Susilawati
Pada awal abad 20, ada bukti yang lebih meyakinkan bahwa materi
dapat dijelaskan oleh teori atom. Artinya, materi terdiri dari beberapa
susunan bangunan yang disebut sebagai atom. Teori ini memberikan
gambaran yang konsisten dan terpadu untuk semua proses kimia pada
waktu itu. Namun, beberapa misteri tidak dapat dijelaskan oleh teori
atom ini. Pada tahun 1896, A.H. Becquerel menemukan radiasi
penembus. Pada tahun 1897, J. J. Thomson menunjukkan bahwa
elektron memiliki muatan listrik negatif yang berasal dari materi biasa.
Untuk materi yang bermuatan listrik netral, juga harus ada muatan
positif bersembunyi di suatu tempat. Sebuah terobosan monumental
datang pada tahun 1911 ketika Ernest Rutherford dan rekan-rekannya
melakukan percobaan bertujuan untuk menentukan sudut dimana
seberkas partikel alpha (inti helium) akan berhambur setelah melewati
kertas tipis emas.
Inti atom atau nuklir dipandang sebagai massa titik dan muatan titik.
Inti atom pertama kali diketahui oleh Rutherford (1911), dari
eksperimen yang dilakukan oleh Geiger dan Marsden (1909)
berdasarkan percobaan hamburan partikel alfa () yang menjelaskan
tentang inti atom membawa semua muatan positif dan hampir seluruh
massa atom. Inti atom tersusun dari proton dan neutron. Proton
merupakan partikel bermuatan positif, neutron merupakan partikel yang
tidak bermuatan listrik atau netral. Partikel proton dan neutron sebagai
penyusun inti atom disebut nukleon. Proton ditemukan oleh Goldstein
dan neutron ditemukan oleh James Chadwick (teman Rutherford) yang
meraih Nobel tahun 1935.
Pendahuluan Fisika Inti 4
Susilawati
Proton
Neutron
Tidak puas dengan hasil percobaan Botha dan Becker serta ingin
mempelajari sifat sinar “aneh” ini, Frederic Julio dan Irene Curie
melakukan percobaan seperti percobaan Botha dan Becker, tetapi
mereka menumbukkan sinar atau radiasi “ aneh “ tersebut pada parafin
(bahan yang kaya akan proton) yang dipercaya dengan karbon. Menurut
laporan mereka, sejumlah proton dipancarkan dari hasil percobaan ini.
Sebelumnya mereka mengharapkan bahwa jika radiasi “aneh” itu
adalah pancaran sinar X maupun sinar γ, maka energi proton yang
terpancar tidaklah besar. Namun ternyata hasil yang diamati berbeda
dari yang diharapkan. Waktu diukur, ternyata energi proton yang
terlempar ini jauh lebih besar dari apa yang diharapkan. Mereka tidak
mengerti dan tidak punya jawaban untuk itu.
mn −m p
v ,n = vn
mn +m p
, ,
v n =v p −v n
mn −m p
v n =v ,p − v
mn +m p n
m −m p
v ,p =v n + n v
mn +m p n
2 mn
v ,p = v
mn +m p n (1.3)
,
Kecepatan proton setelah tumbukan ( v p ) dapat ditentukan dengan
menganalisa proton yang tiba di kamar ionisasi. Namun dengan data ini
kita masih belum bisa menghitung massa neutron karena masih ada
variable vn yang belum diketahui besarnya. Chadwick kemudian
melakukan eksperimen lain dengan mengganti paraffin dengan nitrogen
dan ia mengamati kecepatan nitrogen yang tertolak. Dengan cara yang
sama kita peroleh kecepatan nitrogen yang tertolak, v’n adalah :
2 mn
v ,N = v
mN + m n n (1.4)
,
vp 2 mn 2 mn m N + mn
,
= vn : v n=
vN m p +m n m N + mn m p + mn
,
Dari percob Chadwick diperoleh data v p = 3,3 x 107 m/s dan
,
v N = 4,7 x 106 m/s dengan menggunakan mN = 14 mp ( massa nitrogen
= 14 kali massa proton), kita peroleh :
Pendahuluan Fisika Inti 9
Susilawati
v ,p mN +mn
=
v ,N m p +mn
3,3 x 107 14 mp +mn
=
4,7 x 106 m p +mn
7 , 02 ( mP +mn ) =14 m p +mn
6 , 02 mn =6 ,98 m p
mn =1, 16 m p
Inilah massa neutron yang dihitung Chadwick.
Suatu inti X
disimbulkan
Z
A
X (1.5)
Isotop
Isotop yaitu suatu nuklida yang mempunyai nomor atom sama tetapi
nomor massa berbeda. Contoh : , dan . Setiap karbon
mempunyai nomor atom 6 tetapi nomor massanya berbeda-beda.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun unsurnya
sama belum tentu nomor massanya sama. Isotop dari unsur-unsur
yang radioaktif disebut radioisotop, sedangkan nuklidanya disebut
radionuklida.
Isobar
Isobar yaitu suatu nuklida yang mempunyai nomor massa sama tetapi
nomor atomnya berbeda. Contoh: dan
Isoton
S=ℏ
√ 1 1 √3
( +1)= ℏ
2 2 2
Bilangan kuantum spin proton dan neutron adalah ½. Hal ini karena
harus memenuhi ketentuan seperti yang dinyatakan oleh Fermi-
Dirac. Berikut penjelasannya partikel elementer penyusun materi
yang berada pada kolom pertama, kedua dan ketiga (12 partikel)
masuk dalam kategori fermion, partikel-partikel tersebut mematuhi
kaidah yang berlaku pada statistika Fermi-Dirac (dikemukakan oleh
Enrico Fermi dan Paul Dirac secara terpisah) diantaranya adalah ,
memiliki spin kelipatan ½, mematuhi prinsip eksklusi Pauli dan
fungsi gelombangnya bersifat antisimetri. Sedangkan yang berada
pada kolom terakhir (4 partikel) masuk kategori boson. “Mereka”
adalah partikel elementer yang menjadi mediator (perantara) pada
proses terjadinya suatu interaksi dan mematuhi statistika Bose-
Einstein (dikemukakan oleh Satyendra Nath Bose dan Albert
Einstein secara terpisah) diantaranya adalah memiliki spin kelipatan
bilangan bulat, tidak mematuhi prinsip eksklusi Pauli dan fungsi
gelombangnya bersifat simetris.
SPIN INTI
Proton dan netron mempunyai sudut intrinsik yang disebut spin. Spin
S ini berperilaku seperti momentum sudut, namun tidak tergantung
pada gerak orbital. Hal serupa juga dinyatakan dalam pembahasan
tentang spin elektron. Bahwa dalam usaha untuk menerangkan
struktur halus garis spektral dan efek Zeeman anomalous, S.A.
Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck pada tahun 1925 mengusulkan bahwa
elektron memiliki momentum sudut intrinsik yang bebas dari
momentum sudut orbitalnya dan berkaitan dengan momentum sudut
itu terdapat momen magnetik .Apa yang ada dalam pikiran Goudsmit
dan Uhlenbeck ialah suatu gambaran klasik dari elektron sebagai
bola yang bermuatan yang berpusing pada sumbunya. Hal ini
tentunya berlaku pada permasalahan inti atom. Proton dan netron pun
secara gambaran klasik berpusing pada sumbunya sehingga memiliki
sudut intrinsik yang disebut spin.
Jika I=1/2
S I =ℏ √ I ( I + 1 )
S I =ℏ
√(
1 1
2 2
+1 )
S I= √ ℏ
3
(1.8)
2
Gambar 8. Kuantisasi ms
Momen
Gambar 8.Magnet inti
Kuantisasi ruang momentum
sudut SI untuk proton dan netron
oleh rumus
τ⃗ =⃗μ x ⃗
B (1.10)
⃗μ adalah suatu besaran yang dinamakan momen magnetik yang
besarnya ⃗μ=IA . Arah momen magnetik sama dengan arah
momentum sudut untuk partikel bermuatan positif dan berlawanan
untuk partikel negatif. Torsi inilah yang memutar orbit.
μ= ( )ev
2 πr
πr 2=
evr
2
(1.12)
Karena momentum sudut orbit proton L = mp v r maka
e
μ1 = L
2 mp
Didefinisikan, nisbah giromagnetik orbit γL
μL e
γ L≡ =
L 2 mp
Komponen momen magnet orbit ke suatu sumbu (sumbu Z) adalah
e
μ Lz= L
2mp Z
(1.13)
e
μ Lz= mℏ
2 mp l
Pendahuluan Fisika Inti 19
Susilawati
= (2,792 76 ± 0,000 0 2)
μN
μp
Momen listrik inti pertama kali dijelaskan oleh Schuler dan Schmidt
(1935), pada hyperfine struktur Eu-151 dan Eu-153. Adanya momen
kuadrupol inti berarti menunjukkan distribusi inti tidak simetris bola.
Konsep multipol listrik dapat dijelaskan berdasarkan teori potensial
listrik.
Momen kuadrupol inti pertama kali dideteksi oleh Schuler dan Schmidt
pada tahun 1935 pada saat mereka menjelaskan hyperfine structure
splitting 151 Eu dan 153 Eu. adanya momen kuadrupol inti menunjukkan
bahwa distribusi muatan inti tidak simetris bola, melainkan sedikit
berdeviasi. Konsep multipol listrik dapat diterangkan dengan teori
potensial elektrostatis.
Muatan di titik ( xi, yi,zi ) adalah qi, sehingga momen dipole listrik
didefinisikan sebagai berikut :
p x =∑ q i x i
i
p y = ∑ qi y i (1.16)
i
Pendahuluan Fisika Inti 21
Susilawati
p z =∑ q i z i
i
p xx=∑ q i x 2i
i
p yy =∑ qi y i
2
p zz =∑ q i z 2i (1.17)
i
p xy =∑ q i x i y i
i
p xz=∑ qi xi z i
i
p yz =∑ q i y i z i
i
l=1 ; 21 dipol
2
l=2 ; 2 =4 kuadrupol
p x =∫ ρ ( ⃗r ) xdx
Pendahuluan Fisika Inti 22
Susilawati
⃑
p y =∫ ρ ( r ) ydy (1.18)
⃑
p z=∫ ρ (r ) zdz
⃑ 2
p yy =∫ ρ ( r ) y dτ
⃑
p zz =∫ ρ ( r ) z 2 dτ (1.19)
⃑
p xy =∫ ρ (r ) xydτ
⃑
p yz =∫ ρ (r ) yzdτ
⃑
p xz=∫ ρ ( r ) xzdτ
Apabila distribusi muatan simetris bola maka momen dipol listrik dan
momen kuadrupol listrik sama dengan nol. Apabila distribusi muatan
berupa ellipsoid dengan sumbu z maka:
p x =p y = p z=0
p xx = p yy ≠ 0 ; p zz ≠0
4
Q= Z R2
5
b−a
¿
R
b+ a
R=
2
Dengan a dan b masing-masing menyatakan setengah sumbu panjang
dan setengah sumbu pendek ellipsoid. Dengan demikian momen
kuadrupol listrik Q bergantung pada bentuk inti momen kuadrupol
listrik yang pernah diukur adalah:
Q=700. 10−26 cm 2 ,untuk=0,17
−26 2 123
Q=−120.10 cm ,=−0,53 untuk 51 Sb .
∆ m=¿
Pendahuluan Fisika Inti 24
Susilawati
Dengan demikian maka energi ikat deuterium (1H2) yang tersusun dari
satu proton dan satu netron dituliskan:
2
B=(mn+ m p−md )c (1.22)
md adalah massa inti deuterium, bukan massa atom deuterium. Perlu
diingat bahwa massa inti atom berbeda dengan massa atom. Hubungan
massa atom dan inti, dinyatakan:
[
B= mn+ ( m H 1 −me ) −( m H 1 )−me c
1 2
] 2
(1.24)
Contoh
Hitunglah energi ikat 126
Te52
Jawab
MeV
B=( 52 x 1,007825 u+74 x 1,008665 u−125,903322u ) 931,5
u
3
B=1,066 x 10 MeV
Selain itu, jika dua inti ringan (seperti H2) digabungkan menjadi suatu
inti yang lebih berat, juga akan dibebaskan energi. Sebab, energi ikat
per nukleon (B/A) juga lebih besar bagi inti gabungan dibandingkan
inti semula. Proses ini dikenal dengan fusi inti.
Pendahuluan Fisika Inti 27
Susilawati
Gaya inti dua nukleon juga tidak bergantung pada jenis nukleon. Gaya
inti antara proton-neutron sama seperti gaya proton-proton.
Energi adalah kekal, jika energi itu dapat diukur secara pasti.
Kenyataannya, menurut ketidakpastian Heisenberg, energi ΔE memiliki
ketidak-pastian dalam selang waktu Δt. Oleh karena itu, hukum
kekekalan energi dapat ”dilanggar” sebesar ΔE dalam selang waktu
Δt = ħ / ΔE yang cukup singkat .
Dengan demikian, partikel ini hanya dapat hadir dalam selang (dalam
kerangka laboratorium)
Δt = ħ/ mc 2 (1.28)
Pendahuluan Fisika Inti 30
Susilawati
Jarak terjauh yang dapat dicapai partikel ini dalam selang waktu Δt
adalah x = c Δt. Dengan c adalah kecepatan cahaya. Namun, kecepatan
yang sesuangguhnya partikel tersebut di bawah kecepatan cahaya.
Persamaan tersebut dapat diubah:
X =c Δ t = c
( mcħ )
2 (1.29)
Atau
mc2 = c ħ / x (1.30)
Karena telah diketahui jangkaun gaya inti hanya sekitar 10-15 m, maka
energi diam partikel tersebut dapat ditaksir, yaitu sekitar:
mc2 ≅ 200 MeV. Partikel yang dipertukarkan ini berupa sebuah
partikel ”virtual”. Jika inti atom ”dilihat” lebih seksama, gaya tarik
menarik antara proton dan neutron dapat ”terlihat”, tetapi partikel
virtual ini tidak terlihat.
Saat ini tidak ada teori dasar yang dapat menjelaskan sifat-sifat inti
yang teramati. Sebagai pengganti teori, beberapa model telah
dikembangkan, namun hanya beberapa yang dapat menjelaskan sifat
inti.
Hal serupa ditemui pada inti, bahwa radius inti (inti dianggap
1
2 1 3
2 − −1 −
m=Zm p +( A−Z )mn−a 1 A +a2 A +a3 Z A +a 4 ( A−2 Z )2 A +a 5 A
3 3 4
(1.31)
A Z a5
Ev = 6 AU
Ev =a 1 A (energi volume)
Gambar 1
Gambar 14. Sebuah nukleon pada permukaan sebuah inti berinteraksi dengan
nukleon yang kurang jumlahnya dibandingkan dengan pada bagian dalam
inti,sehingga energi ikatnya kurang. Lebih besar intinya, lebih sedikit proporsi
nukleon yang berada pada permukaan.
4 πR 2=4 πR20 A 3
Gaya tolak listrik antara setiap pasang proton dalam inti memberi
pasang proton dalam inti memberi kontribusi pada pengurangan energi
ikat. Energi coulomb EC sebuah inti sama dengan kerja yang harus
dilakukan untuk membawa Z proton dari tak terhingga ke suatu tempat
menjadi kumpulan berbentuk bola yang ukurannya sama dengan ukuran
sebuah inti. Energi potensial sepasang proon yang berjarak r sama
dengan
2
e
V =−
4 πε 0 r
Pendahuluan Fisika Inti 35
Susilawati
dengan
( 1r )
av ialah harga rata-rata 1/r terhadap semua pasangan proton.
berjejari R,
( 1r ) av berbanding lurus dengan 1/R sehingga berbanding
1
1
Z ( Z−1 )
Ec =−a 3
A 1/3 (energi coulomb)
Energi coulomb negatif karena energi ini timbul dari efek yang
menentang kemantapan inti.
Sampai disinilah model tetesan cairan ini dapat dibawa. Energi ikat
total Eb sebuah inti harus merupakan jumlahan dari energi volume
permukaan, dan coulomb:
2
Z ( Z−1)
Eb = E r + E s + E c= a1 A−a2 A 3−a 3 1
A 3
A 3
A 3
Pendahuluan Fisika Inti 36
Susilawati
Gambar 15 Energi ikat per nukleon ialah jumlah dari energi volume,
permukaan, dan coulomb.
Energi ikat pernukleon dalam grafik:
pertambahan energi
ΔE=banyaknya netron baru x
netron baru
Pendahuluan Fisika Inti 37
Susilawati
1 1 ε ε
= ( N −Z )x ( N−Z ) = ( N−Z )2
2 2 2 8
Rumus yang sama berlaku juga jika Z>N, karena (N – Z)2 selalu positif.
ε
ΔE= ( A−2 Z )2
Karena N=A – Z, (N – Z)2 = (A – 2Z)2, dan 8
Lebih besar jumlah nukleon dalam inti, lebih kecil jarak selang energi
є, dengan є berbanding lurus dengan 1/A. Ini berarti energi asimetri Ea
yang timbul dari perbedaan antara N dan Z dapat dinyatakan sebagai
berikut:
2
( A−2 Z )
Ea =− ΔE=−a 4
A (energi asimetri)
Energi asimetri negatif karena energi ini mereduksi energi ikat inti.
A 4
(energi pasangan)
Rumus final untuk menyatakan energi ikat sebuah inti bernomor atomik
Z dan bernomor massa A yang pertama kali dikemukakan oleh C. F.
von Weizsacker pada tahun 1935 yaitu
Pendahuluan Fisika Inti 38
Susilawati
2
2
Z ( Z −1) ( A−2 Z ) a
Eb =a1 A−a2 A 3 −a3 −a4 (±, 0 ) 35
1
A
A 3
A 4
MODEL KULIT
Bilangan 2, 8, 20, 28, 50, 82, dan 126 ini disebut dengan Bilangan
Ajaib atau Magic Number. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa inti
dengan jumlah Z (proton) dan N(netron) yang sama dengan Magic
Number akan memiliki kestabilan yang lebih besar dengan inti-inti
yang lain adalah:
Pendahuluan Fisika Inti 39
Susilawati
1. Inti-inti 42He (Z=2, N=2) dan 168O (Z=8, N=8) adalah inti-inti
yang sangat stabil. Angka-angka 2 dan 8 menunjukkan
kestabilan inti.
2. Kelompok Isotone (Inti-inti dengan Neutron yang sama) yang
anggotanya terbanyak jadi juga paling stabil, adalah N=82.
Kelompok Isotone berikutnya adalah N = 50 dan 20.
Jadi cacah neutron 20, 50, dan 82 menunjukkan keadaan stabil
yang tinggi.
3. Inti 50Sn mempunyai 10 isotop stabil, lebih banyak dari inti
yang lain, Inti 20Ca memiliki isotop stabil sebanyak 6 buah. Hal
ini menunjukkan bahwa Z=50 dan Z=20 memiliki kestabilan
yang lebih besar daripada nilai-nilai Z yang lain.
4. Tiga deret radioaktif alam yang ada semua meluruh menuju
inti timbal 82Pb dan isotop 209Pb92 adalah paling stabil diantara
isotop yang ada. Dengan demikian N=82 dan Z=126 adalah
angka-angka yang juga menunjukkan kestabilan inti.
5. Beberapa inti hasil peluruhan Beta merupakan pemancar
neutron spontan. Hal ini menunjukkan bahwa inti tersebut
memiliki energi ikat yang lemah terhadap neutron. Inti-inti
tersebut adalah 178O, 8736Kr, dan 13754Xe dengan N berturut-turut
adalah 9, 51, dan 53 yang dapat dituliskan sebagai 8+1, 50+1,
dan 82+1
N 0 1 2 3 4 5
Cacah
Nukleon 2 6 12 20 30 42
(N+1)(N+2)
Jurang energi yang cukup besar muncul antara tingkat energi, jurang
energi ini konsisten dengan pengertian kulit terpisah. Energi
interaksinya E = Vso(r) L.S dengan Vso(r) adalah potensial interaksi
spin-orbit.
E = Vso(r) L.S
E = Vso(r) ½ [j(j+1)-l(l+1)-s(s+1)] ħ
Pendahuluan Fisika Inti 45
Susilawati
ΔE=Ej=l+ ½ - E j=1- ½
Contoh Soal
Jawab
Jawab
Sebuah muatan positif pada permukaan inti atom mengalami gaya tolak
elektrik dari inti atom yang memberikannya energi potensial sekitar
100 MeV. Karena itu, untuk dapat mempertahankan muatan positif
tersebut di dalam inti atom, gaya inti harus memberikan jumlah energi
ikat yang melebihi 100MeV atau ribuan kali lebih besar daripada energi
ikat atom yang khas.
Pendahuluan Fisika Inti 46
Susilawati
3. Apa yang akan terjadi ketika nilai “A” semakin besar dan ketika
nilai “A” kecil?
Jawab
Ketika nilai “A” semakin besar jumlah proton semakin banyak. Maka
gaya tolak Coulomb antar proton makin kuat, sehingga mengurangi
ikatan dan energi ikat per nukleon berkurang.
Untuk nilai “A” kecil, energi ikat per nukleon mengecil dikarenakan
efek permukaan yaitu terdapat relatif banyak nukleon di permukaan
inti, yang tentu saja kurang terikat dibandingkan nukleon-nuklleon
yang berada di dalam inti, sehinggga energi ikat rata-rata per nukleon
berkurang.
Jawab
Diket: N = 74
Z = 52
mp = 1,007825u
mn = 1,008665u
mnuk = 125,903322u
1 sma = 1u = 1,67 x 10-27 kg = 931,5 MeV/c2
Penyelesaian
2
BE=(Z m p+ N mn−M nuk )c
MeV
BE=( 52 x 1,007825 u+74 x 1,008665 u−125,903322u ) 931,5
u
MeV
BE=( 52 x 1,007825+74 x 1,008665−125,903322 ) ux 931,5
u
BE=( 52,4069+74,64121−125,903322 ) 931,5 MeV
BE=( 1,144788 ) 931,5 MeV
3
BE=1,066 x 10 MeV
BE=1,066 GeV
Jawab:
Diketahui:
Z=1
A=2
N = A – Z = 2-1 = 1
mp= 1,007825 u
mn= 1,008665 u
mnuk= 2,014102 u
1 sma = 1 u = 1 x 1,66 x 10-27kg
1 u = 931,5 MeV/ c2
c2 = 931,5 MeV/ u
Ditanyakan: BE = …?
Penyelesaian:
2
BE=( Z m P + N mn −M nuk ) c
MeV
BE=( 1 ×1,007825 u+1× 1,008665−2,014102 u ) 931,5
u
MeV
BE=( 0,002388 u ) 931,5
u
BE=2,224 MeV
Jawab
Diketahui N = 30
Z = 26
mp = 1,007825u
mn = 1,008665u
mnuk = 55,934939u
1 sma = 1u = 1,67 x 10-27 kg = 931,5 MeV/c2
Penyelesaian
2
B=( Z m p + N m n−M nuk ) c
Pendahuluan Fisika Inti 48
Susilawati
Jawab Gaya inti dikatakan gaya yang paling kuat dibandingkan gaya-
gaya yang lain disebabkan gaya ini memiliki jangkauan kerja yang
sangat pendek, di mana rentang daerah kerjanya terbatas hingga ukuran
inti atom sekitar 10-15 m.
8. Hitunglah energi ikat per satuan nukleon dari atom 56Fe 26 dan
238U92 . Bandingkan kedua energi ikat per satuan nukleon. Massa
Pendahuluan Fisika Inti 49
Susilawati
Jawab.. m = (2x2,014102)-{(3,016049)+1,007825)}
= 0,00433 u
Besarnya energi ini
E = m. c2 = 0,00433 .u. c2 = 0,00433. 931,5 MeV = 4 MeV