Anda di halaman 1dari 4

Nama: Riska Natalia

Nim: 2031500677

UAS: Aspek Hukum Dalam Bisnis

Dosen: Hakam Ali Niazi, SE, MM

Kelompok: GA

1. Jelaskan pendapat saudara agar sebuah perjanjian atau perikatan dalam bisnis
dapat dikatakan syah dan memiliki kekuatan hukum?

Jawaban:
Syarat sahnya kontrak diatur di dalam Pasal 1320 KUHPerdata.

• Ada 4 syarat sahnya perjanjian:

1. kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;

2. kecakapan mereka yang membuat kontrak;

3. suatu hal tertentu;

4. suatu sebab yang halal.

• Syarat 1 dan 2 disebut syarat subyektif, karena menyangkut subyek pembuat


kontrak.

• Syarat 3 dan 4 disebut syarat obyektif, karena menyangkut obyek kontrak.

Persyaratan tersebut diatas berkenan baik mengenai subjek maupun objek


perjanjian. Persyaratan yang pertama dan kedua berkenan dengan subjek
perjanjian atau syarat subjektif. Persyaratan yang ketiga dan keempat berkenan
dengan objek perjanjian atau syarat objektif. Pembedaan kedua persyaratan
tersebut dikaitkan pula dengan masalah batal demi hukumnya (nieteg atau null
and ab initio) dan dapat dibatalkannya (vernietigbaar = voidable) suatu
perjanjian. Apabila syarat objektif dalam perjanjian tidak terpenuhi maka
Perjanjian tersebut batal demi hukum atau perjanjian yang sejak semula sudah
batal, hukum menganggap perjanjian tersebut tidak pernah ada. Apabila syarat
subjektif tidak terpenuhi maka Perjanjian tersebut dapat dibatalkan atau
sepanjang perjanjian tersebut belum atau tidak dibatalkan pengadilan, maka
perjanjian yang bersangkutan masih terus berlaku.

2. Jelaskan pendapat saudara tentang omnibus law Cipta Kerja yang banyak
mendapat kritikan?

Jawaban:

-
- Pemotongan waktu istirahat (Pada Pasal 79 ayat(2) huruf b)
dikatakan waktu istirahat mingguan adalah salah 1 untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu. Dalam ayat 5 UU ini juga menghapus cuti panjang 2 bulan per 6
tahun. Hal tersebut jauh berbeda dari UU Ketenagakerjaan sebelumnya yang
menjelaskan secara detail soal cuti atau istirahat panjang bagi pekerja yang
telah bekerja selama 6 tahun di perusahaan yang lama.

- Penghapusan Upah Minimum


penghapusan upah minimum kota atau Kabupaten UMK dan diganti dengan
upah minimum provinsi UMP. Penghapusan itu dinilai membuat upah pekerja
lebih rendah. Dalam undang-undang Ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003
disebutkan tidak boleh ada pekerja yang mendapatkan upah dibawah upah
minimum

- Kontrak seumur hidup dan rentan PHK (Dalam UU Cipta Kerja Pasal 59)
dinilai merugikan pekerja karena ketimbang relasi kuasa dalam pembuatan
kesepakatan. Bebab, jangka waktu kontrak akan berada di tangan
pengusaha yang berpotensi membuat status kontrak pekerjaan menjadi
abadi. Bahkan, penguasa pengusaha dinilai bisa men-PHK sewaktu-waktu.
3. Kejahatan siber saat ini menjadi perbincangan hangat dan merupakan ancaman
tersendiri bagi kalangan pelaku bisnis online commerce. Bagaimana agar pelaku
usaha dapat meminimalisir kejahatan siber dalam menjalankan bisnis e-
commerce?
Jawaban:
Indonesia memiliki regulasi dalam memberantas kejahatan dunia maya yaitu
berdasarkan UU ITE yang dibagi menjadi 2 (dua) macam tindak kriminal pada
siber. Jenis pertama berfokus kepada komputer, jejaring internet, serta teknologi
yang dapat menghasilkan kejahatan baru, contohnya adalah melakukan
peretasan (hacking), perekaman ilegal, defacing kepada sebuah situs/web,
penipuan melalui media elektronik, interference, menjadi wadah suatu tindak
pidana dan pencurian identitas atau informasi pribadi. Jenis kedua adalah
berupa konten terlarang yang menggunakan media computer, internet dan
teknologi lainnya sebagai tindak kriminal seperti pronografi, judi, pemerasan,
fitnah, tipuan bagi konsumen, ujaran kebencian, ancaman kekerasan terhadap
orang lain.

4. Jelaskan pendapat saudara cara menghindari sengketa bisnis setelah kontak


disepakati bersama?
Jawaban:

Penyelesaian permasalahan sengketa dapat dilakukan dengan Alternatif


Penyelesaian Sengekata (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR) yang
dipandang lebih kondusif bagi pengembangan bisnis di masa depan karena
berbeda dengan Litigasi yang memberikan keputusan mutlak setelah proses
peradilan yang bersifat menang-kalah yang cenderung merusak hubungan bisnis,
APS/ADR dipandang lebih diminati oleh pelaku bisnis karena dinilai lebih efisien
dan efektif serta memiliki beberapa model meliputi:
 Negosiasi;
 Konsultasi;
 Pendapat Mengikat;
 Mediasi;
 Konsiliasi;
 Adjudikasi;
 Arbitrase;dan
 Penyelesaian Sengketa Daring.

Dasar hukum Pelaksanaan Sengketa di Luar Sidang atau Alternatif Penyelesaian


Sengketa (APS) salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Pada dasarnya tidak
seorang pun menghendaki terjadinya sengketa dengan orang lain. Tetapi dalam
hubungan antar manusia atau kegiatan bisnis, masing-masing pihak harus selalu
siap mengantisipasi kemungkinan timbulnya sengketa yang dapat terjadi setiap
saat di kemudian hari. Terdapat beberapa macam cara penyelesaian sengketa,
yaitu pengadilan dan alternatif penyelesaian sengketa (APS) di luar pengadilan.
Tingkatan APS antara lain adalah dimulai dari negosiasi dan bila tidak dapat
menyelesaikan masalah dapat dilakukan eskalasi menjadi mediasi dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai