Anda di halaman 1dari 37

ALMIRA DAVITA

1904101010016
METODE PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN BENDUNGAN DAN WADUK

METODE KONSTRUKSI PROYEK BENDUNGAN

PERSIAPAN DAN PENGUKURAN LAPANGAN


1.1 Pematokan dan Pengukuran

1.1.1 Metode Pelaksanaan Penetapan Tambahan Bench Mark

I. Bahan

- Patok jadi yang diberi kaki / alas:


a. Segi empat 15/15 panjang 80cm
b. Bulat diameter 6” panjang 80 cm
c. Ujung atas dibuat halus, rata dan ditanam baut berkepalaan panjang 15 -20 cmdan
yang kelihatan kepala bautnya saja.
Catatan : a,b,c (sesuai gambar / spek)

II. Tenaga Kerja


a. Tenaga kerja menggali / memasang patok TBM tersebut.
b. Juru Ukur / pembantu untuk mengarahkan / memberi petunjuk pelaksanaan, agar
betul-betul elevasi / kedudukan mantap / stabil.

III. Peralatan
1. Unit pesawat water pass
2. Bak ukur secukupnya
3. Jalon secukupnya
4. Patok, cat, cangkul, linggis, alat angkut patok, dll.

IV. Methode Pelaksanaan

1. Persiapan
- Siap gambar kerja / shop drawing
- Siap peta rintisan-rintisan
- Siap tenaga
- Siap Patok
- Siap Lahan

2. Pelaksanaan
- Pada waktu awalnya pihak I dan Pihak II (Kontraktor-Bouwher) mengadakan
pemeriksaan bersama ke lokasi / letak BM dimana untuk pedoman elevasi yang
akan dibawa ke lokasi proyek.

- Hal ini bisa terjadi lokasi awal pengambilan jauh dari lokasi, biasanya proyek-
proyek irigasi, bendungan, dll.
- Adapun yang dekat untuk pembuatan gedung, bisa mengambil daerah sekitar
(telah ditentukan)
- Setelah ditentukan kesepakatan letak pengambilan BM kemudian dipindahkanke
lokasi proyek sbb:
a. Pengukuran dengan alat water pass. Dimulai pengambilan elevasi dari BM
awal, dipindahkan secara bertahap/ berurutan dengan alat bak ukur dan
patok-patok pembantu.
b. Demikian seterusnya setiap jarak 50 m sampai dengan lokasi proyek
c. Pada lokasi proyek untuk TBM kedua setelah dari BM awal diukur ulang
menuju ke BM awal dengan melalui bantuan-bantuan patok yang telah
ada.
d. Setelah elevasi cocok, kemudian dibuat berita acara antara pihak kesatu
dan pihak kedua bahwa TBM kedua (diproyek) dinyatakan sah.
e. Untuk bangunan gedung, TBM kedua dipindahkan ke TBM-TBM di sekitar
areal gedung cukup dibuat 4 (empatt) buah (daerah sisi-sisi luar dekat
dengan pagar dengan cara diukur ulang).
f. TBM kedua dan seterusnya diamankan dan diberi tanda / pagar agar tidak
terganggu elevasinya.
g. Untuk bangunan air / irigasi biasanya dibuat setiap jarak 200 m sepanjang
irigasi, dan ditempatkan dilokasi yang paling aman, hal ini sangat
mempengaruhi elevasi/ debit aliran air apabila terjadi TBM yang
terganggu.
h. Patok-patok beton tersebut ditanam secara permanent dan vertical.
i. Patok beton diusahakan + 20 – 30 cm diatas permukaan tanah.
j. Baut sebagai titik elevasi kelihatan kepala bautnya saja.
1.1.2 Metode Pelaksanaan Pengukuran As Bendungan
V. Bahan
- Kaso 5/7 sebagai patok
- Bambu diameter 10 cm sebagai patok
- Cat Merah, kuas, paku, palu besar 8 kg & palu kecil 1 kg, benang
VI. Tenaga Kerja
- Juru ukur mengerti / Professional / terampil
- Pembantu mengerti seluk beluk dalam hal pengukuran
VII. Peralatan
- Pesawat Theodolit 1 unit
- Meteran 50 m, 5 m, payung
- Gergaji, golok
VIII. Methode Pelaksanaan
1. Persiapan
- Siap gambar kerja / shop drawing
- Siap alat, bahan, tenaga ukur
- Siap lahan / pembersihan
2. Pelaksanaan
Pengukuran
:
- Mengadakan rintisan
- Membuat pelurusan as bendungan sesuai dengan titik koordinat yang
sudahditentukan.
- Membuat tanda as bendungan dengan cat atau lainnya pada kedua
lerengtebing.
- Menentukan batasan bertemunya dasar timbunan untuk masing-masing
zone.
- Memberikan tanda pertemuan kaki zone dengan cat atau lainnya pada ke
duatebing kiri dan kanan.
- Melakukan pengecekan ulang akan Elevasi puncak dan diikatkan kepada
titikreferensi bangunan lainnya.

IX. Lingkungan
- Bersihkan dulu dari pohon, rumput-rumput, dll agar tidak mengganggu
pengukuran
X. Standar Hasil
- Mendapatkan posisi / letak as yang benar sesuai rencana
- Mendapatkan batas-batas kaki zone timbunan yang benar .

1.1.3 Metode Pelaksanaan Pengukuran Level Dan Cross Section

XI. Bahan
- Patok kaso 5/7, 4/6, panjang mengikuti situasi lapangan
- Palu besar 8 Kg
- Palu kecil 1 Kg
- Cat merah, biru
- Kuas, Paku
XII. Tenaga Kerja
- Juru ukur
- Pembantu juru ukur
XIII. Peralatan
- 1 Unit pesawat Waterpass
- 1 unit Pesawat Theodolit
- Bak ukur secukupnya
- Jalon secukupnya
- Payung, lot / unting-unting
XIV.Methode Pelaksanaan
1. Persiapan
- Siap data elevasi
- Siap format-format pengukuran
- Siap gambar kerja / shop drawing
- Siap bahan, alat, tenaga
2. Pelaksanaan
a. Leveling :
- Leveling dari BM yang telah ditetapkan menuju ke patok tetap TBM
dekatlokasi proyek, ddengan menggunakan patok bantuan setiap jarak
50 m
- Setelah sampai di patok tetap dekat proyek, pengukuran diulang balik
untukmencocokan lagi.
- Setelah disetujui kedua belah pihak, maka dibuat berita acara.
- Buat TBM tetap di proyek dengan patok beton dan di atasnya diberi
/ditanam baut
- Demikian perpindahan seterusnya untuk bangunan-bangunan yang
akandibuat
b. Cross section :
- Cross section dilaksanakan setiap jarak 25 atau 50 m as bendungan
- Cross section dilaksanakan dengan levelling untuk memanjangnya.

