Anda di halaman 1dari 58

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

FACEBOOK DALAM PENYEBARAN


INFORMASI DI DISKOMINFOTIK PROVINSI
LAMPUNG

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan


pemerintahan dan syarat penyusunan skripsi pada Program Sarjana Ilmu
Terapan Pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Oleh
DIRGA AGUNG REKSANANDA
NPP 29.0534

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA


INFORMASI PEMERINTAHAN
FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR, 2021
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi : Efektivitas Penggunaan Media Sosial Facebook


Dalam Penyebaran Informasi Di
Diskominfotik Provinsi Lampung
Nama : Dirga Agung Reksananda
NPP : 29.0534
Program Studi : Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan
Fakultas : Manajemen Pemerintahan
Tempat dan Tgl Lahir : Liwa, 11 September 2000

disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada tanggal 29 September


2021

Jatinangor, 29 September 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Layla Kurniawati, M.Pd Ir. Heryaman, M.Si


Pembina (IV/a) Pembina (IV/b)
19740428 199703 2 001 NIP. 19591115 198603 1 002
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi Efektivitas Penggunaan Media Sosial Facebook


Dalam Penyebaran Informasi Di Diskominfotik
Provinsi Lampung
Oleh Dirga Agung Reksananda
Nomor Pokok Praja 29.0534
Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan
Fakultas Manajemen Pemerintahan

Telah diuji dan dinyatakan lulus pada hari Selasa tanggal 12 Oktober tahun 2021 di
hadapan Tim Penguji pada Sidang Ujian Proposal Skripsi, yang terdiri dari :
No Nama Kedudukan Tanda Tangan

1. Dr. Layla Kurniawati, M.Pd Ketua

2. Ir. Heryaman, M.Si Sekretaris

3. Ir. Teguh Wyarno Haroeno, MM Anggota

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Layla Kurniawati, M.Pd Ir. Heryaman, M.Si


Pembina (IV/a) Pembina (IV/b)
NIP. 19740428 199703 2 001 NIP. 19591115 198603 1 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknologi
Rekayasa Informasi Pemerintahan

Dr. Megandaru Widi Kawuryan, S.IP, M.Si


Penata (III/d)
NIP. 19760404 200112 1 002
KATA PENGANTAR

Tiada daya dan upaya melainkan atas Kehendak Allah SWT.

Syukur terbaik hanyalah kepunyaan-Nya, penguasa atas segala yang ada

di bumi dan di langit. Puji terbesar adalah milik-Nya, pemilik segala

karunia yang melingkupi segenap makhluk di seluruh alam semesta. Atas

setitik keridhoan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Proposal Skripsi ini.

Proposal Skripsi ini disusun bukan hanya sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma IV pada Institut

Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun Akademik 2021/2022, tetapi

lebih dari itu sebagai wahana pembelajaran penulis guna mengetahui dan

mengaktualisasikan diri menurut pengetahuan yang penulis peroleh dari

lembaga pendidikan ini. Berdasarkan hal tersebut maka penulis

mengambil judul “Efektivitas Penggunaan Media Sosial Facebook

Dalam Penyebaran Informasi Di Diskominfotik Provinsi Lampung”

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan proposal skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan

petunjuk semua pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, doa

dan motivasi kepada penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis

sampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat terutama kepada

ayahanda Rodi Hayani Samsun dan Ibunda Marini tercinta atas kasih
sayang yang tak terhingga. Penulis persembahkan karya ini sebagai

wujud penghargaan bagi mereka selaku orang tua yang selalu ikhlas

memberikan doa dan dukungan hingga diraihnya keberhasilan dalam

menempuh pendidikan. Adik-adikku M. Dhani Prasetya, Dino Al-Ghozali,

dan Andhini As-Sabira. Penulis pada kesempatan ini juga menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hadi Prabowo, MM selaku Rektor Institut Pemerintahan

Dalam Negeri;

2. Bapak Dr. Tun Huseno, S.E., M.Si selaku Direktur IPDN Kampus

Sumatera Barat dan seluruh jajaran pegawai di Kampus IPDN

Sumatera Utara;

3. Ibu Dr. Layla Kurniawati, M.Pd selaku dosen Pembimbing I dan

Bapak Ir. Heryaman, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu dan tenaga ditengah-tengah

kesibukannya untuk membimbing penulis hingga selesai

penyusunan skripsi ini. Tanpa dorongan dan bimbinganya penulis

tidak dapat menulis karya tulis dengan baik dan sesuai dengan

petunjuk.

Penulis menyadari proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu segala kritik maupun saran dari pembaca sangat

penulis harapkan kedepannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik

semua pihak yang telah tulus membantu penulis dalam penyelesaian

penulisan proposal skripsi ini. Dan, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi Bangsa, Lembaga tercinta dan adik-adik praja yang akan membuat

proposal skripsi di masa yang akan datang. Amin.

Sumatera Barat, September 2021

Penulis

Dirga Agung Reksananda


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..........................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 LatarBelakang.............................................................................1

1.2 RumusanMasalah.......................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................8

1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................11

2.1 Penelitian Sebelumnya.............................................................11

2.2 Landasan Teoritis dan Legalistik..............................................13

2.2.1 Landasan Teoritis............................................................13

2.2.2 Landasan Legalistik.........................................................20

2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN................................................................27

3.1 Pendekatan penelitian...............................................................27

3.2 Operasionalisasi konsep atau Variabel.....................................28

3.2.1 Sumber Data dan Informan.............................................30

3.3 Instrumen Penelitian.................................................................32

3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................33

3.5 Teknik Analisis Data..................................................................37

3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian....................................................39


3.6.1 Jadwal.............................................................................39

3.6.2 Lokasi Penelitian.............................................................41


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penggunaan Internet di Indonesia 2019-2020 .........................2

Tabel 1.2 Penggunaan Internet di Pulau Sumatera...................................4

Tabel 1.3 Durasi Bermedia Sosial Masyarakat Indonesia Semakin Lama

pada 2020...................................................................................4

Tabel 1.4 Indonesia Pengguna Facebook Terbesar Kedua di Asia Setelah


India………………...………………………………………………..6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya.................................................11

Gambar 2.3 KerangkaPemikiran..……………………………………………21


Gambar 3.1 Operasionalisasi Konsep.………………………………………29

Gambar3.2 Data Informan Peneliti……..……………………………………32

Gambar 3.3 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi Praja Utama

Tahun Akademik 2021/2022……….…………………………………………33


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:Profil Pedoman Wawancara .............................................. 42


Lampiran 2:Pedoman Observasi........................................................... 46
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjelang akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan infeksi

Covid-19 yang menyebabkan hampir setiap kegiatan terhambat bahkan

beberapa kegiatan skala besar harus dibatalkan. Covid-19 melanda dunia

dengan penyebarannya yang begitu pesat dengan hal tersebut

pemerintah termasuk pemerintah Indonesia menerapkan tanggap darurat

Covid-19 dikarenakan dampak yang ditimbulkan oleh virus ini

melumpuhkan hampir seluruh aktivitas kehidupan normal, tanpa terkecuali

termasuk di bidang pemerintahan. Virus Covid-19 dengan penyebarannya

yang sangat pesat menyebabkan kegiatan yang awalnya dapat secara

langsung atau luring (luar jaringan) menjadi kegiatan tidak langsung atau

daring (dalam jaringan). Menanggapi kondisi tanggap darurat Covid-19,

sejak awal tahun 2020 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan

berupa Lockdown (Karantina Wilayah) dan Social Distancing

(Pembatasan Sosial) guna mengurangi penyebaran virus Covid-19.1

Pandemi Covid-19 ini menimbulkan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi khususnya dalam bidang pemerintahan sebagai

upaya memenuhi tanggung jawab pemerintah akan kebutuhan

1
Anggita Doramia Lumbanraja, “Urgensi Transformasi Pelayanan Publik Melalui E-
Government Pada New Normal Dan Reformasi Regulasi Birokrasi,” Administrative Law and
Governance Journal 3, no. 2 (2020): 220–231.

1
masyarakat di tengah krisis pandemi. Di Indonesia sendiri, kebijakan

pembatasan kegiatan tatap muka atau luring (luar jaringan) yang

diterapkan pemerintah menimbulkan peningkatan trend penggunaan

internet. Penggunaan internet Indonesia mengalami kenaikan dari pada

tahun-tahun sebelumnya dengan mencapai total pengguna yakni 73% dari

jumlah penduduk Indonesia atau sejumlah 196,7 juta pengguna internet

yang meningkat dari pada 171,1 juta pengguna pada tahun 2018. 2

Gambar 1.1 Pengguna Internet di Indonesia 2019-2020


Sumber : Pengguna Internet Indonesia pada Q2 2019-2020

Saat ini konten internet sudah menjadi konsumsi yang lumrah di

kalangan masyarakat, hal ini juga terjadi dikarenakan meningkatnya

kecanggihan teknologi yang berbanding lurus dengan perubahan perilaku

kehidupan manusia untuk berinteraksi atau berkomunikasi satu sama lain

dengan mudah, leluasa dan bebas. 3 Penggunaan internet yang terus

meningkat ini menyebabkan pemerintah menyadari bahwa penggunaan

internet wajib diawasi atau diberikan peraturan yang mana Hal ini

2
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, “Laporan Survei Internet APJII 2019 – 2020,”
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2020 (2020): 1–146, https://apjii.or.id/survei.
3
Informasi Uin and Maulana Malik, “PERILAKU PENGGUNA INTERNET : STUDI KASUS PADA
MAHASISWA JURUSAN PERPUSTAKAAN DAN ILMU” 4 (2020): 107–113.

2
ditegaskan dengan terbitnya UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik yang diharapkan menjadi pedoman warga

Indonesia dalam penggunaan internet. 4

Kebutuhan internet tidak hanya dirasakan oleh masing-masing

individu masyarakat akan tetapi internet juga telah menjadi suatu

kebutuhan bagi organisasi termasuk pemerintahan, tercermin dari

mudahnya urusan organisasi pemerintahan berupa administrasi,

transaksi, promosi dan juga publikasi kepada masyarakat. 5 E-Government

merupakan salah satu program pemerintah yang menggunakan internet

guna menawarkan jenis bantuan kepada masing-masing kantor

(Government to Government), kantor pemerintah untuk pelaksana bisnis

(Government to Business), dan selanjutnya otoritas publik ke daerah

setempat (Government to Citizen).6

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara melibatkan semua

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika untuk memanfaatkan panggung

media online sebagai salah satu alat guna meningkatkan hubungan antara

pemerintahan dengan masyarakat yang lebih mudah untuk dicapai dan

lebih fleksibel. Himbauan ini dikarenakan pengguna internet Indonesia

rata-rata menggunakan platform media sosial seperti Facebook,

4
Dampak Undang-undang Informasi et al., “Dampak Undang-Undang Informasi Dan
Transaksi Elektronik (Uu Ite) Terhadap Perubahan Hukum Dan Sosial Dalam Masyarakat” 1
(2013).
5
Nur Alam, “Potensi Penggunaan Koneksi Internet Instansi Pemerintah Bersama
Masyarakat Di Kota Makassar The Potential Use of the Internet Connection of Government
Agencies with Citizen in Makassar” 17, no. 3 (2014): 189–196.
6
D I Kabupaten Sidoarjo, “No Title” (n.d.).

3
Instagram, Twitter, Youtube dalam bersosialisasi. 7

Gambar 1.2 Pengguna Internet di Pulau Sumatera


Sumber : Pengguna Internet Indonesia pada Q2 2019-2020

Gambar 1.3 Durasi Bermedia Sosial Masyarakat Indonesia Semakin Lama


pada 2020
Sumber : App Annie

Berdasarkan data pada gambar di atas akan sangat disayangkan

jika media berbasis web tidak dimanfaatkan seperti yang diharapkan guna

hubungan antara masyarakat dan pemerintahan. Pada masa pandemi

Covid-19 ini dimana setiap kegiatan termasuk seperti penyebaran


7
Rudiantara, “Pemerintah Daerah Harus Aktif Gunakan Media Sosial,” last modified
2017, https://kominfo.go.id/content/detail/9712/pemerintah-daerah-harus-aktif-gunakan-
media-sosial/0/berita_satker.

4
informasi akan lebih efektif apabila dilakukan melalui media daring.

Penyebaran data melalui media online akan memudahkan akses informasi

masyarakat apalagi saat pandemi ini kegiatan luar jaringan dibatasi dan

kerumunan haruslah dihindari.

Peran pemerintah dalam hal ini melalui Dinas Komunikasi dan

Informatika sangat diperlukan agar terciptanya penyebaran informasi yang

efektif dan akurat melalui media sosial. Hal ini juga wajib dilakukan

pemerintah untuk mengurangi adanya berita bohong (hoax) yang menjadi

salah satu kekurangan dari begitu pesatnya kemajuan teknologi dengan

cara memberikan informasi real time.8

Total klien media berbasis web/internet Facebook di Indonesia

sendiri merupakan terbanyak nomor 2 (dua) di dunia setelah India yang

mana pengguna platform Facebook di India mencapai 403 juta pengguna,

sedangkan di tanah air pengguna platform Facebook yang merupakan

karya dari pada Mark Zuckerberg tersebut mencapai 175,3 juta per akhir

Maret 2021.9 Dengan demikian sudah seharusnya pemerintah lebih

memaksimalkan platform Facebook dalam penyebaran informasi salah

satunya informasi terkait virus Covid-19 yang seharusnya menjadi

konsumsi publik bagi masyarakat tanah air agar masyarakat sadar dan

mengetahui bahaya Covid-19. Dengan adanya informasi terkait dengan


8
Muksin, “Peran Diskominfo Dalam Penyampaian Informasi Covid-19 Di Kabupaten
Garut,” last modified 2020, accessed November 24, 2020,
https://www.jabarprov.go.id/index.php/news/40307/2020/11/24/Peran-Diskominfo-Dalam-
Penyampaian-Informasi-Covid-19-di-Kabupaten-Garut.
9
Viva Budy Kusnandar, “Indonesia Pengguna Facebook Terbesar Kedua Di Asia Setelah
India,” last modified 2021, accessed July 13, 2021,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/13/indonesia-pengguna-facebook-
terbesar-kedua-dia-asia-setelah-india.

5
Covid-19 yang akurat dari pemerintah diharapkan agar segala kebijakan

serta hal-hal yang diharapkan seperti cepat usainya pandemi ini akan

lebih cepat tercapai.10

Gambar 1.4 Indonesia Pengguna Facebook Terbesar Kedua di Asia Setelah


India
Sumber : internetworldstats.com

Mengingat kewajiban pokok dan unsur Dinas Komunikasi,

Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung yang tertuang

dalam Peraturan Gubernur Lampung Nomor 75 Tahun 2016 menyatakan

bahwa Diskominfotik sebagai pelaksana pengaturan di bidang

korespondensi data, komunikasi pos dan media, pengukuran, bidang

persandian, penyiaran dan data dewan publik. 11 Oleh sebab itu media

sosial merupakan salah satu aplikasi atau platform penyiaran yang

dikelola oleh Diskominfotik Provinsi Lampung. Adapun pengikut dari


10
Inkana Putri, “Berita Hoax Dinilai Buat Indonesia Sulit Atasi Pandemi COVID-19,” last
modified 2021, accessed April 8, 2021, https://news.detik.com/berita/d-5524953/berita-hoax-
dinilai-buat-indonesia-sulit-atasi-pandemi-covid-19.
11
Diskominfotik Provinsi Lampung, “TUPOKSI,”
https://www.diskominfotik.lampungprov.go.id/pages/tupoksi.

6
halaman Facebook Diskominfotik Provinsi Lampung hanya sebanyak

1.649 orang per tanggal 10 September 2021, hal ini sangat disayangkan

dengan jumlah penduduk Provinsi Lampung yang menggunakan internet

sendiri berjumlah sebanyak 5.269.085 sesuai dengan data yang

tercantum pada jumlah pengguna internet Indonesia 2019-2020 (Q2). 12

Penggunaan media sosial Facebook sebagai alat komunikasi

terkini juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk terciptanya

interaksi langsung antara masyarakat dengan pemerintah yang dapat

melalui kolom komentar ataupun kolom chat pribadi kepada akun resmi

media sosial dari pemerintahan.13 Interaksi masyarakat dengan

pemerintah juga memiliki potensi yang sangat tinggi akan tetapi untuk saat

ini interaksi yang terjadi tergolong masih rendah. 14

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memilih tema dan judul yang

akan diteliti yaitu “Efektifitas Penggunaan Media Sosial Facebook

Dalam Penyebaran Informasi di Diskominfotik Provinsi Lampung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah digambarkan seperti di atas,

untuk bekerja dengan dan menjelaskan judul pemeriksaan, spesialis

menemukan beberapa masalah sebagai berikut:

12
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, “Laporan Survei Internet APJII 2019 –
2020.”
13
Ahmad Setiadi, “Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas Komunikasi,” no. 1 (n.d.).
14
Aini Afifah Nurul, Izzati; Azmi, Pratama; IGAA, Mas Aristamy; Nina, Fadilah Najwa; Nur and
Rakhmawati;, “KATEGORISASI JENIS INTERAKSI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT SERTA
POPULARITAS MEDIA SOSIAL PEMERINTAH DAERAH” (n.d.): 1–8.

7
1. Bagaimana penggunaan media sosial Facebook Diskominfotik

sebagai alat komunikasi penyebaran informasi bagi Provinsi

Lampung?

2. Apa yang menjadi hambatan dalam penyebaran informasi melalui

platform Facebook Diskominfotik bagi masyarakat Provinsi

Lampung?

3. Apa saja upaya yang dilakukan Diskominfotik agar informasi yang

disebarkan melalui platform Facebook tersampaikan dengan baik

bagi masyarakat Provinsi Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penulis telah merumuskan beberapa tujuan dilaksanakannya

penelitian yang antara lain ialah:

1. Untuk mengetahui, memahami, dan memberi gambaran penerapan

penggunaan media sosial Facebook Diskominfotik sebagai salah

satu alat komunikasi pembantu penyebaran informasi bagi

masyarakat Provinsi Lampung.

2. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis apa yang

menjadi penghalang terjalannya komunikasi antara masyarakat

Provinsi Lampung dengan Diskominfotik Provinsi Lampung.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya-upaya Diskominfotik

Provinsi Lampung terkait penyebaran informasi bagi masyarakat

Provinsi Lampung.

8
1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi praja, diharapkan dapat menjadi bahan untuk menumbuhkan

pengalaman dan informasi, cara untuk berlatih dan mempraktekkan

hipotesis yang telah dipelajari sebagai bekal di lapangan setelah

lulus dan menjadi aparatur sipil negara.

2. Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), melalui magang

riset terapan pemerintahan, Penulis berharap dapat berkontribusi

pemikiran untuk peningkatan ilmu pemerintah dan menjadi tolak

ukur peningkatan kualitas pendidikan khususnya dalam Program

Studi Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan terkait dengan

Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan dalam hal ini

Penyebaran Informasi melalui media sosial Facebook.

3. Bagi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi

Lampung, melalui magang riset terapan pemerintahan ini, Penulis

berharap dapat memberikan kontribusi dan masukan dalam upaya

mewujudkan visi dan misi Dinas Komunikasi, Informatika, dan

Statistik Provinsi Lampung yaitu pelayanan publik yang optimal

dalam bidang komunikasi dan informasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

9
2.1 Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian ini penulis mencantumkan penelitian yang telah

dibuat oleh peneliti sebelumnya yang topik penelitiannya berkaitan dengan

topik yang diteliti oleh penulis. Penelitian yang dicantumkan menjadi

acuan dan pembanding bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

Adapun hasil penelitian tersebut penulis rangkum dalam tabel 2.1 sebagai

berikut.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penulis Judul Substansi


No. Perbedaan
Penelitian Penelitian Penelitian

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Amalia Nurul I’tikoh, Efektivitas - Metode - Lokus penelitian


Universitas Islam Penggunaan penelitian di Pemerintah
Negeri Sunan Media Sosial desktiptif Kabupaten
Kalijaga Yogyakarta Instagram kuantitatif Kebumen
tahun 2018 dalam - Teori yang sedangkan
Meningkatkan digunakan lokus penelitian
Citra adalah teori penulis di
Pemerintah media sosial Pemerintah
Kabupaten instagram Provinsi
Kebumen dalam Lampung
meningkatka - Fokus penelitian
n citra tentang
- Hasil seberapa efektif
penelitian penggunaan
menunjukan media sosial
bahwa instagram
penggunaan dalam
media sosial meningkatkan
instagram citra
oleh humas pemerintahan
kebbumen Kabupaten
efektif dalam Kebumen
menyebarka sedangkan
n informasi fokus penulis
terkait yakni seberapa
dengan efektif
kegiatan atau penggunaan
program dan media sosial
kebijakan facebook dalam
pemerintah, penyebaran

10
menampung
dan
mengolah
aspirasi
masyarakat informasi bagi
serta masyarakat
membangun Provinsi
kepercayaan Lampung
publik guna
menjaga citra
dan reputasi
pemerintah
- Metode
penelitian
- Lokus penelitian
deskriptif
berada di
kualitatif
Kabupaten
- Teori yang
Banyuasin
digunakan
sedangkan
berupa teori
lokus penelitian
efektivitas,
penulis berada
komunikasi,
di Provinsi
komunikasi
Lampung
massa, dan
- Fokus penelitian
teori uses
tentang
and effects
efektivitas
- Hasil
media sosial
penelitian
Efektivias dalam
menunjukan
Media Sosial penyebarluasan
bahwa
Dalam informasi
M. Mifta Farid, penggunaan
Penyebarluasa pembangunan
2. Universitas Islam media sosial
n Informasi pemerintah
Negeri Raden mempermud
Pembangunan Kabupaten
Fatah Palembang ah
Pemerintahan Banyuasin
pemerintah
Kabupaten sedangkan
memberikan
Banyuasin fokus penelitian
informasi
penulis yaitu
kepada
efektivitas
masyarakat
media sosial
dan
dalam
pemerintah
penyebarluasan
Kabupaten
informasi
Banyuasin
terkhusus melalui
mendapatka
media sosial
n
facebook yang di
kepercayaan
operasikan oleh
yang baik
diskominfotik
dari
Provinsi
masyarakat
Lampung
atas
kinerjanya
3. Wanda Fazriah Efektivitas - Metode - Lokus penelitian
Oktaviani, Institut Penggunaan penelitian terdapat di
Pertanian Bogor Media Sosial pendekatan Kabupaten
Sebagai Media kuantitatif Klaten
Promosi Wisata - Hasil sedangkan

11
Penelitian
menunjukkan lokus penulis
bahwa berada di
pengakses Diskominfotik
pada Provinsi
penelitian Lampung
didominasi - Fokus penelitian
oleh merupakan
perempuan efektivitas
dengan usia media sosial
Umbul
rata-rata 21 sebagai media
Ponggok,
tahun serta promosi wisata
Kabupaten
penggunaan sedangkan
Klaten
media sosial fokus penelitian
sebagai penulis yakni
media efektivitas
promosi media sosial
wisata Umbul facebook
Ponggok sebagai media
sangat efektif sosial
dalam tahap penyebaran
interest dan informasi
desire.
Sumber : Data olahan penulis

2.2 Landasan Teoritis dan Legalistik


2.2.1 Landasan Teoritis
2.2.1.1 Efektivitas

Efektivitas seperti yang ditunjukkan oleh Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah dampaknya atau keberhasilan dari suatu unsur.

Efektivitas sering disebut sebagai prestasi dalam mencapai tujuan.

Efektivitas adalah proporsi dari mencapai tujuan suatu organisasi. 15.

Richard M. Steers (1985) berpendapat, Efektivitas merupakan

Jangkauan bisnis dari suatu program sebagai kerangka kerja dengan aset

tertentu dan bermaksud untuk memenuhi tujuan dan sarananya tanpa

melumpuhkan yang menyiratkan dan aset dan tanpa menurunkannya

15
Beni Pekei, “Landasan Teori Efektivitas” (2017): 11–78.

12
pelaksanaannya16. Efektivitas biasa dilangsungkan guna menjadi tolak

ukur sejauh mana suatu kelompok atau organisasi efektif mencapai suatu

tujuan17.

Menurut Sondang P. Siagian18 Efektivitas merupakan Penggunaan

aset primer dan kerangka kerja dalam jumlah tertentu yang tidak benar-

benar ditetapkan sebelumnya untuk memberikan berbagai produk untuk

administrasi latihan yang diberikan. Kelangsungan hidup menunjukkan

prestasi dalam mencapai atau tidak mengumpulkan tujuan yang

ditetapkan, jika hasil kegiatan lebih dekat dengan tujuan berarti

efisiensinya lebih besar.

Efektivitas pada umumnya menunjukkan bagaimana jauhnya

tercapai tujuan dari yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini secara

langsung relatif terhadap penilaian Hidayat (1986) yang mencirikan

kelangsungan hidup sebagai kegiatan yang menyatakan seberapa jauh

tujuan (jumlah, kualitas dan waktu) telah dicapai, di mana semakin jelas

tingkat objektif tercapai, semakin tinggi tujuannya efektivitasnya.

Evaluasi jalannya suatu organisasi dimungkinkan dengan

memanfaatkan gagasan efektivitas. Ide ini adalah sesuatu yang dapat

menentukan penyesuaian bentuk atau dewan asosiasi. Untuk situasi ini,

kecukupan adalah pencapaian tujuan hierarkis yang menggabungkan

16
Kecamatan Bontoa and Kabupaten Maros, “Menunjukkan Bahwa Antara Variabel X
Dengan Variabel Y Cukup Efektif Dan Hipotesis Yang Menyatakan Bahwa Kinerja Pegawai Efektif
Secara Signifikan Terhadap Pelayanan E-Ktp Dinyatakan Ditolak Karena T,” no. Xix (2016): 236–
249.
17
Ibid.
18
sondan Siagian, Filsafat Administrasi (Gunung Agung, 1970).

13
pemanfaatan aset yang sangat banyak dimiliki, sesuai dengan input,

ukuran, hasil. Untuk situasi ini, aset adalah staf, kantor dan yayasan dan

juga teknik dan model yang digunakan sebagai referensi. Kegiatan dapat

dikatakan efektif apabila jika gerakan dapat diselesaikan dengan tepat dan

membuahkan hasil yang bermanfaat19. Efektivitas menurut Richard M.

Steers20 dapat diukur dengan 3 (tiga) hal yakni :

1. Pencapaian tujuan
Pencapaian objektif adalah semua upaya untuk mencapai
tujuan harus dilihat sebagai siklus. Pencapaian tujuan terdiri
dari beberapa komponen, khususnya tercapainya program,
peningkatan mutu, dan waktu pelaksaannya;
2. Integrasi
Integrasi ialah pengukuran terhaap suatu tingkat kapasitas
otoritatif untuk mengarahkan sosialisasi dan korespondensi
dengan asosiasi yang berbeda;
3. Adaptasi
Adaptasi merupakan kapasitas asosiasi untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan saat ini.

Efektivitas merupakan jangkauan bisnis dari suatu program dari

suatu program sebagai kerangka kerja dengan aset terntentu dan

bermaksud untuk memenuhi tujuan dan sarananya tanpa melumpuhkan

yang menyiratkan dan aset tanpa menurunkan pelaksanaannya.

Efektivitas biasa dilangsungkan guna menjadi tolak ukur sejauh mana

suatu kelompok atau organisasi efektif mencapai suatu tujuan. Hal ini

dapat menjadi acuan dalam mengukur tingkat efektivitas guna membantu

penulis menyelesaikan masalah tentang Efektivitas Penggunaan Media

19
Iga Rosalina, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Karangrejo Kabupaten Magetan,” Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Surabaya 1 (2012):
0–216.
20
Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi, 1985.

14
Sosial Facebook di Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi

Lampung.

2.2.1.2 Media Sosial

1. Pengertian

Media sosial adalah aplikasi yang dapat menghubungkan individu

untuk memberikan atau berbagi data melalui web/internet. Pengertian

media sosial menurut para ahli Media online merupakan fase media yang

berfokus pada kehadiran nasabah yang bekerja sama dengan mereka

dalam kegiatan dan usaha yang disusun, sehingga media elektronik dapat

dipandang sebagai media online (fasilitator) yang membentengi hubungan

antar nasabah hanya sebagai ikatan sosial.21.

Sedangkan menurut McGraw Hill Dictionary bahwa media sosial

merupakan cara yang digunakan oleh individu untuk bekerja sama satu

sama lain dengan membuat, berbagi, dan memperdagangkan data dalam

suatu organisasi dan korespondensi virtual 22.

Rusli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Media Sosial 23,

menyimpulkan bawa media sosial merupakan media web/internet yang

memberdayakan pelanggan untuk memperkenalkan diri dan antarmuka,

untuk bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan berbagai pelanggan,

21
Nur Sundawati, “Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Dan Motivasi Siswa,” Universitas Pasundan 110, no. 9 (2018): 1689–1699,
http://repository.unpas.ac.id/40202/%0Ahttp://repository.unpas.ac.id/40202/5/8. BAB II.pdf.
22
H Abu Ahmadi and Widodo Supriyono, “Analisis Strategi Implementasi Media Sosial,”
Jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis, Universitas Presiden 2 Jurusan Manajemen Universitas Budi
Luhur E-mail:pandu.cakranegara@president.ac.id, (2019): 1–16.
23
Dr. Rulli Nasrullah,M.Si, Media Sosial (Simbiosa Rekatama Media, 2015).

15
dan untuk membingkai sekuritas sosial virtual.

Berdasarkan beberapa pemahaman yang telah dipaparkan diatas,

peneliti menekankan bahwa media sosial di era perkembangan teknologi

komunikasi menunjukkan karakteristik tertentu berkenaan dengan

hubungan sosial setiap individu ataupun kelompok, oleh sebab itu media

sosial sebagai alat komunikasi yang memudahkan penyebar luasan

informasi secara virtual ataupun komunikasi secara virtual dapat

digunakan dengan baik dalam hal ini di Dinas Komunikasi Informasi, dan

Statistik Provinsi Lampung.

2. Jenis Media Sosial

Menurut Andrea M. Kaplan dan Michael Haenlein media sosial

dibagi menjadi 6 bentuk, yakni :

1. Collaborative Projects
Collaborative projects memungkinkan kolaborasi dalam pembuatan
konten oleh beberapa pengguna pada saat yang bersamaan.
Beberapa situs jenis ini memungkinkan pengguna untuk
menambah, menghapus, atau mengedit konten. Bentuk lain dari
proyek kolaboratif adalah bookmark social yang memungkinkan
pengumpulan kelompok dan klasifikasi tautan web atau konten
multimedia.
2. Blogs
Pengguna yang menggunakan blog terbilang cukup banyak dan
beragam dimana di dalam blog bagi pegguna dapat memposting,
sharing, dan lain sebagainya.
3. Content Communities
Pengguna tidak diperlukan untuk membuat profil pribadi
dikarenakan content communities tujuan utamanya adalah untuk
berbagi konten multi-media di antara klien termasuk pesan, foto,
rekaman, dan pengenalan power point.
4. Social Networking Sites
Social networking sites atau yang biasa dikenal juga dengan
sebutan situs jejaring sosial memungkinkan bagi penggunanya
unutk saling terhubung dengan membuat informasi profil pribadi

16
yang dapat dilihat oleh teman ataupun rekan bisnis dan dapat
terhubung antar satu pengguna dengan pengguna lainnya dengan
mengirim email dan pesan instan. Profil biasanya mencakup foto,
video, audio, blog, dan lain sebagainya.
5. Virtual Games World
Dengan platform ini para pengguna dapat membuat penampilan
yang sesuai dengan keinginan pengguna dalam bentuk tiga
dimensi di lingkungan buatan atau virtual dan dapat berinteraksi
juga didalamnya sesuai dengan aturan yang ada dalam permainan
6. Virtual Social Worlds
Jenis-jenis media sosial ini membuktikan bagi para pengguna untuk
dapat memilih kegiatan secara bebas dan dalam bentuk karakter
atau avatar yang dibuat dalam dunia virtual yang dimana dibuat
melalui cerminan kehidupan nyata.

2.2.1.3 Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat atau juga yang sering dikenal sebagai

humas merupakan terjemahan dari Istilah iklan atau umumnya disebut

hubungan manusia. Iklan secara etimologis berasal dari bahasa Inggris

yang menyiratkan hubungan masyarakat 24.

Cutlip, dan Center serta Broom Periklanan adalah pekerjaan

administrasi yang membentuk dan mengikuti hubungan yang besar dan

berguna antara asosiasi dan masyarakat yang mempengaruhi pencapaian

atau kekecewaan organisasi tersebut25.

Humas sendiri memiliki fungsi membina hubungan baik anggota

Yayasan atau organisasi untuk membangun pemahaman, menumbuhkan

inspirasi dan partisipasi26.

24
Yohanes Aristianto, “Kamus Inggris-Indonesia” (n.d.).
25
Inga Pure, “Public Relations as Managemen Function at Universities,” Regioninės
Studijos 9, no. 5 (2010): 109–119.
26
Ardianto dan Soemirat, Dasar-Dasar Public Relations, Cet. 7. (Remaja Rosdakarya,
2017, 2017).

17
Menurut Cutlip, Center dan Broom Humas 27 atau Public Relations

Ini memiliki beberapa kapasitas yang secara keseluruhan meliputi:

1. Mengikuti perkembangan korespondensi yang membuat


pemahaman;
2. Pengakuan dan partisipasi di antara asosiasi dan publik mereka
yang berbeda;
3. Sertakan diri Anda dalam administrasi untuk mengatasi atau
mengurus masalah;
4. Membantu para eksekutif untuk mendidik dan bereaksi
terhadap penilaian umum;
5. Membatasi dan membalas tanggung jawab dewan untuk
melayani masyarakat umum yang berkepentingan;
6. Membantu para eksekutif dengan membuat strategi untuk
perubahan yang berharga.

2.2.2 Landasan Legalistik

Undang-undang dan pedoman yang mengawasi penyebaran data

sebagaimana disinggung dalam ruang lingkup ialah sebagai berikut :

1. Undang-Undang KIP Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik

Undang-undang ini mengontrol metode dalam administrasi,

pengaturan, penyampaian data dan administrasi data kepada masyarakat

umum. Data ini adalah persyaratan penting semua orang untuk perhatian

penuh dan lingkungan sosial dan merupakan bagian penting dari langkah-

langkah fleksibilitas publik. Undang-undang ini menyatakan bahwa

memperoleh data adalah kebebasan dasar dan bahwa penerimaan data

publik adalah salah satu atribut signifikan dari pemerintah aturan

mayoritas yang mendukung kekuatan individu untuk mengakui organisasi


27
and Glen M. Broom Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Effective Public Relations.
Englewood Cliffs (N.J.: Prentice-Hall, 1985).

18
negara yang hebat. Penerimaan realitas publik adalah kendaraan untuk

meningkatkan pemeriksaan publik terhadap eksekusi negara dan badan

publik lainnya dan semua hasil itu untuk kepentingan umum.

Penngelolaan realitas publik adalah salah satu upaya untuk membina

masyarakat. Ini adalah struktur atau tujuan di balik dasar UU Nomor 14

Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Badan publik berkewajiban untuk memberikan dan

mendistribusikan data publik di bawah kekuasaannya, Informasi yang

diberikan harus akurat, benar dan tidak menyesatkan 28. Dalam rangka

memberikan pelayanan yang cepat, akurat dan tepat, Setiap badan publik

akan membuat dan mendorong kerangka kerja administrasi data sesuai

aturan khusus dasar manfaat data publik yang berlaku dengan sukses.

nasional29.

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik pasal 1 ayat (1) jelas ditekankan bahwa Informasi Publik adalah

informasi yang dibuat, disimpan, diatur, dikomunikasikan atau berpotensi

diterima oleh badan terbuka yang memiliki hubungan dengan pelaksanaan

negara sesuai dengan undang-undang tentang Pengungkapan Informasi

Publik dan data yang diidentifikasi dengan kepentingan publik. Dalam hal

ini yang penyelenggara yang dimaksud untuk mengelola informasi publik

ialah Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Komunikasi, Informatika

dan Statistik selaku pengelola dari informasi publik yang ada.

28
“UU_NO_14_TAHUN_2008” (n.d.).
29
Ibid.

19
Pada Pasal 1 ayat (6) Pemohon Informasi Publik adalah penduduk

penduduk Indonesia dan zat lain yang sah yang mengajukan tuntutan

informasi publik seperti yang direncanakan dalam Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik30. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi

Lampung melalui Dinas Komuninakasi, Informatika dan Statistik agar

dapat memberikan keterbukaan informasi kepada publik yang akurat.

2. Peraturan Komisi Informasi No.1 Tahun 2010 tentang Standar


Layanan Informasi Publik
Dalam Pasal 1 ayat (2) direferensikan bahwa data publik akan

menjadi informasi yang dibuat, disimpan, dikelola, dikirim, serta diperoleh

oleh badan terbuka yang berhubungan dengan afiliasi negara dan

penatalayanan atau berpotensi penyelenggara dan eksekusi badan publik

lainnya sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik yang berbeda terkait dengan kepentingan

badan publik lainnya31. Oleh karenanya sesuai yang telah disebutkan

menurut Peraturan Komisi Informasi Nomor1 Tahun 2010 bahwa Badan

Publik yang dimana dalam penelitian yang dimaksudkan ialah Dinas

Komunikasi, Informatika, Statistik Provinsi Lampung menjadi penanggung

jawab penyebaraan informasi publik.

Pada Pasal 432 disebut beberapa kewajiban Badan Publik dalam

pelayanan informasi yakni :

30
Ibid.
31
PerKI No.1 tentang SLIP, “Peraturan Komisi Informasi No.1 Tentang Standar Layanan
Informasi Publik,” Komisi Informasi Pusat (2010): 1–71.
32
Ibid.

20
a. Menetapkan aturan dalam hal sistem kerja standar administrasi
data publik sesuai Peraturan ini;
b. Membangun dan membina kerangka data dan dokumentasi
untuk mengawasi Informasi Publik dengan cara yang layak dan
mahir;
c. Mendelegasikan dan naik PPID untuk menyelesaikan
kewajiban dan kewajiban serta spesialisnya;
d. Rencana pengeluaran pembiayaan yang memuaskan untuk
administrasi Informasi Publik sesuai undang-undang dan
pedoman yang sesuai;
e. Menyediakan kantor data publik dan kerangka kerja, termasuk
lembar pemberitahuan dan area kerja data di setiap kantor
organisasi terbuka, sama seperti situs sejati untuk badan publik
negara bagian;
f. Menetapkan pedoman untuk biaya mendapatkan duplikat
Informasi Publik;
g. Secara berkala membangun dan memperbarui Daftar Informasi
Publik dari semua informasi publik yang mengawasi;
h. Memberikan dan memberikan Informasi Publik sebagaimana
diberikan dalam Peraturan ini;
i. Bereaksi terhadap protes yang diajukan oleh Pemohon
Informasi Publik yang menyebutkan kritik;
j. Membuat dan menyatakan memberikan rincian mengenai
administrasi Informasi Publik sesuai Peraturan ini dan
menyerahkan duplikat laporan kepada Komisi Informasi; dan
k. Melakukan penilaian dan pengawasan terhadap pelaksanaan
administrasi Informasi Publik di organisasi mereka.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik

Kehadiran Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik

membatasi dan dianggap sebagai instrumen otentik untuk menjamin

kepastian yang sah dari kerja kerangka pekerjaan elektronik dan

perdagangan elektronik, terutama dalam bukti dan permintaan yang terkait

dengan latihan hukum yang dibawa keluar melalui kerangka kerja

21
elektronik33.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dijelaskan dalam Pasal 40 ayat

(1) bahwa Pemerintah bekerja dengan penggunaan Teknologi Informasi

dan Transaksi Elektronik sesuai pengaturan peraturan perundang-

undangan34. Dengan demikian lembaga pemerintaan sudah selayaknya

memfasilitasi akan kemajuan teknologi infmorasi dan transaksi elektronik

dengan secara optimal. Penggunaan media sosial sebagai bagian-bagian

bentuk pemanfaatan teknologi berbasis informasi bagi pemerintah agar

dapat menyampaikan informasi-informasi kepada publik dengan

transparan dan efektif.

4. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 20 Tahun 2017 tentang


Standar Operasional Prosedur Pelayanan Publik Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Provinsi Lampung.

Badan publik memiliki kewajiban untuk menyediakan serta

melayanin permintaan informasi publik secara cepat, sederhana, serta

dengan biaya yang ringan 35. Di lingkungan Pejabat Pengelola Informasi

dan Dokumentasi Provinsi Lampung sendiri telah di bentuk Standart

Operasional Prosedur (SOP), dengan terdapatnya SOP ini diharapkan

dapat menjadi aturan dan arahan dalam menyelesaikan tugas untuk

menawarkan jenis bantuan kepada individu Provinsi Lampung 36.

Pelaksaanan Undang-Undang Pengungkapan Informasi Publik diandalkan


33
“Tinjauan Yuridis Efektivitas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik,” Lex Crimen 10, no. 4 (2021): 1–14.
34
Ibid.
35
Cabang Larnpung et al., “· Gubernur Lampung” 2 (2015): 1–10.
36
Ibid.

22
untuk berjalan secara memadai dan hak publik atas data dapat dipenuhi.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Dasar Hukum
 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008
 Peraturan Komisi Informasi No.1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik
 Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2019
 Pergub Lampung No.20 Tahun 2017 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan
Publik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Provinsi Lampung

Efektivitas penggunaan media sosial


Faktor facebook dalam penyebaran informasi Faktor
Penghambat bagi masyarakat Provinsi Lampung Pendukung

Teori Pengukuran Efektivitas ( Richard M. Steers,1985)


 Pencapaian Tujuan
 Integrasi
 Adaptasi

Kemudahan masyarakat Provinsi Lampung mengakses


informasi covid-19 melalui media sosial

BAB III

METODE PENELITIAN

23
3.1 Pendekatan penelitian

Penulis dalam melakukan penelitian menggunakan metode

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sesuai dengan permasalahan

yang berada di lingkup sosial yang kompleks dan dinamis seperti pada

fokus penulis yang mengarah pada efektivitas penggunaan media sosial

facebook, dengan memperhatikan komponen penting efektivitas yang

terdiri atas pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi dalam penyebaran

informasi. Penulis bermaksud untuk mencari dan memahami makna yang

memiliki penaruh berasal dari masalah sosial dikaitkan dengan

penggunaan media sosial facebook.

Penulis melakukan riset menggunakan metode deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, dan melukiskan

secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta yang diteliti. Tujuan

penulis menggunakan metode deskriptif untuk menyampaikan dan

memberikan informasi penggunaan media sosial facebook di Provinsi

Lampung.

Penulis menggunakan pendekatan induktif karena metode

penelitian kualitatif berkaitan dengan pendekatan induktif yakni

pendekatan dari umum ke khusus, termasuk mencari penyelesaian

masalah engan mengembangkan data atau teknik dalam pengumpulan

data. Fenomena di lingkungan dipahami dan menggunakan pertanyaan

untuk permasalahan serta menentukan intisari permasalahan agar dalam

mendeskripsikan tidak bertele-tele.

24
Dari penjelasan di atas cenderung beralasan bahwa pemeriksaan

ilsuratif subjektif adalah teknik untuk penelitian yang menggambarkan

keajaiban untuk apa nilainya berkaitan dengan manifestasi, atau kondisi

dunia jelas pelayanan penyebaran informasi di Dinas Komunikasi,

Informasi, dan Statistik Provinsi Lampung.

3.2 Operasionalisasi konsep Penelitian

Kerangka konseptual penelitian atau operasional konsep,

merupakan teori yang menjelaskan bagaimana keterkaitan konsep-konsep

yang digunakan dalam penelitian. Kegunaan dari operasional konsep ini

adalah untuk membingkai pertanyaan peneliti yang dituangkan dalam

pedoman wawancara dan mengarahkan kegiatan dokumentasi dan

observasi di lapangan. Dengan adanya fokus dapat membatasi suatu

lingkup yang akan diteliti sehingga peneliti dapat menentukan keputusan

tepat mengenai data mana yang perlu dikumpulkan.

Maka peneliti menjelaskan operasionalisasi konsep penelitian yang

tergambar pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Konsep

Judul Konsep Faktor Sub Faktor

25
Efektivitas Penggunaan Media Sosial Ukuran Pecanpaian  Waktu
facebook dalam Penyebaran Informasi Efektivitas Tujuan  Biaya
di Komunikasi,Informasi,dan Statistik menurut  SOP pelaksanaan
Provinsi Lampung Richard M. penyebaran informasi
Steers (1985:9- Integrasi  Sosialisasi
11)  Koordinasi
 Mekanisme
Adaptasi  Kompetensi SDM
 Infrastruktur
pendukung
Sumber : Diolah oleh peneliti

3.2.1 Sumber Data dan Informan


3.2.1.1 Sumber Data
Sumber informasi data yang dirujuk dalam survei adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh dan memiliki informasi kejelasan

mengenai cara memulihkan informasi dan bagaimana informasi ditangani.

Arikunto (2002:10), mengungkapkan bahwasannya sumber

informasi yang disinggung dalam ulasan adalah subjek dari mana

informasi dapat diperoleh.

Sumber data merupakan faktor mendasar dalam menentukan

strategi untuk pengumpulan informasi untuk mengetahui di mana subjek

informasi diperoleh. Sumber informasi terdiri dari:

1. Data primer

Informasi data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung dari

tempat atau area ulasan melalui pembicaraan dengan prosedur

(bertemu) mendapat dari sumber yang dianggap dapat memiliki

data yang tepat dan langsung (persepsi) artikel di tempat kerja.

Dinas Komunikasi Informatika Statistik Provinsi Lampung

2. Data sekunder

26
Informasi yang didapat dari laporan yang disusun sebagai informasi

data dari alat di Kantor Komunikasi Informasi Statistik Provinsi Lampung

baik sebagai basis informasi, diidentifikasi dengan SP4N-Lapor, dan

laporan yang berbeda diidentifikasi dengan tujuan penelitian.

3.2.1.2 Informan

Informan atau penyedia informasi adalah seorang individu yang

memberikan data tentang keadaan pemeriksaan, kondisi dan dasar

eksplorasi. Pemasok data atau saksi dalam melakukan eksplorasi ini

dipilih berdasarkan pemahamannya terhadap masalah penelitian.

Terkait dengan penentuan informan, terdapat empat karakteristik

untuk mendapatkan informan yang ideal yang di ungkapkan oleh W.

Lawrance Neuman (2013) yaitu:

1. Orang yang memang sudah akrab dengan budaya dan ikut


menyaksikan peristiwa dapat menjadi infoman yang baik;
2. Seseorang yang saat ini terlibat paga kegiatan di lapangan;
3. Orang yang memiliki waktu luang dengan peneliti;
4. Informaan yang lebih baik adalah orang yang non-analitis.

Dari keempat kriteria informan menurut W. Laurance Neuman

sudah dapat membantu peneliti dalam menentukan informan yang tepat

dalam penelitian ini.

Adapun untuk menentukan sumber data informan pada penelitian

ini menggunakan tekniik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono

(2013:85) Purposive Sampling adalah:

Purposive Sampling adalah metode pengujian sumber informasi


dalam terang kontemplasi tertentu. Kontemplasi khusus ini,

27
misalnya, orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang akan
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan para ilmuwan untuk menyelidiki artikel / keadaan
sosial yang diperiksa.

Saksi atau sumber informasi yang valid masih di atas analis udara

menggunakan teknik pemeriksaan purposive karena menguji sumber

informasi dengan kontemplasi tertentu. Pemikiran khusus ini, dapat

digambarkan dengan orang yang mengetahui semua informasi dan

menjadi penunjang untuk mempermudahkan peneliti dalam mengamati

item atau keadaan yang akan diteliti.

Terkait dengan informan pengguna aplikasi facebook di Provinsi

Lampung menggunakan sistem menyesuaikan dengan kebutuhan akan

terpenuhinya data-data yang dibutuhkan bagi penulis, sehingga jumlah

dari informan terkait dapat sewaktu-waktu dapat diubah.

Tabel 3.2

Data Informan Peneliti

Jumlah
No. Informan
Informan
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi,
1 1
dan Statistik
Kepala Bidang Diseminasi dan
2 1
Informasi
3 Kepala Seksi Media Informasi 1
4 Staff Pengelola Media Informasi 2
Sesuai
5 Pengguna Aplikasi
Kebutuhan
Sesuai
Jumlah
Kebutuhan
Sumber : Diolah oleh penulis

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen pemeriksaan adalah kantor atau peralatan yang

28
digunakan para ilmuwan untuk mengumpulkan informasi untuk bekerja

dengan pekerjaan mereka dan hasilnya bisa lebih baik karena dalam lebih

hati-hati, lengkap dan efisien akan ditangani secara efektif.


37
mengungkapkan bahwasannya instrumen disebut juga alat bantu

penelitian yang dalam penelitian deskriptif kualitatif merupakan peneliti itu

sendiri. Sementara spesialis sebagai instrumen berfungsi untuk

menetapkan titik konvergensi penyelidikan, pengamat terpilih serta

sumber data, data langsung yang berbeda, menilai sifat data, memeriksa

data, menafsirkan data, dan mengakhiri penemuan mereka.

Arikunto mengungkapkan bahwasannya instrumen penelitian

adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh para ahli dalam latihan

mereka untuk mengumpulkan informasi dengan tujuan bahwa latihan ini

menjadi efisien dan bekerja dengannya.

Dalam klarifikasi di atas dapat dibuat penentuan bahwa dalam

eksplorasi subjektif yang berubah menjadi instrumen pada awalnya adalah

belum analis sendiri. Peneliti dapat melihat langsung objek atau kegiatan

sesuai fakta di lapangan,mendapat data dari informan yang telah dipilih

untuk di wawancarai,sehingga peneliti mendapatkan data-data untuk

menunjang penelitiannya terkait Efektivitas Layanan Apirasi Dan

Pengaduan Online di Dinas Komunikasi,Informasi,dan Statistik Provinsi

Lampung.

37
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis : Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi Dan R&D, 2018th ed.
(Bandung: Alfabeta, 2018).

29
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah pengembangan utama dalam

penelitian, dengan alasan bahwa inspirasi utama yang mendorong

eksplorasi adalah mengumpulkan informasi. Metode pengumpulan

informasi digunakan untuk mengumpulkan informasi sesuai sistem

penelitian sehingga informasi yang diperlukan diperoleh. Strategi

pengumpulan informasi yang digunakan oleh analis dalam ulasan ini

termasuk:

1. Pengamatan (Obsevarsi)

Menurut Sugiyono, persepsi adalah prosedur bermacam-macam

informasi untuk memperhatikan perilaku manusia, siklus kerja, dan efek

samping yang teratur, dan responden. Dalam ulasan ini, analis

menggunakan persepsi non-anggota, menyebutkan fakta dan akun yang

dapat diamati dengan mudah untuk menemukan realitas terkini di bidang

yang diidentifikasi dengan Efektivitas Layanan Aspirasi dan Pengaduan

Online di Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi Lampung.

Menurut Sugiyono dari sejauh cara yang paling umum untuk

mengumpulkan informasi, persepsi dipisahkan menjadi tiga, sebagai

berikut:

a) Observasi Berperanserta
Observasi termasuk dalam penelitian yang kegiatannya dilakukan
sehari-hari dari seorang individu untuk dilihat sebagai sumber
informasi eksplorasi.
b) Observasi Non-partisipan
Observasi tersebut dimaksudkan bahwasannya di dalam

30
menerapkan Teknik observasi ini tidak melibatkan peneliti, yang
berarti peneliti disini hanya berperan sebagai pengamat.
c) Observasi Terstruktur
Observasi yang telah sengaja didalangi mengenai apa yang akan
diperhatikan, di mana ia ditemukan. Juga, dilakukan ketika analis
pasti tahu tanpa keraguan mengenai faktor apa yang akan
diperhatikan. Dalam ulasan ini, para ilmuwan menggunakan
persepsi netral yang tidak termasuk spesialis, dan situasi analis di
sini hanya terjadi sebagai penonton. 38

2. Wawancara (Interview)

Pengumpulan informasi melalui wawancara dengan mengajukan

pertanyaan kepada informan secara langsung, melalui media

elektronik via online kemudian mencatat jawaban-jawaban terkait

Efektivitas Layanan Asprasi dan Pengaduan Online di Dinas

komunikasi informasi, dan Statistik Provinsi Lampung.

Pada media wawancara yang akan dipakai menjadi instrument

penelitian di penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Wawancara terstruktur.

Ketika seorang peneliti yang sedang menganalis atau

otoritas informasi mengetahui data apa yang harus didapat,

pertemuan terorganisir digunakan sebagai strategi pengumpulan

informasi. Akibatnya, selama pertemuan, otoritas informasi

menyusun instrumen eksplorasi sebagai pertanyaan yang disusun,

dan juga disiapkan alternatif jawaban. Jadi maksud dari penjelasan

tersebut adalah bahwa peneliti harus menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang diperlukan terlebih dahulu sebelum kagiatan

wawancara dilakukan. Pertanyaan bisa dibuat dalam bentuk tertulis


38
Ibid.

31
serta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan alternatif lainnya jika

diperlukan. Teknik wawancara terstruktur dapat dilakukan kepada

pihak-pihak atau pejabat seperti Bupati, atau jabatan tinggi lainnya.

b) Wawancara Semiterstruktur

Wawancara tersebut dimaksudkan adalah untuk

menemukan masalah di dalam penelitian ini dengan lebih mudah,

di mana orang yang diwawancarai diminta perasaan, dan pikiran.

Akibatnya, para ilmuwan harus mendengarkan dengan hati-hati

ketika pertemuan dipimpin dan mencatat apa yang telah diteruskan

oleh sumbernya. Pembicaraan semistruktur dengan prosedur dapat

dilakukan kepada pihak-pihak yang menduduki jabatan penting.

c) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara independen. Peneliti tidak menggunakan aturan

pertemuan metodis dan terorganisir untuk mengumpulkan

informasi. Bisa dikatakan, ketika Anda perlu melakukan pertemuan,

peneliti tidak perlu menyiapkan pertanyaan rinci dan langkah awal

yang harus diambil. Teknik wawancara tak terstruktur dapat

dilakukan kepada pihak seperti masyarakat. Teknik yang digunakan

oleh para ahli adalah pertemuan terorganisir. Pertemuan yang

terorganisir adalah pertemuan di mana spesialis menetapkan

dirinya masalah dan pertanyaan yang akan diajukan 39.

Dalam penelitian ini, teknik wawancara semi terstruktur yang dipilih

peneliti untuk mengetahui gambaran tentang kinerja aparatur di Dinas


39
Ibid.

32
Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Lampung. Pertanyaan-

pertanyaan yang bersangkutan dengan penelitian akan ditanyakan oleh

peneliti secara langsung. Kemudian pertanyaan tersebut dapat

berkembang saat melakukan wawancara guna mendapatkan informasi

yang lebih dalam terhadap permasalahan yang diteliti

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi Ini adalah catatan peristiwa yang telah berlalu.

Arsip dapat muncul sebagai menyusun, menggambar, atau karya-

karya luar biasa dari seorang individu. Strategi ini adalah salah satu

prosedur pengumpulan informasi yang ditemukan oleh peneliti yang

dijadikan catatan penting untuk diidentifikasikan pada masalah

yang akan dipertimbangkan, untuk mendapatkan informasi total,

tepat dan tidak mengumpulkan berdasarkan penilaian untuk

memperkuat pemeriksaan subjektif agar lebih dipercaya.

3.5 Teknik Analisis Data

Aktivitas dalam analisis kalitatif yang dipimpin oleh Miles dan

Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono intuitif dan berlanjut terus-

menerus sampai selesai, sehingga informasinya direndam. Ada tiga

latihan dalam penyelidikan informasi:

1. Data Reduction (Reduksi Data)


Penjelasan mereduksi data yaitu dapat diartikan untuk meringkas,

33
memilah konten utama, dan fokus pada menemukan aspek-aspek
penting dari topik dan contoh. Selanjutnya, informasi yang telah
disimpulkan akan memberikan gambaran yang masuk akal, dan
membuatnya lebih mudah bagi analis untuk mengumpulkan
informasi.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penjelasan dalam penyajian data yaitu bahwa untuk informasi valid
yang dikumpulkan dapat disajikan dengan pendeskripsian berakhir
dan bergerak. Ini menyiratkan bahwa pengenalan informasi
umumnya sebagai penggambaran singkat, grafik, koneksi antar
kelas, dan sebagainya Dalam eksplorasi subjektif, pesan akun
secara teratur digunakan untuk memperkenalkan informasi.
3. Conclution Drawing/Verification
Penarikan/verivikasi kesimpulan yaitu dari awal bermacam-macam
informasi, spesialis subjektif mulai memilih apakah "menandakan"
sesuatu, mencatat konsistensi, klarifikasi, desain, pengaturan
potensial, aliran kausal, dan luas. Ini berarti bahwa ujung yang
diperkenalkan masih singkat dan akan berubah jika bukti yang solid
ditemukan dan mendukung fase pengumpulan informasi berikut.

3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian


3.6.1 Jadwal
Jadwal dalam penelitian yang akan diteliti oleh peneliti ini

dilaksanakan sejalan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh IPDN

Negeri dalam kalender akademik IPDN tahun akademik 2021-2022. Untuk

mengetahui bahwa agenda atau kegiatan dalam penelitian selengkapnya

pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian dan Penyusunan
Skripsi Praja Utama
Tahun Akademik 2021/2022

34
TAHUN 2020 TAHUN 2021

KEGIATAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JUL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan
Judul dan
penyusunan
Usulan
Penelitian

2. Seminar Usulan
Penelitian

3. Perbaikan
Usulan
Penelitian

4. Penelitian dan
pengumpulan
data

5. Penyusunan
Skripsi

6. Ujian
Komprehensif

7. Perbaikan dan
Pengumpulan
Skripsi

Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2021/2022

Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan

3.6.2 Lokasi Penelitian

Untuk menyesuaikan dengan fokus yang akan diteliti serta untuk

mendapatkan kelengkapan data-data, maka peneliti mengambil keputusan

35
tempat di Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi Lampung.

36
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Ardianto Dan Soemirat. Dasar-Dasar Public Relations. Cet. 7. Remaja

Rosdakarya, 2017, 2017.

Cutlip, Scott M., Allen H. Center, And Glen M. Broom. Effective Public

Relations. Englewood Cliffs. N.J.: Prentice-Hall, 1985.

M. Steers, Richard. Efektifitas Organisasi, 1985.

Nasrullah,M.Si, Dr. Rulli. Media Sosial. Simbiosa Rekatama Media, 2015.

Pekei, Beni. “Landasan Teori Efektivitas” (2017): 11–78.

Siagian, Sondan. Filsafat Administrasi. Gunung Agung, 1970.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis : Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi Dan

R&D. 2018th Ed. Bandung: Alfabeta, 2018.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

Tinjauan Yuridis Efektivitas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016


Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.” Lex Crimen 10, No. 4
(2021): 1–14.

Uu_No_14_Tahun_2008” (N.D.).

C. JURNAL

Afifah Nurul.Izzati.Azmi, Pratama; Igaa, Mas Aristamy; Nina, Fadilah

Najwa; Nur, Aini, And Rakhmawati; “Kategorisasi Jenis Interaksi

Pemerintah Dan Masyarakat Serta Popularitas Media Sosial

37
Pemerintah Daerah” (N.D.): 1–8.

Ahmadi, H Abu, And Widodo Supriyono. “Analisis Strategi Implementasi

Media Sosial.” Jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis, Universitas


2
Presiden Jurusan Manajemen Universitas Budi Luhur E-

Mail:Pandu.Cakranegara@President.Ac.Id, (2019): 1–16.

Alam, Nur. “Potensi Penggunaan Koneksi Internet Instansi Pemerintah

Bersama Masyarakat Di Kota Makassar The Potential Use Of The

Internet Connection Of Government Agencies With Citizen In

Makassar” 17, No. 3 (2014): 189–196.

Aristianto, Yohanes. “Kamus Inggris-Indonesia” (N.D.).

Bontoa, Kecamatan, And Kabupaten Maros. “Menunjukkan Bahwa Antara

Variabel X Dengan Variabel Y Cukup Efektif Dan Hipotesis Yang

Menyatakan Bahwa Kinerja Pegawai Efektif Secara Signifikan

Terhadap Pelayanan E-Ktp Dinyatakan Ditolak Karena T,” No. Xix

(2016): 236–249.

Doramia Lumbanraja, Anggita. “Urgensi Transformasi Pelayanan Publik

Melalui E-Government Pada New Normal Dan Reformasi Regulasi

Birokrasi.” Administrative Law And Governance Journal 3, No. 2

(2020): 220–231.

Informasi, Dampak Undang-Undang, D A N Transaksi, Elektronik Uu, I T E

Terhadap, And Perubahan Hukum. “Dampak Undang-Undang

Informasi Dan Transaksi Elektronik (Uu Ite) Terhadap Perubahan

Hukum Dan Sosial Dalam Masyarakat” 1 (2013).

38
Larnpung, Cabang, Pemantauan Lingkungan, Industri Makanan, And

Ringan Kemasan. “· Gubernur Lampung” 2 (2015): 1–10.

Muksin. “Peran Diskominfo Dalam Penyampaian Informasi Covid-19 Di

Kabupaten Garut.” Last Modified 2020. Accessed November 24,

2020.Https://Www.Jabarprov.Go.Id/Index.Php/News/40307/2020/11

/24/Peran-Diskominfo-Dalam-Penyampaian-Informasi-Covid-19-Di-

Kabupaten-Garut.

Perki No.1 Tentang Slip. “Peraturan Komisi Informasi No.1 Tentang

Standar Layanan Informasi Publik.” Komisi Informasi Pusat (2010):

1–71.

Pure, Inga. “Public Relations As Managemen Function At Universities.”

Regioninės Studijos 9, No. 5 (2010): 109–119.

Putri, Inkana. “Berita Hoax Dinilai Buat Indonesia Sulit Atasi Pandemi

Covid-19.” Last Modified 2021. Accessed April 8, 2021.

Https://News.Detik.Com/Berita/D-5524953/Berita-Hoax-Dinilai-Buat-

Indonesia-Sulit-Atasi-Pandemi-Covid-19.

Rosalina, Iga. “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Karangrejo Kabupaten Magetan.” Fakultas Ilmu Sosial Dan

Hukum Universitas Surabaya 1 (2012): 0–216.

Rudiantara. “Pemerintah Daerah Harus Aktif Gunakan Media Sosial.” Last

Modified 2017.

Https://Kominfo.Go.Id/Content/Detail/9712/Pemerintah-Daerah-

Harus-Aktif-Gunakan-Media-Sosial/0/Berita_Satker.

39
Setiadi, Ahmad. “Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas

Komunikasi,” No. 1 (N.D.).

Sidoarjo, D I Kabupaten. “No Title” (N.D.).

Sundawati, Nur. “Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi Siswa.” Universitas

Pasundan 110, No. 9 (2018): 1689–1699.

Http://Repository.Unpas.Ac.Id/40202/%0ahttp://Repository.Unpas.A

c.Id/40202/5/8. Bab Ii.Pdf.

Uin, Informasi, And Maulana Malik. “Perilaku Pengguna Internet : Studi

Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Perpustakaan Dan Ilmu” 4 (2020):

107–113.

D. INTERNET

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. “Laporan Survei Internet

Apjii 2019 – 2020.” Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

2020 (2020): 1–146. Https://Apjii.Or.Id/Survei.

Kusnandar, Viva Budy. “Indonesia Pengguna Facebook Terbesar Kedua

Di Asia Setelah India.” Last Modified 2021. Accessed July 13, 2021.

Https://Databoks.Katadata.Co.Id/Datapublish/2021/07/13/Indonesia

-Pengguna-Facebook-Terbesar-Kedua-Dia-Asia-Setelah-India.

Lampung, Diskominfotik Provinsi. “Tupoksi.”

Https://Www.Diskominfotik.Lampungprov.Go.Id/Pages/Tupoksi.

40
LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

KONSEP FAKTOR SUB FAKTOR PERTANYAAN INFORMAN


WAWANCARA
Ukuran Pencapaian 1. Waktu 1.Bagaimana manajemen 2,3,4,5
Efektivitas Tujuan waktu dalam penyebaran
menurut informasi di
Richard Komunikasi,Informasi,dan
M. Steers Statistik Provinsi
(1985:9- Lampung melalaui media
11) social Facebook?
2. Biaya 1.Bagaimana efisien biaya 1,2,3,4,5
dalam penyebaran
informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalaui media
social Facebook?
3. SOP 1.Bagaimana penerapan 2,3
pelaksanaan SOP dalam pelaksanaan
penyebaran penyebaran informasi di
informasi Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalaui media
social Facebook?
2.Apa saja kendala
penerapan SOP dalam
pelaksanaan penyebaran
informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalaui media
social Facebook?

41
3.Berdasarkan
Pelaksanaan SOP tahap
apa yang sulid dilakukan
dan bagaiman
mengatasinya dalam

Penyebaran Informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook
Integrasi 1. Sosialisasi 1.Bagaimana sosialisasi 1,2,3,4,5
yang dilakukan unuk
memberikan Penyebaran

Informasi di
Komunikasi,Informasi,da
n Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook pengarahan
dalam
2.Apakah sosialisasi
dilakukan secara
langsung kepada
masyarakat mengenai

Penyebaran Informasi di
Komunikasi,Informasi,da
n Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook?
2. Koordinasi 1.Adakah koordinasi dalam 1,2,3,4

Penyebaran Informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui

42
penggunaan media social
facebook?
3. Mekanisme 1. Bagaimana bentuk 1,2,3,4
mekanisme dalam
melakukan
Penyebaran

Informasi di
Komunikasi,Informasi
,dan Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media
social facebook?
Adaptasi 1. Kompetensi 1.Bagaimana latar 1, 2, 3, 4.
SDM belakang pegawai
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook?
2.Bagaimana kemampuan
teknis SDM
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook
3.Bagaimana kemampuan
jurnalistik SDM
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook
4.Bagaimana kinerja SDM
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui

43
penggunaan media social
facebook
2. Infrastuktur 1.Bagaimana ketersediaan 1, 2, 3,4,5
Pendukung sarana dan prasarana
sebagai penunjang
penyebaran informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi
Lampung melalui
penggunaan media social
facebook

Informan

1. Kepala DInas Komunikasi Informasi dan Statistik


2. Kepala Bidang Dimensiasi dan Informasi
3. Kepala Seksi Media Informasi
4. Staff Pengelola Media Informasi
5. Pengguna aplikasi

44
Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI

KONSEP FAKTOR SUB FAKTOR ASPEK YANG DIAMATI YA Tidak


Ukuran Pencapaian Waktu Terdapat manajemen waktu
Efektivitas Tujuan dalam penyebaran informasi di
menurut Dinas Komunikasi, Informasi,
Richard dan Statistik Provinsi Lampung
M. Steers melalui media social Facebook
(1985:9- Biaya efisien biaya dalam penyebaran
11) informasi di
Komunikasi,Informasi,dan Statistik
Provinsi Lampung melalaui media
social Facebook
SOP Dalam pelaksanaan penyebaran
pelaksanaan informasi di
penyebaran Komunikasi,Informasi,dan
informasi Statistik Provinsi Lampung
melalaui media social Facebook
telah sesuai prosedur SOP

Integrasi Sosialisasi Telah dilakukan sosialisasi unuk


memberikan Penyebaran

Informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi Lampung
melalui penggunaan media
social facebook pengarahan
dalam

Koordinasi Koordinasi yang telah berjalan


baik dalam Penyebaran

Informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi Lampung
melalui penggunaan media

45
social facebook
Mekanisme Menerapkan Mekanisme
yang tepat dalam melakukan

Penyebaran Informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi Lampung
melalui penggunaan media
social facebook?
Adaptasi Kompetensi Kinerja SDM yang memadai .
SDM dalam penyebaran informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi Lampung
melalui penggunaan media
social facebook
Infrastuktur ketersediaan sarana dan
Pendukung prasarana sebagai penunjang
penyebaran informasi di
Komunikasi,Informasi,dan
Statistik Provinsi Lampung
melalui penggunaan media
social facebook

46
Lampiran 3

47

Anda mungkin juga menyukai