Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

DI DAERAH MALUKU

Oleh :

FANNY WULANDINI

XII MIA I

SMA NEGERI 1 LIRIK

TAHUN AJARAN 2021/ 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Mutu Pelayanan Kesehatan Di Daerah Maluku”. Pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linarsih W,S.Sos selaku guru
pengajar Geografi yang membimbing dalam pengerjaan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa lebih baik lagi di masa mendatang.

Lirik, 18 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
BAB II.........................................................................................................................
TINJAUAN TEORI...................................................................................................
2.1 Pengertian Mutu...........................................................................................
2.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan......................................................
BAB III.......................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................
3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Mutu Layanan Kesehatan...............
3.2 Gambaran Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Daerah Maluku......
BAB III.....................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
4.1 Kesimpulan......................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara berkembang seperti Indonesia, kesejahteraan masyarakat sangat


tergantung pada kemampuan mereka untuk mendapatkan akses pelayanan publik seperti
pelayanan ekonomi, pelayanan kesehatan dan sebagainya. Akan tetapi karena permintaan
melebihi kemampuan pemerintah untuk memenuhi maka timbul situasi "kekurangan"
sehingga diperlukan suatu pengalokasian pusat-pusat pelayanan publik pada masyarakat
yang benar-benar optimal dalam pemerataannya, baik dalam dimensi spasial maupun
struktur sosial. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Keberadaan pelayanan kesehatan tersebut dipengaruhi oleh
keberadaan unit pelayanan kesehatan itu sendiri, mulai dari kondisi fisik bangunan,
ketersediaan alat dan tenaga, serta manajemen pelayanan termasuk didalamnya mutu
pelayanan.

Rumah Sakit sebagai salah satu institusi yang memberikan pelayanan kesehatan,
memiliki tanggung jawab yang sama dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peran tersebut saat ini makin menonjol
mengingat munculnya perubahan-perubahan pola penyakit, perubahan struktur
demografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan sosial
ekonomi masyarakat. Kesemua faktor tersebut turut mempengaruhi harapan masyarakat
akan pelayanan yang bermutu (Aditama, 2004). Mengukur mutu pelayanan rumah sakit
dilakukan secara tidak langsung melalui petunjuk-petunjuk (indikator, kriteria, dan
standar) yang dianggap relevan dengan aspek-aspek tertentu yang ada perannya dalam
produksi jasa. Indikator pelayanan rumah sakit dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan (Jacobalis, 2004)

Kualitas atau mutu pelayanan dan kepuasan pasien mempunyai hubungan yang
sangat erat. Pelayanan Rumah Sakit yang berkualitas akan memberikan kepuasan kepada
pasien dan menjadi awal membangun hubungan yang kuat untuk jangka waktu yang
panjang. Dalam jangka waktu yang panjang ikatan seperti ini memungkinkan rumah sakit
untuk memahami dengan seksama harapan pasien serta kebutuhan mereka.Ikatan tersebut

1
memberikan keuntungan bagi rumah sakit berupa finansial dan juga pasien dengan
kesembuhannya. (Laksono, 2008)

Kondisi geografis Provinsi Maluku yang terdiri dari gugusan pulau menjadi
tantangan tersendiri buat pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. Perlu langkah khusus
agar pelayanan kesehatan dirasakan merata oleh semua penduduk Maluku. Menurut
(Azwar, 2010), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diambil beberapa permasalahan


sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari mutu pelayanan kesehatan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan di daerah
Maluku?
3. Bagaimana mutu pelayanan kesehatan di daerah Maluku?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka saya akan memberikan beberapa


tujuan dari penulisan makalah ini, di antaranya adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari mutu pelayanan kesehatan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan di
daerah Maluku.
3. Untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan di daerah Maluku.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Mutu

Mutu adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan (Azwar,2010).

Menurut (Garvin, 1998) mutu adalah suatu kondisi dinamis yang


berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Selera atau harapan konsumen pada suatu produk juga harus berubah atau
disesuaikan. Mutu adalah Nilai total suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan produk dan pelayanan tersebut dalam
memenuhi kebutuhan pasien (American Society for Quality Control).

Menurut Goetsch dan Davis (1994), mutu (quality) merupakan suatu


kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Definisi ini didasarkan atas
elemen sebagai berikut:

a. Mutu meliputi usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan


b. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
c. Mutu merupakan kondisi yang selalau berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan mutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada masa yang
akan datang).

