Anda di halaman 1dari 13

ETIKA PROFESI ARSITEKTUR

Instructor by Ir. Timmy Setiawan, M.Ars

Pelanggaran Kasus

Presentation by Suap Aparat


Hukum
Billy C. Bakarbessy / 317212002
Fahmi Adhitya / 317212003

Studi Kasus :
Proyek Pembangunan Tahunan TNI
(Mess karyawan, Gudang senjata dan Ruang pertemuan)
Page 01

Pendahuluan
Latar Belakang
Kasus suap atau korupsi merupakan salah satu masalah yang serig terjadi di berbagai instansi pemerintahan maupun swasta. Masalah ini umumnya dlilakukan dengan
cara memberikan suap kepada orang yang memiliki pengaruh penting atau pejabat agar dapat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan jabatannya untuk
melancarkan urusan yang memberi suap. Orang yang memberi dan menerima suap biasanya memiliki berbagai alasan untuk memenuhi keinginannya berupa
keuntungan tertentu dalam melaksanakan pekerjaan ataupun agar terbebas dari suatu hukuman atau proses hukum. Berdasarkan hal ini maka bisa di lihat paling banyak
kasus suap terjadi di lingkungan birokrasi pemerintah yang mempunyai peranan penting untuk memutuskan sesuatu dalam pemberian izin ataupun pemberian proyek
pemerintah. Suap sering diberikan kepada para penegak hukum umpamnya polisi, jaksa, hakim. Demikian juga kepada para pejabat bea cukai, pajak dan pejabat-pejabat
yang berhubungan denga pemberian izin baik beruap izin berusaha, izin mendirikan bangunan dan lain-lain. Salah satu contoh dalam pelaksanaan tender proyek terdapat
adanya suatu kecurangan pelanggaran etika profesi dengan melibatkan pejabat dan petinggi negara diantaranya pemberian fee untuk memuluskan jalannya proyek
tersebut yang merupakan kasus dugaan tindak pidana korupsi. Selain itu ada juga kecurangan yang sering dilakukan yaitu Mark Up anggaran proyek yang biasanya
dibuat dalam kontrak oleh beberapa pihak antara pelaksana kerja dan pejabat yang memberikan proyek untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal
seperti ini dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi.

Etika Profesi
Page 02

Tujuan & Manfaat


Tujuan dari pembahasan mengenai kasus suap kepada aparat adalah untuk mempelajari
salah satu kasus pelanggaran etika profesi yang sering terjadi pada sektor konstruksi
bangunan melalui tindakan kecurangan yang melibatkan pejabat dan pihak swasta.
Untuk manfaat yang didapat adalah memungkin kita untuk mampu menghadapi kasus
suap dengan lebih mengenal faktor - faktor permasalah kasus suap yang sering terjadi di
lingkup pekerjaan arsitektur. Sehingga kita terhindar dari tindakan yang melanggar
aturan kode etik profesi arsitek.

Etika Profesi
Rumusan Masalah
Memeras konsultan perencana (arsitek) atau meminta fee karena sudah menang
tender proyek.

Pemberian fee untuk melancarkan semua perijinan selama pekerjaan berlangsung.

Merubah kontrak kerja secara signifikan dari kesepakatan awal agar mendapatkan
keuntungan yang dapat dibagi - bagi.
Page 03

Landasan Teori

Pengertian Tindak Pidana Suap


Pengertian suap disebut juga dengan sogok atau memberi uang pelicin. Perbuatan suap dilakukan oleh seorang
Etika Profesi

kepada pihak lain baik pegawai negeri, pejabat negara maupun kepada pihak lain yang mempunyai kewenangan /
pengaruh. Hal ini akan memberikan orang yang melakukan suap memperoleh hakhak, kemudahan atau fasilitas
tertentu.

Qordhawi mengatakan, bahwa :


“Suap adalah sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kekuasaan atau jabatan apapun untuk
menyukseskan perkaranya dengan mengalahkan lawannya sesuai dengan yang diinginkan atau memberikan
peluang kepadanya (seperti tender) atau menyingkirkan musuhnya”
(Qordhawi, Responsi Hukum Pidana: Penyertaan dan Gabungan Tindak Pidana, Armico, Bandung, 1997,hlm. 81).
Page 04

Ketentuan Tindak pidana suap di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap yaitu
berada didalam Pasal 1, 2 dan 3.
Undang - undang Nomor 11 Tahun 1980 Pasal 1 :
Penyuapan atau suap adalah tindakan memberikan uang dan barang atau bentuk lain dari pembalasan dari pemberi suap kepada
penerima suap yang dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut
berlawanan dengan penerima.
Undang - undang Nomor 11 Tahun 1980 Pasal 2 :
Etika Profesi

"Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk membujuk supaya orang itu berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut
kepentingan umum, dipidana karena memberi suap dengan pidana penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun dan denda sebanyak-
banyaknya Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah.)"

Undang - undang Nomor 11 Tahun 1980 Pasal 3 :


"Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji
itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau
kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana karena menerima suap dengan pidana penjara selama-lamanya 3
(tiga) tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah)".
Page 05

Jenis - jenis Tindak Pidana Suap


Berdasarkan Undang - undang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana memuat Pasal-Pasal mengenai delik penyuapan aktif (Pasal 209 dan Pasal 210) maupun penyuapan
pasif (Pasal 418, Pasal 419 dan Pasal 420) yang kemudian semuanya ditarik dalam Pasal 1 Ayat (1) sub c UU Nomor 3 Tahun 1971 yang
sekarang menjadi Pasal 5, Pasal 6, Pasal 11 dan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Demikian juga dengan penyuapan aktif dalam penjelasan Pasal 1 Ayat (1) sub d Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 (sekarang
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999) dan delik suap pasif dalam Pasal 12B dan Pasal 12C Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001

Etika Profesi
Kaidah Dasar – 2 Kewajiban terhadap Masyarakat
• Tata Laku :
• Arsitek wajib taat hukum, kode etik dan kaidah tata laku profesi
• Arsitek tidak mempromosikan dirinya
• Arsitek tidak terlibat penipuan
• Arsitek tidak memberikan uang suap
• Arsitek menasihati pengguna jasa apabila melanggar hukum
2. Pelayanan untuk Kepentingan Masyarakat Umum.
Ar. Fauzan A.T. Noe’man, IAI, Arsitek, IAI dan Tantangan KODE ETIK Dunia PROFESI, BANDUNG, 2020, hlm. 32
Page 06

Kode Etik Tata Laku Profesi Arsitek IAI


Pasal 1
Dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, mengerahkan
segala keahlian dan pengalaman yang ada padanya hanya untuk
kepentingan pihak pemberi tugas, sepanjang kepentingan ini tidak
melanggar Kode Tata Laku Profesi.

Etika Profesi
Pasal 2
Tidak menerima tugas / pekerjaan dimana terdapat pertentangan?
pertentangan akibat kepentingan pribadi yang berlawanan dengan
tanggung jawab serta kewajiban Profesi Arsitek.

Pasal 3
Tidak mencoba merebut pekerjaan yang sedang dalam taraf perundingan
antara pemberi tugas dengan sesama Rekan Arsitek.
Page 07

Studi Kasus
Proyek Pembangunan Tahunan TNI
(Mess karyawan, Gudang senjata dan Ruang pertemuan)

Pada tahun 2021 lalu saat pelaksanaan tender proyek pembangunan tahunan TNI yang diikuti oleh beberapa perushaan lokal di suatu daerah,
masing - masing perusahaan menampilkan presentasi rancangan bangunannya beserta strategi dalam proses pelaksaan dan juga biaya anggaran
Etika Profesi

yang akan dicapai selama pekerjaan berlangsung. Sehingga pihak pemberi tugas dalam hal ini dari instasi TNI akan menentukan perusahaan mana
yang akan mengerjakan proyek tersebut. Namun sebelum pelaksanaan tender itu berlangsung, ada seorang pegawai TNI yang berpangkat tinggi
pada saat itu datang ke perushaan tertentu menawarkan fee bila ingin menang dalam tender proyek yang akan dikerjakan. Hal ini dilakukan karena
pegawai TNI tersebut mengenal baik pimpinan dari perusahaan tersebut, sehingga dia berani untuk menawarkan kelancaran tender proyek yang
nantinya akan ditentukan oleh dirinya sendiri sebagai pimpinan dalam pemberi tugas. Tentu saja hal ini direspon baik oleh pimpinan perusahaan
tersebut dan akhirnya terjadi kesepakatan dari hasil negosiasi untuk fee yang akan di bayarkan. Proses suap yang dilakukan oleh pegawai TNI
diatur secara hati - hati sehingga tidak menimbulkan kecurigaan pada beberapa pihak dengan menggunakan beberapa bawahannya untuk
memanipulasi kasus suap tersebut.
Page 08
Dalam proses negosiasi antara pegawai TNI dan pimpinan perusahaan kurang lebih terjadi dialog percakapan seperti berikut:

Pegawai TNI : Pak, untuk proyek tahunan pembangunan TNI yang nanti diadakan di tahun ini anggarannya lumayan loh.
Apakah bapak berminat untuk mengerjakan proyek tersebut? Kebetulan yang nantinya menjadi penentu
perusahaan mana yang akan mengerjakan proyek tersebut adalah saya. Bila bapak berminat saya punya solusi
tergantung berapa harga yang mau bapak tawarkan?

Pimpinan perusahaan : Iya pak, saya cukup berminat untuk mengerjakan proyek tersebut. Akan tetapi saya juga membutuhkan
modal yang besar untuk menghandle proyeknya, bagaimana kalau 8% anggarannya akan saya berikan
ke bapak. Namun untuk saat ini karena saya belum memiliki modal besar maka saya akan
Etika Profesi

memberikan bapak jaminan 1 unit mobil (merk tertentu).

Pegawai TNI : Saya akan menyetujuinya bila bapak menaikan biayanya ke 10% dan saya pastikan bapak masih untung banyak
setelah mendapatkan proyek ini.

Pimpinan perusahaan : Baiklah saya menerima tawarannya, untuk proyeknya kira - kira bisa dimulai kapan? Agar bisa segera saya
siap berkas - berkas yang diperlukan dan juga penyusunan BOQ untuk tender nanti?

Pegawai TNI : Proyeknya akan dimulai pertengahan tahun 2021 setelah penyusunan anggarannya disetujui oleh pimpinan pusat.
Sementara bapak persiapkan saja berkas - berkasnya terlebih dahulu beserta rencana bangunan yang mau
dipresentasikan agar dapat menarik perhatian beberapa pegawai lainnya dan juga tidak terlalu terlihat bahwa saya
mendukung bapak nantinya.

Pimpinan perusahaan : Baik pak, terimakasih sudah mau bekerjasama. Untuk jaminan mobilnya akan langsung diantarkan oleh
bawahan saya kerumah bapak.
Page 09

Saat tiba dihari pelaksanaan tender berlangsung sudah dipastikan perusahaan yang membayar fee sebelumnya memenangkan proyek yang sudah
dijanjikan. Setelah itu pada saat kontrak kerja dibuat, pegawai TNI ini kembali lagi meminta kepada pimpinan perusahaan tersebut dengan
memanipulasi harga satuan dari beberapa item pekerjaan yang sudah disusun dalam BOQ awal yang dipresentasikan dengan alasan hanya dia yang
mengetahui dan dapat membantu mengatur hal itu jadi aman untuk dilakukan. Setelah selang beberapa waktu pekerjaan pun mulai dikerjakan oleh
kontraktor lokal tanpa adanya masalah, akan tetapi beberapa pimpinan dari instansi TNI yang saat itu sedang melakukan inspeksi lapangan meminta
perubahan desain layout ruang dari rancangan desain awal sehingga pimpinan perusahaan ini diminta untuk menyesuaikan kembali desain
bangunannya berdasarkan permintaan dari beberapa pimpinan TNI lainnya. Revisi desain pun dibuat namun selalu ditolak dan kurang sesuai
dengan keinginan dari permintaannya pimpinan TNI tersebut, sehingga pemimpin perusahaan ini kembali meminta tolong kepada temannya di
Etika Profesi

instansi tersebut dengan menjanjikan fee tambahan untuk membantu melancarkan desain dibuat agar segera disetujui. Hal ini pun dilakukan oleh
oknum TNI dan hasilnya desain yang diwarkan langsung disetujui. Dan pada akhirnya proyek pembangunan ini selesai dikerjakan tanpa ada
kendala sama sekali dan oknum dari TNI ini sama sekali tidak dicurigai melalukan kasus suap atau korupsi dibalik proyek - proyek pembangunan
dalam instansi teersebut. Pimpinan perusahaan juga membayarkan 10% dari anggaran proyek ke temannya di instansi TNI sesuai perjanjian diawal.

Cerita singkat dari studi kasus ini merupakan pengalaman pribadi yang dialami secara langsung pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini
seperti menjadi tradisi dalam pekerjaan - pekerjaan pembangunan di beberapa instansi pemerintahan dan juga dapat dikatakan kasus suap ini
menjadi hal yang biasa dan sering terjadi. Karena setiap pihak merasa diuntungkan, maka kasus ini sulit untuk dihentikan.
Page 10

Kesimpulan
Beradasarkan hasil pembahasan dari kasus suap yang dialami oleh seorang
dalam melakukan praktek arsitek terhadap salah satu instansi aparat hukum
dapat diambil kesimpulan :
• Dengan banyaknya pelanggaran - pelanggaran dalam pelaksanaan proyek pembangunan
tahunan TNI melalui prosedur yang tidak sesuai dengan prosedur seharusnya, maka kita
yang seharusnya mengarahkan pekerjaan tersebut ke preoses yang benar dan bukan malah
mengikuti kebiasaan yang sering dilakukan oleh oknum tertentu.
• Jika diketahui pekerjaan yang dilakukan akan mengarah kepada suatu hal yang melanggar
Kode Etik maka hal tersebut jangan dilanjutkan, karena kita juga perlu memiliki etika
yang baik dalam menerima maupun melakukan pekerjaan arsitektur.
• Dengan beretika kita mampu mengontrol prilaku, adat kebiasaan kita dalam pergaulan
antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Page 11

Daftar Pustaka

R. Wiyono, Pembahasan Undang-Undang Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan


01 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Sinar
Grafika, Jakarta, 2008
04 Pemberi Tugas (Ikatan Arsitek Indonesia, IAI)

Qordhawi, Responsi Hukum Pidana: Penyertaan Arsitek, IAI dan Tantangan KODE ETIK Dunia
02 dan Gabungan Tindak Pidana, Armico, Bandung,
1997
05 PROFESI, Arsitek, IAI dan Tantangan KODE
ETIK Dunia PROFESI, BANDUNG, 14 Pebruari
2020

Undang - undang Nomor 11 Tahun 1980 Pasal 1, Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek Indonesia.
03 2 dan 3 06 Penerbit Alumni. Bandung.
Thank
You!
Presentation by BIlly C. Bakarbessy & Fahmi Adhitya

Anda mungkin juga menyukai