Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR III - 1

Utu
3.1. RENCANA SISTEM PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN MANOKWARI
Pembahasan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten dibahas berdasarkan sistem
perkotaan wilayah Kabupaten Manokwari meliputi: penetapan kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan diantaranya membahas arahan pengembangan sistem perdesaan
dan perkotaan, pusat kegiatan perkotaan membahas hirarki (besaran) perkotaan dan
wilayah pengembangan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan rencana sistem
perkotaan wilayah dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

3.1.1. Penetapan Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan


Penetapan kawasan perkotaan dan pedesaan bertujuan untuk menentukan delineasi
wilayah urban dan rural dalam sebuah konstelasi wilayah regional. Selain itu penentuan
ini juga bermanfaat dalam proses hirarki suatu wilayah terhadap wilayah lainnya yang
nantinya dalam skala yang lebih mikro akan dapat teridentifikasi wilayah tersebut
sebagai kawasan :
1. Wilayah perkotaan (urban)
2. Wilayah transisi (potensial berkembang menjadi perkotaan)
3. Pedesaan (rural)
Penetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan pada dasarnya dapat
ditetapkan atas dasar penetapan kawasan perkotaan yang berarti sisanya adalah
kawasan perdesaan; sedangkan penetapan kawasan perkotaan adalah:
a. Jumlah penduduk diatas 50.000 jiwa
b. Kepadatan penduduk diatas 100 jiwa/Ha
c. Luas kawasan terbangun diatas 60% dari area yang telah ditetapkan,

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 2

d. Penduduk yang bermatapencaharian non pertanian diatas 60%.


Kriteria tersebut merupakan kriteria umum dalam penetapan kawasan perkotaan
dan perdesaan di Kabupaten Manokwari ditambahkan atas fungsi kawasan, diantaranya
Kota Manokwari sebagai ibukota Kabupaten. Dengan demikian, gambaran karakteristik
wilayah perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Manokwari berbeda dengan karakter
wilayah perdesaan yang ada di pulau jawa atau sumatera atau daerah lainnya.
Wilayah perkotaan di Kabupaten Manokwari bersifat memusat dan hanya terdapat
pada beberapa distrik saja, karakteristik perkotaan di Kabupaten Manokwari hanya
dapat ditemui di Distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Manokwari Selatan, dan
Manokwari Utara. Sementara di Distrik lain wilayah perkotaan hanya bersifat fungsional
sebagai Ibukota Distrik
Tabel 3.1. Ibukota Distrik di Kabupaten Manokwari

No Distrik Ibukota Distrik

1 Ransiki Ransiki Kota


2 Momi Waren Demini
3 Nenei Nenei
4 Sururey Sururey
5 Tahota Seimeba
6 Didohu Iranmeba
7 Dataran Isim Isim
8 Anggi Ingebai/Imbeisba
9 Taige Taige
10 Anggi Gida Tombrok
11 Membey Membey
12 Oransbari Oransbari
13 Warmare Dindey
14 Prafi Udapi Hilir
15 Menyambow Menyambou
16 Hingk Uncep
17 Catubouw Catubouw
18 Manokwari Barat Sanggeng
19 Manokwari Timur Pasir Putih
20 Manokwari Utara Lebau
21 Manokwari Selatan Anday
22 Testega Testega
23 Tanah Rubu Warkapi
24 Kebar Kebar Tengah/Anjai
25 Senopi Senopi
26 Amberbaken Saukorem
27 Mubrani Arfu
28 Masni Sumber Boga / SP VII
29 Sidey Sidey Baru
Sumber : Hasil Rencana 2009

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada wilayah-wilayah di luar kawasan


perkotaan tersebut, tingkat keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang
lain di dalam satu distrik sangat kecil. Hampir di semua wilayah di Kabupaten
Manokwari selain wilayah perkotaan yang telah disebutkan, bertumpu pada kegiatan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 3

pertanian yang hasil-hasilnya dinikmati sendiri dan tidak dijadikan sebagai sumber
ekonomi yang bersifat berkelanjutan.

3.1.1.1. Arahan Pengembangan Sistem Perdesaan


Arahan pengembangan sistem perdesaan dapat dilihat dari sistem pemusatan
perdesaan yang berkaitan dengan kawasan perkotaan, sistem pusat permukiman
pedesaan membentuk pusat pelayanan desa (Kampung) diantaranya sebagai berikut:
1. Pusat pelayanan antar kampung;
2. Pusat pelayanan setiap kampung;
3. Pusat pelayanan pada setiap kampung atau kelompok permukiman.
Distribusi permukiman perdesaan di Kabupaten Manokwari menunjukkan
keberagaman yang tinggi, yakni ada yang terpusat, terpencar, maupun berdekatan
dengan Kota Manokwari. Pola ruang seperti ini menjadikan pusat kegiatan perdesaan
juga memiliki skala bermacam-macam, dan secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Setiap kampung memiliki pusat kampung;
2. Setiap kampung memiliki satu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat
kampung;
3. Beberapa kampung dalam satu distrik memiliki pusat kegiatan sebagai Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL);
4. Beberapa kampung yang memiliki ciri perkotaan dan menjadi pusat pelayanan
kegiatan bagi sekitarnya menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); serta
5. Perdesaan yang membentuk sistem keterkaitan atau berorientasi pada pusat
wilayah pengembangan disebut sebagai pusat kegiatan lokal (PKL).

Kampung
1 3 PPL 5 PKL

2 DPP 4 PPK

Gambar 3.1. Struktur Ruang Perdesaan


Keterkaitan pedesaan dan perkotaan yang tidak seimbang, menghasilkan lambatnya
pertumbuhan di perdesaan, sehingga diperlukan pendekatan baru yang lebih

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 4

mengutamakan pengembangan desa(Kampung). Keterkaitan desa-kota masih diarahkan


karena secara umum dalam pola kawasan pedesaan sebagai wilayah pertanian
mempunyai hubungan yang kuat dengan kawasan perkotaan. Hubungan antara
pertumbuhan kota dan wilayah belakangnya (hinterland) dalam kaitannya dengan
sektor pertanian, secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Kota merupakan pasar bagi hasil-hasil pertanian dan pusat perdagangan komoditi
pertanian;
2. Pertumbuhan penduduk perkotaan dan aglomerasi menyebabkan peningkatan
permintaan terhadap hasil-hasil pertanian wilayah sekitarnya;
3. Pasar hasil-hasil pertanian di perkotaan memberikan kesempatan kerja bagi
penduduk perkotaan baik di bidang perdagangan maupun jasa;
4. Fungsi perkotaan adalah sebagai pemasok kebutuhan dan lokasi pengolahan
agroindustri dan berbagai kegiatan agrobisnis;
5. Pertumbuhan perkotaan mempengaruhi pola usaha tani, intensitas penggunaan
lahan, pola komoditi dan investasi di sektor pertanian di sekitar perkotaan;
6. Perkotaan sebagai pusat pelayanan, pusat prasaranan dan sarana sosial ekonomi
mempengaruhi pedesaan dalam peningkatan produktifitasnya.
Karena kota merupakan pusat kegiatan ekonomi wilayah dan pusat pelayanan input
pertanian, bank, tenaga ahli, transportasi, penyimpanan dan pergudangan, pengolahan,
perbengkelan, dan sebagainya maka hubungan timbal balik antara kota dan wilayah
belakangnya menentukan perkembangan suatu wilayah.
Penataan struktur ruang kawasan pedesaan dikembangkan melalui pengembangan
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP). Desa Pusat Pertumbuhan diarahkan dapat terkait
dengan pusat-pusat desa di sekitarnya dan dapat memberikan pengaruh secara mikro
bagi kawasan desa di sekitarnya. Desa-desa Pusat Pertumbuhan akan menginduk pada
pusat-pusat Ibu Kota Distrik, sedangkan Ibu Kota Distrik menginduk pada pusat wilayah
pengembangan yang memiliki peran sebagai pusat pelayanan kegiatan maupun pusat
kegiatan wilayah. Pola penataan struktur ruang perdesaan seperti tersebut diatas juga
merupakan upaya untuk mempercepat efek pertumbuhan dari pusat-pusat wilayah
pengembangan.
Oleh karenanya pengelolaan kawasan pedesaan di Kabupaten Manokwari adalah
dengan meningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi berbasis
pertanian.
Sedangkan strategi pengelolaannya tetap dengan mengintensifkan keterkaitan
Desa-Kota salah satunya melalui pengembangan kawasan agropolitan. Kegiatan pokok
yang dilakukan untuk pengelolaan kawasan perdesaan adalah:
1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan yang strategis dan potensial.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 5

