Anda di halaman 1dari 237

SUTT SUTET & TRANSFORMATOR

SUTT,
TENAGA
BAGIAN I

SUTT & SUTET

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


BAB I
PENAMPILAN / ANATOMI SUTT

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


1
TYPE DAN FUNGSI TIANG

NO Tipe Tiang Notasi Istilah asing Fungsi


1 Penyangga (D) Draagmast Menyangga konduktor, jalur saluran lurus
Suspension tower
Angle susp.tower Idem, sudut maks.20o
2 Penegang (A) Afspanmast Menambat dan menahan tarikan konduktor dari
Tension tower 2 sisi seksi saluran (1 seksi ≤ 3 km, ≤ 12
Tension tower gawang)
3 Ahir (E) Eindmast Menahan tarikan konduktor, 1-sisi
Dead-end tower
4 Sudut (H) Hoekmast Menahan tarikan konduktor dari 2 arah sudut
Angle tower
5 Cabang (T) Aftakmast Pencabangan saluran
Branch line tower
6 Pelintasan (K) Kruisingen Melintasi jalur fasilitas lain
Transportasi (WA) Transposition tower Merubah posisi kawat fasa

2
Beban berat tiang & lengannya
lengannya, konduktor
konduktor, isolator & asesorisnya
asesorisnya.

Tekanan angin datar tegaklurus arah saluran pada tiang dan ½ panjang saluran kedua sisi tiang.

Tekanan angin searah saluran pada tiang, isolator & asesoris.

Gaya tarik kerja maksimum dari seluruh konduktor.

3
Tiang harus diperhitungkan pula terhadap kemungkinan timbulnya gaya torsi karena ketidak
seimbangan, oleh gaya-tarik-kerja maksimum dari satu konduktor.
Tiang tipe D : 50% gaya tarik kerja maksimum dari satu konduktor pada satu sisi, tanpa
tekanan angin
angin.

Tiang tipe A, H dan E : 100% gaya-tarik-kerja maksimum dari satu konduktor pada satu sisi,
tanpa
p tekanan angin.
g

Gaya torsi maksimum yang dapat terjadi pada tiang dan lengannya karena ketidak seimbangan
gaya tsb.diatas.

4
CONTOH BEBERAPA JENIS ISOLATOR

Satu Untai Isolator


Contoh Isolator Batang Gantung 230 kV:

5
JUMLAH ISOLATOR MENURUT TEGANGAN SALURAN

Jumlah Isolator Standar (10"x 5¾")


Teg.nom. 69 kV 115 kV 138 kV 150-161kV 230 kV 345 kV 500 kV
Jumlah 4 6 8 9 14 I 22 V 28
Isolator 6 8 10 11 16 I 25 V 34
/ untai 8 10 12 14 20 V 30 V 42

Catatan : * = tipe khusus.


Sumber : T & D Westinghous
Westinghous.

Keterangan : isolator kondisi ringan, sedang, berat (baris atas-bawah),


tergantung pada : intensitas petir, tahanan kaki tiang dan polusi

6
PERLENGKAPAN ISOLATOR

KLEM GANTUNG KLEM TEGANGAN TARIK

KAIT GANTUNG ATAS KAIT GANTUNG BAWAH

TANDUK BUSUR ( ARCHING HORN)

7
CONTOH : UNTAIAN (STRING) UNTAIAN TARIK TUNGGAL & GANDA
ISOLATOR GANTUNG

8
JARAK BEBAS

JARAK ANTAR KONDUKTOR

dimana : δ = jarak antara kawat di andongan


Menurut VDE : terendah [m]
k = faktor ayun tergantung angin & Dkawat
Un
δ = k b + lk + datar 0,7 - 0,6 ; vertikal : 0,95 - 0,7
150 b = panjang andongan [m]
lk = panjang renteng isolator [m]
Menurut VAB : dimana : Un = tegangan nominal antar kawat [kV]
(Voorschriften voor den Aanleg van Buitenleidingen) δ = jarak antara kawat di andongan
terendah [m]
6D Un D = diameter kawat [[mm]]
δ= b+ b = panjang andongan [m]
g 150 g = berat konduktor [kg/km]

9
JARAK BEBAS UNTUK MACAM
MACAM--MACAM LINTASAN

Jarak hantaran udara tegangan tinggi dengan bagian benda di sekitarnya


sekurang-kurangnya harus memenuhi angka-angka seperti dalam tabel berikut :

Jarak Ruang Bebas Min. [ m ] doubl.-singl.


PUIL 77 PUIL + PLN Merz-Mc.Lell.
Tempat Teg Saluran 70 kV
Teg.Saluran 150 kV 380 kV 500 kV 500 kV
Lapangan terbuka luar kota 6,5 7,5 8,5 9,3 10 - 11
Jalan raya 8 9 10 10,8 15
Pepohonan 35
3,5 4 5 58
5,8 85
8,5
Bangunan tidak tahan api 12,5 13,5 14,5 15,3 14 - 15
Bagian bangunan tahan api 3,5 4,5 5,5 6,2 8,5
SUTT lain, SUTR, telekomunikasi 3 4 5 5,8 8,5
Rel kereta api biasa 8 9 10 10,8 15
Jembatan besi, kerangka besi k.a 3 4 5 5,8 8,5
g kapal
Tiang p saat air ppasang
g 3 4 5 5,8 8,5

10
11
12
Untuk
U t k perlindungan
li d tterhadap
h d b bahaya
h k
kebakaran,
b k maka
k jjarak
k minimum
i i antara
t gedung
d d
dengan proyeksi
k i
proyeksi hantaran paling luar pada bidang datar yang melewati bagian bawah kaki tiang adalah :
20 m bagi pondasi yang letaknya terdekat dengan SUTT
20 m bagi pompa pompa/tangki bensin diukur sampai bagian yang menonjol terdekat
dengan SUTT.
50 m bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki terdekat dengan SUTT.
3 m bagi pagar.

13
14
15
16
CONTOH JARAK BEBAS PADA SALURAN 500 KV SIRKIT TUNGGAL

Contoh Jarak-bebas
Jarak bebas pada Saluran 500 kV Sirkuit Tunggal :

andongan
g
o
40

7m
7m jarak bebas

ruang bebas ruang bebas

o
45
8,5 m
20 m 24 m 20 m

17
PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET PADA MANUSIA

Pengaruh Medan Elektromagnet pada Manusia


( Abd.Kadir )
Pengaruh medan terhadap manusia, tergantung dari besarnya kuat medan itu sendiri.
Pada tingkat rendah (kuat medan ‹ 8 kV/m
kV/m, mulai terasa seolah-olah ada yang merayap
pada kulit, bulu badan mulai berdiri; kuat medan yang lebih tinggi lagi rambut kepalapun
mulai berdiri. Kuat medan listrik yang tinggi akan membahayakan manusia, apalagi bila
lama berada dalam medan tersebut.

Kuat Medan Elektromagnet dibawah Pengaruh Medan Elektromagnet


Saluran (Merz & Mc.Lellan) (Abd.Kadir)

Tegangan nom.: 500 kV 2-sirkit 1-sirkit Kuat Medan Listrik Batas Waktu Aman
Jarak bebas ke tanah [kV/m] [kV/m] [kV/m] per 24 jam
11 m 7,4 9,1 hingga 5 tidak terbatas
15 m 42
4,2 57
5,7 5 - 10 3 jam
18 m 3 4,2 10 - 15 1,5 jam
15 - 20 10 menit
20 - 25 5 menit

18
KONDUKTOR

JENIS KONDUKTOR

Contoh beberapa
p Jenis Konduktor

Konduktor AAAC

Konduktor ACSR →

19
KORONA DAN BENTUK KONDUKTOR KHUSUS

Gejala Corona dan konduktor berkas

Bila tegangan saluran dinaikkan terus menerus, maka pada suatu tegangan kritis visual,
pada permukaan konduktor akan tampak cahaya violet yang disertai suara mendesis dan
t i
tercium b
bau ozon. G
Gejala
j l iinii di
disebut
b tkkorona, yang d
dapatt menimbulkan
i b lk rugii d
daya d
dan gangguan
komunikasi radio.
Korona mulai terjadi pada gradien tegangan 30 kV/cm, dimana tegangan tembus udara terjadi.
Tegangan kritis, dimana korona mulai timbul (Vo), dipengaruhi oleh : kepadatan udara, tekanan
udara, cuaca dan jari-jari konduktor, serta kondisi permukaan konduktor.

Maka untuk mengurangi pengaruh corona, diameter elektrik kawat diperbesar dengan cara
penggunaan konduktor berkas atau konduktor bolong ; serta diusahakan agar permukaan
konduktor tetap halus (tidak tergores). Demikian pula tanduk isolatornya berbentuk gelang
atau bola untuk memperbesar diameter elektriknya.

konduktor

pengikat

Konduktor bolong Konduktor bolong Berkas a' 4 konduktor


"Anaconda" (holow conductor)

20
PENGARUH GETARAN KARENA ANGIN PADA KONDUKTOR

Angin dan getaran pada konduktor

Angin yang bertiup terus menerus menimbulkan getaran dan goyangan pada konduktor yang
dapat menyebabkan kelelahan pada ujung klem, dan lama kelamaan merusak konduktor.

Untuk itu bagian konduktor pada klem tumpu/gantung diperkuat dengan potongan kawat yang
disebut "armor-rods" dan memasang alat peredam getaran "stockbridge damper" diujung

Armor rods →

Stockbridge damper

21
BAB II
PENAMPILAN / ANATOMI SUTT

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


PENGERTIAN

ANDONGAN ( Sag, Doorhang, Lendutan, Julai)

gawang ( a )

← konduktor / kawat andongan ( b )

(h)
tiang → jarak bebas ( c )

22
PERHITUNGAN ANDONGAN

Perhitungan Andongan :
( Sumber : Hutauruk )
Y

a S.sin φ S
B A φ S.cos φ

s b
X→ Gaya :
-a/2 H 0 Gs a/2 H = S.cos φ
G.s = S.sin φ

Persamaan lengkungan (rantai, caternary) :


a = panjang gawang (span) [m]
b = andongan (sag) [m]
H ⎡ ⎛G ⎞ ⎤
y= ⎢ cosh ⎜ . x − 1⎥ L=2s = panjang kawat [m]
G ⎣ ⎝H ⎠ ⎦ S = gaya tarik pd.kawat [kg]
G = berat kawat [kg/m]
H = gaya horisontal kawat [kg]

23
Andongan, b = y pada x = a/2,
2
q = luas penampang kawat [mm ]
2
⎛ a ⎞ σ = H/q = tegangan spes.kawat [kg/mm ]
b = C .⎜ cosh −1 γ = G/q = berat spes.kawat
spes kawat [kg/m.mm
2
[kg/m mm ]
⎝ 2C ⎠ C = σ/γ = H/G [m]

Untuk perhitungan praktis, diuraikan dalam deret,


2 4
b = C.[1 + (1/2)(a/2C) + (1/24)(a/2C) + . . . − 1]
2 4 3
b = a /8C + a /384C + . . . .

Panjang kawat (L) :

s = (H/G).sinh[(G/H).x]
L = 2s = 2C.sinh(a/2C)

diuraikan dalam deret :


3
L = 2C[(a/2C) + (1/6).(a/2C) + . . . .]
3 2 5 4
L = a + a /(24C ) + a /(1920C ) + . . . .

24
Gaya tarik kawat (S) pada ujung A, (x=a/2) :

S = H.cosh[(G/H).x → S = H.cosh(a/2C)

diuraikan dalam deret :

S = H.[1 + (1/2).(a/2C)2 + (1/24).(a/2C)4 + . . . .]


2 2
S = H + a G /8H + . . . .
2
σ = H/q = tegangan spes.kawat [kg/mm ]
2
Persamaan pendekatan : γ = G/q = berat spes.kawat [kg/m.mm ]
C = σ/γ = H/G [m]

a2 a3 a 2G 2
b= L=a+ S=H+
8C 24C 2 8H

25
ANDONGAN PADA TITITK TUMPU BERBEDA TINGGINYA

Pendekatan kasar :

2 2
r =a +k
2
; dengan pendekatan : b = r2γ/8σ dan b' = (r/a).b = r3γ/(8a.σ)

Perhitungan berdasarkan kurva parabola (persamaan kuadrat) :

Kurva rentangan kawat = persamaan kuadrat : Y = A.X^2 + C ( B = 0, kurva simetris sumbu Y ).


Dengan diketahui koordinat titik P dan Q, dan koefisien A, maka posisi tiap titik pada kawat
dapat dihitung.

Q (Y2;X2)
r
k

d b a
P (Y1;X1) b'
b1

X
0
2 2 2 2
Andongan : b = a /8C = a γ/8σ = (X/2) γ/8σ = X γ/2σ → γ/2σ = A.
A
2
Persamaan kuadrat kurva kawat : Y = Α.X + C ( B = 0, kurva simetris sumbu Y ).
X1 = (Y2−Y1)/(2*A*(X2−X1))−(X2−X1)/2 b1 = A*X1^2
C = Y1 − b1 d = X1*(Y2−Y1)/(X2−X1) b' = b1+d
b = b' *(X2−X1)/((X2−X1)^2 + (Y2−Y1)^2)^0,5 26
PENGARUH SUHU DAN ANGIN PADA KAWAT

PENGARUH SUHU

Pengaruh suhu :

Lt2 − Lt1 = ℓo[α(t2 − t1) + (σt2 − σt1)/E + (α/E).(t2σt2 − t1σt1)]

Lt2 − Lt1 = ℓo[α(t2 − t1) + (σt2 − σt1)/E ] (α/E).(t2σt2 − t1σt1) diabaikan


o
dimana : ℓo = panjang kawat tidak ditegang, t=0 C [m]
o
ℓt = panjang kawat tidak ditegang, t=t C [m]
o
t = suhu kawat [ C]
o
Lo = panjang kawat ditegang, t=0
0 C [m]
o
Lt = panjang kawat ditegang, t=t C [m]
o
α = koeffisien muai panjang kawat [ / C]
2
E = modulus elastisitas kawat [[kg/mm
g ]
o
σt = tegangan spesifik kawat, t=t C

27
PENGARUH ANGIN

Pengaruh angin :
P = tekanan angin [kg]
P = f.d.p.F f = faktor bentuk
2 2
p = tekanan angin spesifik = v /16 [kg/m ]
v = kecepatan angin [m/det]
2
F = luas permukaan kawat ⊥ angin [m ]
= L x diam.kawat
d = koef.ketidaksamaan = 0,75 (Indonesia)
(Hutauruk)

Tinggi Kawat [ m ] p [kg/m2] v [m/det.] Diameter Kawat f


0 - 25 60 31 sampai 12 mm 1,2
25 - 60 70 33,5 12 - 16 mm 1,1
60 - 100 90 38 diatas 16 mm 1,0
100 - 150 115 43 Sumber : Hutauruk
150 - 200 130 45,5
Sumber : Hutauruk

γw = tekanan angin spesifik = P/m/q


2
γ = berat sendiri spesifk kawat = G/q [kg/m/mm ]
2
γtot = berat total spesifik kawat [kg/m/mm ]

maka :
γ tot = γ 2 + γ w
2

28
PERHITUNGAN ANDONGAN TERKONDISI

Bentangan
g konduktor saluran udara harus memenuhi beberapa
p syarat
y :

Andongan tidak boleh turun terlalu rendah hingga melanggar "ruang bebas" yang aman dan disyarat-
kan, yang dapat terjadi karena pengaruh kenaikan suhu dan tekanan angin.
o o 2
VAB : tm = (15 − 0,55h)
0 55h) C , h = tinggi dari permukaan laut dalam hm ; tmaks
k .=
= 60 C ; p = 80 kg/m .

