Oleh:
1922201100001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini selain untuk memenuhi persyaratan nilai Manajemen Kualitas yakni agar
mahasiswa khususnya Jurusan Teknik Sipil mampu mengimplementasikan ilmu yang telah
didapatkan selama perkuliahan
Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, pengarahan, informasi, maupun doa yang diberikan. Maka
dari itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyusunan makalah ini. Disamping itu, penulis menyadari bahwa
terdapat kekurangan dalam laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan saran / kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi seluruh pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Teknik Sipil.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... II
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan beberapa informasi di atas, ada kecenderungan bahwa ada yang keliru
dalam proses pembangunan jembatan ini yang menyebabkan adanya negative chamber dan
penurunan pada struktur pelengkung. Hingga saat ini belum ada investigasi yang mendalam
mengenai apa yang menjadi penyebab kejadian tersebut.
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab kegagalan konstruksi Jembatan Siak
III.
2. Mengevaluasi struktur jembatan serta menganalisa kegagalan konstruksi.
2
BAB II
DATA DAN PEMBAHASAN
a. Jembatan siak III atau tenggarong atau lebih dikenal dengan nama Jembatan Sultan
Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, nama sebuah jembatan yang terletak di Kota
Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia
b. Jembatan ini menghubungkan Jalan Panglima Undan, Kecamatan Senapelan dengan
Jalan Sembilang, Kecamatan Rumbai Pesisir
c. Pembangunan jembatan ini awalnya dilaksanakan kontraktor PT Rantau Bais Sawit
Family pada tahun 2001 hingga 2007. Kemudian pengerjaannya diambil alih oleh PT
Waskita Karya sejak tahun 2008 hingga 2011.
d. Pembangunan jembatan ini menghabiskan dana APBD Riau sebesar Rp136,75 miliar
selama 10 tahun penganggaran
e. Panjang total Jembatan Siak III adalah 520 meter dan lebar 11 meter
f. Ketinggian jembatan mencapai 11 meter dari muka air sungai tertinggi
g. Tim Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Riau, menemukan kalau camber
jembatan Siak III tersebut negatif, yakni melengkung dan lentur ke bawah sebanyak 25-
26 cm
3
2.2 Analisa Penyebab Kegagalan Konstruksi
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Riau menyatakan pihak
kontraktor salah dalam proses konstruksi Jembatan Siak III di Kota Pekanbaru, yang
menyebabkan bangunan yang baru diresmikan itu melengkung ke bawah dan dipastikan
mempengaruhi daya tahannya. Akibat pelaksanaan yang salah maka terjadi pergeseran
busur ke arah horizontal sehingga terjadi perenggangan dari cable band dan sambungan
hanger dan menyebabkan tahanan friksi dan sudah mengalami stress, namun kontraktor
pada pelaksanaannya memaksa untuk ditarik ke arah yang berlawanan sehingga
melengkung bentuknya seperti ular.
Hipotesa pertama menyatakan berdasarkan analisa struktur didapat hasil bahwa
frekuensi sangat tinggi pada empat hanger jembatan yang dianggap sebagai indikasi telah
terjadi tegangan yang tinggi pada hanger tersebut.
Berikut ini pendapat para Pakar dan Ahli Struktur Jembatan Inodesia, diantaranya:
1. Berdasarkan uji frekuensi oleh Prof Dr Ir H Sugeng Wiyono MMT, pada seluruh hanger
Jembatan Siak III Pekanbaru, ada empat hanger (kebel) mengalami nilai frekuensi
sangat tinggi. Bila ini dibiarkan berlarut-larut, maka keempat hanger akan terputus. Ia
juga menilai, selain adanya pelengkung (tempat bergantung hangger, red) juga agak
turun. Disebutkan pula penyebabnya adalah kesalahan perencanaan dan pelaksanaan di
lapangan oleh kontraktor dimana perencanaan yang kurang cermat dan kesalahan dalam
pelaksanaan di lapangan oleh kontraktor. Menurutnya jika dibiarkan, maka akan terjadi
musibah seperti jembatan Kukar.
2. Menurut Kepala Dinas PU Riau SF Hariyanto, dari hasil loading test yang dilakukan
beberapa waktu lalu, Jembatan Siak III berkekuatan 80 ton. Hasil pengamatan di
lapangan, kondisi jembatan saat ini tidak terjadi lagi penurunan dan sudah berhenti.
Menurutnya memang kalau dalam istilah bangunan ada sedikit cacat dalam konstruksi
jembatan. Tapi ini tidak membahayakan dan aman.