2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam


pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agrobisnis, dan agroindustri.
Konsep pengelolaannya adalah dengan pola pengembangan agropolis pada skala
distrik/unit pedesaan diwilayah pusat-pusat desa pertumbuhan. Pembangunan agropolis
distrik disusun tetap dalam suatu jaringan dengan sistem kota secara regional dan
disertai oleh pembangunan dan perbaikan fasilitas perhubungan antara agropolitan
distrik menuju kota-kota disekitarnya sebagai pusat pemasaran dan distribusi barang.
Posisi ini memungkinkan peluang ekonomi agropolis pada sektor jasa pelayanan
tertentu dari kegiatan-kegiatan penunjang lainnya yang membutuhkan tenaga kerja
yang lebih besar daripada yang terdapat dalam suatu unit pedesaan.
Pengembangan agropolitan dalam skala distrik atau dalam unit pedesaan
merupakan strategi untuk membuat suatu kebijaksanaan pembangunan tata ruang
melalui desentralisasi perencanaan dan pengambilan keputusan. Perspektif
kebijaksanaan yang dianjurkan yaitu pembentukan lebih banyak titik-titik pertumbuhan
di kawasan pedesaan yang juga dari Pusat Pertumbuhan Wilayah.
Konsep pengelolaan tersebut di atas didukung dengan kebijaksanaan sebagai
berikut:
1. Membangun kawasan perdesaan melalui peningkatan produktivitas dan
keberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan.
2. Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perdesaan dan perkotaan; dan
3. Mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam di perdesaan sesuai
dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Arahan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Manokwari diarahkan di
seluruh wilayah kabupaten dengan pusat-pusat pengembangan sebagai berikut :
Jenis Lokasi/Distrik Luas
Komoditas
Ubi Kayu Warmare 147 Ha
Prafi 151 Ha
Masni 153,28 Ha
Sidey 23,98 Ha
Padi Prafi 1285 Ha
Masni 1601,34 Ha
Sidey 250,49 Ha
Warmare 8 Ha
Jagung Warmare 169 Ha
Prafi 520 Ha
Masni 558,33 Ha
Sidey 87,34 Ha
Kelapa Seluruh 350.000 Ha
Sawit wilayah
Kabupaten

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 6

Gambar 3.2 : Rencana Pengembangan Pasar Agro di Kabupaten Manokwari

3.1.1.2. Arahan Pengembangan Sistem Perkotaan


Arahan pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Manokwari dilihat dari
adanya keterkaitan kawasan perkotaan satu dengan lainnya bertujuan untuk
memperkuat kelompok kawasan-kawasan perkotaan yang terdapat di Kabupaten
Manokwari. Mengingat kawasan-kawasan perkotaan sangat strategis peranannya dalam
pengembangan wilayah secara keseluruhan, maka kawasan-kawasan perkotaan perlu
diarahkan ke pertumbuhan dan pengembangannya agar mampu saling berinteraksi
melalui keterkaitannya dan keteraturan fungsi-fungsi pengembangannya.
Pengembangan sistem ini diwujudkan melalui pusat-pusat perdesaan yang diberikan
peluang untuk tumbuh dan berkembang secara bersama-sama, sehingga pembangunan
perkotaan akan saling mendukung dengan pembangunan perdesaan. Dalam mendorong
pengembangan kawasan-kawasan perkotaan yang demikian ini, maka peran sistem
prasarana wilayah dan kawasan perkotaan perlu diarahkan untuk tidak saja
memperkuat hubungan keterkaitan antara kota sekitar dengan kawasan perkotaan
induknya, akan tetapi juga dengan kawasan perkotaan sekitarnya.
Sistem perkotaan yanga ada di Kabupaten Manokwari meliputi:
a. Wilayah perkotaan Kabupaten Manokwari yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
wilayah (PKW) dalam rencana tata ruang Provinsi Papua Barat. Kawasan dengan
peran PKW ditetapkan dengan kriteria:
- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa yang melayani skala Provinsi atau beberapa kabupaten;
dan/atau
- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
- merupakan pusat pertumbuhan utama dalam skala regional dan memiliki
orientasi nasional.
b. Perkotaan yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK) yang mencakup
beberapa distrik, PPK ditetapkan dengan beberapa kriteria sebagai berikut :

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 7

- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan


industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa
distrik, dan/atau;
- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala kabupaten atau beberapa distrik.
Mengingat ditetapkannya Kota Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat,
maka Kabupaten Manokwari yang memiliki peran sebagai PKW kemudian akan didorong
untuk menjadi PKN. Fungsi perkotaan Manokwari sebagai PKW antara lain sebagai
berikut :
 Pusat jasa, pusat pengolahan dan simpul transportasi yang melayani beberapa
kabupaten;
 Pelayanan jaringan transportasi (udara, darat, sungai) untuk mewujudkan sistem
antar kota; serta
 Pelayanan jaringan telekomunikasi dan energi yang mendukung pelayanan provinsi;

3.1.2. Pusat Kegiatan Perkotaan


Pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Manokwari ditentukan oleh pelayanan
kegiatan perkotaan dalam skala regional dan perkotaan yang secara langsung
mempengaruhi sistem perkotaan di Kabupaten Manokwari :
A. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) berada di Kota Manokwari yang meliputi Distrik
Manokwari Barat, Manokwari Timur, sebagian wilayah Distrik Manokwari Selatan,
dan sebagian wilayah Distrik Manokwari Utara ;
B. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) terdiri dari perkotaan Sumber Boga di Distrik
Masni, Ransiki di Distrik Ransiki, Anjai di disrik Kebar, dan Ingebai di Distrik Anggi
C. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri dari perkotaan Menyambouw di Distrik
Menyambouw, Sururey di Distrik Sururey, Oransbaridi Distrik Oransbari, Dindey di
Distrik Warmare, Udapi Hilir di Distrik Prafi, Testega di Distrik Testega, dan
Saukorem di Distrik Amberbaken.
D. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri dari perkotaan, Demini di Distrik Momi
Waren, Nenei di Distrik Nenei, Seimeba di Distrik Tahota, Iranmeba di Distrik
Didohu, Taige di Distrik Taige, Tombrok di Distrik Anggi Gida, Membey di Distrik
Membey, Uncep di Distrik Hingk, Warkapi di Distrik Tanah Rubuh, Senopi di Distrik
Senopi, Arfu di Distrik Mubrani, Catubouw di Distrik Catubouw, Isim di Distrik
Dataran Isim dan Sidey Baru di Distrik Sidey

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 8

3.1.2.1. Hirarki (Besaran Perkotaan)


Hirarki perkotaan merupakan wujud struktural dari tingkatan/skala pelayanan dan
besaran kawasan perkotaan. Perkotaan ibukota kabupaten yaitu perkotaan Manokwari
merupakan perkotaan dengan hirarki tertinggi. Berdasarkan rencana distribusi
penduduk di masing-masing wilayah perkotaan dan distrik di Kabupaten Manokwari
memperlihatkan bahwa penduduk di wilayah pengembangan manokwari yang terdiri
dari Distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Manokwari Utara dan Manokwari
Selatan merupakan wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk terbesar. Besaran
perkotaan di Kabupaten Manokwari dibedakan atas perkotaan besar, menengah dan
kecil diukur secara relatif terhadap jumlah penduduk perkotaan terbesar. Intervel
besaran perkotaan di Kabupaten Manokwari diukur dari jumlah penduduk adalah
sebagai berikut :
- Perkotaan kecil dengan jumlah penduduk lebih dari 50.000 (limapuluh ribu)
sampai dengan 100.000 (seratus ribu) jiwa.
- Perkotaan sedang dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu)
sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu) jiwa.
- Perkotaan besar dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu)
jiwa.
Berdasarkan kriteria tersebut maka wilayah perkotaan di Kabupaten Manokwari
merupakan perkotaan dengan skala kecil.

3.1.2.2. Wilayah Pengembangan (WP)


Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Manokwari,
kebijakan tata ruang merupakan bagian integrasi dari kebijaksanaan umum dan sektoral
yang telah ditetapkan. Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan
pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari, maka ditetapkan Wilayah
Pengembangan (WP). Kebijakan tata ruang melalui perwilayahan pengembangan ini
dilakukan dengan memperhatikan:
a. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
b. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.
c. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan dalam bentuk
terpadu.
Sementara itu dalam proses delineasi tiap WP terdapat beberapa elemen spasial
yang menjadi bahan pertimbangan, yaitu :
a. Penentuan pusat pertumbuhan sekaligus pusat kegiatan dari tiap WP
b. Penentuan Pusat Kegiatan, fungsi, skala dan hirarki wilayah
c. Penentuan kawasan perkotaan dan pedesaan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 9

