Anda di halaman 1dari 76

i

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR ALBEDO SEMANGKA MERAH


DENGAN TERONG BELANDA DAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP
KARAKTERISTIK MUTU VELVA

SKRIPSI

Oleh:

iIVO DORRIS SILALAHI


150305031/ILMU DAN TEKNOLOGIiPANGAN

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR ALBEDO SEMANGKA MERAH


DENGAN TERONG BELANDA DAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP
KARAKTERISTIK MUTU VELVA

SKRIPSI

Oleh:

IVO DORRIS SILALAHI


150305031/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di


Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya.menyatakan bahwa. segala. isi dalam. skripsi yang berjudul

“Pengaruh Perbandingan Bubur Albedo Semangka Merah dengan Terong

Belanda Dan Penambahan CMC Terhadap Karakteristik Mutu Velva”

merupakan.suatu gagasan.dan hasil penelitian saya sendiri yang diarahkan oleh

dosen pembimbing. Didalam skripsi ini segala data maupun informasi telah

dinyatakan dan dicantumkan dengan jelas dalam daftar pustaka dan bisa

diperiksa kebenarannya. Skripsi ini juga tidak pernah diajukan agar

mendapatkan gelar sarjana padaaProgrammStudiiyanggsamaddipPerguruan

Tinggiilain.

Demikian pernyataan ditulis untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Januari 2020

(Ivo Dorris Silalahi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v

ABSTRAK

IVO DORRIS SILALAHI : Pengaruh Perbandingan Bubur Albedo Semangka Merah dengan
Terong Belanda dan Penambahan CMC terhadap Karakteristik Mutu Velva dibimbing oleh
LINDA MASNIARY LUBIS dan ELISA JULIANTI.
Penlitian dibuat guna mengevaluasi pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
merah dengan terong belanda dan penambahan CMC yang digunakan terhadap sifat fisik, kimia,
dan organoleptik dari velva. Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu: 1) pembuatan dan
pengujian karakteristik kimia bubur albedo semangka merah, and bubur terong belanda, 2)
pembuatan dan pengujian karakteristik fisik, kimia, dan sensori velva. 3) pemilihan perlakuan
yang menghasilkan velva dengan mutu terbaik dan pengujian aktivitas antioksidan dan total
flavonoid dari velva dengan mutu terbaik.
Hasil pada penelitian ini menyatakan bahwa bubur albedo semangka merah dengan
terong belanda menyatakan pengaruh berbeda sangat nyata dengan sifat fisik, kimia dan sensori
velva kecuali uji organoleptik aroma. Penambahan CMC menyatakan pengaruh beda sangat nyta
dngan sifat fisik, kimia dan sensori velva kecuali warna (oHue), uji organoleptic warna, aroma,
rasa. Interaksi antara pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengn terong belanda dan
penambahan CMC menyatakan pengaruh beda sangat nyata dengan kadar vitamin C dan waktu
leleh serta menyatakan pengaruh beda tidak nyata dengan nilai pH, total padatan terlarut, kadar
serat kasar, total asam, warna (oHue), nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma, nilai
organoleptik rasa, dan nilai orgnaoleptik tekstur. Formulasi yang menghasilkan velva dengan mutu
terbaik yaitu perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda 60%:40% dan
penambahan CMC 0,7%. Velva dengan mutu terbaik mengandung aktivitas antioksidan 50,327
µg/mL, kadar antosianin 13,28 ppm dan kadar flavonoid 0,589 mg/g.

Kata kunci : Bubur Albedo Semangka Merah, Terong Belanda, CMC, Velva, Antioksidan dan
Kadar Vitamin C

ABSTRACT

IVO DORRIS SILALAHI: Effect of Ratio of Red Watermelon Albedo Porridge with Dutch
Eggplant and Addition of CMC on Velva Quality Characteristics guided by LINDA MASNIARY
LUBIS and ELISA JULIANTI.
This research was conducted to evaluate the effect of ratio of albedo red watermelon
porridge with Dutch eggplant and the addition of CMC used on the physical, chemical,and
organoleptic properties of velva. This research consisted of 3 (three) stages, namely: 1)
manufacturing and testing of chemical characteristics of red watermelon albedo pulp, and Dutch
eggplant porridge, 2) manufacturing and testing of physical, chemical, and sensory characteristics
of velva, 3) the selection of tretments that produce velva with the best quality and testing is
antioxidant activity and total flavonoids.
The results showed that the comparison of albedo red watermelon porridge with Dutch
eggplant had a very significant effect on the physical, chemical and sensory properties of velva
except the aroma organoleptic test. The addition of CMC had a very significant effect on physical,
chemical and sensory properties of velva except color (ohue), and color, aroma, taste
(organoleptic test). The interaction between the effect of ratio of watermelon albedo porridge with
dutch eggplant and the addition of CMC had a very significant effect (P<0,01) on vitamin C levels
and melting time and had a non-significant effect (P>0,05) on the pH value, total dissolved solids,
crude fiber content, total acid, color (ohue), color, aroma, taste, and texture (organoleptic test).
The formulation that produced velva with the best quality was the ratio of watermelon albedo pulp
with dutch eggplant (60%: 40%) and the addition of CMC of 0.7%. Velva with the best quality
contains antioxidant activity of 50,327 µg / mL, anthocyanin levels of 13.28 ppm and flavonoid
levels of 0.589 mg / g.

Keywords: Red Watermelon Albedo Porridge, Dutch Eggplant, CMC, Velva, Antioxidants and
Vitamin C level

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


i

RIWAYAT HIDUP

IVO DORRIS SILALAHI dilahirkan di Gedangan Kota Kisaran pada

tanggal 19 Agustus 1997 dari Bapak Johan Wilson Silalahi dan Ibu Marditir

Marpaung. Penulissmerupakannanakkkedua dariitigabbersaudara. Penulis

menempuhhpendidikannya dii SD‟SwastaaPanti Budaya Kisaran, SMP Negeri 1

Kisaran, SMA Negeri 1 Kisaran dan di tahun 2015 penulis berhasil lulus di

Fakultas Pertanian, UniversitassSumateraaUtaraadengan jalurrSeleksiiNasional

Masuk PerguruannTinggi iNegerii (SNMPTN)idiiProgrammStudi Ilmuydan

TeknologiipPangan.

Selamaamengikuti perkuliahan,.penuliss.aktif sebagai. anggota. Himpunan

Mahasiswa.Peduli PangannIndonesia (HMPPI)‟USU,.aktif sebagai sekretaris

Keluarga Kristen Ilmu dan Teknologi Pangan (KKITP) USU dan anggota Ikatan

MahasiswaaIlmuudannTeknologiiPangann(IMITP) USU. Penulissmelakukan

Praktek Kerja Lapangann(PKL)‟bertempat di „PT.tTirta.sSibayakindo.(Danone

AQUA) yang berada diiKabupatennKaro, SumateraaUtaraadarii16 July sampai.20

Agustus 2018. Penulis juga pernah mendapat beasiswa Peningkatan Prestasi

Akademi (PPA) pada tahun 2017.

Salah satu tujuan penulissmembuat tugassakhirrini yaitu memenuhi

syarattuntuk mendapatkanhgelar SarjanaaTeknologiiPanganndengan membuat

penelitian berjudul “Pengaruh,Perbandingan Bubur,,Albedo Semangka Merah

dengan Terong Belanda Dan Penambahan CMC Terhadap.Karakteristik Mutu

Velva”.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

KATA PENGANTARr

PujiidannsyukurrpenulisspanjatkannkehadirattTuhann Yangg Mahaa Esa

atas segala berkat dan karunianyaasehinggasmampu menyiapkan skripsiyyang

berjudul “Pengaruh Perbandingan Bubur Albedo Semangka Merah dengan

Terong Belanda Dan Penambahan CMC Terhadap Karakteristik Mutu

Velva” untuk memenuhi syarat agar memperoleh status sarjana teknologi

pertanian pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara. Dalam. kesempatan ini juga akan

mengatakan.terimakasih pada semua yang berpartisipasi, terutama kepada :

1. Bapak Johan Wilson Silalahi dan Ibu Marditir Marpaung sebagai orang tua

yang selalu menyemangati, mendukung, dan mendoakan saya selama

pembuatan skripsi ini. Kepada Abang Rinaldo Wilson Silalahi dan Adek

Donny Wilson Silalahi yang pasti selalu ada untuk menyemangati saya selama

pembuatan skiripsi.

2. Ibu Linda Masniary Lubis, S.TP, M.Si sebagai Dosen PembimbingiiI dan Ibu

Prof. Dr. Elisa Julianti, M.Si sebagai Dosen PembimbingiII yang sudah

bersedia membantu serta memotivasi penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si selakuuKetuaaProgram Studi dan Ibu Mimi

Nurminah STP, M.Si sebagai SekretarissProgram Studi. Terimakasih atas

bimbingannya, dukungannya pada dalam masa pendidikan akademik.

4. Seluruh Dosen, dan semua pegawai. Program Studi. Ilmu dan Teknologi

Pangan. Terimakasih buat motivasi serta ilmu yang telah diberikan.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iii
iv

5. Para Sahabat (Tamara Agnes dan Rika A. Lumban Gaol) yang saling

membantu dan menyemangati penulis serta menghibur penulis pada saat kuliah

di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dan juga selama penyelesaian

skripsi ini.

6. Erwin Parmonangan G yang banyak membantu, menyemangatin dan juga

sahabat-sahabat lainnya (Rika, Tamara, Wilson, Erwin, Abram, Nehru, Jery,

Diana) yang selalu menyemangati dan menghibur penulis selama menjalani

perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Andre Dwika, Jefri Gibson, Cici dan teman-teman online yang turut membantu

serta menghibur saya.hingga proses penyelesaian skripsi.

8. Teman-teman seangkatan 2015, abang dan kakak 2012, 2013, 2014, adik-adik

jurusan Teknologi Pangan 2016, 2017, 2018. Terimaakasih untuk

kekompakkan serta kebersamaannya dan pada seluruhnya yang ikut

menyemangati yang tidak mampu dicantumkan satu persatu.

Kiranya skripsiiinibberguna bagiiyanggmembacanya.

Medan, Januari 2020

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

DAFTARiISIii

Hal
ABSTRAK .............................................................................................................. i

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang. ................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
Hipotesa Penelitian .............................................................................................. 5

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6


Semangka (Citrullus vulgaris) ............................................................................ 6
Albedo Semangka Merah .................................................................................... 7
Terong Belanda ................................................................................................... 9
Velva ................................................................................................................. 11
Carboxil Methil Cellulosa (CMC) .................................................................... 14
Penelitian Sebelumnya ...................................................................................... 15

METODE PENELITIAN ................................................................................... 17


Lokasi dan Waktu Penelitiann ........................................................................... 17
Bahan dan Alat Penelitiann ............................................................................... 17
Metode Penelitian .............................................................................................. 18
Model Rancangan .............................................................................................. 18
Tahapan Penelitian ............................................................................................ 19
Pembuatan bubur albedo semangka merah ......................................................... 19
Pembuatan bubur terong belanda ......................................................................... 19
Pembuatan velva ..................................................................................................... 20
Metode Analisis Parameter Mutu ...................................................................... 23
Nilai pH.................................................................................................................... 23
Kadar serat kasar..................................................................................................... 23
Total padatan terlarut ............................................................................................. 24
Kadar Vitamin C ..................................................................................................... 24
Total asam ............................................................................................................... 26
Warna (oHue) .......................................................................................................... 26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v
vi

Waktu Leleh ............................................................................................................ 27


Aktivitas Antioksidan (Metode DPPH) ............................................................... 28
Kadar antosianin (Metode pH differensial)......................................................... 29
Kadar flavonoid ..................................................................................................... 30
Uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tesktur ................................................ 32

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 33


Analisis Bahan Baku Velva ............................................................................... 33
Pengaruh Perbandingan Bubur Albedo Semangka dengan Terong Belanda
terhadap Karakteristik Velva ............................................................................. 35
Pengaruh Penambahan CMC terhadap Karakteristik Velva ............................. 35
Nilai pH ............................................................................................................. 36
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap nilai pH velva .......................................................................................... 36
Pengaruh penambahan CMC terhadap nilai pH velva ....................................... 37
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap nilai pH velva .................................. 39
Total Padatan Terlarut ....................................................................................... 39
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap total padatan terlarut velva .................................................................... 39
Pengaruh penambahan CMC terhadap total padatan terlarut terhadap
velva ......................................................................................................................... 40
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap total padatan terlarut velva ............ 42
Kadar Serat Kasar .............................................................................................. 42
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap kadar serat kasar velva ........................................................................... 42
Pengaruh penambahan CMC terhadap nilai kadar serat kasar velva ............... 43
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap kadar serat kasar velva ................... 44
Total Asam ................................................................................................................... 45
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap total asam velva ...................................................................................... 45
Pengaruh penambahan CMC terhadap nilai total asam velva .......................... 46
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap total asam velva............................... 47
Kadar Vitamin C ............................................................................................... 48
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap kadar vitamin C velva ............................................................................ 48
Pengaruh penambahan CMC terhadap kadar vitamin C velva ......................... 49
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap kadar vitaminn C velva .................. 50
Nilai Warna (oHue) ............................................................................................ 52
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap warna (oHue) velva ................................................................................. 52
Pengaruh penambahan CMC terhadap warna (oHue) velva.............................. 53
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap warna (oHue) velva ......................... 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vi
vii

Waktu Leleh ...................................................................................................... 54


Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap waktu leleh velva .................................................................................... 54
Pengaruh penambahan CMC terhadap waktu leleh velva ................................. 56
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap waktu leleh velva ............................ 57
Nilaii Organoleptik Warna ................................................................................ 59
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap nilai organoleptik warna velva.............................................................. 59
Pengaruh penambahan CMC terhadap nilai organoleptik warna velva .......... 60
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap nilai organoleptik warna velva ...... 60
Nilai Organoleptik Aroma ................................................................................. 61
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
terhadap nilai organoleptik aroma velva ............................................................. 61
Pengaruh penambahan CMC terhadap uji organoleptik aroma velva ............. 61
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap nilai organoleptik aroma velva...... 61
Nilai Organoleptik Rasa .............................................................................................. 61
Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
pada nilai organoleptik rasa velva ....................................................................... 61
Pengaruh penambahan CMC pada nilai organoleptik rasa velva ..................... 63
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap nilai organoleptik rasa velva ......... 63
Nilai Organoleptik Tekstur ................................................................................ 63
Pengaruh, perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda
pada nilai organoleptik tekstur velva ................................................................... 63
Pengaruh penambahan CMC terhadap niai organoleptik tekstur velva .......... 63
Pengaruh interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC dengan nilai organoleptik tekstur velva ....... 65
Pemilihan Perlakuan yang Menghasilkan Produk dengan Mutu Terbaik. ........ 65
Aktivitas Antioksidan ............................................................................................ 66
Kadar Flavonoid ..................................................................................................... 66
Kadar Antosianin .................................................................................................... 67

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 68


Kesimpulan. ....................................................................................................... 68
Saran .................................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vii

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Komposisi kulit semangka dalam 100 g bahan ................................................... 9

2. Kandungan nutrisi dalam 100 g terong belanda ................................................ 11

3. Syarat mutu es krim (SNI 01--3717-1995) ...................................................... 12

4. Skala uji hedonik warna, aroma, rasa dan tesktur ............................................ 32

5. Karakteristik bubur albedo semangka .............................................................. 33

6. Karakteristik bubur terong belanda .................................................................. 34

7. Pengaruh perbandingan bubur albedo semangka merah dengan terong


belanda terhadap karakteristik velva ................................................................ 35

8. Pengaruh penambahan CMC terhadap karakteristik velva .............................. 36

9. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka


dengan terong belanda pH pada velva .............................................................. 37

10. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC pada nilai pH
velva ................................................................................................................ 38

11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada total padatan terlarut pada velva ........................ 39

12. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC pada total padatan
terlarut velva................................................................................................... 41

13. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada kadar serat kasar velva ..................................... 42

14. Uji LSR efek tama pengaruh penambahan CMC dengan kadar serat kasar
pada velva........................................................................................................ 44

15. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap total asam pada velva .................................. 45

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


viii
ix

16. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap total asam
pada velva........................................................................................................ 46

17. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap kadar vitamin C pada velva ......................... 48

18. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap kadar
vitamin C pada velva ....................................................................................... 49

19. Uji LSR interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap nilai kadar vitamin C velva ........... 50

20. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada warna (oHue) pada velva ................................... 53

21. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap waktu leleh pada velva ................................ 54

22. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap waktu leleh
pada velva........................................................................................................ 56

23. Uji LSR interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap waktu leleh velva .......................... 58

24. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada nilai organoleptik warna pada velva .................. 59

25. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap nilai organoleptik rasa pada velva ............... 61

26. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap nilai
organoleptik tekstur pada velva ...................................................................... 64

27. Karakteristik formula dari bubur albedo semangka dan terong belanda
dengan perbandingan 60%:40% dan konsentrasi CMC 0,7% ........................ 65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ix

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Buah semangka merah ...................................................................................... 6

2. Albedo buah semangka merah .......................................................................... 8

3. Buah terong belanda ........................................................................................ 10

4. Skema pengolahan bubur albedo semangka ................................................... 21

5. Skema pengolahan bubur terong belanda ....................................................... 21

6. Skema pengolahan velva ................................................................................. 22

7. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap nilai pH velva ................................................................................... 37

8. Hubungan penambahan CMC terhadap nilai pH velva .................................. 38

9. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap total padatan terlarut velva ............................................................... 40

10. Hubungan penambahan CMC terhadap total padatan terlarut velva .............. 41

11. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap total padatan terlarut velva ............................................................... 43

12. Hubungan penambahan CMC pada kadar serat kasar velva ........................... 44

13. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap total asam velva ................................................................................ 46

14. Hubungan penambahan CMC terhadap total asam velva ............................... 47

15. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap kadar vitamin C velva ...................................................................... 48

16. Hubungan penambahan CMC terhadap kadar vitamin C velva ...................... 50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


xix

17. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka merah dengan terong


belanda dan penambahan CMC terhadap kadar vitamin C velva ................... 52

18. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


pada warna (oHue) velva ................................................................................. 53

19. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap waktu leleh velva .............................................................................. 55

20. Hubungan penambahan CMC terhadap waktu leleh velva ............................. 57

21. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka merah dengan terong


belanda dan penambahan CMC terhadap kadar vitamin C velva ................... 58

22. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap nilai organoleptik warna velva ......................................................... 60

23. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


terhadap nilai organoleptik rasa velva............................................................. 62

24. Hubungan perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda


dengan nilai organoleptik tekstur velva .......................................................... 64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Kurva penentuan IC50 dan hasil analisis antioksidan ...................................... 75

2. Hasil analisis aktivitas antioksidan bahan baku ............................................. 78

3. Kurva standar dan hasil analisis total flavonoid mutu terbaik ........................ 78

4. Data pengamatan karakteristik kimia bubur albedo semangka ....................... 79

5. Data pengamatan karakteristik kimia bubur terong belanda ........................... 80

6. Data pengamatan dan tabel sidik ragam nilai pH velva .................................. 81

7. Data pengamatan dan tabel sidik ragam total padatan terlarut velva .............. 82

8. Data pengamatan dan tabel sidik ragam kadar serat kasar velva .................... 83

9. Data pengamatan dan tabel sidik ragam total asam velva............................... 84

10. Data pengamatan dan tabel sidik ragam kadar vitamin C velva .................... 85

11. Data pengamatan dan tabel sidik ragam warna (oHue) velva ......................... 86

12. Data pengamatan dan tabel sidik ragam waktu leleh velva ............................ 87

13. Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik warna velva ............... 88

14.Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik aroma velva ................. 89

15. Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik rasa velva .................. 90

16. Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik tekstur velva ............... 91

17. Gambar velva .................................................................................................. 92

18. Kurva penentuan IC50 dan hasil analisis antioksidan mutu terbaik................. 93

19. Hasil analisis antosianin (ppm) ....................................................................... 95

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Semangka.,(Cirullus vulgaris) yaitu termasuk tanaman herba yang

tumbuhnya merambat tergolong dalam labu-labuan (cucurbitaceae) dan banyak

mengandung air. Semangka memiliki tingkat produksi yang cukup baik.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2014), daerah diiIndonesia bisa memproduksi

semangka yaitu 491.785 ton per tahun. Di Sumatera Utara produksi semangka

pada tahun 2010 adalah sebesar 68.189,5 ton, naik sebesar 57,83 persen dibanding

produksi di tahun 2009. Adanya kenaikan produksi ini dikarenakan naiknya luas

panen pada tahun 2010 sebanyak 2.654 hektar, mengalami kenaikan sebesar 14,79

persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2009 sebesar 2.312 hektar

(BPS, 2010).

Semangka. yang dagingnya berwarna terang (misalnya merah, merah

muda, kuning) biasanya suka dikonsumsi sedangkan pada kulit semangka atau

albedo yang berwarna putih kurang disukai oleh masyarakat atau juga jarang

digunakan secara maksimal. Kulit semangka pada bagian putihnya dinamakan

albedo. Albedo semangka mengandung kandungan-kandungan. yang berguna bagi

tubuh yaitu berbagai jenis vitamin (C, B2, B6, E), sitrulin, mineral, juga

mengandung pektin yang tinggi sebesar 13%. Peranan pektin atau zat pengental

sangat penting dalam mempengaruhi tekstur suatu produk pangan, yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada pemilihan konsumen. Pektin dapat membentuk

gel dengan bantuan gula ataupun asam (Asikin, dkk, 2017)

Terong belanda (Cyphomandra betacea S.) merupakan tanaman buah

tropis berwarna kemerahan, berasa asam manis dengan warna daging merah

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

hingga kekuningan. Terong belanda merupakan buah dengan banyak manfaat

kesehatan, mempunyai aroma serta rasa segar. Terong belanda mempunyai gizi.

yaitu vitamin C, vitamin E, serat, serta memiliki senyawa. antioksidan1 seperti

betakaroten, antosianin yang baik bagi kesehatan tubuh karena mampu

menurunkan kolestrol, darah. tinggi dan juga mampu menetralisir radikal1bebas.

(Berawi and Asvita, 2016). Hal ini akan meningkatkan pemanfaatan buah terong

belanda dari suatu bahan pangan sehingga dapat dikembangkan menjadi produk

pangan yang bermutu, sehat serta buah terong belanda akan memiliki nilai

ekonomi yang tinggi dengan mengolahnya menjadi sutu produk pencuci mulut.

Produk-produk yang termasuk dalam makanan beku pencuci mulut yaitu

seperti es krim, sherbet, ices, dan yang lainnya, sangat digemari oleh masyarakat.

Produk-produk seperti ini umumnya dikonsumsi sebagai makanan penutup setelah

hidangan utama karena memiliki sensasi yang menyegarkan. Es krim termasuk

makanan. pencuci mulut beku, yang, sudah dikenal secara luas. Menurut Badan

Standarisasi Nasional (1995), es krim mengandung 2,7% protein, 5,0% lemak dan

8,0% karbohidrat. Tingginya kandungan lemak pada es krim ini, menyebabkan

banyak orang enggan mengkonsumsi es krim ini, terlebih di masa sekarang

dimana banyak dikembangkan produk-produk pangan rendah lemak.

Velva adalah salah satu produk olahan dingin (frozen dessert) berbasis

buah-buahan. Velva dibuat dengan menggunakan puree (bubur) buah, yang

kemudian diaduk merata dengan tambahan gula dan penstabil, bisa ditambah

asam, kemudian ditambahkan air dan dipanaskan kemudian dibekukan hingga

konsistensinya menyerupai produk es krim. Namun velva dan es krim itu berbeda

dari segi tekstur dan komposisinya. Velva biasanya berisi buah-buahan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

tidak mengandung susu dan memiliki tekstur yang kurang lembut daripada

es krim (Sakawulan,dkk., 2014). Velva umumnya dibuat dari berbagai jenis

buah. Adapun kelebihan velva dibanding produk es krim yaitu pada

pengolahannya tidak memakai susu sehingga kandungan lemak velva

rendah. Velva sangat bermanfaat bagi kalangan yang menjalanin diet namun tetap

memiliki vitamin C, serta tinggi serat yang terdapat di buah-buahan segar, dan

memiliki harga yang murah (Dewi, 2010).

Dalam penelitian ini pengolahan produk velva dilakukan dengan

menggunakan albedo semangka merah dan terong belanda untuk menambah cita

rasa yang khas, dan untuk pewarna alami sehingga dapat meningkatkan nilai gizi

pada velva. Produk velva (frozen dessert) yang dihasilkan merupakan produk

yang sehat dan dapat bermanfaat bagi tubuh, penggunaan albedo semangka dan

terong belanda dalam pembuatan velva juga dapat meningkatkan pemanfaatan

buah-buahan lokal dan menghasilkan produk pangan yang lebih beragam.

Pada pembuatan velva diperlukan bahan penstabil untuk memperbaiki

mutunya. Viskositas dan homogenitas produk velva dipengaruhi oleh bahan

penstabil sehingga dalam proses pencampuran, produk akan lebih padat dan stabil.

Pada proses pembekuan,bahan,pensetabil akan mengkontrol air, yang tidak

membeku. Hal ini dikarenakan penstabil bisa memperlambat pembentukan kristal

es dan akan membuat velva menjadi lebih lembut saat didistribusi.

Carboxy,Methyl.Celullosa (CMC). ialah salah satu penstabil.yang sering dipakai

dalam produk, beku. Kelebihan CMC yaitu dapat memerangkap air dalam

kapasitas yang besar,serta memiliki harga yang tidak mahal (Dewi, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Perumusan Masalah

Lapisan putih dari semangka ataupun disebut albedo, umumnya jarang

dimanfaatkan oleh masyarakat karena belum mengerti dan memahami kandungan

serta manfaat dari kulit semangka seperti kalsium, vitamin,.serta antioksidan yang

berguna bagi tubuh. Pembuatan produk velva dengan memanfaatkan albedo

semangka kurang menarik dari segi warna. Oleh karna itu,ditambahkan buah lain

dengan, tujuan untuk membuat menarik velva albedo dari segi warna. Terong

belanda merupakan buah yang cocok untuk memperbaiki warna produk. Hal ini

karena memiliki. citarasa yang khas, mempunyai rasa,agak asam menyegarkan,

kaya akan vitamin C, antosianin, kalium, thiamin, riboflavin, dan piroksidin.

Penambahan buah terong belanda diharapkan mampu memperbaiki citarasa velva

dari albedo semangka merah serta dapat meningkatkan nilai gizi produk.

Pembuatan velva albedo semangka merah dan terong belanda memerlukan CMC

yang berperan sebagai bahan penstabil yang berfungsi untuk mengontrol

terbentuknya kristal es sehingga akan didapat tekstur akhir yang lebih lembut.

Adapun tujuannya yaitu mempelajari karakterstik mutu velva yang diolah

dari bubur albedo semangka merah dengan bubur terong belanda dan penambahan

CMC. Adapun rumusan permasalahan penelitian adalah bagaimana pengaruh

perbandingan bubur albedo semangka merah dengan terong belanda dan jumlah

CMC terhadap mutu velva?

Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi pengaruh perbandingan bubur, albedo semangka,

merah dengan bubur,terong belanda dan penambahan CMC terhadap sifat fisik,

kimia, dan organoleptik velva.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Kegunaan Penelitian

Sebagai sumber informasi.dalam pemanfaatan produk limbah.dari

semangka merah, yaitu albedo, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya jual

buah dan untuk memperoleh suatu data,pada,pembuatan skripsiiidiiiprogram studi

Ilmuiidan TeknologiiiPanganiiFakultasiiPertanian Universitas Sumatera Utara.

Hipotesa Penelitian

Perbandingan bubur albedo semangka merah dengan bubur terong belanda

dan penambahan CMC serta interaksi keduanya berpengaruh pada sifat kimia,

fisik dan mutu organoleptik dari velva.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

TINJAUAN PUSTAKA

Semangka (Citrullus vulgaris)

Buah semangka yaitu termasuk golongan holtikultura yang banyak

diminati berbagai kalangan masyarakat terutama di Indonesia. Negara Indonesia

mempunyai tanaman holtikultura yang beragam. Tanaman buah semangka ini

mempunyai nilai jual, yang tinggi, sehingga banyak masyarakat

membudidayakannya secara luas. Para petani maupun pengusaha tanaman buah

semangka banyak mendapatkan keuntungan karena hal tersebut sehingga dapat

menaikkan tata perekonomian Indonesia terutama dalam bidang pertanian

(Wijayanto, 2012).

Semangkaa(Citrullus vulgaris) termasuk salahhsatuubuahhyang sangat

digemari oleh masyarakatt Indonesiaakarenaarasanya mmanis, renyah‟„dan

memiliki kadar air tinggi. Tanaman semangka awalnya dariidaerahhkering‟tropis

dannsub tropis „Afrika. Namun sekarang telah bertumbuh luas di bberbagai

Negaraasepeti „Cina, Jepang‟dan‟Amerika Serikat. Tanaman‟‟semangka

merupakan tanaman semusim yang pertumbuhannya membutuhkan sinar

matahari penuh (Samadi, 2007). Gambar buah‟semangka merah bisa diamati di

Gambar‟ 1.

Gambar‟ 1. Buahhsemangkaa‟merah
(Dokumentasi Pribadi)

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7

Tanaman semangka tergolong tanaman semusim yang pertumbuhannya

sangat cepat karena umurnnya hanya enam bulan. Tanaman semangka memiliki

sifat menjalar, memiliki alat pemeganggmenyerupai pintal dan pada permukaan

tanamannya (batanggdan daunnya)‟ tertutuppbulu-bulu*halus‟ (Sunarjono, 2008).

Semangka memiliki kulit yang tebal, licin, memiliki daging dan berwarna„hijau

muda berlarik putih ataupun hijau gelap.

Albedo Semangka Merah

Albedo dan daging buah semangka rasanya manis, sifatnya dingin

sehingga dapat menghilangkan haus ataupun mencegah dehidrasi. Albedo

semangka‟berada antara‟lapisan kulit luar‟(eksokarp)‟dan lapisan kulit dalam

(endokarp). Di dalam 100 g semangka memilikii kandungan gizi

yaituuvitaminnB1, vitamin‟ C, vitamin A, kalsium, fosfor, dannnatrium (Cidadapi,

2016).

Semangkaamempunyaii kulit buahhyang‟tebal, berdagingg‟danllicin.

Tanaman‟ ini‟ cukup‟ tahannakanntanah gersang terutamaaapabilammemasuki

waktup pembentukana bbuah. Buahhssemangka ‟mempunyaiikkulit yang

berwarna hijauupekataatau„hijau„mudaadengan‟garis-garis‟hijau‟‟tua. Daging

buah semangka yang dihasilkan tergantung pada kultivarnya ada yang warna

merah maupun kuning. Kulit semangka yang berwarna putih biasa disebut albedo.

Albedoosemangka‟ mempunyai banyak kandungannyang bermanfaat bagi tubuh

(Gunawan, 2014). Sebagian besar masyarakat hanya‟mengkonsumsi‟semangka

pada bagian‟daging yang mempunyai warna mencolokk(merah, merah‟ muda,

dan‟ kuning) sedangkan padallapisan putih jarang diminatii dan digunakan secara

maksimal. Semakin banyak hasil tanaman semangka maka akan mengakibatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

makin meningkatnya kulittsemangka„atau albedo yang‟dapat berpotensii

menjadiilimbahhpadat. Oleh‟karena itu dilakukanlahppengembangan produk‟

untuk memanfaatkannalbedo ssemangka (Saragih, dkk., 2017).

Albedo semangka berada antara lapisan kulit luar‟(eksokarp)‟ maupun

lapisan kulitteendokarp. Albedoossemangkaattermasuk memiliki pektin yang

potensial. Pektin termasuknkomponen‟pokok yang digunakan pada industri

pangan, produk kecantikan, dan farmasi. Hal ini dikarenakan memiliki

kemampuan untuk memperbaiki sifat fungsional produk misalnya kekentalan,

pengemulsi, dan pembuatan gel (Triandini, dkk., 2014). Albedo buah semangka

bisa diamati di Gambar 2.

Gambar‟ 2. Albedobbuah semangka merah‟


(Dokumentasi Pribadi)
Kulit buah‟semangkaa merah jjuga‟ banyak kandungan „vitamin, „mineral,

enzim, dan‟„klorofil. Adapun kandungan dalam albedo semangka yaitu vitamin

A, vitamininB2, vitamininB6, vitamininE, vitaminiC dan kandungan protein yang

biasa digunakan untuk menghaluskan rambut, kulittdan mengkilaukan rambut.

Kandungan betakaroten dan likopen dalam albedo semangka bermanfaat untuk

antioksidan dalam memelihara kulit wajah serta memperlambat kerutan di kulit.

Albedo semangka juga mempunyai kandungan sitrulin serta tinggi serat dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

kalium namun gula yang terkandung lebih sedikit dari daging buah semangka.

Adapun komposisi albedo semangka per 100 g bisa diamati di „Tabel 1.

Tabel‟ 1. Komposisiialbedossemangkaddalam „100 g bahan


No. Komposisi nutrisi jumlah*
1. Energi (kal) 20,1
2. Protein (g) „1,60
3. Lemak (g) „0,10
4. Karbohidrat (g) 3,20
5. Air 91,7
6. Serat (g) 0,60
7. Kalsium (mg) 31,00
8. Fosfor (mg) 11,00
9. Kalium (mg) 82,00
10. Asam Askorbat (g) 8,46
11. Thiamin (mg) „0,03
12. Niasin (mg) „0,6
13. Riboflavin (mg) 0,03
Sumber: Food and Agriculture Organization, 1972.

Terong Belanda

Terong belanda (Solanum betaceum) yang biasa disebut tamarillo yaitu

jenis buah yang tumbuh dari keluarga terong-terongan (Solananceae). Tanaman

terong belanda mempunyai tangkai yang panjang‟dan„bentuk buah seperti

telur‟yang memiliki sekitar‟6 cm*dengan lebar„diatas 5‟cm. Warna‟dari kulit

buahnya ada‟warna biru‟tua, merah agak muda,oorange, ataupun kuning‟dan

apabila buahnya masih mentah‟bercorak hijau garis abu dan berubah jadi merah

kecoklatan‟apabila sudahhmatang. Pada bagianddalam, daging„buah berwarna

kekuningan‟dibungkus tipis yang mudah terkelupas. Terong belanda memiliki

rasa sepertiitomattdan teksturnya‟menyerupai buah plum‟yang memiliki

komposisiggizi yang relatifftinggi sebab mengandung vitaminiaA, vitaminncC‟

dan „serat. Lapisannluar darii daginggbuah‟terdapat aair berlebih, agak

‟kasar‟dan‟sedikit memiliki rasaamanis (Berawi dan Asvita, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Buah terong belanda memiliki berbagai manfaat tapi sebagian masyarakat

kurang tertarik untuk mengkonsumsinya. Hal ini dikarenakan buah terong belanda

memilikii‟rasa yang‟ asam, kulittyang*tipis, bentuk „yang „kecil serta memiliki

biji yang cukup banyak, sehingga menyulitkan masyarakat untuk

mengkonsumsinya secara langsung. Kelebihan dari buah terong belanda yaitu

mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh, memiliki zat pewarna alami yang

berfungsi untuk membuat produk menjadi lebih menarik yaitu zat antosianin, dan

juga memiliki asam yang tinggi sehingga tidak perlu penambahan asam saat

pengolahannya (Megawati, dkk., 2017). Buah terong belanda dapat diamati pada

Gambar 3.

Gambar 3. Buah terong belanda


(Dokumentasi pribadi)

Masyarakat jarang menghidangkan terong belanda sebagai buah meja

dikarenakan memiliki rasa yang asam. Padahal terong belanda memiliki

kandungan vitamin yang tinggi mampu mencegah sariawan dan menjaga vitalitas

tubuh. Terong belanda juga mengandung minerall pentinggseperti potasium,

fosfor, serta magnesium‟yang berguna untuk menjagaadan‟memelihara kesehatan

badan. Kandungan serat di dalam teronggbelanda mampu mencegah kanker dan

sembelit. Terong belanda lebih sesuai dihidangkan apabila dibuat menjadi suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

olahan pangan, misalnya sirup, sari buah, atau aneka olahan lainnya (Suyanti,

2010). Adapun kandungan nutrisi dalam buahhterong belanda bisa diamati di

Tabel 2.

Tabel‟ 2. Komposisi gizi pada 100 g terong belanda


Komposisi gizi* Kadar**
Energi 56,3 kal
Protein* 2,1 g
Lemak 0,3 g‟
Hidrat Arang Total 1,1 g
Serat 1,4 g
Abu 1,0 g
Air 87,3 g‟
Kalsium* 16 mg‟
Besi* 1,1 mg‟
Posfor 40 mg
Vitamin B1 0,42 mg‟
Vitamin C 17 mg
Sumber : Departemen Kesehatan R.I, 2005

Velva

Velva merupakan salah satu makanan beku yang hampir sama seperti es

krim namun rendah lemak dikarenakan tidak ada penambahan lemak susu,

memiliki komposisi vitaminnC serta ttinggiaakansserat. Velva yang memiliki

kandungan lemak rendah ini dapat dijadikan suatu produk menggantikan es krim

dan merupakan produk yang cocok bagi golongannvegetariannyang‟ sedangg diet

rendah‟‟lemak (Dewi, 2010). Oleh karena itu produk velva memiliki peluang

untuk dijadikan sebagai makanan yang sehat dan murah serta memiliki rasa yang

lezat yang bisa diterima oleh masyarakat.

Indonesia belum memiliki standar khusus yang mengatur standar mutu

velva, oleh karena itu standar mutu velva mengacu pada *SNI 01-3713-1995

tentang komposisi zzat„es krim (Wulandari, dkk., 2017). Persyaratan

mutueseskrim bisa diamati di „Tabel 3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Tabel‟ 3. Syarattmutu es krim (SNI 01-3717-1995)


No. Pengujian* Satuan* Persyaratan*
1 Keadaan‟: Penampakan - Normal
Bauu - Normal
Rasaa - Normal

2 Lemak % b/b Minimumm5,0


3 Gula yangiterhitung sebagai sukrosa % b/b Minimumm8,0
4 Protein % b/b Minimumm2,7
5 Jumlah padatan % b/b Minimumm3,4
6 Bahan tambahannpangan :
Pewarnaiitambahan - Sesuai SNI 01-0222-
1995
7 Pemanis buatan - Negatif
Pemantapiidan pengemulsi - Sesuai SNI 01-0222-
1995
8 Cemaraniilogam
Timbal (Pb) mg/kg Maksimumm1,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimumm20,0
Cemaran arsen (As) mg/kg Maksimumm0,5
9 Cemaran mikroba :
Angka lempeng total Koloni/g Maksimumm2,0 x
APM/g 105
MPNnColiform
<3
Salmonella Koloni/25 g Negatif
Listeria sp Koloni/25 g Negatif
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 1995

Velva yaitu salah satuumakanann pencuci mulutt (frozen desseert) yang

umumnya menggunakan buah-buahan* sebagai bahan bakunya kemudian

dibekukan. Velva memiliki bentuk menyerupai sherbet’ ataupun „water ice

namun yang membedakannya yaitu dari segi konsistensi bahan baku

yang digunakan. Produk velva ini diolah dengan bahan baku bubur buah

sedangkan water ice dan sherbet diolah dengan bahan baku yaitu sari buah

(Handoko, dkk., 2017).

Velvaa memiliki kelebihan dari produk es krim yaitu memiliki

lemakyyang rendah‟dikarenakan dalam proses pengolahan tidak ada tambahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

lemak, memiliki kandungan vitamin C tinggi serat. Lemak yang terkandung

didalam velva ini hanyaaberasal dariilemakbbuahhyang‟ digunakan sehingga

relatif rendah. Tekstur akhir dari velva yaitu sedikit kasar daripada es krim, hal ini

dipengaruhi oleh bahan baku yang dipakai saat proses pengolahan (Sakawulan,

dkk., 2014).

Pada umumnya velva dibuat dengan menggunakan puree (hancuran) dari

segala jenis macam buah yang dicampur dengan gula, penstabil, dengan adanya

penambahan asam ataupun tidak, lalu air dan dibekukan sampai bentuknya seperti

es krim. Komponen penyusun yang penting dalam proses pengolahan velva yakni

gula. Produk makanan beku tidak jarang menggunakan gula dalam proses

pembuatannya yang berfungsi memberi rasa manis serta mampu memperbaiki

body maupun tekstur produk (Dewi, 2010). Selain itu, faktor lain yang dapat

mempengaruhi tekstur dari produk pencuci mulut yaitu jenissdannbanyaknya

bahann penstabil sertaa kandunganntotallpadatan yanggdigunakann(Winarti,

2006).