- Pemasangan patok cross section ada beberapa patok antara lain:


1. Patok as setelah ditanam kelihatan di permukaan tanah + 15 cm dan
10cm dari atas di cat merah
2. Patok batas sementara pinggir-pinggir 2 buah ditanam dan muncul
15cm dan yang 10 cm dicat biru.
3. Membuat sket setiap profil sesuai pengukuran dan perubahan
tanahnya.
 Check apakah betul secara sepintas, bila betul diteruskan ke
profilberikutnya.
 Sket berupa daftar angka, untuk digambar / dihitung
 Dalam pembuatan gambar skalanya harus benar
 Cara menghitung dilarang keras menggunakan skala gambar,
akan tetapi menggunakan perhitungan matematika ke arah
vertikal maupun horisontal.
 Setelah gambar / perhitungan betul, kembali mengukur
untuk membuat crossection sesuai rencana pengukuran akhir.
 Sehingga timbunan dan galian dapat diketahui

XV. Lingkungan
- Penempatan patok-patok harus kokoh, aman agar tidak terganggu elevasinya
XVI.Standar Hasil
- Mendapatkan sistem pengukuran yang tepat dalam arti:
1. Pesawat baik/ telah dikalibrasi
2. Elevasi-elevasi pemindahannya betul
3. Pengukuran teliti
4. Penggambaran / perhitungan volume benar
1.2 Persiapan Lapangan

Pada tahap persiapan lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-
haldibawah ini:
1. Fasilitas Lapangan Konstruksi
- Kantor Kontraktor
Fasilitas lapangan kontraktor biasanya ditempatkan dekat dengan lokasi pekerjaan
dengan konstruksi semi permanen. Kantor Kontraktor harus lengkap termasuk
peralatan administrasi, peralatan gambar, computer, ruang rapat dll. Fasilitas
listrik / genset, air bersih, system komunikasi dll

- Laboratorium
Biasanya kontraktor harus menyediakan peralatan lab untuk tanah dan beton.
Semua perlatan harus dikalibrasi secara rutin

- Gudang
Untuk melindungi material seperti Portland semen atau bahan lain yang sensistif
terhadap air dan sinar matahari, gudang yang cukup aman harus dibuat termasuk
rak dari kayu agar bahan tidak langsung bersinggungan dengan tanah.

- Fasilitas-fasilitas lain seperti batching plant, workshop, labour camp, parkir mobil
dan motor, musholla dll.

2. Mobilisasi

Bersamaan dengan pembuatan fasilitas lapangan, peralatan berat harus mulai


dimobilisasikan. Program mobilisasi harus dibuatt detail dan diawasi ketat karena
sering sekali keterlambatan mobilisasi menyebabkan keterlambatan proyek secara
keseluruhan
3. Access Road

Penentuan access road yang dipakai penttingg karena mobilisasi dan dislokasi
peralatan berat dan pendatangan bahan / material proyek harus tidak boleh
terlambat. Access road harus dirawat dan diperbaiki selama masa pelaksanaan
konstruksi

4. Mutual Check

Pekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanyaa terdiri dari


longitudinal crossection survey. Hasil dari mutual check 0% harus diselesaikan dulu
dari pengawas pekerjaan, sebelum datanya dijadikan pedoman pembuatan shop
drawing

5. Test Material

Semua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan / disetujui


oleh konsultan supervise.

6. Job Mix Formula (JMF)

Setelah test material, segera dilaksanakan pembuatan job mix formula terutama
untukpekerjaan beton.
TAHAPAN DAN METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN BENDUNGAN

2.1 Tahapan Pelaksanaan :


1. Menyiapkan titik-titik tetap untuk referensi pelaksanaan, khususnya untuk as ben
2. Melakukan pekerjaan Dewatering dengan.
3. Menentukan batas galian untuk pondasi bendungan .
4. Melakukan pekerjaan , melakukan pekerjaan kosrekan, cabut tunggul.
5. Melakukan perapihan dan perbaikan pondasi.
6. Melakukan penggalian untuk alur sekat (cut off trench) untuk keperluan injeksi
semen.
7. Pelaksanaan injeksi semen.
8. Pembersihan pondasi untuk calon bendungan darisisa kotoran material
khususnyapada lokasi inti bendungan.
9. Menentukan batas timbunan pada lereng kiri dan kanan bukit dari masing-
masingzone.
10. Pemasangan instrumenasi pada pondasi bendungan
11. Melakukan penimbunan pada masing-masing zone.
12. Pada musim kering / kemarau diutamakan timbunan inti apabila tipe bendungan
adalah tipe zonal.
13. Apabila tipe bendungannya tipe homogen agar diperhatikan dalam penggunaan
peralatan dan pada musim penghujan harus disediakan penutup agar tanah
timbunan tidak jenuh kena hujan.
14. Pelaksanaan perlindungan lereng hulu dan hilir
15. Pekerjaan jalan dipuncak bendungan.
16. Pembuatan badan boks untuk pengukuran rembesan pada kaki bendungan
bagian hilir.
17. Pekerjaan gebalan rumput dilereng hilir bila diperlukan.

Catatan : Hal tersebut diatas dengan asumsi bahwa material timbunan telah di setujui
direksidan telah dilakukan test pemadatan
2.2 Metode Pelaksanaan
Untuk tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan dam, contoh yang akan diambil
yaitu dam atau bendungan urugan, sebuah type dam yang paling banyak
dilaksanakanpada saat ini.
Sebagaimana diketahui, metoda pelaksanaan atau metoda konstruksi yang lengkap,
salah satunya akan terdiri dari site plan / site facilities, sehingga akan tergambar
jarak angkut material dan peralatan proyek.
Dengan alternatif urutan pelaksanaan per item pekerjaan yang paling baik, kita
akan bisa menghitung kebutuhan peralatan konstruksi, kebutuhan tenaga kerja
dan kebutuhan material.
Dengan demikian out putnya nanti pada pekerjaan analisa daya satuan akan
tercapai nilai harga satuan yang paling ekonomis dan efisien.
Sebelum menginjak kepada Metoda Konstruksi pekerjaan urugan dam, kita
mengambil contoh perbuatan site plan dan table dari distribusi material.
18. Site Plan, terdiri dari :
 Site facilities (contractor & engineers office)
 Penempatan batching plant, crusher plant, screener plant, sand washer
 Rock quarry dan borrow area
 Semua lokasi tersebut harus diberi jarak tempuh satu sama lain.
19. Tabel dari distribusi material
Table tersebut menggambarkan kebutuhan atau pembuangan material untuk
tiap item pekerjaan, tempat penampungan dimana (spoil atau stock pile) dan
penempatan material dilokasi konstruksi baik untuk timbunan dam, concrete,
road dan lain-lain.
Dari dua contoh tadi akan bisa dihitung kebutuhan material, tenaga kerja dan
peralatan konstruksi yang akan dipakai