3. Hasil sidak Kementrian Perdagangan RI yang bekerjasama dengan Dinas Perindag Kota
Pekanbaru dan Riau pada 22 Desember 2010 menyatakan bahwa sebanyak 44.250 ribu
batang atau lebih dari 70 persen baja tulangan beton (BTB) milik PT Jaya Glasindo
Abadi adalah baja polos dan non SNI. Ironisnya, PT Jaya Glasindo Abadi merupakan
4
perusahaan yang didapuk untuk mensuplai baja tulangan beton untuk kebutuhan
pembangunan jembatan Siak III.
4. Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Kontraktor Seluruh Indonesia (AKSI)
menilai pembangunan Jembatan Siak III gagal kontruksi diduga juga menggunakan
material yang tidak sesuai dengan perencanaan.
5. Kementerian PU lalu menyatakan jembatan Siak III termasuk salah satu jembatan yang
berbahaya di Indonesia karena tidak sesuai dengan bestek peruntukannya sebagai
jembatan kategori A yang harus sanggup menanggung beban maksimal 300 ton.
Jembatan mengalami banyak kelemahan. Apalagi pada saat pengujian kualitas proyek,
jembatan hanya dijejali beban seberat 80 ton atau sebanyak empat truk. Padahal
seharusnya jembatan dengan kategori A yang diproyeksikan untuk jangka waktu 50
tahun harus diuji kualitas dengan bebas 300 ton atau sebanyak 15 truk. Jembatan Siak
III mempunyai bentuk melintang sepanjang 120 meter. Dengan kondisi itu, jembatan
maksimal harus sanggup diuji beban sebesar 300 ton atau sekitar 15 truk. INKINDO
Wilayah Riau mengatakan tidak mengenal perusahaan yang menjadi konsultan
perencana dan konsultan pengawas pada proyek jembatan Siak III.
Dari hipotesa-hipotesa dan analisa dari para ahli maka kegagalan struktur pada Jembatan
SIAK III Pekanbaru dapat dikategorikan sebagai kelalaian kontraktor. Perencaan yang
kurang cermat, kesalahan dalam pelaksanaan yang menyebakan camber negative
(melengkung ke bawah), material yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan, baja
tulangan yang digunakan merupakan baja non SNI sudah cukup menunjukkan kegagalan
konstruksi diakibatkan oleh kelalaian kontraktor dalam perencaan dan pelaksanaan di
lapangan.
5
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dengan mengamati, menganalisis, dan menyimpulkan dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa kesalahan perencanaan dan pelaksanaan di lapangan oleh kontraktor
dimana perencanaan yang kurang cermat dan kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan oleh
kontraktor yang menyebabkan camber Jembatan Siak III tersebut negatif, yakni
melengkung dan lentur ke bawah sebanyak 25-26 cm. Dan dari segi material yang
digunakan dalam pemasangan jembatan adalah sebanyak 44.250 ribu batang atau lebih dari
70 persen baja tulangan beton (BTB) adalah baja polos dan non SNI.
3.2 Saran
Jika dilihat dari analisa-analisa kegagalan struktur pada Jembatan SIAK III Pekanbaru maka
dapat diberikan beberapa saran yang dapat diberikan:
1. Seharusnya selaku pihak kontraktor harus melihat secara detail dan meninjau ulang hasil
dari perencana proyek agar tidak mengalami kegagalan proyek dikemudian hari.
2. Diperlukannya pengawasan ketat pada saat pemasangan struktur penting jembatan agar
pemasangan dan perhitungan antara dilapangan sama seperti yang direncanakan.
3. Seharusnya pemerintah sebagai pemilik dana proyek harus mengawasi material yang
digunakan , apakah sudah berstandar sesuai yang disyaratkan atau tidak, karena bahan
yang asal-asalan akan merugikan dari pihak kontraktor, perencana, dan pemerintah yang
hal ini PU Riau sebagai pemilik proyek ataupun masyarakat sebagai pengguna jembatan
6
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan, Heri. 2012. “Baru Tiga Bulan Diresmikan, Warga Pekanbaru Khawatir Lintasi
Jembatan Siak III” tersedia pada
https://republika.co.id/berita/regional/nusantara/lzs7lq/antara diakses pada 26
November 2019.
Sancaya, Rengga. 2012. “Jembatan SIAK III Terancam Ambruk” tersedia pada
https://news.detik.com/foto-news/d-1965670/jembatan-siak-iii-terancam-
ambruk/1 diakses pada 27 November 2019.
Suanda, Budi. 2013. “Manajemen Proyek Indonesia: Jembatan SIAK III Akan Runtuh?”
tersedia pada http://manajemenproyekindonesia.com/?p=2447 diakses pada 27
November 2019.