SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
LEMBAR PERNYATAAN
dosen pembimbing. Didalam skripsi ini segala data maupun informasi telah
dinyatakan dan dicantumkan dengan jelas dalam daftar pustaka dan bisa
Tinggiilain.
ABSTRAK
IVO DORRIS SILALAHI : Pengaruh Perbandingan Bubur Albedo Semangka Merah dengan
Terong Belanda dan Penambahan CMC terhadap Karakteristik Mutu Velva dibimbing oleh
LINDA MASNIARY LUBIS dan ELISA JULIANTI.
Penlitian dibuat guna mengevaluasi pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
merah dengan terong belanda dan penambahan CMC yang digunakan terhadap sifat fisik, kimia,
dan organoleptik dari velva. Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu: 1) pembuatan dan
pengujian karakteristik kimia bubur albedo semangka merah, and bubur terong belanda, 2)
pembuatan dan pengujian karakteristik fisik, kimia, dan sensori velva. 3) pemilihan perlakuan
yang menghasilkan velva dengan mutu terbaik dan pengujian aktivitas antioksidan dan total
flavonoid dari velva dengan mutu terbaik.
Hasil pada penelitian ini menyatakan bahwa bubur albedo semangka merah dengan
terong belanda menyatakan pengaruh berbeda sangat nyata dengan sifat fisik, kimia dan sensori
velva kecuali uji organoleptik aroma. Penambahan CMC menyatakan pengaruh beda sangat nyta
dngan sifat fisik, kimia dan sensori velva kecuali warna (oHue), uji organoleptic warna, aroma,
rasa. Interaksi antara pengaruh perbandingan bubur albedo semangka dengn terong belanda dan
penambahan CMC menyatakan pengaruh beda sangat nyata dengan kadar vitamin C dan waktu
leleh serta menyatakan pengaruh beda tidak nyata dengan nilai pH, total padatan terlarut, kadar
serat kasar, total asam, warna (oHue), nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma, nilai
organoleptik rasa, dan nilai orgnaoleptik tekstur. Formulasi yang menghasilkan velva dengan mutu
terbaik yaitu perbandingan bubur albedo semangka dengan terong belanda 60%:40% dan
penambahan CMC 0,7%. Velva dengan mutu terbaik mengandung aktivitas antioksidan 50,327
µg/mL, kadar antosianin 13,28 ppm dan kadar flavonoid 0,589 mg/g.
Kata kunci : Bubur Albedo Semangka Merah, Terong Belanda, CMC, Velva, Antioksidan dan
Kadar Vitamin C
ABSTRACT
IVO DORRIS SILALAHI: Effect of Ratio of Red Watermelon Albedo Porridge with Dutch
Eggplant and Addition of CMC on Velva Quality Characteristics guided by LINDA MASNIARY
LUBIS and ELISA JULIANTI.
This research was conducted to evaluate the effect of ratio of albedo red watermelon
porridge with Dutch eggplant and the addition of CMC used on the physical, chemical,and
organoleptic properties of velva. This research consisted of 3 (three) stages, namely: 1)
manufacturing and testing of chemical characteristics of red watermelon albedo pulp, and Dutch
eggplant porridge, 2) manufacturing and testing of physical, chemical, and sensory characteristics
of velva, 3) the selection of tretments that produce velva with the best quality and testing is
antioxidant activity and total flavonoids.
The results showed that the comparison of albedo red watermelon porridge with Dutch
eggplant had a very significant effect on the physical, chemical and sensory properties of velva
except the aroma organoleptic test. The addition of CMC had a very significant effect on physical,
chemical and sensory properties of velva except color (ohue), and color, aroma, taste
(organoleptic test). The interaction between the effect of ratio of watermelon albedo porridge with
dutch eggplant and the addition of CMC had a very significant effect (P<0,01) on vitamin C levels
and melting time and had a non-significant effect (P>0,05) on the pH value, total dissolved solids,
crude fiber content, total acid, color (ohue), color, aroma, taste, and texture (organoleptic test).
The formulation that produced velva with the best quality was the ratio of watermelon albedo pulp
with dutch eggplant (60%: 40%) and the addition of CMC of 0.7%. Velva with the best quality
contains antioxidant activity of 50,327 µg / mL, anthocyanin levels of 13.28 ppm and flavonoid
levels of 0.589 mg / g.
Keywords: Red Watermelon Albedo Porridge, Dutch Eggplant, CMC, Velva, Antioxidants and
Vitamin C level
RIWAYAT HIDUP
tanggal 19 Agustus 1997 dari Bapak Johan Wilson Silalahi dan Ibu Marditir
Kisaran, SMA Negeri 1 Kisaran dan di tahun 2015 penulis berhasil lulus di
TeknologiipPangan.
Keluarga Kristen Ilmu dan Teknologi Pangan (KKITP) USU dan anggota Ikatan
Velva”.
ii
KATA PENGANTARr
pertanian pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian
1. Bapak Johan Wilson Silalahi dan Ibu Marditir Marpaung sebagai orang tua
pembuatan skripsi ini. Kepada Abang Rinaldo Wilson Silalahi dan Adek
Donny Wilson Silalahi yang pasti selalu ada untuk menyemangati saya selama
pembuatan skiripsi.
2. Ibu Linda Masniary Lubis, S.TP, M.Si sebagai Dosen PembimbingiiI dan Ibu
Prof. Dr. Elisa Julianti, M.Si sebagai Dosen PembimbingiII yang sudah
penyusunan skripsi.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si selakuuKetuaaProgram Studi dan Ibu Mimi
4. Seluruh Dosen, dan semua pegawai. Program Studi. Ilmu dan Teknologi
iii
5. Para Sahabat (Tamara Agnes dan Rika A. Lumban Gaol) yang saling
membantu dan menyemangati penulis serta menghibur penulis pada saat kuliah
di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dan juga selama penyelesaian
skripsi ini.
7. Andre Dwika, Jefri Gibson, Cici dan teman-teman online yang turut membantu
8. Teman-teman seangkatan 2015, abang dan kakak 2012, 2013, 2014, adik-adik
Penulis
DAFTARiISIii
Hal
ABSTRAK .............................................................................................................. i
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang. ................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
Hipotesa Penelitian .............................................................................................. 5
DAFTAR TABEL
No. Hal
10. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC pada nilai pH
velva ................................................................................................................ 38
11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada total padatan terlarut pada velva ........................ 39
12. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC pada total padatan
terlarut velva................................................................................................... 41
13. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada kadar serat kasar velva ..................................... 42
14. Uji LSR efek tama pengaruh penambahan CMC dengan kadar serat kasar
pada velva........................................................................................................ 44
15. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap total asam pada velva .................................. 45
viii
16. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap total asam
pada velva........................................................................................................ 46
17. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap kadar vitamin C pada velva ......................... 48
18. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap kadar
vitamin C pada velva ....................................................................................... 49
19. Uji LSR interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap nilai kadar vitamin C velva ........... 50
20. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada warna (oHue) pada velva ................................... 53
21. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap waktu leleh pada velva ................................ 54
22. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap waktu leleh
pada velva........................................................................................................ 56
23. Uji LSR interaksi perbandingan bubur albedo semangka dengan terong
belanda dan penambahan CMC terhadap waktu leleh velva .......................... 58
24. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda pada nilai organoleptik warna pada velva .................. 59
25. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan bubur albedo semangka
dengan terong belanda terhadap nilai organoleptik rasa pada velva ............... 61
26. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan CMC terhadap nilai
organoleptik tekstur pada velva ...................................................................... 64
27. Karakteristik formula dari bubur albedo semangka dan terong belanda
dengan perbandingan 60%:40% dan konsentrasi CMC 0,7% ........................ 65
DAFTAR GAMBAR
No. Hal
10. Hubungan penambahan CMC terhadap total padatan terlarut velva .............. 41
12. Hubungan penambahan CMC pada kadar serat kasar velva ........................... 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
3. Kurva standar dan hasil analisis total flavonoid mutu terbaik ........................ 78
7. Data pengamatan dan tabel sidik ragam total padatan terlarut velva .............. 82
8. Data pengamatan dan tabel sidik ragam kadar serat kasar velva .................... 83
10. Data pengamatan dan tabel sidik ragam kadar vitamin C velva .................... 85
11. Data pengamatan dan tabel sidik ragam warna (oHue) velva ......................... 86
12. Data pengamatan dan tabel sidik ragam waktu leleh velva ............................ 87
13. Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik warna velva ............... 88
14.Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik aroma velva ................. 89
15. Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik rasa velva .................. 90
16. Data pengamatan dan tabel sidik ragam organoleptik tekstur velva ............... 91
18. Kurva penentuan IC50 dan hasil analisis antioksidan mutu terbaik................. 93
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
semangka yaitu 491.785 ton per tahun. Di Sumatera Utara produksi semangka
pada tahun 2010 adalah sebesar 68.189,5 ton, naik sebesar 57,83 persen dibanding
produksi di tahun 2009. Adanya kenaikan produksi ini dikarenakan naiknya luas
panen pada tahun 2010 sebanyak 2.654 hektar, mengalami kenaikan sebesar 14,79
persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2009 sebesar 2.312 hektar
(BPS, 2010).
muda, kuning) biasanya suka dikonsumsi sedangkan pada kulit semangka atau
albedo yang berwarna putih kurang disukai oleh masyarakat atau juga jarang
tubuh yaitu berbagai jenis vitamin (C, B2, B6, E), sitrulin, mineral, juga
mengandung pektin yang tinggi sebesar 13%. Peranan pektin atau zat pengental
sangat penting dalam mempengaruhi tekstur suatu produk pangan, yang pada
tropis berwarna kemerahan, berasa asam manis dengan warna daging merah
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
kesehatan, mempunyai aroma serta rasa segar. Terong belanda mempunyai gizi.
(Berawi and Asvita, 2016). Hal ini akan meningkatkan pemanfaatan buah terong
belanda dari suatu bahan pangan sehingga dapat dikembangkan menjadi produk
pangan yang bermutu, sehat serta buah terong belanda akan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dengan mengolahnya menjadi sutu produk pencuci mulut.
seperti es krim, sherbet, ices, dan yang lainnya, sangat digemari oleh masyarakat.
makanan. pencuci mulut beku, yang, sudah dikenal secara luas. Menurut Badan
Standarisasi Nasional (1995), es krim mengandung 2,7% protein, 5,0% lemak dan
Velva adalah salah satu produk olahan dingin (frozen dessert) berbasis
kemudian diaduk merata dengan tambahan gula dan penstabil, bisa ditambah
konsistensinya menyerupai produk es krim. Namun velva dan es krim itu berbeda
tidak mengandung susu dan memiliki tekstur yang kurang lembut daripada
rendah. Velva sangat bermanfaat bagi kalangan yang menjalanin diet namun tetap
memiliki vitamin C, serta tinggi serat yang terdapat di buah-buahan segar, dan
menggunakan albedo semangka merah dan terong belanda untuk menambah cita
rasa yang khas, dan untuk pewarna alami sehingga dapat meningkatkan nilai gizi
pada velva. Produk velva (frozen dessert) yang dihasilkan merupakan produk
yang sehat dan dapat bermanfaat bagi tubuh, penggunaan albedo semangka dan
penstabil sehingga dalam proses pencampuran, produk akan lebih padat dan stabil.
dalam produk, beku. Kelebihan CMC yaitu dapat memerangkap air dalam
kapasitas yang besar,serta memiliki harga yang tidak mahal (Dewi, 2010).
Perumusan Masalah
serta manfaat dari kulit semangka seperti kalsium, vitamin,.serta antioksidan yang
semangka kurang menarik dari segi warna. Oleh karna itu,ditambahkan buah lain
dengan, tujuan untuk membuat menarik velva albedo dari segi warna. Terong
belanda merupakan buah yang cocok untuk memperbaiki warna produk. Hal ini
dari albedo semangka merah serta dapat meningkatkan nilai gizi produk.
Pembuatan velva albedo semangka merah dan terong belanda memerlukan CMC
terbentuknya kristal es sehingga akan didapat tekstur akhir yang lebih lembut.
dari bubur albedo semangka merah dengan bubur terong belanda dan penambahan
perbandingan bubur albedo semangka merah dengan terong belanda dan jumlah
Tujuan Penelitian
merah dengan bubur,terong belanda dan penambahan CMC terhadap sifat fisik,
Kegunaan Penelitian
semangka merah, yaitu albedo, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya jual
Hipotesa Penelitian
dan penambahan CMC serta interaksi keduanya berpengaruh pada sifat kimia,
TINJAUAN PUSTAKA
(Wijayanto, 2012).
Gambar‟ 1.
Gambar‟ 1. Buahhsemangkaa‟merah
(Dokumentasi Pribadi)
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
sangat cepat karena umurnnya hanya enam bulan. Tanaman semangka memiliki
Semangka memiliki kulit yang tebal, licin, memiliki daging dan berwarna„hijau
2016).
buah semangka yang dihasilkan tergantung pada kultivarnya ada yang warna
merah maupun kuning. Kulit semangka yang berwarna putih biasa disebut albedo.
dan‟ kuning) sedangkan padallapisan putih jarang diminatii dan digunakan secara
pengemulsi, dan pembuatan gel (Triandini, dkk., 2014). Albedo buah semangka
Albedo semangka juga mempunyai kandungan sitrulin serta tinggi serat dan
kalium namun gula yang terkandung lebih sedikit dari daging buah semangka.