2.2.1 Clearing & Grubbing


Sebelum memulai pekerjaan konstruksi Main Dam, kontraktor harus
mengupas top soil untuk membersihkan semua pohon, kayu dan kotoran
lainnya dari lokasi dam, borrow area dan quarry pekerjaan ini dapat
dilakukan lebih awal, karena pekerjaan ini tidak tergantung item pekerjaan
yang lain.
Distribusi material dan peralatan :
….. meter

bulldozer
wheel loader dump truk bulldozer

Pekerjaan galian pada bendungan biasanya terdiri dari galian tanah dan
galian batu dengan perkiraan kuantitas sebagai berikut :
1. Galian tanah ….. m3
2. Galian Batu ................................................... m3
Kontraktor akan mengalami hambatan untuk mengalami penggalian pada
lokasiyang levelnya tinggi karena akan menurunkan produktivitas peralatan
berat. Untuk itu perhitungan kapasitas peralatan berat harus disesuaikan.
Pekerjaan galian dasar sungai harus dilaksanakan sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton untuk Terowong Pengelak dan juga pekerjaan bendungan
pembantu Untuk itu pekerjaan galian pada level tanah yang tinggi harus
dilaksanakan lebih dahulu.

Distribusi material dan peralatan :


Lokasi
pembuangan

penampungan
Excavator breaker
Excavator bucket dump bulldozer
truk

2.2.2 Pekerjaan Dewatering


Dalam pelaksanaan bendungan pada saat memilih pekerjaan sementara untuk
dewatering perlu dipertimbangkan antara lain :
3. Karakteristik pengaliran air sungai, frekwensi banjir, besar banjir
puncak,besaran banjir dan lama waktu banjir.
4. Kondisi topografi dilokasi bendungan (lebar sungai, ada sudut belahan
sungai).
5. Kondisi geologi, pondasi dan ukuran dari tubuh bendungan.
6. Lama waktu pengalihan air bila dibandingkan dengan waktu pelaksana
bendungan.
Dewatering ada beberapa sistem :
1. Pengaliran air seluruhnya melalui Terowongan pengaliran.
2. Penutupan separuh sungai.
3. Dewatering sistim pompa biasa kapasitas sesuai kebutuhan
4. Dewatering sistim bertingkat

Metoda pelaksanaan adalah sebagai berikut :


2.2.2.1 Pengalihan air seluruhnya melalui terowongan pengaliran. Bila lebar
sungaitidak terlalu lebar biasanya cara ini yang dipakai.
Keuntungan yang didapat dengan cara ini antara lain :
- Seluruh permukaan yang direncanakan untuk pondasi bendungan
dapatdigali.
- Setelah selesai pekerjaan kemungkinan terowongan dapat
dipergunakanuntuk keperluan lain.
- Coffer dam (bendungan pembantu) dapat dimanfaatkan sebagai bagian
daribendungan.
Untuk menjaga adanya aliran balik (back water) dari outlet terowong
pengelak maka pada bagian belakang konstruksi bendungan perlu pula
dibuat coffer dam hilir yang sifatnya sementara asal cukup untuk menahan
air agar tidak membalik.

Terow ongan Pengelak

Coffer dam hilir


Coffer dam hulu
Coffer dam (bendungan pembantu) hulu biasanya dipergunakan menjadi
bangunan tetap merupakan bagian dari bendungan sedangkan yang bagian
hilir pada umumnya dibongkar, mengingat bila coffer dam hulu gagal
menahan banjir maka resiko yang diakibatkan akan fatal baik dari segi biaya
maupun waktu.
Sehubungan dengan hal tersebut pembangunan bendungan hulu (coffer
dam) harus dilakukan dengan hati-hati, kuat terhadap hal-hal yang
mengakibatkan

gagal dan biasanya syarat-syarat teknik /spesifikasi teknik sama dengan


spesifikasi teknik bendungan utama (Main dam).
Pelaksanaan bendungan pembantu harus dilaksanakan dengan cepat pada
waktu kemarau atau waktu air sungai rendah yang panjang, guna
menghindari musim hujan dimana terjadi banjir, waktu pelaksanaan
bendungan pembantu dapat dipercepat dengan menyiapkan stock material
timbunan sedekat mugkin dengan lokasi khususnya bila daerah
pengambilan material (borrow area) jauh dari lokasi.
Bentuk dewatewring air di lokasi bendungan utama yang diakibatkan hujan
atau dari lereng khususnya sebelum dilakukan penimbunan dapat dilakukan
dengan pompa biasa, Submersible pump yang tipe shallow well.
Untuk air yang mengalir dari tebing perlu dibuat bak / alat penampung dam
dari bak tersebut dipompa keluar dekat lokasi.
Bila diperlukan bisa dilakukan penutupan lubang dan dibuatkan saluran
permanen keluar pada prinsipnya air tersebut tidak boleh dimatikan.

2.2.2.2 Penutupan Separuh Sungai


Metode ini dugunakan biasanya bila sungai sangat lebar. Separuh dari lebar
sungai dikeringkan dengan membuat tanggul ( Coffer Dam ).
Galian untuk pondasi bendungan dikerjakan sebagian pada bagian yang
tertutup sedangkan sisanya akan dikerjakan nanti. Biasanya untuk
menyalurkan air dibuatkan saluran drainase dipondasi atau pada tubuh
bendungan
2.2.2.3 Dewatering sistim pompa biasa
- Lubang galian yang tergenang air siap dikeringkan
- Buat sumuran dipinggir galian yang posisinya lebih dalam dari elevasi
galianyang ada dan terletak diluar rencana bangunannya
- Penempatan pompa dibuat yang strategis agar tidak mengganggu
operasipekerjan yang lain.
- Apabila lubang galian cukup dengan panjang slang air maka pompa
cukupdiletakkan di permukaan tanah
- System pemompaan dimulai / diperhitungkan sebelum jam kerja sampai
kering, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak kehilangan waktu.