Tegangan konduktor tidak boleh melebihi batas yang aman yang diizinkan, yang dapat terjadi karena
g ((σmaks. ‹ ½ σputus)).
suhu yyangg menurun dan tekanan angin.

Agar peletakan konduktor ekonomis, suhu maksimum, suhu minimum, kekuatan angin dan batas
andongan maupun batas tegangan kawat perlu diperhitungkan secara komprehensif.

Tegangan tarik kerja maksimum konduktor


( VDE )
Hantaran Udara Tembaga Telanjang (BCC) 19 Kg/mm2
Hantaran Udara Aluminium Telanjang (AAC) 8 Kg/mm2
Hantaran Udara Campuran Aluminium Telanjang (AAAC) 12 Kg/mm2
Hantaran Udara Aluminium berinti Baja (ACSR) : Al/St : 7,7 10 Kg/mm2
Al/St : 6 11 Kg/mm2
ratio penampang Al/St : 4,3 11,5 Kg/mm2
Al/St : 1,7 19 Kg/mm2
Al/St : 1,4 20 Kg/mm2

29
Persamaan bentangan konduktor terkondisi, dengan beberapa pendekatan :

tegangan (σt) sebagai fungsi dari suhu (t) :

σ t + A.σ t = B
3 2

a 2 .γ tot2
dimana : A= E + α .E (t − t m ) − σ maks
24σ maks
2

a 2γ 2 E
B= ((tanpa
p beban angin)
g )
24

a 2 .γ tot2 E
B= (plus beban angin)
24
Keterangan : ▫ 'tanpa beban angin' pada suhu t, untuk menentukan andongan saat penarikan kawat;
o
▫ penggunaan suhu maksimum (tmak = 60 C), untuk menentukan andongan terendah.
o
▫ suhu minimum (tm = 15 C) dan angin maks.berkaitan dengan σmaks yang diizinkan.

Setelah t ditentukan, dapat dihitung σt ; kemudian dihitung andongan :

Andongan : a 2 .γ tot a 2 .γ
dengan angin : b= tanpa angin : b=
8σ t 8σ t
o
Andongan b yang diperlukan adalah pada t = 60 C untuk menentukan jarak-bebas, dan
o
pada suhu lapangan t = ± 30 C untuk penarikan konduktor. 30
PENYELESAIAN PERSAMAAN DENGAN CARA GRAFIS

3 2 2 3
s + A.s = B → B = A.s + s (s=σ)

B
s= 12 11 10 9 8 7 6 5
A s=12 s=11 s=10 s=9 s=8 s=7 s=6 s=5
0 1728 1331 1000 729 512 343 216 125
1 1872 1452 1100 810 576 392 252 150
2 2016 1573 1200 891 640 441 288 175
3 2160 1694 1300 972 704 490 324 200
4 2304 1815 1400 1053 768 539 360 225
5 2448 1936 1500 1134 832 588 396 250
6 2592 2057 1600 1215 896 637 432 275
7 2736 2178 1700 1296 960 686 468 300
8 2880 2299 1800 1377 1024 735 504 325
9 3024 2420 1900 1458 1088 784 540 350
10 3168 2541 2000 1539 1152 833 576 375

31
B = As^2 + s^3
3500

s=12
s=11
3000 s=10
s=9
9
s=8
2500 s=7
s=6
s=5

2000

1500

1000

500

0
A
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cara : Hitung A dan B ; perpotongan antara A dan B adalah nilai s ( =σ = tegangan spes.kawat [kg/mm2])
Contoh : A=5,8 ; B=404,82 → σ ≈ 6

CARA PENYELESAIAN LAIN :


▫ Crafik BLONDEL (dibuat oleh produser konduktor)
▫ Komputer.
32
Contoh perhitungan σ dengan komputer (metoda Newton) :
3 2
σ = X ; Y = X + A.X − B
Prinsip metoda Newton : Y dicari X dimana Y = 0

Y→

Yn ← mulai dengan syarat Xn 〉 Xn+1

Y 1
Yn+1 ← Yn'
Y '

Yn+2 X
0 Xn+2 Xn+1 Xn

titik yang dituju

33
Contoh penyelesaian dengan Program Microsoft Excel :

A dan B diketahui (telah dihitung)


A B Dicari : X = σ
5,8 404,82 Persamaan : X^3 + A*X^2 = B
Y = X^3 + A*X^2 − B
Langkah Xn Y'
Y Yn Xn+1 Y' = 3X^2 + 2*A*X
Y
1 8 284,8 478,38 6,320295 Xn+1 = Xn − Yn/Y'n
2 6,320295 193,1538 79,33886 5,90954
3 5,90954 173,3187 4,108342 5,885836 Langkah 2 dst."Copy" langkah 1
4 5 885836
5,885836 172 2049 0,013207
172,2049 0 013207 5
5,885759
885759
5 5,885759 172,2013 1,38E-07 5,885759
6 5,885759 172,2013 0 5,885759 Yn = 0 , stop ! Jadi : X = σ = 5,886

34
Pengukuran andongan b atau tegangan konduktor σ saat pemasangan kawat :

Mengukur tarikan konduktor dengan dynamometer


Mengukur andongan dengan bidikan mata
Mengukur andongan dengan menghitung pantulan rambatan gelombang

Gambar : Kotrek (chain jack) +


dynamometer + come along
untuk mengukur tegangan
kawat →

35
KARAKTERISTIK KAWAT

Kharakteristik Kawat
(Sumber : Finska K. A.)

Modulus Elastisitas koefisien Modulus Elastisitas koefisien


Jenis dan Penampang final awal muai linear Jenis dan Penampang final awal muai linear
2 2 -6 o 2 2 -6 o
komposisi Al / St kg/mm kg/mm x 10 / C komposisi Al / St kg/mm kg/mm x 10 / C

H.D.Cu --- 12.000 10.000 16,9 ACSR


H.D.Al (≈ Al.Alloy) 6/1 6,00 8.000 6.500 19,2
3 --- 6.300 4.600 23 7/1 3,95 8.500 7.000 17,8
7 --- 6.100 4.200 23 8/1 2,82 9.800 8.100 16,9
19 --- 6 000
6.000 3 700
3.700 23 18/1 18 00
18,00 6 700
6.700 4 600
4.600 21 2
21,2
37 --- 5.900 3.200 23 3/4 0,75 13.500 11.500 13,8
61 --- 5.800 2.900 23 13/4 5,33 8.100 6.700 18,9
Galv.steel 6/7 7,68 7.300 5.600 19,5
1 --- 19.700 --- 11,5
, 7/7 5,18
, 7.600 6.400 18,6
,
3 --- 19.400 --- 11,5 8/7 3,70 8.800 7.000 17,6
7 --- 19.300 --- 11,5 12/7 1,71 10.400 9.500 15,6
19 --- 19.000 --- 11,5 24/7 7,71 7.400 5.600 20
26/7 6,13 7.700 6.200 19,2
30/7 4,29 7.800 6.500 17,8
42/7 19,44 6.200 4.000 21,3
45/7 14,46 6.400 4.400 20,8
54/7 7,71 6.800 5.100 19,3
16/19 1 12
1,12 11 700
11.700 10 500
10.500 14 2
14,2
30/19 4,38 7.400 6.100 17,6
54/19 7,88 6.400 4.700 19,3
78/19 3,08 8.200 6.500 16,9
36
PERBANDINGAN JENIS KONDUKTOR BERDASAR RESISTANSI YANG SAMA
DENGAN BCC SEBAGAI PEMBANDING

PERBANDINGAN JENIS KONDUKTOR Berdasar RESISTANSI yang sama


dengan BCC sebagai pembanding
(Aluminium Pechiney)

Tembaga Aluminium Alu.camp. ACSR


Kharakteristik BCC AAC AAAC 6/1 30/7
Penampang 1 1,61 1,84 1,9 2,03
Berat 1 0,5 0,56 0,74 0,85
Diameter 1 1,27 1,36 1,37 1,42
Beban putus 1 0,56-0,75 1,23-1,33 1,23-1,4 1,5-1,6
M d l ti it
Mod.elastisitas 1 0,56
0 56 0,6
0 6 0,765
0 765 0,8
0 8
Koef. Muai 1 1,35 1,35 1,17 1,12

Kesimpulan : AAAC dan ACSR lebih sesuai untuk SUTT ,


dengan catatan AAAC lebih tahan terhadap goresan saat pemasangan.
AAC, kurang sesuai untuk SUTT karena untuk gawang jang sama andongannya
terlalu besar ( kekuatan tariknya kecil ).

37
BAB III
PEMBANGUNAN SALURAN
UDARA

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


KONSTRUKSI SALURAN UDARA

Konstruksi saluran udara dimulai dari penentuan rute kasar dengan alternatif-alternatif-nya
di t peta
diatas t skala
k l 1 : 100
100.000
000 , dengan
d garis-garis
i i llurus ddan bbelokan
l k patah
t h ddengan rute
t
sependek mungkin dari GI awal ke GI akhir.

Dengan berbekal peta rencana rute saluran


saluran, dilakukanlah survei dan pengukuran lapangan
lapangan,
dengan peralatan kompas, teropong dan theodolit beserta alat-alat bantunya.

Survei pengukuran menghasikan profil panjang rute yang dipilih dan profilnya
profilnya, dengan skala
panjang (horisontal) 1: 2.000 ; dan tinggi (vertikal) 1 : 500. Disamping gambar profil, digambar
pula peta denah sepanjang rute dengan cakupan 30 m kiri dan kanan as (garis sumbu), dimana
tergambar sungai
sungai, jalan
jalan, jalur KA
KA, saluran listrik dan telekomunikasi,
telekomunikasi tipe permukaan tanah dsb
dsb.
yang dilintasi rute saluran.

38
PEDOMAN PEMILIHAN ROUTE SALURAN

Cari / pilihlah rute terpendek tapi praktis (dapat dilaksanakan).


Pendek, berarti murah biayanya dan lurus-lurus rutenya.
Usahakan sejajar dengan jalan besar sepanjang /banyak mungkin.
Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan konstruksi, inspeksi, dan pemeliharaan saluran.
Ikuti jalur saluran yang sudah ada untuk mengurangi masalah baru dalam pembebasan tanah.

Arahkan rute menurut kemungkinan saluran ke pusat beban yad


yad.

Usahakan untuk melewati daerah padang terbuka, persawahan, dan hindari untuk melintasi gunung,
perbukitan, hutan, rawa-rawa, danau, bantaran sungai, serta daerah pemukiman padat.
Hindari paralel dengan saluran telekomunikasi, untuk menghindari terjadinya interferensi.

Dengan gambar profil (skala panjang 1 : 2.000 dan tinggi 1 : 500, ditentukanlah letak-
l t k titiang, tipe
letak ti tiang
ti dan
d panjang j gawang. Ti
Tipe titiang : DD, A
A, H
H, ddsb.
b yang titingginya
i
standar / normal atau diperpendek atau diperpanjang, atau perlu dimodifikasi.
Alat yang diperlukan : maal (template) yang sesuai dengan kawat dan persyaratan yang
ditentukan,, tinggi
gg tiangg ((titik ppencantolan kawat),), jjarak bebas dan ppanjang
j g ggawangg ekiv.

39
PENENTUAN LOKASI TIANG/MENARA

Pilih tempat
t t yang lebih
l bih tinggi,
ti i agar diperoleh
di l h gawang yang lebih
l bih panjang,
j atau
t titiang llebih
bih pendek.
dk

Usahakan agar panjang gawang kurang lebih sama.

Usahakan saluran sedatar mungkin.


Butir 2 dan 3 untuk mempermudah penentuan andongan, dan penarikan kawat.
Perhatikan tempat-tempat pelintasan dengan jalan raya,
raya kereta api
api, sungai dan saluran lain
lain.

Hati-hati dengan penempatan tiang di lembah, agar tidak terjadi tarikan ke atas pada tiang/isolator.
g mal ggaris andongan
Periksa dengan g suhu minimum,, t = tm.

40
GAWANG EKIVALEN (RULLING SPAN)

Gawang ekivalen (ruling span)


(Turan Gonen)
1 seksi saluran yaitu antara tiang penegang (tipe A) dengan tiang penegang
berikutnya, terdiri dari tiang-tiang
tiang tiang penyangga (tipe D); dengan panjang
gawang "a" yang berbeda-beda jaraknya, namun harus dengan tegangan tarik
yang sama agar isolator gantung pada tiang-tiang tipe D tidak mengalami
tarikan horizontal. Secara teoritis tegangan tarik gawang tunggal tergantung
pada p
p panjang
j gg gawang g ((a).
) Maka untuk mendapatkan
p satu tegangan
g g yyangg
serasi, dalam 1 seksi, ditentukanlah gawang ekivalen ae :

a1 + a 2 + a 3 + L + a n
3 3 3 3

ae =
a1 + a 2 + a 3 + L + a n
Rumus be secara pendekatan :

2 ae = panjang
j gawang ekivalen
ki l
a e = a r + (a mak − a r ) amak = panjang gawang maks.
3
ar = panjang gawang rata-rata

41
TEMPLATE (MAAL)

Untuk menentukan letak tiang pada gambar profil hasil survei,


survei digunakanlah sebuah mal
mal,
dengan cara menggeser-geser mal, disesuaikan dengan profil vertikal tanah.
Mal terbuat dari plastik transparan, dimana tergambar 3 kurva :
o
a. Kurva garis andongan kawat terendah pada suhu maks.(t = 60 C)
b. Kurva garis jarak bebas ke tanah (6 - 10 m)
c. Kurva garis kaki tiang.
Gambar contoh sebuah mal :

d. kurva andongan kawat pd.t = tmin.

a. kurva andongan kawat terendah


o
(suhu maks.t = 60 C)
tiang dengan kaki diperpendek
b. kurva jarak bebas
cantolan kawat terendah
pada tiang c. kurva kaki tiang

permukaan
tanah

jarak bebas

a .γ
2

be = e
o
Persamaan andongan pada t = 60 C, tanpa angin (=kurva a):
( andongan terendah,be untuk gawang ekivalen, ae ) 8σ 60
a 2 .be
Andongan yang lain, dengan gawang a pada seksi yang sama : b= 2
ae 42
PEMASANGAN KONDUKTOR

Penggelaran konduktor

Penyambungan konduktor

Penarikan kawat dan pengukuran andongan atau tegangan kawat.

43
PENGGELARAN KONDUKTOR

Penggelaran
gg konduktor

Snatch block →

← haspel + standar kabel

Haspel (drum) kabel diletakkan tetap ditempat di ujung seksi saluran; didongkrak dan dipasang as,
sehingga haspel mudah diputar. Kawat ditarik dari haspel dan digelar sepanjang trase saluran.

Cara kedua adalah dengan meletakkan haspel kabel diatas kereta/trailer; setelah ujung kabel dipantek,
kereta ditarik sepanjang trase sambil menggelar kabel.

Sebelum penggelaran konduktor, trase dipersiapkan dan dipasangi gawang bambu pada pelintasan-
pelintasan untuk mengamankan fasilitas dibawahnya dan kabel itu sendiri.
Pada tiap tiang yang dilewati penggelaran kawat, kawat diangkat keatas tiang, diletakan pada roda
katrol (snatch block) yang telah digantuing pada lengan tiang (crossarm).
Snatchblock mempunyai tutup yang memudahkan konduktor dimasukan dan dikeluarkan dan aman.
Kecuali sebagai penopang konduktor
konduktor, snatch block memudahkan konduktor meluncur dan tegangan
tegangan-
nya merata sepanjang konduktor saat penarikan.
Haspel harus dapat ditahan dengan rem agar kawat cukup tegang, tidang terlalu mendayut kebawah.

44
PENYAMBUNGAN KONDUKTOR

Penyambungan konduktor
Kabel yang kurang panjang untuk suatu seksi ( ≈ 3 km ), perlu disambung dengan cara yang sesuai.

Sambungan selongsong pelintir : kedua ujung kabel dimasukkan paralel keselongsong dan selongsong
berikut kabel di dalam nya dipelintir dengan bantuan tang pelintir.
Selongsong tembaga untuk kabel tembaga, dan selongsong aluminium untuk kabel aluminium.

Sambungan kompresi : ujung kabel baja (ACSR) dimasukan ke pipa besi dan dipres, kemudian bagian
aluminium bersama bagian besi dimasukkan dalam pipa aluminium dan dipres.
Pengepresan dimulai dari bagian tengah, berlanjut ke ujung selongsong.

Untuk kabel AAC dan AAAC digunakan pipa (selongsong) yang ditarik (drawn) dengan alat penarik.

45
PENARIKAN KAWAT

Penarikan Kawat

Untuk penarikan
penarikan, ujung konduktor dipasangi catok (came-along)
(came along) yang menggenggam konduktor dengan
erat saat ditarik, atau sarung jala kabel (kellum grip, "stocking" pulling grip) untuk konduktor kabel.

Penegangan konduktor dapat dilakukan dengan katrol majemuk atau dengan kotrek (winch, chain jack)
diatas tiang
tiang, atau dengan mesin tarik (lear) di tanah; bahkan ditarik traktor bila medan memungkinkan
memungkinkan.
Hati-hati saat penarikan, agar sambungan konduktor tidak tersangkut di katrol gantung (snatch block).

Setelah konduktor ditarik sampai mencapai tegangan atau andongan yang ditentukan, ujung konduktor
kemudian dijangkarkan pada kaki tiang
tiang.

Selama penarikan, tiang penegang atau tiang akhir harus diperkuat dengan penopang tarik.

Setelah ditarik, biarkan konduktor selama ½ - 4 jam atau lebih, agar terjadi perataan tegangan (biasa-
nya tegangan pada ujung tarik sesaat setelah penarikan lebih besar daripada pada pangkal nya).
Jika memungkinkan, sebaiknya ketiga konduktor ditarik bersaman dengan bantuan "equalizer".

46
47
48
Pengukuran andongan ( b ) atau tegangan konduktor ( σ ) saat pemasangan kawat :

Mengukur tegangan konduktor dengan dynamometer


Mengukur andongan dengan bidikan mata.
Mengukur andongan dengan getaran gelombang

2 cara penggunaan Dynamometer

49
PENGUKURAN ANDONGAN DENGAN GELOMBANG

Setelah kawat direntang, perlu diperiksa apakah andongan telah sesuai dengan yang direncanakan.
Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan menghitung waktu perambatan gelombang
melalui kawat yang direntang dari tiang ke tiang gawang ybs.

kecepatan rambat gelombang :


ν = H /W ν = kec.rambat [m/det.]
H = σ.q [kg.m/det 2]
gelombang merambat dari tiang ke tiang dan dipantulkan W = massa kawat [kg/m]
/
kembali; jadi panjang lintasan = 2a; maka : ν = 2a/T G = W.g (g=9,81m/det2) [kg/det 2]
Akhirnya didapat : T = waktu tempuh jarak 2a [det.]
g .T 2

b= → b = 0,30656 T
2
g = 9,81 m/det2
32
2
Dengan menghitung 10 x pulang balik, maka : b = 0,030656 x (T10) meter
Perhatian untuk konduktor aluminium atau campurannya (AAC, AAAC, ACSR) :
(L'Al.Français)
Kawatt Al llebih
K bih llunak
k d
dan rapuh
hddarii C
Cu, makak selalu
l l d dalam
l b
bentuk
t k b
bundel
d l ((multi-strand)
lti t d)
Kekerasan permukaan Al ‹ Cu, maka perlu ditangani lebih hati-hati, khususnya φ kecil.
Pada waktu penarikan kawat jangan sampai menggeser permukaan kasar dan keras;
luka yang terjadi dapat menjadi awal keretakan yang disebabkan getaran karena angin.
Di udara terbuka permukaan Al timbul karat putih, baik sebagai proteksi terhadap
pengaruh luar; namun tidak untuk zatzat-zat
zat tertentu aa.l.
l : kapur
kapur, semen
semen, kotoran hewan
dan pupuk kimia.
Permukaan kabel Al sebaiknya dilumuri gemuk agar lebih tahan thd. udara laut.
Aluminium bersifat elektro neg.terhadap logam lain pada umumnya : Cu, Ni, Pb, Fe ,
sehingga kontak dengan logam-logam tersebut dapat terjadi reaksi elektrolisa yang
menimbulkn karat. Tidak demikian dengan Zn-Cd Zn Cd dan Sn (logam yang digalvanisir atau
dilapisi timah putih).
o o
Titik leleh Al relatif rendah (658 C dibanding 1080 C untuk Cu), jadi lebih tidak tahan
terhadap busur listrik; usahakan pemangkasan (trimming) pohon secara teratur.
50
PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI

Untuk melindungi konduktor fasa dari sambaran petir


petir, dipasang kawat pelindung diatas konduktor
yang dilindungi, yang disambungkan ke bumi guna menyalurkan arus petir.
Agar tegangan balik petir yang mungkin menimbulkan loncatan listrik pada penghantar dapat dibatasi,
tahanan (resistansi) kaki menara harus diusahakan sekecil mungkin, ± 5 ohm, maksimum 10 ohm.
Pembumian kaki menara dapat dilakukan dengan bantuan batang-batang pembumian, kawat pem-
bumian atau penyeimbang (counterpoise)pada tanah yang tahanan jenisnya tinggi (tanah berbatu)..

kawat gelang tiang

kawat pembumian

Pembumian dengan Pembumian dengan Pembumian dengan


batang pembumian kawat gelang dalam kawat radial dalam
tanah tanah
menara transmisi counterpoise

Pembumian dengan kawat penyeimbang dalam tanah (counterpoise)

51
Rumus untuk batang pembumian : R = ρ ⎛ 2L ⎞ R = tahanan kaki menara [Ω]
ln ⎜ ⎟
2πL ⎝ d ⎠ ρ = tahanan jenis tanah [Ω.m]
L = panjang batang pembumian [m]
2 batang pembumian : d = A= a .r d = radius ekiv.batang pembumian [m]
substitusikan A ke d dari rumus pertama a = jarak antara batang pemb.[m]
r = jari-jari batang pemb. [m].
3 batang pembumian U : d = A = 3 a 2 .r
4 batang pembumian : d = A=4 2 .a 3 r

Counterpoise (
R = r .ρ . coth L r / ρ ) L = panjang kawat [m]
ρ = tahanan jenis tanah [ Ω.m]
r = resistans kawat [Ω/m]

Rumus untuk kawat pembumian ρ ⎛ 8D 4D ⎞


bentuk gelang R = ⎜ ln + ln ⎟
2π D ⎝
2
d s ⎠

D = diameter cincin [cm] ; d = diameter kawat [cm]


s/2 = kedalaman cincin [cm] ; ρ = tahanan jenis tanah [ Ω.cm]

52
Rumus untuk kawat pembumian bentuk radial 4 lengan

ρ ⎛ 2L 2L s s2 s4 ⎞
R= ⎜ ln
l + ln
l + 2,912 − 1,071 + 0,645 2 − 0,145 4 L
L 8πL ⎝ a s L L L ⎠
L = panjang lengan [cm] s/2 = kedalaman kawat pembumian [cm]
a = radius kawat pembumian [cm ρ = tahanan jenis tanah [Ω.cm]
cm]

Tahanan Jenis Tanah ( ρ ) Earth Resistivity


( PUIL 77 ) (Trans Line Ref
(Trans.Line Ref.Book,
Book 345 kV & above)
Jenis tanah ρ [Ω.m] Material [ Ω. m ]
Tanah rawa 30 General average 100 rata-rata umum
Tanah ladang / liat 100 Sea water 0,01-1,0 air laut
Tanah pasir basah 200 Swampy ground 10-100 tanah rawa
Tanah kerikil basah 500 Dry earth 1.000 tanah kering
Pasir & kerikil kering 1.000 Pure slate 10^7 batu tulis
T
Tanah
h berbatu
b b t 3 000
3.000 S d t
Sandstone 10^8 b t pasir
batu i ((padas)
d )

53
PENGUKURAN RESISTANSI PEMBUMIAN

Pengukuran Resistansi Pembumian


Megger bumi (Megger ground tester) Sistem A-meter & V-meter dan sumber arus
(The Lineman's Hb.) ; (Pedom.Inst.Listr.u.Rumah). (Trans.Line Ref.Book 345kV above)

Keterangan : sebagai sumber arus dapat


digunakan transformator
elektroda bantu φ =3/8-1"(1-1,3 cm) ; d=3-5 ft.(60-100 cm)
elektroda bumi ≈ 8 ft. Hasil : R = V / I Ohm.
A & B ≥ 50 ft.( ≥ 15 m)
Hasil : dibaca langsung dari jarum Megger

54
PENGUKURAN RESISTANSI JENIS
JENIS TANAH

Pengukuran Resistansi Jenis Tanah


(Hutauruk)

Keterangan : Arus mengalir dari elektroda 1


A
lewat bumi ke elektroda 2 yang
cukup jauh sehingga pengaruh
bentuk elektroda dapat diabaikan.
Arus mengalir ke bumi menyebar
V
secara radial kearah permukaan
bola.
2 4 3 1 Maka : R34 = V/A = ρ/(2π a) → ρ = 2.π .a.V/A

a a a

55
BAB IV
PENDALAMAN MASALAH
KHUSUS

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


PEMASANGAN KONDUKTOR

Validitas Persamaan Rentangan


g Kawat Terkondisi

Bila γ = γ tot, dan t = tm , apakah σt = σmaks ?

Masukkan γ = γ tot, dan t = tm , kedalam persamaan,

a 2 .γ tot2
maka : A= E + α .E (t − t m ) − σ maks 2 2 2
= (a .γ tot .E)/(24σmak. ) − σmak
24σ maks
2

a 2 .γ tot2 E
B=
24
σ t + A.σ t = B
3 2
3 2 2 2 2 2 2 2
→ σt + σt .(a . γ tot .E)/(24σmak ) − σt .σmak =a .γ tot .E/24

persamaan akan terpenuhi bila σt = σmak :

3 2 2 3 2 2
σmak + a . γ tot .E/24 − σmak = a . γ tot .E/24 ∴ q.e.d.

Jadi, bila γ = γtot, dan t = tm , maka σt = σmaks

56
Contoh Perhitungan Rentangan Kawat ACSR "HEN"

Diketahui : q= 298,1 mm2


g' = 1.109 kg/km → g' = 1,109 kg/m
UTS = 10.590 kg g = g'/q = 0,00372 kg/m/mm2
σmak = 11,5
11 5 kg/mm2
E= 7.800 kg/mm2
o
α = 0,0000178 / C
a= 300 m
o
tm = 15 C
o
tmak = 60 C
D= 22,4 mm F = 1.D = 0,0224 m2/m
p= 80 kg/m2 P =c.p.F= 1,792 kg/m
c= 1,0 pu. gw= P/q = 0,006011 kg/m/mm2
2 2 1/2
gtot = (g +gw ) = 0,007069 kg/m/mm2

o
Kondisi tanpa
p angin
g dan t = 60 C :
A = a2gtot2E/24smak2 + αE(t-tm) - smak = 5,801335
B = a2.g2.E/24 = 404,8228 s3 + A.s2 = B
Hasilnya : σ = 5,8855 kg/mm2 (lihat cara coba2 Excel atau grafik B(A)σ ).
dan b = a a^2*g/8/σ
2 g/8/σ = 7,11
7 11 m
m.
o
dengan angin dan t = 60 C : A' = A = 5,801335 hasil : s' = 9,7 kg/mm2
B' = a2.gtot2.E/24 = 1461,83 b = 8,19 m

57
Dengan Program Excel, metoda coba2 :
3 2 3 2
s s +A.s -B s' s' +A'.s' -B'
11 1628,1387 10 118,3035
10 1175,3107 8 -578,545
8 478 4626
478,4626 9 -262 922
-262,922
6 20,025217 9,5 -80,8845
5,6 -47,27698 9,6 -42,443
5,7 -31,14447 9,7 -3,30939
58
5,8 -14,55393
14 55393 98
9,8 36 52221
36,52221
5,9 2,500628 9,79 32,50747
5,89 0,7741196 9,77 24,49908
5,889 0,601727 9,75 16,51878
5 887
5,887 0 2570827
0,2570827 9 73
9,73 8 566522
8,566522
5,886 0,0848309 9,72 4,600893
5,8856 0,0159434 9,71 0,642257
5,88551 0,0004447 9,709 0,246778
5,885509 0,0002725 9,708 -0,14863
5,885508 0,0001003 9,7083 -0,03002
5,88550795 9,169E-05 9,7084 0,009523

b = a^2*g/8/s= 7,1111222 m b' = a^2*gtot/8/s'= 8,192008

58
Perhitungan σ dengan komputer program Excel, metoda Newton :
X=σ
A B X^3 + A*X^2 = B
5,8 404,82 Y = X^3 + A*X^2 - B Y' = 3X^2 + 2*A*X
Xn+1 = Xn - Yn/Y'n
Langkah Xn Y' Yn Xn+1
1 8 284,8 478,38 6,320295
2 6,3202949 193,15381 79,33886 5,90954
3 5 9095401 173,31866
5,9095401 173 31866 4,108342
4 108342 5,885836
5 885836
4 5,8858362 172,2049 0,013207 5,885759
5 5,8857595 172,2013 1,38E-07 5,885759
6 5 8857595 172,2013
5,8857595 172 2013 0 5,885759
5 885759 Yn = 0 , stop ! Jadi : X = σ = 5,886
5 886

59
RUMUS – RUMUS PEMBUMIAN

Batangg Pembumian (g(ground rod))


(Trans.Line Ref.Book, 345 kV & above) 2a
1 batang : dimana :
R = resistansi pembumian [Ω]
ρ ⎛ 4 .L ⎞ ρ = resistansi jenis bumi [Ω.cm]
R = ⎜ ln − 1 L = panjang batang [cm] L
2.π .L ⎝ a ⎠ a = jari-jari batang [cm]

60
Contoh : Grafik Resistansi Batang Pembumian
Pembumian, R = f(L)a.
Kesimpulan : "a" kurang berpengaruh ; L ≈ 1,75 m mulai jenuh.

1 batang
g pembumian
p ;ρ
ρ=10.000 Ω.cm
180

160
a1,25
,
140
a2,0

120 a3,0

100
00
m]
R [Ohm

80

60

40

20

0
0 50 100 150 200 250
L [cm]

61
Multi batang :
dimana :

ρ
R = resistensi pembumian [Ω]
⎛ 2 .L ⎞ ρ = resistansi jenis bumi [Ω.m]
R= ln ⎜ ⎟ L = panjang batang [m]
2 .π . L ⎝ A ⎠ A = radius ekivalen batang [m]
a = radius batang [m]
s 2 batang : A2 = a .s
s s
s 3 batang : A3 = 3
a .s 2

s ss 4 batang : A4 = 4
2 .a . s 3
s

Contoh : Grafik multi batang pembumian, dengan L = 1,5 m, a = 0,025 m dan ρ = 100 Ω.m,
sebagai fungsi dari s.
Saran : s ≥ L .

62
Contoh : Grafik multi batang pembumian, dengan L = 1,5 m, a = 0,025 m dan ρ = 100 Ω.m,
sebagai fungsi dari s.
Saran : s ≥ L .

Resistansi Multi Batang;ρ=100Ω


Batang;ρ=100Ω.m
m
60

50

1,5
40
100
3
m]
R [ohm

30 0,025

20

10

0
1 2 3 4 s [m] 5 6 7 8

63
Counterpoise counterpoise menara

1 kawat :
L

( )
L = panjang kawat [m]
R = r .ρ . coth L r / ρ ρ = tahanan jjenis tanah [[Ω.m]]
r = resistans kawat [Ω/m]

64
2
Contoh : Resistansi Counterpoise Kawat HDC 5050, 95 dan 150 mm ; ρ = 1.000
1 000 Ω.m
Ω m (pasir kering)
Kesimpulan : ukuran kawat tidak berpengaruh (ketiga kurva berimpit)

Resistansi Counterpoise
p
12

10
R50
R70
8
R95
hm]

6
R [Oh

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
L [m]

65
KONDUKTOR BERKAS

Konduktor berkas

rumus model 1 rumus model 2

1/n
n.d de = D(
d D(n*d/D)
*d/D)
r s r d eq = D n D = diam.berkas
re = √(r x s) D d = diam.konduktor
r = radius konduktor D=s
d = 2.r ( )
2.re = s√(2*2*r/s)
n=2 re = √(r*s) sama !
r
1/3
d = 2.r 2.re=s(3*2*r*√¾/s) /√¾
2 1/3 2 1/3
D re = (r x s ) n=3 re=(¾.r.s /¾)
2 1/3
s D = s/√(3/4) re=(r.s ) sama !
r r

d=22.rr 2.re=s√2(4.2.r/(s√2))
2 re=s√2(4 2 r/(s√2))^(1/4)
(1/4)
3 1/4 1/8 3 1/4
D re = 1,09(r x s ) n=4 re=2 (r*s )
3 1/4
s D = s√2 re=1,09(r*s ) sama !

66
TIANG/MENARA TRANSPORTASI

Model Tiang / Menara Transposisi Model Tiang / Menara Transposisi


1 sirkit horisontal 2 sirkit vertikal

pandangan atas :

T R S S' R

R' T' T T

S' R' S S
R S T

T' R
pandangan depan :

67
KORONA

Dimana : g g antar konduktor [[kV]]


V = tegangan
E = gradien tegangan [kV/cm]
Eo = gradien awal korona kritis [kV/cm] (pd.teg.puncak)
Vo = tegangan (puncak) awal korona [kV]
m = mo.m1 = faktor permukaan konduktor x faktor udara
mo = 1 untuk permukaan licin
mo = 0,98 - 0,93 untuk permukaan kasar
mo = 0,87 - 0,80 untuk konduktor berurat (stranded)
m1 =1,0 untuk cuaca cerah
m1 = 0,8 untuk kondisi hujan
δ = kepadatan udara relatif = 3,92.b/(273 + t)
o
δ = 1 untuk b = 76 mmHg dan t = 25 C
d = diameter konduktor [cm]
[ ]
s = jarak antar konduktor [cm] V
E
d s d

s >> d

V ⎛ 0 , 426 ⎞
E= E O = 30 .m .δ .⎜ 1 + ⎟
⎛ 2 .s ⎞
d . ln ⎜ ⎝ δ .d ⎠

⎝ d ⎠
⎛ 2 .s ⎞
VO = E O .d . ln ⎜ ⎟
⎝ d ⎠
68
69
GRADIEN TEGANGAN/KUAT MEDAN LISTRIK

Gradien Tegangan (G [kV/m]) maks.


diatas permukaan tanah D S
untuk 1
1-Sirkit
Sirkit Datar
(Trans.Line Ref.Book 345 kV & above)

D = diameter ekivalen konduktor [m] H


S = jarak antar konduktor [m]
H = jarak bebas ke tanah [m]
V = tegangan antar fasa [kV]

74
H G/V
H.G/V G di Tegangan
Gradien T 1 i kit datar
1-sirkit d t
0,3

S/H=1,2
0,25 S/H=1,0
S/H=0,8
S/H=0,6
S/H=0,4
02
0,2

0,15

0,1

0,05
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
H/D

75
Contoh : Gradien Tegangan maksimum diatas permukaan tanah (tanpa distorsi)
Saluran 500 kV 1-sirkit datar
S = 10 m D = 0,3 m H = 12,5m V = 500kV
S/H = 0,6
06 H/D=41 67
H/D=41,67 dari kurva : H.G/V
H G/V = 0 162 ; → G = 0,162
0,162 0 162*500/12
500/12,5
5 = 6,48
6 48 kV/m

G [kV/m]
G [kV/m] vs. H [m] 1-sirkit datar
10

7
y = 490,7x-1,71
6

2 G

1 Power ((G))
0
H [m]
5 10 15 20 25 30

76
77
KARAKTERISTIK KAWAT

Kharakteristik Kawat
(Sumber : Finska K. A.)

Modulus Elastisitas (E) koef.muai Berat Spes. Modulus Elastisitas (E) koef.muai Berat Spes.
Jenis dan Penampang final awal linear (α) γ Jenis dan Penampang final awal linear (α) γ
2 2 -6 o 2 2 -6 o
komposisi Al / St kg/mm kg/mm x 10 / C [kg/m.mm2] komposisi Al / St kg/mm kg/mm x 10 / C [kg/m.mm2]

ACSR H.D.Cu --- 12.000 10.000 16,9 0,009


6/1 6,00 8.000 6.500 19,2 0,003482 H.D.Al (≈Al.Alloy)
7/1 3,95 8.500 7.000 17,8 3 --- 6.300 4.600 23
8/1 2,82 9.800 8.100 16,9 7 --- 6.100 4.200 23
18/1 18 00
18,00 6 700
6.700 4 600
4.600 21 2
21,2 19 --- 6 000
6.000 3 700
3.700 23 0 00275
0,00275
3/4 0,75 13.500 11.500 13,8 37 --- 5.900 3.200 23
13/4 5,33 8.100 6.700 18,9 61 --- 5.800 2.900 23
6/7 7,68 7.300 5.600 19,5 Galv.steel
7/7 5,18 7.600 6.400 18,6 1 --- 19.700 --- 11,5
8/7 3,70 8.800 7.000 17,6 3 --- 19.400 --- 11,5 0,007857
12/7 1,71 10.400 9.500 15,6 7 --- 19.300 --- 11,5 0,007930
24/7 7,71 7.400 5.600 20 19 --- 19.000 --- 11,5 0,007838
26/7 6,13 7.700 6.200 19,2
30/7 4 29
4,29 7 800
7.800 6 500
6.500 17 8
17,8 0 003746
0,003746
42/7 19,44 6.200 4.000 21,3
45/7 14,46 6.400 4.400 20,8
54/7 7,71 6.800 5.100 19,3
16/19 1,12 11.700 10.500 14,2
30/19 4,38 7.400 6.100 17,6
54/19 7,88 6.400 4.700 19,3
78/19 3,08 8.200 6.500 16,9

78
PERLENGKAPAN SATU UNTAIAN ISOLATOR SUTT

Perlengkapan
g p satu untaian Isolator SUTT

Single suspension insulator string : Single tension insulator string :


Straight ball eye Straight ball eye
Double arcing horn Single arcing horn
Double arcing sling Single arcing sling
Straight socket eye Straight socket eye
Suspension clamp Compression type tension clamp
Armour rods
Stock bridge damper Double tension insulator string
Right angle ball eye (2 pcs.)
Double suspension insulator string Single arcing horn (2 pcs.)
Straight ball eye (2 pcs.) Single arcing sling (2 pcs.)
Single arcing horn (2 pcs.) Right angle socket eye (2 pcs.)
Single arcing sling (2 pcs.) Compression type tension clamp
Straight socket eye (2 pcs
pcs.)) Yoke with right angle double eye (1 pair)
Suspension clamp
Armour rods ; Stock bridge damper (2 pcs.) Compression joint
Yoke with straight double eye (1 pair) Repair sleeve
T buckle
Turn b kl

79
PENGARUH MEDAN MAGNET ELEKTROMAGNETIK

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET :


( A.Kadir
A Kadir )
Pengaruh medan terhadap manusia, tergantung dari besarnya kuat medan itu sendiri.
Pada tingkat rendah (kuat medan ‹ 8 kV/m, mulai terasa seolah-olah ada yang merayap
pada kulit, bulu badan mulai berdiri; kuat medan yang lebih tinggi lagi rambut kepalapun
mulai berdiri, Kuat medan listrik yang tinggi akan membahayakan manusia, apalagi bila
lama berada dalam medan tersebut.

Kuat Medan Listrik Batas Waktu Aman


[kV/m] per 24 jam

hingga 5 tidak terbatas


5 - 10 3 jam
10 - 15 1,5 jam
15 - 20 10 menit
20 - 25 5 menit
it

Kuat Medan Elektromagnet


(Merz & Mc.Lellan)
Mc Lellan)
Tegangan nom.: 500 kV 2-sirkit 1-sirkit
Jarak bebas ke tanah [kV/m] [kV/m]
11 m 7,4 9,1
15 m 4,2 5,7
18 m 3 4,2

80
BAB V
PEKERJAAN DALAM KEADAAN
BERTEGANGAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

81
TUJUAN

Tujuan : Melaksanakan pekerjaan pembangunan/

perluasan, pengoperasian atau pemeliharaan

instalasi listrik dalam keadaan bertegangan,

agar kontinuitas suplai dapat dipertahankan

sehingga keandalan sistem tetap terjaga baik.

82
KATEGORI INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik terbagi dalam 3 kategori :


Kategori I : Instalasi Tegangan Rendah (TR), dengan
tegangan nominal tidak lebihdari 1.000 V(ac)
atau 1.500 V(dc).
Catatan : Instalasi Tegangan Ekstra Rendah
(TER), dengan tegangan tidak lebih dari 50 V,
tid k ttermasuk
tidak k dalam
d l k
kategori
t i iini.
i
Kategori II : Instalasi Tegangan Menengah (TM), dengan
tegangan nominal tidak lebih dari 35
35.000
000 V
V.
Kategori III : Instalasi Tegangan Tinggi (TT), dengan
tegangan
g g nominal lebih dari 35.000 V.

83
KEADAAN CUACA

Keadaan Cuaca
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan harus
menghindari keadaan cuaca :
Cuaca basah : hujan gerimis sampai hujan lebat.
K b t : yang d
Kabut dapatt menghalangi
h l i penglihatan
lih t
para pekerja.
B d i petir
Badai ti : tterlihat
lih t kil
kilatt d
dan suara guruh.
h
Angin kencang : mempengaruhi kedudukan
penghantar dan peralatan kerja
kerja.

84
JARAK AMAN

Jarak Aman
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan harus memperhatikan
jarak aman dari bagian yang bertegangan seperti Tabel berikut :

Kategori Jarak tegangan Jarak Jarak aman


lindung minimum Keterangan :
[kV] t [m] T [m] g [m] d [m] D [m] 1 = jarak fasa ke bumi
T = jarak fasa ke fasa
I 0 0 0,30 0,30 0,30 g = tambahan jarak
sbg. Perlindungan
II ≤ 22 0,10
0 10 0,30
0 30 0,50
0 50 0,60
0 60 0,80
0 80 d = fasa ke bumi
30 0,20 0,40 0,50 0,70 0,90 D = fasa ke fasa.

III 66 0,30 0,50 0,50 0,80 1,00


150 0,80 1,30 0,50 1,30 1,80
275 1,50 2,60 0,50 2,00 3,10
500 2,90 5,70 0,50 3,40 6,20

85
DAERAH TERLARANG

Daerah Terlarang

Daerah terlarang untuk dimasuki pekerja adalah semua


titik yang terletak pada jarak
kurang dari jarak tegangan "t" atau "T"; daerah terlarang
dapat dipersempit dengan
sebuah gawai, al.: pelindung, penyekat dll. yang sesuai.

86
konduktor
bertegangan daerah aman

t
daerah terlarang

daerah perlindungan

daerah aman

87
PENDEKATAN CARA KERJA

Pendekatan Cara Kerja

Kategori I : Kerja sentuhan : pekerja memasuki daerah


terlarang dengan sarung tangan.

Kateguri II : Kerja berjarak : pekerja berada diluar daerah


terlarang, bekerja dengan bantuan perkakas
yang dipasang pada ujung galah dan tali berisolasi.

Kategori III : Kerja potensial : bekerja dengan tangan telanjang,


g ekipotensial
dalam kerangka p dengan
g tegangan
g g
konduktor yang dikerjakan.

Persyaratan Pekerja :
Mengikuti latihan secara intensif sampai trampil dan lulus
dengan sertifikat.

88
Pengawasan pekerjaan :
Pekerjaan diawasi oleh seorang pengawas yang telah
berpengalaman dan bersertifikat sebagai pengawas;
gg g jjawab atas p
bertanggung pekerjaan
j y
yang
g dibebankan
padanya kepada Kepala Operasi sebagai pemberi tugas.
Pengawas selalu berada ditempat pekerjaan dan
berkoordinasi dengan Kepala Operasi atau wakilnya
yang ditunjuk.
Pengawas beridentitas khusus : baju dan helm merah.

Peralatan kerja :
Semua peralatan kerja
j harus lulus pengujian
g j laboratorium
(LMK) secara berkala, dan dicek/dites sebelum digunakan.

89
CONTOH : CARA PELAKSANAAN PDKB PADA KATAGORI II (TM)

Contoh : Cara pelaksanaan PDKB pada Kategori II ( TM )

Jaga jarak ! Dengan selubung, jarak lebih dekat

90
e0 > 6 E.P
e2 > 8 E.P
e3 > 8 E.P

Dengan bantuan
elevator, pekerjaan lebih

Lengan isolasi dari


elevator = 9 E.P
EP
( f asa - bumi )

91
DAFTAR PUSTAKA

92
BAB VI
RUANG BEBAS DALAM RANGKA
PEMBANGUNAN SUTT & SUTET

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

93
6.1. PENDAHULUAN

Dalam rangka berpartisipasi membangun instalasi untuk menyalurkan


tenaga listrik,
listrik transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) / SUTET
(Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) adalah : sebagai salah satu
instalasi yang sangat berperan, terutama penyaluran tenaga listrik antar
Pembangkit ke Gardu Induk, antar Gardu Induk ke Gardu Induk, yang
pada prinsipnya menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen yang jauh
dari pusat pembangkit listrik.

Dengan peran tersebut,


tersebut dan dengan selalu meningkatnya permintaan atas
tenaga listrik oleh konsumen, pembangunan transmisi terus menerus
dilakukan oleh kuasa usaha ketenagalistrikan.

Untuk
U t k menjaga
j k
keandalan
d l d
dan k ti
kotinyuitas
it d l
dalam menyalurkan
l k t
tenaga
listrik, pembangunan transmisi tidak hanya menggunakan komponen fisik
transmisi, tetapi juga memerlukan kebebasan operasional transmisi
tersebut.

Karena pengoperasian transmisi sangat dipengaruhi antara lain oleh


adanya hujan, angin, impuls petir, fluktuatifnya beben listrik dan benda-
benda disekitarnya,
disekitarnya maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah
adanya RUANG BEBAS SUTT dan SUTET.

94
6.2. RUANG BEBAS PEMBANGUNAN SUTT DAN SUTET SESUAI TINGKAT
TEGANGAN OPERASI

Tegangan 500 KV / SUTET ( gambar 1a – 1f )

Tegangan 150 KV / SUTT ( gambar 2a – 2c )

Tegangan 66 KV / SUTT ( gambar 3a – 3c )

95
Lanjutan 6.2.

96
Lanjutan 6.2.

97
Lanjutan 6.2.

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


Gambar 1c NOMOR : 01.P/47/MPE/1992
TANGGAL : 7 PEBRUARI 1992

C C
C
C
C C

C = 8,5
meter

Satuan dalam meter

Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit tunggal


pada tengah gawang (menara ditinggikan) yang melintasi
banyak pohon

98
Lanjutan 6.2.
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Gambar 1d NOMOR : 01.P/47/MPE/1992
TANGGAL : 7 PEBRUARI 1992

17
17
15

8,5
8,5

11

3
45
Satuan dalam
7,5 5,5
, meter
13
Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit
ganda pada tengah gawang (menara tidak ditinggikan)

99
Lanjutan 6.2.

100
Lanjutan 6.2.

101
Lanjutan 6.2.

102
Lanjutan 6.2.

103
Lanjutan 6.2.

104
Lanjutan 6.2.

105
Lanjutan 6.2.

106
Lanjutan 6.2.

107
Lanjutan 6.2.

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


Tabel 1
NOMOR : 01.P/47/MPE/1992
Tanggal : 07 Pebruari 1992

Tabel
Jarak bebas minimum antara penghantar
SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain

SUTT SUTT SUTET 500 KV


Nomor Lokasi 66 KV 150 KV
Sirkit Ganda Sirkit Tungal
(m) (m)
(m) (m)
1. Lapangan Terbuka atau Daerah Terbuka 6,5 7,5 10 11

2. Daerah Dengan Keadaan Tertentu :


2.1. Bangunan tidak tahan api 12,5 13,5 14 15
22
2.2. Bangunan tahan api 35
3,5 45
4,5 8,5
8 5 8,5
8 5
2.3. Lalu lintas jalan/jalan raya 8 9 15 15
2.4. Pohon-pohon pada umumnya, hutan, perkebunan 3,5 4,5 8,5 8,5
2.5. Lapangan olah raga 12,5 13,5 14 15
2.6. SUTT lainnya, penghantar udara tegangan rendah, 3 4 8,5 8,5
jjaringan
g telekomunikasi, antena radio, antena
televisi dan kereta gantung
2.7. Rel kereta biasa 8 9 15 15
2.8. Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, 3 4 8,5 8,5
Kereta listrik terdekat dan sebagainya
2.9. Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan 3 4 8,5 8,5
air
i pasang/tertinggi
/ i i pada
d lalu
l l lintas
li air
i

Keterangan : Konstanta C pada gambar 1 s/d 10 diambil dari angka-angka tabel tersebut diatas

108
Lanjutan 6.2.

Tabel 2

JARAK BEBAS MINIMUM ANTARA SUTT DAN SUTET DENGAN


BANGUNAN, TUMBUH-
TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN

JARAK JARAK AMAN


NO TEGANGAN TEKNIS
KRITIS BAHAYA I BAHAYA II INTALASI
( kV )
( METER ) ( METER ) ( METER ) ( METER )

1 500 8,50 9,50 10,50 5

2 150 4,50 5,50 6,50 1,5

3 66 3,50 4,50 5,50 1

109
Lanjutan 6.2.

PROSES PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN

Pemilik Bangunan,
No.
Tumbuh-tumbuhan Proses Keterangan
Urut
dan Benda Lain
Langsung ke masyarakat untuk
1 Masyarakat Umum
mencapai kesepakatan
Surat-menyurat terlebih dahulu
2 Perusahaan/Pabrik
untuk mendapatkan
p izin
Surat-menyurat kepada dinas
Sesuai peraturan
3 Pemda Kota terkait terlebih dahulu untuk
Pemda Kota
mendapatkan izin
Surat menyurat kepada
Surat-menyurat
Sesuai peraturan
4 Pemda Kabupaten Dinas terkait terlebih
Pemda Kabupaten
dahulu untuk mendapatkan izin
Surat-menyurat kepada
di
dinas terkait
k i terlebih
l bih Sesuaii peraturan
5 Pemda Propinsi
dahulu untuk mendapatkan Pemda Propinsi
izin Gubernur
Surat-menyurat
y terlebih dahulu Sesuai p
peraturan
6 Pe h tani
Perhutani
untuk mendapatkan izin Perhutani

110
Lanjutan 6.2.

GAMBAR 4a

Formula perhitungan jarak antara konduktor dengan


pohon di luar jjalur
p K d kt
Konduktor
x'y
x'
x'y = y² + x’² y
≥ 8,5 m pd 500 KV
x
≥ 4,5 m pd 150 KV
z
≥ 3,5 m pd 66 KV

z = Tinggi pohon.
y = Jarak terdekat antara pohon dengan proyeksi konduktor.
x‘ = Selisih jarak antara tinggi pohon dengan konduktor.
xx'yy = Jarak pohon terdekat ke konduktor.
x = Jarak konduktor dengan tanah
111
Lanjutan 6.2.

GAMBAR 4b

Formula perhitungan jarak antara konduktor dengan


pohon di bawah jalur Konduktor
x'
x' = x - z
≥ 8,5 m pd 500 KV
x
≥ 4,5 m pd 150 KV
z
≥ 33,5
5 m pd
d 66 KV

z = Tinggi pohon.
pohon
x‘ = Selisih jarak antara tinggi pohon dengan konduktor.
x = Jarak konduktor dengan tanah

112
Lanjutan 6.2.

GAMBAR 5

Perkiraan Tinggi pohon di sekitar ruang bebas pada tanah yang


bertebing untuk SUTET sirkit tunggal

z ≤ zz' z
Konduktor
36,5 m
z'

45°

113
6.3. REFERENSI PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN
DAN BENDA LAIN UNTUK RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET :

Jarak bebas minimum antara SUTT dan SUTETdengan tanah dan


benda lain, sesuai (Tabel 1)

Jarak bebas minimum antara SUTT dan SUTET dengan benda lain,
sesuaii (Tabel
(T b l 2 )

Formula perhitungan jarak antara konduktor dengan pohon diluar


dan dibawah jalur,
jalur sesuai ( gambar 4a & 4b )

Perkiraan jarak konduktor dengan pohon / benda lain disekitar


ruang bebas pada tanah yang bertebing, sesuai ( gambar 5 )

Proses pembebasan bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain

114
Lanjutan 6.3.
SURAT PERNYATAAN FORMULIR 1
Yang
g bertanda tangan
g dibawah ini saya
y
Nama : ………………………………
Pekerjaan : ………………………………
Alamat : ………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa,

bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang saya miliki yang terletak disekitar / dibawah
jalur SUTT / SUTET antara tower no……s/d tower no…….pada SUTT / SUTET antara Gardu
Induk ………………dan Gardu Induk………………., telah dibebaskan dan telah diganti rugi, maka
dimasa mendatang,g, bangunan,
g , tumbuh-tumbuhan dan benda lain tumbuh kembali sampai p
memasuki ruang bebas SUTT / SUTET, saya merelakan ditebang atau dipotong atau dibebaskan
oleh petugas PT PLN (Persero), dan tidak akan menuntut ganti rugi kepada siapapun. Adapun
bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang sudah dibebaskan antara lain :

Nama bangunan, tumbuh- tumbuhan


No. Ukuran Jumlah Biaya Ket
dan benda lain
1
2
3
4

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat
…………………,, ………………………...

………………………………..
115
6.4. PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN YANG
AKAN DIJADIKAN RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET

Komunikasi untuk mendapatkan ijin sampai ke


tingkat besarnya ganti rugi dengan pemilik
bangunan tumbuh
bangunan, tumbuh-tumbuhan
tumbuhan dan benda lain yang
akan dibebaskan

Penebangan,
P b pemangkasan
k d
dan pembebasan
b b
bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain.

Pembuatan surat pernyataan oleh pemilik


bangunan, umbuh-tumbuhan dan benda lain
setelah penebangan
penebangan, pemangkasan dan
pembebasan telah selesai, dan telah diganti
rugi, sesuai ( Formulir 1 )

116
Lanjutan 6.4.

FORMULIR 2

PENGECEKAN AKHIR RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET


ANTARA GI…………………….DAN GI………..………….
0LEH PT PLN ( Persero ) TERKAIT
TANGGAL : ………………………

NAMA BANGUNAN, TUMBUHAN DILUAR JALUR DIBAWAH JALUR


NO ANTARA DAN BENDA LAIN PHASA JUMLAH KETERANGAN
URUT TIANG
JENIS LOKASI X Y Z X Z

KETERANGAN : X = TINGGI KONDUKTOR, Y = JARAK DARI PROYEKSI KONDUKTOR , Z = TINGGI BANGUNAN, TUMBUH-TUMBHAN DAN
BENDA LAIN

117
6.5. PENGECEKAN AKHIR OLEH PT PLN ( Persero ) TERKAIT

Pengecekan akhir ruang bebas SUTT dan SUTET oleh


PT PLN ( Persero ) terkait, sesuai ( Formulir 2 )

Evaluasi hasil pengecekan akhir oleh PT PLN (Persero)


terkait, apakah ruang bebas sudah sesuai
peraturan/keputusan yang berlaku atau belum

Apabila ruang bebas telah memenuhi peraturan yang


berlaku, kemudian dibuat berita acara serah terima
pekerjaan

118
BAGIAN DUA

PEMALIHARAAN
SUTT / SUTET
Di jik oleh
Disajikan l h : IIr. T
Tohar
h S Suhartono
h

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


BAB I
PENDAHULUAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

119
1.1. UMUM

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara


Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETI) adalah sarana instalasi tenaga
listrik diatas tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat
Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya (antar
GI).

SUTT/SUTETI merupakan
k peralatan
l b
buatan manusia.
i Peralatan
P l i i
ini
pada dasarnya bisa rusak baik karena salah
pengoperasian,
p g p kesalahan saat konstruksi maupun
p telah
melampaui masa kerjanya (life time).
Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi:
Perawatan/pemeriksaan
Perbaikan
Penggantian
Pengujian

120
1.2 . TUJUAN

Mempertahankan kemampuan kerja peralatan


Memperpanjang live time peralatan
Menghilangkan, mengurangi resiko kerusakan
M
Mengembalikan
b lik kkemampuan kkerja
j peralatan
l t
Mengurangi kerugian secara ekonomis
Memberi keyakinan keandalan operasinya

121
BAB II
JENIS – JENIS PEMELIHARAAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

122
2.1. JENIS PEMELIHARAAN

Banyak metoda pemeliharaan yang dilakukan mulai dari


yang paling sederhana hingga yang rumit.
rumit Beberapa jenis
pemeliharaan antara lain :
Pemeliharaan rutin (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance)
Pemeliharaan yang berdasar kondisi / karakter
peralatan (Condition Base Maintenance / CBM)

123
2.2. PEMELIHARAAN RUTIN

Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan / usaha yang


secara periodik dilakukan untuk mempertahankan
kondisi jaringan agar selalu dalam keadaan baik
dengan keandalan dan daya guna yang optimal.
Dalam pelaksanaannya pemeliharaan rutin terdiri
dari :
Pemeliharaan tahunan
Pemeliharan lima tahunan

124
2.3. PEMERIKSAAN RUTIN

P
Pemeriksaan
ik rutin
ti merupakan
k pemeriksaan
ik secara
visual (inspeksi):
Ground patrol
Climb up inspection
Hasil pemeriksaan merupakan data yang dapat
d pa a
dipakai:
Evaluasi / perencanaan / pengembangan
Penanggulangan dan pencegahan
Perbaikan / perubahan / modifikasi
Penggantian

125
Lanjutan 2.3.

Ground patrol
Ground patrol adalah jenis pekerjaan
pemantauan/pemeriksaan harian terhadap jalur transmisi
tanpa memanjat tower dilakukan oleh Line walker secara
terjadwal. Obyek yang diperiksa adalah :

Kawat penghantar
p g
Ground wire
Ruang bebas (Right of Way/ROW)
Tower dan halamannya
Lingkungan dan aktifitas masyarakat sekitarnya

Climb up inspection
Cli b up inspection
Climb i ti adalah
d l h jenis
j i pekerjaan
k j pemeriksaan
ik
terhadap tower berikut perlengkapannya dilakukan oleh
Climber dengan cara memanjat tower pada SUTT/SUTET
yang dalam keadaan bertegangan.
bertegangan

126
Lanjutan 2.3.

Ob k yang diperiksa
Obyek di ik adalah:
d l h
Besi Tower dan kelengkapannya
Kawat penghantar sekitar tower
Ground wire sekitar tower
Klem pemegang kawat dan asesorisnya
Isolator dan asesorisnya
Benda asing yang terdapat pada tower , isolator dan kawat

Melalui pemeriksaan ini diharapkan secara dini dapat ditemukan


abnormaly atau kelainan-kelainan yang dapat menimbulkan
gangguan sehingga kerusakan dapat segera ditanggulangi yang
gangguan.
pada akhirnya keandalan penyaluran tenaga listrik tetap terjaga
dengan baik.

127
2.4. PEMERIKSAAN SISTEMATIS

Pemeriksaan Sistematis adalah pekerjaan pengujian yang dimaksudkan untuk


menemukank k
kerusakan
k atau
t gejala
j l kerusakan
k k yang tidak
tid k dapat
d t ditemukan
dit k
atau diketahui pada saat inspeksi untuk kemudian disusun saran-saran
perbaikannya.
Pelaksanaan Pemeriksaan Sistematis ini lebih luas dan lebih teliti dari pada
p
pemeriksaan rutin. Untuk memperoleh tingkat ketelitian yang tinggi
dipergunakan peralatan bantu.
Contoh dari pemeriksaan ini misalnya adalah pengujian kemampuan isolator di
laboratorium pemeriksaan kondisi sambungan dengan menggunakan Infra red
laboratorium,
thermovision, pemeriksaan tegangan tembus isolator dengan corona detector,
Beberapa hal yang mempengaruhi pola pemeliharaan rutin antara lain :
Kondisi alam setempat
polutif alami, polutif industri, gempa, kondisi normal, pertumbuhan
tanaman sepanjang jalur dan disekitar jalur, petir, longsoran dan lain
sebagainya.
Karakteristik kerja peralatan biasanya berdasarkan buku petunjuk
pabrik atau pengalaman yang terjadi selama ini: isolator gelas yang
sering pecah
Sosial kemasyarakatan
penggalian liar, pencurian : grounding – member tower dan lain
sebagainya.
128
2.5. PEMELIHARAAN KOREKTIF

Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance) adalah


pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan karena
peralatan mengalami kerusakan atau memerlukan
penyempurnaan.

Pemeliharaan korektif kebanyakan terjadi karena


jarang atau tidak pernah dilakukan pemeriksaan rutin.

129
2.6. PEMELIHARAAN DARURAT

Pemeliharaan Darurat dilakukan karena telah terjadi


kerusakan pada SUTT/SUTET yang disebabkan oleh
hal-hal diluar rencana seperti : banjir, gempa
bumi, longsor, gunung meletus, kebakaran, tertabrak
kendaraan dan lain sebagainya.

Pemeliharaan jenis ini sifatnya darurat dan


memerlukan penanganan ekstra serta segera untuk
mengatasinya Biayanya tentu saja tidak bisa
mengatasinya.
direncanakan dan mungkin bisa dimasukkan dalam
katagori biaya tak terduga karena memang
kejadiannya diluar kendali manusia. Salah satu
solusinya ialah memasang tower emergency.

130
2.7. PEMELIHARAAN BERDASARKAN KONDISI/KARAKTER PERALATAN
(CBM)

Pemeliharaan ini tidak lagi berdasar waktu,


waktu namun berdasar
kondisi/karakter peralatan. Dalam satu tahun bisa saja dilakukan
beberapa kali kunjungan atau pemeriksaan tergantung tingkat
potensi gangguan.
gangguan

Kerusakan yang terjadi menjadi statistik dan dapat disimpulkan


sebagai
g trend p peralatan. Namun adakalanya y kerusakan akibat
fenomena alam yang tidak terlihat sewaktu patroli. Contoh yang
dapat dilakukan CBM adalah :

Pemeriksaan isolator dan asesoris isolator maupun clamp


pada daerah yang polusinya tinggi.
Pemeriksaan jarak tower dan lendutan kawat pada kawasan
l
luas yang mengalami
l i longsor
l secara perlahan
l h
Pemeriksaan kondisi pondasi pada daerah longsoran
Pemeriksaan isolator pada daerah yang sering tersambar
petir
Pengukuran nilai pentanahan tower pada daerah pegunungan
atau musim kemarau.
131
2.8. CONTOH PEMELIHARAAN SUTT/SUTET

Berbagai macam pemeliharaan yang pernah terjadi di jaringan


SUTT / SUTET antara lain :
Penggantian isolator pecah atau rusak lapisan permukaannya
Pembersihan isolator karena polusi
p
Perbaikan kawat rantas
Perbaikan kawat putus
Pengencangan klem
klem-klem
klem jumper
Pembersihan kawat dari layang-layang
Ground patrol
Cli b up iinspection
Climb ti
Pemeriksaan stabilatas pondasi tower (leveling, retak)
Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda batas tanah
PLN, urugan tanah tapak tower)
Pengecekan Tahanan Pembumian
Pemeriksaan jjarak bebas konduktor dengan
g benda di sekitarnya
y
Perbaikan tower yang mengalami deformasi / bengkok-bengkok
akibat tanah sekeliling pondasi longsor
132
Lanjutan 2.8.

Pondasi turun/amblas karena tanah dasar pondasi mengalami


sliding/gelincir oleh arus air bawah tanah
Pengelasan baut-baut tower untuk mencegah pencurian
Perbaikan spacer yang le[pas dari konduktor
Penggantian pentanahan tower /grounding
Penebangan pohon atau antena komunikasi yang tumbang ke
arah konduktor (diluar row)
Penggantian besi tower karena pencurian
Penggantian Tension clamp konduktor
Pemasangan kembali / reposisi damper yang melorod ke tengah
gawang
Penggantian lampu aviasi yang mati/rusak
Penyambungan kembali kawat yang putus atau rusak berat
Penggantian asesoris / clamp yang karatan
Perbaikan klem kawat jumper yang putus
Pemasangan pengaman halaman tower

133
2.9.

Material pengganti existing: isolator; besi


diagonal, kawat penghantar, ground wire, dan lain
sebagainya
Repair sleeve
Mid span joint
Armor rod
BBM mesin
Minyak hydraulic
Sakapen
M j
Majun
Minyak WD
134
BAB III
PROSEDUR DAN RUANG
LINGKUP PEMELIHARAAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

135
3.1. PROSEDUR PEMELIHARAAN

Langkah kerja pemeliharaan SUTT/SUTETI adalah :


Adanya laporan dari petugas lapangan maupun masyarakat atau
hasil evaluasi data laporan
p yang
y g masuk
Melakukan Analisa Keselamatan Pekerjaan dengan meninjau
lapangan
Membahas hasil AKP dan rencana tindak lanjut yang diperlukan
Mempersiapkan: SDM; peralatan; metoda pengerjaan; material
pengganti maupun pendukung lainnya dan organisasi kerja
Menjadwalkan pekerjaan dan persetujuannya
Melakukan persiapan pekerjaan setelah adanya persetujuan
Melaksanakan pekerjaan
p j
Melakukan evaluasi
Membuat laporan kerja
Ruang Lingkup

136
3.2. RUANG LINGKUP PEMELIHARAAN

3.2.1. RUANG BEBAS / LINGKUNGAN

1 Jarak pepohonan thd kawat fasa

2 Jarak bangunan thd kawat fasa

3 Jarak pohon terhadap kawat fasa bila tumbang ke arah kawat

4 Jarak bangunan thd kawat fasa bila roboh ke arah kawat

5 Jarak jjaring
g pengaman
g thd kawat

6 Jarak kawat ke tanah

7 Jarak kawat ke tiang


gp p bila air p
perahu/kapal pasang
g
8 Kegiatan layang-layang

9 Struktur tanah dekat tiang


g

137
3.2.2. TIANG / MENARA / TOWER

1 Konstruksi tiang
2 Batang rangka besi
3 Tangga / baut panjat
4 Penghalang panjat (ACD)
5 y
Plat rambu bahaya
6 Plat nomor / pht / tanda fasa
7 Baut sambungan rangka
8 Indicator lamp (air traffict light)
9 Cat / galvanis badan tiang
10 Klem kawat grounding
11 Kawat grounding
12 Batang penangkal petir
13 Alat penangkal petir lainnya

138
3.2.3. ISOLATOR

1 Piringan isolator
2 Arcing horn sisi tiang
3 Arcing horn sisi kawat pht.
4 Assesories isolator (pin
(pin, dll)
5 Suspension clamp
6 Tension clamp
7 Ikatan isolator
8 A
Armour rod
d
9 Posisi rencengan isolator

139
3.2.4. PONDASI DAN HALAMAN TIANG

1 Pondasi / chimney

2 Kaki tiang / stub

3 Tumbuhan di halaman tiang

4 Pagar pengaman halaman tiang

5 P t k batas
Patok b t halaman
h l ti
tiang

6 Stabilitas tanah sekitar hal. tiang

7 Talud pengaman

8 Kegiatan pihak lain di halaman tiang

140
3.2.5. KAWAT PENGHANTAR

1 Kawat fasa
2 Peredam getaran (Vibr. damper)
3 Spacer
4 Midspan compression joint
5 Repair
R i sleeve
l
6 Jumper wire
7 Sagging
S i
8 Armour rod
9 Jarak
J k antar
t kawat
k t fasa
f

10 Indicator lamp (induction)

141
3.2.6. KAWAT PETIR DAN KAWAT OPTIK

1 Kawat petir
2 Peredam getaran (Vibr. damper)
3 Midspan compression joint
4 Repair sleeve
5 Tension clamp
6 Suspension clamp
7 Jumper wire
8 Sagging
9 Armour rod
10 Sign ball (bola pengaman)
11 Klem sambungan ke grounding
12 Kotak sambungan kawat optik
13 Kawat yang turun ke kotak kwt optik

142
BAB IV
JENIS – JENIS KELAINAN DAN
PENANGGULANGAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

143
4.1. JENIS KELAINAN

1 Amblas 1 Amblas
2 Andongan rendah 2 Andongan rendah
3 Bahaya I 3 Bahaya I
4 Bahaya II 4 Bahaya II
5 Bahaya
y III 5 Bahaya
y III
6 Bengkok 6 Bengkok
7 Benda asing 7 Benda asing
8 Cat pudar 8 Cat pudar
9 Dekat jalan 9 Dekat jalan
10 Erosi 10 Erosi
11 Hilang 11 Hilang
12 Karatan 12 Karatan
13 Kendor 13 Kendor
144
4.2. JENIS – JENIS PENAGGULANGAN

1 Ditinggikan
Diti ik chimneynya
hi 12 Dipasang
Di patok
t k
2 Dinaikkan kawatnya 13 Dinormalkan
3 Dibongkar 14 Diarmor rod / dipress
4 Ditebang / dipangkas 15 Disambung
5 Diluruskan 16 Diposisikan kembali seperti
6 Dibersihkan semula
7 Digalvanis
g / dicat ulang
g 17 Diperbaiki
p
8 Ditanggul 18 Diperiksa
9 Diganti 19 Diseimbangkan
10 Dikencangkan
11 Dibabat

145
4.3. CONTOH – CONTOH KOMPONEN SUTT AB
AB--NORMAL

146
Lanjutan 4.3.

147
Lanjutan 4.3.

148
Lanjutan 4.3.

149
BAB V
PERLENGKAPAN KERJA

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

150
5.1. PERALATAN KERJA PEMELIHARAAN

Transportasi peralatan ke
ke- Shackle
atas/ bawah : tali, katrol dll Peralatan bantu
Lever hoist BV lier
Sling Sling panjang
Karpet Tambang
Pengait pin isolator Kunci ring-pas
Palu plastik Angle level
Kunci-kunci ( Inggris dan
pas/ring)
Came along (tiang tension)
Conductor lifter (tiang
suspension)

151
Lanjutan 5.1.

Parang Sling mata itik


Tang kombinasi Shackle 5/8”
Ranging meter Alat ukur pentanahan (tahanan
Obeng minus besar kaki tiang )
Stop meter (5 meter) Gergaji besi
Clinometer Corona detector
Palu godam 5 kilogram Mesin press hydraulic
Theodolit Infra red thermovision
Water pas
Gimpole / tiang pengangkat

152
Lanjutan 5.1.

Kikir plat besar Mesin bor

Rol meter Mesin las

Chain saw Tir for

Teropong
p g Capstan
p winch

Pakaian kerja Capstan hoist

HT bagi koordinator dan Kunci ring

pengendali mutu Pekerjaan Kunci sok

Mesin potong

153
5.2. PERALATAN K3

Grounding
g + stick Rambu-rambu p
peringatan
g
Voltage detector Rambu K3
Alat komunikasi / HT Kotak P3K
Buku working permit Tandu
APD : Jas hujan
Topi pengaman Lampu penerangan
Kacamata UV
Pakaian kerja
Sabuk pengaman
L
Lanyard
d
Sepatu pengaman
Sarung tangan

154
Lanjutan 5.2.

1 1. TOPI PENGAMAN
2 2. KACAMATA ULTRA VIOLET (U.V)
3. PAKAIAN KERJA (WERK PACK)
4. LANYARD
8 5. SABUK PENGAMAN
6. SARUNG TANGAN
3
7. SEPATU PANJAT
4
8. HANDY TALKY (HT)

3 6

155
BAB VI
PEMELIHARAAN SUTT / SUTET

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

156
6.1. URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

{/| = Jenis dan Siklus Waktu Pemeliharaan


Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Ektra Tinggi (SUTET)
Jenis
Pemeliha Periode Pemeliharaan Dilaksanakan
raan

RP: Reegu Pratroli


Kondissi peralatan
Peralatan

PP:Petugas
Pemnneliharaan
Bila ddiperlukan
No Kegiatan

Tahunan
wulanan
Preeventive Kerja

Tahunan
Minngguan

Seemester
Coorective
Deetective

Taahunan
Buulanan
Harian

Triw

10 T
H

atau P
5T
1 Pemeriksaan Ruang Visual,
Bebas sepanjang Tero pong
Row { { ON PP ranging
meter
2 Pemeriksaan Visual
K t k i Ti
Konstruksi Tiang ddan
Perlengka pannya :
Penghalang Panjat, { { ON PP
plat tanda
phasa/nomer
h / ttower,
Kawat grounding

157
Lanjutan 6.1.

3 Pemeriksaan Isolator Visual,


dari korosi/keretakan { { ON PP Teropong
4 Pemeriksaan Pondasi Visual
dan Tanah disekitar waterpass
pondasi, apakah teodolit
t d t
terdapat
keretakan/pecah dan { | { | ON PP
tanahnya tergenang
air, ambles / longsor
d
dan pembersihan
b ih
halaman
5 Pemeriksaan Kawat Visual
petir (CSW/OPCW, teropong
K d kt j
Konduktor,jumper
wire, apakah ada
yang rantas), benda- { | { | ON PP
benda asing (layang-
l
layang, plastik);
l tik)
andongan PP apakah
memenuhi PP syarat
6 Pengukuran Hot Spot Thermo
d
dengan t
termovision
i i { | | { | ON PP Vi i
Vision

158
Lanjutan 6.1.

7 Pengukuran
P k Tahanan
Th Megger
M
Pentanahan kaki tower { | { | ON PP Pentanahan
8 Pengencangan Mur / Kunci-kunci
baut / tower,, klem dan
pembersihan isolator OF
{ | { | PP
kotor, pengukuran F
jarak (GAP) Arching
Horn
9 Pembersihan Isolator Shacaven,
OF
dari debu dan polutan { | | PP lap majun,
F
air
10 Pembersihan ruangg Parang,g
bebas sepanjang row { | | ON PP sabit dll.

159
6.2. PETUNJUK PEMELIHARAAN

Setiap peralatan kerja yang berupa mesin maupun alat ukur wajib
mengikuti buku instruksi yang dikeluarkan oleh pabrikan
Setiap alat kerja wajib diketahui Safe Working Loadnya (SWL)
Setiap beban yang akan ditanggung oleh alat kerja wajib diketahui
besarannya
Setiap petugas wajib mengetahui Safety faktor (SF)
Setiap petugas wajib mengetahui tanda-tanda kerusakan pada alat
kerja
S ti alat
Setiap l t kerja
k j tidak
tid k boleh
b l h digunakan
di k kecuali
k li sebagai
b i fungsinya
f i

160
6.3. PETUNJUK PEMELIHARAAN PERALATAN KERJA TRANSMISI

Pemeliharaan komponen transmisi wajib mengikuti prosedur


kerjanya atau Instruksi Kerja, agar tercapai satu kesepakatan
untuk meyelesaikan pekerjaan secara runtut/bertahap; tertib;
lancar dan aman.
I t k i Kerja
Instruksi K j komponen
k t
transmisi
i i antara
t lain:
l i
Pemeliharaan isolator
Pemeliharaan kawat penghantar
Pemeliharaan ground wire
Pemeliharaan rangka tower
Pemeliharaan halaman tower
Pemeliharaan ruang bebas

161
6.4. PEMELIHARAAN KOMPONEN TRANSMISI

Pekerjaan pemeliharaan yang telah diselesaikan harus dilaporkan ke


pemberi
b i tugas
t yang memuatt :
Proses persiapan
Tanggal, hari, jam pelaksanaan
Personel yyang
g terlibat
Organisasi kerjanya
Peralatan yang dipakai
Material yang digunakan
Tata laksana kerja
Kendala yang dihadapi
Solusi yang telah diterapkan
Pelaksanaan/penerapan K3
Masalah lingkungan
Biaya yang telah dikeluarkan
Saran dan usulan untuk perbaikan
Kesimpulan

Manfaat laporan pekerjaan :


Data
Bahan analisa untuk pebaikan dan pengembangan
Penilaian unjuk kerja
Lain-lain
162
BAGIAN TIGA

TRANSFORMATO
R TENAGA
Di jik oleh
Disajikan l h : IIr. T
Tohar
h S Suhartono
h

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA


BAB I
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

163
1.1. PRINSIP INDUKSI

Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi faraday.


Menurut hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup,
tertutup
adalah berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu dari pada arus
induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu (Lihat gambar 1.1.
dan 1.2).

Gambar 1.1. Arus magnitisasi Gambar 1.2. Arus magnitisasi


secara grafis
g tanpa secara grafis dengan
memperhitungkan rugi-rugi hit k
memperhitungkan rugi-rugi
i i besi.
b i
besi.
164
1.2. HUKUM LORENZ

Selain hukum Faraday,


Faraday transformator menggunakan hukum Lorenz
seperti terlihat pada gambar 1.3. berikut ini :

Gambar 1.3. Hukum Lorenz


165
1.3. PRINSIP DASAR/TEORI TRANSFORMATOR

Arus listrik bolak-balik


bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti
besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 2.4.) dan apabila
magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda tegangan.

Gambar 1.4. Suatu arus listrik Gambar 1.5. Suatu lilitan


mengelilingi inti besi maka besi mengelilingi magnit maka akan
itu menjadi magnit. timbul gaya gerak listrik (GGL)

166
Lanjutan 1.3.

Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti gambar 2.6.
di bawah
b h ini.
i i

Gambar 1.6. Prinsip Dasar dari Transformator.

Rumus tegangan adalah:


N f x 10 - 8 E = 4,44

167
Lanjutan 1.3.

Maka untuk transformator rumus tersebut sebagai berikut:


N1 f 1x 10 – 8 E1 : E2 = 4,44 N2 f2 x 10 - 8 : 4,44

Karena f 1 = f2, maka

N1 f 1 x 10 – 8 E1 : E2 = 4,44 N2 f2 : 4,44 x 10 – 8

E1 : E2 = N1: N2

E1 N2 = E2 N1

E2 = (N2 / N1) x E1

168
Lanjutan 1.3.

Dimana
Di ;
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
N1 = belitan primer
p
N2 = belitan sekunder

VA primer = VA sekunder
I1 x E1 = I2 x E2
E1/ E2 = I2 / I1
I1 = I2 ( E2/ E1)

Dimana ;
Rumus umum menjadi :
I1 = Arus primer
I2 = Arus sekunder
E1 N1 I2
E1 = tegangan primer
= =
E2 = tegangan sekunder
E2 N2 I1

169
BAB II
KONSTRUKSI BAGIAN-
BAGIAN-BAGIAN
TRANSFORMATOR

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

170
2.1. BAGIAN UTAMA (INTI BESI)

Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,


fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan.

Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk


mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy
Current (gambar 1.7).

Gambar 1.7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass

171
2.2. KUMPARAN TRANSFORMATOR

Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu


kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain.

Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Gambar 1.8. Kumparan Phasa RST


172
2.3. MINYAK TRANSFORMATOR

Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam

minyak
y trafo,, terutama trafo-trafo tenaga
g yyang
g berkapasitas
p besar.

Minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah,


pemindah

sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan

isolasi.

173
2.4. BUSHING

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah


bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki trafo. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian tentang
kondisi bushing yang sering disebut center tap.
174
2.5. TANGKI TRANSFORMATOR

Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat

pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo

dipasangkan rele bucholz yang akan meyebak gas produksi akibat

kerusakan mimyak karena listrik.

Untuk menjaga agar minyak terkontaminasi dengan air uyang masuk

bersama udara melalui saluran pelepasan dan masukanya udara kedalam

konservator perlu dilengkapi media penyerap uap air pada udara sering

disebut denga silicagel tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

175
Lanjutan 2.5.

Gambar : konservator minyak trafo (tanky)


176
2.6. PERALATAN BANTU

Pendingin.
Sebagai
S b i instalasi
i t l i tenaga
t listrik
li t ik yang dialiri
di li i arus maka
k trafo
t f akan
k terjadi
t j di
panas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur
udara disekeliling trafo tsb. Jika temperatur luar cukup tinggi dan beban
t f juga
trafo j ti
tinggi
i maka
k trafo
t f akan k b
beroperasi i denagn
d t
temperatur
t yang
tinggi pula.
Untuk mengatasi hal tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistim
pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari cairan pendingin
dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis baik yang
menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak dan
dibantu dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin
yang dapat beroperasi secara otomstis berdasar pada setting rele
temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipa minyak
isolasi panas.
Dari sistem pendingin tsb maka trafo dapat dibagi berdasarkan sistem
pendinginnya seperti ONAN, ONAF, OFAN, OFAF dan OFWF

177
Lanjutan 2.6.

Gambar : pendingin trafo type ONAF


178
Lanjutan 2.6.

Tap
T Changer
Ch (On
(O Load
L d Tap
T Changer).
Ch )
Kwalitas operasi tenaga listrik jika tegangannya nominal sesuai
ketentuan, tapi pada saat operasi terjadi penurunan tegangan sehingga
kwalitasnya menurun untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar
tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan kontinyu.
Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan
tegangan pada salah sisi input berubah tetapi sisi outputnya tetap. Alat
ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan
beban maka disebut On Load Tap Cahnger (OLTC).
Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya
tergantung pada perancang dan perubahan sistem tegangan pada
jaringan.

179
Lanjutan 2.6.

Saklar pengubah

(driverter switch)

Tap pemilih

( l t switch)
(selector it h)

Gambar .: On Load Tap Changer (OLTC)


180
Lanjutan 2.6.

Alat pernapasan (Dehydrating Breather)

Sebagai tempat penampungan pemuaian


minyak isolasi akibat panas yang timbul maka
minyak
y ditampung
p g p pada tangki
g yyang g sering
g
disebut sebagai konservator. Pada
konservator ini permukaan minyak diusahakan
tidak boleh bersinggungan dengan udara
karena kelembaban udara yang mengandung
uap air akan mengkontaminasi minyak
walaupun prosesnya berlangsung cukup lama.
Untuk mengatasi hal tersebut udara yang
masuk kedalam tangki konservator pada saat
minyak menjadi dingin kebalikan jika trafo
panas maka pada saat menyusut maka alan
menghisap udara dari luar masuk kedalam
tangki dan untuk menghindari terkontaminasi
oleh kelembaban udara maka diperlukan
suatu media penghisap kelembaban yang
digunakan biasanya adalah silicagel yang
secara khusus direncang untuk maksud
tersebut diatas.
181
2.7. INDIKATOR – INDIKATOR

Thermometer
Th t
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan
primer dan sekunder juga minyak.
Thermometer ini bekerja j atas dasar air raksa ((mercuri/Hg)g) yyang
g
tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum
indikator derajat panas.

Beberapa thermometer
dikombinasikan dengan panas
dari resistor khusus yang
tersambung dengan ct yang
terpasang pada salah satu
fasa (fasa tengah) dengan
demikian penunjukan yang
diperoleh adalah relatif
terhadap kebenaran dari
panas yang terjadi.

182
Lanjutan 2.7.

Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4 Thermometer Winding
4.
5. Thermometer oil

183
Lanjutan 2.7.

Permukaan minyak
Adalah alat penunjukan tinggi permukaan minyak yang pada konservator.
konservator
Ada beberapa jenis seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara
memasang gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga
akan mudah mengetahui level minyak.
Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan
melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara
biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem
pernapasan sehingga pemuan dan penyusutan minyak udara yang
masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.

184
2.8. PERALATAN PROTEKSI INTERNAL

Rele Bucholz

Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam


minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada
gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge, over heating
yang umumnya menghasilkan gas.
Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan rele dan akan
mengerjakan kontak-kontak alarm.
Rele deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap
ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu
transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan
kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip
P
Pemutus
t A
Arus d i instalasi
dari i t l i transformator
t f t tersebut.
t b t Ada
Ad beberapa
b b j i
jenis
rele buchholtz yang terpasang pada trafo,
Rele sejenis tapi digunakan untuk mengamankan ruang OLTC dengan
prinsip
p p kerja
j yyang g sama seringg disebut dengan
g Rele Jansen.
Terdapat beberpa jenis antara lain sema seperti rele buhcoltz tetapi tidak
ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang
Menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi
perubahan tekanan kerena gangguan akan berkerja, berkerja disini tidak alarm
langsung trip dan dengan prinsip yang sama hanya menggunakan
pengaman tekanan atau saklar tekanan.
185
Lanjutan 2.8.

186
Lanjutan 2.8.

Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate


Adalah rele yang bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam trafo,
karena tekanan ini melebihi kemampuan membran yang terpasang maka
membran akan pecah dan minyak yang karena tekanan akan keluar dari dalam
t f
trafo

Pipa penghubung

Konservator
Tutup tangki
V1

Tangki

187
Lanjutan 2.8.

Rele
R l tekanan
k lebih
l bih (Sudden
(S dd Pressure
P Relay)
R l )
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu
tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh decomposisi
dan evaporasi minyak.
Dengan melengkapi sebuah pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan
lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya.
Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa
millidetik, tangki trafo akan meledak dan terjadi panas lebih pada cairan,
konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan suatu peralatan
pengaman.
Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan
tersebut.

188
Lanjutan 2.8.

Gambar : RELE SUDDEN PRESSURE

189
Lanjutan 2.8.

Rele pengaman tangki


Rele bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki
akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti
motor kipas, srkulasi dan motor2 bantu yang lain, pemanas dll.
Arus ini sebagai pengganti rele diferensial sebab sistim rele
pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak
dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo
d
dengan k
kapasitas
it kecil.
k il
Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang
dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang
kecil kemudian tersambung pada rele tangki tanah dengan ratio
ct antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
190
Lanjutan 2.8.

191
Lanjutan 2.8.

Neutral Grounding
g Resistance ((NGR))

Adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan


pentanahan dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan
yang terjadi sehingga diperlukan proteksi yang praktis dan tidak
terlalu mahal karena karakteristik rele dipengaruhi oleh sistem
pentanahan titik neutral.

NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, yaitu resistance yang


dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y (bintang).

NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 KV,


sedangkan pada titik neutral trafo 150 KV dan 500 KV
digrounding langsung ( solid ).

NILAI NGR
Tegangan 70 KV 40 Ohm
Tegangan 20 KV 12 Ohm, 40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm

192
Lanjutan 2.8.

JENIS NGR
Resistance Liquit ( Air ),
) yaitu bahan resistance adalah air murni.
murni
Untuk memperoleh nilai Resistance yang diinginkan
ditambahkan garam KOH .
Resistance Logam,
Logam yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin
dan dibuat dalam panel dengan nilai resistance yang sudah
ditentukan.

193
Lanjutan 2.8.

KONSERVATOR

KLEM

BUCHOLTZ RELAY

BUSHING

JANSEN RELAY

RADIATOR
TERMOMETER RELAI

SILICAGEL OLTC

MEKANIK OLTC
KIPAS PENDINGIN

KONTROL BOX FAN SILICAGEL MAIN


TANK

PERLENGKAPAN TRANSFORMATOR

194
2.9. PERALATAN TAMBAHAN UNTUK PENGAMAN TRANSFORMATOR

Pemadam kebakaran (transformator - transformator besar )

Sistem pemadam kebakaran yang modern pada transformator


saat sekarang sudah sangat diperlukan. Fungsi yang penting
untuk mencegah terbakarnya trafo.
trafo Penyebab trafo terbakar
adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder
sehingga pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika prose
tersebut berlangsung cukup lama karena rele tidak operasi dan
tidak operasinya rele juga sebagai akibat salah menyetel waktu
pembukaan PMT, rele rusak, dan sumber DC yang tidak ada serta
kerusakan wiring.
g

Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem


mengurangi minyak secara otomatis sehingga terdapat ruang
yang mana secara paksa gas pemisah oksigen diudara
dimasukan kedalam ruang yang sudah tidak ada minyaknya
sehingga tidak ada pembakaran minyak, sehingga kerusakan
yang lebih
l bih parah
h dapat
d t dihindarkan,
dihi d k walaupun
l k di i trafo
kondisi t f
menjadi rusak.
195
Lanjutan 2.9.

Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan


menggunakan motor pompa DC adalah suatu kondisi yang sangat
berisiko sebab hanya menggunakan kaatup otomatis yang
dikendalikan oleh pemicu dari saklar akibat panasnya api dan
menutupnya katup otomatis pada katup pipa minyak penghubung
tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum rele bucholz) serta
adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi)
diisikan melaui p
pipa
p y yang
g disambungg p
pada bagian
g bawah trafo
kemudian akan menuju keruang yang tidak terisi minyak. Dengan
demikian mencegah terbakarnya minyak didalam trafo dapat
dihindarkan.

196
2.10. PROTEKSI EKSTERNAL TRANSFORMATOR

Proteksi Eksternal transformator

P51N

NP51G

96T
26 87T
63

S51-1 S51-2

PU

64V 197
Lanjutan 2.10.

Rele Differensial ((Differential Relay)


y)
Relai diferensial trafo berfungsi mengamankan transformator
dari gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam
transformator, antara lain hubung singkat antara kumparan
dengan kumparan atau antara kumparan dengan tangki.

I1 I2 I1 I2
1
1 2 2

B B B B
R
IR=I1-I2= R IR=I1+ I2≠ 0
0

Eksternal Fault Internal Fault

198
Lanjutan 2.10.

Restricted Earth Fault (REF)


Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault
(REF) untuk mengamankan transformator bila ada gangguan
satu satu fasa ke tanah di dekat titik netral transformator yang
tidak dirasakan oleh rele differensial.
differensial

Dibawah ini dijelaskan sensitivitas dari relai differensial


terhadap gangguan satu fasa ke tanah.
tanah

87N 87N

199
Lanjutan 2.10.

Prinsip kerja REF adalah membandingkan besarnya arus sekunder


kedua trafo arus yang digunakan. Pada waktu tidak terjadi
gangguan/keadaan normal atau gangguan di luar daerah
pengaman, maka ke dua arus sekunder tersebut di atas besarnya
sama sehingga tidak ada arus yang mengalir pada relai,
sama, relai akibatnya
relai tidak bekerja.
Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamanannya, maka
kedua arus sekunder trafo arus besarnya tidak sama oleh karena
itu, akan ada arus yang mengalir pada relai, selanjutnya relai
bekerja.
Dari Gambar 10.b. terlihat bahwa relai diferensial dan relai
gangguan tanah terbatas digabung menjadi satu rangkaian, dengan
rasio transformasi trafo arus antara sisi primer dan netral harus
sama. Trafo arus yang digunakan adalah jenis low reaktans yaitu
class X atau class P jenis low reaktans.
Pada prinsipnya relai ini membandingkan arus masuk antara trafo
arus sisi primer dan netral trafo tenaga.
R l i REF termasuk
Relai t k kelompok
k l k relai
l i differensial
diff i l dari
d i jenis
j i high
hi h
impedans, adapun prinsip kerja relai differensial high impedans
seperti uraian di bawah ini. 200
Lanjutan 2.10.

Rele arus lebih ((Over current Relay)


y) dan Rele hubung g tanah ((Ground
Fault Relay)
Relai arus lebih tak berarah dan Relai Hubung Tanah Tak berarah
atau cukup disebut relai arus lebih dan relai hubung tanah. Relai ini
berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung
singkat fasa-fasa maupun fasa tanah dan dapat digunakan sebagai :
Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah)
Pengaman cadangan pada trafo,
trafo generator dan transmisi.
transmisi
Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial
Pengaman utama motor listrik yang kecil.
R S T

OCR
CT

OCR GFR
CT

OCR
CT

201
Lanjutan 2.10.

CT

OCR
t>>

PMT INDIKATOR

CC

Rele thermis (Thermal Relay)


Pada instalasi Tegangan tinggi banyak digunakan
thermometer jenis pengukur langsung ataupun pengukur
tidak langsung.
202
Lanjutan 2.10.

Thermometer pengukur langsung.


Thermometer pengukur langsung banyak digunakan pada
instalasi tegangan tinggi/ Gardu Induk , seperti pada ruang
kontrol,, ruang
g rele,, ruang
g PLC dll.
Suhu ruangan dicatat secara periodik pada formulir yang telah
disiapkan (contoh formulir terlampir) dan dievaluasi sebagai
bahan laporan.
laporan

Thermometer pengukur tidak langsung


T
Termometert pengukurk tidak
tid k langsung
l b
banyak
k digunakan
di k pada
d
instalasi tegangan tinggi / transformator yang berfungsi untuk
mengetahui perubahan suhu minyak maupun belitran
transformator.
Suhu minyak dan belitan trafo dicatat secara periodik pada
formulir y
yangg telah disiapkan
p ((contoh formulir terlampir)
p ) dan
dievaluasi sebagai laporan. Skema peralatan ukur dimaksud
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
203
Lanjutan 2.10.

Skema peralatan pengukuran tidak langsung

Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
5 Thermometer oil
5.

204
BAB III
PARAMETER / PENGUKURAN
TRANSFORMATOR

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

205
3.1. OIL LEVEL TRANSFORMATOR LOW ALARM

Indikasi Keterangan
Oil level Indikasi ini menunjukan bahwa minyak
transformer transformator yang ada di dalam tangki trafo
low alarm berkurang, sehingga alat ukur permukaan
minyak (level) mengerjakan kontak dan
mengirim alarem ke panel kontral, dan di panel
kontrol muncul sinyal oil level transformer low
alarm serta membunyikan bel (kontak
penggerak untuk memberikan sinyal dan alarm
bekerja).

206
3.2. OIL LEVEL OLTC LOW ALARM

Indikasi Keterangan
Oil level OLTC Indikasi ini menunjukan bahwa minyak yang ada
low alarm di dalam tangki tap changer berkurang, sehingga
alat ukur p
permukaan minyak
y ((level)) mengerjakan
g j
kontak dan mengirim alarem ke panel kontral
,dan di panel kontrol muncul sinyal oil level
OLTC low alarm serta membunyikan bel (kontak
penggerak untuk memberikan sinyal dan alarm
bekerja).
adanya panas lebih sehingga terjadi gelembung-
gelembung gas yang terakumulasi sampai nilai
tertentu (300 - 350 Cm3). Gas tersebut menekan
pelampung untuk kontak alarm, dan mengirim
sinyal ke panel kontrol dan dipanel timbul sinyal
Bucholtz alarm dan bel berbunyi .

207
Lanjutan 3.2.

Jika didalam trafo terjadi partial discharge pada


isolasi, maka akan terjadi gelembung gas
(seperti diatas) maka timbul Bucholtz alarm dan
bel berbunyi.
Jika minyak didalam trafo bocor sehingga
sampai tingkat permukaan rele bucholtz, maka
apabila pelampung atas sudah tidak terendam
minyak maka kontak bucholtz alarm akan
minyak,
tertutup dan memberikan sinyal bucholtz alarm
dan bel berbunyi.

208
3.3. BUCHOLTZ ALARM

Bucholtz Indikasi ini menunjukan bahwa kontak rele


Alarm Bucholtz untuk Alarm bekerja (kontak rele
bucholtz ada dua ,satu alarm dan yang
satunya trip).
trip)
Bekerjanya disebabkan beberapa kejadian
yaitu
ya tu :

209
3.4. WINDING TEMPERATURE ALARM

Winding Winding primer


temperature Indikasi ini menunjukan bahwa suhu (temperature)
alarm kumparan primer panas melebihi setting alarm
termometer (misalnya 85 °C) C) dan sushu trafo
mencapai 85 ° C ,maka kontgak alarm pada
termometer (termostat) akan tertutup dan
mengirim sinyal alarem ke panel kontrol winding
primer alarm serta bel berbunyi.
Winding g sekunder
Indikasi ini menunjukan bahwa suhu (temperature)
kumparan primer panas melebihi setting alarm
termometer (misalnya 85 °C) C) dan sushu trafo
mencapai 85 ° C ,maka kontgak alarm pada
termometer (termostat) akan tertutup dan
mengirim sinyal alarem ke panel kontrol winding
sekunder alarm serta bel berbunyi.
210
3.5. OLTC VOLTAGE REGULATOR ALARM

OLTC voltage Pengaturan setting tegangan pada peralatan


regulator alarm regulator tidak sesuai dengan tegangan yang
diminta, maka rele regulator tegangan akan
memberikan sinyal ke panel kontrol dan
memberi sinyal OLTC voltage regulator alarm
serta bel berbunyi.

211
3.6. TRANSFORMATOR COOLING FAULT ALARM

Transformer Indikasi ini menunjukan bahwa sistem pendingin


cooling fault (kipas atau pompa minyak sirkulasi ada gangguan)
alarm yaitu :
saklar termis untuk pasokan motor kipas pendingin
trip (lepas) sehingga motor tidak berputar dan
saklar termis tersebut kontak bantunya tertutup dan
memberikan sinyal ke panel kontrol Transformer
cooling fault alarem dan bel berbunyi.
y tidak berputar/bekerja
Pompa sirkulasi minyak j
saklar termis untuk pasokan motor pompa minyak
pendingin trip (lepas) sehingga motor tidak
berputar dan saklar termis tersebut kontak
bantunya menutup dan memberikan sinyal ke
panel kontrol Transformer cooling fault alarm dan
bel berbunyi.

212
3.7. MARSHALLING KIOSK FAULT ALARM

Marshalling Indikasi tersebut menunjukan terjadi gangguan


kios fault sumber arus bolak-balik 220/380 V, yaitu
alarm saklar sumber tegangan AC 220/380 V trip,
sehingga bay tersebut tidak ada pasokan AC,
dan saklar tersebut kontak bantunya menutup
dan mengirim sinyal gangguan ke panel
kontrol sehingga timbul sinyal Marshalling
kios fault alarem dan bel berbunyi.

213
3.8. FIRE PROTECTION OUT OF SERVICE ALARM

Fire protection Indikasi ini menunjukan bahwa sistem


out of service pemadam api transformator tidak siap bekerja
alarm (out of service), yaitu akibat saklar DC 110 V
sumber pasokan untuk sistem instalasi
pemadam api trip (tidak masuk), sehingga
kontak bantunya menutup dan memgirim
sinyal ke panel kontrol dengan indikasi Fire
protection out of service alarem dan bel
berbunyi.

214
3.9. BUCHOLTZ TRIP

Bucholtz Indikasi ini menunjukan bahwa rele bucholtz bekerja


trip menjatuhkan PMT (trip) yang disebabkan oleh :
Gangguan yang serius atau hubung singkat lilitan
t f /k
trafo/kumparan t f sehingga
trafo hi t j di penguraian
terjadi i
minyak dan bahan isolasi lain serta menimbulkan
gas dan aliran minyak
g y dari trafo ke rele bucholtz
,sehingga kontak rele bekerja mengirim sinyal trip ke
PMT primer dan sekunder,memberikan sinyal alarm
bucholtz trip dan membunyikan bel.
Gangguan minyak trafo bocor sehingga terjadi
penurunan permukaan minyak sampai level yang
minimum (sebelumnya terjadi alarm bucholtz)
,sehingga kontak rele bekerja mengirim sinyal trip ke
PMT primer dan sekunder,memberikan sinyal alarm
bucholtz trip dan bel berbunyi.
215
Lanjutan 3.9.

Terjadi gangguan alam ,misalnya gempa bumi


yang besar ,sehingga terjadi goncangan minyak
didalam terfo maupun rele bucholtz,dan kontak
rele menutup memberikan sinyal trip PMT primer
dan sekunder dan sinyal bucholtz trip bel atau
klakson bunyi.

216
3.10. OIL TEMPERATURE TRIP

Oil temperature
t t trip
ti Indikasi
I dik i ini
i i menunjukan
j k bahwa
b h
minyak trafo panas yang melebihi
setting pengaman temperatur
temperatur,
sehingga kontak termometer untuk
trip menutup memberikan sinyal
untuk menjatuhkan PMT primer dan
sekunder dan mengirim
g sinyal
y ke
panel kontrol bucholtz trip dan bel
bunyi

217
3.11. WINDING TEMEPERATURE TRIP

winding temperature Indikasi ini menunjukan bahwa


trip winding atau kumparan trafo panas
yang melebihi
l bihi setting
tti pengaman
temperatur, sehingga kontak
termometer untuk trip menutup
memberikan sinyal guna
menjatuhkan PMT primer dan
sekunder dan mengirim sinyal ke
panel kontrol bucholtz trip
p p dan bel
bunyi.

218
3.12. PROTECTION DEVICE OLTC TRIP

Protection device Indikasi ini menunjukan rele Jansen


OLTC trip dan atau pengaman OLTC bekerja,
akibat terjadi breakdown isolasi pada
wadah tap changer atau
ketidaknormalan operasi tap changer
g
atau terjadi tahanan pengalih putus,
maka akan memberikan sinyal trip
PMT primer dan sekunder dan sinyal
ke panel protection device OLTC trip
dan bel/klakson bunyi.

219
3.13. PRESSURE RELIEF DEVICE TRANSFORMATOR TRIP

Pressure relief Indikasi ini menunjukan terjadi gangguan


device didalam trafo, misalnya hubung singkat lilitan
transformer /kumparan sehingga terjadi tekanan hidraulik di
trip dalam trafo.
Tekanan ini didistribusikan ke semua arah
didalam trafo yang akan mendorong dinding
trafo,jika tekanan yang terjadi melebihi
kemampuan gaya dorong rele sudden pressure
(misalnya 10 psi) maka katup piringan akan
terdorong dan mengerjakan limit switch rele,
memberikan sinyal trip ke PMT primer dan
sekunder,
k d serta
t sinyal
i l k
ke panell k t l
kontrol
pressure relief device dan bel/klakson bunyi.
220
3.14. FIRE PROTECTION OPERATED TRIP

Fire Indikasi menunjukan


j ada gangguan
g gg fire
protection protection trafo bekerja, yaitu indikasi ada
operated trip kebakaran trafo, dan PMT trafo trip, bucholtz
bekerja, fire detector bekerja, maka pemadam
api memberikan sinyal untuk mengerjakan
sistem pemadam api bekerja yaitu membuang
sebagian permukaan minyak, kurang lebih 15
cm dari deksel atas,, menutup
p shutter,,
memasukan nitrogen bertekanan dan
mengaduk minyak didalam tangki trafo,yang
akhirnya api yang berkobar dapat padam dan
mengirim sinyal ke panel kontrol pemadam
atau panel kontrol fire protection operated bel
bunyi.
221
3.15. CIRCUIT BREAKER 20 KV OPEN

Circuit
Ci it breaker
b k 20 kV Indikasi
I dik i ini
i i menunjukan
j k bahwa
b h pada
d
open kubikel 20 kV ada yang trip, PMT
yang trip tersebut memberikan sinyal
ke panel kontrol circuit breaker 20 kV
open bel bunyi.

222
3.16. DC SUPLLY FAILURE

DC supply failure Indikasi menunjukan ada saklar DC


110 V panel kontrol atau proteksi
pada panel trafo trip, dan kontak
bantu saklar DC tersebut
memberikan sinyal
y DC supply
y failure
dan bel berbunyi

223
3.17. MAIN PROTECTION OPERATED

Main protection Indikasi ini menunjukan rele utama


operated pengaman trafo (Diferensial) bekerja,
sehingga kontak rele diferensial
menutup dan mengirim sinyal untuk
mentripkan PMT primer dan sekunder
serta mengirim sinyal ke panel kontrol
Main protection operated bel
/klakson berbunyi.

224
3.18. BACK UP PROTECTION OPERATED

Back up protection Indikasi ini menunjukan rele


operated cadangan (back up) pengaman trafo
(OCR,REF,SBEF) bekerja ,sehingga
kontak rele (OCR, REF, SBEF)
menutup dan mengirim sinyal untuk
mentripkan PMT primer dan sekunder
serta
t mengirim
i i sinyal
i l ke
k panell kontrol
k t l
Back up protection operated bel /
klakson berbunyi.
berbunyi

225
3.19. BREAKER FAILURE OPERATED

Breaker failure Indikasi menunjukan rele breaker


operated failure bekerja, kontak rele breaker
menutup memberi sinyal trip pada
PMT dan PMT yang lain yang satu
rel (bus) dan mengirim sinyal ke
panel kontrol Breaker failure
operated dan b el/klakson berbunyi.

226
3.20. HEALTY TRIP 1 – 2 ALARM

Healty trip 1-2 alarem Indikasi menunjukan ada gangguan


sistem p
pemantau rangkaian
g trip
p PMT
melihat ada ketidaknormalan (coil trip
putus) dan mengirim alarm ke panel
kontrol Healty trip 1-2 alarm dan bel
berbunyi

227
3.21. TRANSFORMATOR FAULT ALARM STAGE

Transformer fault Indikasi menunjukan ada gangguan


alarem stage pada pengaman trafo (bucholtz,
suhu
h tinggi,
ti i permukaan
k minyak)
i k) dan
d
kontak rele tersebut mengirim sinyal
alarm ke panel kontrol Transformer
fault alarm stage dan bel berbunyi.

228
3.22. TRANSFORMATOR FAULT TRIPPING STAGE

Transformer
T f fault
f lt Indikasi
I dik i menunjukan
j k ada
d gangguan
tripping stage pada pengaman trafo (bucholtz, suhu
tinggi permukaan minyak,
tinggi, minyak jansen
jansen,
sudden pressure) dan kontak rele
tersebut mengirim sinyal trip ke PMT
primer dan sekunder dan sinyal ke
panel
p kontrol Transformer fault
tripping stage dan bel berbunyi.

229
3.23. AUTO RECLOSE IN PROGRESS

Auto reclose in Indikasi menunjukan rele recloser


progress bekerja pada waktu ada gangguan
,kontak
k t k rele
l memberikan
b ik i dik i ke
indikasi k
panel kontrol Auto reclose in
progress dan bel/klakson berbunyi.
berbunyi

230
BAB IV
TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

231
4.1. FUNGSI

Trafo PS adalah suatu alat listrik untuk menurunkan tegangan


tinggi (biasanya 20 kV) menjadi tegangan rendah (220/380 Volt).

Trafo PS ini berguna sebagai sumber AC 3 phase – 220/380 Volt


untuk
t k kebutuhan
k b t h li t ik di suatu
listrik t Gardu
G d Induk
I d k misalnya
i l : untuk
t k
penerangan, AC-AC, Rectifier dan peralatan lain yang memerlukan
tenaga listrik.
listrik

232
4.2. JUMLAH TRAFO YANG DIBUTUHKAN

Jumlah trafo distribusi di g


gardu induk idealnya
y adlah dua unit
sehingga pada saat pemeliharaan trafo PS maka gardu induk tsb
tidak kehilangan daya AC karena trafonya dipadamkan. Kapasitas
trafo PS tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh gardu
induk tersebut tapi rata-rata diantara kapasitas 100 – 500 kVA,
bahkan ada trafo yang khusus digunakan untuk pemasok
kompressor baik phenuematik maupun hidrolik.

233

Anda mungkin juga menyukai