Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu
oleh Bapak Muhammad Mujtaba Habibi ,S.Pd, M.AP
Disusun oleh:
COVER ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mendalam lagi, karena dengan adanya sikap solidaritas di mana bersatu dalam perbedaan
akan menciptakan suatu kesatuan yang hebat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu identitas nasional
2. Untuk mengetahui berbagai faktor yang membentuk identitas nasional
3. Untuk memahami kondisi identitas nasional di era globalisasi
4. Untuk mengetahui berbagai jenis strategi untuk mempertahankan identitas
nasional
5. Untuk mengetahui beberapa alasan untuk tetap mempertahankan identitas
nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ramlan Surbakti (1992), menegaskan ada beberapa faktor yang diperkirakan
dapat menjadi pembentukan identitas bersama suatu bangsa, yaitu:
1. Faktor primordial, terkait dengan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan
suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat-istiadat dalam membentuk negara bangsa
(nation state).
2. Faktor sakral, terkait dengan kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat,
atau ikatan ideologi dalam masyarakat yang dapat membentuk negara bangsa.
3. Faktor tokoh, terkait dengan seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara
luas oleh masyarakat yang mampu menyatukan bangsa.
4. Faktor sejarah, terkait dengan persepsi sama tentang asal-usul (nenek moyang),
pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak
hanya melahirkan solidaritas (senasib, sependeritaan, dan sepenanggungan).
5. Faktor Bhinneka Tunggal Ika, terkait dengan prinsip bersatu dalam perbedaan
(unity in diversity), walaupun berbeda dalam suku, agama, ras/etnis, dan
golongan, serta adat-istiadat.
6. Faktor kelembagaan, terkait dengan proses pembentukan bangsa berupa lembaga-
lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan
partai politik yang dapat mempertemukan berbagai kepentingan di kalangan
masyarakat sehingga tersusun kepentingan nasional.
4
keamanan bangsa yaitu melemahnya rasa identitas nasional menyebabkan mudahnya
paham ekstrimis untuk mempengaruhi pola pikir dan kepentingan dari pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab dan men
Kehadiran globalisasi di Indonesia tentunya memberikan dampak positif dan
negatif secara bersamaan. Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan yang menyebabkan mudahnya mencari informasi atau
fenomena yang terjadi di seluruh dunia, seperti informasi dan fenomena seputar
sepakbola, berkembangnya sistem pembelajaran, dan masih banyak lagi. Dengan begitu,
globalisasi memberikan fasilitas terhadap masyarakat untuk berekspresi dalam lingkup
nasional hingga internasional. Dampak negatif dari globalisasi yaitu memunculkan
tantangan terhadap identitas nasional Indonesia:
5
2.4 Strategi untuk Mempertahankan Identitas Nasional
2.4.1 Mengembangkan Nasionalisme
Dengan menumbuhkan rasa nasionalisme kepada warga Indonesia dapat memicu
kebangkitan Kembali nilai-nilai budaya yang telah tergerus oleh arus globalisasi. Secara
umum nasionalisme dipahami sebagai identitas dari anggota suatu masyarakat berbangsa
yang cinta terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang ada didalamnya. Contoh sikap
yang mencerminkan sikap nasionalisme:
1. Menggunakan barang-barang dari negara sendiri karena dapat menambah rasa
cinta tanah air dan bangga dengan produk hasil karya bangsa sendiri.
2. Menghargai nilai-nilai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa
Indonesia dengan cara membaca ataupun mengunjungi hal-hal yang berkaitan
dengan sejarah bangsa pada zaman dahulu.
3. Menunjukkan prestasi yang dimiliki dimata dunia baik itu akademik maupun non
akademik. Hal ini bertujuan menumbuhkan sikap rela berkorban dan berjuang
untuk bangsa.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan jalur formal untuk melakukan pembinaan jati diri bangsa
Indonesia. Pendidikan nasional memiliki peran yang begitu besar dalam pembentukan jati
diri bangsa Indonesia. Hal ini sejalan juga dengan pemikiran Syam Halim yang
mengatakan “bahwa salah cara yang paling efektif untuk mengembalikan dan
mengembangkan identitas nasional adalah melalui jalur pendidikan”. Jadi Pendidikan
nasionalisme harus ditanamkan sejak dini kepada para anak-anak penerus bangsa, karena
dapat menjadi suatu aset penting nantinya untuk memperkenalkan bangsa Indonesia
kepada dunia melalui teknologi.
