Anda di halaman 1dari 2

Nama: Riska Natalia

Nim: 2031500677

Matkul: Manajemen Perubahan

Bukan yang terkuat yang mampu bertahan, melainkan yang paling adaptif dalam merespon perubahan”
(Charles Darwin). Perubahan adalah transformasi dari keadaan sekarang menuju yang diharapkan di masa
yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik. Dalam pengertian tersebut jelas bahwa perubahan
merupakan transformasi keadaan menuju kearah yang lebih baik, walaupun perubahan tidak selamanya
berdampak baik atau perubahan adalah transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang
diharapkan di masa yang akan datang menjadi lebih baik. Memang perubahan belum tentu menghasilkan
pembaruan, tetapi tanpa perubahan tak akan pernah ada pembaruan (Rhenald Kasali). Menurut Kurt
Lewin, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap organisasi, individu, atau
kelompok dan perubahan besar memerlukan tahap pencarian karena “orang-orang yang berpikiran lama”
ingin mempertahankan kekuasaan, wewenang dan rasa nyamannya.
Kebutuhan akan perubahan lebih bersifat faktor internal organisasi sedangkan kekuatan untuk perubahan
dapat bersumber dari faktor internal dan eksternal (Wibowo,2012:82). Kemudian dijelaskan bahwa
tekanan lingkungan lebih merupakan faktor eksternal, sedangkan tekanan organisasional lebih
merupakan faktor internal. Sehingga yang akan dijelaskan disini yaitu bagaimana implementasi dari
tekanan organisasional yang dapat disebut sebagai tekanan internal pendorong adanya perubahan.
Robbins (2001:540) mengungkapkan adanya 6 faktor yang merupakan kekuatan untuk melakukan
perubahan yaitu:
a. Sifat tenaga kerja
b. Teknologi
c. Kejutan ekonomi
d. Persaingan
e. Kecenderungan sosial
f. Politik dunia
“Complacency exists when people think what they are doing is right and they don’t need to change. The
most common cause of complacency is past success. In a world that is changing faster and faster all the
time, complacency is cancer.” (John Kotter)
Dinamika eksternal dan internal menuntut perubahan. Ada suatu adagium yang mengatakan, tidak ada
pertumbuhan dalam zona nyaman dan tidak ada kenyamanan dalam pertumbuhan (there is no growth in
comfort zone, and there is no comfort in growth).
Perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi, penyangkalan, dan kemarahan.
Tak dapat dipungkiri, perubahan selalu menimbulkan kegaduhan dan kritik. Manusia ingin berubah, tetapi
tidak mau diubah. Ada yang bisa “melihat”, ada yang “tak mau” melihatnya. Ada yang mengkritik untuk
memperbaiki, tetapi banyak yang langsung menolak dan menyatakan tak bernalar, pasti gagal, dan
seterusnya (Rhenald Kasali).
Stephen P Robbins dan Timothy A Judge dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior Global
Edition Sixteenth Edition mengatakan bahwa penolakan perubahan dalam organisasi bukan hanya terjadi
pada tingkatan karyawan semata. Penolakan perubahan juga bisa terjadi pada tingkatan organisasi, atau
dengan kata lain, meskipun sudah mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sebuah
organisasi untuk berubah, sebuah organisasi bisa jadi akan tetap menolak perubahan.
Resistensi atau penolakan pada perubahan pada umumnya akan terjadi ketika ada sesuatu yang
mengancam “nilai seseorang”. Ancaman tersebut bisa jadi nyata atau sebenarnya hanya suatu persepsi
saja. Dengan kata lain, ancaman ini bisa saja muncul dari pemahaman yang memang benar atas
perubahan yang terjadi atau sebaliknya karena ketidakpahaman atas perubahan yang terjadi.
Kritner dan Kinicki (2001) mengelompokkan perubahan ke dalam tiga tipologi, yaitu:
1) Adaptive change merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya dan
ketidakpastiannya.
2) Innovative change memperkenalkan praktik baru dalam organisasi. Perubahan ini berada di tengah
kontinum diukur dari kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya.
3) Radically innovative change merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan, cende rung
paling menakutkan bagi manajer untuk melaksanakan, karena memberikan dampak kuat pada keamanan
kerja karyawan.
Dengan kondisi diatas jika memakai tipologi perubahan Kritner dan Kinicki maka tipe yang terbaik untuk
kita adalah innovative change. Alasannya adalah tipe perubahan ini bersifat moderat yang artinya berada
ditengah antara adaptive & radical. Jika menggunakan tipe yang pertama yaitu adaptive maka perubahan
yang diharapkan akan memakan waktu yang lama sementara tuntutan eksternal bersifat masif .
Sedangkan jika menggunakan tipe yang radikal maka resistensi akan sangat tinggi karena jumlah karyawan
yang loyal dan telah nyaman dengan eksistensinya selama lebih dari 10 tahun dengan jumlah yang besar
tadi akan terusik yang dikhawatirkan akan tidak produktif bagi operasional pada unit kerja.
Ada beberapa ungkapan mengenai perubahan yang populer dan berbunyi sebagai berikut “di dunia ini
tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri”, “semuanya berubah hanya satu yang tidak
berubah yaitu perubahan”, “tidak ada satupun yang tetap diam, semuanya selalu bergerak mengalir” dan
“berubah atau mati” (Heraclitus, 544–483 SM). –arsamodra-

Anda mungkin juga menyukai