Anda di halaman 1dari 5

BAB IX

KONSEP UTANG

Deskripsi Materi:
Pada bab ini menguraikan tentang definisi utang, pengakuan utang, dan cara
mengukur utang

Indikator Capaian:
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. mendefinisi Utang.
2. menjelaskan Pengakuan Utang.
3. menjelaskan Cara Mengukur Utang.

KONSEP UTANG

1. Definisi Utang
Utang didefinisikan berdasarkan makna ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian/peristiwa masa mendatang, yaitu sesuatu yang dikaitkan dengan manfaat
ekonomi. Menurut FASB dalam SFAC No. 6 utang adalah pengorbanan manfaat
ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang atau
entitas untuk menyerahkan asset atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
Pengertian utang memiliki dua komponen utama, yaitu :
1. Kewajiban Sekarang
Kewajiban sekarang memiliki arti bahwa kewajiban tersebut timbul karena
pada saat sekarang suatu entitas memiliki tanggungjawab yang tidak dapat
dihindari untuk menyerahkan barang/jasa. Kewajiban tersebut timbul dari
pembelian barang/jasa dan kerugian-kerugian yang dialami dan harus di tanggung
oleh perusahaan, dan lin-lain. Kewajiban yang masih tergantung pada peristiwa
masa mendatan, tidak boleh diakui sebagai utang kecuali ada suatu kemungkinan
yang cukup besar bahwa peristiwa tersebut akan terjadi.

78
Utang juga sering disebut dengan klaim/hak tertentu pihak lain terhadap
asset suatu perusahaan. Hal ini disebabkan suatu usaha dapat memiliki asset/jasa
karena adanya pihak lain yang menyediakan dana untuk memperleh asset/jasa
tersebut. Oleh karena itu jumlah asset yan ada pada neraca pada dasarnya
merupakan klaim pihak lain terhadap sumber ekonomi perusahaan (asset),
sehingga entitas memiliki kewajiban untuk menyerahkan asset/jasa pada pihak
lain tersebut. Kewajiban tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu
kewajiban pada kreditor/utang dan kewajiban pada pemilik (owners equity).
2. Hasil Transaksi Masa Lalu
Syarat lain dari utang adalah berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi
tersebut menunjukkan transaksi yang benar-benar telah terjadi sehingga dapat
digunakan untuk memastikan bahwa hanya kewajiban sekarang yang harus dicatat
sebagai utang dalam neraca.
Syarat ini membutuhkan adanya suatu criteria khusus untuk menentukan
apakah suatu kewajiban telah terjadi atau belum. Misalnya suatu perusahaan
melakukan pemesanan pembelian barang secara kredit dengan suplier tertentu.
Aturan yang sekarang ada menjelaskan bahwa pada saat pemesanan tersebut
dilakukan, belum terjadi adanya kewajiban yang harus diakui sampai barang yang
dibeli benar-benar diterima oleh perusahaan atau telah terjadi perpindahan hak
milik atas barang tersebut. Jadi dalam hal ini dilakukan sebagai peristiwa masa
lalu adalah saat penerimaan barang, bukan saat dilakukannya pemesanan.

2 Pengakuan Utang
Pengakuan utang didasarkan konsep economic substance over legal form
bukan semata pada aspek yuridisnya. Dengan demikian, apabila apabila ditinjau dari
substansi ekonomi suatu transaksi/peristiwa memenuhi criteria utang, otomatis utang
akan diakui dan disajikan dalam neraca. Definisi FASB di atas merupakan upaya
untuk memberikan penafsiran semantic (interpretative) bagi suatu unit usaha. Dua
karakteristik yang penting adalah kewajiban tersebut sudah ada pada saat itu dan
harus merupakan hasio transaksi masa lalu. Jadi timbulnya utang tergantung pada
terjadinya suatu transaksi / kejadian yang bersifat eksternal. Transaksi tersebut dapat

79
berupa transaksi keuangan atau kejadian nn keuangan seperti timbulnya kecelakaan
yang menimbulkan kewajiban untuk mengganti suatu kerusakan.
Menurut Kohler (1970:263) seperti dikutip Chariri dan Ghozali (2001) utang
dapat terjadi karena beberapa faktor berikut ini:
1. Kewajiban legal/kontrak (contractual liabilities). Kewajiban legal adalah utang
yang timbul karena adanya ketentuan formal/kontrak (contractual liabilities).
Kewajiban legal adalah utang yang timbul karena adanya ketentuan formalupa
peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang (jasa) kepada
entitas tertentu.
2. Kewajiban konstruktif (constructive liabilities). Kewajiban timbul karena
kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk tuuan/kondisi tertentu, meskipun
secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk membayar
sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.
3. Kewajiban equitable. Kewajiban equitabel adalah utang yang timbul karena
adanya kewajiban yang diambil oleh perusahaan karena alasan moral / etika dan
perlakuannya diterima oleh praktik secara umum.
Kam (1992) dikutip Chariri dan Ghozali (2001) mengatakan bahwa utang
dapat diakui berdasarkan kondisi berikut ini:
1. Didasarkan pada hukum. Adanya dasar hukum yang menyebabkan terjadinya
utang merupakan syarat legal untuk mengakui utang, meskipun seringkali dapat
terjadi karena kewajiban equitabel.
2. Pemakaian prinsip konservatisme. Prinsip konservatisme mensyaratkan untuk
mengantisipasi kerugian dari pada keuntungan. Jadi rugi/utang akan segera diakui
kalau ada kemungkinan akan terjadi. Pencatatan terhadap rugi/utang semacam ini
merupakan praktik yang diterima umum.
3. Substansi ekonomi suatu transaksi. Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna
ekonominya telah terjadi, maka utang dapat segera diakui dan dilaporkan dalam
laporan keuangan. Substansi ekonomi berkaitan dengan relevansi informasi
akuntansi.

80
4. Kemampuan mengukur nilai utang. Kriteria ini berkaitan dengan reliabilitas
informasi. Apabila pengukuran terhadap utang sangat subyektif/arbitrer, maka
lebih baik tidak dilakukan pengukuran dan utang tidak dicatat dalam neraca.

2.3 Pengukuran Utang


Dasar pengukuran utang adalah jumah rupiah sumber ekonomi yang harus
dikorbankan apabila pada saat penilaian (pelaporan), utang dilunasi. Hal ini
disebabkan tujuan penyajian utang biasanya dikaitkan dengan masalah likuidasi.
Dengan demikian, dasar penilaian yang digunakan adalah nilai sekarang pengeluaran
kas/pengorbanan sumber ekonomi dimasa mendatang untuk melunasi utang tersebut
sampai tanggal jatuh tempo. Atau dengan kata lain, besarnya nilai utang tersebut
harus didiskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus sebagai berikut :
PV = F (1 + r) t

Keterangan:
PV = Nilai sekarang dari utang pada tanggal penilaian
F = Aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian.
R = Tingkat bunga

Weil (1990) menyebutkan bahwa pendiskontoan terhadap elemen laporan


keuangan hanya dapat dilakukan bila :
 Elemen tersebut menunjukkan klaim kepada atau kawajiban untuk membayar
sejumlah tertentu yang dapat ditaksir dengan cukup pasti.
 Perusahaan akan membayar jumlah tersebut dalam periode lebih dari satu tahun
setelah tanggal neraca
 Klaim/kewajiban timbul dari transaksi, kecuali transaksi executor contract dan
perusahaan telah mengevaluasi elemen neraca karena adanya informasi baru.

Kesimpulan:
1. Utang didefinisikan berdasarkan makna ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian/peristiwa masa mendatang, yaitu sesuatu yang dikaitkan dengan manfaat

81
ekonomi. Menurut FASB dalam SFAC No. 6 utang adalah pengorbanan manfaat
ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang atau
entitas untuk menyerahkan asset atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
2. Pengakuan utang didasarkan konsep economic substance over legal form bukan
semata pada aspek yuridisnya. Dengan demikian, apabila apabila ditinjau dari
substansi ekonomi suatu transaksi/peristiwa memenuhi criteria utang, otomatis
utang akan diakui dan disajikan dalam neraca.
3. Dasar pengukuran utang adalah jumah rupiah sumber ekonomi yang harus
dikorbankan apabila pada saat penilaian (pelaporan), utang dilunasi.

SOAL:
1. Sebutkan definisi Utang.
2. jelaskan Pengakuan Utang.
3. jelaskan Cara Mengukur Utang.

82

Anda mungkin juga menyukai