Anda di halaman 1dari 22

PENGENDALIAN RISIKO

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko)

Dosen Pengampu :
Ana Mufidah, SE., MM (198002012000501200)

Penyusun :
Iwang Hiza R. (180810201083)
Syafiq Ramadani (180810201076)
Windi Kurnia H (180810201095
Meileni Nurhayati (180810201098)
Sabikha Anisa (180810201102)
Marisa Arum Yuliani (180810201110)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
JEMBER
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian
Risiko” sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Ucapan terima
kasih kami haturkan kepada:
1. Ibu Ana Mufidah selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Risiko.
2. Kawan kawan kelompok yang membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik  di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Jember, 5 Maret 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………… 1
1.1 Latar belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………................ 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………. 2
BAB 2. PEMBAHASAN…………………………………………….. 3
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli……………… 3
2.2 Teori Risiko………………………………………………………. 3
2.3 Tujuan Pengendalian Risiko………………………………………. 4
2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko………………………… 4
2.5 Fokus dan Waktu Pengendalian Risiko…………………………… 5
2.6 Lingkungan Pengendalian………………………………………… 6
2.7 Metode-Metode Pengendalian Risiko……………………………... 7
BAB 4. PENUTUP…………………………………………………… 16
4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 16
4.2 Saran……………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 17

iii
i
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Risiko berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
risiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend
utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara
konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui pengendalian risiko
yang dilakukan dengan metode-metode pengendalian risiko yang terfokus untuk
mengurangi probabilitas terjadinya risiko dan mengurangi konsekuensi dampak
dari risiko tersebut, yang dilaksanakan sebelum, saat, ataupun setelah terjadinya
risiko.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi pengendalian risiko menurut para ahli?
2. Bagaimana penjelasan teori risiko?
3. Bagaimana tujuan dari adanya pengendalian risiko?
4. Bagaimana pentingnya dari adanya pengendalian risiko?
5. Bagaimana fokus dan waktu dilaksanakannya pengendalian risiko?
6. Bagaimana pelaksanaan strategi dan metode-metode dari pengendalian
risiko?

1
1.3 Tujuan
1. Secara teoritis kegunaan makalah ini dapat mengembangkan wawasan dan
pengetahuan tentang pengendalian risiko.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli


Definisi dari risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaaan yang akan terjadi nantinya dengan
keputussan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
menurut Joel G. Siegel dan Jea K. Shim menjelaskan tentang pengertian
tentnag analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko
disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi.
Jadi, jika ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan pengendalian risiko
adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan
ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Atau lebih
singkatnya adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

2.2 Teori Risiko


Untuk risiko yang tidak bisa dihindari,organisasi perlu melakukan
pengendalian risiko. Dengan   menggunakan dua dimensi yaitu probabilitas
dan severity. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas
munculnya kejadian, mengurangi tingakt keseriusan ( severity ), atau keduanya.
Ada beberapa teori yang ingin menelusuri penyebab munculnya risiko, antara
lain :
1.    Teori domino ( Heinrich, 1959 )
Teori ini mengatakan bahwa kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima tahap
berikut ini :
1.    Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu ( misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang
marah )

3
2.    Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak
mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.
3.    Unsafe act or physical hazard ( tindakkan yang berbahaya atau kondisi
fisik yang berbahaya )
4.    Kecelakaan
5.    Cedera

2.    Rantai risiko ( Risk Chain )


Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam
beberapa komponen :
1.   Hazard ( kondisi yang mendorong terjadinya risiko )
2.   Lingkungan di mana hazard tersebut berada
3.   Interaksi hazard dengan lingkungan
4.   Hasil dari interaksi
5.   Konsekuensi dari hasil tersebut

2.3 Tujuan Pengendalian Risiko


a. Perusahaan memliki ukuran kuat sebagai pijakan dala mengambil setiap
keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul bak secara jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya
kerugian dari segi finansial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko


Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau
badan usaha, diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan

4
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan
yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang
konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam
sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi
risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing
dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi
tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna
dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara
berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk
mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.