2.2.2.4 Dewatering sistim bertingkat


- Sistem ini dilaksanakan apabila galian cukup dalam dilereng tebing
sehingga pompa penghisap pembuang tidak bisa mencapai daerah
pembuangan
- Sistim ini seperti pompa biasa
- Pada daerah pembuangan awal (tahap 1) dibuat bak penampung
- Dari bak penampung dipompa lagi hingga pembuangan kedua dan
seterusnya seperti ke pembuangan.

Peralatan :
 Pompa air .............................................unit
 Pompa submersible .........................unit
 Slang air ................................................unit

2.2.3 Drilling dan grouting untuk main dam


Item pekerjaan untuk drilling dan groutiing contohny adalah :
7. Core drilling (pengeboran inti untuk mengetahui jenisbatuan guna

menentukan campuran / material grouting)…….m1


8. Rotary drilling holes untuk curtain grouting dibawah main

dam :Kedalaman 0 – 20 m ……. m1


Kedalaman 20 – 25 m ……. m1
Kedalaman 25 – 30 m ……. m1
9. Rotary drilling holes untuk check holes ……. m1
(76 mm dia)
10. Curtain and consolidation grouting ……. m1
(grouting operation tidak termasuk injeksi
semen)
11. Grout injection dengan material semen pasir zak/m3
Pekerjaan grouting biasanya dikerjakan sub kontraktor spesialis yang sudah
berpengalaman didalam pekerjaan tersebut.
Berikut contoh tabel untuk menghitung cycle time pekerjaan drilling dan
grouting untuk mengetahui waktu yang diperlukan didalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut.

Cycle time of drilling and grouting to one hole :

Item & time of


activity
Water
Drilling Washing test Groutin Waitin Amoun
g g t
(m (hour (hour) (hour (hour) (hour) (hour)
) ) )
Curtain grouting Ø 45 = 66 mm, l = 30 m
1 0-5 5 0,5 0,5 0,5 1,0 0,5 3,0

2.2.4 Pekerjaan Galian.


Pekerjaan galian pondasi bendungan harus dilaksanakan dengan memilih metode
yang memadai sehingga tidak memperburuk kondisi pondasi dan kekuatan dari
lapisanpermukaan pondasi dengan tubuh bendungan dapat dijaga.
Pondasi dari tubuh bendungan harus cukup mampu menahan kekuatan
hubungandaya dukung yang kuat, gaya geser, aliran buluh (piping). Apabila tidak
mampumenahan gaya tersebut diatas maupun aliran buluh, material tersebut
harus dibongkar. Namun apabila biaya pembongkaran tersebut mahal, perlu
pertimbangan masalahbiaya. Dibandingkan dengan biaya apabila pondasi tersebut
diperbaiki.

Pekerjaan galian biasanya terdiri dari galian tanah dan galian batu kuantitas
sebagai berikut :
3. Galian tanah ….. m3
4. Galian Batu ….. m3
Kontraktor akan mengalami hambatan untuk mengalami penggalian pada
lokasiyang levelnya tinggi karena akan menurunkan produktivitas peralatan
berat. Untuk itu perhitungan kapasitas peralatan berat harus disesuaikan.
Pekerjaan galian dasar sungai dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan
beton untuk Terowong Pengelak dan juga pekerjaan coffer dam. Untuk itu
pekerjaan galian pada level tanah yang tinggi harus dilaksanakan lebih
dahulu.

Distribusi material dan peralatan :


buangan

Bendungan

penampungan
Excavator breaker
Excavator bucket dump bulldozer
truk

2.2.5 Pekerjaan Timbunan Pada Bendungan.


2.2.5.1 Pekerjaan Timbunan
Metode pelaksanaan timbunan untuk bendungan antara lain sebagai berikut :
Sebelum menimbun, permukaan pondasi harus dipadatkan dan
dikasarkan dengan menggunakan bulldozer
Setelah lapisan pondasi bersih dari kotoran khususnya pada lokasi
inti, dilakukan penimbunan dengan tanah lempung setebal 10-15 cm
untuk lapisan perekat (contact zone) termasuk pada bagian lereng
bukit dan dipadatkan. Apabila tidak dilaksanakan dengan alat berat
pemadatan dapat dilakukan dengan tamping rammer namun
ketebalannya dikurangidan harus dilakukan dengan hati-hati.
Material timbunan dihampar dengan ketebalan + 20-30 cm lapis
demi lapis dengan menggunakan dozer
Material tanah lempung harus dibasahi dengan menggunakan tangki
air apabila moisture content (kurang) dan dijemur dulu apabila
moisture content terlalu tinggi, untuk mencapai moisture content
yang optimum

Lapisan timbunan harus dipadatkan dengan vibro roller atau sheep


footroller untuk mencapai kepadatan yang direncanakan
Jumlah lintasan compactor diputuskan sebelumnya pada
pelaksanaantrial embankment
Setelah top elevasi dari timbunan tercapai, finishing slope timbunan
atautrimming dilakukan dengan exacavator.

2.2.5.2 Contoh metode pelaksanaan pekerjaan Timbunan Main Dam


Mayor item dari pekerjaan Main Dam yang harus dilaksanakan terdiri dari :
1. Clearing and grubbing

a. Clearing and grubbing main dam m2

b. Clearing and grubbing borrow area m2

c. Clearing and grubbing quarry m2


2. Excavation

a. Common excavation m3

b. Rock excavation m3

3. Drilling dan Grouting


a. Rotary drilling holes untuk certain grouting dibawah Main

DamKedalaman 0 -20 m m1
Kedalaman 20-25 m m1
Kedalaman 25-30 m m1
b. Rotary drilling holes untuk test holes
m1(76 mm dia)
c. Certain dan consolidation grouting

m3 (tidak termasuk injeksi semen)

d. Grout injection dengan semen m3


4. Main Dam Embankment

a. Impervious core by special compact m3


b. Imprevious core by ordinary compact m3
c. Fine Filter m3
d. Gravel fill m3
e. Rock fill m3
f. Random fill m3
g. Rock rip rap m3
2.2.5.3 Impervious core (zone 1)
Konstruksi imprevios core dengan spesial compact membutuhkan
akurasi yang tinggi karena material harus dipilih secara khusus sesuai
spesifikasi berupa material plastis dari borrow area. Material core
dihampar dan dipadatkan secara khusus dengan ketebalan 30 cm per
layer pada permukaan pondasi dam, area yang bersinggungan dengan
spill way dan area sekitarnya.
Pada denah yang bersinggungan dengan struktur beton, material core
harus dipadatkan dengan hand held mekanikal tamper untuk menjaga
kestabilan hasil pemadatan.

