MRS3
MRS3
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko)
Dosen Pengampu :
Ana Mufidah, SE., MM (198002012000501200)
Penyusun :
Iwang Hiza R. (180810201083)
Syafiq Ramadani (180810201076)
Windi Kurnia H (180810201095
Meileni Nurhayati (180810201098)
Sabikha Anisa (180810201102)
Marisa Arum Yuliani (180810201110)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian
Risiko” sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Ucapan terima
kasih kami haturkan kepada:
1. Ibu Ana Mufidah selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Risiko.
2. Kawan kawan kelompok yang membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………… 1
1.1 Latar belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………................ 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………. 2
BAB 2. PEMBAHASAN…………………………………………….. 3
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli……………… 3
2.2 Teori Risiko………………………………………………………. 3
2.3 Tujuan Pengendalian Risiko………………………………………. 4
2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko………………………… 4
2.5 Fokus dan Waktu Pengendalian Risiko…………………………… 5
2.6 Lingkungan Pengendalian………………………………………… 6
2.7 Metode-Metode Pengendalian Risiko……………………………... 7
BAB 4. PENUTUP…………………………………………………… 16
4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 16
4.2 Saran……………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 17
iii
i
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Secara teoritis kegunaan makalah ini dapat mengembangkan wawasan dan
pengetahuan tentang pengendalian risiko.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
2. Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak
mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.
3. Unsafe act or physical hazard ( tindakkan yang berbahaya atau kondisi
fisik yang berbahaya )
4. Kecelakaan
5. Cedera
4
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan
yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang
konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam
sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi
risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing
dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi
tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna
dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara
berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk
mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.
5
Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan
munculnya risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh,
dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan
lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi
probabilitas terkena risiko digugat akibat mal – praktik, dan juga sekaligus
menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.
b.Waktu pengendalian risiko
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum,
selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan
training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum
risiko terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai
contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi
kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi.
6
manajemen. Lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan,
struktur, dan suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.
a. Menghindari Risiko
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta,
orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya
untuk sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan
kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko
berarti menghilangkan risiko itu.
Beberapa karakteristik dasar penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :
1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang
dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau
ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu
7
dihentikan.
2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu
harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu
kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.
3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan
akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan
kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang
berhubungan dengan pengangkutan darat.
Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus
diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko
yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen puncak,
maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang
harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.
Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang
disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak
diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan yang
telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.
b. Mengendalikan Risiko
Pengendalian risiko (kerugian) dijalankan dengan :
1. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.
2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan
itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :
– Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.
– Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.
3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
4. Menurut timing-nya.
Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya.
Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut
pendekatan yang dilakukan :
1. Pendekatan engineering
8
Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal
dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi syarat,
pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan
bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.
2. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )
Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal
dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak
memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis.
Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi
daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan
bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas
tergantung atas kondisi-kondisi dalam :
1. Orang yang mempergunakan jalan
2. Kendaraan
3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti
desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep Haddon ini dapat
diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain, misalnya :
Kerugian Lokasi
Kerusakan kebakaran terhadap
Bangunan.Orang yang menggunakan bangunan itu, dan masyarakat di
sekitarnya.
Tanggung – gugat produk pemakai produk, pembuat produk-produk itu dan
lingkungan hukum.
Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :
1. Sebelum kecelakaan.
2. Selama kecelakaan terjadi.
3. Sesudah kecelakaan itu.
9
Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan
antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan
definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.
Analisis Kerugian
Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali kerugian perlu
untuk membangun :
1 Jaringan pemberi informasi
2 Formulir unutk melaporkan kerugian
Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utam tempat terjadinya
kecelakaan ialah yang bertangung jawab memberikan informasi tentang kronolagi
terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir dengan sempurna merekan akan lebih
waspada terhadap kecelakaan.
Informasi yang tersedia dapat di gunakan untuk
1 Mengukur peformance manajer lini
2 Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan
3 Mengidentifikasikan hazard yang tersangkut dengan kerugianitu
4 Menyediakan informasi yang dapat di guanakan untuk memotifasi
manajer dan para karyawan.
10
Informasi selanjutnya dapat di peroleh dari data statistik.dengan
iformasi dari statistik ini dapat dibandingkan pengalaman perusahaan sendiri.
Selanjutnya dengan memanfaatkan informasi statistik dapat dapat mengetahui
karakterrisitk kecelakaan yaang sering terjadi.
Analisis Hazard
Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif
terhadap bencana yang menimbulkan kerugian, dan kerugian adalah
penyimpangan yang tidak diharapkan.
Ada 4 (empat) tipe hazard yaitu :
Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik
secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadi
suatu peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.
Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta
kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril
ataupun suatu kerugian.
Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak mengingatkan
terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa ia telah
memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta miliknya, maka seringkali
menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. Keadaan yang demikian itu
akan dapat memperbesar terjadinya suatu kerugian.
Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-
undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau pun
kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu peril.
Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah :
1 Checklist
2 Fault tree analysisi ( liaht mehr and hedges 1974,p.431)
11
d. Menentukan Kelayakan Ekonomi
Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari sudut
manfaat dan biayanya yang harusnya bersifat economical feasible. Oleh karena itu
perlu dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut :
a. Biaya yang timbul karena peril (kecelakaan)
Biaya atau kerugian yang timbul karena peril yang sering diperhitungkan atau
dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini karena
adanya kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak terlihat secara langsung pada
saat peril terjadi. Biaya atau kerugian tersebut diantaranya :
1 Biaya karna hilangnya waktu kerja
2 Biaya karna hilangnya waktu kerja pengawai lainya
3 Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan
form laporan kecelakaan dan waktu untuk mengajarkan penganti karyawan yang
cedera
4 Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainya
5 Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera
6 Hilangnya waktu produksi
12
d. Evaluasi
Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan
1. Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha tersebut.
2. Apakah kebijakkan keselamatan ( safety policy) dan prosedur yang di anjurkan
oleh manajer risiko ada di jalankan.
3. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk pencegahan,
misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi peril, keparahan
kerugian, yang harus dianalisis secara agregat.
e. Pemisahan Risiko
Yang dimaksud dengan pemisahan risiko ialah kegiatan memisahkan atau
menyebarkan harta yang menghadapi risiko sama, menggantikan penempatan
dalam satu lokasi.
Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan
dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan
barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau
lebih.
Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu
peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka
probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan
perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.
13
truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi
mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar
orang atau perusahaan.
g. Pemindahan Risiko
Memindahkan atau mentransfer risiko terjadi apabila seseorang mengalami
kerugian di mana akibat keuangan dari kerugian tersebut sebagian atau seluruhnya
ditanggung oleh orang lain.
14
Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari
tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk
transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara
ketiga dalam risk control transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak
bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk
dibayar.
15
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. pengendalian risiko adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana
suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu tindakan untuk
menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
2. Teori risiko terbagi menjadi 2, yaitu, teori domino yang di cetuskan oleh
Heinrich pada tahun 1959, dan teori risk chain yang dicetuskan oleh Mekhofer,
1987.
3.Tujuan dari pengendalian risiko adalah sebagai pijakan dalam pengambilan
keputusan oleh perusahaan sehingga dapat menekan risiko yang ditanggung
seminimun mungkin.
4. pentingnya pengendalian risiko adalah sebagai peringatan dini dan bagi
manajemen di suatu perusahaan untuk bekerja proaktif dan meminimalisir
kerugian.
5. Fokus pengendalian risiko diantaranya yaitu mengurangi probabilitas
terjadinya risiko dan konsekuensi dampak risiko. Waktu pengendalian risiko dapat
dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadinya risiko.
6. Metode pengendalian risiko diantaranya, adalah menghindari risiko,
mengendalikan risiko, analisa kerugian dan hazard, pemisahan risiko, kombinasi,
dan pemindahan risiko.
4.2 Saran
Dengan diperolehnya gambaran mengenai pengendalian risiko diharapkan
dapat memberikan pemahaman bahwa dalam melakukan manajemen dalam suatu
perusahaan diperlukan tindakan dengan metode tertentu untuk meminimalisir
terjadinya kerugian
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Irham, Fahmi. 2016. MANAJEMEN RISIKO Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta.
Bandung : ALFABETA.
18