Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL ALOEVERA CHIPS STEM (ACHIPS)

Oleh :

BAGUS RIZKY (07)

Kelompok 1 X MIPA 2 :
1. Afriella khoirunisa (01)
2. Akhiril Lailin Novel (02)
3. Ananda Putri (03)
4. Annisa Fitrahul (04)
5. Aura ivandha (05)
6. Ayu regina (06)
7. Bagus Rizky (07)
KATA PENGANTAR
                                              

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran Ekonomi
dengan membahas susunan-susunan dalam bentuk proposal yang kami beri judul “ALOEVERA
CHIPS Stem (ACHIPS)
Dalam penyusunan proposal ini tentunya tidak lepas dari pihak yang telah membantu kami,
kami ucapkan terima kasih kepada: Guru pembimbing Ekonomi SMA Negeri 19 Surabaya yaitu
Ibu Andria Agustin, S.Pd dan teman – teman yang membantu dalam pembuatan proposal ini.
Semoga proposal pembuatan Chips Banana Stem yang telah selesai ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca. Dan apabila dalam penyusunan proposal ini terdapat kesalahan, kami
mohon maaf yang sebesar - besarnya.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan bagi para pembaca.

Wasalamu'alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 04 FEBRUARI 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..……………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………….………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang…………………….………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..4
1.4 Visi Misi……………..……………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...6
2.1 Analisis SWOT…………………………………………………………………………...7
2.1.1 Streght ( kekuatan )………………………………………………………………...7
2.1.2 Weakness ( Kelemahan )…………………………………………………………...7
2.1.3 Opportunities ( Peluang )…………………………………………………………...7
BAB III PENGOLAHAN…………………………………………………………………….…8
3.1 Alat dan bahan…………………………………………………………………………...8
3.1.1 Alat………………………………………………………………………………...8
3.1.2 Bahan…………………………………………………………………………..…..8
3.2 Cara pembuatan………………………………………………………………………..…8
BAB IV PEMASARAN………………………………………………………………………...9
4.1 Target Pemasaran………………………………………………………………………...9
4.2 Aspek Produksi…………………………………………………………………………..9
4.2.1 Peralatan yang digunakan untuk produksi…………………………………………......9
4.3 Aspek Keuangan………………………………………………………………………....9
4.3.1 Biaya Variabel…………………………………………………………………..…......9
4.3.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)…………………………………………………………......10
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………….12
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..12
5.2 Saran…………………………………………………………………………………....12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai macam bahan pangan
indigenous, yang salah satunya adalah lidah buaya. Lidah buaya memiliki nama latin Aloe vera
L. tergolong ke dalam suku Liliaceae. Aloe berarti “senyawa pahit yang bersinar”. Eksudat
(getah) tanaman ini pahit rasanya, tetapi lidah buaya mengandung nilai gizi yang cukup tinggi
dan sangat berguna bagi tubuh. Gel lidah buaya mengandung karbohidrat tercerna, sehingga
dapat digunakan sebagai minuman diet. Gel lidah buaya tersusun oleh 96% air dan 4% padatan
yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat.

Lidah buaya dapat tumbuh hampir di semua wilayah Indonesia. Di Indonesia lidah buaya
awalnya sebagai bahan kosmetika yang fungsinya sebagai obat kulit. Tanaman lidah buaya
menjadi salah satu komoditas pertanian yang punya peluang sangat besar untuk dikembangkan di
Indonesia sebagai usaha agribisnis. Namun, potensi lidah buaya belum dioptimalkan dengan
baik. Tanaman lidah buaya sudah dikenal lama, tetapi masyarakat yang tahu manfaat dan
khasiatnya, tidaklah banyak.

Selama ini lidah buaya baru diproduksi sebatas dalam bentuk bahan baku obat-obatan dan
kosmetik. Salah satu bentuk modifikasi pemanfaatan lidah buaya yang belum banyak diusahakan
adalah dalam bentuk berupa kerupuk.   

