penuntut ilmu

5. Dimintakan ampunan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, bhakan

ikan-ikan dilautan

6. Ulama’ (orang-orang yang ber ilmu) adalah pewari para nabi

7. Para nabi hanya mewariskan ilmu tiada yang lain

8. Barang siapa yang mengambil ilmu berarti ia telah mengambil bagian

yang banyak.[6]

D. Hadits Tentang Menghargai Waktu

Dari ibnu Abas r.a. berkata rasulullah saw, bersabda: “memanfaatkan

lima keadaan sebelum datangnya lima; masa hidup sebelum datang matimu,

masa sehatmu sebelum sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa
10

muda sebelum masa tuamu dan masa kayamu sebelum masa fakirmu”

Penjelasan Hadis:

Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu masa muda

hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan,

kesuksesan, dan keberhasilan, karena masa mudalah kita mempunyai ambisi,

keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih, bukan berarti masa tua

menghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai keinginan kita, tapi tentulah

usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha saat kita masih muda.

Maka dari itu masa muda hendaklah diisi dengan berbagai kegiatan yang

bermanfaat hingga tidak menyesal di kemudian hari.

Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Disini kita

dianjurkan untuk menghargai waktu, agar bisa diisi dengan hal-hal yang

bermanfaaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, menengok

saudara ketika ada kesempatan sebelum kesibukan menghampiri kita, hingga

tidak sempat lagi untuk sekedar mengunjungi kerabat, atau segera

menyelesaikan pekerjaan yang tertunda, sebelum datang pekerjaan yang lain,

agar tidak bertumpuk terus dan justru mebuat kita semakina malas.

Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Sehat

adalah sebuah Anugerah, lihatlah ke Rumah Sakit, berapa banyak orang harus

tertahan aktifitasnya karena sakit. Berapa banyak biaya yang harus di

keluarkan untuk mendapatkan kesembuhannya. Hal ini juga anjuran agar kita

senantiasa waspada pada segala kemungkinan yang sifatnya diluar prediksi

manusia, seperti halnya sakit. Sakit disini bukan sebatas sakit jasmani, tapi
11

juga sakit rohani. Maka ketika kita sehat jasmani-rohani, hendaknya kita

senantiasa mempergunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat tanpa

mengulur-ngulur waktu. Ingatlah bahwa sehat adalah modal yang paling

berharga.

Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu. Tidak

terlalu jauh berbeda dari penjelasan di atas, ketika kekayaan ada pada kita,

baik itu berupa materi atau lainnya, maka hendaknya kita memanfaatkannya

sebaik-baiknya, jangan menghambur-hamburkan. Pergunakan untuk

kemaslahatan, sodaqoh , zakat infaknya jangan ketinggalan. Dan Jadikan

kekayaan kita sebagai faktor pendorong sekaligus pelancar kita dalam

beribadah kepada Alloh.

Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu yang terakhir ini

merupakan cakupan dari empat hal diatas. Ketika kita diberi kehidupan maka

hidup yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan kesempatan yang

tiada duanya. Karena kesempatan hidup tidak akan datang untuk kedua

kalinya. Kehidupan harus dijalani sesuai tuntutan kemaslahatannya. Lima hal

itu merupakan inti misi dan visi hidup manusia, karena kunci kesuksesan itu

terletak pada bagaimana kita “mempergunakan waktu dengan sebaik-

baiknya”.

Pada akhir hadis itu dijelaskan, gunakanlah waktu sehatmu untuk

menghadapi waktu sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi waktu

kematian. Ketika sehat, kita mampu melakukan berbagai aktivitas. Kesehatan

harus kita manfaatkan. Jika sudah jatuh sakit, biasanya baru kita
12

menyesalinya. Ketika masih diberi hidup oleh Allah swt, mari kita gunakan

untuk memperbanyak ibadah. Apabila kematian sudah datang, tidak ada lagi

yang bisa kita lakukan.

Dalam al qur’an juga disebutkan dalam Surah Al-Ashr

ْ cُ‫وا َو َع ِمل‬c
‫وا‬c ْ cُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫ ِإاَّل ٱلَّ ِذ‬٢ ‫ ِإ َّن ٱِإۡل ن ٰ َس َن لَفِي ُخ ۡس ٍر‬١ ‫ص ِر‬ ۡ ‫َو ۡٱل َع‬
٣ ‫اص ۡو ْا بِٱلص َّۡب ِر‬ ِّ ‫ص ۡو ْا بِ ۡٱل َح‬
َ ‫ق َوتَ َو‬ َّ ٰ ‫ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
َ ‫ت َوتَ َوا‬
Artinya:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam

kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh

dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati

supaya menetapi kesabaran.” ( QS Al Ashr :1)

Manusia dan keturunannya itu pasti merugi dalam amal perbuatan

mereka, kecuali orang-orang yang meyakini keberadaan Allah dan keesaan-

Nya secara benar. Mereka juga meyakini kitab-kitab yang Allah turunkan

kepada para Rasul mulia. Mereka kemudian melaksanakan amal saleh yang

diridhai Allah. Selain itu, diantara mereka saling berwasiat dengan kesabaran

untuk tidak bermaksiat (yang dirasa ringan oleh jiwa yang lemah) dan

kesabaran untuk melaksanakan ketaatan (yang dirasa berat dalam

melaksanakannya oleh jiwa yang kuat). Mereka itu adalah orang-orang yang

beruntung dan menang.

Al-Qur’an mengaitkan dengan sangat erat antara waktu dan kerja

keras, antara lai, melalui surah Al-“ashr. Disisi lain istilah-istilah yang
13

digunakannya untuk menunjuk waktu (masa) mengandung makna-makna

yang sangat mendalam dalam memantapkan budaya kerja yang

didambakannya.

Paling tidak ada empat kata yang digunakannya untuk menunjuk pada

waktu. Pertama, “ashr. Kata ini biasa diartikan dengan “waktu menjelang

terbenamnya matahari”, dan diartkan pula sebagai “masa secara mutlak”.

Kata ‘ashr sendiri bermakna “perasaan”, seakan-akan masa harus digunakan

untuk memeras pikiran dan keringat, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan

saja dan sepanjag masa.

Waqt (waktu), digunakan dalam arti “batas akhir kesempatan atau

peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa oleh karena itu, sering kali Al-

Qur’an menggunakannya dalam konteks kadar tertentu dari satu masa.

‫ُودا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ُكمۡۚ فَِإ َذا‬ ْ ‫صلَ ٰوةَ فَ ۡٱذ ُكر‬
ٗ ‫ُوا ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ٗما َوقُع‬ َ َ‫فَِإ َذا ق‬
َّ ‫ض ۡيتُ ُم ٱل‬
‫ ا‬c ٗ‫ين ِك ٰتَب‬
َ ِ‫ؤ ِمن‬cۡ c‫صلَ ٰوةَ َكانَ ۡت َعلَى ۡٱل ُم‬ َّ ‫صلَ ٰو ۚةَ ِإ َّن ٱل‬
َّ ‫وا ٱل‬ْ ‫ٱط َم ۡأنَنتُمۡ فََأقِي ُم‬
ۡ
١٠٣ ‫وتا‬ ٗ ُ‫َّم ۡوق‬
Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban atas orang-orang mukmin

yang tertentu waktu-waktunya (QS Al-Nisa’ 4 :103)

Kata ini memberi kesan keharusan adanya pembagian teknis tentang

masa yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan

seterusnya), di samping keharusan adanya penyelesaian sesuatu dalam

bagian-bagian tersebut, dan tidak membiyarkannya berlalu hampa. “Rezeki

yang tidak diperoleh hari ini, masih dapat diharapkan perolehannya lebih

banyak esok hari, tetapi waktu yang berlalu hari ini, tidak mungkin kembali

esok.
14

Apabila ada dua alternative untuk melakukan satu diantara dua

perkerjaan yang sama dan memiliki nilai yang sama pula, maka hendaknya

dipilih pekerjaan yang memakan waktu lebih singkat. Ketika Nabi Sulaiman

a.s. bermaksud mendatangkan singgasana Ratu Bilqis dan menanyakan siapa

yang mampu untuk itu, seorang jin jenius berkata, “Aku mampu

mendatangkannya sebelum engkau beranjak dari tempat dudukmu, “dan

seorang manusia yang diberi ilmu oleh Allah swt. berkata, “Aku mampu

menghadirkan singgasana itu sebelum tuan mengejapkan mata.” Tentu saja

tawaran terakhir inilah yang terpilih (QS. An-Naml 27: 38-40). Disisi lain,

apabila ada perkerjaan yang mengandung niali tambah dan dapat diselesaikan

dalam waktu yang sama tanpa nilai tambah, maka pilihlah pekerjaan yang

memiliki nilai tambah. Karena itu, sholat jama’ah jauh lebih dianjurkan dari

pada sholat sendirian, karena waktu yang digunakan untuk kedua sholat sama

atau tidak jauh berbeda, tetapi nilai tambah.

E. Penerapan Kandungan Hadis tentang Menuntut Ilmu dan Menghargai

Waktu Dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan kandungan hadis menuntut ilmu dan menghargai waktu

dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Memanfaatkan masa muda untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya,

baik secara formal maupun non formal;

2. Menampakkan kesungguhan dalam belajar, baik ketika berada di dalam

maupun di luar sekolah


15

3. Lebih mengutamakan penguasaan ilmu daripada memikirkan harta

4. Rela mengeluarkan biaya demi tercapainya suatu ilmu

5. Rajin menghadiri majelis ilmu

6. Rajin memanfaatkan waktu-waktu longgarnya untuk membaca buku-

buku ilmu pengetahuan

7. Menyetujui dan mendukung setiap usaha untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan

8. Gemar bergaul dengan orang-orang yang lebih pandai dan saleh serta

mengurangi bergaul dengan orang-orang yang tidak berilmu.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil kajian yang telah dilaksanakan penulis dapat

menyimpulkan sebagai berikut :

1. Dengan mununtut ilmu kita dapat mengetahui mana yang benar dan mana

yang salah, mana yang haram dan mana yang halal, sehingga menjadi

bekal kita di akherat. Dunia bagaikan ladang. Yang hasilnya akan kita

petik di akherat kelak. disunahkan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-

kitab yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang

pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman. Anjuran untuk mendidik

anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab

sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.

2. Kita tidak boleh zhalim terhadap diri sendiri dengan menyia-nyiakan

waktu, usia dan kehidupan kita. Jangan sampai kita salah langkah dalam

menghabiskan usia. Jangan sampai kita lebih suka bersenang-senag dan

bermalas-malasan, melalaikan sesuatu yang lebih mulia dan berharga.

Setiap kali usaha bertambah, tanggung jawab setiap kita juga bertambah.

Hubungan dan relasi bertambah, waktu berkurang dan kekuatan melemah.

Waktu yang kita miliki di usia tua menjadi semakin sempit, tubuh

melemah dan kesehatan berkurang. Ketika kita mulai tidak berdaya

kesibukan yang dimiliki semakin bertambah.

16
17

3. Dalam penerapan menuntut ilmu dan menghargai waktu itu saling

berkaitan seharusnya waktu luang digunakan untuk hal-hal yang

bermanfaat seperti setiap waktu luang digunakan untuk mengkaji

pengetahuan, digunakan untuk berdzikir, dan melakukan hal-hal yang

bermanfaat demi kepentingan bersama. Dalam penerapan ilmu bila

seseorang mempunyai ilmu maka harus mengamalkan ilmunya kepada

orang yang masih kurang pengathuannya maka bila ilmu semakin sering di

manfaatkan akan bertambah pula pengetahuan yang di peroleh.

 
DAFTAR PUSTAKA

Al-Asqolani Ibnu Hajar, 2006,  Ringkasan Targhib wa Tarhib. Jakarta: pustaka

Azam

Asy-Syuhud Syaikh Ali bin Nayif. 2009, Shahih Fadhilah Amal. Solo: PT

Aqwam

Fatoni4ever.blogspot.com/2012/02/makalah-kandungan-hadis-tentang.html

http://ahan-kzk.blogspot.com201112materi-pendd-hadits.html

Muhaimin, Qur’an Hadist untuk Kls IX MTs, Bandung: Grafindo media pratama,

2008. Hal:66

Shihab M. Quraish. 2007, Secercah Cahaya Ilahi HIdup bersama Al-

Qur’an.  Bandung : PT Mizan Putaka.

Wadud  Abdul.,dkk. 2000. Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah Kelas 3.

Semarang:PT.Karya Toha Putra. h. 27

18

Anda mungkin juga menyukai