Menurut IBM (1982) mutu adalah memenuhi persyaratan yang diminta


konsumen, baik konsumen internal maupun eksternal dalam hal layanan, dan
produk yang bebas cacat. Mutu merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan
dan harapan konsumen baik internal maupun eksternal. Mutu juga dapat diatrikan
sebagai suatu proses perbaikan yang bertahap dan terus menerus (Al-Assaf, 2003)

3
2.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien (Kemenkes)
Peningkatan Mutu Pelayanan adalah memberikan pelayanan secara efisien
dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan
secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi
tepat guna dalam mengembangkan pelayanan kesehatan sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal (Nursalam,2011).
Menurut Djoko Wijono (1999) mutu pelayanan kesehatan dapat semata-
mata dimaksudkan adalah dari aspek teknis medis yang hanya berhubungan
langsung antara pelayanan medis dan pasien saja, atau mutu kesehatan dari sudut
pandang sosial dan sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk
akibat-akibat manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan
lainnya.
Mutu pelayanan kesehatan adalah Pelayanan medis yaitu suatu derajat
kesempurnaan pelayanan rumah sakit atau instansi kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan
efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum
dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat konsumen (Depkes)
Dari batasan ini, dapat dipahami bahwa mutu pelayanan hanya dapat
diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat
kesempurnaan, sifat, wujud serta ciri-ciri pelayanan kesehatan, dan ataupun
kepatuhan terhadap standar pelayanan. Dalam praktek sehari-hari melakukan
penialaian ini tidaklah mudah. Penyebab utamanya ialah karena mutu pelayanan
tersebut bersifat multi dimensional. Sebab setiap orang, memberikan penilaian
tergantung cara pandang dari latar belakang dan kepentingan masing-masing,yang
dapat melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda.
Menurut Pohan (2006) dalam bukunya “Jaminan mutu layanan
kesehatan”, menerangkan bahwa perspektif mutu pelayanan kesehatan dapat
dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu:

4
a. Perspektif pasien/masyarakat Pasien atau masyarakat melihat layanan
kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara
yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan
keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit.
Pandangan pasien/masyarakat ini sangat penting karena pasien yang merasa
puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali.
b. Perspektif pemberi layanan kesehatan Pemberi layanan kesehatan (provider)
mengaitkan layanan kesehatan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan,
prosedur kerja atau protokol, kebebasan profesi dalam setiap melakukan
layanan kesehatan sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir dan
bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan kesehatan itu.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Mutu Layanan Kesehatan

Menurut Parasuraman faktor-faktor yang mempengaruhi mutu terbagi menjadi


8,yaitu:
1. Keterjangkauan atau akses terhadap pelayanan
Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan
geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa. Akses
geografis dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan dan
hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Akses ekonomi berkaitan dengan kemampuan
memberikan pelayanan kesehatan yang pembiayaannya terjangkau pasien
(affordability).
2. Efektifitas
Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau
mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit serta
berkembangnya dan atau meluasnya penyakit yang ada. Efektifitas bergantung
pada bagaimana standar layanan kesehatan digunakan dengan tepat, konsisten,
dan sesuai dengan situasi setempat.Assurance (kepastian): dimensi mutu
pelayanan yang mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para karyawan
dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko atau keragu-raguan
3. Efisiensi
Efisiensi layanan kesehatan sangat penting. Layanan kesehatan yang efisien
dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat karenaefisiensi akan
mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apabila sumber daya pelayanan
kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efesien akan memberikan
perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan
masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan
sumberdaya yang dimiliki. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang

6
tidak efektif atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan.
Dengan cara ini, kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan biaya. Pelayanan
yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak perlu terjadi dan
kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan waktu lama untuk
memperbaiki.
4. Keamanan
Keamanan (safety) berarti mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping,
atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan. Keamanan pelayanan
melibatkan petugas dan pasien. Dan Pasien harus dilindungi disamping itu,
juga ada unsur keamanan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah
sakit, misalnya jika ruang tunggu pasien yang punya risiko infeksi biasa
ditulari pasien infeksi lain jika tidak diambil tindakan pengamanan.
5. Kenyamanan
Keramahan/kenikmatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak
berhubungan langsung dengan efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi
kepuasan pasien untuk kembali ke fasilitas kesehatan guna memperoleh
pelayanan berikutnya. Kenyamanan juga penting karena dapat mempengaruhi
kepercayaan pasien dalam pelayanan kesehatan.
6. Informasi
Layanan Kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang
jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan kesehatan itu
akan dan/atau telah dilaksanakan. Dimensi informasi ini sangat penting pada
tingkat puskesmas dan rumah sakit.
7. Ketepatan Waktu
Agar berhasil, layanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu dan cara
yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang tepat, dan menggunakan peralatan
dan obat yang tepat, serta dengan biaya yang efesien (tepat).
8. Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia berkaitan dengan interaksi antara petugas kesehatan
dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan masyarakat.
Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas
dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif,
memberikan perhatian, mendengarkan keluhan dan berkomunikasi dengan
baik.

7
3.2 Mutu Pelayanan Kesehatan di Daerah Maluku

Dinas Kesehatan adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berada


dalam lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku yang bertanggung jawab dalam
merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang kesehatan baik
yang mengacu pada kebijakan-kebijakan pembangunan kesehatan nasional dan
daerah, maupun melalui koordinasi bersama dengan setiap kabupaten/kota dalam
lingkup Provinsi Maluku.

Tingkat pelayanan kesehatan pada tahun 2020 di provinsi Maluku


mengalami peningkatan, walaupun tidaklah signifikan. Namun setidaknya
masyarakat terpencil yang ada di provinsi ini kesehatannya masih bisa terakses.
Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang
ditetapkan, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi setiap pasien (Kemenkes).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Dr. Ike Pontoh, memaparkan


hasil evaluasi yang dilakukan yaitu ada peningkatan kesehatan walaupun
peningkatannya tidak signifikan. Namun yang terpenting hal ini perlu lagi
tingkatkan jangan sampai dikemudian hari alami penurunan. Kondisi wilayah
Maluku yang 90 persen lautan, tentunya membutuhkan berbagai upaya dan
strategi, sehingga masyarakat yang terakses dengan pelayanan kesehatan bukan
hanya di kota saja, namun juga di daerah-daerah terpencil.

Pelayanan yang diberikan dapat diandalkan apabila sesuai dengan


keinginan konsumen berkaitan dengan kecepatan waktu pelayanan serta
keakuratan dalam memberikan pelayanan yang akhirnya akan berdampak pada
tercapainya kepuasan konsumen. Ketepatan waktu mencakup dua hal pokok,
yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya
(dependability). Hal ini berarti rumah sakit memberikan jasanya secara tepat
semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa rumah
sakit yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya
sesuai dengan jadwal yang disepakati". Ketepatan waktu dalam pelayanan
merupakan kemampuan Rumah Sakit memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan, yaitu meliputi kecepatan dan ketepatan petugas didalam memberikan
pelayanan meliputi ketepatan dalam prosedur penerimaan pasien, pendaftaran,

8
waktu menunggu, waktu diperiksa dan mendiagnosa penyakit serta kesembuhan
penyakit.

Perbaikan atau peningkatan mutu bertujuan untuk mencapai kinerja yang


optimal, proses operasional juga harus optimal. Kegiatan peningkatan mutu
meliputi mengidentifikasi proses, membentuk tim untuk melakukan perbaikan
proses tersebut, melakukan diagnosis dan analisis untuk mencari penyebab dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang utama dan mengembangkan kegiatan-
kegiatan korektif dan preventif serta melakukan uji coba dan berikan rekomendasi
untuk perbaikan yang efektif. Pengendalian mutu bertujuan untuk dokumentasi
dan sertifikasi bahwa tujuan mutu tercapai. Dalam memilih metode dan
menyusun instumen pengukuran yaitu melakukan pengukuran secara nyata,
memahami dan menganalisis serta melakukan interpertasi antara kenyataan
dibandingkan standar serta melakukan tindakan koreksi terhadap adanya
kesenjangan antara kenyataan dan standar.

Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan dalam pelayanan, misalnya


ketersediaan peralatan, pegawai yang terampil dan berdisiplin dan birokrasi yang
tidak berbelit-belit. Kondisi ini perlu disikapi secara positif, pentingnya
kehandalan dalam suatu pelayanan jasa adalah layanan dapat memuaskan
konsumen yang dilayani, maka waktu pelayanannya harus tepat. Apabila seluruh
indikator ketepatan waktu sebagaimana yang diuraikan di atas dapat diwujudkan
maka dapat meningkatkan pelayanan yang cepat dan tepat. Dari mutu pelayanan
kesehatan yang ditemui di daerah Maluku masih dikatan rendah, untuk itu perlu
dilakukan evaluasi untuk meningkatan mutu kesehatannya.

Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi


yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan kesehatan
itu akan dan/atau telah dilaksanakan. Penelitian Leine (1996) menyatakan bahwa
ketersediaan informasi merupakan faktor terpenting bagi pasien didalam persepsi
mutu pelayanan kesehatan. Bahkan Surjadjaja (1998) menemukan dalam
penelitiannya bahwa persepsi pasien mengenai pelayanan bermutu yaitu jika
pasien diberi informasi dengan jelas dan dapat dipahami. Dengan meningkatnya
tingkat kesejahteraan masyarakat serta pendidikan yang telah berkembang, maka

9
masyarakat kini telah menyadari akan haknya sebagai pasien dan mereka akan
menuntut ketersediaan informasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan.

Hubungan antar manusia memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan


kepuasan pasien. Semakin mudah pasien melakukan komunikasi dengan petugas
kesehatan, semakin ramah petugas kesehatan memberikan perhatian kepada
pasien dan semakin mudah pasien menyalurkan aspirasinya maka akan semakin
tinggi pula kepuasan yang dirasakan oleh pasien. Dalam memberikan pelayanan,
hubungan antar manusia merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap
penilaian pasien tentang mutu pelayanan, sehingga apabila sikap petugas dalam
memberikan pelayanan dapat memuaskan pasien maka pasien akan kembali
memeriksakan kesehatannya ke Rumah Sakit. Tenaga Kesehatan sebagai tenaga
profesional yang bertanggung jawab meningkatkan kesehatan dengan kompetensi
dan kewenangan yang dimiliki sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat dicapai
dan ditingkatkan di daerah Maluku.

Mutu kebersihan rumah sakit merupakan salah satu aspek yang


mempengaruhi kepuasan pasien. Sedangkan dalam Muninjaya (2004) disebutkan
bahwa kenyamanan ruang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, kenyamanan ruang periksa dan ruang tunggu merupakan
aspek penting bagi suatu jasa pelayanan kesehatan karena kenyamanan bisa
memberikan warna pada suasana hati pemakai jasa pelayanan sehingga dapat
mempengaruhi penilaian terhadap jasa tersebut.

Kenyamanan layanan menjadi faktor penting dalam memberikan kepuasan


kepada pelanggan terutama pada industri jasa, menghiraukan faktor tersebut dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Sebagai contoh seorang pelanggan memesan
makanan di suatu restoran, dia mendapatkan makanan dengan kualitas rasa
terbaik tetapi dilayani dengan tidak ramah, kualitas makanan yang menjadi nilai
plus menjadi tidak berarti karena pelanggan merasa tidak nyaman terhadap
pelayanan restoran tersebut. Ilustrasi tersebut menggambarkan pentingnya aspek
kenyamanan layanan dalam mempengaruhi kepuasan konsumen.

10
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kualitas pelayanan kesehatan di daerah terpencil Maluku dikatakan masih rendah.


Tingkat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Maluku mengalami peningkatan, walaupun
tidaklah signifikan, namun setidaknya masyarakat terpencil yang ada di provinsi ini
kesehatannya masih bisa terakses. Mutu pelayanan Kesehatan di Maluku perlu adanya
peningkatan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi setiap
pasien dengan mutu kesehatan yang mewadai.

Efektifitas bergantung pada bagaimana standar layanan kesehatan digunakan


dengan tepat, konsisten, dan sesuai dengan situasi setempat. Layanan kesehatan yang
efisien dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat karena efisiensi akan
mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apabila sumber daya pelayanan kesehatan
pada umumnya terbatas.

Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan dalam pelayanan, misalnya


ketersediaan peralatan, keterjangkauan akses, keamanan dan kenyamanan, informasi
yang diperoleh. Tenaga Kesehatan sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab
meningkatkan kesehatan dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki sehingga
mutu pelayanan kesehatan dapat dicapai dan ditingkatkan di daerah Maluku.

4.2 Saran
Melihat dari sisi pelayanan kesehatan di daerah Maluku, penulis menyarankan agar
peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya tenaga kesehatan agar dapat
menyeluruh ke pelosok daerah yang terpencil, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat
merata. Bagi pemerintah diharapkan untuk membangun sarana-sarana kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit, pencegahan dan pemberantas penyakit yang menular,
mengadakan perbaikan gizi masyarakat dan bagi masyarakat penduduk sekitar untuk
tetap selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://batukarinfo.com/news/tingkat-kesehatan-masyarakat-di-maluku-alami-
peningkatan
https://www.satumaluku.id/2021/03/18/dinkes-maluku-kenalkan-keunggulan-enam-
fasilitas-pelayanan-kesehatan-masyarakat/
http://www.jurnal.ummu.ac.id/index.php/serambisehat/article/view/654/440
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
YzkxNzQ5OTY4NT 5NjY4NDhmYjA2ZjdlMjM4ZmY2OGE3ZGUyY2YxMw==.pdf
https://sehatdirumah.com/data/31_Maluku_2015.pdf
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Estimasi%20Kebutuhan%20dan
%20Ketersediaan%20Pelayanan%20Kesehatan%20hingga%202020%20TNP2K%20-
%20Provinsi%20Maluku%20Utara-1.pdf
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124261-S-5600-Gambaran%20kepuasan-
Bibliografi.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/MMIK-
I_FINAL_SC_26_12_2017.pdf

12
13

Anda mungkin juga menyukai