Kerupuk berbahan dasar lidah buaya merupakan suatu produk alternatif makanan ringan atau
cemilan sehat yang bernilai gizi tinggi. Kerupuk ini juga tidak terlalu banyak mengandung lemak
sehingga aman untuk dikonsumsi dan tidak beresiko. Oleh karena itu, produk kerupuk berbahan
dasar lidah buaya ini perlu dikembangkan dan direalisasikan agar masyarakat dapat memperoleh
berbagai manfaat yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang penulis ajukan dalam PKM
Kewirausahaan ini adalah:
1. Bagaimana cara mengolah lidah buaya menjadi cemilan atau makanan ringan yang sehat dan
memiliki nilai gizi yang tinggi?
2. Bagaimana memperkenalkan dan memasarkan produk Kerupuk Lidah Buaya kepada
masyarakat?
1.3 Tujuan
1.Memenuhi kebutuhan ekonomi.
2. Mengoptimalkan manfaat dari lidah buaya yang selama ini hanya sebagai tanaman hias.
3. Meningkatkan inovasi serta kreativitas dalam dunia usaha.
4. Menghasilkan olahan baru berupa Kerupuk Lidah Buaya yang memiliki nilai jual dan
memiliki cita rasa serta nilai gizi yang tinggi.
5. Memperkenalkan dan memasarkan produk hasil olahan kepada masyarakat sekitar.

1.4 Visi Misi


“Visi : “Menyebarluaskan dan memperdagangkan Aloevera chips (ACHIPS) kita agar bisa
dinikmati dan dijadikan inspirasi oleh masyarakat untuk inovasi menciptakan produk pangan
baru.

“Misi” :
1. Menciptakan sebuah inovasi produk pangan baru yang memiliki nilai jual yang tinggi
2. Memberikan pelayanan terbaik untuk menjaga kepercayaan konsumen
3. Memperkenalkan produk secara luas ke berbagai kalangan
4. Memberikan kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang memiliki kualitas terbaik
dengan harga yang terjangkau.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bauran pemasaran
Bauran pemasaran “ALOEVERA CHIPS Stem” berdasarkan product, price, place, and
promotion (4P) adalah sebagai berikut :
Product

Produk yang ditawarkan oleh “ACHIPS” terdiri dari :


a. Type : Kerupuk
b. Brand : ACHIPS
c. Quality : Menggunakan bahan yang terbaik dan tahan lama
d. Packing : Dikemas dengan standing pouch
e. Price
Harga yang di tawarkan terjangkau hanya Rp. 14.500
Place
Wilayah pemasaran mencangkup seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan secara online
Promotion
Promosi dilakukan melalui media sosial seperti instagram

2.2 Analisis SWOT


SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), ancaman (threat) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strength, weakness, opportunity, threat) SWOT “ACHIPS” adalah sebagai berikut :
Streght ( kekuatan )
 Harga Kerupuk Lidah Buaya cukup terjangkau oleh kalangan masyarakat.
 Kualitas dari Kerupuk Lidah Buaya sangat terjamin, karena dalam proses pembuatannya
 diutamakan kebersihan dan untuk kesehatan.
 Tersedia kemasan dalam berbagai ukuran.
 Kerupuk Lidah Buaya ini mempunyai rasa yang gurih dan enak.
 Kerupuk Lidah Buaya bisa menjadi alternatif makanan ringan atau cemilan sehat yang
praktis dan hemat.

2.1.2 Weakness ( Kelemahan )


 Bahan baku Kerupuk Lidah Buaya mudah rusak.
 Kerupuk Lidah Buaya akan mudah rusak jika penyimpanan yang dilakukan sembarangan
atau  ditumpuk
2.1.3 Opportunities ( Peluang )
 Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif mempermudah pelaksana program dalam
memasarkan produk.
 Permintaan pasar yang semakin meningkat.

2.1.4 Threat ( Hambatan )


 Jumlah kompetitor yang terus meningkat.
 Munculnya produk baru yang lebih unggul.
 Kenaikan harga bahan baku yang sulit diprediksi karena jumlahnya yang tidak menentu.
BAB III
ANALISIS PRODUK
3.1 Alat dan Bahan :
3.1.1 Alat
 Wajan penggorengan untuk menggoreng.
 Spatula dan serokan untuk memasak.
 Kompor gas dan tabung.
 Dandang pengukus.
 Cetakan atau loyang untuk mencetak adonan.
 Baskom atau mangkuk untuk mengadon.
 Talenan dan pisau untuk mengiris.
 Tampah bambu untuk menjemur.
 Blender.
3.1.2 Bahan
 Lidah buaya yang berukuran besar dan memiliki daging yang tebal.
 Minyak goreng untuk menggoreng.
 Bawang putih.
 Merica bubuk atau butiran.
 Ketumbar.
 Tepung tapioka.
 Tepung beras.
 Telur untuk perekat adonan.
 Margarin untuk menambah rasa menjadi lebih gurih.
 Garam dan gula.
3.2 Cara Pembuatan
1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kupas lidah buaya dan ambil bagian dagingnya saja, kemudian cuci bersih dengan air
mengalir hingga lendirnya hilang.
3. Campur tepung tapioka dan tepung beras hingga merata.
4. Tambah sedikit garam dan gula, lalu aduk lagi sampai benar-benar merata agar rasanya
nanti tidak menggumpal-gumpal.
5. Kupas bawang putih, lalu haluskan dengan ketumbar dan merica.
6. Setelah bumbu halus, campur lidah buaya tadi yang sudah dibersihkan ke dalam tepung.
7. Tambahkan telur dan margarin, lalu aduk adonan sampai benar-benar rata.
8. Setelah itu, masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah dilumuri minyak agar tidak
lengket saat mengeluarkannya dari loyang nanti.
9. Kukus adonan selama kurang lebih 20 menit.
10. Kemudian angkat dan dinginkan terlebih dahulu agar lebih mudah saat mencetaknya nanti.
11. Potong tipis adonan dengan lebar 3 cm dan susun di atas tampah bambu.
12. Jemur di bawah terik matahari kurang lebih 3 hari sampai kerupuk benar-benar kering
(apabila cuaca cerah).
13. Setelah itu, goreng kerupuk dengan menggunakan minyak panas.
14. Setelah matang, tiriskan sampai agak dingin dan kerupuk pun siap dikemas.
BAB IV
PEMASARAN
4.1 Target Pemasaran
Masyarakat umum, teman teman sejawat, guru – guru SMAN 19 SBY.
4.2 Aspek Produksi
4.2.1 Peralatan yang digunakan untuk produksi
No Alat Satuan Harga Jumlah
( Unit ) ( Rp ) ( Rp )
1. Wajan 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000
2. Spatula 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000
3. Loyang 1 Rp. 25.000 Rp. 25.000
4. Pisau 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
5. Talenan 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
6. Kompor 1 Rp. 125.000 Rp. 125.000
7. Gas 1 Rp. 16.000 Rp. 16.000
8. Baskom 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
9. Sendok 2 Rp. 5.000 Rp. 10.000
10. Blender 1 Rp. 65.000 Rp. 65.000
Total Rp. 326.000
Biaya Penyusutan / bulan = Total investasi = Rp. 326.000 Rp. 5.433
Umur alat Rp. 60.000

4.3 Aspek Keuangan


4.3.1 Biaya Variabel
No Bahan Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1. Lidah buaya 1 kg Rp. 15.000 Rp. 15.000
2. Minyak Goreng 1 liter Rp. 15.000 Rp. 15.000
3. Bawang putih 1/2kg Rp. 12.000 Rp. 12.000
4. Merica bubuk 2 Rp. 2.500 Rp. 5.000
5. Ketumbar 5 Rp. 2.000 Rp. 10.000
6. Stiker logo 5 Rp. 500 Rp. 2.500
7. Tepung beras 500 gram Rp. 6.000 Rp. 6.000
8. Tepung tapioca 500 gram Rp. 6.000 Rp. 6.000
9. Telur ¼ kg Rp. 7.000 Rp. 7.000
10. Standing poch 10 Rp.750 Rp. 7.500
Total satu kali produksi Rp. 86.000
Jumlah per bulan Rp. 2.580.000

4.3.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)


NO Items Jumlah Harga(Rp) Jumlah (Rp)
1. Tenaga Kerja 7 Orang Rp.5.000 Rp. 35.000
2. Penyusutan alat - Rp. 5.433 Rp. 5.433
Total biaya per bulan Rp. 40.433
Total biaya per hari Rp. 1.347

1. Total Biaya / Total Cost (TC)


TC = TVC + TFC
= Rp. 86.000 + Rp. 40.433
= Rp. 126.433

2. Harga Pokok Produksi (HPP)


HPP = Total biaya = Rp. 126.433 = Rp. 12.643
Jumlah produksi 10

3. Harga Jual *Margin laba = 15% x HPP


= HPP + Margin laba = 15% x Rp. 12.643
= Rp. 12.643 + Rp. 1.896 = Rp. 1.896
= Rp. 14.539
= di bulatkan Rp.14.500

4. Penerimaan Kotor (TR)


=PxQ
= Rp. 14.500 x 10
= Rp. 145.000

5. Penerimaan Bersih
= TR – TC
= Rp. 145.000 – Rp. 126.433
= Rp. 18.567

6. Waktu balik modal


= Total investasi : keuntungan
= Rp 86.000 : Rp 18,567
= 4,2 (4 bulan 2 hari)

7. BEP Unit
= Biaya tetap : (Harga jual per unit – harga jual per unit)
= Rp. 40,433 : (Rp. 14,500 – Rp. 8,600)
= Rp. 40,433 : 5900
= Rp. 6,8 ( minim menjual 6,8 unit untuk memenuhi BEP)

8. BEP Rupiah
= Biaya tetap : (biaya variabel per unit : harga jual per unit )
= 40,433 : (RP. 8,600 : Rp. 14,500)
= 40,433 : 1,6
= 25,270
Omset minim yang didapat untuk memenuhi BEP Rp. 25,270
BAB V
PENUTUP

  5.1 Kesimpulan
              Demikian proposal ini kami susun dengan harapan permohonan pendirian perusahaan
yang kami dirikan dapat diterima. Pembuatan proposal ini bertujuan untuk memperluas wawasan
dan ilmu pengetahuan tentang peluang dalam dunia bisnis.
              Dari pendirian usaha ini, kami dapat menyimpulkan bahwa berdirinya sebuah
perusahaan dikarenakan kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar yang sangat mendukung
perkembangan perusahaan ini. Selain itu, tujuan kami mendirikan perusahaan ini adalah untuk
membantu pemerintah mengurangi pengangguran di era krisis global seperti sekarang ini.
              Kami menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan yang Maha Esa.
Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran Bapak/Ibu yang sifatnya membangun guna sebagai bahan
evaluasi kami untuk kedepannya agar lebih baik lagi.
              Akhir dari penulisan proposal ini kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam menyusun proposal. Dan terimakasih juga atas
penerimaan proposal ini, serta kami berharap agar pelaksanaan perusahaan yang kami dirikan
dapat berjalan dengan baik dan lancar.

5.2 Saran
disarankan Kerupuk Lidah Buaya dapat mengembangkan kegiatan bisnisnya secara kontinu
sehingga Kerupuk Lidah Buaya dapat bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya dan
mampu meraih pangsa pasar yang telah ada.
1.      Mampu menghasilkan produk yang berkualitas.
2.      Tidak mudah berputus asa.
3.      Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan.
4.      Mempunyai etos kerja yang tinggi.
5.      Pandai berkomunikasi dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai