Nim : 2031500677
Soal : Ada beberapa alternatif penyelesaian sengketa bisnis. Buatlah salah satu
contoh kasus penyelesaian sengketa bisnis tersebut.
Pengembang Jabodetabek dan beberapa wilayah lain saat awal tahun juga
menghadapi musibah banjir. Beberapa lokasi proyek perumahan yang sebelumnya
tidak pernah banjir, kini harus menghadapi musibah banjir. Proyek perumahan yang
dilanda banjir akan semakin sulit dalam memasarkannya, bahkan pengembang
harus mengeluarkan biaya pembangunan prasarana lain untuk mengatasinya.
Dan, saat ini berjangkit pula wabah Covid-19 di seluruh dunia, tidak terkecuali
Indonesia. Berjangkitnya wabah ini berdampak kepada semakin melambatnya
pemasaran dan penyelesaian proyek properti. Pemasaran semakin melambat
karena proyek properti dipasarkan lewat digital marketing masih memerlukan upaya
tindak lanjut (follow up) kepada calon konsumennya agar membuahkan transaksi.
Penyelesaian proyek juga terkendala karena terbatasnya modal usaha serta harga
material yang semakin melonjak.
Semua situasi dan kondisi yang menghadang pengembang saat ini mengakibatkan
terganggunya cash flow proyek properti yang sedang dibangunnya. Akibatnya,
penyelesaian kewajiban kepada supplier, kontraktor, konsumen dan penyelesaian
utang perbankan menjadi tertunda.
Dalam kondisi seperti ini, pelaku usaha properti memiliki potensi sengketa yang
apabila tidak selesaikan secara aman dan bijak akan memperparah keadaannya.
Negosiasi adalah salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui
penyelesaian di luar pengadilan. Penyelesaian dengan cara negosiasi diakui dalam
Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
Negosiasi adalah perundingan antara pelaku bisnis properti dengan mitranya saat
terjadi permasalahan di antara mereka. Pelaku bisnis properti memiliki mitra
pemasok (supplier), pelaksana pembangunan (kontraktor), pemilik tanah (dalam hal
kerja sama), konsumen properti dan juga perbankan. Penundaan pelaksanaan
kewajiban kepada mitra harus dinegosiasikan secara terbuka agar mitra memahami
situasi dan kondisi yang sedang dihadapi pelaku usaha properti.
Negosiasi dapat dilakukan di tempat masing-masing pihak atau pada sebuah tempat
yang netral. Pemilihan tempat tergantung kesepakatan para pihak dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Negosiasi dalam penyelesaian utang antara
pelaku usaha properti dengan perbankan misalnya lazim dilakukan pada bank yang
memberikan dukungan kredit modal kerja konstruksi atau kerja sama dukungan
KPR-nya.