Menurut BadannStandarisasiiNasionall (1995)‟untuk‟produk‟eskkrim

ditetapkannmemiliki gulaayang dihitunggsebagaiissukrosa minimall‟yaitu

8%. Selain memiliki fungsi untuk memberi rasaa‟manis. Gula juga‟ dapat

menurunkan‟ titikkbeku aadonan, dan mengontrol jumlah air beku ssehingga

adonann tidakkterlaluucepatt membekuu saatt „diproses. Hal ini berguna untuk

adonan supaya lebih banyak udara yang masuk ke dalam adonan maka didapat

tekstur menjadi lebihhlembutt(Andreasen and Nielsen, 1998).

Bahan penstabil juga merupakan komponen penting dalam pembentukan

tekstur velva. Bahannpenstabilldapat digunakannuntuk mencegah terbentuknya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

kristal es yang kasar maka dihasilkan tekstur yang tidak kasar, dihasilkan produk

yang sama serta memiliki kemampuan leleh yang bagus saat pencairan. Produk

velva ini menggunakan bahan penstabil salah satunya yaitu CMC‟ (Carboxy

Methil Celullosa)*(Tantono, dkk., 2017).

Carboxil Methil Cellulosa (CMC)

Carboxil Methil Cellulosa merupakan selulosa larut‟di‟air‟diperoleh

dengannmmereaksikananNatrium Monoklorasetat bersama selulosababasa

(Fardiaz, 1987). Berdasarkan Winarno (1991), Carboxil Methil Cellulosa adalah

„turunan selulosaayang‟memiliki kegunaan secara luas‟ di industrii pangan „untuk

mendapatkan tekstur yang‟‟baik. Selain‟itu‟jugaadigunakan dalam pencegahan

proses retrogradasi dan juga sineresis di produk pangan.

Kualitas produk velva mempengaruhi jumlah dan jenis bahan penstabil

yang ditambahkan. Apabila‟penstabil yang‟ditambahkantterlalu banyak

menyebabkannes krim kurang„kembang dan susah meleleh. Penstabillabiasa

dipakai dalammpembuatann es krim dan „frozen desserttaadalah‟Carboxil Methil

Cellulosa, „gelatin, natrim alginat, pektin, gum‟ arab, dan agar-agar. Dalam

penelitian ini menggunakan CMC untuk bahan penstabil karena CMC memiliki

nilai tambah karena bisa memerangkap dengan kemampuan yang tinggi, dan

harga murah (Dewi, 2010).

Selain memiliki kegunaan, penstabil Carboxil Methil Cellulosa dapat

menyebabkan efek buruk bagi tubuh. Apabila keseringan dikonsumsi dan tidak

digunakan sesuai dengan dosis yang diizinkan maka bisa mengakibatkan

timbulnya kanker maupun kerusakan ginjal. Menurut PeraturannkKepalaabBadan

PengawasiiObat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Tentang Pemakaian Maksimum Bahan Tambahan Pangan Peningkat Volume pada

Bab III, Carboxil Methil Cellulosa merupakan bahan tambahan jenis BTP

peningkat volume yang diperbolehkan dalam pangan. CMC digunakan sebagai

bahan pengental, penstabil, pengembang, pembentuk gel dan pengemulsi

dalam produk pangan yang diperbolehkan oleh Menteri Kesehatan RI,

diatur menurut PP. No. 235/MENKES/PER/VI/1979 adalah maksimal

2%%(Widiantoko, 2013).

Penelitian Sebelumnya

Megawati, dkk., (2017), melakukan penelitian pemanfaatan puree albedo

semangka merah dan terong belanda dalam pembuatan selai lembaran, dan

dalam penelitiannya menunjukkan kombinasi daging buah dan air yang tepat yaitu

2:1.

Konsentrasi bahan penstabil dan massa sukrosaadipengaruhi oleh kadar

vitamin „C, total‟gulaadan organoleptik. Semakin‟ tinggii konsentrasii'CMC

dan‟massa sukrosa; makaa kadar vitamin C, total gula‟serta tingkat kesukaan

panelis akan semakin meningkat juga. Konsentrasi CMC 0,6% menghasilkan

velva tomat dengan mutu terbaik (Dewi, 2010).

Penelitian Nurjanah (2003), menunjukkan bahwa velva dengan mutu

terbaik dihasilkan dengan perbandingan puree wortel dan air ‘1:1, kkonsentrasi

gulaa25%, dan‟ konsentrasii CMC‟ 0,5%. Kekentalan dan juga daya leleh velva

berpengaruh pada jenissdan konsentrasi bahannpenstabil. Aroma velvaawortel

yang dihasilkan tidak menyengat dan‟netral. Penggunaannbahan „penstabil

mengakibatkan terperangkapnya aroma di‟ dalam‟ adonan‟ terutama‟‟bila

adonan‟mempunyaiikekentalan yangglebih tinggi sehinggaa aromaa yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

dihasilkan menjadii agakkllemah. Konsentrasi ataupun jenis bahan penstabil

mempengaruhi rasa dan tekstur dari velva wortel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitiann

Penelitianniiniidilaksanakan di‟ LaboratoriummIlmu dan Teknologi

PangannfFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dimulai‟dari

bulan‟Mei 2019 sampaii dengan Januarii 2020.

Bahan’ dan Alat Penelitiann

Bahann utama yangg digunakann dalam penelitian inii yakni albedo

semangka merah dan terong belanda yang‟diperoleh‟ darii Pasar‟‟Tradisional

di Medan‟dan CMC yang ddiperoleh darii tokoobahannkimia di‟‟Medan.

Bahan-bahan*lainnya adalah gula, air. Bahan-bahan kimia yang‟dipakai selama

penelitian aquadest, NaOH, H2SO4, „asam oksalat, asam askorbat, HPO3, garam

Na 2,6-diklorofenol indofenol, sodium bikarbonat, phenophtalein 1%, etanol pro

analisis, buffer pH‟ (1, 3, dan 4,5) serta alkohol 95%.

Peralatan yang digunakan untuk pembuatan bubur buah, dan pengujian

mutu velva adalah blender, buret, handrefractometer, pH meter, autoclave,

kertas‟ whattman, desikator, oven, dan alat gelas lainnya untuk analisa mutu

produk.

Metode Penelitian

Penelitianniini menggunakaniiRancangannAcakliLengkap (RAL) faktorial

dengan 2 faktor perlakuan yakni:

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Faktor I ‟ : Perbandingannibubur albedo semangka : buburr terong belanda (T)

terbagi menjadi 4 bagian yakni‟ :

T1 = 90% : 10%

T2 = 80% : 20%

T3 = 70% : 30%

T4 = 60% : 40%‟

Faktor‟II‟ : Persentase penggunaan penstabil CMC (P) terbagi menjadi‟3 ‟yakni:

P1 = 0,5%

P2 = 0,6%

P3 = 0,7%

Banyaknyaakombinasiiperlakuannatau‟treatment’combination’(Tc) adalah

3 x 4‟ = 12, dan‟setiappperlakuanndibuattdalam‟3 ulangan sehingga berjumlah 36

sampel.

Model Rancangan

Penelitiannini‟imenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

yang terdiri dari dua faktor menggunakan model yakni:

Ŷijk = µ +αi + βj+ (αβ)ij + εijk

Keterangan:

Ŷij : Hasil.pengamatanndariifaktorrT padaataraffke iidaniffaktor P di taraf ke j

pada ulanganiik

µ : Efek dari nilai tengah

αi : Efekiifaktor T di tarafiike i

βj : Efekiifaktor P di tarafiike j

(αβ)ij : Efek interaksiiffaktor T di taraffike i dan faktor P ditaraf ke j

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

εij : Efek galat faktor T di taraf ke i dan faktor P di taraf ke j dalam ulangan

ke k

Jika‟didapat‟hasiliyyang beda nyata dansisangat nyata kemudian

akan dilanjut‟pengujian‟beda‟rataan,‟ pengujian‟ Leats Significant Range

(LSR).

Tahapan Penelitian’

Pembuatan bubur albedo semangka merah

Semangka merah yang telah disortir dilakukan pemisahan daging‟buah

dari kulitnya. Dilakukan pencucian kulit semangka menggunakan‟air mengalir.

Selanjutnya dilakukan pemisahan kulit dari albedo‟dan diiris kecil-kecil

buat‟mempermudah dalam penghalusan. Diblansing albedo dengan suhu 70oC ±

5‟menit. Albedo yang sudah dipotong lalu ditimbang‟kemudian dihaluskan

menggunakannblender‟dengan rasio 2:1 antara albedo semangka merah dengan

air, maka diperoleh bubur albedo semangka‟merah. Kemudian bubur‟yang

diperoleh dilakukan analisa kadar antioksidan, kadar vitamin C, total asam, total

padatan terlarut , serta serat kasar. Skema pembuatan bubur albedo semangka

merah dapat dilihat pada Gambar 4.

Pembuatan bubur terong belanda

Buahhterong‟belandaayang sudah disortir lalu dibersihkan„dengan

air‟‟mengalir, kemudianndibedakankkulit dari daging dan bijii„buah. Ditimbang

daging dan biji buah lalu‟dihaluskan dengan blender nrasio 2:1 yaitu daging buah

serta biji banding air, maka diperoleh bubur dan juga biji dari terong‟belanda.

Kemudian‟dilakukan penyaringan bubur buah untuk memisahkan dari biji maka

diperolehlah buburrbuah terongbbelanda. Kemudian bubur yang diperoleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

dianalisa kadar antosianin, aktivitas antioksidan, kadar‟vitamn C, totallpadatan

terlarut, total asam, dan‟kadarrserat‟kasar. Skema pembuatan bubur buah terong

belanda dapat dilihat pada Gambar 5.

Pembuatan velva

Velva dibuat dengan mencampurkan bubur albedo semangka merah dan

bubur terong belanda sebanyak 100 g dengan persentase 90% : 10%, 80% : 20%,

70% : 30%, 60% : 40%. Lalu ditambahkan gula pasir sebanyak 25% dari berat

bubur dan penstabil CMC dengan persentase 0,5%, 0,6%, 0,7% dari berat bubur

buah. Kemudian dilakukan pencampuran dengan dihaluskan menggunakan

blender selama 5 menit agar gula dan CMC larut serta tercampur merata dengan

bubur buah. Setelah itu dilakukan pendinginan (aging) dalam chiller dengan suhu

5-6oC selama ± 5 jam. Proses ini dilakukan agar air bebas di produk dapat diikat

oleh bahan penstabil. Selanjutnya bahan kembali dilakukan pemixeran selama 15

menit untuk proses homogenisasi bahan. Pencampuran yang kedua ini bertujuan

agar diperoleh velva yang lembut dan diperoleh kristal es yang kecil. Kemudian

dilakukan pembekuan di freezer dengan suhu -20oC selama 24 jam. Velva yang

dihasilkan dianalisa nilai pH, kadarvvitaminiiC, totaliiasam,

totallpadatannterlarut, kadariiseratiikasar, warna(oHue), danuuji hedonikkyaitu

warna, tekstur, rasa dan aroma. Lalu diperoleh perlakuan terbaik velva dari hasil

perhitungan indeks efektivitas dan dilakukan analisis yaitu aktivitas antioksidan,

flavonoid dan kadar antosianin. Skema pembuatan Velva dapat dilihat di „Gambar

6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Semangkaa Merahh

Pemisahannalbedo dari daginggdan kulit‟ semangka

Albedo

Pencucian dan pemotongan

Diblansing dengan suhu 70oC „selama ±5 menit*

Dihaluskan menggunakan‟blenderrdengan‟
penambahan air 2:1 Analisa:
- Uji Antioksidan
- KadarVitamin C‟
- TotallAsam‟
Bubur Albedo - Total Padatan
Semangka Terlarut‟
- Serat Kasar

„Gambar 4. Skema‟pengolahannbubur albedo semangka

Buah Terong
Belanda

Pencucian dengannair‟mengalir‟

Pengupasan kulit‟dari daginggdan‟biji‟‟buah

Penghalusan daging dan‟biji buah menggunakan blender dengan


perbandingan air 2:1

Penyaringan untuk memisahkan biji


Analisa :
- Uji Antioksidan
- KadariVitamin C
Bubur Buah - TotallaAsam‟
- TotallpPadatan
Terong Belanda
ntTerlarut‟
- SerattkKasar

Gambar‟ 5. Skema pengolahan bubur terong belanda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Persentase CMC : Bubur albedo


P1= 0,5% Gula pasir Bubur buah semangka : bubur
P2= 0,6% 25% 100 g terong belanda
P3= 0,7% T1= 90% : 10%
T2= 80% : 20%
T3= 70% : 30%
T4= 60% : 40%
Penghalusan dengan blender 5
menit pada kecepatan rendah

Pendinginan (aging) dengan suhu


5-6oC dan waktu 5 jam

Homogenisasi dengan mixer 15 menit


dengan kecepatan rendah

Pembekuan velva di freezer


suhu -20oC selama 24 jam
Analisa :
- pH
- Uji Warna
- Waktu Leleh
Velva - Kadar Vitamin C
(Albedo semangka merah - TotallAsam‟
dan terong belanda) - TotallPadatan‟
Terlarut‟
- Kadar Serat Kasar
Perlakuan terbaik - Uji‟Organoleptik
Waktu, Tektur,
Rasa dan‟ Aroma
Analisa:
- Aktivitas Antioksidan
- Kadar Flavonoid
- Kadar Antosianin

Gambar 6. Skema pengolahan velva

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Metode Analisis Parameter Mutu

Pengamatan dan pengukuran data yang dilakukan pada pembuatan velva

dilakukan dengan cara analisa sebagai berikut: kadar serat kasar (%), totallpadatan

terlarutt(obrix), kadarrvitamin C, total asam (%), ujiiantioksidan, uji cemaran

mikroba (ALT) (%), uji antosianin, dan pengujianaorganoleptikiyaituiiwarna,

aroma, rasa, dan tekstur.

Nilai pH

Pengujianiinilai pH memakainaalat pHiimeteriiyang sudahiidikalibrasi

denganiilarutan buffer pada pH 4,7. Selanjutnya alat pH dihidupkan, distabilkan

selama 15 menit. Dilakukan pencucian elektroda dengan akuades lalu dikeringkan

menggunakan tisu. Kemudian sampel diukur pH-nya. Elektroda dibiarkan masuk

pada sampel sampai didapat hasil angka yang stabil, kemudian hasil pH sampel

ditulis (Apriyantono, dkk., 1989).

Kadarrserattkasarr

Kadarrserattkasarrdiuji berdasarkan dengannmetodeeAOAC, (1995).

Ditimbang sampellsebesar 2‟g lalu dimasukkan dalammerlenmeyer dan

H2SO4 0,325 N ditambahkan‟sebesar 100 ml. Lalu di autoclave dengan

suhu 105oC hinggaii15uimenit. Kemudian NaOH 1,25 N‟dimasukkan

sebesar 50 ml dan di autoclave padassuhu 105oC hinggaii15 menit.

Kertas whattman 41 yang telah ditulis nomor kemudian diovenkan dengan suhu

105oC hingga 1 jam, selanjutnya diletakkan di desikatorri15 menit dan diukur.

Sampel disaring memakai kertas whattman dan ditambahkan aquadest mendidih

secukupnya. Kemudian ditambahkan H2SO4 0,325 N sebesar 25 ml dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

ditambahkan aquadest secukupnya. Setelah itu, ditambahkan etanol 95%

sebanyak 25 ml dan ditunggu sampai kering. Lalu kertas whattman diangkat

dengan menggunakan spatula. Kemudian dimasukan dalammoven‟

pada‟suhu‟‟70°C selamaa30 menit dan dilanjutkan lagi selama 30 menit dengan

suhu‟105°C. Kadarr serattdihitung menggunakan rumusssebagaibberikut :

BerattKertassSaring + Seratt(g) – BerattKertassSaring‟(g)


SerattKasarr(%) = x 100%
BerattSampellAwal (g)‟

Total padatan terlarut

Metode pengujian yang digunakan‟pada‟penelitian inii yaitu

dengannmemakai metodeeoleh Muchtadi dan Sugiyono, (1992) yaitu dengan

menimbanggsampellsebanyak 5‟g‟dan ditambahaakuades sebanyak 20

ml‟kemudianndiadukkhinggammerata. 1 tetesllarutan diteteskannpadaahand

refractometer kemudian nilaiitotallpadatan terlaruttbahannyang didapat

ditunjukkan olehhangkaayanggdiperoleh padaabatassgarissbiruudan putih.

Total‟padatan‟terlarut dapat dihitung menggunakanrrumus:

Totallpadatan terlarutt = angka hand refractometer x FP‟

FP‟ = FaktorrPengencerr

Kadar Vitamin C

Metode penentuan kadarrvitaminnC‟yanggdipakai padaapenelitianniini

yaitu menggunakan metode‟ oksidimetri I berdasarkan Apriyantono,dkk., (1989)

yang terdiri dari 4 tahap sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Tahap 1. Pembuatan larutan pereaksi

- Asammoksalatt3%‟dibuattdenganncara‟melarutkan‟asammoksalat‟ batang

di dalam „aquadest.

- Pembuatan asam askorbat standar dengan mengukur tepat. Dilakukan

pengenceran larutan sehingga 1 ml = 0,1 mg asam askorbat. Larutan

dijauhkan dari sinar matahari dan digunakan dalam keadaan baru.

- Dibuat larutan dye dengan melarutkan 50 mg Na dari 2,6-

diclorofenolliindofenol pada 150 ml akuades panas yang sudah terisi 42mg

sodium bikarbonat. Ditunggu dingin lalu dibuat sampai 200 ml dengan

aquadest lalu disaring.

Tahap 2. Standarisasi larutan dye

Larutan dye dimasukkan ke dalam mikroburet. Larutan standar asam

askorbat sebanyak 5 ml dipipet ke‟erlenmeyer‟dan ditambahkan sebanyak

5 ml‟asam oksalat „3%. Selanjutnya dititrasi dengan‟larutan dye hingga

merah‟jambu‟bertahan sampai 15‟detik. Faktor dye‟dihitung‟denganr

rumus:

,5
aktor d e =
iter

Tahap 3. Persiapan sampell

Bahan ditimbang sebanyak 10 g, kemudian disaring dengan corong dan

kapas pada labu ukur, kemudian dimasukkan HPO3.

Tahap 4. Pengujian ekstrak sampel

Sampellyanggtelahhdiencerkanndiambillsebanyak 10 ml ‟lalu dilakukan

titrasi‟larutan dye‟standar‟hingga‟ttitik aakhir yaituu warnaa merahhjjambu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

lembayung yanggbertahan selama 15ddetik. Titer‟tidak‟boleh‟lebihhdarii‟3-5 ml.

Kandungan vitamin Cddalamssampel dapat dihitung dengan rumus:

Tite x factor dye x volume ekstrak total


KadarrvitaminnC'(mg/sampel) = x 100
Volume ekstrak xml sampel

Total asam

Metode (Ranganna, 1977) digunakan untuk menentukan total asam. Bahan

seberat 10 g, dibuat pada beaker glass kemudian tambahkan sebesar 10 ml dan

diaduk rata. Dilakukan penyaringan menggunakan kapas dan diletakkan pada labu

ukur, lalu ditambahi aquadest sebanyak 100 ml sampai tanda tera dan dilakukan

pengenceran sampai warna sampel bening. Lalu diambil hasilnya sebesar 10 ml

dan diletakkan pada erlenmeyer dan dimasukkan phenophtalein1% sejumlah 3

tetes. Kemudian pentitrasian memakai NaOH 0,01N. Titrasi akan berhenti apabila

terjadi perubahan menjadi warna merah muda yang stabil. Kandungan total asam

dalam sampel dapat dicari menggunakan cara berikut :

ml NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP


Total Asam = X 100%
Berat sampel(g) x 1000 x valensi
FP = Faktor Pengencer

Warna (oHue)

Pengujian warna menggunakan metode hunter yang mengikuti prosedur

Hutching, (1994). Alat Minolta (tipe CR 400, Jepang) merupakan alat pengujian

warna. Bahan dimasukkan di tempat yang disediakan, selanjutnya tekan tombol

start maka didapat angka L*, a*, b* dari sampel berkisar 0(black) dan

±100(white). Notasi a* menunjukkan warna merah-hijau, dengan nilai +0 sampai

+100 (positif) maka menunjukkan warnaanmerah dannnilai 0 hingga-80 warna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

hijau dari warna merah dan nilai “-a*”(negatif) dari 0 sampai -80 warna hijau.

Notasi b* menunjukkan warna biru-kuning, dengan nilai +0 sampai +70 warna

kuning dan nilai 0 sampai -80 warna biru. Tanda L* merupakan kecerahan

produk. Tingkat kecerahan produk yang semakin tinggi maka Nilai L*akan tinggi.

Kemudian bila dicari nilai oHue dari nilai a* dan b* menggunakan cara sebagai

berikut.

o
Hue = tan Apabila didapat hasilnya :

18o–54o menunjukkan warna redd(R)

54o–90o menunjukkan warna yellow redd(YR)

90o-126o menunjukkan warna yellowi(Y)

126o–162o menunjukkan warna yellow greeni(YG)

162o–198o menunjukkan warna greeni(G)

198o–234o menunjukkan warna blue greeni(BG)

234o–270o menunjukkan warna bluei(B)

270o–306o menunjukkan warna blue purple (BP)

306o–342o menunjukkan warna purple (P)

342o–18o menunjukkan warna red purple(RP)

Waktu Leleh

Pengujian waktu leleh ini dilakukan dengan metode „Hubeis, „dkk. (1996).

Pengukuran‟waktuuleleh dilakukan‟dengannmenimbanggbahan sebanyak‟5„g

kemudianndimasukkan dalam‟cup‟plastik dan‟ditutupprapat. Lalu‟disimpannpada

freezer‟selamaa2‟hari, kemudian‟dikeluarkan bahan dan‟dibiarkan diruangan

terbuka‟(suhu‟kamar). Pengukuran‟dihitung‟menggunakan stopwatch yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

dihitung dari waktu es‟krim‟dikeluarkan‟dariifreezerrsampaiibenar-benar‟mencair

dan sudahhtidakkadaakristall‟es.

Aktivitas Antioksidan (Metode DPPH)

Aktivitassaantioksidaninini diuji menggunakan metodeedDPPHhy

yang‟dilakukannoleh‟Frindyani (2016).

Ekstraksi sampel

Sampel yang digunakan ditimbang 5 g ke dalam erlenmeyer 250 ml,

kemudian direndam etanol teknis sebanyak 100 ml. Maserasi dilakukan dengan

menggunakan shaker selama ± 10 jam. Hal ini diulangi kembali hingga diperoleh

hasil maserasi ke-3.

Larutan DPPH

Larutan DPPH dibuat denganncaraaditimbangg4,7 mggDPPH‟(2,2-

difenil-1-pikrilhidrazil)‟ yang‟ dilarutkan dengan‟etanol (pa)‟sampai‟tera‟100 mll

padaalabuuukurrdannditempatkanndalammruangan gelappselama 20 menit.

a. Larutan kontrol

Larutan kontrol dibuat dengan cara menambahkan larutan 1,5 ml etanol

(pa) pada 1,5 ml larutan DPPH dalam tabung reaksi. Ditentukan absorbansi pada

panjanghgelombanggmaksimum larutan kontrol. Penentuannpanjang gelombang

maksimum diukur pada rentang 517 nm.

b. Larutan sampel

Larutan sampel dibuattdenganncaraamenimbanggbahann100 mggsampel

yanggkemudianndicampurkan dalamm100 ml etanol (pa) larutan ini adalah

larutan induk. Kemudian di pipet 15,6 µl, 31,2 µl, 62,5 µl, 125µl, 250µl, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

500µl di labu ukur 5 ml maka diperoleh konsentrasi 3,12µg/ml, 6,25 µg/ml,

12,5µg/ml, 25µg/ml, 50µg/ml, dan 100µg/ml.

c. Penentuan aktivitas antioksidan

Penentuan aktivitas antioksidan diuji dengan cara dicampurkan larutan

sampel dengan „1 mll larutan DPPHhdan‟eetanol (pa)‟ssampai batas ttera.

Kemudian masukkankpadamtabunggreaksiidan dihomogenkan dengan

vortex‟kemudian diinkubasi 30 menit dengan suhu 37 oC dengan masing-masing

larutan sampel. Pengukuran absorbansi dari sampel bahan baku dalam penelitian

ini dilakukan sebanyak 3 kali ulangan (triploid) yang digunakan untuk analisis

data. Persentase inhibisi dihitung dengan menggunakan rumus :

Perhitungan IC50 denganncaraa memasukan nilaii dariikonsentrasiillarutan

sampel (sumbu x) dan %‟hambatantterhadap DPPH (sumbu y) pada

persamaanngarissregresi. Semakinnrendah IC50 artinya semakin tinggi

aktivitassantioksidannsebagaiiperedammradikallbebas. Penentuan IC50 bubur

albedo semangka dan bubur terong belanda dapat dilihat pada Lampiran 1.

Kadar antosianin (Metode pH differensial)

Metode penentuan total antosianin dalam penelitian ini yaitu dengan

metode perbedaan pH yang telah dilakukan oleh Giusti dan Wrolstad, (2001).

Pengujian total antosianin menggunakan cara perbedaan pH dengan pH 1 dan 4,5.

Cara membuat pH 1 yakni dilarutkan KCl sebesar 0,186 g dalam aquadest 100 ml

dan pH ditepatkan menjadi 1,0 ± 0,05 dengan HCl 37%. Cara membuat pH 4,5

yaitu dengan melarutkan natrium asetat (C2H3NaO2) sebanyakk‟1,640 g‟

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

ke‟dalam‟aquadest 100 ml dan‟pH ditepatkan hingga mencapai 4,5 ± 0,05 dengan

HCl 37%.

Sampel ditimbang sebanyak 10 g diencerkan menggunakan HCl 0,1 N

(untuk‟ mengekstrakkantosianinnyang terdapat dalammsampel) hingga volume

tepat menjadi „50 ml. Apabila warna yang terbentuk ungu kemerahan

menandakan adanya antosianin dalam bahan. Setelah itu, didiamkan 16 jam lalu

larutan disentrifuse kemudian diambil 1 ml filtrat yang jjernih „ke dalamttabung

reaksii lalu diberi tambahan 9‟ ml‟ pH‟1, homogenkan dengannvortex. Lalu

diambill 1‟ mll filtrat dan ditambahkan buffer asetat pH 4,5 sebanyak 9 mL dan

diaduk dengan vortex. Absorbansi dari bahan diukur dengan alat spektrofotometer

(700 dan 520 nm). Dicatat data yang diperoleh.

A x BM x FP x 1000
Kadar antosianin (ppm) =
∑ x 1 x Ws
Keterangan:

A : nilai absorbansi

FP : faktor pengenceran

BM‟: berattmolekullantosianinnyanggdinyatakan dalam‟ sianidin 3 glukosida*

∑ : koefisien‟ absorsivitas (25740 L/mol)*yang‟ dinyatakan sebagai sianidin 3

glukosida

Ws : bobot awal sampel yang diekstrak (g)

Kadar flavonoid

Pengujian total flavonoid bahan ditentukan berdasarkan metode Cahyanta

(2016) sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Pembuatan kurva standar

Kuersetin standar ditimbang sebesar 10 mg kemudian diencerkan di labu

ukur 10 mL menggunakan pelarut etanol sebagai pelarutnya sampai batas tera

(kadar kuersetin menjadi 1 mg/mL). Larutan 1 mg/mL diambil sebesar 1 mL

kemudian diletakkan pada labu ukur 10 mL menggunakan etanol sebagai

pelarutnya sampai tanda tera (kadar kuersetin menjadi 0,1 mg/mL). Kurva standar

dibuat dengan cara larutan 0,1 mg/mL di ambil sebesar 0,5 mL, 1,0 mL, 1,5 mL,

2,0 mL dan 2,5 mL dan dilarutkan di labu ukur 10 mL menggunakan etanol (kadar

larutan standar menjadi 0,005 mg/mL, 0,01mg/mL, 0,015 mg/mL, 0,02 mg/mL,

dan0,025 mg/mL). Larutan dari masing-masing konsentrasi dibuat sebesar 0,5 mL

dan dicampurkan dalam 2mL akuadest dan 0,15 mL NaNO2 5%, selanjutnya

dibiarkan sampai 6 menit. Selanjutnya, larutan tersebut dicampurkan 0,15 mL

AlCl3 10%, lalu didiamkan lagi hingga 6 menit. Larutan ditambahkan 2 mL

NaOH 4%, selanjutnya pengenceran menggunakan aquadest sampai mencapai 5

mL dan dibiarkan selama 15 menit. Larutan standar diukur absorbansinya

denganpanjang gelombang 510 nm. Kurva standar didapat dari hubungan antara

konsentrasi kuersetin (mg/mL) (Lampiran 2).

Penentuan total flavonoid

Bahan ditimbang sebesar 10,00 mg pada labu ukur 10 mL, lalu

dimasukkan etanol sampai garis tera (1 mg/mL). Larutan sampel 1 mg/mL

dimasukkan sebesar 0,5 mL dan dicampurkan 2 ml akuades dan 0,15 mL NaNO2

5%, selanjutnya dibiarkan sampai 6 menit. Larutan sampel ditambahkan sebesar

0,15 mL, AlCl3 10%, lalu dibiarkan lagi sampai 6 menit. Larutan sampel

ditambahkan 2 mL NaOH 4%, lalu pengenceran menggunakan aquadest sampai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

5 mL kemudian dibiarkan15 menit. Larutan sampel diukur absorbansinya dengan

panjang gelombang 510 nm. Perhitungan total flavonoid dilakukan dengan

cara:

Konsentrasi kuersetin × Volume sampel × 100%


Total flavonoid (%) = Berat sampel (g) × 1000

Uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur

Penentuannnilaiiorganoleptik pada warna, aroma, rasaadan tekstur dibuat

menggunakan‟uji kesukaan secara hedonik. Metode ini yaitu dengan menguji

sampel secaraaacak‟caranya‟diberi‟nomor‟di bahan yang bakal diuji kepadaa30

panelissyanggakannmenilai sampel. Pengujianndilakukan secaraaiinderawi

(organoleptik) yangg ditentukannberdasarkannskalaa numerik (Soekarto, 1985).

Penelitian uji organoleptik warna, aroma, rasaa danntekstur‟‟dilaksanakan

menurut ketentuan yaitu padaaTabel 4.

Tabel 4. Skala‟ uji‟ organoleptik warna, aroma, rasa‟dan‟tesktur


Skala‟ Numerik‟ Keterangan
1ti Sangattitidaki sukaa
2ti Agak tidakissukaa
3ti Tidakissukaa
4ti Netral
5ti Sukaa
6ti Agakissukaa
7ti Sangatissukaa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

KESIMPULAN. DAN. SARAN

Kesimpulan.

. 1. Perbandingan bubur albedo semangka dengan. terong belanda menyatakan

beda sangattnnyata. (P<0,01).di nilai pH, total. padatan ,terlarut, kadar. serat

kasar, total asam, kadar vitamin C, warna, (oHue), waktu leleh, uji

organoleptik warna. dan pengujian organoleptik rasa.serta menyatakan

pengaruh beda tidakknnyataa(P>0,05) pada nilaiioorganoleptikkaaroma dan

tekstur.

. 2. Penambahan CMC menyatakan pengaruhhbbeda,sangat nyata (P<0,01) pada

total padatan terlarut, kadariiseratiikasar, totaliiasam, kadar vitamin C, waktu

leleh, dan uji organoleptik tekstur dan menyatakan beda nyata

(P<0,05).terhadap nilai pH, kemudian menyatakan pengaruhiyyang tidak

nyata (P>0,05) pada warna (oHue), ujiioorganoleptik warna, uji organoleptik

aroma, uji, organoleptik ,rasa.

3. Interaksi antara. pengaruh perbandingan, bubur albedo semangka dengan

terong belanda dan penambahan CMC menyatakan beda,sangattnnyata

(P<0,01) pada kadarrvitaminnC,waktu pelelehan serta menyatakan pengaruh,

beda, tidak nyata,(P<0,05). pada nilai pH, total. padatan terlarut, kadar serat

kasar, total asam, warna, (oHue), hasil organoleptik ,warna, hasil

organoleptikraroma, nilai organoleptikkrrasa, serta nilai organoleptik tekstur.

4. Velva dengan mutu terbaik diperoleh pada perlakuan T4P3 yaitu perbandingan

bubur albedo semangka dengan terong belanda yaitu 60%:40% dan

penambahan CMC 0,7%. Hal ini diperoleh berdasarkan perhitungan indeks

efektivitas menurut deGarmo. Velva yang terbaik memiliki karakteristik yaitu

68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69

aktivitas antioksidan 52,857 µg/mL, kadar antosianin 13,28 ppm, dan kadar

flavonoid 0,589 mg/g.

Saran

. 1. Perlu.dilanjutkan penelitiannitentang lilamaaipenyimpanan velva

. 2. Perlu. dilanjutkan penelitian tentang pemanfaatan albedo semangka dan terong

belanda menjadi produk pangan lainnya yang berdampak bagi kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

DAFTAR PUSTAKA

Andreasen, T. G. dan Nielsen. 1998. Ice cream and Aerated Dessert. London
Weinheim-New York-Tokyo: The Technology of Dairy Products Blackie
Academis and Professional.

Angelia, I. O. 2017. Kandungan pH, total asam tertirasi, padatan terlarut dan
vitamin C pada beberapa komoditas hortikultura. Journal of agritech
Science. 1(2):68-74.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Washinton, D.C. Association of


Official Analytical Chemists Inc.

Apriyantono, A., Fardiaz, D. dan Puspitasari, N. L. 1989. Analisis Pangan. PAU


Pangan dan Gizi, Bogor.

Arbuckle, W. dan Marshall, R. T. 1996. Ice Cream. Edisi Kelima. New York:
International Thompson Publishing.

Asikin, N., Ali, A. dan Harun, N. 2017. Penambahan buah nangka (Artocarpus
heterophillus) dalam pembuatan selai albedo semangka (Citrullus vulgaris
schard). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
4(1):1-12.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Analisis Potensi Komoditas Unggulan


Hortikultura Sumatera Utara, Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Produksi Hortikultura tahun 2014.
Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementerian Pertanian.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Syarat mutu es krim SNI 01-3713-
1995, Jakarta.

Berawi, K. N. dan Asvita, S. M. 2016. Efektivitas ekstrak terong belanda untuk


menurunkan kadar glukosa dan kolesterol LDL darah pada pasien obesitas,
Majority. 5(1): 102-106.

Cahyanta, A. N. 2016. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun pare metode
kompleks kalorimetri dengan pengukuran absorbansi secara
spektofotometri. Para Pemikir. 5(1): 58-61.

Chow, S. T., Chaw, W. W. dan Chung, Y. C. 2003. Antioxodant activity and


safety of 50% ethanolic red bean extract (Phaceolus raditus L., Var
Aurea). Journal ogf food Science. 68 (1): 1-7.

Cidadapi, I. 2016. Ramuan Herbal Ala Thibun Nabawi, Jakarta: Putra Danayu
Publisher.

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Devi, N. P., Wipradnyadewi, P. A. dan Yusa, N. M. 2018. Pengaruh penambahan


terung belanda (Solanum betaceum Cav) terhadap karakteristik
marshmallow. Jurnal ITEPA. 7(1): 23-32.

Dewi, R. K. 2010. Stabilizer concentration and sucrose to the velva tomato fruit
quality. Jurnal Teknik Kimia. 4(2): 330-334.

Dieng, S. I. M. 2017. Total polyphenols amd flavonoids contents of aqueous


extracts of watermelon red flesh and peels (Citrullus lanatus Thunb).
Journal of Pharmacognosy and Phytochemistr. 6(5):801-803.

Fardiaz, s. 1986. Hirokoloid dalam industry pangan. Institut Pertanian Bogor,


Bogor: Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.

Fitriani, S. dan Sribudianii, E. 2009. Pengembangan formulasi sirup berbahan


baku kulit dan buah nanas (Ananas comosus L. Merr). Fakultas pertanian
Universitas Riau, Riau: SAGU, 8(1):34-39.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 1972. Food Composition Table For
Use In East Asia. FASEB, USA.

de Garmo, E, Sullivan, W. G, dan Canada, J. R. 1984. Engineering Economy,


New York: Mc Millan Publishing Company.

Giusti, M. M. dan Wrolstad, R. E.2001. Characterization and Measurement of


anthocyanin by UV-Visiable spectroscopy, USA: John Wiley and Sons.

Graham, 1977. The demand for insurance and protection: the case of irreplaceable
commodities. Quaterly Journal of Economic. 41 (1): 143-156.

Gunawan, I. 2014. Analisis pendapatan usaha tani semangka (Citrullus vulgaris)


di desa rambah muda kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu.
Jurnal Sungkai. 2(1): 52-63.

Hakim, Purwadi, L., dan Padaga, M. 2012. Penambahan guar gum pada
pembuatan es krim instan ditinjau dari viskositas over run dan kecepatan
memeleh (Online). (http//fapet. Ub. Ac. Id/ wpcontent / uploads/ 2013 / 04/
PenambahanGuarGum-Pada-Pembuatan- Es-Krim-Instan-Ditinjau-Dari-Viskositas-
Overrun-DanKcepatan Melelh.pf.diakses 20 Januari 2015.

Handoko, I. C., Suprijono, M.M. dan Widyawati, P. S. 2017. Sifat fisik dan
organoleptik velva manalagi. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 16(1):42-
46.

Hutching, 1994. Food Colour and Appearance. Chapman & Hill. London:Blackie
Academy & Profesional.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

Iversen, C, K. 1999. Blackcurrant nectar, Effect of processing and storage on


anthocyanin and ascorbic acid cintent. Journal of Food Science. 64(1):37-
41.

Johnson, J.. T. Lenox, J. A. Ujong, U. P. Odey, M. O. Fila, W. O, Edem, P. N. dan


Dasofunjo, K. 2013. Comparative vitamins contents of pulp, seed and rind
of fresh and dried watermelon (Citrullus Lanatus). International Journal of
Science and Technology. 2(1): 99-103.

Kumalaningsih, S. dan Suprayogi. 2006. Tamarillo (Terong Belanda). Surabaya:


Trubus Agrisarana.

Lembang, E. P. 2012. Variasi waktu dan suhu ekstraksi albedo semangka


(Citrullus vulgaris Schard) terhadap kualitas permen jelly.[Skripsi].
Fakultas Pertanian. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Mariani, S., Rahman, N, dan Supriadi, S. 2018. Uji aktivitas antioksidan ekstrak
buah semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Akademika Kimia. 7(3): 107-
118.

Maulidarmi. 2004. Pengaruh suhu dan waktu pemanasan bubur buah terong pirus
terhadap mutu sirup yang dihasilkan. [Skripsi]. Fakultas Pertanian.
Universitas Andalas, Padang.

Megawati, Johan, V. S. dan Yusmarini. 2017. Pembuatan selai lembaran dari


albedo semangka dan terong belanda. Jurnal Online Mahasiswa, Fakultas
Pertanian Universitas Riau. 4(2): 1-12.

Muchtadi, T. dan Sugiyono, R. 1992. Ilmu pengetahuan bahan pangan. Pusat


Antar IPB, Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Nismara, N. 2017. Daya terima dan kandungan gizi selai dari kulit semangka
(Citrullus lanatus) dan labu kuning (Churcibita moshata).[Skripsi].
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Perkins, S. B, Wijana, S. dan Febriyanto, A. 2014. Studi pembuatan sirup


tamarillo (Kajian perbandingan buah dan konsentrasi gula). Jurnal
Industria. 1(3): 180-193.

Puspitasari, Purwijantiningsih dan Pranata, L. F. 2010. Kualitas selai lembaran


dengan kombinasi albedo semangka (Citrullus vulgaris Schard) dan buah
naga super merah (Hylocereus costaricensis). [Skripsi]. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Rakhmawati, R. dan Yunianta, Y. 2015. Pengaruh proporsi buah : air dan lama
pemanasan terhadap aktivitas antioksidan sari buah kedondong (Spondias
dulcis). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3 (4): 1682-1693.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Sahari, M. A., Boostani, F. M. dan Hamidi, E. Z. 2004. Effect of low temperature


on the ascorbic acid content and quality characteristics of frozen
strawberry. Joernal Food Cehmistry. 86(1):357-363.

Sakawulan, D., Budi, F. S. dan Syamsir, E. 2014. Pembuatan velva fruit pisang
dengan bahan dasar tepung pisang dan carboxy methyl cellulose sebagai
bahan penstabil. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3(4): 182-187

Salim, M. Sulistyaningrum, N. Isnawati, A, dan Sitorus, H. 2016. Karakterisasi


simplisia dan ekstrak kulit buah duku (Lansium domesticum corr) dari
provinsi sumatera selatan dan jambi. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 6(2):
117-128.

Samadi, B. 2007. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Saragih, M. A., Johan, V. S. dan Pato, U. 2017. Pengaruh penambahan kelopak


rosella terhadap mutu sensori permen jelly dari albedo semangka. Jurnal
Online Mahasiswa, Fakultas Pertanian Universitas Riau. 491): 1-12.

Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. IPB-Press, Bogor: Pusat Pengembangan


Teknologi Pangan.

Sulastri, T. 2008. Pengaruh persentase gum arab terhadap mutu velva buah selama
penyimpanan dingin. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Sunarjono, H. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Tantono, E., Efeendi, R. dan Hamzah, F. H. 2017. Variasi rasio bahan penstabil
CMC (carboxy methyl cellulose) dan gum arab terhadap mutu velva
alpukat (Porsea Americana Mill). Jurnal Online Mahasiswa, Fakultas
Pertanian Universitas Riau. 4(2): 1-15.

Triandini, M., Aslamiah dan Wicaksono, D. R. 2014. Proses ekstraksi asam.


Jurnal Konversi. 3(1): 1-9.

Trissanthi, C. M. dan Susanto, W. H. 2016. Pengaruh konsentrasi asam sitrat dan


lama pemanasan terhadap karakteristik kimia dan organoleptik sirup alang-
alang (Imperata cylindnrica). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4(1): 180-
189.

Widiantoko, R. K. 2013. Karakteristik sifat Na-CMC, gum arab dan xathan gum.
https://https://wordbroken. Wordpress.com.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Wijayanto, T. 2012. Respon hasil dan jumlah biji buah semangka (Citrullus
vulgaris) dengan aplikasi hormone giberelin (GA3) response of yield and
seed number of watermelon (Citrullus vulgaris) teared with hormone
gibberellin (GA3). Jurnal Agroteknos. 2(1): 57-62.

Winarno, F. G. 1991. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winarti, S. 2006. Minuman Kesehatan, Surabaya: Trubus Agrisarana.

Wulandari, F. F., Ayu, D. F. dan Johan, V. S. 2017. Pengaruh penambahan terong


belanda dalam pembuatan velva labu kuning terhadap karakteristik
sensori. Jurnal Online Mahasiwa, Fakultas Pertanian Universitas Riau,
4(2): 1-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Lampiran 1. Kurva penentuan IC50 dan hasil analisis antioksidan

Kurva penentuan IC50 bubur albedo semangka

Ulangan 1
100
Konsentrasi (µg/mL)

80
60
40
ŷ = 21,74x - 1042,
20 R² = 0,846
0
47 48 49 50 51 52
%Inhibisi

Perhitungan:

Nilai IC50
ŷ = 21,74x - 1042
50 = 21,74x - 1042
50 + 1042 = 21,74x
x = 50,230µg/mL

Ulangan 2
100
Konsentrasi (ug/mL)

80
60
40
ŷ = 16,53x - 789,2
20
R² = 0,753
0
46 47 48 49 50 51 52 53
%Inhibisi
Ulangan 3

100
Konsentrasi (ug/mL)

80
60
40
ŷ = 12,32x - 564,8
20 R² = 0,768
0
45 46 47 48 49 50 51 52
%Inhibisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Kurva penentuan IC50 bubur terong belanda

Ulangan 1
100
Konsentrasi (µg/mL)

80
60
40
ŷ = 18,93x - 868,1
20 R² = 0,762
0
44 45 46 47 48 49 50
%Inhibisi
Nilai IC50
ŷ = 18,93x – 868,1
50 = 18,93x – 868,1
50 + 868,1 = 18,93x
x = 48,500 µg/mL

Ulangan 2

100

80
Konsentrasi (µg/mL)

60

40
ŷ = 19,13x - 892,6
20 R² = 0,841

0
45 46 47 48 49 50 51 52

%Inhibisi

Ulangan 3

100
Konsentrasi (µg/mL)

80

60

40
ŷ = 16,34x - 758,4
20
R² = 0,807
0
45 46 47 48 49 50 51 52
%Inhibisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Lampiran 2. Hasil analisis aktivitas antioksidan bahan baku (µg/mL)

Bahan Bahan
Konsentrasi (µg/mL) %Inhibisi
Baku Ulangan (g) IC50
3,12 6,24 12,5 25 50 100 3,12 6,24 12,5 25 50 100
Albedo I 5,0006 0,280 0,276 0,272 0,268 0,262 0,258 47,467 48,218 48,968 49,719 50,844 51,595 50,230
Semangka II 5,0003 0,282 0,278 0,268 0,265 0,260 0,255 47,092 47,842 49,719 50,281 51,220 52,158 50,768
III 5,0004 0,291 0,288 0,280 0,270 0,260 0,258 45,403 45,966 47,467 49,343 51,220 51,595 49,903
Rataan 0,284 0,281 0,273 0,268 0,261 0,257 46,654 47,342 48,718 49,781 51,094 51,782 50,300

Hasil analisis aktivitas antioksidan bahan baku (µg/mL)

Bahan Bahan
Konsentrasi (µg/mL) %Inhibisi
Baku Ulangan (g) IC50
3,12 6,24 12,5 25 50 100 3,12 6,24 12,5 25 50 100
Terong I 5,0007 0,292 0,287 0,281 0,276 0,272 0,268 45,216 46,154 47,280 48,218 48,968 49,719 48,500
Belanda II 5,0004 0,288 0,282 0,278 0,273 0,268 0,262 45,966 47,092 47,842 48,780 49,719 50,844 49,273
III 5,0003 0,290 0,284 0,276 0,272 0,268 0,260 45,591 46,717 48,218 48,968 49,719 51,220 49,474
Rataan 0,290 0,284 0,278 0,274 0,269 0,263 45,591 46,654 47,780 48,655 49,468 50,594 49,082

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Lampiran 3. Kurva standar dan hasil analisis total flavonoid mutu terbaik
Kurva standar total flavonoid (kuersetin)

Kurva Standar
0,120
0,120

0,100
0,100 ŷ = 3,526x + , 11
r = 0,989
Absorbansi 510 nm

0,080
0,080

0,060
0,060

0,040
0,040

0,020
0,020
0,000
0,000
00 0,005
0,005 0,01
0,01 0,015
0,015 0,02
0,02 0,025
0,025 0,03
0,03
Konsentrasi (µg/ml)

Hasil analisis flavonoid (%)

Perlakuan Ulangan Flavonoid (%)

T4P3 1 0,562
2 0,562
3 0,642
Rataan 0,588

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Lampiran 4. Data pengamatan karakteristik kimia bubur albedo semangka


Nilai pH
Nilai
Ulangan pH Rataan
U1 5,642
U2 5,318 5,4603
U3 5,421

Total Padatan Terlarut (oBrix)


TSS
Ulangan (°Brix) Rataan
U1 2,9948
U2 2,9950 2,8287
U3 2,4962

Kadar Serat Kasar (%)


%
Kode Serat Rataan
U1 0,6075 0,6473
U2 0,6227
U3 0,7117

Total Asam
Kode %TA Rataan
U1 2,0075
U2 2,0082 2,0076
U3 2,0069
Keterangan: Asam dominan albedo semangka = asam malat

Kadar vitamin C (mg/g)

KVC
Ulangan Rataan
(mg/g)
1 99,823
2 103,111 101,428
3 101,349

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Lampiran 5. Data pengamatan karakteristik kimia bubur terong belanda


Nilai pH
Nilai
Ulangan pH Rataan
U1 4,147
U2 4,062 4,0867
U3 4,051

Total padatan terlarut (oBrix)


TSS
Ulangan (°Brix) Rataan
U1 6,988
U2 5,991 6,3224
U3 5,988

Kadar Serat Kasar (%)


Ulangan % Serat Rataan
U1 1,8130 1,8373
U2 2,0215
U3 1,6773

Total Asam (%)


Ulangan %TA Rataan
U1 3,3463
U2 3,3470 3,3463
U3 3,3456
Keterangan: Asam dominan albedo semangka = asam malat

Kadar Vitamin C (mg/g)


KVC
Kode (mg/g) Rataan
U1 26,6166
U2 24,9561 26,0653
U3 26,6233

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Lampiran.6. Data. pengamatanindan.tabel sidik.ragamiinilai pH velva


Data. pengamatannnilai pH velva
Ulangan
Perlakuan. Total Rataan
1 2 3
T1P1 4,673 4,636 4,589 13,8980 4,6327
T1P2 4,597 4,700 4,758 14,0550 4,6850
T1P3 4,721 4,655 4,686 14,0620 4,6873
T2P1 4,356 4,457 4,324 13,1370 4,3790
T2P2 4,387 4,475 4,455 13,3170 4,4390
T2P3 4,655 4,479 4,468 13,6020 4,5340
T3P1 4,102 4,276 4,211 12,5890 4,1963
T3P2 4,208 4,341 4,327 12,8760 4,2920
T3P3 4,125 4,364 4,443 12,9320 4,3107
T4P1 4,027 4,182 4,221 12,4300 4,1433
T4P2 4,114 4,181 4,312 12,6070 4,2023
T4P3 4,229 4,214 4,239 12,6620 4,2207
Total 158,167
Rataan 4,394

Tabellsidikkragam.nilai pH.
SK. db. JK. KT. F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 1,307 0,119 16,074 ** 2,22 3,09
T 3 .1,232 0,411 55,565 ** 3,01 4,72
P. 1 0,044 0,044 5,977 * 4,26 7,82
.P Linier 1 .0,060 0,060 8,173 ** 4,26 7,82
.P Kuadratik 1 .0,002 0,002 0,298 tn 4,26 7,82
TP 6 0,012 0,002 0,274 tn 2,51 3,67
Galat. .24 .0,177 .0,007
Total. .35 1,484
Keterangan
FK= 694,911
KK= 1,956
** = beda sangattnyata
* = beda nyata
tn = tidakknyata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

Lampiran. 7. Dataapengamatanndan tabel sidikirragamttotal,padatan terlarut, velva


Data. pengamatannttotal, padatan terlarut, velva
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 21,96 22,95 22,96 67,87 22,62
T1P2 23,98 21,99 21,96 67,93 22,64
T1P3 23,95 25,96 22,94 72,85 24,28
T2P1 22,95 22,94 22,96 68,85 22,95
T2P2 22,97 25,94 23,95 72,85 24,28
T2P3 23,92 23,96 25,95 73,83 24,61
T3P1 22,95 24,95 22,97 70,87 23,62
T3P2 21,95 24,95 24,95 71,85 23,95
T3P3 25,94 24,95 24,95 75,84 25,28
T4P1 24,95 22,96 22,95 70,87 23,62
T4P2 24,95 26,95 24,96 76,86 25,62
T4P3 25,96 25,95 26,95 78,86 26,29
Total 869,32
Rataan 24,15

Tabel sidikkragamitotallpadatantterlarut,velva
SK. db. JK. KT. F. Hit. F0,05. F0,01.
Perlakuan 11 44,62 4,06 3,18 ** 2,22 3,09
T 3 18,40 6,13 4,81 ** 3,01 4,72
P 1 0,03 0,04 0,03 tn 4,26 7,82
P Linier 1 21,88 21,88 17,16 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,01 0,01 0,01 tn 4,26 7,82
TP 6 4,33 0,72 0,57 tn 2,51 3,67
Galat 24 30,601 1,275
Total 35 75,222
Keterangan
FK= 20992,32
KK= 4,68
** = berbeda sangat nyata
tn = tidakiinyata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

Lampiran 8. Dataapengamataniidan.tabel sidikiiragammkadarrseratrkasar,velva


Data,pengamatan kadar, serat, kasar,velva
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 1,0794 0,9344 0,8851 2,8990 0,9663
T1P2 1,2932 1,2148 1,2238 3,7318 1,2439
T1P3 1,2682 1,2877 1,4082 3,9640 1,3213
T2P1 1,4772 1,3247 1,4151 4,2170 1,4057
T2P2 1,4151 1,5411 1,6126 4,5688 1,5229
T2P3 1,5693 1,5693 1,7063 4,8448 1,6149
T3P1 1,7309 1,8547 1,5474 5,1330 1,7110
T3P2 1,6464 1,7799 1,9650 5,3913 1,7971
T3P3 1,8918 1,8393 1,7156 5,4467 1,8156
T4P1 1,8149 2,0841 1,7514 5,6504 1,8835
T4P2 1,7245 2,0661 1,9290 5,7196 1,9065
T4P3 2,1430 1,6719 2,0041 5,8190 1,9397
Total 57,385
Rataan 1,594

Tabeliisidikiiragamiikadar serat kasar velva


SK db. JK. KT. F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan. .11 3,1104 0,2828 15,6409 ** 2,22 3,09
T 3 2,8118 0,9373 51,8443 ** 3,01 4,72
P 1 0,0918 0,0918 5,0776 * 4,26 7,82
P Linier 1 0,1971 0,1971 10,9043 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,0100 0,0100 0,5539 tn 4,26 7,82
TP 6 0,0914 0,0152 0,8431 tn 2,51 3,67
Galat. 24 0,4339 0,0181
Total. 35 3,5443
Keterangan
FK.= 91,4747
KK,= 8,4349
** = berbeda sangatiinyata
* = bebeda nyata,
tn, = tidakiinyatata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Lampiran 9. Dataiipengamataniidan tabel sidikiiragamiitotal asam velva


Data pengamatan total asam velva
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 2,01 2,01 2,01 6,02 2,01
T1P2 2,68 2,68 2,68 8,03 2,68
T1P3 2,68 2,68 2,68 8,04 2,68
T2P1 3,35 3,35 3,35 10,04 3,35
T2P2 3,35 3,35 3,35 10,05 3,35
T2P3 3,35 3,35 4,02 10,72 3,57
T3P1 4,02 4,02 4,02 12,06 4,02
T3P2 4,02 4,02 4,02 12,05 4,02
T3P3 4,02 4,02 4,69 12,72 4,24
T4P1 4,02 4,69 4,02 12,72 4,24
T4P2 4,02 4,69 4,69 13,39 4,46
T4P3 4,02 4,69 4,69 13,40 4,47
Total 129,24
Rataan 3,59

Tabel sidik ragam total asam velva


SK db. JK. KT. F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan .11 .21,08 .1,92 30,82 ** .2,22 .3,09
T 3 19,88 6,63 106,58 ** .3,01 .4,72
P 1 0,002 0,002 0,04 .tn .4,26 7,82
P Linier 1 0,67 0,67 10,83 .** .4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,02 0,02 0,39 .tn .4,26 7,82
TP 6 0,50 0,08 1,34 .tn 2,51 3,67
Galat. .24 1,49 0,06
Total. .35 22,57
Keterangan
FK = 463,96
KK.= 6,95
** = bedaiisangatiinyata.
tn. = tidakiinyata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