2.4.3 Pelestarian Budaya
Kebanyakan orang sekarang melupakan budaya yang ada di daerahnya sehingga
tergerus secara perlahan-lahan oleh waktu. Padahal budaya merupakan faktor penentu jati
diri bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Suatu budaya yang
diterapkan pada kehidupan akan mempengaruhi pembentukan pola pikir masyarakat
sehingga dapat melekat pada kebiasaan setiap hari. Namun bangsa Indonesia mulai
kehilangan budaya mereka karena masuknya budaya asing, untuk itulah perlu adanya
pembangunan dan pelestarian budaya pada bangsa.
6
2.4.4 Bela Negara
Sebagai warga negara kita wajib ikut serta untuk melakukan pembelaan negara,
seperti yang tertulis pada Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi:”bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Dari bunyi pasal
tersebut sudah jelas bahwa bela negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara,
hal ini membuktikan bahwa bela negara dapat menjadi suatu aturan demi menjaga
ketahanan dan eksistensi negara Indonesia. Pada zaman penjajahan dahulu bela negara
diartikan sebagai perang/wajib militer melawan para penjajah. Namun pada zaman
sekarang bela negara dapat diartikan secara luas dan orang-orang dapat juga melakukan
bela negara dengan caranya masing-masing. Misalnya bela negara menurut profesi atau
pekerjaan: yaitu seorang dokter yang menekuni profesinya dengan tekun dan menjadi
dokter yang handal sehingga dapat menyembuhkan banyak pasien.
7
dalam negara itu. Kemudian, warga-warga yang merupakan dari bangsa tersebut mereka
bersedia dan dapat setia untuk selalu mendukung dan mempertahankan identitas nasional
tersebut sehingga perlu ditanamkan dan dikembangan secara terus menerus.
Perlu diingat serta ditekankan bahwa kesetiaan terhadap identitas nasional akan
mempersatukan hingga mempererat warga bangsa yang ada di dalam negara tersebut.
Contohnya, Indonesia memiliki banyak kekayaan akan budaya yang tentunya hal ini
dapat kita lihat bahwa Indonesia memiliki potensi kearifan lokal yang sangat luas dan
besar. Indonesia juga memiliki simbol kenegaraan yang merupakan suatu identitas
nasional, yaitu Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, Bhinneka Tunggal
Ika yang merupakan semboyan negara, Pancasila yang merupakan dasar falsafah negara,
dan UUD 1945 yang merupakan konstitusi atau hukum dasar negara, dll.
Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal memiliki pengaruh yang sangat besar
dan sangat penting untuk diturunkan atau diwariskan dari generasi sebelumnya kepada
generasi selanjutnya sebagai warisan budaya. Warisan budaya inilah yang memiliki
pengaruh dalam mempertahankan identitas nasional kita sebagai bangsa Indonesia. Maka
dari itu, materi Pancasila merupakan materi yang berupa nilai-nilai yang tidak lain adalah
dari bangsa Indonesia itu sendiri yang dimana nilai-nilai tersebut telah ada pada bangsa
Indonesia dan terdapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup. Lalu,
dengan terintegrasinya atau adanya penyatuan kebudayaan dari daerah-daerah, hal ini
dapat memungkinkannya untuk mempertahankan dan mempererat serta memperkuat
identitas nasional bangsa Indonesia.
Saat di zaman modern ini banyak ditemui anak-anak yang telah mengenal internet.
Banyak anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk sekedar bermain permainan
secara online. Hal itu terkadang membuat orang tua mengeluh. Sebab, anak-anaknya lebih
giat bermain game daripada belajar. Di samping itu, banyak anak zaman sekarang yang
minim pengetahuan tentang negara Indonesia. Bahkan, lagu kebangsaan negara Indonesia
pun banyak yang tidak hafal. Dilansir dari detikNews, 80% anak sekolah tidak hafal lagu
8
kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya yang diciptakan oleh WR. Supratman. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan sebuah rekaman video yang dibagikan oleh akun
Instagram @jakarta.keras. Mereka diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
dipimpin oleh salah satu anak. Akan tetapi, mereka terlihat tidak hafal lirik lagu Indonesia
Raya. Bahkan, nada yang mereka lantunkan tidak sesuai.
Tidak hanya itu, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam
Negeri, Soedarmo, pun mengatakan sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu
lembaga menyatakan 53% warga Indonesia atau separuh dari total penduduk tidak hafal
lagu kebangsaan Indonesia Raya. "Dari 100 orang yang ditanya 18 orang tidak tahu judul
lagu kebangsaan, dari 100 orang 24 orang tidak paham sila Pancasila dan 53 persen
penduduk tidak hafal lagu kebangsaan, ini sesuatu yang ironis namun perlu disikapi
serius," kata Soedarmo dalam acara temu ramah dengan Gubernur, Bupati dan Wali Kota
serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah se-Sumbar, Sumatera Barat, Selasa (26/9)
malam. Beliau menambahkan, dari survei tersebut sebanyak 61% generasi muda tidak
peduli dengan kondisi negara.
9
lagu kebangsaan tersebut dapat membentuk identitas suatu negara dan dapat digunakan
sebagai ekspresi dalam menunjukkan nasionalisme maupun patriotisme.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya yang kemudian
menyebar secara luas dari satu negara ke negara lain yang menyebabkan hilangnya batas-
batas antar negara. Di era globalisasi, masyarakat global dengan mudahnya mencari dan
mendapatkan informasi mengenai fenomena yang sedang terjadi di seluruh dunia. Akan
tetapi, globalisasi juga memberikan dampak negatif bagi bangsa dan negara di seluruh
dunia, seperti Indonesia. Dampak negatif dari globalisasi berupa tantangan identitas
nasional, seperti hedonisme, memudarnya gotong royong, lunturnya semangat
nasionalisme dan patriotisme dan lunturnya sikap sopan santun. Hal itu perlu disikapi
oleh masyarakat Indonesia karena dapat mengancam kesatuan dan persatuan. Dalam
menghadapi tantangan yang ditimbulkan globalisasi yang dapat mengancam identitas
nasional, masyarakat dapat melakukan sebuah upaya untuk menghadapi tantangan
tersebut, seperti mengembangkan nasionalisme, pendidikan formal, pelestarian dan bela
negara. Dengan dilakukan upaya untuk menghadapi tantangan identitas nasional, jati diri
kita sebagai bangsa dan negara Indonesia tidak memudar atau bahkan hilang dalam arus
globalisasi ini.
3.2 Saran
Dengan adanya tantangan identitas nasional sebagai dampak dari globalisasi,
sebagai warga negara Indonesia harus berusaha untuk mempertahankan identitas
nasional. Sehingga, cita-cita dan tujuan hidup bangsa dapat dicapai. Dengan memahami
serta menjalankan pendidikan, mengembangkan nasionalisme, pelestarian budaya, dan
bela negara, maka identitas nasional bangsa Indonesia akan semakin menguat. Sehingga,
identitas nasional dapat dipertahankan. Dengan begitu, warga negara Indonesia dapat
terus berkembang sebagai dampak positif dari globalisasi dan tetap mempertahankan
identitas nasional sebagai dampak negatif dari globalisasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sicca, Pradita, Shintaloka. 2021. Apa Itu Globalisasi dan Dampaknya?. Diakses pada
10 Maret 2022, dari
https://internasional.kompas.com/read/2021/04/10/063455570/apa-itu-
globalisasi-dan-dampaknya?page=all
Edwar, Pradine. 2021. Hilangnya Identitas Nasional di Era Globalisasi. Diakses pada
10 Maret 2022, dari
https://www.kompasiana.com/pradinelaorente/5e500a39d541df34e2617a74/hila
ngnya-identitas-nasional-diera-globalisasi
Aulia, Rahma, Lulu. 2021. Mengenal Identitas Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri
Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan
Tambusai, volume 5, nomor 3, hal: 1-9. (Online),
(https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2355), diakses 11 Maret 2022.
12