Terong Belanda
apabila buahnya masih mentah‟bercorak hijau garis abu dan berubah jadi merah
kurang tertarik untuk mengkonsumsinya. Hal ini dikarenakan buah terong belanda
mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh, memiliki zat pewarna alami yang
berfungsi untuk membuat produk menjadi lebih menarik yaitu zat antosianin, dan
juga memiliki asam yang tinggi sehingga tidak perlu penambahan asam saat
pengolahannya (Megawati, dkk., 2017). Buah terong belanda dapat diamati pada
Gambar 3.
kandungan vitamin yang tinggi mampu mencegah sariawan dan menjaga vitalitas
sembelit. Terong belanda lebih sesuai dihidangkan apabila dibuat menjadi suatu
olahan pangan, misalnya sirup, sari buah, atau aneka olahan lainnya (Suyanti,
Tabel 2.
Velva
Velva merupakan salah satu makanan beku yang hampir sama seperti es
krim namun rendah lemak dikarenakan tidak ada penambahan lemak susu,
kandungan lemak rendah ini dapat dijadikan suatu produk menggantikan es krim
rendah‟‟lemak (Dewi, 2010). Oleh karena itu produk velva memiliki peluang
untuk dijadikan sebagai makanan yang sehat dan murah serta memiliki rasa yang
velva, oleh karena itu standar mutu velva mengacu pada *SNI 01-3713-1995
yang digunakan. Produk velva ini diolah dengan bahan baku bubur buah
sedangkan water ice dan sherbet diolah dengan bahan baku yaitu sari buah
relatif rendah. Tekstur akhir dari velva yaitu sedikit kasar daripada es krim, hal ini
dipengaruhi oleh bahan baku yang dipakai saat proses pengolahan (Sakawulan,
dkk., 2014).
segala jenis macam buah yang dicampur dengan gula, penstabil, dengan adanya
penambahan asam ataupun tidak, lalu air dan dibekukan sampai bentuknya seperti
es krim. Komponen penyusun yang penting dalam proses pengolahan velva yakni
gula. Produk makanan beku tidak jarang menggunakan gula dalam proses
body maupun tekstur produk (Dewi, 2010). Selain itu, faktor lain yang dapat
2006).
8%. Selain memiliki fungsi untuk memberi rasaa‟manis. Gula juga‟ dapat
adonan supaya lebih banyak udara yang masuk ke dalam adonan maka didapat
kristal es yang kasar maka dihasilkan tekstur yang tidak kasar, dihasilkan produk
yang sama serta memiliki kemampuan leleh yang bagus saat pencairan. Produk
velva ini menggunakan bahan penstabil salah satunya yaitu CMC‟ (Carboxy
Cellulosa, „gelatin, natrim alginat, pektin, gum‟ arab, dan agar-agar. Dalam
penelitian ini menggunakan CMC untuk bahan penstabil karena CMC memiliki
nilai tambah karena bisa memerangkap dengan kemampuan yang tinggi, dan
menyebabkan efek buruk bagi tubuh. Apabila keseringan dikonsumsi dan tidak
Bab III, Carboxil Methil Cellulosa merupakan bahan tambahan jenis BTP
2%%(Widiantoko, 2013).
Penelitian Sebelumnya
semangka merah dan terong belanda dalam pembuatan selai lembaran, dan
dalam penelitiannya menunjukkan kombinasi daging buah dan air yang tepat yaitu
2:1.
terbaik dihasilkan dengan perbandingan puree wortel dan air ‘1:1, kkonsentrasi
gulaa25%, dan‟ konsentrasii CMC‟ 0,5%. Kekentalan dan juga daya leleh velva
METODE PENELITIAN
penelitian aquadest, NaOH, H2SO4, „asam oksalat, asam askorbat, HPO3, garam
kertas‟ whattman, desikator, oven, dan alat gelas lainnya untuk analisa mutu
produk.
Metode Penelitian
17
T1 = 90% : 10%
T2 = 80% : 20%
T3 = 70% : 30%
T4 = 60% : 40%‟
P1 = 0,5%
P2 = 0,6%
P3 = 0,7%
Banyaknyaakombinasiiperlakuannatau‟treatment’combination’(Tc) adalah
sampel.
Model Rancangan
Keterangan:
pada ulanganiik
αi : Efekiifaktor T di tarafiike i
βj : Efekiifaktor P di tarafiike j
εij : Efek galat faktor T di taraf ke i dan faktor P di taraf ke j dalam ulangan
ke k
(LSR).
Tahapan Penelitian’
diperoleh dilakukan analisa kadar antioksidan, kadar vitamin C, total asam, total
padatan terlarut , serta serat kasar. Skema pembuatan bubur albedo semangka
daging dan biji buah lalu‟dihaluskan dengan blender nrasio 2:1 yaitu daging buah
serta biji banding air, maka diperoleh bubur dan juga biji dari terong‟belanda.
Pembuatan velva
bubur terong belanda sebanyak 100 g dengan persentase 90% : 10%, 80% : 20%,
70% : 30%, 60% : 40%. Lalu ditambahkan gula pasir sebanyak 25% dari berat
bubur dan penstabil CMC dengan persentase 0,5%, 0,6%, 0,7% dari berat bubur
blender selama 5 menit agar gula dan CMC larut serta tercampur merata dengan
bubur buah. Setelah itu dilakukan pendinginan (aging) dalam chiller dengan suhu
5-6oC selama ± 5 jam. Proses ini dilakukan agar air bebas di produk dapat diikat
menit untuk proses homogenisasi bahan. Pencampuran yang kedua ini bertujuan
agar diperoleh velva yang lembut dan diperoleh kristal es yang kecil. Kemudian
dilakukan pembekuan di freezer dengan suhu -20oC selama 24 jam. Velva yang
warna, tekstur, rasa dan aroma. Lalu diperoleh perlakuan terbaik velva dari hasil
flavonoid dan kadar antosianin. Skema pembuatan Velva dapat dilihat di „Gambar
6.
Semangkaa Merahh
Albedo
Dihaluskan menggunakan‟blenderrdengan‟
penambahan air 2:1 Analisa:
- Uji Antioksidan
- KadarVitamin C‟
- TotallAsam‟
Bubur Albedo - Total Padatan
Semangka Terlarut‟
- Serat Kasar
Buah Terong
Belanda
Pencucian dengannair‟mengalir‟
dilakukan dengan cara analisa sebagai berikut: kadar serat kasar (%), totallpadatan
Nilai pH
pada sampel sampai didapat hasil angka yang stabil, kemudian hasil pH sampel
Kadarrserattkasarr
Kertas whattman 41 yang telah ditulis nomor kemudian diovenkan dengan suhu
FP‟ = FaktorrPengencerr
Kadar Vitamin C
- Asammoksalatt3%‟dibuattdenganncara‟melarutkan‟asammoksalat‟ batang
di dalam „aquadest.
rumus:
,5
aktor d e =
iter
Total asam
diaduk rata. Dilakukan penyaringan menggunakan kapas dan diletakkan pada labu
ukur, lalu ditambahi aquadest sebanyak 100 ml sampai tanda tera dan dilakukan
tetes. Kemudian pentitrasian memakai NaOH 0,01N. Titrasi akan berhenti apabila
terjadi perubahan menjadi warna merah muda yang stabil. Kandungan total asam
Warna (oHue)
Hutching, (1994). Alat Minolta (tipe CR 400, Jepang) merupakan alat pengujian
start maka didapat angka L*, a*, b* dari sampel berkisar 0(black) dan
hijau dari warna merah dan nilai “-a*”(negatif) dari 0 sampai -80 warna hijau.
kuning dan nilai 0 sampai -80 warna biru. Tanda L* merupakan kecerahan
produk. Tingkat kecerahan produk yang semakin tinggi maka Nilai L*akan tinggi.
Kemudian bila dicari nilai oHue dari nilai a* dan b* menggunakan cara sebagai
berikut.
o
Hue = tan Apabila didapat hasilnya :
Waktu Leleh
Pengujian waktu leleh ini dilakukan dengan metode „Hubeis, „dkk. (1996).
dan sudahhtidakkadaakristall‟es.
yang‟dilakukannoleh‟Frindyani (2016).
Ekstraksi sampel
kemudian direndam etanol teknis sebanyak 100 ml. Maserasi dilakukan dengan
menggunakan shaker selama ± 10 jam. Hal ini diulangi kembali hingga diperoleh
Larutan DPPH
a. Larutan kontrol
(pa) pada 1,5 ml larutan DPPH dalam tabung reaksi. Ditentukan absorbansi pada
b. Larutan sampel
larutan induk. Kemudian di pipet 15,6 µl, 31,2 µl, 62,5 µl, 125µl, 250µl, dan
larutan sampel. Pengukuran absorbansi dari sampel bahan baku dalam penelitian
ini dilakukan sebanyak 3 kali ulangan (triploid) yang digunakan untuk analisis
albedo semangka dan bubur terong belanda dapat dilihat pada Lampiran 1.
metode perbedaan pH yang telah dilakukan oleh Giusti dan Wrolstad, (2001).
Cara membuat pH 1 yakni dilarutkan KCl sebesar 0,186 g dalam aquadest 100 ml
dan pH ditepatkan menjadi 1,0 ± 0,05 dengan HCl 37%. Cara membuat pH 4,5
HCl 37%.
tepat menjadi „50 ml. Apabila warna yang terbentuk ungu kemerahan
menandakan adanya antosianin dalam bahan. Setelah itu, didiamkan 16 jam lalu
diambill 1‟ mll filtrat dan ditambahkan buffer asetat pH 4,5 sebanyak 9 mL dan
diaduk dengan vortex. Absorbansi dari bahan diukur dengan alat spektrofotometer
A x BM x FP x 1000
Kadar antosianin (ppm) =
∑ x 1 x Ws
Keterangan:
A : nilai absorbansi
FP : faktor pengenceran
glukosida
Kadar flavonoid
pelarutnya sampai tanda tera (kadar kuersetin menjadi 0,1 mg/mL). Kurva standar
dibuat dengan cara larutan 0,1 mg/mL di ambil sebesar 0,5 mL, 1,0 mL, 1,5 mL,
2,0 mL dan 2,5 mL dan dilarutkan di labu ukur 10 mL menggunakan etanol (kadar
larutan standar menjadi 0,005 mg/mL, 0,01mg/mL, 0,015 mg/mL, 0,02 mg/mL,
dan dicampurkan dalam 2mL akuadest dan 0,15 mL NaNO2 5%, selanjutnya
denganpanjang gelombang 510 nm. Kurva standar didapat dari hubungan antara
0,15 mL, AlCl3 10%, lalu dibiarkan lagi sampai 6 menit. Larutan sampel
cara:
Kesimpulan.
beda sangattnnyata. (P<0,01).di nilai pH, total. padatan ,terlarut, kadar. serat
kasar, total asam, kadar vitamin C, warna, (oHue), waktu leleh, uji
tekstur.
beda, tidak nyata,(P<0,05). pada nilai pH, total. padatan terlarut, kadar serat
4. Velva dengan mutu terbaik diperoleh pada perlakuan T4P3 yaitu perbandingan
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
aktivitas antioksidan 52,857 µg/mL, kadar antosianin 13,28 ppm, dan kadar
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andreasen, T. G. dan Nielsen. 1998. Ice cream and Aerated Dessert. London
Weinheim-New York-Tokyo: The Technology of Dairy Products Blackie
Academis and Professional.
Angelia, I. O. 2017. Kandungan pH, total asam tertirasi, padatan terlarut dan
vitamin C pada beberapa komoditas hortikultura. Journal of agritech
Science. 1(2):68-74.
Arbuckle, W. dan Marshall, R. T. 1996. Ice Cream. Edisi Kelima. New York:
International Thompson Publishing.
Asikin, N., Ali, A. dan Harun, N. 2017. Penambahan buah nangka (Artocarpus
heterophillus) dalam pembuatan selai albedo semangka (Citrullus vulgaris
schard). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
4(1):1-12.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Produksi Hortikultura tahun 2014.
Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementerian Pertanian.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Syarat mutu es krim SNI 01-3713-
1995, Jakarta.
Cahyanta, A. N. 2016. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun pare metode
kompleks kalorimetri dengan pengukuran absorbansi secara
spektofotometri. Para Pemikir. 5(1): 58-61.
Cidadapi, I. 2016. Ramuan Herbal Ala Thibun Nabawi, Jakarta: Putra Danayu
Publisher.
70
Dewi, R. K. 2010. Stabilizer concentration and sucrose to the velva tomato fruit
quality. Jurnal Teknik Kimia. 4(2): 330-334.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1972. Food Composition Table For
Use In East Asia. FASEB, USA.
Graham, 1977. The demand for insurance and protection: the case of irreplaceable
commodities. Quaterly Journal of Economic. 41 (1): 143-156.
Hakim, Purwadi, L., dan Padaga, M. 2012. Penambahan guar gum pada
pembuatan es krim instan ditinjau dari viskositas over run dan kecepatan
memeleh (Online). (http//fapet. Ub. Ac. Id/ wpcontent / uploads/ 2013 / 04/
PenambahanGuarGum-Pada-Pembuatan- Es-Krim-Instan-Ditinjau-Dari-Viskositas-
Overrun-DanKcepatan Melelh.pf.diakses 20 Januari 2015.
Handoko, I. C., Suprijono, M.M. dan Widyawati, P. S. 2017. Sifat fisik dan
organoleptik velva manalagi. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 16(1):42-
46.
Hutching, 1994. Food Colour and Appearance. Chapman & Hill. London:Blackie
Academy & Profesional.
Mariani, S., Rahman, N, dan Supriadi, S. 2018. Uji aktivitas antioksidan ekstrak
buah semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Akademika Kimia. 7(3): 107-
118.
Maulidarmi. 2004. Pengaruh suhu dan waktu pemanasan bubur buah terong pirus
terhadap mutu sirup yang dihasilkan. [Skripsi]. Fakultas Pertanian.
Universitas Andalas, Padang.
Nismara, N. 2017. Daya terima dan kandungan gizi selai dari kulit semangka
(Citrullus lanatus) dan labu kuning (Churcibita moshata).[Skripsi].
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rakhmawati, R. dan Yunianta, Y. 2015. Pengaruh proporsi buah : air dan lama
pemanasan terhadap aktivitas antioksidan sari buah kedondong (Spondias
dulcis). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3 (4): 1682-1693.
Sakawulan, D., Budi, F. S. dan Syamsir, E. 2014. Pembuatan velva fruit pisang
dengan bahan dasar tepung pisang dan carboxy methyl cellulose sebagai
bahan penstabil. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3(4): 182-187
Sulastri, T. 2008. Pengaruh persentase gum arab terhadap mutu velva buah selama
penyimpanan dingin. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Tantono, E., Efeendi, R. dan Hamzah, F. H. 2017. Variasi rasio bahan penstabil
CMC (carboxy methyl cellulose) dan gum arab terhadap mutu velva
alpukat (Porsea Americana Mill). Jurnal Online Mahasiswa, Fakultas
Pertanian Universitas Riau. 4(2): 1-15.
Widiantoko, R. K. 2013. Karakteristik sifat Na-CMC, gum arab dan xathan gum.
https://https://wordbroken. Wordpress.com.
Wijayanto, T. 2012. Respon hasil dan jumlah biji buah semangka (Citrullus
vulgaris) dengan aplikasi hormone giberelin (GA3) response of yield and
seed number of watermelon (Citrullus vulgaris) teared with hormone
gibberellin (GA3). Jurnal Agroteknos. 2(1): 57-62.
Winarno, F. G. 1991. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ulangan 1
100
Konsentrasi (µg/mL)
80
60
40
ŷ = 21,74x - 1042,
20 R² = 0,846
0
47 48 49 50 51 52
%Inhibisi
Perhitungan:
Nilai IC50
ŷ = 21,74x - 1042
50 = 21,74x - 1042
50 + 1042 = 21,74x
x = 50,230µg/mL
Ulangan 2
100
Konsentrasi (ug/mL)
80
60
40
ŷ = 16,53x - 789,2
20
R² = 0,753
0
46 47 48 49 50 51 52 53
%Inhibisi
Ulangan 3
100
Konsentrasi (ug/mL)
80
60
40
ŷ = 12,32x - 564,8
20 R² = 0,768
0
45 46 47 48 49 50 51 52
%Inhibisi
Ulangan 1
100
Konsentrasi (µg/mL)
80
60
40
ŷ = 18,93x - 868,1
20 R² = 0,762
0
44 45 46 47 48 49 50
%Inhibisi
Nilai IC50
ŷ = 18,93x – 868,1
50 = 18,93x – 868,1
50 + 868,1 = 18,93x
x = 48,500 µg/mL
Ulangan 2
100
80
Konsentrasi (µg/mL)
60
40
ŷ = 19,13x - 892,6
20 R² = 0,841
0
45 46 47 48 49 50 51 52
%Inhibisi
Ulangan 3
100
Konsentrasi (µg/mL)
80
60
40
ŷ = 16,34x - 758,4
20
R² = 0,807
0
45 46 47 48 49 50 51 52
%Inhibisi
Bahan Bahan
Konsentrasi (µg/mL) %Inhibisi
Baku Ulangan (g) IC50
3,12 6,24 12,5 25 50 100 3,12 6,24 12,5 25 50 100
Albedo I 5,0006 0,280 0,276 0,272 0,268 0,262 0,258 47,467 48,218 48,968 49,719 50,844 51,595 50,230
Semangka II 5,0003 0,282 0,278 0,268 0,265 0,260 0,255 47,092 47,842 49,719 50,281 51,220 52,158 50,768
III 5,0004 0,291 0,288 0,280 0,270 0,260 0,258 45,403 45,966 47,467 49,343 51,220 51,595 49,903
Rataan 0,284 0,281 0,273 0,268 0,261 0,257 46,654 47,342 48,718 49,781 51,094 51,782 50,300
Bahan Bahan
Konsentrasi (µg/mL) %Inhibisi
Baku Ulangan (g) IC50
3,12 6,24 12,5 25 50 100 3,12 6,24 12,5 25 50 100
Terong I 5,0007 0,292 0,287 0,281 0,276 0,272 0,268 45,216 46,154 47,280 48,218 48,968 49,719 48,500
Belanda II 5,0004 0,288 0,282 0,278 0,273 0,268 0,262 45,966 47,092 47,842 48,780 49,719 50,844 49,273
III 5,0003 0,290 0,284 0,276 0,272 0,268 0,260 45,591 46,717 48,218 48,968 49,719 51,220 49,474
Rataan 0,290 0,284 0,278 0,274 0,269 0,263 45,591 46,654 47,780 48,655 49,468 50,594 49,082
Lampiran 3. Kurva standar dan hasil analisis total flavonoid mutu terbaik
Kurva standar total flavonoid (kuersetin)
Kurva Standar
0,120
0,120
0,100
0,100 ŷ = 3,526x + , 11
r = 0,989
Absorbansi 510 nm
0,080
0,080
0,060
0,060
0,040
0,040
0,020
0,020
0,000
0,000
00 0,005
0,005 0,01
0,01 0,015
0,015 0,02
0,02 0,025
0,025 0,03
0,03
Konsentrasi (µg/ml)
T4P3 1 0,562
2 0,562
3 0,642
Rataan 0,588
Total Asam
Kode %TA Rataan
U1 2,0075
U2 2,0082 2,0076
U3 2,0069
Keterangan: Asam dominan albedo semangka = asam malat
KVC
Ulangan Rataan
(mg/g)
1 99,823
2 103,111 101,428
3 101,349
Tabellsidikkragam.nilai pH.
SK. db. JK. KT. F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 1,307 0,119 16,074 ** 2,22 3,09
T 3 .1,232 0,411 55,565 ** 3,01 4,72
P. 1 0,044 0,044 5,977 * 4,26 7,82
.P Linier 1 .0,060 0,060 8,173 ** 4,26 7,82
.P Kuadratik 1 .0,002 0,002 0,298 tn 4,26 7,82
TP 6 0,012 0,002 0,274 tn 2,51 3,67
Galat. .24 .0,177 .0,007
Total. .35 1,484
Keterangan
FK= 694,911
KK= 1,956
** = beda sangattnyata
* = beda nyata
tn = tidakknyata
Tabel sidikkragamitotallpadatantterlarut,velva
SK. db. JK. KT. F. Hit. F0,05. F0,01.
Perlakuan 11 44,62 4,06 3,18 ** 2,22 3,09
T 3 18,40 6,13 4,81 ** 3,01 4,72
P 1 0,03 0,04 0,03 tn 4,26 7,82
P Linier 1 21,88 21,88 17,16 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 0,01 0,01 0,01 tn 4,26 7,82
TP 6 4,33 0,72 0,57 tn 2,51 3,67
Galat 24 30,601 1,275
Total 35 75,222
Keterangan
FK= 20992,32
KK= 4,68
** = berbeda sangat nyata
tn = tidakiinyata
TabeliisidikiiragamiikadarivitaminiiC
SK. db. JK KT F.Hit. F.0,05. F.0,01.
Perlakuan 11 114,37 10,40 26,99 ** 2,22 3,09
T 3 87,39 29,13 75,63 ** 3,01 4,72
P 1 0,39 0,39 1,00 tn 4,26 7,82
P Linier 1 16,64 16,64 43,21 ** 4,26 7,82
P Kuadratik 1 1,35 1,35 3,50 tn 4,26 7,82
TP 6 8,99 1,50 3,89 ** 2,51 3,67
Galat 24 9,24 0,39
Total 35 123,62
Keterangan
FK = 8231,99
KK= 4,10
** = beda sangatiinyata,
tn. = tidak nyataai
T1= 90:10
T2 = 80:20
T3 = 70:30
T4 = 60;40
Lampiran 17. Kurva penentuan IC50 dan hasil analisis antioksidan mutu terbaik
Kurva penentuan IC50 mutu terbaik
Ulangan 1
100
Konsentrasi (µg/mL)
80
60
40
ŷ = 13,49x - 632,1
20 R² = 0,846
0
45 47 49 51 53 55
%Inhibisi
Nilai IC50
ŷ = 13,49x – 632,1
50 = 13,49x – 632,1
50 + 632,1 = 13,49x
x = 50,563 µg/mL
Ulangan 2
100
Konsentrasi (ug/mL)
80
60
40 ŷ = 14,9 x - 697,9
20 R² = 0,868
0
44 46 48 50 52 54
% Inhibisi
Ulangan 3
100
Konsentrasi (ug/mL)
80
60
40 ŷ = 13,43x - 624,5
R² = 0,932
20
0
44 46 48 50 52 54
%Inhibisi
Kadar
Perlakuan Ulangan Antosianin
T4P3 I 11,581
II 13,334
III 14,926
Rataan 13,280