2.2.5.4 Fine Filter (zone 2)


Material yang dibutuhkan untuk fine filter dan coarse filter drain zone
terdiri dari pasir dan gravel dari river deposit.
Sebelum dikirim kelokasi site, material tersebut harus diproses melalui
screening, classifying dan washing plant untuk mencapai gradasi yang
dipersyaratkan gradasi dari fine filter biasanya terdiri dari pasir dan
gravel dengan maksimum size 10 mm dan lolos saringan No. 200 (0,074
mm) dengan jumlah lebih kecil dari 5% dan tertahan / tidak lolos
saringan No. 4 (4,76 mm) dengan jumlah lebih kecil 50%.
Ketebalan untuk setiap lapisan tidak boleh lebih dari 30 cm sebelum
pemadatan. Peralatan pemadatan yang dipakai adalah vibro roller
dengan peralatan untuk menghampar memakai Dozer – setiap layer
harus dilakukan joint rip dengan excavator untuk menjamin kualitas
pemadatan.
Dump Truk

- Bullldozer
- Water tank
- Vibro Roller

2.2.5.5.Coarse filter (zone3)


Material untuk coarse filter drain terdiri dari pasir dan gravel dengan
spesifikasi dan gradasi tertentu. Sebelum dikirm ke site material harus
diproses melalui screening plant untuk mencapai gradasi yang
diinginkan. Material harus bebas dari debu dan clay untuk itu harus
dilaksanakan pencucian. Pencucian material dari sungai dilakukan
dengan excavator melalui air sungai itu sendiri sebelum dinaikkan ke
dumptruk dan dibawa ke screening plant. Pencucian pada screening
plant memakai pompa air kapasitas 200 liter /menit.
Gradasi dari coarse filter terdiri dari pasir dan gravel dengan ukuran
maksimum 50 mm dan lolos saringan no. 200 (0,074 mm) dengan
jumlah

kurang dari 5% dan tertahan / tidak lolos saringan no. 4 (4,76 m)


diameter40% dan 70%.
Ketebalan dari tiap lapis tidak boleh lebih dari 30 cm sebelum
pemadatan.Pemadatan dilakukan dengan vibro roller dan dikerjakan
dengan bulldozer. Distribusi material dan peralatan :
Dump
Truk

Bullldozer
Water tank
Vibro Roller

2.2.5.6 Rock fill (zone 4)


Pilihan untuk material rock fill berasal dari quarry dengan blasting atau
material yang sudah jadi dari river bed.
Gradasi rock fill terdiri dari well graded rock, boulders dan gravel
dengan maksimum size kurang dari 30 cm. Material tersebut tidak
melebihi jumlah sebanyak 30% lolos saringan no. 4 dan tidak melebihi
jumlah sebanyak 5% lolos saringan no. 200.
Distribusi material dan peralatan :

…… m …… m
Quarry Stock Pile Main Dam
Dum Dump
p
truk truk

Blasting Equipment

2.2.5.7 Random fill (zone 5)


Material random fill untuk dipasang pada down stream slope dari
timbunan dam dan berasal dari stock pile excavated material atau
sumber material yang lain.
Random fill material terdiri dari weathered rock material maximum size
10 cm, lolos saringan no. 200 kurang dari 30%. Tiap lapis tidak boleh
lebih dari 50 cm ketebalan sebelum pemadatan.
Pemadatan random fill seperti pemadatan pada rock
fill.Distribusi material dan peralatan :

Dump

Tangki air
Vibro Roller

2.2.5.8 Rock rip rap (zone 6)


Gradasi dari rock rip-rap terdiri dari well graded rock dengan ukuran
lebih dari 30 cm dan kurang dari 75 cm. Distribusi material sama dengan
rock fill,penempatan di site dengan bucket excavator atau hand placing.
METODE KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK

METODE PELAKSANAAN

1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi

Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut :


• Pekerjaan Tanah
Yang dimaksud pekerjaan tanah adalah sebagai berikut :
- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah kerja dibersihkan lebih dahulu dari
pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon,
dan semua material dibuang sesuai dengan tempat yang disepakati oleh
Direksi, peralatan yang diperlukan adalah bulldozer, chain saw, dump truck
dan peralatan bantu lainya. Dan apabila memungkinkan adanya pembakaran,
harus diusahakan sedemikian rupa dengan resiko akibat pembakaran
seminimal mungkin.

Apabila diperlukan, sebelum pelaksanaan galian perlu dilakukan


pengupasan / stipping lapisan humus (top soil). Setelah pelaksanaan
pembersihan, pembongkaran dan pengupasan selesai , maka dilanjutkan
dengan pekerjaan galian. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Setelah dilakukan pembersihan (land clearing ) dan pematokan batas
galian,
dilakukan penggalian dengan excavator. Tanah hasil galian akan
dikelompokkan menjadi dua macam yakni tanah yang memenuhi
persyaratan sebagai material timbunan dan material yang tidak
memenuhi syarat sebagai material timbunan.
Tanah yang dapat digunakan sebagai material timbunan ditempatkan
didekat bagian yang akan ditimbun (stock pile), diangkut dengan dump truk
atau manual dengan gerobak dorong bila volumenya tidak terlalu besar.
Sedang yang tidak dapat
digunakan sebagai timbunan dibuang ke tempat pembuangan (spoil
bank) yang disetujui Direksi. Pada lokasi pembuangan tanah hasil galian
diratakan lapis demi
lapis secara rapi sehingga tidak mengakibatkan dampak negatif pada
lingkungan disekitarnya.
Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan

Setiap tanah urugan akan dibersihkan terlebih dahulu dari akar-akar


tumbuhan, kotoran sampah lainnya. Tanah urugan berasal dari dari jenis
tanah butir (tnah ladang atau berpasir dan berupa bongkaran-bongkaran
tanah.
Setelah pekerjaan struktur selesai maka timbunan kembali (backfilling)
dari hasil galian sesuai dengan batas timbunan yang ditentukan dalam
gambar kerja.
• Pemadatan akan dilaksanakan dengan vibro roller atau stamper
tergantung pada luasan area yang akan dibackfilling.
Pelaksanaan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis setebal ± 20 cm.

• Pekerjaan Beton
- Beton Kb.-0 (1:3:5) ( Lantai Kerja spillway)

Untuk menjaga permukaan galian dan kebersihan pelaksanaan struktur


Beton Spillway, dibuatlah lantai kerja. Lantai kerja ini dilaksanakan dengan
beton mutu Kb- 0. Lantai kerja dilakukan sesegera mungkin setelah galian
selesai dikerjakan. Pelaksanaan sesegera mungkin untuk menjaga mutu
lapisan batuan , sebagai dasar pondasi. Penurunan mutu disebabkan oleh
pelapukan akibat terbukanya lapisan batuan.
Pelaksanaan lantai kerja dilaksanakan dengan ketebalan 10cm, dibuat
alur yanglebih rendah, guna mengalirkan alir permukaan.

- Pekerjaan Pembesian (Ulir)


Besi yang dipergunakan di proyek ini adalah besi deform (ulir), sesuai
spesifiksi teknis.
Jauh sebelum pelaksanaan beton, pekerjaan pembesian harus sudah
dilakukan fabrikasi. Fabrikasi material besi berdasarkan bestat pembesian
yang mengacu pada gambar desain. Semua bestat akan dimintakan
persetujuan pengerjaannya kepada direksi.
Besi besi yang telah di potong bengkok, di tempatkan sesuai bentuk dan
diameternya, untuk memudahkan penelusurannya saat penyetelan di
lapangan. Penempatan besi besi tersebut akan dilindungi dengan terpal dari
panas dan hujan, serta diberi alas.
Saat penyetelan, agar didapat rangkaian yang kokoh dan tegak, maka dibuat
semacam pendukung sementara dari balok kayu.
Penyetelan pembesian dilaksanakan segmen berselang satu segmen secara
urut dari tengah menuju inlet atau outlet.
Setiap persilangan diikat kawat beton, guna menjaga kestabilan rangkaian
dan menjaga jarak antar besi secara tepat.

- Beton Cyclop 1 : 3 : 5 (Mercu)

Pekerjaan Beton Cyclope terdapat pada bangunan mercu saluran pelimpah


(spillway). Tingkat kesulitan pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu signifikan
permasalahannya, yang sangat penting diperhatikan adalah dewatering,
karena tingkat rembes airnya sangat tinggi. Sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai harus mempersiapkan pompa benar-benar kondisi sehat Komposisi
campuran Beton Cyclope adalah 60 % batu mangga yang diaduk dengan
Kerikil dan pasir atau kekuatan beton cyclope dikategorikan antara
komposisi beton dengan pasangan batu kali. Pelaksanaan beton cyclope
dilakukan berhubung batu kali besar atau batukelapa sulit didapat.
Bahan yang dipergunakan :
• Kerikil
Batu Mangga (d = ±15 cm)
Pasir
Semen
• Air
Peralatan yang diperlukan :
• Concrete Mixer / Truck
MixerKereta Sorong
Peralatan Tukang
BatuPelaksanaan :
Membuat lokasi penumpukan material berdasarkan jenis masing-
masing untuk memudahkan pencampuran atau pengadukan komposisi
Beton Cycloop
• Membuat Takaran material berdasarkan ukuran atau dimensi
sehinga saatpencampuran mudah dilaksanakan
Aduk campuran air, pasir dan semen
Masukkan campuran kerikil sesuai dengan takaran yang telah ditentukan
Berikutnya masukkan batu mangga sesuai dengan takaran yang
telah ditentukan
• Campuran telah selesai diaduk dengan Truck Mixer lalu tuang ke
lokasi yangakan dicor atau pasang.

- Pekerjaan Beton K225 ( expose ) dan Beton K-350 (lapisan mercu)

Pemasangan bekisting dinding bagian luar dan bagian sekat segmen, juga
pembesian lantai hingga stek dinding, tahapan selanjutnya adalah
pengecoranlantai.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, diadakan joint inspection untuk
memastikan bahwa pendukung pendukung pekerjaan beton seperti
bekisting, besi, decking, kebersihan, kelengkapan sumberdaya manusia, alat
dan bahan telah memenuhi.
Material beton cair didapat dari alat pengaduk yang ada di lapangan, dan di
angkut oleh agitator truck. Sebelum beton dituang terlebih dulu dilakukan
tes slump beton, sehingga memenuhi persyaratan.
Beton dituang dengan hantaran talang yang dibuat agar tidak terjadi
segregasi atau pemisahan agregat halus dan kasar. Penuangan beton
dilakukan urut mulai dari upstream menuju down stream, dan dipadatkan
dengan concrete vibrator.
Beton diratakan hingga batas yang ditunjukkan untuk permukaan lantai
spillway. Saat beton mulai mengental, permukaan beton dihaluskan dengan
alat roskam / kasut hingga didapat permukaan yang padat dan rata.
Setelah pengecoran lantai selesai dan kering, maka dilanjutkan dengan
penyetelanbesi dinding dan bekisting dinding bagian dalam.
Setelah selesai dilanjutkan dengan pengecoran dinding, hingga beton kering
danbekisting dapat dilepas.
Semua tahapan pengerjaan beton, apabila beton telah terjadi pengikatan
akhir, maka dilakukan proses curing agar tidak terjAdhi penyusutan akibat
hidrasi. Proses curing dilaksanakan dengan pembasahan permukaan beton
selama minimal 2 x 24
jam.

Gambar 6 . Mercu Spillway

• Pekerjaan Saluran Pembuang


Item pekerjaan saluran pembuang adalah sebagai berikut :
- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)

(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1


km) padapekerjaan Tanah)
- Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan

(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian
dipadatkanpada pekerjaan Tanah)
- Gebalan Rumput

Pelaksanaan pekerjaan gebalan rumput terdiri dari persiapan,


pemotongan, pengangkutan dan menata lempengan gebalan rumput pada
tempatnya, serta memelihara lereng / tebing sedemikian rupa agar rumput
dapat tumbuh normal dan serentak. Semua bidang yang akan ditutupi
dengan gebalan rumput dihaluskan, diratakan sehingga permukaan yang
seragam dan diolah (digemburkan dengan kedalaman 3 cm). Lempengan
gebalan rumput diletkkan berjajar satu sama lain, kemudian dipadatkan
secukupnya dan diperkuat dengan tusuk bambu dengan maksud agar tidak
mudah rusak jika kena hujan, gebalan rumput disusun zigzag.
Pemeliharaan dilakukan pada areal gebalan rumput sampai rumput tumbuh
normal dan serentak.

2. Pekerjaan Bendungan Utama


Data teknis saluran bendungan utama adalah sebagai berikut :

Type bendungan : urugan random dengan inti


tegak
Tinggi bendungan :
+41.20 m
(H)Elevasi dasar :
+33.20 m
waduk :
+33.00 m
Elevasi tampungan mati (LWL)
Elevasi tampungan efektif : +57.50 m
(NWL)

Elevasi Debit Banjir (HWL) : +58.99 m

Elevasi Puncak (crest) waduk : +61.20 m

Lebar Puncak (crest) waduk : +10.00 m

Kemiringan lereng hulu : 1 : 3,25

Kemiringan lereng hilir : 1 : 2,50


AS BENDUNGAN

Gambar 7 . Typical Potongan Melintang Bendungan

• Tubuh Bendungan, L = 257.45 m


- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)
(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d
1 km)pada pekerjaan Tanah)
Untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan galian
maka dibuatkan patok-patok sebagai batas awal, batas akhir,
kemiringan galian dan elevasi rencana
Profil galian dibuat sedemikian hingga aman dari aktifitas kerja, namun
tetap dapat dipantau dengan mudah. Profil dibuat dari kayu dan papan
yang lurus dan dipasang kokoh.

- Pekerjaan Timbunan
Umum
Proyek Waduk Rajui merupakan Proyek Bendungan type urugan batu
random dengan zona inti tegak ditengahnya, Tubuh bendungan Titab
terbagi dalam bagian (zone) yang masing-masing mempunyai material
dengan spesifikasi tertentu. Masing-masing material tersebut memiliki
kemampuan yang berbeda- beda untuk dialiri air rembesan. Bagian-
bagian atau zona Bendungan Titab tersebut antara lain:
- Zona I : Inti Kedap Air
- Zona II : Timbunan Random
- Zona III : Filter Halus
- Zona IV : Batuan Rip Rap
- Zona V : Rock toe (Timbunan Batu)
Timbunan Badan Bendungan
Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau tanah
yang digalidari daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan dengan
komposisi menurut kebutuhan dari masing-masing zone pada
bendungan.
- Zona 1 (Inti kedap air)
Material zona I ini berisi bahan yang kedap air, yang berfungsi
menahan rembesan air pada bendungan, dengan persyaratan
utama:
➢ Ukuran butir maksimum 4 cm
➢ Prosentase berat butiran yang lolos saringan No.200 (0,074 mm)
lebih dari 30% dan saringan no.4 minus, lebih daripada 65%.
➢ Kadar air material rata-rata berkisar antara kadar air optimum
dan minus (-2)% dari kadar air optimum dan berat isi kering tak
boleh kurang dari 95% berat isi kering maksimal.
➢ Tidak mengandung akar-akar tanaman, tonggak tonggak kayu
,
humus dan kotoran lainnya

Pemadatan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :


a. Pemadatan Biasa
Bila masing-masing lapisan material pada kondisi dengan
kadar airdengan kadar air seperti yang di
perlukan, maka harus dipadatkan untuk mencapai berat isi
keringmaksimal 95% dengan tamping roller.
Pemadatan dilakukan 8 kali atau sesuai dengan saran Direksi.
Jumlahdilewati roller harus ditentukan berdasarkan tes
pemadatan.
b. Timbunan material zona inti kedap air (zona 1)
Material yang dipilih sampai dengan tebal 30cm diatas
permukaan fondasi bendungan (termasuk kedua abutment)
dan disekitar bangunan-bangunan pelimpah harus material
yang lebih halus dan lebih plastis daripada material di Borrow
Area.
Pada timbunan awal fondasi batuan dan pertemuan dengan
permukaan beton, material harus dihampar horizontal yang
tebalnya melebihi 6 cm bila dipadatkan. Material harus
mempunyai tingkat kadar air sampai plus 2% dari kadar air
optimal dam harus lebih basah daripada yang dispesifikasikan
bagi material zona 1 yang lain yang harus diletakkan pada
timbunan bendungan. Pemadatan harus dilakukan dengan
“tamper” mekanis (dengan tangan) atau alat lain

yang disetujui Direksi sehingga semua permukaan pondasi yang


tidakrata dan bias cukup padat terhadap bangunan-bangunan
beton.
Bila material diletakkan terhadap permukaan pondasi yang
miring, material harus ditumpuk miring dan panjangnya tidak
boleh lebih dari 2 meter dari dasar pondasi, dengan kemiringan
vertikal 1, horizontal 6 atau lebih curam, agar pemadatan
material terhadap permukaan bisa langsung. Bila ada
permukaan pondasi yang tidak rata, pemadatan material zona
kedap air dengan tamper mekanis atau disesuaikan dengan
Spesifikasi
Pekerjaan timbunan zona 1 ini akan dilaksanakan dalam waktu 28
minggu,dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 295.990 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, (1
Exc.= 2DT= 2Bz)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : 74,174 m3/jam
: 519,22 m3/hari
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 191 hari = 28 minggu

- Zona 3 (Timbunan Filter/ Pasir)


Pada Proyek Waduk Rajui Zona Filter terdiri dari 2 macam yaitu
filter halus dan filter transisi (kasar), filter halus terdiri dari
gabungan gravel dan pasir bersih (sirtu). Material ini diambil dari
deposit quarry, akan tetapi apabila terdapat lokasi lain yang
memenuhi dan dapat digunakan maka dengan persetujuan direksi
akan menggunakan dari lokasi tersebut. Sebelum dibawa ke lokasi
bendungan material ini harus melalui proses penyaringan atau
pengayakan dan proses pencucian, agar tidak terkontaminasi
material kasar diatas diameter yang ditentukan serta material
bersih dari kotoran dan Lumpur dan tanpa kohesi. Diameter
terbesar material tidak boleh lebih dari 80 mm dan harus
mengandung pecahan yang lolos

saringan minus nomor 200 yang jumlahnya kuranag dari 5% dan


plus nomor 4 (4,76 mm) kurang dari 35%. Material zona 2C harus
bersih tanpa kohesi dan terdiri dari andesit dengan ukuran partikel
maksimum 15 cm dan mengandung pecahan minus nomor 4 (4,76
mm) sebanyak kurang dari 30%.
Penghamparan dilakukan per layer dengan tebal tidak boleh
melebihi 30 cm. Alat yang digunakan untuk penghamparan material
menggunakan Buldozer sedangkan pemadatannya menggunakan
Vibratory Roller.
Pekerjaan timbunan zona 3 ini akan dilaksanakan dalam waktu 12
minggu,dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 34.812,67 m3
Peralatan Yang Dipakai : Buldozer, V. Roller (Material
diterima
dilokasi kerja 1Bz = 1VR)
Jumlah Peralatan : 2 unit
Produktifitas : 31,48 m3/jam
: 220,36 m3/hari
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 79 hari = 12 minggu

- Zone 2 (Random Tanah) dari Borrow area dan Hasil Galian


Zona 2 (random tanah) diperoleh dari quarry tanah atau dari hasil
galian yang memebuhi syarat untuk menjadi material random
tanah, material dari quarry tersebut di kumpulkan di stock pile.
Kemudian batu pada stock pile tersebut diangkut ke dump truck
menggunakan excavator, untuk diangkut menuju lokasi bendungan.

Pekerjaan timbunan zona 2 dari Borrow area ini akan


dilaksanakan dalamwaktu 31 minggu, dengan analisa seperti berikut
ini :
Volume : 32.7866,20 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, V. Roller
(1 Exc.= 2 DT= 2Bz = 2VR)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : 74,17 m3 /jam
: 519,22 m3 /hari
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 211 hari = 31 minggu

Pekerjaan timbunan zona 2 dari hasil galian akan dilaksanakan dalamwaktu 10 minggu,
dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 103423,25 m3
Peralatan Yang Dipakai : Excavator,Buldozer,V. Roller
(1 Exc. = 2 Bdz = 2 DT)
Jumlah Peralatan : 3 unit
Produktifitas : 74,17 m3 /jam
: 519,22 m3 /hari
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 67 hari = 10 minggu

- Zona 5 (Zona Timbunan batu).


Material zona random batu segar akan diletakkan pada fondasi
bendungan yang sudah siap. Ukuran dan gradasi material zona
random batu segar harus diperiksa oleh direksi sebelum
pelaksanaan pemadatan dilakukan. Material ini melalui proses
yang tidak jauh berdeda dengan filter halus yaitu mellalui proses
screening dan pencucian menggunakan pompa bertekanan
Proses penghamparanya tidak boleh melebihi 30 cm per layer.

Pekerjaan timbunan zona 5 dari hasil galian akan dilaksanakan


dalamwaktu 3 minggu, dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 3.227,41 m3
Peralatan Yang Dipakai : Buldozer, V. Roller
(Material diterima dilokasi kerja
1Bz
=1VR)
Jumlah Peralatan : 1 unit

Produktifitas : 31,48 m3/jam


: 220,36 m3/hari
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 15 hari = 3 minggu
- Zone 4 ( Rip rap )
Material rip rap berasal dari quarry atau site lain yang
disetujui oleh Direksi. Gradasi material Zone 4 terdiri dari material
yang bergradasi bagus dengan ukuran partikel lebih dari 30 cm dan
kurang dari 100 cm. Pondasi di bawah Zone 4 dipadatkan dan
direkatkan dengan lapisan 1 mengunakan peralatan bucket
excavator. Pendistribusian material Zone 6 tidak berbeda dengan
pedistribusian untuk Zona 4.

Pekerjaan timbunan zona 4 dari hasil galian akan dilaksanakan


dalamwaktu 3 minggu, dengan analisa seperti berikut ini :
Volume : 16.944,52 m3
Produktifitas : 180,28 m3 / Group Alat + Pekerja / hari
Jumlah Group : 1 group
Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x
ProduktifitasPerhari))
: 94 hari = 14 minggu

• Drainase Air Hujan Pada kaki Bendungan


Pekerjaan drainase air hujan pada kaki bendungan (down stream). Item
pekerjaannya adalah sebagai berikut :

- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)

(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1


km) padapekerjaan Tanah)
- Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan

(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian
dipadatkanpada pekerjaan Tanah)
- Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 : 4
Bahan yang dipergunakan:
O Batu
O Semen
O Pasir
O Air
Peralatan yang diperlukan:
O Concrete Mixer
O Ember
O Bucket
O Talang Kayu
O Peralatan
TukangPelaksanaan:
O Material yang dibutuhkan telah tersedia
O Material batu yang digunakan berasal dari sungai atau gunung.
O Pada pasangan batu kali disusun secara rapi dan rapat sedemikian
rupa. Pekerjaan pasangan batu kali menggunakan campuran Pc : Psr =
1 : 4 (1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir)
O Buatkan Bowplank untuk pedoman pelaksanaan
O Komposisi campuran telah dipersiapkan
O Peralatan cor telah stand by berdasarkan pengecekan peralatan
O Kondisi Agregat kasar dan halus telah bersih
O Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batu kali,
air) dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi
pelaksanaan pekerjaan.
- Pekerjaan Plesteran 1 : 3

Pelaksanaan:
O Pekerjaan plesteran dan siaran, menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr
untuk pekerjaan plesteran. Bidang plesteran harus padat merata,
dikerjakan lapis demi lapis hingga memenuhi ukuran sesuai dengan
gambar kerja/ gambar rencana atau minimal 1,5 cm.
O Bidang pasangan batu yang akan diplester dan disiar harus bersih
dari kotoran tanah, lumpur, dan residu, sisa campuarn dan kotoran
lainnya yang dapat mengurangi daya lekat plesteran/ siaran.
O Untuk pekerjaan perbaikan siaran/ plesteran, siaran/ plesteran yang
telah rusak harus dikupas terlebih dahulu hingga permukaan
bidangnya kasar dan bersih, kemudian disiram mortar (air semen)
agar pekerjaan siaran/ plesteran yang baru dapat melekat kuat
menjadi satu kesatuan dengan pasangan/ plesteran/ siaran yang lama.
O Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batukali, air)
dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan
pekerjaan ini.

• Perkerasan Puncak Bendungan, L = 257.45 m


Item pekerjaannya adalah sebagai berikut :
- Pekerjaan Paving Block

Bahan yang dipergunakan:


O Paving block
O Pasir
Bahan yang dipergunakan:
O Peralatan tukang batu
O Sekop untuk meratakan
pasirPelaksanaan:
O Tanah yang dipadatkan harus sesuai dengan elevasi yang diinginkan.
O Di atas tanah yang sudah dipadatkan dihampar pasir yang
dipadakan dandiratakan.
O Dilakukan pemasangan paving block satu persatu, pada sisi
paving blockdengan sisi yang lain diberi space 1 cm.
O Pada space yang kosong tersebut diisi dengan pasir.

3. Pekerjaan Instrumentasi
Pekerjaan instrumentasi pada bendungan berupa peralatan peralatan yang
digunakanuntuk memonitor kondisi bendungan, sehingga bisa dideteksi
kemungkinan kemungkinan yang terjadi seperti tingkat rembesan air,
penurunan timbunan dansebagainya.
Pekerjaan instrumentasi pada pembangunan Waduk Rajui ini terdiri dari :
Vibrating Wire
Piezometer Open
Stanpipe Piezometer
Inclinometer dan
Settlement
Alat ukur Rembesan
Alat ukur Deformasi Eksternal
Semua peralatan instrumentasi ini kecuali alat ukur deformasi eksternal
dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan timbunan tubuh bendungan.
Pemasangan instrumentasi dilaksanakan secara bertahap, mengikuti progres
pelaksanaan pekerjaan timbunan tubuh bendungan.

Anda mungkin juga menyukai