2.5 Fokus dan Waktu dilakukannya Pengendalian Risiko


a. Fokus pengendalian risiko
Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi
kemungkinan ( probability ) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan
( severity ) konsekuensi risiko tersebut.
Pemisahan ( separation ) dan duplikasi ( duplication ) merupakan dua bentuk
umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan adalah
menyebar operasi perusahaan, sehingga terjadi kecelakaan kerja, karyawan yang
menjadi korban akan terbatas.

5
Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan
munculnya risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh,
dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan
lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi
probabilitas terkena risiko digugat akibat mal – praktik, dan juga sekaligus
menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.
b.Waktu pengendalian risiko
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum,
selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan
training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum
risiko terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai
contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi
kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi.

2.6 Lingkungan Pengendalian Risiko


1. Makna lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah hal yang mendasar dala komponen
pengendalian. Terdiri atas, tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan
sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan pemilik
perusahaan.
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan
karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut.
Dari pengertian lingkungan pengendalian tersebut dapat diketahui bahwa
efektivitas pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen.
Untuk itu, manajemen dan staf harus menciptakan dan memelihara
lingkungan dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif dan dukungan
terhadap pengendalian manajemen dan kesadaran manajemen. Lingkungan
pengendalian yang positif merupakan landasan bagi seluruh standar pengendalian

6
manajemen. Lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan,
struktur, dan suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.

2. Penetapan risiko pengendalian


Merupakan proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan pengoprasian
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perusahaan dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan.
Dalam penetapan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu
melakukan beberapa hal, diantaranya :
a. mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk
mendapatkan pemahaman.
b. Mengidentifikasi salah saji material.
c. Identifikasi pengendalian diperlukan.
d. Melakukan pengujian pengendalian.

2.7 Pendekatan Pengendalian Risiko


Pengendalian risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk
menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

Pengendalian Risiko,dijalankan dengan metode berikut:

a. Menghindari Risiko
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta,
orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya
untuk sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan
kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko
berarti menghilangkan risiko itu.
Beberapa karakteristik dasar penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :
1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang
dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau
ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu

7
dihentikan.
2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu
harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu
kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.
3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan
akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan
kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang
berhubungan dengan pengangkutan darat.
Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus
diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko
yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen puncak,
maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang
harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.
Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang
disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak
diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan yang
telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.

b. Mengendalikan Risiko
Pengendalian risiko (kerugian) dijalankan dengan :
1. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.
2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan
itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :
– Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.
– Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.
3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
4. Menurut timing-nya.
Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya.
Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut
pendekatan yang dilakukan :
1. Pendekatan engineering

8
Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal
dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi syarat,
pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan
bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.
2. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )
Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal
dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak
memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis.
 Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi
daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan
bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas
tergantung atas kondisi-kondisi dalam :
1. Orang yang mempergunakan jalan
2. Kendaraan
3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti
desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep Haddon ini dapat
diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain, misalnya :
Kerugian Lokasi
Kerusakan kebakaran terhadap
Bangunan.Orang yang menggunakan bangunan itu, dan masyarakat di
sekitarnya.
Tanggung – gugat produk pemakai produk, pembuat produk-produk itu dan
lingkungan hukum.
 Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :
1. Sebelum kecelakaan.
2. Selama kecelakaan terjadi.
3. Sesudah kecelakaan itu.

9
Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan
antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan
definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.

c. Analisa Kerugian dan Analisa Hazard


Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk mengidentifikasi
dan menganalisis :
1. Kerugian yang telah terjadi
2. Hazard yang menyababkan kerugian itu atau yang mungkin menybabkan
kerugian di masa akan datang
Langkah ini memerlukan:
1. Suatu sistem pelaporan yang komprehensif
2. Inspeksi secara berkala

Analisis Kerugian
Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali kerugian perlu
untuk membangun :
1       Jaringan pemberi informasi
2       Formulir unutk melaporkan kerugian
Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utam tempat terjadinya
kecelakaan ialah yang bertangung jawab memberikan informasi tentang kronolagi
terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir dengan sempurna merekan akan lebih
waspada terhadap kecelakaan.
     Informasi yang tersedia dapat di gunakan untuk
1       Mengukur peformance manajer lini
2       Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan
3       Mengidentifikasikan hazard yang tersangkut dengan kerugianitu
4       Menyediakan informasi yang dapat di guanakan untuk memotifasi
manajer dan para karyawan.

10
          Informasi selanjutnya dapat di peroleh dari data statistik.dengan
iformasi dari statistik ini dapat dibandingkan pengalaman perusahaan sendiri.
Selanjutnya dengan memanfaatkan informasi statistik dapat dapat mengetahui
karakterrisitk kecelakaan yaang sering terjadi.

Analisis Hazard
Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif
terhadap bencana yang menimbulkan kerugian, dan kerugian adalah
penyimpangan yang tidak diharapkan.
Ada 4 (empat)  tipe hazard yaitu :
 Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik
secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadi
suatu peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.
 Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta
kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril
ataupun suatu kerugian.
 Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak mengingatkan
terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa ia telah
memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta miliknya, maka seringkali
menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. Keadaan yang demikian itu
akan dapat memperbesar terjadinya suatu kerugian.
 Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-
undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau pun
kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu peril.
Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah :
1       Checklist
2 Fault tree analysisi ( liaht mehr and  hedges 1974,p.431)

11
d. Menentukan Kelayakan Ekonomi
Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari sudut
manfaat dan biayanya yang harusnya bersifat economical feasible. Oleh karena itu
perlu dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut :
a. Biaya yang timbul karena peril (kecelakaan)
Biaya atau kerugian yang timbul karena peril yang sering diperhitungkan atau
dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini karena
adanya kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak terlihat secara langsung pada
saat peril terjadi. Biaya atau kerugian tersebut diantaranya :
1       Biaya karna hilangnya waktu kerja
2       Biaya karna hilangnya waktu kerja pengawai lainya
3       Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan
form laporan kecelakaan dan waktu untuk mengajarkan penganti karyawan yang
cedera
4       Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainya
5       Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera
6       Hilangnya waktu produksi

b. Biaya pengendalian risiko kerugian


Biaya pengadaan, pemasangan dan perawatan peralatan pengendalian
kerugian dapat di bagi menjadi 3 kategori :
1       Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencengahan
2       Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya, training, dan
sebagainya
3       Pengeluaran untuk menjalankan program

c. Membandingkan Manfaat dan Biaya


Pertama karena manfaat biaya tidak pasti, maka benefit itu harus dikalikan
dengan probobilitas sebesar mafaat itu akan terjadi. Kedua, baik manfaat (benefit)
maupun biaya bisa disebarkan pada biaya unurk beberapa tahun. Akibatnya orang
harus mebnadingkan present value dari expected cost.

12
d. Evaluasi
Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan
1. Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha tersebut.
2. Apakah kebijakkan keselamatan ( safety policy) dan  prosedur yang di anjurkan
oleh manajer risiko ada di jalankan.
3. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk pencegahan,
misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi peril, keparahan
kerugian, yang harus dianalisis secara agregat.

e. Pemisahan Risiko
Yang dimaksud dengan pemisahan risiko ialah kegiatan memisahkan atau
menyebarkan harta yang menghadapi risiko sama, menggantikan penempatan
dalam satu lokasi.
Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan
dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan
barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau
lebih.
Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu
peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka
probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan
perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.

f. Kombinasi atau Pooling


Kombinasi atau Pooling merupakan suatu metode pengendalian risiko yang
dilakukan dengan cara melakukan tindakan kombinasi dari metode-metode yang
ada, baik itu penghindaran risiko, pengendalian risiko, pemisahan risiko maupun
pemindahan risiko. Dengan tujuan untuk meminimalkan dampak risiko yang
mungkin terjadi.
Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan
perkembangan internal. Misalnya, perusahaan angkutan memperbanyak jumlah

13
truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi
mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar
orang atau perusahaan.

g. Pemindahan Risiko
Memindahkan atau mentransfer risiko terjadi apabila seseorang mengalami
kerugian di mana akibat keuangan dari kerugian tersebut sebagian atau seluruhnya
ditanggung oleh orang lain.

Alasan Memindahkan Risiko


• Kerugian yang terjadi diperkirakan terlalu besar untuk ditanggung sendiri
dan atau dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan.
• Sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku yang
mewajibkan perusahaan mentransfer kerugian tertentu kepada orang lain.
• Pemindahan kerugian telah diperhitungkan sebagai cara yang paling
efisien, meskipun ada kewajiban menanggung sendiri dan tidak ada ketentuan
yang mewajibkannya.
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan
kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan
transaksi atau kontrak.
Contoh : Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan sendirinya
telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan pemilikan gedung itu kepada
pemilik baru. Ada perusahaan yang menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan
kepada kontraktor, dengan tujuan untuk memindahkan segala risiko yang
berhubungan dengan pekerjaan itu.
2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
Contoh : Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin sanggup
mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab kerusakan gedung karena
kealpaan si penghuni.

14
Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari
tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk
transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara
ketiga dalam risk control transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak
bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk
dibayar.

15
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. pengendalian risiko adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana
suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu tindakan untuk
menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
2. Teori risiko terbagi menjadi 2, yaitu, teori domino yang di cetuskan oleh
Heinrich pada tahun 1959, dan teori risk chain yang dicetuskan oleh Mekhofer,
1987.
3.Tujuan dari pengendalian risiko adalah sebagai pijakan dalam pengambilan
keputusan oleh perusahaan sehingga dapat menekan risiko yang ditanggung
seminimun mungkin.
4. pentingnya pengendalian risiko adalah sebagai peringatan dini dan bagi
manajemen di suatu perusahaan untuk bekerja proaktif dan meminimalisir
kerugian.
5. Fokus pengendalian risiko diantaranya yaitu mengurangi probabilitas
terjadinya risiko dan konsekuensi dampak risiko. Waktu pengendalian risiko dapat
dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadinya risiko.
6. Metode pengendalian risiko diantaranya, adalah menghindari risiko,
mengendalikan risiko, analisa kerugian dan hazard, pemisahan risiko, kombinasi,
dan pemindahan risiko.

4.2 Saran
Dengan diperolehnya gambaran mengenai pengendalian risiko diharapkan
dapat memberikan pemahaman bahwa dalam melakukan manajemen dalam suatu
perusahaan diperlukan tindakan dengan metode tertentu untuk meminimalisir
terjadinya kerugian

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Irham, Fahmi. 2016. MANAJEMEN RISIKO Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta.
Bandung : ALFABETA.

Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung : CV Pustaka Setia

Pane, Fitri. 2014. Penanggulangan Resiko. [SUMBER ONLINE].


http://fitriahpane.blogspot.com/2014/01/penanggulangan-resiko.html
Kangari, R. 1995. Risk Management Perceptions and Trends of U.S.
Construction. Journal of Construction Engineering and Management.
ASCE. December.
Seravine. 2011. Teknik-Teknik Manajemen Resiko. [SUMBER ONLINE].
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/12/teknik-teknik-
manajemen-risiko.html
Sukhron, Ahmad. 2017. Manajemen Resiko. [SUMBER ONLINE].
https://ahmadsukhron28.blogspot.com/2017/10/manajemen-resiko.html
Mardhani, Dessy Sri. 2016. Pengendalian Risiko. [SUMBER ONLINE].
http://dessysrimardhani.blogspot.com/2016/04/pengendalian-risiko-
manajeman-risiko.html
Tim Pengendalian Risiko. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
{SUMBER ONLINE]. https://slideplayer.info/slide/2927803/

18

Anda mungkin juga menyukai