Adanya konsep perwilayahan ini dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan


pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan terpadu. Konsep perwilayahan
pembangunan bertujuan:
a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi di dalam dan antar wilayah
serta sub wilayah pembangunan, agar perbedaan pembangunan antar wilayah
(yang maju dan terbelakang) dapat diperkecil.
b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah sesuai dengan
potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap wilayah dan sub wilayah
pembangunan.
c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah dan sub wilayah pembangunan
secara saling menguntungkan demi terjalinnya interaksi yang harmonis dalam
kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan polkam, sehingga terwujudnya ekonomi
daerah yang kuat dan mampu menunjang serta memperkokoh perkembangan
regional dan nasional.
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah terbelakang
melalui program khusus dengan tetap memperhatikan sepenuhnya upaya
penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Sesuai dengan karakteristik wilayahnya serta didasarkan pada kecenderungan yang
berlaku dalam struktur kepusatan di Kabupaten Manokwari, perwilayahan Kabupaten
Manokwari dapat dibagi menjadi 5 (lima) Wilayah Pengembangan yaitu dapat dilihat
pada Tabel 3.2. Sistem Pusat Kegiatan di Kabupaten Manokwari.
Tabel 3.2. Wilayah Pengembangan
Kabupaten Manokwari
Wilayah Pusat Wilayah Kampung
No. Wilayah Pendukung
Pengembangan Pengembangan Kawasan Perkotaan
Wosi
 Manokwari Barat Sanggeng
 Manokwari Timur Perkotaan Padarni
1. WP Manokwari
 Manokwari Selatan Manokwari Barat Amban
 Manokwari Utara Pasir Putih
Lebau
 Prafi Udapi Hilir
 Masni Sumber Boga/SP VII
2. WP Masni  Sidey Perkotaan Masni Sidey Baru
 Warmare Dindey
 Tanah Rubuh Anday
 Oransbari Oransbari
 Ransiki Ransiki Kota
 Momi Waren Demini
3. WP Ransiki Perkotaan Ransiki
 Tahota Seimeba
 Dataran Isim Nenei
 Nenei Isim
 Kebar Kebar Tengah/Anjai
 Mubrani Arfu
4. WP Kebar Perkotaan Kebar Saukorem
 Ambarbaken
 Senopi Senopi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 10

Wilayah Pusat Wilayah Kampung


No. Wilayah Pendukung
Pengembangan Pengembangan Kawasan Perkotaan
 Testega Testega
 Menyambouw Menyambou
 Catubou Catubouw
 Hink Uncep
5.  Anggi Ingebai/Imbeisba
WP Anggi Perkotaan Anggi
 Taige Taige
 Anggi Dida Tombrok
 Membei Membey
 Didohu Iranmeba
 Sururey Sururey

Sumber : Hasil Rencana 2009

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 11

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 12

Adapun masing-masing fungsi dan peran dari tiap wilayah pengembangan tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
1. WP MANOKWARI
Meliputi Distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Manokwari Utara dan
Manokwari Selatan dengan Manokwari Barat sebagai pusatnya.
 Pusat WP Manokwari : Perkotaan Manokwari Barat
 Peran dan Fungsi Utama :
 WP Manokwari merupakan wilayah pengembangan kawasan perkotaan yang
berperan sebagai Ibu Kota Kabupaten Manokwari.
 Fungsi WP Manokwari sebagai pusat pelayanan skala kabupaten yang
meliputi : pusat pelayanan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan skala
Kabupaten Manokwari.
 Struktur Kegiatan Utama yang dikembangkan :
 Kegiatan ekonomi yang dikembangkan adalah Sektor Perdagangan.
 Kegiatan non ekonomi yang ditata sebagai konsekuensi dari peran dan
fungsi WP sebagai pusat pelayanan skala kabupaten adalah kegiatan
pendidikan, pariwisata, kesehatan dan pemerintahan skala kabupaten
manokwari dan propinsi papua barat.
 Arahan Pengembangan WP Manokwari :
 WP ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional dengan skala
pelayanan Kabupaten Manokwari terutama pada sektor Perdagangan, Jasa
pemerintahan dan kegiatan transportasi darat, laut maupun udara.
 Pengembangan Terminal Tipe A di Distrik Manokwari Selatan.
 Pengembangan kawasan perkotaan dikonsentrasikan pada wilayah Ibukota
Kabupaten Manokwari dengan pusat-pusat kawasan perkotaan antara lain
Wosi, Sanggeng, Padarni, Amban, Pasir Putih dan Anday.
 Pengembangan fasilitas pendidikan berupa perguruan tinggi di Distrik
Manokwari Barat yang akan menjadi salah satu magnet pertumbuhan
wilayah perkotaan.
 Pengembangan kawasan kantor pemerintahan skala regional yaitu Provinsi
Papua Barat di sekitar Arfai sebagai pusat jasa pemerintahan umum.
 Pembangunan fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
dengan skala regional yang berada di Distrik Manokwari Barat.
 Pengembangan kawasan pariwisata Teluk Sawaibu yang membawa banyak
dampak secara tidak langsung (multiplier effect) bagi perkembangan
perekonomian di wilayah perkotaan.
 Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi
kota yang menghubungkan interaksi kota primat di wilayah perkotaan
Manokwari dengan wilayah satelitnya.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 13

2. WP MASNI
Meliputi Distrik Prafi, Masni, Sidey, Warmare dan Tanah Rubuh.
 Pusat WP : Perkotaan Masni
 Peran Dan Fungsi Utama WP Masni:
 Peran WP Masni adalah sebagai pusat pengembangan kawasan pertanian di
Kabupaten Manokwari.
 Fungsi wilayah adalah sebagai wilayah pengembangan potensi Sumber Daya
Alam khususnya pertanian tanaman pangan di wilayah Kabupaten
Manokwari. Dalam rangka mendukung fungsi tersebut perlu dikembangan
pusat penelitian dan pendidikan untuk pengembangan SDM yang diarahkan
disektor Agrobisnis sekaligus menjadikan distrik Masni dan Prafi sebagai
distrik percontohan dengan didukung adanya pengembangan kawasan
agropolitan dan fasiltias pendukungnya.
 Struktur Kegiatan Utama :
 Pertanian,
 Perkebunan
 Peternakan,
 Distribusi hasil pertanian dan peternakan,
 Kehutanan,
 Arahan Pengembangan WP Masni :
 WP ini memiliki potensi pertanian, perkebunan dan peternakan yang cukup
besar, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis terhadap komoditi unggulan
dari masing-masing distrik di Kabupaten Manokwari.
 WP Masni ini berperan sebagai salah satu kutub pengembangan yang berada
di hinterland dari wilayah perkotaan di Kabupaten Manokwari. Pusat
wilayah pengembangan adalah distrik Masni dengan cakupan wilayah
pengembangan meliputi Distrik Prafi, Sidey dan Warmare serta Tanah
Rubuh.
 Kegiatan utama pertanian, kehutanan dan distribusi hasil pertanian
diarahkan di Distrik Masni dan Prafi dimana kedua distrik tersebut
merupakan wilayah dengan potensi terbesar di sektor pertanian dan
kehutanan. Sedangkan kegiatan peternakan diarahkan di semua distrik yang
berada dalam wilayah pengembangan ini.
 Skala pelayanan pada fungsi pertanian dan peternakan dan distribusi hasil
pertanian maupun peternakan yang dimiliki WP Masni adalah regional
dengan skala pelayanan seluruh wilayah Kabupaten Manokwari.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 14

 Pengembangan fungsi perdagangan, pemerintahan, kesehatan dan


pendidikan adalah dalam skala lokal.
 Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi
kota yang menghubungkan interaksi kota primat di wilayah kota Masni
dengan wilayah satelitnya
3. WP RANSIKI
Meliputi 6 Distrik, antara lain Oransbari, Ransiki, Momi Waren, Tahota, Dataran Isim,
dan Nenei.
 Pusat wilayah pengembangan : Perkotaan Distrik Ransiki
 Peran Dan Fungsi Utama WP Ransiki:
 Peran WP Ransiki adalah didorong sebagai pusat pengembangan kawasan
Perkebunan dan perikanan di Kabupaten Manokwari.
 Fungsi wilayah adalah diarahkan sebagai wilayah pengembangan industri
skala besar dan menengah yang pusat kegiatan industri adalah di Distrik
Momi Waren.
 WP Ransiki merupakan salah satu kutub pengembangan di Kabupaten
Manokwari bagian selatan dengan pusat pengembangan adalah wilayah
perkotaan di Distrik Ransiki yang mencakup Distrik Ransiki, Momowaren,
Tahota, Dataran Isim dan Nenei.
 Struktur Kegiatan Utama :
 Industri
 Perkebunan
 Perikanan
 Kehutanan
 Peternakan
 Jasa transportasi angkutan laut dan angkutan darat
 Arahan Pengembangan WP Ransiki:
 Pengembangan fungsi WP ini berdasarkan fungsi kegiatannya, didukung oleh
keberadaan wilayah perairan laut yang cukup luas serta telah didukung
dengan adanya prasarana jaringan jalan Provinsi dengan letak yang strategis
yaitu menghubungkan Pusat Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten Teluk
Bintuni.
 Guna mendukung fungsi kegiatan di WP ini maka direncanakan bandara
regional dan pelabuhan regional. Posisi yang strategis tersebut juga perlu
didukung dengan adanya sarana transportasi darat yaitu terminal tipe B
sebagai salah satu pull factor yang akan mendorong percepatan
pertumbuhan baik Distrik Ransiki sebagai pusat wilayah pengembangan
maupun wilayah-wilayah di sekitarnya

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 15

 Pengembangan jaringan jalan yang melalui wilayah pengembangan ransiki


ini mutlak diperlukan guna mempermudah akses menuju wilayah-wilayah
lain guna percepatan pembangunan di sektor lain.
 WP Ransiki ini berperan sebagai salah satu kutub pengembangan yang
berada di hinterland dari wilayah Kabupaten Manokwari bagian selatan.
Pusat wilayah pengembangan adalah perkotaan di distrik Ransiki.
 Kegiatan utama wilayah pengembangan ini adalah diarahkan pada kegiatan
industri yang perlu disertai dengan pengembangan sarana dan prasarana
yang mendukungnya.
 Selain itu terdapat kegiatan perkebunan yang tersebar di Distrik Ransiki dan
Oransbari serta kegiatan perikanan tangkap yang tersebar di Distrik
Oransbari, Ransiki, Momiwaren dan Tahota.
 Pengembangan fungsi perdagangan, pemerintahan, kesehatan dan
pendidikan adalah dalam skala lokal.
 Selain itu di WP ini juga dikembangkan wisata alam pantai di Distrik
Oransbari, Ransiki, Mumi Waren dan Tahota.
 Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi
kota yang menghubungkan interaksi kota primat di wilayah kota Ransiki
dengan wilayah satelitnya.
4. WP KEBAR
Meliputi Distrik Kebar, Mubrani, Ambarbaken, dan Senopi.
 Pusat wilayah pengembangan : Perkotaan Kebar
 Struktur Kegiatan Utama :
 Pertanian
 Peternakan
 Perikanan
 Kehutanan
 Perkebunan
 Jasa transportasi angkutan laut
 Arahan Pengembangan WP Kebar :
 WP Kebar memiliki lokasi yang strategis dan didukung oleh adanya
prasarana jaringan jalan arteri yang menghubungkan wilayah perkotaan
Kabupaten Manokwari sebagai PKW dengan Kota Sorong sebagai PKN.
 WP Kebar merupakan salah satu kutub pengembangan di Kabupaten
Manokwari bagian barat dengan pusat pengembangan adalah wilayah
perkotaan di Distrik Kebar yang mencakup Distrik Mubrani, Ambarbaken dan
Senopi.
 Berdasarkan posisi strategis tersebut maka diarahkan pengembangan
terminal tipe B dengan skala pelayanan regional.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 16

 Guna mendukung fungsi kegiatan di WP kebar ini serta berdasarkan potensi


strategis lokasi perairannya maka direncanakan pula pelabuhan regional di
Distrik Ambarbaken.
 Wilayah pengembangan ini memiliki potensi perairan yang cukup besar
karena memiliki wilayah perairan yang termasuk ZEE (Zona Ekonomi
Exclusive).
 Kegiatan utama wilayah pengembangan ini adalah pertanian dengan potensi
unggulan pertanian kacang tanah dan peternakan sapi di Distrik Kebar.
Selain itu terdapat kegiatan perikanan tangkap yang tersebar di Distrik
Ambarbaken dan Mubrani.
 Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi
kota yang menghubungkan interaksi kota primat di wilayah kota Kebar
dengan wilayah satelitnya.
5. WP ANGGI
Meliputi Distrik Testega, Menyambouw, Catubou, Hink, Anggi, Taige, Anggi Gida,
Membei, Didohu, Sururey.
 Pusat wilayah pengembangan : Perkotaan Menyambouw
 Fungsi Kegiatan :
 Pertanian Hortikultura
 Pariwisata
 Peternakan
 Pemerintahan, pendidikan dan kesehatan skala lokal
 Arahan Pengembangan WP Anggi :
 Kegiatan utama wilayah pengembangan ini diarahkan pada kegiatan
Pertanian Hortikultura dengan potensi jenis pertanian sayur-sayuran di
Distrik Anggi dan Perkebunan di seluruh distrik, selain itu keberadaan danau
di distrik Taige dan Anggi Gida serta kondisi wilayah yang berada di dataran
tinggi merupakan potensi untuk dikembangkan kegiatan pariwisata.
 Wilayah Pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala lokal
yang mencakup beberapa distrik antara lain Distrik Menyambouw, Testega,
Catubouw, dan Hink, Anggi, Taige, Anggi Dida, Membei, Didohu dan Sururey
dengan pusat konsentrasi pengembangan berada di wilayah perkotaan
Distrik Anggi.
 Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan dan pemerintahan lokal
dilakukan dengan skala pelayanan WP Anggi.
 Pengembangan linkage sistem kota dengan berbasis pada konsep interaksi
kota yang menghubungkan interaksi kota primat di wilayah kota Anggi
dengan wilayah satelitnya.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 17

Lebih jelasnya sistem perwilayahan dan Rencana Struktur Wilayah Kabupaten


Manokwari dapat dilihat pada Peta 3.1. dan Peta 3.2.

3.1.2.3. Pengembangan Fasilitas Kawasan Perkotaan


Pengembangan fasilitas merupakan fasilitas yang akan dikembangkan
berdasarkan skala pelayanan, untuk lebih jelasnya mengenai distribusi fasilitas
perkotaan yang ada di Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 18

Tabel 3.3. Rencana Pengembangan Fasilitas Kawasan Perkotaan


Di Kabupaten Manokwari

Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan


WP Distrik
Rekreasi -
No (wilayah Pendukung Industri dan
Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Olahraga &
Pengembangan) WP Potensi Lain
Wisata
1 WP Manokwari Pusat perdagangan skala Pusat jasa skala Akademi Pusat kesehatan Pusat Pusat Pusat Industri dan
regional meliputi : pasar kabupaten, (sekolah skala kabupaten: peribadatan Perkantoran olahraga dan pertambangan
regional, pasar grosir meliputi Perbankan kejuruan) RSUD, RS swasta berupa: meliputi: kesenian serta perdagangan
atau pasar induk, pusat (kantor cabang), dan dengan Gereja dan Perkantoran regional- dan jasa
perbelanjaan, ruko, fasilitas bank untuk pendidikan kemampuan masjid jami’, Pemerintah nasional,
show room, elektronik, pengkreditan tinggi perawatan (tingkat meliputi
sandang/pakaian, rakyat (BPR), khusus/spesialis Provinsi dan sport center
Pusat
minimarket/supermaket, pengembangan Kabupaten)
Pelayanan di
perbengkelan, toko koperasi KUD, dan swasta
Manokwari
bangunan, toko bengkel mobil dan
Barat
mebel/interior, sepeda motor,
restouran atau rumah elektronik, salon,
makan dan sejenisnya wartel, foto copy,
money changer,
pegadaian, jasa
pengiriman dan
jasa umum lainnya
2 WP Masni Pusat Pusat perdagangan skala Perbankan (kantor SMP, SMU Puskesmas rawat Pusat Pusat Fasilitas Pusat indusri
Pelayanan di distrik meliputi : pasar cabang), fasilitas dan SMK inap, Rumah sakit peribadatan Perkantoran Olahraga pengolahan dan
Masni induk, elektronik, bank untuk swasta, Rumah berupa : meliputi : lainnya, Pusat pemasaran hasil
sandang/pakaian, pengkreditan bersalin, praktek masjid, gereja Perkantoran hiburan dan industri;
minimarket, rakyat (BPR), dokter bersama, Pemerintah rekreasi skala
perbengkelan, toko pengembangan toko obat, apotik dan swasta distrik – lokal,
bangunan, toko koperasi KUD, dan fasilitas obyek wisata
mebel/interior, rumah bengkel,elektronik, kesehatan lainnya alam, wisata

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 19

Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan


WP Distrik
Rekreasi -
No (wilayah Pendukung Industri dan
Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Olahraga &
Pengembangan) WP Potensi Lain
Wisata
makan dan sejenisnya wartel, foto copy, budaya
pegadaian, jasa maupun
pengiriman dan wisata religi.
jasa umum lainnya
3 WP Ransiki Pusat Pasar, pertokoan, pasar Perbankan (kantor SMP, SMU Puskesmas rawat Peribadatan Pusat Fasilitas Pusat indusri
Pelayanan di hewan cabang pembantu), dan SMK inap, polindes/ skala distrik/ Perkantoran olahraga, pengolahan dan
Ransiki koperasi simpan polinkel, BKIA, lokal seperti : meliputi : pusat hiburan pemasaran hasil
pinjam, bengkel, posyandu, bidan masjid, Perkantoran dan rekreasi industri;
wartel, foto copy, praktek, dokter musola, gereja distrik dan skala distrik -
dan jasa umum praktek dan toko perkantoran lokal
lainnya obat pemerintah
4 WP Kebar Pusat Pasar, pertokoan, pasar Perbankan (kantor SMP, SMU Puskesmas rawat Peribadatan Pusat Fasilitas Pusat indusri
Pelayanan di hewan cabang pembantu), dan SMK inap, polindes/ skala distrik/ Perkantoran olahraga pengolahan dan
Kebar koperasi simpan polinkel, BKIA, lokal seperti : meliputi : lainnya, objek pemasaran hasil
pinjam, bengkel, posyandu, bidan masjid, Perkantoran wisata budaya industri;
wartel, foto copy, praktek, dokter musola, gereja distrik dan dan kesenian
dan jasa umum praktek dan toko perkantoran
lainnya obat pemerintah
5 WP Anggi (Pusat Pasar, pertokoan, pasar Perbankan (kantor SMP, SMU Puskesmas rawat Peribadatan Pusat Fasilitas Pusat indusri
Anggi Pelayanan) hewan cabang pembantu), dan SMK inap, polindes/ skala distrik/ Perkantoran olahraga, pengolahan dan
koperasi simpan polinkel, BKIA, lokal seperti : meliputi : pusat hiburan pemasaran hasil
pinjam, bengkel, posyandu, bidan masjid, Perkantoran dan rekreasi industri;
wartel, foto copy, praktek, dokter mushola, distrik dan skala distrik -
dan jasa umum praktek dan toko gereja perkantoran lokal
lainnya obat pemerintah
Sumber: Hasil Rencana 2009

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN RENCANA III - 20

Peta rencana struktur ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 21

3.2. RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA WILAYAH KABUPATEN MANOKWARI


Sebagai konsekuensi dari perkembangan penduduk yang terjadi selama kurun
waktu 20 tahun kedepan akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan sistem sarana
dan prasarana untuk lingkungan permukiman di Kabupaten Manokwari. Prediksi
kebutuhan jaringan sarana dan prasarana di Kabupaten Manokwari tahun 2029 terdiri
dari sistem jaringan transportasi, energi dan migas, telekomunikasi, sumber daya air,
dan lingkungan. kaitannya dengan pembentukan struktur ruang wilayah Kabupaten
Manokwari yang utuh antara pusat kegiatan dan infrastruktur yang menunjang dan
dibutuhkan.
Dalam sistem jaringan prasarana ini, yang dibahas bukan hanya dalam lingkup
kabupaten, namun salah satunya sangat terkait dengan sistem nasional dan provinsi.
Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah tersebut merupakan faktor yang dapat
menunjang pembangunan dan salah satu elemen penarik investasi di suatu wilayah.
Semakin lengkap sarana dan prasarana yang ada di suatu wilayah serta ditunjang oleh
adanya potensi sumberdaya alam memungkinkan kesempatan untuk berinvestasi lebih
luas. Kondisi tersebut berlaku bagi wilayah yang kurang berkembang maupun yang
terbelakang. Berdasarkan aspek ini, maka rencana pengembangan sarana dan prasarana
wilayah di Kabupaten Manokwari meliputi :
a. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi meliputi: rencana
jaringan jalan, terminal (tipe A dan B), pelabuhan dalam fungsi dan cakupan
layanan (pusat penyebaran dan bukan penyebaran) serta pelayanan bandar udara;
b. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi, meliputi jaringan SUTT,
SUTM, pusat-pusat pembangkit listrik, dan pusat-pusat distribusi tegangan
menengah menengah ke atas;
c. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air, meliputi:
sumber-sumber air baku untuk kegiatan permukiman perkotaan dan jaringan air
baku wilayah, sistem jaringan irigasi, sungai, danau, Das/wilayah sungai, dan
lainnya;
d. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana Telekomunikasi, meliputi
terestrial skala wilayah dan nasional yang ada di kabupaten, serta jaringan satelit;
serta
e. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya, meliputi: prasarana
pengelolaan lingkungan (TPA Regional), dan penyediaan air bersih regional.

3.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi


Sistem jaringan transportasi di Kabupaten Manokwari terdiri dari transportasi
darat, laut, dan udara. Berdasarkan arahan pengembangan struktur ruang, arahan
pengembangan transportasi darat di Kabupaten Manokwari meliputi jaringan jalan dan
terminal.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 22

3.2.1.1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat


Sistem prasarana transportasi/pergerakan darat di Kabupaten Manokwari
meliputi :
a. Sistem jaringan jalan fungsi arteri, yang mencakup :
- Jaringan jalan arteri
- Terminal tipe B
- Terminal cargo
b. Sistem Jaringan jalan Fungsi kolektor, meliputi :
- Jaringan jalan kolektor
- Jalan lingkar perkotaan
- Terminal tipe c
- Sub terminal
c. Sistem jaringan jalan lokal primer meliputi :
- Jaringan jalan lokal primer
- Sub terminal
d. Angkutan umum yang meliputi :
- Jalur angkutan umum antarkota/kabupaten antar Provinsi
- Jalur angkutan umum antarkota/kabupaten dalam Provinsi
- Jalur angkutan umum perkotaan
- Jalur angkutan umum perdesaan
- Jalur angkutan barang
Rencana dan arah pengembangan masing-masing elemen dalam sistem
prasarana transportasi darat tersebut dielaskan sebagai berikut.
1. JALAN ARTERI PRIMER
Jalan arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna
antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah. Jalan arteri primer ini juga melayani angkutan utama yang
nantinya merupakan tulang punggung transportasi nasional yang
menghubungkan pintu gerbang utama (pelabuhan utama dan/atau bandar udara
kelas utama).
Ketentuan teknis tentang jalan arteri sistem primer dijelaskan dalam Pasal 13
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan bahwa:
a. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 60
km/jam dengan lebar badan jalan minimal 11 meter;
b. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu
lintas rata-rata;
c. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh
lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal;
d. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 23

e. Persimpangan sebidang pada jalan arteri primer dengan pengaturan


tertentu; serta
f. Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Rencana pengembangan jalan arteri primer dengan status Jalan Nasional di Kabupaten
Manokwari terdiri atas:
1. ruas jalan lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dengan
Kota Sorong, yang melalui Distrik Warmare, Distrik Prafi, Distrik Masni,
Distrik Sidey, Distrik Mubrani, Distrik Kebar dan Distrik Senopi;
2. ruas jalan lintas selatan yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dengan
Kabupaten Teluk Bintuni melalui Distrik Tanah Rubuh, Distrik Oransbari,
Distrik Ransiki, Distrik Mumi Waren dan Distrik Tahota;

2. JALAN KOLEKTOR PRIMER


Jalan kolektor 1 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan antar
Ibukota Provinsi; Jalan Kolektor 2 adalah jalan kolektor primer yang
menghubungkan Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota; serta Jalan
Kolektor 3 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota
Kabupaten/ Kota.
Ketentuan teknis tentang jalan Kolektor sistem Primer dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan
bahwa :
a. Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 40
km / jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter;
b. Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata;
c. Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan.
d. Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan
tertentu; serta
e. Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Rencana pengembangan jalan kolektor primer di Kabupaten Manokwari adalah :

1. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Prafi, Distrik Menyambouw, Distrik


Taige, Distrik Anggi, Distrik Anggi Gida, dan Distrik Ransiki;
2. Ruas jalan yang menghubungkan Distrik Mubrani, Distrik Amberbaken,
dengan Kabupaten Tambrauw

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 24

3. JALAN KOLEKTOR SEKUNDER


Jalan Kolektor Sekunder adalah jalan yang menghubungkan antara jalan PKW
dengan PKL. Jaringan jalan kolektor sekunder yang ada di Kabupaten
Manokwari, terdiri dari ruas jalan yang mengubungkan Distrik Prafi, Distrik
Masni,dan Distrik Manokwari;
4. JALAN LOKAL PRIMER
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal primer ini pada dasarnya merupakan
jalan penghubung utama antar distrik yang ada dan penghubung dengan fungsi
utama di Kabupaten Manokwari yang tidak terletak di jalan arteri maupun
kolektor.
Ketentuan teknis tentang jalan Lokal sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 15
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan
bahwa :
a. Jalan lokal primer di desain berdasarkan kecepatan rencana minimal 20 km
/ jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter; dan
b. Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
Arahan pengembangan jalan lokal primer yang menjadi akses penghubung antar
distrik di kabupaten Manokwari antara lain adalah;
a. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Menyambouw, Distrik Catubouw
dengan Distrik Testega ;
b. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Sururey, Distrik Didohu dengan
Distrik Testega;
c. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Tahota, Distrik Dataran Isim dengan
Distrik Didohu;
d. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Menyambouw, Distrik Hingk, Distrik
Membey, dengan Distrik Ransiki;
e. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Ransiki dengan Distrik Neney;dan
f. ruas jalan yang menghubungkan Wariori dengan Wasirawi di Distrik Masni;

5. JARINGAN PRASALANA LALULINTAS


Salah satu pengembangan prasarana lalulintas yang terkait dengan rencana
pengembangan transportasi adalah sarana dan prasarana terminal penumpang
diantaranya adalah Terminal angkutan darat dimana angkutan antar Provinsi
atau angkutan antar wilayah dalam Provinsi dapat melakukan transit sesuai

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 25

dengan jalur tujuan. Rencana pengembangan terminal penumpang dan barang


di Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :
1. Rencana pengembangan kelas terminal penumpang adalah Terminal
Manokwari tipe A dengan fungsi sebagai terminal utama. Terminal ini
direncanakan di kawasan Perkotaan Kabupaten Manokwari yaitu di Distrik
Manokwari Selatan.
2. Pengembangan terminal pada beberapa kawasan perkotaan dengan
kegiatan primer dengan skala pelayanan regional adalah Rencana
pengembangan Terminal tipe B di Distrik Prafi, Ransiki dan Manokwari
Barat.
3. pengembangan terminal tipe C di Distrik Manokwari Utara, Distrik Masni,
Distrik Warmare, Distrik Oransbari, Distrik Anggi, Distrik Mubrani, dan
Distrik Kebar.

