Anda di halaman 1dari 61

i

PENGARUH KEMAMPUAN DAN KREATIVITAS GURU


MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
KOMPUTER TERHADAP PENYAMPAIAN MATERI
PEMBELAJARAN BAGI PESERTA DIDIK
DI SMA NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR

Usulan Proposal Tesis S-2


Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh

ERNI BETHARIA SINAGA


NPM . 201351024

SEKOLAH PASCA SARJANA


PRODI PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Tesis dengan judul

Pengaruh Kemampuan dan Kreativitas Guru Menggunakan Media Pembelajaran

Berbasis Komputer Terhadap Penyampaian Materi Pembelajaran Bagi Peserta

Didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada Bapak Dr. Ulung Napitu , M.Si sebagai pembimbing utama dan

Ibu Dr.Tuti Ariani Nasution, M.Hum sebagai pembimbing pendamping dalam

penulisan proposal penelitian Tesis ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin menyusun proposal

ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata

bahasanya, untuk itu penulis memohon maaf dan meminta berupa masukan dan

saran untuk kesempurnaan tesis ini. Kiranya proposal penelitian ini diterima

untuk dijadikan penelitian.

Pematangsiantar, Januari 2022


Penulis,

Erni Betharia Sinaga


NPM. 201351024

DAFTAR ISI
iii

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penelitian 5
1.4. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN


TEORI…………………………………………………………………………….8
KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN....................................8
2.1. Penelitian Terdahulu 8
2.2. Landasan Teori 13
2.2.1.Konsep Sekolah Menegah Tingkat Atas 13
2.2.2. Konsep Pengaruh15
2.2.3. Konsep Kemampuan 15
2.2.4. Konsep Kemampuan Guru 16
2.2.5. Konsep Kreativitas 23
2.2.6. Konsep Kreativitas Guru 24
2.2.7. Konsep Media Pembelajaran 26
2.2.8. Media Pembelajaran Berbasis Komputer 27
2.2.9. Penyampain Materi Pembelajaran 34
2.3. Kerangka Pemikiran 36
2.4. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….38


3.1. Metode Pemilihan Lokasi 38
3.2. Metode Pengambilan Sampel 39
3.3. Variabel yang Digunakan 40
3.4. Metode Analisi Data 43
3.4.1. Sumber Data 43
3.4.2. Metode Pengumpulan Data 43
3.4.3. Teknik Analisis Data 44
3.4.4. Uji Kualitas Instrumen dan Data 45
3.4.5.Uji Asumsi Klasik 46
3.4.6. Uji Hipotesis 48
iv

3.6. Jadwal Penelitian.........................................................................................51


DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Guru merupakan bagian terpenting dalam pendidikan. Menjadi seorang

guru tidaklah mudah karena dihadapkan dengan situasi yang senantiasa harus

mengikuti perkembangan zaman, sehingga guru dituntut memiliki wawasan yang

lebih luas dan profesionalisme.

Kualitas kemampuan guru dalam mengajar sampai saat ini masih menjadi

persoalan yang sangat penting, karena pada kenyataannya keberadaan guru di

berbagai jenjang, mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas masih

dinilai oleh sebagian kalangan jauh dari performa yang distandarkan. Guru

sebagai pendidik, pembimbing dan fasilitator dalam sebuah proses

pembelajaran memiliki peran utama dalam memilih dan menggunakan

media pembelajaran.

Kreativitas merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh guru.

Guru harus memiliki kreativitas dalam hal merancang pembelajaran, penyampaian

pembelajaran, kreatif dalam memilih media pembelajaran. Adapun pentingnya

kreativitas guru dalam pembelajaran antara lain: (1) Kreatifitas guru berguna

dalam transfer informasi lebih utuh, (2) Kreatifitas guru berguna dalam

merangsang peserta didik untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam belajar, (3)

Produk kreatifitas guru akan merangsang kreatifitas peserta didik.


2

Pembelajaran akan lebih efektif jika penggunaan media pembelajaran

tersebut tidak monoton, tetapi diavariasikan dengan media pembelajaran secara

bergantian sesuai kebutuhan. Dalan hal ini diharapkan dapat membantu peserta

didik untuk lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran, karena dengan

penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat mempermudah peserta didik

dalam memahami materi pelajaran secara kognitif.

Sebagai komponen sistem pembelajaran media memiliki fungsi yang

berbeda dengan fungsi komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen

yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada peserta didik.

Dewasa ini pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah. Untuk mendukung

pendidikan pemerintah mengalokasikan APBN yang cukup besar dalam

mendukung berbagai program seperti sertifikasi guru dan Dosen , beasiswa dan

lain-lain . Pemerintah juga meningkatkan kemampuan dan kreativitas guru dengan

melengkapi media pembelajaran atau alat peraga yang dibutuhkan sekolah seperti

pengadaan perangkat komputer dan pembangunan laboratorium komputer,

semuanya itu sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam meningkatkan mutu

pendidikan nasional. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan

adalah guru atau tenaga pendidik.

Guru atau tenaga pendidik berhadapan langsung dengan peserta didik di

kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta

didik yang berkualitas baik secara akademis, kematangan emosional, keahlian,

moral serta spiritual. Guru atau tenaga pendidik diharapkan mempunyai

kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas.


3

Guru mempunyai posisi penting dan penentu berhasil tidaknya pencapaian suatu

tujuan proses pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan informasi teknologi dan komunikasi yang

kian pesat tidak dapat dihindari dan mejadi bagian penting dari pendidikan dan

pembelajaran. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut

untuk mampu mengikuti bahkan mampu mengimbangi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berkembang saat ini, serta menyesuaikan dan memanfaatkannya

dalam pembelajaran.

Menggunakan media pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu

perkembangan teknologi di dunia pendidikan, dan media berbasis komputer

adalah media pembelajaran yang sangat membantu mempermudah guru atau

tenaga pendidik dalam menyampaian materi kepada peserta didik. Kemampuan

guru atau tenaga pendidik dalam menggunakan media pembelajaran berbasis

komputer sangat berpengaruh dalam menciptakan proses belajar mengajar yang

tidak membosankan.

Menurut pendapat Rusman, (2011) profesionalisme seorang guru bukan

hanya sekedar mengajar (trasfer of knowledge) melainkan setiap guru

diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas

dan aktivitas guru, memotivasi guru, menggunakan multimedia, multimetode,

dan multi sumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Tetapi kenyataannya kemampuan dan penguasaan guru dalam

menggunakan media pembelajaran berbasis komputer masih sangat terbatas. Guru

masih kurang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi


4

informasi dan komunikasi. Hal ini lah yang menjadi penghalang bagi guru dalam

pengembangan pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.

Berdasarkan pengalaman peneliti kemampuan guru atau tenaga pendidik

di SMA Negeri 3 Pematangsiantar dalam menggunakan media pembelajaran

berbasis komputer adalah sudah baik tetapi ada juga beberapa guru lebih sering

tidak menggunakan media pembelajaran berbasis komputer karena berpandangan

menggunakan komputer adalah sesuatu hal yang sulit. Hal ini dipengaruhi oleh

ketidakbiasaan dalam penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk

mempersiapkan materi yang akan disampaikan di dalam kelas.

Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung, guru

yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dalam penyampaian

pembelajaran di dalam kelas lebih kreatif dan menarik sehingga peserta didik

tidak merasa bosan. Guru menggunakan media pembelajaran berbasis komputer

proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efisien.

Berangkat dari latar belakang di atas , peneliti termotivasi untuk

mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kemampuan dan Kreativitas

Guru Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap

Penyampaian Materi Pembelajaran Bagi Peserta Didik di SMA Negeri 3

Pematangsiantar.”

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022 di

SMA Negeri 3 Pematangsiantar.


5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kemampuan guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian materi pembelajaran

pada semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMA Negeri 3

Pematangsiantar ?

2. Apakah terdapat pengaruh kreativitas guru menggunakan media

pembelajaranberbasis komputer terhadap penyampaian materi pembelajaran

pada semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMA Negeri 3

Pematangsiantar ?

3. Apakah terdapat pengaruh kemampuan dan kretivitas guru menggunakan

media pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian materi

pembelajaran pada semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMA

Negeri 3 Pematangsiantar ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian yang telah dipaparkan

di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan

menganalisis :

1. Pengaruh kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis

komputer terhadap terhadap penyampaian materi pembelajaran bagi peserta

didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.


6

2. Pengaruh kreativitas guru menggunakan media pembelajaran berbasis

komputer terhadap terhadap penyampaian materi pembelajaran bagi peserta

didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar .

3. Pengaruh kemampuan dan kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap terhadap penyampaian materi

pembelajaran bagi peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang

pendidikan.

2. Sebagai bahan acuan dan referensi untuk pertimbangan bagi

penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi dinas pendidikan provinsi Sumatera Utara sebagai masukan

dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi kepala sekolah SMA Negeri 3 Pematangsiantar, sebagai

bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan kinerja

guru.

3. Bagi guru diharapkan dapat menambah wawasan untuk

menerapkan model pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi

guru .
7

4. Bagi Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun , merupakan

tambahan kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat

dipergunakan dan dikembangkan dikemudian hari.

5. Bagi peneliti dapat memperluas wawasan peneliti mengenai

penerapan penggunaan media pembelajaran berbasis komputer.

6. Bagi peserta didik memotivasi peserta didik agar lebih kreatif dan

semangat dalam pembelajaran.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Untuk memperkaya dan mendukung penelitian ini maka penulis mengutip

beberapa kajian atau penelitian terdahulu tentang kemampuan dan kreativitas guru

menggunakan media pembelajaran berbasis komputer.

Nani Ratnaningsih (2017) dalam Jurnal Pengabdian Siliwangi Vol.3 No.1,

2017. Dengan judul Pembuatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis

Komputer Melalui Pendekatan Saintifik Bagi Guru-Guru. Guru dituntut untuk

menggunakan media pembelajaran berbasis informasi teknologi khususnya

komputer tetapi masih banyak guru yang belum menggunakan. Hal ini

dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan guru dalam

mempersiapkan dan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer. Oleh

karena itu, untuk mengatasi problem tersebut diadakan kegiatan Ipteks Tepat

Guna bagi Masyarakat (ITGbM) berupa pelatihan pembuatan dan penggunaan

media pembelajaran berbasis komputer melalui pendekatan saintifik di MTs dan

MA Persis Al-Amin Sindangkasih. Tujuan dari kegiatan ITGbM ini adalah supaya

guru-guru memiliki kemampuan dalam membuat dan menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer melalui pendekatan saintifik. Metode yang

digunakan yaitu observasi, pelatihan, simulasi, dan kuesioner.. Berdasarkan hasil

pengamatan pada saat pelatihan, demonstrasi pembelajaran, dan hasil kuesioner

diperoleh simpulan bahwa guru merespon positif terhadap kegiatan ITGbM

dengan sangat antusias dan semangat mengikutinya.


9

Ramly Abdullah (2016) dalam Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1, 2016

dengan judul Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativita Guru Dalam Pemanfaatan

Media Pembelajaran. Hasil penelitian pemakaian media pengajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media

pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan

proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

Rosdiana (2013) dalam Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Vol 1, No 2 (2013) dengan judul Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Komputer . Pembelajaran akan berjalan dengan baik

menggunakan media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena

selain sebagai media perantara juga berguna untuk mengatasi keterbatasan ruang,

waktu, dan tenaga indera, seperti benda yang terlalu besar dapat diganti. dengan

realitas, gambar, atau bingkai film. Dalam penggunaannya dalam proses

pembelajaran, guru harus mengetahui dan menguasai serta mampu menggunakan

media dalam proses belajar mengajar. Kemampuan ini merupakan aktivitas

imajinatif yang hasilnya berupa pembentukan kombinasi informasi yang diperoleh

dari pengalaman sebelumnya menjadi baru, bermakna dan berguna. Maka dari itu,

kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran dapat disimpulkan, yaitu:

(1) Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran

suatu mata pelajaran biasanya hanya guru yang menggunakan media seperti buku,
10

papan tulis dan spidol. Keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada

kompetensi guru dalam menguasai materi atau materi pelajaran.

Dewi Ayu Agustina (2014) dalam Jurnal Profit Vol.1 No.1 dengan judul

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran

Ekonomi Di SMA Negeri 5 Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan media pembelajaran berbasis komputermyang berupa Compact

Disc (CD) pembelajaran yang valid dan praktis pada mata pelajaran ekonomi serta

mengetahui keefektifan media pembelajaran berbasis komputer pada mata

pelajaran ekonomi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini

ditentukan secara acak sehingga didapat kelas X.6 sebanyak 31 siswa sebagai

kelas uji coba produk. Teknik pengumpulan data menggunakan tes,wawancara,

dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai hasil

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data lebih rinci dan jelas mengenai kepraktisan pelaksanaan

pembelajaran berbasis komputer, sedangkan dokumentasi bertujuan memperoleh

gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer. Data tes

diperoleh dari hasil jawaban tes sesudah (post test) yang diberikan guru pada

pertemuan ketiga penelitian. Data wawancara didapat dari hasil jawaban

wawancara pada pertemuan terakhir, sedangkan data dokumentasi diperoleh dari

hasil validasi para validator terhadap seluruh aspek penilaian yang disajikan

dalam lembar validasi. Data tes diinterpretasikan dengan nilai KKM ≥ 70.

Sehingga siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 100% dan dinyatakan efektif.

Data wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif dimana siswa dapat


11

mengoperasikan Compact Disc (CD) pembelajaran dengan mudah dan dinyatakan

praktis. Sedangkan data dokumentasi didapat R=84,83 dan tergolong valid.

R. Ceha (2016) dalam Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Vol.4 No.1, dengan judul Peningkatan Kemampuan Guru Dalam

Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Kegiatan Pembelajaran. Dalam upaya

peningkatan mutu mengajar dan mutu pembelajaran di era globalisasi, guru

sebaiknya menguasai program komputer, agar dapat memanfaatkan teknologi

yang telah tersedia dan untuk memudahkan dalam mengajar. Guru hendaknya

dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki

oleh sekolah, tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang

relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman, serta mempunyai

berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Guru dapat

membuat kreasi dan variasi media interaktif, pembuatan CD pembelajaran

interaktif, powerpoint, dan dengan media komputer. Masalah utama yang dihadapi

mitra saat ini adalah kemampuan guru dalam pemanfaatan IT atau ICT untuk

kegiatan pembelajaran belum merata. Selain itu juga masih adanya kesenjangan

literasi TIK antar wilayah di satu sisi dan perkembangan internet yang juga

membawa dampak negatif terhadap nilai dan norma masyarakat sehingga perlu

dilakukan upaya secara aktif dari semua stakeholder sekolah dalam peningkatan

kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan guru mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi pada kegiatan pembelajaran, meningkatkan kemampuan guru untuk


12

membuat bahan ajar pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sehingga

dapat mengoptimalkan potensi yang ada di sekolah mitra dalam pemanfaatan

Teknologi Informasi untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Adlin (2019) dalam Jurnal Imajinasi Vol 3, No 2 dengan judul Analisis

Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Media Berbasis Komputer Pada

Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Guru dalam menyampaikan materi memerlukan

alat bantu perantara agar proses penyampaian materi lebih mudah dan tepat

sasaran. Adapun cara tersebut yaitu dengan menggunakan media pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran

yaitu media berbasis komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

kemampuan dan pengetahuan guru dalam menerapkan media pembelajaran

berbasis komputer, kendala dan upaya yang dilakukan guru dalam menerapkan

media tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Nusaharapan

Permai, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanayya, Kota Makassar.

Kemudian teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menggambarkan guru-guru

sudah mampu menerapkan media berbasis komputer. Guru sudah terampil dalam

memanfaatkan sarana teknologi dan mengembangkan materi menjadi produk

media berbasis komputer yang menarik, dan mudah diaplikasikan dalam

pembelajaran. Tidak ada hambatan yang berarti bagi guru dalam menerapkan

pembelajaran berbasis komputer. Upaya yang dilakukan guru yaitu dengan


13

pengembangan diri melalui pelatihan dan pemanfaatan sarana dan prasarana

teknogi yang sudah disediakan oleh sekolah.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penilitian penulis adalah tidak

memiliki dua variable yang sama, fokus penelitian tidak sama, persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian penulis memiliki variable yang sama dari

setiap penelitian. Berdasarkan penelitian terdahulu kemampuan dan kreativitas

guru dalam menggunakan media pengajaran berbasis komputer dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.

Penulis melakukan penelitian di sekolah dengan judul Pemgaruh

Kemampuan dan Kreativitas Guru Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis

Komputer Terhadap Penyampaian Materi Pembelajaran Bagi Peserta Didik di

SMA Negeri 3 Pematangsiantar. Maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian materi pembelajaran bagi

peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

2.2. Landasan Teori

2.2.1.Konsep Sekolah Menegah Tingkat Atas

Peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) secara umum berusia enam

belas tahun sampai dengan sembilan belas tahun dan pada tahap perkembangan

remaja. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah

pada pendidikan formal di Indonesia yang dilaksanakan setelah lulus dari Sekolah

Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Jenjang pendidikan ini dimulai dari
14

Kelas X sampai Kelas XII dengan peserta didik yang umumnya berusia 15-18

tahun. Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah

yang mengutamakan penyiapan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan yang

lebih tinggi dengan pengkhususan (Depdiknas, 2004).

Perwujudan pengkhususan tersebut berupa diselenggarakanya penjurusan

di mulai di kelas X (sepuluh), yakni penjurusan pada Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan bahasa yang mulai diterapkan pada

siswa SMA kelas X tahun pelajaran baru. Penjurusan merupakan upaya strategis

dalam memberikan fasilitas kepada siswa untuk menyalurkan bakat, minat, dan

kemampuan yang dimilikinya yang dianggap paling potensial untuk

dikembangkan secara optimal.

Oleh karena itu, maka sekolah, guru, dan petugas Bimbingan Konseling

(BK) harus mampu menempatkan ke dalam jurusan secara tepat. Menempatkan

peserta didik pada jurusan tertentu secara tepat berarti memberikan peluang

kepada siswa untuk dapat berhasil pada masa yang akan datang. Hal ini sesuai

dengan bunyi pasal 12 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, bahwa peserta

didik mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai denganbakat, minat, dan

kemampuannya. Untuk menghindarkan kemungkinan terjadiketidaktepatan

penjurusan peserta didikSekolah Menengah Atas (SMA) dalam pilihan jurusan

tertentu, perlu ada upaya antara lain: pengukuran dan penilaian keefektifan

perencanaan penjurusan, keefektifan pelaksanaan penjurusan, keberhasilan peserta

didik setelahpenjurusan, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam penjurusan.


15

Pendidikan di SMA memang disusun untuk peserta didik yang nantinya akan

melanjutkan ke perguruan tinggi.

2.2.2. Konsep Pengaruh

Pengaruh dapat menimbulkan sesuatu yang mendatangkan akibat, baik

akibat positif maupun akibat negatif. Beberapa pendapat dari para ahli tentang

pengertian pengaruh. Menurut Yosin (2012) pengaruh merupakan suatu daya atau

kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala

sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya .

Pendapat dari Surakhmad (2012) pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari

sesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan

perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan. Hugiono dan

Poerwantan (2000) mendefenisikan pengaruh merupakan dorongan atau bujukan

dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

Dapat disimpulkan pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang

dapat timbul dari sesuatu, baik itu watak,orang, benda, kepercayaan dan perbuatan

seseorang yang dapat mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.

2.2.3. Konsep Kemampuan

Kemampuan sebagai modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru

dalam menjalankan tugasnya dengan baik apabila didukung oleh kemampuan

yang baik. Menurut Gibson (1992) istilah kemampuan biasanya dikaitkan dengan

potensi seseorang untuk menguasai suatu keahlian. Kemampuan adalah sifat

(bawaan lahir atau dipelajari) yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu

yang bersifat mental atau fisik. Pendapat As’ad (1991) kemampuan seringkali
16

mempunyai arti yang menyangkut inteligensi, batasan inteligensi sebagai

kemampuan untuk memyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya terhadap

lingkungan. Tingkat inteligensi seseorang sangat menentukan kekuasaannya

dalam bekerjaan. Dalam bekerja seseorang memiliki kemampuan yang

dimilikinya maka akan mampu mengatasi masalah-masalah sulit dalam pekerjaan

atau sebaliknya.

2.2.4. Konsep Kemampuan Guru

Kemampuan dan keterampilan guru itu sangat berpengaruh dalam

pencapaian pembelajaran di dalam kelas. Menurut Sagala (2009) kompetensi

adalah perpaduan dan penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap

yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan

tugas/pekerjaan. Kompetensi menurut Uzer Usman (2010) adalah kemampuan dan

kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, pasal

2 disebutkan bahwa guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi,

Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang dimaksud adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa Kompetensi guru sebagaimna

dimaksud di dalam pasal * meliputi (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi


17

kepribadian, (c) kompetensi social, dan (d) kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi antara lain :

a. Kemampuan Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Sagala Syaiful (2012) pengertian Yunani, pedagogik adalah ilmu

menuntun anak yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam

pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan,

alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan

sebagainya. Berdasarkan Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang

guru dalam mengelola proses pembelajaran yang berhubungan dengan peserta

didik, meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman

terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,

pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi.

Sub kompetensi dalam kompetensi pedagogik adalah :

1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan

kognitif, prinsip-prinsip kepribadian dan mengidentifikasi bekal ajar awal

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan

kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal

peserta didik.
18

2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan,

menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang

ingin dicapai , dan materi ajar, serta penyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih.

3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting)

pembelajaran dan melaksanakan pemebelajaran yang kondusif.

4) Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar untuk

menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan

hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program

pembelajaran secara umum.

5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensi non akademik.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Kompetensi kepribadian meliputi :

1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan

norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistenti dalam

bertindak sesuai dengan norma.


19

2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam

bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada

kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan

keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.

4) Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang

berpengaruhpositif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang

disegani.

5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai

dengan norma religious (imtaq, jujur, iklas, suka menolong) dan memiliki

perilaku yang diteladani.

c. Kompetensi Profesional

Setiap guru harus professional seperti pendapat Suharsimi Arikunto

(1993) menjelaskan bahwa kompetensi profesional berarti “Guru harus memiliki

pengetahuan yang luas serta dalam tentang subjek matter (bidang studi) yang akan

diajarkan, serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep

teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakan dalam

proses belajar mengajar.”

Kompetensi profesional meliputi :

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung pelajar yang mampu.


20

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau

bidang yang diampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4) Mengembangkan keprofisionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

5) Meanfaatkan TIK unyuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga pendidikan, orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosialmeliputi :

1) Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidk diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

kelurga, dan status social keluarga.

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesame

pendidik, tenaga pendidikan, orangtua dan masyarakat.

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia

yang memiliki keragaman sosial budaya.

4) Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Menurut Abdul Majid (2008) menjalankan tugasnya , seorang guru hendaknya

memiliki kemampuan dan sikap, yaitu:

1) Menguasai kurikulum

2) Menguasai Teori
21

3) Menguasai metode dan evaluasi belajar

4) Setia terhadap tugas

5) Disiplin dalam arti luas

Depdikbud sejak tahun 1980 telah merumuskan sepuluh kemampuan dasar guru,

yaitu :

1) Menguasai bahan ajar

2) Mampu mengelola program belajar mengajar

3) Mampu mengelola kelas

4) Mampu menggunakan media dan sumber belajar

5) Menguasai landasan pendidikan

6) Mampu mengelola interaksi belajar mengajar

7) Mampu menilai prestasi belajar peserta didik untuk kepentingan

pengajaran

8) Mengenal fungsi serta program bimbingan dan penyuluhan

9) Mengenal dan mampu ikut penyelengaraan administrasi sekolah

10) Memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan untuk kepentingan

pengajaran.

Keterampilan mengajar menurut Allen dan Ryan (1969) yang

mengemukakan bahwa keterampilan menggajar guru meliputi:

a. stimulus variasi,

b. set induksi,

c. penutupan,

d. guru berdiam diri dan menggunakan non-verbal isyarat,


22

e. memperkuat partisipasi murid,

f. kelancaran dalam bertanya,

g. menggali pertanyaan,

h. gunakan pertanyaan yang lebih susah,

i. pertanyaan yang divergen,

j. mengakui dan menghadiri perilaku,

k. ilustrasidan penggunaan contoh-contoh,

l. ceramah,

m. pengulangan rencana

n. ketuntasan

Menurut Bhargava (2009) variabel keterampilan mengajar guru diukur

melalui delapan indikator sebagai berikut :

a. keterampilan membuka pembelajaran

b. keterampilan menjelaskan

c. keterampilan menutup pembelajaran

d. keterampilan bertanya

e. keterampilan verbal

Dapat disimpulkan kemampuan atau kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual

yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang

mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran

yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme.


23

2.2.5. Konsep Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu potensi yang ada dalam diri manusia

sebagai perwujudan dirinya (aktualisasi diri). Menurut Mohammad Jauhar (2011)

Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan/kreasi baru atau yang

berbeda dengan sebelumnya. Syafaruddin dan Irwan Nasution (2005) berpendapat

kemampuan kreatif merupakan bakat khusus atau bakat yang nyata di akhir usia

atau dewasa. Sedangkan kreativitas talenta khusus adalah orang-orang yang

memiliki bakat atau talenta kreatif yang luar biasa dalam bidang tertentu.

Menurut Slameto (2010) bahwa pengertian kreativitas berhubungan

dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang

baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.

Secara umum dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat

dikenal melaui ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

3) Panjang akal.

4) Mempunyai keingintahuan untuk menemukan (meneliti).

5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat (sulit.)

6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7) Memiliki dedikasi, bergerak dan aktif menjalankan tugas.

8) Berfikir fleksibel.

9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang

lebih banyak.
24

10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis.

11) Memiliki daya abstrak yang cukup baik.

12) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Kreativitas sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri masing-

masing individu, didalam mengiplementasikan suatu menghasilkan hal yang baru

dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.

2.2.6. Konsep Kreativitas Guru

Guru adalah seorang kreator dan motivator, yang berada di pusat proses

pendidikan. Menurut E. Mulyasa (2008) kreativitas menunjukkan bahwa apa

yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan

sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

Sementara Momon Sudarman (2013) menjelaskan bahwa kreativitas keguruan

yaitu upaya maksimal dari tenaga pendidik untuk menemukan cara/strategi

pembelajaran yangbaru, yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan

pendidikan di setiap satuan pendidikan.

Kreativitas merupakan hal penting dalam pembelajaran dan harus

dilakukan oleh seorang guru. Guru senantiasa berusaha memberikan yang terbaik

untuk peserta didik karena guru adalah sosok yang menjadi figure utama dalam

sebuah pembelajaran. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, perihal

berkreasi dan kekreativan (Depdiknas, 2005). Muhammad Fadlillah dan Lilif

Mualifatu Khorida (2013) berpendapat kreativitas ialah kemampuan untuk

membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur- unsur yang ada.

Uzer Usman (2002) berpendapat kreativitas adalah salah satu kunci yang perlu
25

dilakukan guru untuk memberikan layanan pendidikan yang maksimal sesuai

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan . Sebagaimana

dinyatakan dalam Undang-Undang Sikdiknas 2003 bahwa pendidik dan tenaga

kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

meyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis .

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas

guru adalah kemampuan seseorang guru untuk menciptakan sesuatu yang baru

atau kombinasi dari hal-hal yang sebelumnya, yang berguna dan dapat dimengerti.

Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan, sehingga diamampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.

Kreativitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk

mencetuskan banyak gagasan jawaban dan penyelesaian masalah,

memberikan banyak cara untuk melakukan berbagai hal dan selalu

memberikan lebih dari satu jawaban. Dalam kelancaran berpikir ini, yang

ditekankan adalah kuantitas bukan kualitas.

2) Keluwesan berpikir (fleksibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi

sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang

bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-

beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara

pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir.
26

3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan untuk memperkaya dan

mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan mampu menambahkan

atau memperinci detail-detail dari suatu objek gagasan atau situasi

sedemikian sehingga menjadi lebih menarik.

4) Originalitas (originality/keaslian), yaitu kemampuan untuk melahirkan

gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk

mengungkapkan diri dan kemampuan untuk membuat kombinasi-

kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsu-runsur.

2.2.7. Konsep Media Pembelajaran

Sebelum membahas pembelajaran berbasis komputer, perlu diketahui

terlebih dahulu pengertian media pembelajaran.

Menurut Gagne (2005) kata media berasal dari bahasa latin yang

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar atau

perantara , dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana

penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sedangkan Arief S (1984)

mendefenisikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta

didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Menurut Sadiman (2005) bahwa

media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

peserta didik untuk belajar seperti film, buku dan kaset mengartikan bahwa media

adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta

peralatannya.
27

Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran di dalam kelas

adalah media pembelajaran. Dimana media merupakan alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu

perangkat belajar yang berguna untuk membantu guru menyampaikan pesan dan

materi pelajaran kepada peserta didik secara efektif dan efisien. Media

pembelajaran juga dapat membantu peserta didik berkonsentrasi dan fokus

terhadap materi pelajaran.

2.2.8. Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer (PBK) diambil dari istilah computer

assisted instruction (CAI) yaitu pembelajaran berbantuan komputer. Pembelajaran

berbasis komputer merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menempatkan

komputer sebagai piranti sistem pembelajaran individual, dimana peserta didik

dapat berinteraksi langsung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang atau

dimanfaatkan oleh guru.

Pembelajaran berbasis komputer adalah pengelolaan pembelajaran

dengan memanfaatkan perangkat (baik perangkat keras maupun perangkat lunak)

komputer. Pemanfaatan perangkat komputer juga sering diidentikkan dengan

penggunaan jaringan situs internet, namun sebetulnya komputer tidak terbatas

pada perangkat komputer dan internet melainkan juga meliputi media informasi

seperti televisi, radio, multimedia player, handphone dan beragam piranti

komputer lainnya.

Menurut Rusman (2013) pembelajaran berbasis komputer adalah sistem

komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung


28

kepada para siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang

diprogramkan kedalam sistem komputer. Winataputra (1997) menjelaskan dari

tujuan umum pembelajaran berbasis komputer adalah bagaimana program

komputer digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi dalam

pembelajaran.

Pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan manusia juga ikut

merasakan manfaat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia

pendidikan, komputer juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses

pencapaian tujuan pendidikan komputer atau TIK dapat dimanfaatkan salah

satunya sebagai alat bantu pembelajaran. Bahkan lebih lanjut, suatu pembelajaran

dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan berbasis komputer.

Media pembelajaran dalam pembelajaran berbasis komputer dapat berupa :

a. Internet

b. Software Pembelajaran

c. E-mail

d. CD-ROM

e. Sumber Informasi

f. Jaringan

g. Pengolah Data (Database Spreadsheet)

h. Dekstop Publishing

i. Video Conference

j. Digital Scanner

k. Pengolah Kata (Word Processing)


29

l. Digital Camera

m. SumberInformasi On-line

Pembelajaran berbasis komputer tentunya akan banyak terfokus pada

pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer. Penggunaan media

pembelajaran yang berbasis komputer tidak semudah membalikkan telapak

tangan. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa

teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Selain itu agar penggunaan media tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran

yang telah dirancanakan.

Agar pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer tidak

menyimpang dari tujuan pembelajaran, maka dalam menerapkan pembelajaran

berbasis komputer juga perlu memperhatikan beberapa prinsip.

Prinsip-prinsip tersebut menurut Kwarta Adimphrana (2008) sebagai berikut:

1. Aktif: memungkinkan peserta didik dapat terlibat aktif oleh adanya

proses belajar yang menarik dan bermakna.

2. Konstruktif: memungkinkan peserta didik dapat menggabungkan ide-ide

baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk

memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang elama ini

ada dalam benaknya.

3. Kolaboratif: memungkinkan peserta didik dalam suatu kelompok atau

komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman,

menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.


30

4. Antusiastik: memungkinkan peserta didik dapat secara aktif dan antusias

berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Dialogis: memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu

proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari

proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.

6. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses

belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan & rdquo,

problem-basedata case-based learning&rdquo.

7. Reflektif: memungkinkan peserta didik dapat menyadari apa yang telah

ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian

dari proses belajar itu sendiri (Jonassen, 1995), (Norton et al 2001).

8. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk

berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun

kinestetik (Bobbi DePorter , 2000).

9. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih

kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving,

pengambilan keputusan) serta secara tidak langsung juga meningkatkan

komputer & media literacy (Fryer, 2001).

a. Manfaat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Pemanfaatan media pembelajaran komputer ini memang mempunyai

berbagai manfaat, terutama menyangkut efektifitas dan efisiensi penyampaian

materi dalam proses pembelajaran oleh guru di kelas.


31

1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran. Pembelajaran

akan lebih efektif dan efisien bila menggunakan media dalam

penyampaian materinya, terlebih media yang digunakan adalah media

yang berbasis komputer.

2) Guru mampu mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan

sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain

yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian peserta didik

dengan mudah mengerti dan mamahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

3) Guru dapat mendorong peserta didik dalam mengekspresikan gagasan

sebagai wujud kreativitas dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis TIK .

4) Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam merancang media pembelajaran

melalui komputer.

5) Memperluas kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan

kualitas belajar, meningkatkan kualitas mengajar, memfasilitasi

pembentukan keterampilan, mendorong belajar sepanjang hayat

berkelanjutan, meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, serta

mengurangi kesenjangan digital.

b. Faktor-faktor pendorong dalam mengembangkan media pembelajaran

berbasis komputer adalah sebagai berikut :

1) Pilihan perangkat komputer (software dan hardware).


32

2) Dinamisnya arus informasi dan model-model pembelajaran berbasis

komputer dari luar negeri melalui akses informasi di internet.

3) Program pemerintah untuk merintis sekolah bertaraf internasional yang

syarat dengan piranti komputer.

4) Perkembangan teknologi yang pesat dan mulai merambah seluruh lapisan

masyarakat.

5) Adanya kesadaran diri dan motivasi dari pihak sekolah maupun guru dan

peserta didik untuk maju dan mengembangkan diri.

6) Tingginya tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagi

dampak dari globalisasi.

c. Faktor-Faktor penghambat dalam pengembangan media pembelajaran

berbasis komputer :

1) Tidak adanya pengadaan laboratorium komputer di sekolah

2) Biaya pengadaan dan perawatan media berbasis komputer masih tinggi

3) Diperlukan ahli atau teknisi atau orang yang berkompeten untuk

mengenalkan bagaimana pemanfaatan media berbasis komputer.

4) Kualitas sumber daya manusia (khususnya pengajar) di Indonesia masih

rendah dan sebagian besar gaptek (gagap teknologi) khususnya media

berbasis komputer yang berupa perangkat komputer (software dan

hardware) dan internet.

5) Banyaknya variasi pilihan media pembelajaran berbasis komputer sering

menyebabkan kebingungan dalam menentukan media apa yang akan

digunakan.
33

6) Tidak adanya pelatihan khusus kepada guru tentang penggunaan media

berbasis komputer dari pihak sekolah maupun dinas pendidikan.

d. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Komputer (computer-based

instructional/CBI)

Keunggulan pembelajaran berbasis komputer dipandang sebagai suatu

strategi yang dikembangkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Dalam

hubungan ini ada beberapa keunggulan pembelajaran dengan berbasis komputer,

yaitu:

1) Cara kerja baru dengan komputer akan membangkitkan motivasi kepada

guru dalam pemyampaian bahan ajar.

2) Warna, musik, grafis, dan animasi dapat menambahkan kesan realisme dan

menuntut latihan, kegiatan laboratorium, simulasi, dan sebagainya.

3) Respons pribadi yang cepat dalam kegiatan-kegiatan belajarpeserta

dididkakan menghasilkan penguatan yang tinggi.

4) Kemampuan memori memungkinkan penampilan pembelajaran atau

materi yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan

langkah-langkah selanjutnya di kemudian hari.

5) Kesabaran, kebiasaan pribadi yang dapat diprogram melengkapi suasana

sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali untuk peserta didik yang

lamban.

6) Kemampuan daya rekamnya memungkinkan pengajaran individual bisa

dilaksanakan, pemberian perintah secara individual dapat dipersiapkan


34

bagi semua peserta didik, terutama untuk para pembelajar yang

dikhususkan, dan kemajuan belajar peserta didik pun dapat diawasi terus.

CBI (computer-based instructional) adalah sebuah pembelajaran

terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau alat bantu

yang mengkomunikasikan materi kepada poeserta didik dalam bentuk media

pembelajaran yang dikemas dalam program komputer yang bertujuan agar proses

belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien (Siregar, 2014).

CBI (computer-based instructional) adalah penggunaan komputer di

dalam aktivitas belajar mengajar CBI memungkinkan peserta didik untuk

melakukan proses belajar dengan melakukan evaluasi dan refleksi secara mandiri

(Serin, 2011).

Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh ( Robert

Heinich, Molenda, dan James D. Russel, 1982) yang menyatakan bahwa:

“computer system can delivery instruction by allowing them to interact with the

lesson programmed into the system; this is referred to computer based

instruction”. Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara

individual dan langsung kepada para peserta didik dengan cara berinteraksi

dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem komputer, inilah yang

disebut dengan pembelajaran berbasis komputer.

2.2.9. Penyampaian Materi Pembelajaran

Penyampaian materi pembelajaran merupakan inti dari suatu proses

pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif tentunya tidak terlepas dari

peranan seorang guru dalam mendesain suatu materi pembelajaran yang akan
35

disampaikan. Dalam penyampaian materi guru menyampaikan materi berurutan

dari materi yang paling mudah terlebih dahulu,untuk memaksimalakan

penerimaan peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru, maka guru

menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi dan menggunakan

media sebagai alat bantu penyampaian materi pembelajaran.

Menurut Thompson (2008) gurulah yang mengetahui semua potensi yang

ada pada lingkungan sekolah, strategi pembelajaran yang digunakan, kompetensi

atau kemampuan yang harus dikuasai oleh guru dan perlunya guru yang

kompeten. Poin penting yang harus diingat oleh guru dalam hal ini adalah bahwa

cara penyampaian materi harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran

yang akan disampaikan. Pengembangan bahan-bahan atau materi pembelajaran,

sebagai alternatif sumber belajar, komputer digunakan untuk mentransfer materi-

materi kepada peserta didik atau dalam konteks ini biasa disebut dengan bahan

pembelajaran berbasis komputer.

Pada sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif, tenaga

pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan

pembelajaran mampu mengabungkan antara text, gambar, audio, musik, animasi

gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya

tujuan pembelajaran mampu menimbulkan rasa senang selama proses belajar

mengajar berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi peserta didik selama

proses belajar mengajar hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal.

Dengan kata lain, dalam menyampaikan materi pelajaran sebaiknya guru


36

membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga guru memiliki

panduan dalam menyelenggarakan pembelajaran.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikirn adalah suatu diagram yang dijelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Adapun penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variable terikat. Variabel bebas

penelitian adalah kemampuan dan kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer, sedangkan variable terikat adalah penyampaian

materi pembelajaran.

Kemampuan Guru Menggunakan Media


Pembelajaran Berbasis Komputer

Penyampaian Materi
Pembelajaran
X1,X2,Y
(Y)
Kreatifitas Guru Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis Komputer

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 1 :
37

: Terdapat pengaruh kemampuan guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian materi

pembelajaran bagi peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

: Tidak terdapat pengaruh kemampuan guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian materi

pembelajaran bagi peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

Hipotesis2 :

: Terdapat pengaruh kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer dalam penyampaian materi

pembelajaran bagi peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

: Tidak terdapat pengaruh kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian materi

pembelajaran bagi peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

Hipotesis 3:

: Terdapat pengaruh kemampuan dan kreativitas guru menggunakan

media pembelajaran berbasis komputer dalam penyampaian materi

pembelajaran bagi peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

: Tidak terdapat pengaruh terhadap kemampuan dan kreatifitas guru

menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dalam

penyampaian materi pembelajaran bagi peserta didik di SMA

Negeri 3 Pematangsiantar.
38

B III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pemilihan Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Pematangsiantar

terletak di Jl.Pane , Tomuan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar,

Peneliti memilih SMA Negeri 3 Pematangsiantar sebagai lokasi penelitian karena

peneliti merupakan guru dari SMA Negeri 3 Pematangsiantar, sehingga akan

memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi dan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian.

3.1.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

(quantitative research ) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu.

Menurut V. Wiratna Sujarweni ( 2014) penelitian kuantitatif adalah jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai

(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari

kuantifikasi (pengukuran). Menurut Creswell (2014), penelitian kuantitatif

korelasional adalah penelitian dengan menggunakan metode statistik yang

mengukur pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dimana masalah tersebutlah
39

yang mendasari peneliti mengambil data, menentukan variable dan yang

kemudian diukur dengan angka agar bisa dilakukan analisa sesuai dengan

prosedur statistik yang berlaku. Adapun tujuan dari melakukan penelitian

kuantitatif, tidak lain membantu dalam mengambil kesimpulan atau membantu

dalam menggeneralisasi prediktif teori yang tepat.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.

Purposive sampling (juga dikenal sebagai judgement, selective atau subyektif

sampling) adalah teknik pengambilan sampel di mana peneliti mengandalkan

penilaiannya sendiri ketika memilih anggota populasi untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa

deskriptif kuatitatif, yaitu untuk megetahui dan menganalisis Pengaruh

Kemampuan dan Kreatifitas Guru Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis

Komputer Terhadap Penyampaian Materi Pembelajaran Bagi Peserta Didik di

SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dibutuhkan dalam penelitian ini karena populasi merupakan

keseluruhan individu yang merupakan sumber informasi data. Menurut

Sumarsono ( 2004) populasi adalah kelompok dan kumpulan dari seluruh elemen

atau individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam sebuah riset.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMA Negeri 3

Pematangsiantar yang berjumlah 82 orang.


40

Tabel 3.1
Data Populasi Penelitian

No. Unsur Populasi

1 Kepala Sekolah 1

2 Wakil Kepala Sekolah 3

3 Guru 78

Jumlah 82

Sumber : SMA Negeri 3 Pematangsiantar

3.3.2.Sampel

Sugiyono (2013) menjelaskan sampel adalah merupakan dari bagian

jumlah populasi, dan bagian dari populasi yang diharapkan tersebut dapat

mewakili dari populasi yang mewakili. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil

dari populasi harus betul-betul representative. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan

sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah terhadap 42 responden

yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer diantaranya 1 orang

Kepala Sekolah, 3 orang wakil Kepala Sekolah dan 38 orang Guru , di SMA

Negeri 3 Pematangsiantar.

3.3. Variabel Yang Digunakan

Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah terdiri dari variable y bebas (X) dan juga variable terikat (Y).

a. Kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis komputer.


41

Meliputi seberapa besar tingkat kemapuan guru dalam menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian pembelajaran bagi

peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

b. Kreativitas guru menggunakan media pembelajaran berbasis komputer.

Meliputi seberapa besar tingkat kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer terhadap penyampaian pembelajaran bagi

peserta didik di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

c. Penyampaian Materi Pembelajaran.

Setelah mengetahui kemampuan dan kreativitas guru menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer, maka akan dilihat bagaimana dampaknya

terhadap penyampaian materi pembelajaran bagi peserta didik di SMA

Negeri 3 Pematangsiantar.
42

Tabel 3.2. Defenisi Variabel Operasional


Variabel Defenisi Indikator

Kemampuan guru potensi atau kesanggupan 1. Memahami Peserta


menggunakan yang dikuasai guru untuk Didik
media melakukan suatu aktifitas atau 2. Menguasai Materi
pembelajaran kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran
berbasis 3. Merancang
komputer. (X₁) Pembelajaran
4. Menguasai Standar
Kompetensi
5. Mampu
mengoperasikan
Komputer
6. Manfaat
Menggunakan
komputer dalam
pembelajaran.
Kreativitas Guru Ide seseorang guru untuk 1. Perncangan Video
Menggunakan menciptakan sesuatu yang pembelajaran.
Media baru atau kombinasi dari hal- 2. Pengembangan
Pembelajaran hal yang sebelumnya, yang media pembelajaran
Berbasis berguna dan dapat dimengerti. berbasis komputer.
Komputer 3. Penguasaan
(X2) pembelajaran
berbasis komputer.
4. Melakukan evaluasi
pembelajaran.
5. Refleksi
pembelajaran
berbasis komputer.

Penyampaian Adalah inti dari suatu proses 1. Kemampuan


Materi pembelajaran atau kegiatan pengelolaan kelas.
Pembelajaran belajar mengajar di dalam 2. Kemampuan
(Y) kelas. membangun suasana
belajar
menggunakan media
pembelajaran
berbasis komputer.
3. Penyampaian
pembelajaran yang
bervariasi.
4. Memberi umpan
balik dalam
43

pembelajaran.
5. Tindak lanjut dari
hasil pembelajaran
6. Menyimpulkan hasil
pembelajaran.

3.4. Metode Analisi Data

3.4.1. Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah segala informasi yang

diperolehberkaitan dengan masalah yang akan di teliti. Dalam penelitian ini

sumber data yang dipergunakan :

1. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi

penelitian yang berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti, Data ini

diperoleh melalui angket (Questionaire) dan observasi terhadap kepala

sekolah, wakil kepala sekolah dan guru yang terlibat dalam kegiatan belajar

mengajar menggunakan media pembelajaran berbasis komputer di SMA

Negri 3 Pematangsiantar.

2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh data tertulis dan dokumen

dan buku literature yang berkaitan dengan kemampuan dan kreativitas guru.

3.4.2. Metode Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu yang diperoleh melalui

suatu metode pengumpulan data, yang akan dikelola dan dianalisis melalui
44

metode tertentu. Sedangkan metode pemgumpulan data adalah cara-cara yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang

digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dengan

menggunakan :

1. Pengamatan Observasi

Tahap awal yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

pengamatan observasi.

Menurut Sugiyono (2015) observasi adalah melakukan pengamatan secara

langsung ke objek penelitian yang dapat bersifat perilaku dan atau tindakan

manusia, fenomena alam, proses kerja dan dikenakan kepada responden yang

jumlahnya kecil.

2. Daftar pertanyaan (Questionare)

Angket atau kuesioner adalah teknik pengambilan data dengan cara

memberikan seperangkat daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dipersiapkan

oleh peneliti kepada responden, dimana pertanyaan berkaitan dengan masalah

penelitian. Angket atau kuesioner ini akan diberikan kepada responden yang

terlibat secara langsung dan melaksanakan pembelajaran media pembelajaran

berbasis komputer di SMA Negeri 3 Pematangsiantar.

.4.3. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

linier berganda. Analisis ini ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai hubungan variable independen dengan variable dependen


45

secara simultan.Untuk memudahkan analisis data , digunakan alat bantu software

SPSS 26. Metode analisis dibutuhkan untuk memecahkan perumusan masalah

yang telah ditentukan sebelumnya. Metode analisis akan berisikan alat yang akan

digunakan untuk membuktikan hipotesis hasil yang diperoleh.

Regresi linier berganda Hipotesis pertama menggunakan model

persamaan sebagai berikut :

Y = a+ + +ᵋ

Di mana :

Y = koefisien penyampaian materi pembelajaran


a = konstanta.
= koefisien kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis
komputer
=koefisien kreativitas guru menggunakan media pembelajaran berbasis
komputer.
=kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis komputer
= kreativitas guru menggunakan media pembelajaran berbasis komputer
ᵋ= standart Error

Instrumen yang digunakan untuk mengukur pendapat responden berbentuk check

list dengan skala Likert sebagai berikut :

SS (Sangat Setuju) = 5

S (Setuju) = 4

KS (Kurang Setuju) = 3

TS (Tidak Setuju) = 2

STS (Sangat Tidak Setuju) = 1


46

3.4.4. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2014) instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid .Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian

validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitasnya maka alat ukur tersebut

semakin menunjukkan mengenai sasarannya. Teknik pengujian validitas dengan

menggunakan tingkat dignifikansi 5%, dimaksud untuk mengetahui keeratan

antara variable bebas dengan variable terikat dengan cara mengkolerasikan antara

item pertanyaan terhadap skor total.

Jika positif dan > maka variable tersebut valid

Jika tidak positif dan < maka variable tersebut tidak valid.

Untuk melakukan uji validitas instrument dengan SPSS 26.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali ( 2013) uji reliabilitas untuk melihat sejauh mana hasil

suatu pengukuran instrument dapat dipercaya.Reliabilitas adalah alat untk

mengukur kuesioner dari indikator variable. Kuesioner dikatakan reliable jika

jawaban responden terhadap pertanyaan dari kewaktu konsisten.


47

Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah

Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai reliable jika lebih besar dari 0,6 dimana

kriteria sebagai berikut :

α> 0,6 artinya instriment reliable

α< 0,6 artinya instriment tidak reliable

Untuk melakukan uji reliabilitas instrument dilakukan dengan

menggunakan aplikasi program SPSS 26.

3.4.5. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali ( 2013) uji normalitas bertujuan untuk menentukan

data yang telah dikumpulkan apakah berdistribusi normal atau diambil dari

populasi normal. Untuk mengetahui variable penelitian dalam model regresi

memiliki distribusi normal atau tidak, dengan melihat grafik histogram dan

normal probability plot. Pada grafik histogram distribusi data normal

menunjukkan grafik histogram tidak memberikan poladistribusi yang tidak

melenceng condong kekiri atau kekanan, sedangkan pada grafik normal

probability plot distribusi data normal terlihat titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti atau mendekati garis diagonal

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dalam penelitian bertujuan untuk melihat

apakah ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variable-variabel bebas

dalam suatu nodel regresi linear berganda. Jika ditemukan terdapat korelasi yang

tinggi diantara variable-variabel bebas terhadap variable terikatnya menjadi


48

terganggu. Untuk mengetahui atau mendeteksi adanya suatu gejala

multikolinearitas dalam model penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan

nilai VIF (Variance Infaltion Factor). Jika nilai VIF dibawah 10 maka dapat

disimpulkan bahwa di dalam model tidak terdapat gejala multikolinearitas yang

serius.

3. Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi regresi linier yang harus dipenuhi adalah homogenitas

varians dari error (homoskedastisitas ; homoscedasticity). Homoskedastisitas

berarti varians dari error bersifat konstan (tetap) atau disebut

identik.Kebalikannya, bila ternyata diperoleh kondisi varians error (atau Y) tidak

identik, maka disebut terjadi kasus heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi.

Untuk mendeteksi adanya gejala heterokedastisitas dilakukan dengan

menggunakan metode scatter plot, dengan kriteria pengujian adalah : jika model

scatter plot membentuk suatu pola tertentu maka dapat disimpulkan bahwa di

dalam model terjadi gejala heterokedastisitas.

3.4.6. Uji Hipotesis

1. Analisis Uji t (uji parsial)

Tujuan dari uji parsial adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

dari variable independen (X) terhadap variable dependen (Y) secara parsial.
49

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunkan tingkat signifikan

sebesar 0,05 ( α =5%) atau timgkat keyakinan sebesar 0,95.

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

= =0

= ≠0

a. Pengaruh value kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis

komputer ( ) terhadap penyampaian materi pembelajaran (Y).

: ≤ 0, tidak terdapat pengaruh positif( ) terhadap (Y).

1: > 0, terdapat pengaruh positif ( ) terhadap (Y).

b. Pengaruh Value kreativitas guru menggunakan media pembelajaran berbasis

komputer ( ) terhadap penyampaian materi pembelajaran (Y).

2: ≤ 0,tidak terdapat pengaruh positif ( ) terhadap (Y).

2: ≤ 0, terdapat pengaruh positif ( ) terhadap (Y).

Ketentuan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

Jika tingkat signifikansi ≤ 5%, ditolak dan diterima

Jika tingkat signifikansi ≥ 5% , diterima dan ditolak

2. Uji F (Uji Serempak)


50

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebasyang dimasukkan dalam model mempunyai pengatruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pada pengujian ini juga

menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0.05. Prosedur Uji F ini adalah

sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis nol maupun hipotesis alternatifnya :

: = = 0 , berarti tidak ada pengaruh , terhadap Y

: ≠ 0, berarti ada pengaruh , terhadap Y

b. Membuat keputusan uji F Jika nilai > maka ditolak pada

derajat kepercayaan 5% dengan kata lain hipotesis alternatif

diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

3. Uji (Koefisien determinasi )

Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi ) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang

kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-
51

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variable dependen.


52

3.6. Jadwal Penelitian

Waktu penelitian tahun 2022


Januari Februari Maret April Mei Juni
No Kegiatan 1 8 15 22 5 12 19 26 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
Penyusunan
1 Proposal Penelitian
Seminar Proposal
2 Penelitian
3 Perbaikan Proposal
Pengurusan surat
4 izin Penelitian
Pelaksanaan
5 Penelitian
Analisis data
6 Penelitian
Seminar Hasil
7 Penelitian
8 Sidang/ ujian Tesis
9 Perbaikan Tesis
Penggandaan/
pengumpulan
10 Tesis
Adapun rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini

Tabel 3.1
53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar Umum Wilayah Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SMA


54

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid., 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, Jakarta: PT. Rosda Karya.
55

Abrianto.D.,&Sitompul,H, 2014. Pembanguan media Pembelajaran Berbasis


Komputer dan Sikap Inovatif Terhadap Hasil Belajar Teknologi
Informasi dan Komunikasi, Jurnal Teknologi Informasi Dalam
Pendidikan.

Adlin, 2019, “Analisis Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Media Berbasis


Komputer Pada Pembelajaran Di Sekolah Dasar”, Imajinasi, Vol.3, No.2.

Allen,D., Ryan,K., 1969, Microteaching. Massachusetts: AddisonWesley


Publishing Company.

Al-Uqshari, Yusuf ,Asy-Syakhshiah al-Mubdi’ah, 2007, Khaifa Tushbihu


Mubdi’ah fi Tafkirika, Semarang: Pustaka Nuun,.

Arief,S.Sadiman, 1984, Media pembelajaran, pengertian, pengembangan,


penempatan. Jakarta : Rajawali.

Arikunto, 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka.


Cipta. Arikunto.

Bhargava, A., 2009, “Comparative study of teaching skills of in service teachers


trained through regular and distance model”,International Journal of
instructional technology and distance learning ,Vol.6.

Bobbi DePorter, (2000), Quantum Teaching/Learning, Bandung : Kaifa.

Dewi Ayu Agustina, 2014, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis


Komputer Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 5 Palembang”,
Profit,Vol.1, No.1.

E. Mulyasa, , 2008, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Evi Apriyanti,2009. Pengembangan Media Inovasi Berbasis Komputer

Fryer, 2001, High order thinking skills training

Gagne,R.M., 2005 , Principles of Instructional Design. New York:

Wadsworth.

Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisa Multivariat dengan Program SPSS,


Semarang:Universitas Diponegoro.

Hasibuan, J.J dan Moedijono, 2012, Proses Belajar mengajar. Bandung, Remaja
56

Rosdakarya.

Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, 1982, Instructional Media

and the New Technology of Instruction, New York: Jonh Wily and Son

Heinich, 2000, Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer-Based


Instructional/CBI)

Hugiono dan Poerwantana, 2000, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: PT Bina


Aksara.

Jonassen, 1995, dikutip oleh Norton et al .2001 Reflektif: memungkinkan peserta


didik dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa
yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari prosesbelajar itu sendiri.

Joyke Christian Kumaat, 2007, CAI : Media Pembelajaran Kontekstual Berbasis


Informasi Teknologi

Kariesma, I., Km, Wahyu, 2014, Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Bermedia
Powerpoint.

Kwarta Adimphrana, 2008, Strategi Pengembangan Pembelajaran Berbasis


Komputer. http://www.edukasi.net . ( diakses 9 September 2008 )

Mohammad Jauhar, 2011, Implementasi Paikem: Dari Behavioristic Sampai


Konstrukvistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, , 2013, Pendidikan Karakter


Anak Usia Dini: Konsep & Aplikasinya dalam PAUD, Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Moh.Uzer Usman, 2002, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Momon Sudarman, 2013, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif,


Jakarta: Rajawali Pers.

Nani Ratnaningsih, 2017, “Pembuatan dan Penggunaan Media Pembelajaran


Berbasis Komputer Melalui Pendekatan Saintifik Bagi Guru-Guru”,
Jurnal Pengabdian Siliwangi, Vol.3, No.1.

Oktiani Ifni, 2017:. "Kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar


peserta didik." Kependidikan, vol.5, No.2, hal. 216-232.

Ramly Abdullah, 2016, “Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativita Guru Dalam


57

Pemanfaatan Media Pembelajaran”, Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1,


hal.46.

R. Ceha, 2016, “Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pemanfaatan Teknologi


Informasi Pada Kegiatan Pembelajaran”,Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat, Vol.4, No.1.

Rosdiana, 2013, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer”,


Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vol.1, No.2 .

Rusman, 2013, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jakarta:Rajawali Pers.

Siregar, A. A., 2014, Aplikasi Pembelajaran Tenses Menggunakan Metode


Computer Based Instruction (CBI), Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadiman, Arief S., 2005, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya, Jakarta:Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono, 2011 Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sagala Syaiful, 2009 Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan,


Bandung: Alfabeta.

Syafaruddin dan Irwan Nasution, 2005, Manajemen Pembelajaran, Jakarta:


Quantum Teaching.

Thomas Gunawan Wibowo, 2016, Menjadi Guru Kreatif, Bekasi: Media


Maxima.

Uzer Usman, Moh, 2010, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Udin S. Winataputra, Tita Rosita, 1997, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta


Depdikud Dirjend. Dikdasmen.

Anda mungkin juga menyukai