Lampiran. 10. Dataiipengamataniidan, tabel sidik ragamiikadar, vitmin C. velva

Data pengamataniikadar vitamin C. velva


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 13,31 11,65 13,32 38,29 12,76
T1P2 13,32 13,33 13,32 39,97 13,32
T1P3 13,32 13,31 13,32 39,96 13,32
T2P1 14,98 13,32 13,32 41,63 13,88
T2P2 15,00 13,32 14,98 43,30 14,43
T2P3 14,99 14,98 14,98 44,95 14,98
T3P1 14,97 14,98 14,97 44,92 14,97
T3P2 15,00 14,98 14,99 44,97 14,99
T3P3 16,65 16,66 16,65 49,96 16,65
T4P1 16,65 14,98 16,65 48,28 16,09
T4P2 16,66 16,63 16,65 49,95 16,65
T4P3 19,96 18,30 19,96 58,22 19,41
Total 544,38
Rataan 15,12

TabeliisidikiiragamiikadarivitaminiiC
SK. db. JK KT F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 114,37 10,40 26,99 ** 2,22 3,09
T 3 87,39 29,13 75,63 ** 3,01 4,72
P 1 0,39 0,39 1,00 tn 4,26 7,82
P Linier 1 16,64 16,64 43,21 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 1,35 1,35 3,50 tn 4,26 7,82
TP 6 8,99 1,50 3,89 ** 2,51 3,67
Galat 24 9,24 0,39
Total 35 123,62
Keterangan
FK = 8231,99
KK= 4,10
** = beda sangatiinyata,
tn. = tidak nyataai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Lampiran 11. Dataiipengamataniidan, tabeliisidikkragammwarna (oHue) velva


Data. pengamatan. warna. (oHue) velva
Ulangan
Perlakuan. Total Rataan
1 2 3
T1P1 57,21 56,98 56,96 171,16 57,05
T1P2 56,54 56,24 56,55 169,33 56,44
T1P3 55,56 56,40 56,20 168,16 56,05
T2P1 54,32 54,60 54,08 163,01 54,34
T2P2 54,05 54,21 54,00 162,26 54,09
T2P3 54,48 54,15 54,00 162,63 54,21
T3P1 38,27 38,64 37,82 114,73 38,24
T3P2 36,66 37,60 35,97 110,24 36,75
T3P3 36,14 37,85 36,44 110,43 36,81
T4P1 32,19 32,17 33,20 97,55 32,52
T4P2 32,33 32,58 34,47 99,37 33,12
T4P3 32,45 34,17 31,85 98,48 32,83
Total 1627,34
Rataan 45,20

Tabel sidik ragam warna (oHue) velva


SK db JK KT F.Hit F.0,05. F.0,01
Perlakuan. 11 3835,25 348,66 800,52 ** 2,22 3,09
T 3 3828,79 1276,26 2930,29 ** 3,01 4,72
P 1 10,30 10,30 23,64 ** 4,26 7,82
P Linier 1 1,90 1,90 4,36 * 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,19 0,19 0,44 tn 4,26 7,82
TP 6 4,37 0,73 1,67 tn 2,51 3,67
Galat 24 10,45 0,44
Total 35 3845,701
Keterangan
FK= 73562,33
KK= 7,15
** = beda sangat nyata.
* = beda nyata,
tn. = tidak nyata,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

Lampiran 12. Dataiipengamataniidan. tabel sidikiiragam. waktu leleh velva


Data. pengamataniiwaktu leleh velva
Ulanganan
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 585 545 606 1736,00 578,67
T1P2 645 675 655 1975,00 658,33
T1P3 625 685 695 2004,99 668,33
T2P1 686 688 686 2059,99 686,66
T2P2 685 726 690 2101,00 700,33
T2P3 700 705 730 2134,99 711,66
T3P1 765 715 760 2239,99 746,66
T3P2 775 795 728 2297,99 766,00
T3P3 788 830 805 2422,99 807,66
T4P1 866 805 806 2476,99 825,66
T4P2 851,6 850 850 2551,59 850,53
T4P3 978,4 914,8 986 2879,19 959,73
Total 26880,71
Rataan 746,69

Tabeliisidikiiragam waktuileleh velva


SK db JK KT. F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 346964,4 31542,2 44,4 ** 2,22 3,09
T 3 295190,4 98396,8 138,5 ** 3,01 4,72
P 1 3737,2 3737,2 5,3 * 4,26 7,82
P Linier 1 35974,8 35974,8 50,6 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 150,2 150,2 0,2 tn 4,26 7,82
TP 6 15649,1 2608,2 3,7 ** 2,51 3,67
Galat 24 17049,9 710,4
Total 35 364014,3
Keterangan
FK= 20071466,25
KK= 3,57
** = beda sangat nyata
* = bedaainyata
tn. = tidaktinyata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

Lampiran 12. Dataiipengamataniidan tabel sidikiiragamiinilai organoleptik warna velva


Data pengamataniiorganoleptik warna velva
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 4,8 4,8 4,6 14,2 4,7
T1P2 4,8 4,9 5,1 14,8 4,9
T1P3 4,9 4,9 5,0 14,8 4,9
T2P1 5,0 4,7 4,7 14,4 4,8
T2P2 5,2 4,9 5,2 15,3 5,1
T2P3 5,2 5,1 5,2 15,4 5,1
T3P1 5,7 5,5 5,7 16,9 5,6
T3P2 5,8 5,4 5,6 16,8 5,6
T3P3 5,7 5,7 5,7 17,1 5,7
T4P1 5,9 5,7 6,2 17,8 5,9
T4P2 5,9 5,5 6,3 17,7 5,9
T4P3 5,9 5,6 6,3 17,8 5,9
Total 193,1
Rataan 5,4

Tabeliisidik ragamiiorganoleptik warna velva


SK db JK KT F.Hit F.0,05 F.0,01
Perlakuan 11 7,20 0,65 16,49 ** 2,22 3,09
T 3 6,91 2,30 57,99 ** 3,01 4,72
P 1 0,04 0,04 0,90 tn 4,26 7,82
P Linier 1 0,12 0,12 3,03 tn 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,01 0,01 0,21 tn 4,26 7,82
TP 6 0,16 0,03 0,69 tn 2,51 3,67
Galat 24 0,95 0,04
Total 35 8,16
Keterangan
FK = 1036,1
KK= 3,7
** = beda sangattinyata
tn = tidaktinyata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

Lampiran .13. Dataiipengamataniidan.tabel sidikiiragaminilai organoleptik aroma velva


Data.pengamatan organoleptik aroma. velva
Ulangan
Perlakuan. Total. Rataan.
1 2 3
T1P1 4,9 5,2 5,2 15,4 5,1
T1P2 5,1 5,1 5,5 15,7 5,2
T1P3 5,2 5,2 5,5 15,9 5,3
T2P1 5,2 5,2 5,2 15,6 5,2
T2P2 5,4 5,1 5,5 16,0 5,3
T2P3 5,4 5,1 5,5 16,0 5,3
T3P1 5,5 5,2 5,6 16,3 5,4
T3P2 5,4 5,1 5,5 16,0 5,3
T3P3 5,4 5,2 5,8 16,4 5,5
T4P1 5,4 5,3 5,8 16,6 5,5
T4P2 5,4 5,3 5,9 16,7 5,6
T4P3 5,5 5,1 5,9 16,6 5,5
Total 193,0
Rataan 5,4

Tabeliisidikiiragamiiorganoleptik aroma velva


SK db. JK KT. F.Hit. F.0,05. F0,01.
Perlakuan 11 0,62 0,06 .0,93 tn. 2,22 3,09
T 3 0,52 0,17 .2,90 tn. 3,01 4,72
P 1 0,01 0,01 .0,12 tn. 4,26 7,82
P Linier 1 0,03 0,03 .0,56 tn. 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,0004 0,0004 .0,01 tn. 4,26 7,82
TP 6 0,06 0,01 .0,16 tn. 2,51 3,67
Galat. 24. 1,45 0,06
Total. 35. 2,06
Keterangan
FK.= 1035,05
KK.= 4,58
** = beda sangatiinyata.
tn. = tidakiinyata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

Lampiran.14. Dataaipengamataniidan,tabeliisidikiragamiinilai organoleptik rasa velva


Data. pengamatan.organoleptik rasa. velva
Ulangan
Perlakuan. Total Rataan
1 2 3
T1P1 5,1 5,3 5,3 15,8 5,3
T1P2 5,1 5,2 5,5 15,8 5,3
T1P3 5,2 5,3 5,2 15,6 5,2
T2P1 5,3 5,2 5,3 15,8 5,3
T2P2 5,5 5,4 5,6 16,5 5,5
T2P3 5,4 5,3 5,5 16,1 5,4
T3P1 5,6 5,2 5,5 16,3 5,4
T3P2 5,6 5,1 5,8 16,5 5,5
T3P3 5,6 5,4 5,6 16,6 5,5
T4P1 5,6 5,3 5,8 16,6 5,5
T4P2 5,9 5,4 6,2 17,4 5,8
T4P3 6,0 5,6 6,1 17,6 5,9
Total 196,7
Rataan 5,5

Tabel sidikiiragam,organoleptik rasa. velva


SK db JK KT Fhit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 1,42 0,13 2,8 * 2,22 3,09
T 3 1,13 0,38 8,1 ** 3,01 4,72
P 1 0,03 0,03 0,6 tn 4,26 7,82
P Linier 1 0,09 0,09 1,9 tn 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,05 0,05 1,0 tn 4,26 7,82
TP 6 0,15 0,03 0,5 tn 2,51 3,67
Galat 24 1,119 0,047
Total. 35. 2,534
Keterangan
FK.= 1074,75
KK.= 3,95
** = beda sangattinyata.
* = bedaiinyata.
tn. = tidakiinyata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

Lampiran 15.Dataaipengamataniidan. tabeliisidikiragam organoleptik nilai tekstur velva


Data. pengamatan,organoleptik tekstur velva
Ulangan.
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
T1P1 4,8 4,9 5,4 15,1 5,0
T1P2 5,0 5,2 5,5 15,7 5,2
T1P3 5,2 5,4 5,5 16,2 5,4
T2P1 5,0 5,2 5,1 15,4 5,1
T2P2 5,1 5,1 5,4 15,6 5,2
T2P3 5,3 5,3 5,7 16,3 5,4
T3P1 5,2 5,1 5,0 15,3 5,1
T3P2 5,6 4,9 5,6 16,1 5,4
T3P3 5,6 5,5 5,5 16,6 5,5
T4P1 5,3 5,1 5,3 15,8 5,3
T4P2 5,2 5,5 6,0 16,6 5,5
T4P3 5,6 5,6 5,6 16,8 5,6
Total 191,5
Rataan 5,3

Tabel sidik. ragam, organolptik tekstur velva


SK db. JK. KT. F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 .1,202 0,109 2,3 * 2,22 3,09
T 3 0,332 0,111 2,3 tn 3,01 4,72
P 1 0,820 0,410 8,6 ** 3,4 5,61
P Linier 1 0,819 0,819 17,1 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,0013 0,0013 0,0 tn 4,26 7,82
TP 6 0,049 0,008 0,2 tn 2,51 3,67
Galat 24 1,148 0,048
Total 35 2,350
Keterangan :
FK.= 1018,67
KK.= .4,11
**= beda sangatannyata
* = bedaainyata.
tn.= tidakiinyata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

Lampiran.16. Gambar velva

Konsentrasi bubur Konsentrasi CMC


albedo semangka P1= 0,5 P2=.0,6 P3=.0,7
: terong belanda

T1= 90:10

T2 = 80:20

T3 = 70:30

T4 = 60;40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

Lampiran 17. Kurva penentuan IC50 dan hasil analisis antioksidan mutu terbaik
Kurva penentuan IC50 mutu terbaik

Ulangan 1

100
Konsentrasi (µg/mL)

80
60
40
ŷ = 13,49x - 632,1
20 R² = 0,846
0
45 47 49 51 53 55
%Inhibisi

Nilai IC50
ŷ = 13,49x – 632,1
50 = 13,49x – 632,1
50 + 632,1 = 13,49x
x = 50,563 µg/mL

Ulangan 2

100
Konsentrasi (ug/mL)

80
60
40 ŷ = 14,9 x - 697,9
20 R² = 0,868
0
44 46 48 50 52 54
% Inhibisi

Ulangan 3

100
Konsentrasi (ug/mL)

80
60
40 ŷ = 13,43x - 624,5
R² = 0,932
20
0
44 46 48 50 52 54
%Inhibisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

Hasil analisis aktivitas antioksidan mutu terbaik (µg/mL)

Bahan Konsentrasi (µg/mL) %Inhibisi


Ulangan IC50
(g) 3,12 6,24 12,5 25 50 100 3,12 6,24 12,5 25 50 100
Velva I 5,0043 0,288 0,280 0,274 0,270 0,258 0,252 45,966 47,467 48,593 49,343 51,595 52,720 44,839
Perlakuan II 5,0063 0,288 0,28 0,276 0,270 0,262 0,254 45,966 47,467 48,218 49,343 50,844 52,345 50,194
Terbaik III 5,0041 0,289 0,282 0,278 0,272 0,262 0,250 45,779 47,092 47,842 48,968 50,844 53,096 50,223
Rataan 0,288 0,281 0,276 0,271 0,261 0,252 45,904 47,342 48,218 49,218 51,094 52,720 50,327

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Lampiran 18. Hasil analisis antosianin (ppm)

Kadar
Perlakuan Ulangan Antosianin

T4P3 I 11,581

II 13,334

III 14,926

Rataan 13,280

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai