Anda di halaman 1dari 15

Alga Hijau (Chlamydomonas sp.

Mata Kuliah Biokimia Perairan


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Junianto, MP

Disusun Oleh :
Kelompok 11
Kelas C
Andini Elpania Diyobel Purba 230110210138
Devi Fitriani 230110210179
Kevin Hassan Anstyad 230110210137
Muhammad Ragam Padlu Rochman 230110210171
Tarisa Rusmana 230110210142
       

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”Alga Hijau (Chlamydomonas sp.)” dengan tepat waktu. Tak lupa pula
kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
Saw. Semoga syafaatnya mengalir hingga hari akhir kelak.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Biokimia Perairan dan juga untuk manambah wawasan tentang
Chlamydomonas sp. Terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Ir.
Junianto, MP. selaku Dosen Mata Kuliah Biokimia Perairan yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada kami, serta semua pihak
yang telah memberikan dukungan hingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Harapan kami Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,


khususnya mahasiswa dalam belajar dan ilmu yang di dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa dalam proses
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Abstrak.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Chlamydomonas...........................................................................................6
B. Struktur Tubuh Chlamydomonas..................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Abstrak
Chlamydomonas adalah biflagellate dan fotosintesis alga uniseluler
yang telah lama mempesona para ilmuwan karena menggabungkan ciri-ciri
tumbuhan dan hewan. Chlamydomonas menawarkan kesederhanaan
organisme uniseluler yang dapat menerima skrining genetik, molekuler, dan
pendekatan biokimia, serta transformasi genom nuklir, plastid, atau
mitokondria. Di masa lalu dekade, studi berbasis proteomik
Chlamydomonas telah memberikan kontribusi penelitian utama di bidang
fotosintesis, biologi molekuler, dan evolusi. Ulasan ini mengacu pada aspek
teknis dan biologis dari studi proteomik yang baru-baru ini dilakukan pada
model C. reinhardtii organisme.

Chlamydomonas adalah organisme model penting untuk


mempelajari fotosintesis bukan hanya karena mekanisme dasar dan struktur
aparatus fotosintesis adalah sangat lestari antara alga dan tumbuhan tingkat
tinggi, tetapi juga karena Chlamydomonas dapat tumbuh secara heterotrofik
pada asetat sebagai satu-satunya sumber karbon. Selama beberapa waktu
terakhir, studi tentang Chlamydomonas telah menjadi pusat pemahaman kita
tentang berbagai proses biologis mendasar seperti fotosintesis dan
biogenesis kloroplas, pemrosesan dan stabilitas RNA kloroplas, asimilasi
dan homeostasis nutrisi, studi ritme sirkadian, dan perakitan dan fungsi
flagela.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Chlamydomonas?
2. Apa ciri-ciri Chlamydomonas?
3. Apa saja dan apa fungsinya dari struktur tubuh
Chlamydomonas?
C. Tujuan Penulisan

Berikut adalah tujuan penulisan makalah ini, di antaranya :


1. untuk mengetahui Chlamydomonas secara umum;
2. untuk mengetahui ciri-ciri Chlamydomonas;
3. untuk mengetahui struktur tubuh dan fungsinya pada
Chlamydomonas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Chlamydomonas
1. Pengertian Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan organisme uniseluler yang memiliki
flagela dan merupakan genus ganggang hijau. Sel Chlamydomonas memiliki
bentuk oval, pada bagian ujung Chlamydomonas terdapat sepasang flagela .
Ganggang ini memiliki ukuran yang sangat kecil, lebar 6,5-11 mm, panjang
7,5-14 mm dengan dua flagela yang tumbuh di dekat benjolan pada bagian
belakang. Ukuran Chlamydomonas diperkirakan tiga kali dari ukuran sel
darah merah pada manusia. Pada Chlamydomonas terdapat vakuola
kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kandungan air di dalam sel
melalui mekanisme kontraksi dan relaksasi. Vakuola ini berada di ujung sel
dekat pangkal flagela. Ganggang ini memiliki sebuah kloroplas berbentuk
piala berukuran besar yang melingkupi nucleus yang berada di bagian
tengahnya. Di dalam kloroplas tersebut dijumpai satu sampai dua pirenoid
berbentuk membulat. Chlamydomonas juga memiliki bintik mata merah
yang berada di dekat pangkal flagela. Bintik mata ini mengandung pigmen
rhodopsin sehingga sensitif terhadap cahaya, hal ini berkaitan dengan
gerakan sel-sel ganggang yang dipengaruhi cahaya. Chlamydomonas sering
ditemukan pada genangan air dan tanah yang lembab, pada air tawar, air laut
bahkan juga dapat ditemukan di salju. Sel selnya bergerak dengan cepat di
air serta terlihat bergoncang pada saat berenang (Sulistyaningsih 2007).

2. Taksonomi Chlamydomonas
Adapun taksonomi dari Chlamydomonas sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Virdiplantae
Infrakingdom : Chlorophyta
Division : Chlorophyta
Subdivision : Cholorphytina
Class : Chlorophyceae
Order : Chlamydomonadales
Family : Chlamydomonasaceae
Genus : Chlamydomonas (Ehrenberg 1835)

3. Ciri-ciri Chlamydomonas
Chlamydomonas memiliki ciri yang mencolok seperti mengandung
saluran ion (channelrhodopsis) yang langsung diaktifkan oleh
cahaya. Ciri lain dari Chlamydomonas diantaranya yaitu:
 Memiliki sel tunggal (uniseluler) dan motil. 
 Mempunyai sel berbentuk lonjong dengan dinding sel yang
terbuat dari selulosa
 Mempunyai dua flagela (sepasang) yang terletak di depan sel
 Mempunyai bintik mata yang tersusun dari pigmen warna
merah yang berada di pangkal flagela atau lebih sering
disebut dengan stigma
 Chlamydomonas hidup secara autotrof dengan kloroplas
tunggal
 Mempunyai vakuola kontraktil dan pirenoid pada
Chlamydomonas jika ia mengalami kelebihan fotosintesis
maka akan disimpan sebagai pati yang letaknya di pirenoid
 mempunyai vakuola kontraktil yang berperan dalam
membuang kelebihan air untuk menjaga kestabilan osmotik
sel
 sistem reproduksinya secara aseksual dengan fragmentasi
dan secara seksual dengan isogami
B. Struktur Tubuh Chlamydomonas
1. Membran
Membran sel adalah fitur universal yang umum untuk semua jenis
sel berbentuk lapisan batas yang disebut membran plasma. Pisahkan sel dari
lingkungan  luar sel, terutama untuk perlindungan sistem kelangsungan
hidup yang berfungsi dalam nukleus dan sitoplasma sel. Membran sel
adalah membran tipis, juga disebut  membran plasma. Membran plasma
adalah plasma yang mengelilingi sel dalam lingkungan semipermeabel.
Membran protoplasma ini adalah  susunan  pola teratur berlapis, terutama 
protein dan lipid. Fungsi membran tidak dapat dipisahkan dari proses
kehidupan. Selain itu membran sel berfungsi sebagai: transportasi; dan
komunikasi melalui reseptor pada permukaan membran sel.
2. Dinding Sel
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel tumbuhan dan alga yang
tersusun oleh selulosa. Fungsi  dinding sel adalah memberikan bentuk
tertentu pada sel. Untuk perlindungan yang kuat dan untuk mengatur masuk
dan keluarnya zat bahan kimia di dalam sel.
3. Flagellum 
Flagela adalah filamen protein spiral panjang, diameter yang sama
dengan  beberapa  patogen harus bergerak bebas dan cepat (gerakan renang).
Flagela terdiri dari tiga bagian: filamen, kait (sudut) dan badan basal (alas).
Struktur seperti tali yang muncul dari permukaan sel dan dapat bergerak
memindahkan sel. Alat ini berasal dari partikel elementer yang terdapat di
sitoplasma. Di tengah adalah filamen yang terbuat dari senyawa protein
yang disebut flagellin.
Fungsi flagel :
a) untuk berpindah, baik mendekat atau menjauhi suatu lingkungan
yang sesuai atau yang membahayakan.
b) Flagel dapat meningkatkan nutrien, atau menurunkan konsentrasi
racun berbahaya di sekitar sel dengan merubah kondisi substrat.
c) Bagi bakteri patogen flagel berguna untuk memudahkan penetrasi
ke sel inang dengan menghilangkan barrier penghalang seperti
sekresi inukosa dan lain-lain.
4. Papilla
Chlamydomonas memiliki papilla di ujung depan permukaan
tubuhnya. Bentuknya yang berupa tonjolan kecil membantu pergerakan
organisme ini menjadi lebih mudah untuk bergerak di perairan tempat
mereka hidup.
5. Vakuola Kontraktil
Sebagian besar organism tersestrial beresiko dehidrasi, menguapnya
air ke lingkungan 
sekitarnya. Sebaliknya, organism yang hidup di air terdapat pada lingkungan
di mana air terpelihara bergerak ke dalam sel. Beberapa protista yang hidup
di air mempunyai vakuola kontraktil, suatu struktur yang mengumpulkan air
dan memasukkannya ke dalam selnya dari lingkungan, dan secara periodic
mengeluarkan air yang sudah dikumpulkan ke lingkungan luar dengan
mengkontraksikan vakuola seperti sebuah pori, sehingga namanya adalah
vakuola kontraktil.
6. Mitokondria
Mitokondria adalah organel vital yang ditemukan di sebagian besar
sel eukariotik. Fungsi utama mitokondria adalah untuk menghasilkan energi
untuk proses seluler melalui respirasi aerobik. Namun demikian, organel ini
juga melakukan fungsi penting seperti metabolisme asam amino, lipid, dan
vitamin. Beberapa studi proteomik baru-baru ini pada mitokondria terisolasi
C. reinhardtii telah mengungkapkan fitur yang tidak diketahui hingga saat
ini pada mamalia, fungi, atau bahkan tumbuhan. (Rolland et al. 2009)

7. Sitoplasma
Penemuan sel yang terjadi pada abad kesembilan belas, sel diartikan
hanya sebagai suatu benda yang hanya memiliki membran pembatas
dibagian luarnya saja, dan hanya memiliki nukleoid yang berada di
dalamnya dan juga memiliki suatu massa yang cukup besar yang disebut
sitoplasma. Sitoplasma ini merupakan cairan yang mengelilingi nukleoid
tersebut. Keberadaan sel ini membuat para peneliti melakukan penelitian
dengan berbagai cara untuk mengetahui sel tersebut dengan sempurna,
sehingga penelitian dilakukan terus menerus hingga para peneliti tersebut
akhirnya menemukan struktur – struktur internal sel.
8. Stigma (Bintik Mata)
Aparatus bintik mata (atau stigma) adalah organel fotoreseptif yang
ditemukan di sel flagellata atau (motil) ganggang hijau dan organisme
fotosintetik uniseluler lainnya seperti euglenid. Ini memungkinkan sel untuk
merasakan arah dan intensitas cahaya dan meresponsnya, mendorong
organisme untuk berenang menuju cahaya (fototaksis positif), atau menjauh
darinya (fototaksis negatif). Respons terkait ("photoshock" atau respons
fotofobik) terjadi ketika sel terkena intensitas cahaya tinggi secara singkat,
menyebabkan sel berhenti, berenang mundur sebentar, lalu mengubah arah
berenang. Persepsi cahaya yang dimediasi bintik mata membantu sel dalam
menemukan lingkungan dengan kondisi cahaya yang optimal untuk
fotosintesis. Bintik mata adalah "mata" paling sederhana dan paling umum
ditemukan di alam, terdiri dari fotoreseptor dan area butiran pigmen oranye-
merah terang. (Kreimer 2009)
9. Starch Granule (Butir Tepung)
Pada struktur granula pati, amilosa dan amilopektin tersusun dalam
suatu cincin-cincin. Jumlah cincin dalam suatu granula pati kurang lebih 16
buah, yang terdiri atas cincin lapisan amorf dan cincin lapisan semikristal
(Hustiany 2006).
Amilosa merupakan fraksi gerak, yang artinya dalam granula pati letaknya
tidak pada satu tempat, tetapi bergantung pada jenis pati. Umumnya amilosa
terletak di proses pembentukan granula pati, di mana UDPG dapat
dikonversi menjadi G-1-P. Enzim yang bertanggung jawab dalam
pembentukan (1−4)-α-D-glukan yaitu fosforilase. Pada proses optimasi
komposisi amilosa pada pati, salah satunya dapat dilakukan dengan cara
mengendalikan enzim fosforilase yang terdapat pada siklus tersebut.
Namun, selain enzim, beberapa faktor juga dapa memengaruhi proses
pembentukan ami-losa. (Boyer dan Shanon 1983).
10. Pirenoid
Pirenoid adalah kompartemen mikro sub-seluler yang ditemukan di
kloroplas banyak alga, dan dalam satu kelompok tanaman darat, lumut
tanduk. Pirenoid dikaitkan dengan pengoperasian mekanisme pemusatan
karbon (CCM). Fungsi utamanya adalah sebagai pusat fiksasi karbon
dioksida (CO2), dengan menghasilkan dan memelihara lingkungan yang
kaya CO2 di sekitar enzim fotosintesis ribulosa-1,5-bifosfat
karboksilase/oksigenase (RuBisCO).  (Villareal dan Renner 2012)

11. Nukleus
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Nukleus memiliki selubung dari lapisan lipoprotein yang
berguna untuk memisahkan isi nukleus dari sitoplasma. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA
linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom
inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen
tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain
itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi
pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai
tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari
DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri. (Susilawati dan Bachtiar 2018)

12. Nukleolus
Nukleolus, dikenal juga sebagai anak inti sel, adalah sebuah struktur
terbesar dalam inti sel eukariotik dan terikat tanpa membran yang terdiri
dari protein dan asam nukleat dalam inti sel (nukleus). Nukleolus
berpartisipasi dalam pembentukan partikel pengenal sinyal dan berperan
dalam respons sel terhadap stres. Ribosomal RNA (rRNA) ditranskripsi dan
berkumpul di dalam nukleolus. Ultrastruktur nukleolus dapat
divisualisasikan melalui mikroskop elektron, sedangkan organisasi dan
dinamika dapat dipelajari melalui penandaan protein berpijar dan pemulihan
neon setelah photobleaching (FRAP). (O’Sullivan et al. 2013)

13. Kloroplas
Kloroplas adalah bagian dari plastid yang mengandung klorofil. Di
dalam kloroplas, berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis.
Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan dan alga, tetapi tidak
umum dalam semua sel. Kloroplas pada Chlamydomonas berbentuk
mangkok atau pita mengandung pyrenoid dan stigma. (Anshori dan Martono
2009)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Chlamydomonas merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagela
dan merupakan genus ganggang hijau. Sel Chlamydomonas memiliki bentuk oval,
pada bagian ujung Chlamydomonas terdapat sepasang flagela . Chlamydomonas
sering ditemukan pada genangan air dan tanah yang lembab, pada air tawar, air laut
bahkan juga dapat ditemukan di salju. Sel selnya bergerak dengan cepat di air serta
terlihat bergoncang pada saat berenang. Taksonomi Chlamydomonas merupakan
bagian dari kingdom Plantae dari divisi Chlorophyta kelas Chlorophyceae. Adapun
beberapa ciri-ciri dari Chlamydomonas yaitu memiliki sel tunggal (uniseluler),
memiliki sepasang flagela, Mempunyai bintik mata yang tersusun dari pigmen
warna merah yang berada di pangkal flagela atau lebih sering disebut dengan
stigma, Chlamydomonas hidup secara autotrof dengan kloroplas tunggal. Struktur
tubuh Chlamydomonas terdiri dari : Membran sel, Tubuh Dasar, Flagellum,
Papilla, Vakuola Kontraktil, Mitokondria, Sitoplasma, Stigma (titik mata), Strach
Granule (butir tepung), Pirenoid, Nukleus, Nukleolus serta Kloroplas.

B. Saran
Chlamydomonas adalah salah satu organisme penting di perairan.
Sebagai alga, fungsi ekologisnya sebagai produsen primer dan awal mata
rantai dalam jaringan makanan, sehingga alga dijadikan skala ukuran
kesuburan pada ekosistem perairan. Oleh sebab itu, ketersediaan alga
diperairan sangat menentukan stabilitas ekosistem perairan. Tapi dibanding
dengan organisme lain, sumber literatur mengenai organisme ini masih
kalah banyak. Maka dari itu, perlu kajian yang lebih mendalam lagi
mengenai organisme ini untuk kepentingan pendidikan, maupun
pengaplikasiannya pada sektor lingkungan, budidaya, produksi pangan, dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alherida, H., . Linda, A. 2000. Mikrobiologi. Anshori, M., Martono, J.


2009. Biologi untuk Siswa Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Herawati, H. 2010. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna
Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian Vol 30
No 1 Mei 2010.
Kreimer, G. 2009. "The green algal eyespot apparatus: A primordial visual
system and more?". Current Genetics . 55 (1): 19–43.
Manalu, K. 2007. Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk
Hidup. Medan: CV. Selembar Papyrus Manyar Sabrangan 19
Surabaya.
O'Sullivan, J.M., Pai, D.A., Cridge, A.G., Engelke, D.R, Ganley, AR. 2013.
The nucleolus: a raft adrift in the nuclear sea or the keystone
in nuclear structure?. Biomolecular Concepts. 4 (3): 277–86.
Rolland, N., Atteia, A., Decottignies, P., Garin, J., Hippler, M., Kreimer, G.,
Lemaire, S.D., Mittag, M., Wagner,V. 2009.
Chlamydomonas
proteomics. Current Opinion in Microbiology, 12:285–291
Rumanta, M. 2009. Fisiologi Hewan. In: Pengantar Fisiologi Hewan.
Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-36.
Sulistyaningsih, C. 2007.  Perkembangan Tumbuhan Struktur dan
Perkembangan Ganggang, Lumut, dan Tumbuhan Paku.
Universitas Terbuka, Jakarta. 
Sumardi, Yosaphat and Rosana, D. 2008. Biofisika. In: Struktur dan Fungsi
Sel. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-61.
Susilawati., Bachtiar, N. 2018. Biologi Dasar Terintegrasi. Pekanbaru :
Kreasi Edukasi.
Villarreal, J. C., Renner, S. S. 2012. Hornwort Pyrenoids, Carbon
Concentrating Structures, Evolved and Were Lost at Least
Five Times During The Last 100 Million Years. Proceedings
of the National Academy of Sciences,109(46) : 1873-1887.

Anda mungkin juga menyukai