Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Era Globalisasi sebagai Ancaman Identitas Nasional Indonesia untuk


Mencapai Karakter Bangsa yang Baik

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu
oleh Bapak Muhammad Mujtaba Habibi ,S.Pd, M.AP

Disusun oleh:

Adam Nugraha Dyla Putra 200413623456


Adhitya Sabilillah 200413623461
Alditya Aji Pangestu 200413623304
Almanda Rosa Dwiparameswari 200413623356
Alvio Maulana Alfan 200413623233
Febri Setiawan 200523629295

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 MANAJEMEN
2022
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Landasan Teori ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Identitas Nasional.............................................................................. 3
2.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional .................................................................. 3
2.3 Situasi Identitas Nasional di Era Globalisasi ....................................................... 4
2.4 Strategi untuk Mempertahankan Identitas Nasional ............................................ 6
2.4.1 Mengembangkan Nasionalisme .................................................................. 6
2.4.2 Pendidikan ................................................................................................. 6
2.4.3 Pelestarian Budaya..................................................................................... 6
2.4.4 Bela Negara ............................................................................................... 7
2.5 Mengapa Harus Mempertahankan Identitas Nasional .......................................... 7
2.6 Studi Kasus ........................................................................................................ 8
2.6.1 Kasus ......................................................................................................... 8
2.6.2 Analisis Kasus ........................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 11
3.2 Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identitas nasional merupakan jati diri suatu bangsa yang membedakan antara satu
bangsa dengan bangsa lainnya. Sebagai jati diri suatu bangsa, maka identitas nasional
mempunyai ciri khas, penanda, corak, karakteristik dan sifat yang dapat membedakan
suatu bangsa dari bangsa lainnya. Sebagai jati diri bangsa, identitas nasional ini bukan
hanya mengacu pada personal saja, tetapi juga berlaku untuk suatu kelompok, lembaga,
organisasi, dan bahkan suatu negara. Salah satu cara untuk memahami identitas nasional
suatu bangsa adalah dengan cara membandingkan secara umum suatu bangsa dengan
bangsa yang lainnya.
(Nasional, 2007) Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang pesat
dan meluas yang sangat mempengaruhi kehidupan. Dari perkembangan teknologi
tersebut memunculkan sebuah era globalisasi. Globalisasi adalah sekumpulan proses
(ekonomi, sosial, budaya, teknologi, kelembagaan) yang berkontribusi pada hubungan
antara masyarakat dan individu di seluruh dunia. Era globalisasi adalah fenomena yang
tak bisa dihindari, dampaknya dirasakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Pengaruh dari globalisasi ini memiliki dampak yang positif dan negatif di mana pengaruh
tersebut sudah mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengertian identitas nasional sekarang tidak sama lagi seiring berjalannya zaman.
Pola pikir masyarakat sudah banyak berubah yang sebagian besar menyimpang terhadap
identitas bangsa Indonesia. Misalnya, seperti pada pancasila sila pertama yaitu bersikap
chauvinisme terhadap agama yang dipeluknya; pada sila kedua, yaitu penganiayaan dan
perkelahian di mana kedua hal tersebut bersifat tidak memanusiakan manusia; pada sila
ketiga, yaitu oknum yang ingin menciptakan negara dan pandangan yang baru; pada sila
keempat, yaitu kepemimpinan yang tidak demokratis; dan pada sila kelima, yaitu yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Pancasila menjadi salah satu sumber kekuatan utama identitas nasional. Dengan
adanya sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang yang beridentitas nasional, maka
segala tantangan bisa dihadapi. Identitas nasional perlu ditegakkan dan dilakukan secara

1
mendalam lagi, karena dengan adanya sikap solidaritas di mana bersatu dalam perbedaan
akan menciptakan suatu kesatuan yang hebat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Identitas Nasional?
2. Apa saja faktor dalam membentuk identitas nasional?
3. Bagaimana situasi identitas nasional di era globalisasi?
4. Strategi apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan identitas nasional ?
5. Mengapa identitas nasional perlu dipertahankan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu identitas nasional
2. Untuk mengetahui berbagai faktor yang membentuk identitas nasional
3. Untuk memahami kondisi identitas nasional di era globalisasi
4. Untuk mengetahui berbagai jenis strategi untuk mempertahankan identitas
nasional
5. Untuk mengetahui beberapa alasan untuk tetap mempertahankan identitas
nasional

1.4 Landasan Teori


1. Otto Bauer (1970) menyebutkan bahwa bangsa adalah suatu persatuan karakter
atau peringai yang timbul karena persatuan senasib.
2. Malik Fajar (2004) mengatakan bahwa: pertama (dengan mengacu pendapat
Erikson), soal jati diri berkaitan erat dengan soal krisis. Kedua: membangun jati
diri bangsa harus dipersepsikan sebagai renewing process and reconstruction.
3. Hedonisme adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa kesenangan dan
kepuasan adalah hal yang utama (Dinda Larasati, 2016).
4. (Nasional, 2007) Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang pesat
dan meluas yang sangat mempengaruhi kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Setiap negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja
seperti manusia, memiliki identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini
tentunya berguna untuk membedakan setiap negara. Identitas adalah ciri khas yang
membedakan suatu subyek dengan yang lainnya. identitas memiliki kedekatan dengan
jati diri sebagai ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang dan di dalamnya ada jiwa,
semangat, dan daya gerak yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang (bangsa) untuk
mencapai tujuan tertentu.
Identitas nasional merupakan kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, setiap bangsa memiliki keunikan, sifat, dan karakternya untuk
membentuk identitasnya. identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa. Identitas nasional dalam konteks bangsa
cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Dari
banyaknya simbol kenegaraan, Pancasila menjadi ciri khas untuk bangsa Indonesia itu
sendiri.

2.2 Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Bangsa


Identitas bangsa (khususnya bangsa Indonesia), terbentuk dalam suatu proses
yang panjang yang memiliki potensi diri, yaitu pengalaman dalam menghadapi
tantangan-tantangan pada masa lalu, lingkungan geografis dan lingkungan sosial besar
pengaruhnya dalam membentuk karakter bangs Indonesia, memiliki pandangan hidup
yang dipegang untuk mencapai cita-cita bersama, memiliki keadaban (civility) menjadi
salah satu faktor penting dalam pembentukan identitas bangsa Indonesia pada masa lalu
dan ke depan faktor ini harus diperkuat untuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki jati
diri yang baik.

3
Ramlan Surbakti (1992), menegaskan ada beberapa faktor yang diperkirakan
dapat menjadi pembentukan identitas bersama suatu bangsa, yaitu:
1. Faktor primordial, terkait dengan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan
suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-istiadat dalam membentuk negara bangsa
(nation state).
2. Faktor sakral, terkait dengan kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat,
atau ikatan ideologi dalam masyarakat yang dapat membentuk negara bangsa.
3. Faktor tokoh, terkait dengan seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara
luas oleh masyarakat yang mampu menyatukan bangsa.
4. Faktor sejarah, terkait dengan persepsi sama tentang asal-usul (nenek moyang),
pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak
hanya melahirkan solidaritas (senasib, sependeritaan, dan sepenanggungan).
5. Faktor Bhinneka Tunggal Ika, terkait dengan prinsip bersatu dalam perbedaan
(unity in diversity), walaupun berbeda dalam suku, agama, ras/etnis, dan
golongan, serta adat-istiadat.
6. Faktor kelembagaan, terkait dengan proses pembentukan bangsa berupa lembaga-
lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan
partai politik yang dapat mempertemukan berbagai kepentingan di kalangan
masyarakat sehingga tersusun kepentingan nasional.

2.3 Kondisi Identitas Nasional di Era Globalisasi


Kata globalisasi diambil dari kata ‘global’ yang berarti universal. Globalisasi
sendiri belum memiliki definisi yang pasti, tetapi globalisasi dapat diartikan sebagai
proses perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya yang menyebar secara luas dari suatu
negara ke negara lain dengan mengabaikan batas-batas yang jelas antar negara yang satu
dengan yang lain. Globalisasi juga dapat diartikan sebagai suatu fenomena khusus yang
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global.
Globalisasi dianggap memberikan peluang berkompetisi bagi negara-negara maju
yang memiliki kuasa secara global dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik,
sosial, budaya, pengetahuan, dan teknologi. Bagi Indonesia yang kaya akan sumber daya
alam, sumber daya dan manusia dan budaya, globalisasi akan menghadirkan peluang dan
tantangan yang harus diwaspadai. Tantangan yang mungkin dihadapi bagi pertahanan dan

4
keamanan bangsa yaitu melemahnya rasa identitas nasional menyebabkan mudahnya
paham ekstrimis untuk mempengaruhi pola pikir dan kepentingan dari pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab dan men
Kehadiran globalisasi di Indonesia tentunya memberikan dampak positif dan
negatif secara bersamaan. Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan yang menyebabkan mudahnya mencari informasi atau
fenomena yang terjadi di seluruh dunia, seperti informasi dan fenomena seputar
sepakbola, berkembangnya sistem pembelajaran, dan masih banyak lagi. Dengan begitu,
globalisasi memberikan fasilitas terhadap masyarakat untuk berekspresi dalam lingkup
nasional hingga internasional. Dampak negatif dari globalisasi yaitu memunculkan
tantangan terhadap identitas nasional Indonesia:

1. Hedonisme. Hedonisme adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa


kesenangan dan kepuasan adalah hal yang utama (Dinda Larasati, 2016).
Keberadaan hedonisme dapat dilihat dari munculnya mall, café dan lainnya yang
juga ramai dikunjungi oleh masyarakat.
2. Memudarnya sikap gotong gotong royong yang menjadi nilai-nilai di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Memudarnya sikap ini disebabkan oleh sikap
individualistic pada gaya hidup masyarakat Indonesia. Hal itu menjadi tanda
bahwa penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila belum menjadi
acuan sebagai kehidupan sehari-hari.
3. Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme. Contoh dari hal tersebut adalah
masyarakat yang cenderung memilih produk luar negeri dibandingkan dengan
produk dalam negeri.
4. Lunturnya sikap sopan santun. Hal ini terjadi karena adanya nilai keterbukaan dan
kebebasan pada globalisasi yang membuat mereka terutama anak muda bertindak
sesuka hati, seperti postingan di media sosial yang menggunakan kata-kata kotor.

Masih banyak lagi tantangan-tantangan yang ditimbulkan dari globalisasi


terhadap identitas nasional. Oleh karena itu, masyarakat harus bisa menghadapi dan
menjawab tantangan-tantangan tersebut karena sebagai warga negara seharusnya bisa
untuk mengetahui, memahami dan merawat identitas nasional yang telah dibentuk dari
perjuangan dengan waktu yang sangat panjang. Dalam dunia

5
2.4 Strategi untuk Mempertahankan Identitas Nasional
2.4.1 Mengembangkan Nasionalisme
Dengan menumbuhkan rasa nasionalisme kepada warga Indonesia dapat memicu
kebangkitan Kembali nilai-nilai budaya yang telah tergerus oleh arus globalisasi. Secara
umum nasionalisme dipahami sebagai identitas dari anggota suatu masyarakat berbangsa
yang cinta terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang ada didalamnya. Contoh sikap
yang mencerminkan sikap nasionalisme:
1. Menggunakan barang-barang dari negara sendiri karena dapat menambah rasa
cinta tanah air dan bangga dengan produk hasil karya bangsa sendiri.
2. Menghargai nilai-nilai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa
Indonesia dengan cara membaca ataupun mengunjungi hal-hal yang berkaitan
dengan sejarah bangsa pada zaman dahulu.
3. Menunjukkan prestasi yang dimiliki dimata dunia baik itu akademik maupun non
akademik. Hal ini bertujuan menumbuhkan sikap rela berkorban dan berjuang
untuk bangsa.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan jalur formal untuk melakukan pembinaan jati diri bangsa
Indonesia. Pendidikan nasional memiliki peran yang begitu besar dalam pembentukan jati
diri bangsa Indonesia. Hal ini sejalan juga dengan pemikiran Syam Halim yang
mengatakan “bahwa salah cara yang paling efektif untuk mengembalikan dan
mengembangkan identitas nasional adalah melalui jalur pendidikan”. Jadi Pendidikan
nasionalisme harus ditanamkan sejak dini kepada para anak-anak penerus bangsa, karena
dapat menjadi suatu aset penting nantinya untuk memperkenalkan bangsa Indonesia
kepada dunia melalui teknologi.
2.4.3 Pelestarian Budaya
Kebanyakan orang sekarang melupakan budaya yang ada di daerahnya sehingga
tergerus secara perlahan-lahan oleh waktu. Padahal budaya merupakan faktor penentu jati
diri bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Suatu budaya yang
diterapkan pada kehidupan akan mempengaruhi pembentukan pola pikir masyarakat
sehingga dapat melekat pada kebiasaan setiap hari. Namun bangsa Indonesia mulai
kehilangan budaya mereka karena masuknya budaya asing, untuk itulah perlu adanya
pembangunan dan pelestarian budaya pada bangsa.

6
2.4.4 Bela Negara
Sebagai warga negara kita wajib ikut serta untuk melakukan pembelaan negara,
seperti yang tertulis pada Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi:”bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Dari bunyi pasal
tersebut sudah jelas bahwa bela negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara,
hal ini membuktikan bahwa bela negara dapat menjadi suatu aturan demi menjaga
ketahanan dan eksistensi negara Indonesia. Pada zaman penjajahan dahulu bela negara
diartikan sebagai perang/wajib militer melawan para penjajah. Namun pada zaman
sekarang bela negara dapat diartikan secara luas dan orang-orang dapat juga melakukan
bela negara dengan caranya masing-masing. Misalnya bela negara menurut profesi atau
pekerjaan: yaitu seorang dokter yang menekuni profesinya dengan tekun dan menjadi
dokter yang handal sehingga dapat menyembuhkan banyak pasien.

2.5 Alasan untuk Tetap Mempertahankan Identitas Nasional


Di era globalisasi saat ini, keberadaan bangsa-bangsa yang ada di dunia terdapat
banyak sekali tantangan baik di dalam bidang ekonomi, sosial, serta budaya dan politik.
Kemudian, setiap bangsa pasti memiliki sifat yang dinamis dan khas sehingga menjadi
pandangan hidup untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup suatu bangsa.
Jika bangsa tersebut tidak mampu untuk mempererat dan mempertahankan ciri
khasnya apalagi jika bangsa tersebut tidak mempunyai khas atau identitasnya tersendiri,
maka mereka akan lebih mudah untuk dipengaruhi dan dimasuki oleh tantangan-
tantangan yang ada di dunia ini.
Kemudian, mereka tidak akan mampu untuk mencapai dan memenuhi cita-cita
dan tujuan hidup bangsa tersebut, meskipun suatu bangsa telah mempersiapkan hal yang
sedemikian rupa, tetap saja jika terdapat suatu bangsa dengan kondisi yang lebih kuat,
mereka dengan mudahnya dapat menghancurkan dan menguasai bangsa yang lebih lemah
daripada mereka, sehingga bangsa yang tidak memiliki identitas tersebut lebih susah
untuk mempertahankan eksistensi diri atau keberadaan suatu bangsa dan lebih susah
untuk mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bangsa tersebut.
Berdasarkan dengan kalimat diatas, dapat kita lihat bahwa identitas nasional
memiliki peran yang sangat penting bagi suatu negara. Identitas nasional bisa dan dapat
berasal dari identitas suatu bangsa yang dapat disepakati oleh bangsa lainnya yang ada

7
dalam negara itu. Kemudian, warga-warga yang merupakan dari bangsa tersebut mereka
bersedia dan dapat setia untuk selalu mendukung dan mempertahankan identitas nasional
tersebut sehingga perlu ditanamkan dan dikembangan secara terus menerus.
Perlu diingat serta ditekankan bahwa kesetiaan terhadap identitas nasional akan
mempersatukan hingga mempererat warga bangsa yang ada di dalam negara tersebut.
Contohnya, Indonesia memiliki banyak kekayaan akan budaya yang tentunya hal ini
dapat kita lihat bahwa Indonesia memiliki potensi kearifan lokal yang sangat luas dan
besar. Indonesia juga memiliki simbol kenegaraan yang merupakan suatu identitas
nasional, yaitu Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, Bhinneka Tunggal
Ika yang merupakan semboyan negara, Pancasila yang merupakan dasar falsafah negara,
dan UUD 1945 yang merupakan konstitusi atau hukum dasar negara, dll.
Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal memiliki pengaruh yang sangat besar
dan sangat penting untuk diturunkan atau diwariskan dari generasi sebelumnya kepada
generasi selanjutnya sebagai warisan budaya. Warisan budaya inilah yang memiliki
pengaruh dalam mempertahankan identitas nasional kita sebagai bangsa Indonesia. Maka
dari itu, materi Pancasila merupakan materi yang berupa nilai-nilai yang tidak lain adalah
dari bangsa Indonesia itu sendiri yang dimana nilai-nilai tersebut telah ada pada bangsa
Indonesia dan terdapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup. Lalu,
dengan terintegrasinya atau adanya penyatuan kebudayaan dari daerah-daerah, hal ini
dapat memungkinkannya untuk mempertahankan dan mempererat serta memperkuat
identitas nasional bangsa Indonesia.

2.6 Studi Kasus


2.6.1 Kasus
80 % Anak Sekolah Tidak Hafal Lagu Indonesia Raya

Saat di zaman modern ini banyak ditemui anak-anak yang telah mengenal internet.
Banyak anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk sekedar bermain permainan
secara online. Hal itu terkadang membuat orang tua mengeluh. Sebab, anak-anaknya lebih
giat bermain game daripada belajar. Di samping itu, banyak anak zaman sekarang yang
minim pengetahuan tentang negara Indonesia. Bahkan, lagu kebangsaan negara Indonesia
pun banyak yang tidak hafal. Dilansir dari detikNews, 80% anak sekolah tidak hafal lagu

8
kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya yang diciptakan oleh WR. Supratman. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan sebuah rekaman video yang dibagikan oleh akun
Instagram @jakarta.keras. Mereka diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
dipimpin oleh salah satu anak. Akan tetapi, mereka terlihat tidak hafal lirik lagu Indonesia
Raya. Bahkan, nada yang mereka lantunkan tidak sesuai.
Tidak hanya itu, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam
Negeri, Soedarmo, pun mengatakan sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu
lembaga menyatakan 53% warga Indonesia atau separuh dari total penduduk tidak hafal
lagu kebangsaan Indonesia Raya. "Dari 100 orang yang ditanya 18 orang tidak tahu judul
lagu kebangsaan, dari 100 orang 24 orang tidak paham sila Pancasila dan 53 persen
penduduk tidak hafal lagu kebangsaan, ini sesuatu yang ironis namun perlu disikapi
serius," kata Soedarmo dalam acara temu ramah dengan Gubernur, Bupati dan Wali Kota
serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah se-Sumbar, Sumatera Barat, Selasa (26/9)
malam. Beliau menambahkan, dari survei tersebut sebanyak 61% generasi muda tidak
peduli dengan kondisi negara.

2.6.2 Analisis Kasus


Terpilihnya sebuah lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan tentunya tidak
hanya sekedar lagu biasa yang memiliki makna dari syair maupun musiknya. Selain
memiliki makna dalam syairnya, Indonesia Raya memiliki peran yang sangat besar dalam
mewujudkan sebuah kemerdekaan bangsa ini. Oleh karena itu, setiap warga bangsa
diharapkan memahami makna lagu Indonesia Raya dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, bangsa Indonesia akan selalu tahan uji dari segala
tantangan dan persoalan yang ada.
Era globalisasi sangat mempengaruhi perilaku dan pengetahuan masyarakat.
Dengan adanya game online, membuat sebagian anak-anak hanya mementingkan game
tersebut daripada berbagai hal lainnya. Salah satunya yaitu tidak hafalnya lagu Indonesia
Raya. Padahal, di ruang lingkup sekolah setiap hari senin diadakan upacara bendera di
mana pastinya akan dinyanyikan atau dikumandangkannya lagu Indonesia Raya tersebut.
Tentunya hal ini menjadi problematika dan perhatian di kalangan masyarakat Indonesia
untuk bagaimana caranya supaya anak-anak tersebut hafal lagu Indonesia Raya karena

9
lagu kebangsaan tersebut dapat membentuk identitas suatu negara dan dapat digunakan
sebagai ekspresi dalam menunjukkan nasionalisme maupun patriotisme.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya yang kemudian
menyebar secara luas dari satu negara ke negara lain yang menyebabkan hilangnya batas-
batas antar negara. Di era globalisasi, masyarakat global dengan mudahnya mencari dan
mendapatkan informasi mengenai fenomena yang sedang terjadi di seluruh dunia. Akan
tetapi, globalisasi juga memberikan dampak negatif bagi bangsa dan negara di seluruh
dunia, seperti Indonesia. Dampak negatif dari globalisasi berupa tantangan identitas
nasional, seperti hedonisme, memudarnya gotong royong, lunturnya semangat
nasionalisme dan patriotisme dan lunturnya sikap sopan santun. Hal itu perlu disikapi
oleh masyarakat Indonesia karena dapat mengancam kesatuan dan persatuan. Dalam
menghadapi tantangan yang ditimbulkan globalisasi yang dapat mengancam identitas
nasional, masyarakat dapat melakukan sebuah upaya untuk menghadapi tantangan
tersebut, seperti mengembangkan nasionalisme, pendidikan formal, pelestarian dan bela
negara. Dengan dilakukan upaya untuk menghadapi tantangan identitas nasional, jati diri
kita sebagai bangsa dan negara Indonesia tidak memudar atau bahkan hilang dalam arus
globalisasi ini.

3.2 Saran
Dengan adanya tantangan identitas nasional sebagai dampak dari globalisasi,
sebagai warga negara Indonesia harus berusaha untuk mempertahankan identitas
nasional. Sehingga, cita-cita dan tujuan hidup bangsa dapat dicapai. Dengan memahami
serta menjalankan pendidikan, mengembangkan nasionalisme, pelestarian budaya, dan
bela negara, maka identitas nasional bangsa Indonesia akan semakin menguat. Sehingga,
identitas nasional dapat dipertahankan. Dengan begitu, warga negara Indonesia dapat
terus berkembang sebagai dampak positif dari globalisasi dan tetap mempertahankan
identitas nasional sebagai dampak negatif dari globalisasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al, Hakim, Suparlan dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks


Indonesia. (Rev.ed). Malang: Madani

Ema Regita Br Sebayang. 2019. Mempertahankan Identitas Nasional Di Era Digital.


Malang. Universitas Brawijaya.

Sicca, Pradita, Shintaloka. 2021. Apa Itu Globalisasi dan Dampaknya?. Diakses pada
10 Maret 2022, dari
https://internasional.kompas.com/read/2021/04/10/063455570/apa-itu-
globalisasi-dan-dampaknya?page=all

Ramadhani, Niko. 2021. Globalisasi: Pengertian dan Dampak Globalisasi. Diakses


pada 10 Maret 2022, dari https://www.akseleran.co.id/blog/globalisasi-adalah/

Edwar, Pradine. 2021. Hilangnya Identitas Nasional di Era Globalisasi. Diakses pada
10 Maret 2022, dari
https://www.kompasiana.com/pradinelaorente/5e500a39d541df34e2617a74/hila
ngnya-identitas-nasional-diera-globalisasi

Fitria, Laitul. 2021. Pentingnya Mempertahankan Identitas Nasional . Diakses pada 11


Maret 2022, dari
https://www.kompasiana.com/lailatulfitria1916/60bb5d3c8ede484f3a589233/pe
ntingnya-mempertahankan-identitas-nasional

Aulia, Rahma, Lulu. 2021. Mengenal Identitas Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri
Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan
Tambusai, volume 5, nomor 3, hal: 1-9. (Online),
(https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2355), diakses 11 Maret 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai