1904101010016
METODE PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN BENDUNGAN DAN WADUK
I. Bahan
III. Peralatan
1. Unit pesawat water pass
2. Bak ukur secukupnya
3. Jalon secukupnya
4. Patok, cat, cangkul, linggis, alat angkut patok, dll.
1. Persiapan
- Siap gambar kerja / shop drawing
- Siap peta rintisan-rintisan
- Siap tenaga
- Siap Patok
- Siap Lahan
2. Pelaksanaan
- Pada waktu awalnya pihak I dan Pihak II (Kontraktor-Bouwher) mengadakan
pemeriksaan bersama ke lokasi / letak BM dimana untuk pedoman elevasi yang
akan dibawa ke lokasi proyek.
- Hal ini bisa terjadi lokasi awal pengambilan jauh dari lokasi, biasanya proyek-
proyek irigasi, bendungan, dll.
- Adapun yang dekat untuk pembuatan gedung, bisa mengambil daerah sekitar
(telah ditentukan)
- Setelah ditentukan kesepakatan letak pengambilan BM kemudian dipindahkanke
lokasi proyek sbb:
a. Pengukuran dengan alat water pass. Dimulai pengambilan elevasi dari BM
awal, dipindahkan secara bertahap/ berurutan dengan alat bak ukur dan
patok-patok pembantu.
b. Demikian seterusnya setiap jarak 50 m sampai dengan lokasi proyek
c. Pada lokasi proyek untuk TBM kedua setelah dari BM awal diukur ulang
menuju ke BM awal dengan melalui bantuan-bantuan patok yang telah
ada.
d. Setelah elevasi cocok, kemudian dibuat berita acara antara pihak kesatu
dan pihak kedua bahwa TBM kedua (diproyek) dinyatakan sah.
e. Untuk bangunan gedung, TBM kedua dipindahkan ke TBM-TBM di sekitar
areal gedung cukup dibuat 4 (empatt) buah (daerah sisi-sisi luar dekat
dengan pagar dengan cara diukur ulang).
f. TBM kedua dan seterusnya diamankan dan diberi tanda / pagar agar tidak
terganggu elevasinya.
g. Untuk bangunan air / irigasi biasanya dibuat setiap jarak 200 m sepanjang
irigasi, dan ditempatkan dilokasi yang paling aman, hal ini sangat
mempengaruhi elevasi/ debit aliran air apabila terjadi TBM yang
terganggu.
h. Patok-patok beton tersebut ditanam secara permanent dan vertical.
i. Patok beton diusahakan + 20 – 30 cm diatas permukaan tanah.
j. Baut sebagai titik elevasi kelihatan kepala bautnya saja.
1.1.2 Metode Pelaksanaan Pengukuran As Bendungan
V. Bahan
- Kaso 5/7 sebagai patok
- Bambu diameter 10 cm sebagai patok
- Cat Merah, kuas, paku, palu besar 8 kg & palu kecil 1 kg, benang
VI. Tenaga Kerja
- Juru ukur mengerti / Professional / terampil
- Pembantu mengerti seluk beluk dalam hal pengukuran
VII. Peralatan
- Pesawat Theodolit 1 unit
- Meteran 50 m, 5 m, payung
- Gergaji, golok
VIII. Methode Pelaksanaan
1. Persiapan
- Siap gambar kerja / shop drawing
- Siap alat, bahan, tenaga ukur
- Siap lahan / pembersihan
2. Pelaksanaan
Pengukuran
:
- Mengadakan rintisan
- Membuat pelurusan as bendungan sesuai dengan titik koordinat yang
sudahditentukan.
- Membuat tanda as bendungan dengan cat atau lainnya pada kedua
lerengtebing.
- Menentukan batasan bertemunya dasar timbunan untuk masing-masing
zone.
- Memberikan tanda pertemuan kaki zone dengan cat atau lainnya pada ke
duatebing kiri dan kanan.
- Melakukan pengecekan ulang akan Elevasi puncak dan diikatkan kepada
titikreferensi bangunan lainnya.
IX. Lingkungan
- Bersihkan dulu dari pohon, rumput-rumput, dll agar tidak mengganggu
pengukuran
X. Standar Hasil
- Mendapatkan posisi / letak as yang benar sesuai rencana
- Mendapatkan batas-batas kaki zone timbunan yang benar .
XI. Bahan
- Patok kaso 5/7, 4/6, panjang mengikuti situasi lapangan
- Palu besar 8 Kg
- Palu kecil 1 Kg
- Cat merah, biru
- Kuas, Paku
XII. Tenaga Kerja
- Juru ukur
- Pembantu juru ukur
XIII. Peralatan
- 1 Unit pesawat Waterpass
- 1 unit Pesawat Theodolit
- Bak ukur secukupnya
- Jalon secukupnya
- Payung, lot / unting-unting
XIV.Methode Pelaksanaan
1. Persiapan
- Siap data elevasi
- Siap format-format pengukuran
- Siap gambar kerja / shop drawing
- Siap bahan, alat, tenaga
2. Pelaksanaan
a. Leveling :
- Leveling dari BM yang telah ditetapkan menuju ke patok tetap TBM
dekatlokasi proyek, ddengan menggunakan patok bantuan setiap jarak
50 m
- Setelah sampai di patok tetap dekat proyek, pengukuran diulang balik
untukmencocokan lagi.
- Setelah disetujui kedua belah pihak, maka dibuat berita acara.
- Buat TBM tetap di proyek dengan patok beton dan di atasnya diberi
/ditanam baut
- Demikian perpindahan seterusnya untuk bangunan-bangunan yang
akandibuat
b. Cross section :
- Cross section dilaksanakan setiap jarak 25 atau 50 m as bendungan
- Cross section dilaksanakan dengan levelling untuk memanjangnya.
XV. Lingkungan
- Penempatan patok-patok harus kokoh, aman agar tidak terganggu elevasinya
XVI.Standar Hasil
- Mendapatkan sistem pengukuran yang tepat dalam arti:
1. Pesawat baik/ telah dikalibrasi
2. Elevasi-elevasi pemindahannya betul
3. Pengukuran teliti
4. Penggambaran / perhitungan volume benar
1.2 Persiapan Lapangan
Pada tahap persiapan lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-
haldibawah ini:
1. Fasilitas Lapangan Konstruksi
- Kantor Kontraktor
Fasilitas lapangan kontraktor biasanya ditempatkan dekat dengan lokasi pekerjaan
dengan konstruksi semi permanen. Kantor Kontraktor harus lengkap termasuk
peralatan administrasi, peralatan gambar, computer, ruang rapat dll. Fasilitas
listrik / genset, air bersih, system komunikasi dll
- Laboratorium
Biasanya kontraktor harus menyediakan peralatan lab untuk tanah dan beton.
Semua perlatan harus dikalibrasi secara rutin
- Gudang
Untuk melindungi material seperti Portland semen atau bahan lain yang sensistif
terhadap air dan sinar matahari, gudang yang cukup aman harus dibuat termasuk
rak dari kayu agar bahan tidak langsung bersinggungan dengan tanah.
- Fasilitas-fasilitas lain seperti batching plant, workshop, labour camp, parkir mobil
dan motor, musholla dll.
2. Mobilisasi
Penentuan access road yang dipakai penttingg karena mobilisasi dan dislokasi
peralatan berat dan pendatangan bahan / material proyek harus tidak boleh
terlambat. Access road harus dirawat dan diperbaiki selama masa pelaksanaan
konstruksi
4. Mutual Check
5. Test Material
Setelah test material, segera dilaksanakan pembuatan job mix formula terutama
untukpekerjaan beton.
TAHAPAN DAN METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN BENDUNGAN
Catatan : Hal tersebut diatas dengan asumsi bahwa material timbunan telah di setujui
direksidan telah dilakukan test pemadatan
2.2 Metode Pelaksanaan
Untuk tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan dam, contoh yang akan diambil
yaitu dam atau bendungan urugan, sebuah type dam yang paling banyak
dilaksanakanpada saat ini.
Sebagaimana diketahui, metoda pelaksanaan atau metoda konstruksi yang lengkap,
salah satunya akan terdiri dari site plan / site facilities, sehingga akan tergambar
jarak angkut material dan peralatan proyek.
Dengan alternatif urutan pelaksanaan per item pekerjaan yang paling baik, kita
akan bisa menghitung kebutuhan peralatan konstruksi, kebutuhan tenaga kerja
dan kebutuhan material.
Dengan demikian out putnya nanti pada pekerjaan analisa daya satuan akan
tercapai nilai harga satuan yang paling ekonomis dan efisien.
Sebelum menginjak kepada Metoda Konstruksi pekerjaan urugan dam, kita
mengambil contoh perbuatan site plan dan table dari distribusi material.
18. Site Plan, terdiri dari :
Site facilities (contractor & engineers office)
Penempatan batching plant, crusher plant, screener plant, sand washer
Rock quarry dan borrow area
Semua lokasi tersebut harus diberi jarak tempuh satu sama lain.
19. Tabel dari distribusi material
Table tersebut menggambarkan kebutuhan atau pembuangan material untuk
tiap item pekerjaan, tempat penampungan dimana (spoil atau stock pile) dan
penempatan material dilokasi konstruksi baik untuk timbunan dam, concrete,
road dan lain-lain.
Dari dua contoh tadi akan bisa dihitung kebutuhan material, tenaga kerja dan
peralatan konstruksi yang akan dipakai
bulldozer
wheel loader dump truk bulldozer
Pekerjaan galian pada bendungan biasanya terdiri dari galian tanah dan
galian batu dengan perkiraan kuantitas sebagai berikut :
1. Galian tanah ….. m3
2. Galian Batu ................................................... m3
Kontraktor akan mengalami hambatan untuk mengalami penggalian pada
lokasiyang levelnya tinggi karena akan menurunkan produktivitas peralatan
berat. Untuk itu perhitungan kapasitas peralatan berat harus disesuaikan.
Pekerjaan galian dasar sungai harus dilaksanakan sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton untuk Terowong Pengelak dan juga pekerjaan bendungan
pembantu Untuk itu pekerjaan galian pada level tanah yang tinggi harus
dilaksanakan lebih dahulu.
penampungan
Excavator breaker
Excavator bucket dump bulldozer
truk
Peralatan :
Pompa air .............................................unit
Pompa submersible .........................unit
Slang air ................................................unit
Pekerjaan galian biasanya terdiri dari galian tanah dan galian batu kuantitas
sebagai berikut :
3. Galian tanah ….. m3
4. Galian Batu ….. m3
Kontraktor akan mengalami hambatan untuk mengalami penggalian pada
lokasiyang levelnya tinggi karena akan menurunkan produktivitas peralatan
berat. Untuk itu perhitungan kapasitas peralatan berat harus disesuaikan.
Pekerjaan galian dasar sungai dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan
beton untuk Terowong Pengelak dan juga pekerjaan coffer dam. Untuk itu
pekerjaan galian pada level tanah yang tinggi harus dilaksanakan lebih
dahulu.
Bendungan
penampungan
Excavator breaker
Excavator bucket dump bulldozer
truk
a. Common excavation m3
b. Rock excavation m3
DamKedalaman 0 -20 m m1
Kedalaman 20-25 m m1
Kedalaman 25-30 m m1
b. Rotary drilling holes untuk test holes
m1(76 mm dia)
c. Certain dan consolidation grouting
- Bullldozer
- Water tank
- Vibro Roller
Bullldozer
Water tank
Vibro Roller
…… m …… m
Quarry Stock Pile Main Dam
Dum Dump
p
truk truk
Blasting Equipment
Dump
Tangki air
Vibro Roller
METODE PELAKSANAAN
• Pekerjaan Beton
- Beton Kb.-0 (1:3:5) ( Lantai Kerja spillway)
Pemasangan bekisting dinding bagian luar dan bagian sekat segmen, juga
pembesian lantai hingga stek dinding, tahapan selanjutnya adalah
pengecoranlantai.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, diadakan joint inspection untuk
memastikan bahwa pendukung pendukung pekerjaan beton seperti
bekisting, besi, decking, kebersihan, kelengkapan sumberdaya manusia, alat
dan bahan telah memenuhi.
Material beton cair didapat dari alat pengaduk yang ada di lapangan, dan di
angkut oleh agitator truck. Sebelum beton dituang terlebih dulu dilakukan
tes slump beton, sehingga memenuhi persyaratan.
Beton dituang dengan hantaran talang yang dibuat agar tidak terjadi
segregasi atau pemisahan agregat halus dan kasar. Penuangan beton
dilakukan urut mulai dari upstream menuju down stream, dan dipadatkan
dengan concrete vibrator.
Beton diratakan hingga batas yang ditunjukkan untuk permukaan lantai
spillway. Saat beton mulai mengental, permukaan beton dihaluskan dengan
alat roskam / kasut hingga didapat permukaan yang padat dan rata.
Setelah pengecoran lantai selesai dan kering, maka dilanjutkan dengan
penyetelanbesi dinding dan bekisting dinding bagian dalam.
Setelah selesai dilanjutkan dengan pengecoran dinding, hingga beton kering
danbekisting dapat dilepas.
Semua tahapan pengerjaan beton, apabila beton telah terjadi pengikatan
akhir, maka dilakukan proses curing agar tidak terjAdhi penyusutan akibat
hidrasi. Proses curing dilaksanakan dengan pembasahan permukaan beton
selama minimal 2 x 24
jam.
(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian
dipadatkanpada pekerjaan Tanah)
- Gebalan Rumput
- Pekerjaan Timbunan
Umum
Proyek Waduk Rajui merupakan Proyek Bendungan type urugan batu
random dengan zona inti tegak ditengahnya, Tubuh bendungan Titab
terbagi dalam bagian (zone) yang masing-masing mempunyai material
dengan spesifikasi tertentu. Masing-masing material tersebut memiliki
kemampuan yang berbeda- beda untuk dialiri air rembesan. Bagian-
bagian atau zona Bendungan Titab tersebut antara lain:
- Zona I : Inti Kedap Air
- Zona II : Timbunan Random
- Zona III : Filter Halus
- Zona IV : Batuan Rip Rap
- Zona V : Rock toe (Timbunan Batu)
Timbunan Badan Bendungan
Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau tanah
yang digalidari daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan dengan
komposisi menurut kebutuhan dari masing-masing zone pada
bendungan.
- Zona 1 (Inti kedap air)
Material zona I ini berisi bahan yang kedap air, yang berfungsi
menahan rembesan air pada bendungan, dengan persyaratan
utama:
➢ Ukuran butir maksimum 4 cm
➢ Prosentase berat butiran yang lolos saringan No.200 (0,074 mm)
lebih dari 30% dan saringan no.4 minus, lebih daripada 65%.
➢ Kadar air material rata-rata berkisar antara kadar air optimum
dan minus (-2)% dari kadar air optimum dan berat isi kering tak
boleh kurang dari 95% berat isi kering maksimal.
➢ Tidak mengandung akar-akar tanaman, tonggak tonggak kayu
,
humus dan kotoran lainnya
Pekerjaan timbunan zona 2 dari hasil galian akan dilaksanakan dalamwaktu 10 minggu,
dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 103423,25 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,Buldozer,V. Roller
(1 Exc. = 2 Bdz = 2 DT)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : 74,17 m3 /jam
: 519,22 m3 /hari
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 67 hari = 10 minggu
(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian
dipadatkanpada pekerjaan Tanah)
- Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 : 4
Bahan yang dipergunakan:
O Batu
O Semen
O Pasir
O Air
Peralatan yang diperlukan:
O Concrete Mixer
O Ember
O Bucket
O Talang Kayu
O Peralatan
TukangPelaksanaan:
O Material yang dibutuhkan telah tersedia
O Material batu yang digunakan berasal dari sungai atau gunung.
O Pada pasangan batu kali disusun secara rapi dan rapat sedemikian
rupa. Pekerjaan pasangan batu kali menggunakan campuran Pc : Psr =
1 : 4 (1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir)
O Buatkan Bowplank untuk pedoman pelaksanaan
O Komposisi campuran telah dipersiapkan
O Peralatan cor telah stand by berdasarkan pengecekan peralatan
O Kondisi Agregat kasar dan halus telah bersih
O Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batu kali,
air) dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi
pelaksanaan pekerjaan.
- Pekerjaan Plesteran 1 : 3
Pelaksanaan:
O Pekerjaan plesteran dan siaran, menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr
untuk pekerjaan plesteran. Bidang plesteran harus padat merata,
dikerjakan lapis demi lapis hingga memenuhi ukuran sesuai dengan
gambar kerja/ gambar rencana atau minimal 1,5 cm.
O Bidang pasangan batu yang akan diplester dan disiar harus bersih
dari kotoran tanah, lumpur, dan residu, sisa campuarn dan kotoran
lainnya yang dapat mengurangi daya lekat plesteran/ siaran.
O Untuk pekerjaan perbaikan siaran/ plesteran, siaran/ plesteran yang
telah rusak harus dikupas terlebih dahulu hingga permukaan
bidangnya kasar dan bersih, kemudian disiram mortar (air semen)
agar pekerjaan siaran/ plesteran yang baru dapat melekat kuat
menjadi satu kesatuan dengan pasangan/ plesteran/ siaran yang lama.
O Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batukali, air)
dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan
pekerjaan ini.
3. Pekerjaan Instrumentasi
Pekerjaan instrumentasi pada bendungan berupa peralatan peralatan yang
digunakanuntuk memonitor kondisi bendungan, sehingga bisa dideteksi
kemungkinan kemungkinan yang terjadi seperti tingkat rembesan air,
penurunan timbunan dansebagainya.
Pekerjaan instrumentasi pada pembangunan Waduk Rajui ini terdiri dari :
Vibrating Wire
Piezometer Open
Stanpipe Piezometer
Inclinometer dan
Settlement
Alat ukur Rembesan
Alat ukur Deformasi Eksternal
Semua peralatan instrumentasi ini kecuali alat ukur deformasi eksternal
dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan timbunan tubuh bendungan.
Pemasangan instrumentasi dilaksanakan secara bertahap, mengikuti progres
pelaksanaan pekerjaan timbunan tubuh bendungan.