Lebih jelasnya tentang rencana pengembangan sistem jaringan prasarana jalan


dapat dilihat pada Peta 3.3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana
Jalan dan 3.4. Rencana Pengembangan Prasarana Terminal.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 26

Gambar 3.4. Pengaturan Penampang Berdasarkan Kelas Jalan

Dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan


bahwa Bagian-Bagian Jalan meliputi Ruang Manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan, dan Ruang
Pengawasan Jalan. Ruang Manfaat Jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan
ambang pengamannya. Ruang Milik Jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur
tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang Pengawasan Jalan merupakan ruang
tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.

Jaringan layanan lalu lintas adalah trayek angkutan penumpang dan barang di
Kabupaten Manokwari terdiri atas:

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 27

1. Manokwari – Distrik Tanah Rubuh – Distrik Oransbari – Distrik Ransiki –


Momiwaren;
2. Manokwari – Distrik Warmare – Distrik Prafi – Distrik Masni - Distrik Sidey –
Distrik Mubrani – Distrik Kebar; dan
3. Distrik Mubrani – Distrik Amberbaken;
4. Distrik Prafi – Distrik Menyambouw – Distrik Taigei – Distrik Anggi – Distrik
Sururey – Distrik Anggi Gida - Distrik Ransiki;
5. Momiwaren – Tahota – dataran Isim – Didohu - Sururey

Ruang Manfaat Jalan


Dalam Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan
bahwa Ruang Manfaat Jalan :
a. Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya;
b. Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman
tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan
berdasarkan pedoman yang ada; serta
c. Hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan,
saluran tepi jalan, trotoar (hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki),
lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan
jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
Ruang Milik Jalan
Dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan
bahwa :
a. Ruang Milik Jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di
luar ruang manfaat jalan;
b. Ruang Milik Jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
kedalaman, dan tinggi tertentu;
c. Ruang Milik Jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan
penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan;
d. Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang
berfungsi sebagai lansekap jalan; serta
e. Penggunaan ruang terbuka pada ruang milik jalan untuk ruang terbuka hijau
dimungkinkan selama belum dimanfaatkan untuk keperluan ruang manfaat jalan.
Ruang Pengawasan Jalan
Dalam Pasal 44 Peraturan Pemerintah No. 34/2006 tentang Jalan, dijelaskan :
a. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 28

b. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan


pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan;
c. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik
jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu; serta
d. Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan
ditentukan dari tepi badan jalan.

Jaringan penyeberangan di Kabupaten Manokwari terdiri atas :

a. Lintas penyeberangan, terdiri atas :


1. Penyeberangan antar kabupaten Manokwari – Teluk Wondama –
Nabire – Serui – Biak - Numfor; dan
2. Penyeberangan antar Distrik di wilayah pesisir
b. Pelabuhan penyeberangan, yaitu Pelabuhan Sowi di Distrik Manokwari
Selatan;

3.2.1.2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Laut


Dalam rangka menunjang peningkatan aksesibilitas antar wilayah Rencana
pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi laut diprioritaskan pada :
1. Pengembangan dan peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana pelabuhan
nasional di Manokwari Barat dengan fungsi sebagai pelabuhan utama;
2. Pengembangan pelabuhan regional di Distrik Momiwaren dan Ambarbaken yang
memiliki fungsi pelabuhan pengumpan sekunder;
3. Penentuan rute dan jadwal angkutan laut.

Rencana Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Manokwari terdiri atas:


a. pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Manokwari di Distrik Manokwari
Barat; dan

b. pelabuhan pengumpan, terdiri atas pelabuhan di Distrik Amberbaken,


Distrik Sidey, Distrik Oransbari, dan distrik Momi Waren

Rencana Alur pelayaran di Kabupaten Manokwari terdiri atas:

1. alur pelayaran nasional, yaitu: Jakarta – Surabaya – Makassar – Bitung –


Ternate – Ambon – Sorong – Manokwari;

2. alur pelayaran regional, yaitu : Amberbaken - Manokwari – Oransbari –


Momiwaren ;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 29

3.2.1.3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Udara

Pengembangan sistem jaringan udara direncanakan antara lain Bandara


Nasional, Bandara Regional dan Bandara Lokal. Bandara Nasional memiliki skala
pelayanan regional dan nasional hingga ke wilayah luar Kabupaten Manokwari, bandara
regional yang juga berfungsi sebagai pendorong perkembangan wilayah memiliki skala
pelayanan regional yaitu mencakup beberapa distrik atau wilayah pengembangan.
Sedangkan bandara lokal direncanakan selain sebagai alternatif perangkutan juga untuk
mengantisipasi adanya aktifitas-aktifitas insidental misalnya pengangkutan bahan pokok
mengingat jangkauan wilayah yang masih relatif sulit untuk dilalui dengan jalur darat.
Rencana dan arah pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi udara adalah
sebagai berikut;
1. Pengembangan Bandara Nasional Rendani di Distrik Manokwari Selatan
2. Peningkatan bandara lokal yang sudah ada diantaranya : Bandara Perintis (Isim,
Ambarbaken, dan Senopi serta Testega) dan Bandara Regional (Kebar dan
Anggi).

Rencana Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Manokwari terdiri atas:

a. Bandar udara pengumpul, terdiri atas Bandar Udara Rendani di Distrik


Manokwari Selatan; dan
b. Bandar udara pengumpan, terdiri atas :
Bandar Udara Anggi di Distrik Anggi;
Bandar Udara Kebar di Distrik Kebar;
c. Bandar udara perintis, terdiri atas :
Bandar Udara Senopi di Distrik Senopi;
Bandar Udara Saukorem di Distrik Amberbaken;
Bandar Udara Iranmeba di Distrik Didohu;
Bandar Udara Testega di Distrik Testega;
Bandar Udara Uncep di Distrik Hingk;
Bandar Udara Nenei di Distrik Nenei;
Bandar Udara Sururey di Distrik Sururey;
Bandar Udara Catubouw di Distrik Catubouw;
Bandar Udara Taige di Distrik Taige;
Bandar Udara Nekori di Distrik Kebar;
Bandar Udara Kebar Timur di Distrik Kebar;
Bandar Udara Pubuan di Distrik Kebar;
Bandar Udara Janderau di Distrik Kebar;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 30

3.3 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA


3.3.1 RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI
Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah terisolasi
atau wilayah yang belum terjangkau kebutuhan akan listrik di Kabupaten Manokwari
harus dilakukan melalui pengembangan jaringan baru, diharapkan jaringan prasarana
energi listrik akan mampu memenuhi kebutuhan akan energi listrik di wilayah
Kabupaten Manokwari. Untuk mengoptimalkan pelayanan energi listrik pada masa
depan, diperlukan adanya peningkatan pelayanan utamanya pada daerah-daerah yang
menjadi pusat pertumbuhan wilayah dan wilayah yang menjadi target pengembangan.
Pengembangan pelayanan energi listrik yang dilakukan antara lain :
Penyediaan energi listrik di Kabupaten Manokwari diarahkan untuk dapat lebih
meningkatkan pertumbuhan wilayah. Rencana pengembangannya adalah sebagai
berikut :
• Penambahan daya dan jaringan energi listrik
• Pembangunan gardu induk listrik dan peningkatan kapasitas gardu induk
• Pembangunan jaringan listrik ke wilayah-wilayah tertinggal dan atau terisolasi yang
selama ini belum mendapatkan pelayanan energi listrik
• Prasarana energi dapat dibangun bersamaan dengan dan atau memanfaatkan
jaringan jalan guna memudahkan ditribusi pada wilayah-wilayah pelayanan.
• Mempertimbangkan sumber energi alternatif dengan teknologi mikro hidro.
Dalam peningkatan pelayanan jaringan listrik perlu diperhatikan adanya
ketentuan pembangunan jaringan listrik, dimana dalam pengembangan jaringan listrik
khususnya untuk pengembangan jaringan SUTT dan SUTET diperlukan areal konservasi
pada sekitar jaringan yaitu sekitar 20 meter pada setiap sisi tiang listrik untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan bagi masyarakat.

Sumber : Standart Sempadan Jaringan Listrik


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029
LAPORAN AKHIR III - 31

Gambar 3.5.
Sempadan SUTT 66 kV Tanah Datar

Sumber : Standart Sempadan Jaringan Listrik

Gambar 3.6.
Sempadan SUTT 150 kV Tanah Datar

Keterangan :
: ruang bebas (daerah terlarang)
J1 : jarak bebas (terdekat) untuk lapangan terbuka daerah luar kota
J3 = J5 : jarak bebas (terdekat) terhadap pohon-pohon pada umumnya dan
bagian bangunan tahan api

Rencana Pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Manokwari terdiri atas :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), terdapat di Sanggeng, Distrik


Manokwari Barat; dan

b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) di Sungai Prafi, Distrik


Warmare; PLTMh di Menyambouw, Distrik Menyambouw; PLTMh Taige di
Distrik Taige; PLTMh di Distrik Hingk; PLTMh di Catubouw, Distrik
Catubouw; PLTMh di Distrik Tanah Rubuh; PLTMh di Distrik Kebar.

Rencana Jaringan prasarana energi Jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten


Manokwari,terdiri atas:

1. Gardu induk, terdapat di Sanggeng, Distrik Manokwari Barat dan


Distrik Warmare;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 32

3.3.2 RENCANA SISTEM PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Rencana Sistem jaringan kabel terdiri atas jaringan telepon yang mencakup kawasan
perkotaan Manokwari sedangkan rencana sistem jaringan nirkabel terdiri atas jaringan
telekomunikasi seluler yang menjangkau setiap Distrik.

Salah satu indikator suatu wilayah tertinggal adalah belum terjangkaunya


prasarana telekomunikasi atau telepon. Penggunaan fasilitas telematika oleh
masyarakat meliputi prasarana telekomunikasi dan informatika. Selain pengoptimalan
jaringan telepon kabel di wilayah perkotaan, prasarana Telematika dalam
pengembangannya juga perlu penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) hal ini
sangat penting guna menjangkau ke pelosok perdesaan.

Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, untuk peningkatan kebutuhan dan


pelayanan prasarana telematika, perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas
pada bidang telematika pada tiap wilayah, yaitu :
1. Menerapkan teknologi telekomunikasi berbasis teknologi modern.
2. Pembangunan teknologi telekomunikasi pada kawasan pusat pertumbuhan.
3. Mengarahkan dan memanfaatkan secara bersama pada satu tower BTS untuk
provider seluler dengan pengelolaan dan pemanfaatan bersama, meliputi sistem
jaringan kabel dan jaringan sistem nir kabel. Dimana sistem jaringan kabel terdiri
atas jaringan telepon yang mencangkup perkotaan Manokwari, sedangkan untuk
sistem jaringan nir kabel terdiri atas jaringan telekomunikasi seluler yang
menjangkau setiap distrik.
Adapun untuk rencana pengembangan prasarana telematika tetap berpedoman
pada penataan ruang sehingga dalam pembangunan BTS tidak menimbulkan konflik
guna lahan dan pemanfaatan ruang udara. Rencana pengembangan prasarana
telematika diarahkan pada peningkatan jangkauan pelayanan dan kemudahan
mendapatkannya. Dalam hal ini, penyediaan tower BTS sangat penting untuk
mendukung kebutuhan telekomunikasi masyarakat.
Skema Jaringan BTS (Base Transceiver Station) digunakan untuk mengintegrasikan
sistem informasi yang dapat mengakses informasi dan telekomunikasi yang bisa di akses
oleh masyarakat secara luas. Guna mengedepankan sistem telekomunikasi dan
informasi maka dibutuhkan sarana pendukung berupa tower BTS. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 33

Gambar 3.6. Skema Jaringan BTS (Base Transceiver Station)


sebagai media telekomunikasi dan informasi

3.3.3 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR


Sumber daya air yang saat ini digunakan untuk pengairan dan pelayanan air minum
adalah sungai, danau, mata air, waduk, dan artesis. Pemanfaatannya antara lain untuk
kebutuhan domestik (rumah tangga) dan untuk berbagai kegiatan usaha seperti :
pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan),
pertambangan non migas, industri pengolahan dan pariwisata. Rencana pengembangan
sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi rencana sistim jaringan pengairan
serta fungsi dan pelayanan prasarana pengairan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada penjelasan dibawah ini.
Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air mencakup :
a. Sistem penyediaan air minum, baik utuk permukiman maupun untuk keperluan
kegiatan lainnya, meliputi :
 Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan melayani
kawasan perkotaan, pusat kegiatan komersil, maupun pusat pemerintahan
 Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari PDAM,
direncanakan melayani daerah diluar kawasan perkotaan
 Sistem penyediaan air di IKK dan pedesaan (kampung) disesuaikan dengan
keberadaan sumber daya air melalui program PAMSIMAS. Sistem ini
direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan dari PDAM
Rencana sistem Jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten Manokwari terdiri
atas:
a. Sungai Maruni di Distrik Warmare;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 34

b. Sungai Rendani I dan Rendani II di Distrik Manokwari Selatan;


c. Sumber mata air Fanindi di Distrik Manokwari Barat; dan
d. sumber mata air Kwawi di Distrik Manokwari Timur;
e. pemanfaatan sungai dan sumber mata air untuk pemenuhan kebutuhan air
minum bagi masyarakat di Distrik dan kampung.
b. Sistem penyediaan irigasi pertanian, meliputi :
 Penambahan jaringan prasarana irigasi di distrik yang memiliki potensial
produksi pertanian tinggi terutama di WP Masni dan Ransiki,
 Pengendalian terhadap pemanfaatan air baku yang dilayani oleh prasarana
irigasi baik kegiatan pertanian,
 Bagi kegiatan pertanian yang belum terlayani oleh prasarana irigasi akan tetapi
potensial produksi tinggi, maka kebutuhan air bakunya dapat dilayani oleh
pembuatan sungai-sungai kecil yang dapat mengaliri lahannya,
c. Sistem penyediaan air baku bagi industri, melalui :
 Penambahan jaringan prasarana perpipaan oleh pemerintah untuk kepentingan
industri
 Bagi kegiatan industri yang belum terlayani oleh prasarana perpipaan akan
tetapi potensial produksi tinggi, maka kebutuhan air bakunya dapat dilayani
oleh pembuatan sumur dan atau pompa Sistem pengendali banjir dan pengaman
pantai, melalui :
a) Normalisasi sungai yang berada dekat dengan kawasan permukiman atau
pusat kegiatan dengan cara membuat sodetan pada meander, melakukan
pengerukan pada pendangkalan sungai, pelebaran pada penyempitan sungai
serta pengamanan wilayah sepanjang sempadan sungai
b) Membuat dan menggikan elevasi tanggul-tanggul sungai di kawasan
perkotaan atau dekat dengan permukiman penduduk
c) Penghijauan/menghutankan kembali wilayah yang menjadi catchment area
d) Membangun check dam di wilayah perbukitan rawan erosi dan longsor
e) Pengaturan pengurangan pengambilan air tanah secara berlabihan serta
pemanfaatan air permukaan (air sungai) sebagai salah satu sumber air
potensial
f) Penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai
dan ke laut.

Rencana daerah irigasi di wilayah Kabupaten Manokwari terdiri atas:


a. Daerah Irigasi Sidey;
b. Daerah Irigasi Masni;
c. Daerah Irigasi Macuan;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 35

d. Daerah Irigasi Prafi;


e. Daerah Irigasi Aimasi; dan
f. Daerah Irigasi Oransbari di Distrik Oransbari;

d. Sistem pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah aliran sungai merupakan kawasan konservatif yang memiliki fungsi yang
dapat mempertahankan kelestarian sumber daya air di Kabupaten Manokwari.
Daerah aliran sungai yang perlu dipertahankan dan dilakukan penanganan terutama
di wilayah-wilayah sunga yang berada pada kondisi kritis, yaitu wilayah sungai
Mamberamo, Wasi-Kias Omba, Eilanden Edera, Digul Bikuma.
Berdasarkan perhitungan yang ada maka hingga tahun 2029 kebutuhan air masih
dapat dipenuhi oleh air yang tersedia saat ini. Menurut data yang ada kebutuhan air
pada tahun 2020 adalah sebesar 281 juta m3, sedangkan ketersediaan air mencapai
434.647 juta m3. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.4. sebagai berikut.
Tabel 3.4. Neraca Air Tahun 2020
Nama Wilayah Ketersediaan Air Kebutuhan
No. Nama DAS Neraca Air
Sungai (Juta m3) Air
1. Wasi-Kias Wasi-Kias Omba 110.730 88,48 Surplus
2. Mamberamo Mamberamo 141.238 117,77 Surplus
3. Eilanden Edera Eilanden Edera 107.428 48,54 Surplus
4. Digul Bikuma Digul Bikuma 75.251 26,22 Surplus
Total 434.647 281,00 Surplus
Sumber : Naskah Akademik RTR Pulau Papua, 2004
Dalam pengelolaan DAS perlu dilakukan konsep ”satu sungai, satu rencana, satu
pengelolaan terpadu” dari hulu hingga hilir. Selain itu perlu dilakukan pengendalian
pencemaran sungai dan air permukaan lain secara ketat yang bersumber dari
kegiatan pertambangan, permukiman perkotaan, pertanian, industri dan kegiatan
pariwisata.
Rencana jaringan sumber daya air lintas kabupaten terdiri atas:
a. Sungai Muturi dan Sungai Isim yang melintasi Kabupaten Manokwari dan
Kabupaten Teluk Bintuni; dan
b. Sungai Anjai dan Arapi yang melintasi Kabupaten Manokwari dan Kabupaten
Tambrauw.

3.3.4 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA


Rencana sistem jaringan prasarana lainnya meliputi : persampahan, sanitasi
lingkungan serta jalur evakuasi bencana. Rencana ini diperlukan untuk meningkatkan
kualitas lingkungan hidup khususnya pada kawasan permukiman.

Rencana Pengembangan Persampahan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 36

Untuk penanganan persampahan kedepannya, maka sistem pengelolaan


persampahan di Kabupaten Manokwari dibedakan berdasarkan perwilayahan. Secara
umum penanganan sampah dilakukan dengan sistem :
a. Pembuangan Terbuka (Open Dumping)
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan membuang begitu saja
sampah yang telah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan;
b. Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill)
Penimbunan saniter adalah teknik penimbunan sampah yang dapat meminimumkan
dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang digunakan adalah dengan
memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 - 5 meter dan kemudian ditimbun dengan
tanah setebal 15 - 30 cm;
c. Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan cara
mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses pembakaran;
d. Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah organik agar dapat
dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola sampah menjadi pupuk;
e. Pemanfaatan Ulang (Recycling)
Pemanfaatan ulang adalah cara pengolahan sampah anorganik agar dapat
dimanfaatkan kembali dengan cara mengolah sampah menjadi barang yang bernilai
ekonomis;
Rencana pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut :
• Pengembangan 49 Ha lahan sebagai TPA di Sowi Gunung Distrik Manokwari Selatan.
• Penambahan jumlah TPS dan perluasan jangkauan pelayanan
• Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering)
• Sistem pengelolaan TPA yang dikembangkan adalah sanitary landfill
• Peningkatan kesadaran (peran serta) masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan
• Pengefektifan fungsi pemulung dengan membangkitkan kegiatan daur ulang sampah
menjadi produk-produk yang berdaya guna
• Penambahan sarana pengangkutan dan petugas persampahan
• Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat
pemisahan jenis sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh masyarakat
mulai dari rumah-rumah sampai tempat-tempat umum, dimana pemerintah
menyediakan sarana tong sampah untuk memilah-milah sampah tersebut
• Re-design tempat/lahan pembuangan akhir yang ada untuk mencegah akibat yang
ditimbulkan ke depan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 37

• Pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang diperlukan dan yang lebih tegas


mengenai pembuangan sampah kepada pihak yang membuang sampah
sembarangan, sistem retribusi sampah, dan tarif pengelolaan.

Sistem rencana pengembangan air minum


Sistem Jaringan Air minum di Kabupaten Manokwari hanya melayani kawasan
perkotaan, yaitu dengan menggunakan sistem jaringan langsung, sedangkan untuk
diluar kawasan perrkotaan Manokwari menggunakan sistem hidran umum (HU).

Sistem Jaringan Drainase


Meupakan sistem yang berfungsi sebagai saluran pembuangan limpasan air hujan, agar
tidak ada genangan air. Dalam perencanaan pengembangan sistem jaringan drainase
pada suatu kawasan perencanaan, tidak dapat dilakukan dengan hanya melihat kondisi
dan potensi internal kawasan tersbut. Tetapi harus dilihat juga kondisi dan potensi
dalam konteks yang lebih luas (makro). Secara garis besar, pola aliran drainase eksisting
di Kabupaten Manokwari mengalir ke sungai, yang fungsinya sebagai saluran drainase
primer. Sistem jaringan drainase yang ada di Manokwari dibagi menjadi 2 bagian;
drainase mayor meliputi sungai Maruni, sungai Aimasi, Sungai Pami; sistem Drainase
buatan yang berupa saluran drainase di kawsan perkotaan dan kawasan genangan.

Rencana Pengembangan Sanitasi Lingkungan


Untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih, maka diperlukan adanya
sistem pengelolaan limbah khusus yang dihasilkan oleh setiap KK. Dalam penanganan
limbah khusus rumah tangga diperlukan pengembangan fasilitas sanitasi. Upaya
penanganan permasalahan limbah khusus rumah tangga dibedakan menurut wilayah
perkotaan dan perdesaan.
• Pada wilayah perkotaan pengembangan sanitasi diarahkan kepada pemenuhan
fasilitas septic tank pada masing-masing KK; serta
• Pada wilayah perdesaan penanganan limbah khusus rumah tangga dapat
dikembangkan fasilitas sanitasi umum.
• Pengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Rencana Sistem jaringan drainase di Kabupaten Manokwari terdiri atas:
a. Drainase mayor, meliputi sungai Maruni, sungai Aimasi, Sungai Pami; dan
b. Sistem drainase buatan, berupa saluran drainase di kawasan perkotaan dan
kawasan rawan genangan.
Limbah rumah tangga adalah seluruh limbah, baik berbentuk cair, gas akibat
pembakaran maupun padat, akibat aktivitas sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
173/Menkes/Per/VIII/77 Bab I pasal 1 butir j, menyebutkan bahwa buangan rumah
tangga adalah buangan yang berasal bukan dari industri, melainkan berasal dari rumah

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 38

tangga, kantor, hotel, restaurant, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar dan pertokoan
serta rumah sakit.
Berdasarkan sumbernya, air limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah
domestik dan limbah non domestik/industri. Air limbah domestik adalah air limbah
yang berasal dari aktivitas rumah tangga maupun kegiatan sosial lainnya, sedangkan
limbah non domestik merupakan air buangan yang dihasilkan dari proses produksi pada
kegiatan industri.
Air limbah yang termasuk dalam golongan limbah domestik meliputi air limbah
bekas mencuci, mandi, kegiatan dapur dan kakus (WC). Untuk limbah WC umumnya
sebagian besar masyarakat sudah memiliki sarana sanitasi berupa WC pribadi (rumah
tangga). Untuk limbah rumah tangga lainnya berupa air buangan bekas cuci, mandi dan
dapur umumnya pembuangan dilakukan dengan dua pola. Pertama dengan
menggunakan saluran rumah/selokan dan dialirkan ke saluran drainase tepi jalan, yang
kedua dengan langsung membuang ke pekarangan rumah. Keadaan ini kurang baik bagi
kesehatan lingkungan, karena air tersebut menimbulkan genangan yang menimbulkan
bau dan merusak pemandangan. Selain itu juga sangat potensial bagi penyebaran
penyakit, karena menjadi tempat bersarangnya nyamuk, lalat dan tikus.
Berdasarkan kondisi eksisting yang ada, terlihat bahwa sebagian besar rumah
tangga yang ada di Kabupaten Manokwari belum mempunyai saluran pembuangan air
limbah. Kondisi tersebut mempunyai potensi untuk mencemari lingkungan di wilayah
permukiman yang bersangkutan.
Dengan melihat kondisi tersebut, arahan sistem pembuangan air di wilayah
Kabupaten Manokwari diarahkan menggunakan sistem sanitasi On-site (On-site system),
yaitu sistem pembuangan yang dilakukan dengan cara mengalirkan air buangan ke
dalam bak penampung (septic-tank). Pemilihan ini sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Cq Direktorat Teknik Penyehatan, yaitu
untuk kawasan permukiman dengan kepadatan penduduk < 150 jiwa/ha, maka sistem
pengolahan air limbah yang diarahkan adalah model On-site System dengan
pertimbangan ketersedian lahan kosong yang cukup besar.
Hingga akhir tahun perencanaan, diharapkan sebagian besar penduduk wilayah
Kabupaten Manokwari sudah memiliki sarana sanitasi tersebut. Dengan On-site system
ini, maka sarana yang akan digunakan meliputi :
 Tangki septictank dan sumur resapan;
 Cubluk dengan leher angsa.

Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana


Kabupaten Manokwari memiliki potensi bencana alam yang sangat besar, baik itu
bencana Tsunami ataupun bencana Gempa Bumi. Untuk itu perlu dilakukan tindakan
preventif, yang salah satunya bisa dilakukan dengan pengembangan Zona Penyelamatan
Evakuasi Bencana beserta jalur evakuasi bencana.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 39

Rencana Pengembangan jalur Evakuasi Bencana di Kabupaten Manokwari diarahkan


pada tiap Distrik. Strategi pengembangan Jalur evakuasi bencana direncanakan dengan
menghubungkan pada tiap-tiap kawasan permukiman dengan zona Evakuasi bencana.
Selain pengembangan jalur evakuasi bencana, juga harus disiapkan beberapa hal dalam
upaya mitigasi bencana, yaitu :
a. Area Penyelamatan (escape area).
b. Bukit Penyelamatan (escape hill).
c. Sabuk Hijau (green belt),
d. Menciptakan Sistem Peringatan Dini (Tsunami Early Warning System / TEWS).
e. Pemahaman Masyarakat (Community Awareness).
Elemen penting dalam memberdayakan masyarakat untuk paham dan peduli
akan ancaman bahaya tsunami yaitu:
• Pedoman/Petunjuk mengenai tsunami dan cara evakuasi.
• Sosialisasi kepada seluruh masyarakat pada lokasi rawan bencana tsunami
serta pejabat terkait.
f. Penanda (Signade).

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 40

Peta rencana sistem sarana prasarana pendukung wilayah kab. manokwari

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 41

Peta rencana jar. Jalan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029


LAPORAN AKHIR III - 42

peta das

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari 2009-2029

Anda mungkin juga menyukai