SUTT,
TENAGA
BAGIAN I
2
Beban berat tiang & lengannya
lengannya, konduktor
konduktor, isolator & asesorisnya
asesorisnya.
Tekanan angin datar tegaklurus arah saluran pada tiang dan ½ panjang saluran kedua sisi tiang.
3
Tiang harus diperhitungkan pula terhadap kemungkinan timbulnya gaya torsi karena ketidak
seimbangan, oleh gaya-tarik-kerja maksimum dari satu konduktor.
Tiang tipe D : 50% gaya tarik kerja maksimum dari satu konduktor pada satu sisi, tanpa
tekanan angin
angin.
Tiang tipe A, H dan E : 100% gaya-tarik-kerja maksimum dari satu konduktor pada satu sisi,
tanpa
p tekanan angin.
g
Gaya torsi maksimum yang dapat terjadi pada tiang dan lengannya karena ketidak seimbangan
gaya tsb.diatas.
4
CONTOH BEBERAPA JENIS ISOLATOR
5
JUMLAH ISOLATOR MENURUT TEGANGAN SALURAN
6
PERLENGKAPAN ISOLATOR
7
CONTOH : UNTAIAN (STRING) UNTAIAN TARIK TUNGGAL & GANDA
ISOLATOR GANTUNG
8
JARAK BEBAS
9
JARAK BEBAS UNTUK MACAM
MACAM--MACAM LINTASAN
10
11
12
Untuk
U t k perlindungan
li d tterhadap
h d b bahaya
h k
kebakaran,
b k maka
k jjarak
k minimum
i i antara
t gedung
d d
dengan proyeksi
k i
proyeksi hantaran paling luar pada bidang datar yang melewati bagian bawah kaki tiang adalah :
20 m bagi pondasi yang letaknya terdekat dengan SUTT
20 m bagi pompa pompa/tangki bensin diukur sampai bagian yang menonjol terdekat
dengan SUTT.
50 m bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki terdekat dengan SUTT.
3 m bagi pagar.
13
14
15
16
CONTOH JARAK BEBAS PADA SALURAN 500 KV SIRKIT TUNGGAL
Contoh Jarak-bebas
Jarak bebas pada Saluran 500 kV Sirkuit Tunggal :
andongan
g
o
40
7m
7m jarak bebas
o
45
8,5 m
20 m 24 m 20 m
17
PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET PADA MANUSIA
Tegangan nom.: 500 kV 2-sirkit 1-sirkit Kuat Medan Listrik Batas Waktu Aman
Jarak bebas ke tanah [kV/m] [kV/m] [kV/m] per 24 jam
11 m 7,4 9,1 hingga 5 tidak terbatas
15 m 42
4,2 57
5,7 5 - 10 3 jam
18 m 3 4,2 10 - 15 1,5 jam
15 - 20 10 menit
20 - 25 5 menit
18
KONDUKTOR
JENIS KONDUKTOR
Contoh beberapa
p Jenis Konduktor
Konduktor AAAC
Konduktor ACSR →
19
KORONA DAN BENTUK KONDUKTOR KHUSUS
Bila tegangan saluran dinaikkan terus menerus, maka pada suatu tegangan kritis visual,
pada permukaan konduktor akan tampak cahaya violet yang disertai suara mendesis dan
t i
tercium b
bau ozon. G
Gejala
j l iinii di
disebut
b tkkorona, yang d
dapatt menimbulkan
i b lk rugii d
daya d
dan gangguan
komunikasi radio.
Korona mulai terjadi pada gradien tegangan 30 kV/cm, dimana tegangan tembus udara terjadi.
Tegangan kritis, dimana korona mulai timbul (Vo), dipengaruhi oleh : kepadatan udara, tekanan
udara, cuaca dan jari-jari konduktor, serta kondisi permukaan konduktor.
Maka untuk mengurangi pengaruh corona, diameter elektrik kawat diperbesar dengan cara
penggunaan konduktor berkas atau konduktor bolong ; serta diusahakan agar permukaan
konduktor tetap halus (tidak tergores). Demikian pula tanduk isolatornya berbentuk gelang
atau bola untuk memperbesar diameter elektriknya.
konduktor
pengikat
20
PENGARUH GETARAN KARENA ANGIN PADA KONDUKTOR
Angin yang bertiup terus menerus menimbulkan getaran dan goyangan pada konduktor yang
dapat menyebabkan kelelahan pada ujung klem, dan lama kelamaan merusak konduktor.
Untuk itu bagian konduktor pada klem tumpu/gantung diperkuat dengan potongan kawat yang
disebut "armor-rods" dan memasang alat peredam getaran "stockbridge damper" diujung
Armor rods →
Stockbridge damper
21
BAB II
PENAMPILAN / ANATOMI SUTT
gawang ( a )
(h)
tiang → jarak bebas ( c )
22
PERHITUNGAN ANDONGAN
Perhitungan Andongan :
( Sumber : Hutauruk )
Y
a S.sin φ S
B A φ S.cos φ
s b
X→ Gaya :
-a/2 H 0 Gs a/2 H = S.cos φ
G.s = S.sin φ
23
Andongan, b = y pada x = a/2,
2
q = luas penampang kawat [mm ]
2
⎛ a ⎞ σ = H/q = tegangan spes.kawat [kg/mm ]
b = C .⎜ cosh −1 γ = G/q = berat spes.kawat
spes kawat [kg/m.mm
2
[kg/m mm ]
⎝ 2C ⎠ C = σ/γ = H/G [m]
s = (H/G).sinh[(G/H).x]
L = 2s = 2C.sinh(a/2C)
24
Gaya tarik kawat (S) pada ujung A, (x=a/2) :
S = H.cosh[(G/H).x → S = H.cosh(a/2C)
a2 a3 a 2G 2
b= L=a+ S=H+
8C 24C 2 8H
25
ANDONGAN PADA TITITK TUMPU BERBEDA TINGGINYA
Pendekatan kasar :
2 2
r =a +k
2
; dengan pendekatan : b = r2γ/8σ dan b' = (r/a).b = r3γ/(8a.σ)
Q (Y2;X2)
r
k
d b a
P (Y1;X1) b'
b1
X
0
2 2 2 2
Andongan : b = a /8C = a γ/8σ = (X/2) γ/8σ = X γ/2σ → γ/2σ = A.
A
2
Persamaan kuadrat kurva kawat : Y = Α.X + C ( B = 0, kurva simetris sumbu Y ).
X1 = (Y2−Y1)/(2*A*(X2−X1))−(X2−X1)/2 b1 = A*X1^2
C = Y1 − b1 d = X1*(Y2−Y1)/(X2−X1) b' = b1+d
b = b' *(X2−X1)/((X2−X1)^2 + (Y2−Y1)^2)^0,5 26
PENGARUH SUHU DAN ANGIN PADA KAWAT
PENGARUH SUHU
Pengaruh suhu :
27
PENGARUH ANGIN
Pengaruh angin :
P = tekanan angin [kg]
P = f.d.p.F f = faktor bentuk
2 2
p = tekanan angin spesifik = v /16 [kg/m ]
v = kecepatan angin [m/det]
2
F = luas permukaan kawat ⊥ angin [m ]
= L x diam.kawat
d = koef.ketidaksamaan = 0,75 (Indonesia)
(Hutauruk)
maka :
γ tot = γ 2 + γ w
2
28
PERHITUNGAN ANDONGAN TERKONDISI
Bentangan
g konduktor saluran udara harus memenuhi beberapa
p syarat
y :
Andongan tidak boleh turun terlalu rendah hingga melanggar "ruang bebas" yang aman dan disyarat-
kan, yang dapat terjadi karena pengaruh kenaikan suhu dan tekanan angin.
o o 2
VAB : tm = (15 − 0,55h)
0 55h) C , h = tinggi dari permukaan laut dalam hm ; tmaks
k .=
= 60 C ; p = 80 kg/m .
Tegangan konduktor tidak boleh melebihi batas yang aman yang diizinkan, yang dapat terjadi karena
g ((σmaks. ‹ ½ σputus)).
suhu yyangg menurun dan tekanan angin.
Agar peletakan konduktor ekonomis, suhu maksimum, suhu minimum, kekuatan angin dan batas
andongan maupun batas tegangan kawat perlu diperhitungkan secara komprehensif.
29
Persamaan bentangan konduktor terkondisi, dengan beberapa pendekatan :
σ t + A.σ t = B
3 2
a 2 .γ tot2
dimana : A= E + α .E (t − t m ) − σ maks
24σ maks
2
a 2γ 2 E
B= ((tanpa
p beban angin)
g )
24
a 2 .γ tot2 E
B= (plus beban angin)
24
Keterangan : ▫ 'tanpa beban angin' pada suhu t, untuk menentukan andongan saat penarikan kawat;
o
▫ penggunaan suhu maksimum (tmak = 60 C), untuk menentukan andongan terendah.
o
▫ suhu minimum (tm = 15 C) dan angin maks.berkaitan dengan σmaks yang diizinkan.
Andongan : a 2 .γ tot a 2 .γ
dengan angin : b= tanpa angin : b=
8σ t 8σ t
o
Andongan b yang diperlukan adalah pada t = 60 C untuk menentukan jarak-bebas, dan
o
pada suhu lapangan t = ± 30 C untuk penarikan konduktor. 30
PENYELESAIAN PERSAMAAN DENGAN CARA GRAFIS
3 2 2 3
s + A.s = B → B = A.s + s (s=σ)
B
s= 12 11 10 9 8 7 6 5
A s=12 s=11 s=10 s=9 s=8 s=7 s=6 s=5
0 1728 1331 1000 729 512 343 216 125
1 1872 1452 1100 810 576 392 252 150
2 2016 1573 1200 891 640 441 288 175
3 2160 1694 1300 972 704 490 324 200
4 2304 1815 1400 1053 768 539 360 225
5 2448 1936 1500 1134 832 588 396 250
6 2592 2057 1600 1215 896 637 432 275
7 2736 2178 1700 1296 960 686 468 300
8 2880 2299 1800 1377 1024 735 504 325
9 3024 2420 1900 1458 1088 784 540 350
10 3168 2541 2000 1539 1152 833 576 375
31
B = As^2 + s^3
3500
s=12
s=11
3000 s=10
s=9
9
s=8
2500 s=7
s=6
s=5
2000
1500
1000
500
0
A
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cara : Hitung A dan B ; perpotongan antara A dan B adalah nilai s ( =σ = tegangan spes.kawat [kg/mm2])
Contoh : A=5,8 ; B=404,82 → σ ≈ 6
Y→
Y 1
Yn+1 ← Yn'
Y '
Yn+2 X
0 Xn+2 Xn+1 Xn
33
Contoh penyelesaian dengan Program Microsoft Excel :
34
Pengukuran andongan b atau tegangan konduktor σ saat pemasangan kawat :
35
KARAKTERISTIK KAWAT
Kharakteristik Kawat
(Sumber : Finska K. A.)
37
BAB III
PEMBANGUNAN SALURAN
UDARA
Konstruksi saluran udara dimulai dari penentuan rute kasar dengan alternatif-alternatif-nya
di t peta
diatas t skala
k l 1 : 100
100.000
000 , dengan
d garis-garis
i i llurus ddan bbelokan
l k patah
t h ddengan rute
t
sependek mungkin dari GI awal ke GI akhir.
Survei pengukuran menghasikan profil panjang rute yang dipilih dan profilnya
profilnya, dengan skala
panjang (horisontal) 1: 2.000 ; dan tinggi (vertikal) 1 : 500. Disamping gambar profil, digambar
pula peta denah sepanjang rute dengan cakupan 30 m kiri dan kanan as (garis sumbu), dimana
tergambar sungai
sungai, jalan
jalan, jalur KA
KA, saluran listrik dan telekomunikasi,
telekomunikasi tipe permukaan tanah dsb
dsb.
yang dilintasi rute saluran.
38
PEDOMAN PEMILIHAN ROUTE SALURAN
Usahakan untuk melewati daerah padang terbuka, persawahan, dan hindari untuk melintasi gunung,
perbukitan, hutan, rawa-rawa, danau, bantaran sungai, serta daerah pemukiman padat.
Hindari paralel dengan saluran telekomunikasi, untuk menghindari terjadinya interferensi.
Dengan gambar profil (skala panjang 1 : 2.000 dan tinggi 1 : 500, ditentukanlah letak-
l t k titiang, tipe
letak ti tiang
ti dan
d panjang j gawang. Ti
Tipe titiang : DD, A
A, H
H, ddsb.
b yang titingginya
i
standar / normal atau diperpendek atau diperpanjang, atau perlu dimodifikasi.
Alat yang diperlukan : maal (template) yang sesuai dengan kawat dan persyaratan yang
ditentukan,, tinggi
gg tiangg ((titik ppencantolan kawat),), jjarak bebas dan ppanjang
j g ggawangg ekiv.
39
PENENTUAN LOKASI TIANG/MENARA
Pilih tempat
t t yang lebih
l bih tinggi,
ti i agar diperoleh
di l h gawang yang lebih
l bih panjang,
j atau
t titiang llebih
bih pendek.
dk
Hati-hati dengan penempatan tiang di lembah, agar tidak terjadi tarikan ke atas pada tiang/isolator.
g mal ggaris andongan
Periksa dengan g suhu minimum,, t = tm.
40
GAWANG EKIVALEN (RULLING SPAN)
a1 + a 2 + a 3 + L + a n
3 3 3 3
ae =
a1 + a 2 + a 3 + L + a n
Rumus be secara pendekatan :
2 ae = panjang
j gawang ekivalen
ki l
a e = a r + (a mak − a r ) amak = panjang gawang maks.
3
ar = panjang gawang rata-rata
41
TEMPLATE (MAAL)
permukaan
tanah
jarak bebas
a .γ
2
be = e
o
Persamaan andongan pada t = 60 C, tanpa angin (=kurva a):
( andongan terendah,be untuk gawang ekivalen, ae ) 8σ 60
a 2 .be
Andongan yang lain, dengan gawang a pada seksi yang sama : b= 2
ae 42
PEMASANGAN KONDUKTOR
Penggelaran konduktor
Penyambungan konduktor
43
PENGGELARAN KONDUKTOR
Penggelaran
gg konduktor
Snatch block →
Haspel (drum) kabel diletakkan tetap ditempat di ujung seksi saluran; didongkrak dan dipasang as,
sehingga haspel mudah diputar. Kawat ditarik dari haspel dan digelar sepanjang trase saluran.
Cara kedua adalah dengan meletakkan haspel kabel diatas kereta/trailer; setelah ujung kabel dipantek,
kereta ditarik sepanjang trase sambil menggelar kabel.
Sebelum penggelaran konduktor, trase dipersiapkan dan dipasangi gawang bambu pada pelintasan-
pelintasan untuk mengamankan fasilitas dibawahnya dan kabel itu sendiri.
Pada tiap tiang yang dilewati penggelaran kawat, kawat diangkat keatas tiang, diletakan pada roda
katrol (snatch block) yang telah digantuing pada lengan tiang (crossarm).
Snatchblock mempunyai tutup yang memudahkan konduktor dimasukan dan dikeluarkan dan aman.
Kecuali sebagai penopang konduktor
konduktor, snatch block memudahkan konduktor meluncur dan tegangan
tegangan-
nya merata sepanjang konduktor saat penarikan.
Haspel harus dapat ditahan dengan rem agar kawat cukup tegang, tidang terlalu mendayut kebawah.
44
PENYAMBUNGAN KONDUKTOR
Penyambungan konduktor
Kabel yang kurang panjang untuk suatu seksi ( ≈ 3 km ), perlu disambung dengan cara yang sesuai.
Sambungan selongsong pelintir : kedua ujung kabel dimasukkan paralel keselongsong dan selongsong
berikut kabel di dalam nya dipelintir dengan bantuan tang pelintir.
Selongsong tembaga untuk kabel tembaga, dan selongsong aluminium untuk kabel aluminium.
Sambungan kompresi : ujung kabel baja (ACSR) dimasukan ke pipa besi dan dipres, kemudian bagian
aluminium bersama bagian besi dimasukkan dalam pipa aluminium dan dipres.
Pengepresan dimulai dari bagian tengah, berlanjut ke ujung selongsong.
Untuk kabel AAC dan AAAC digunakan pipa (selongsong) yang ditarik (drawn) dengan alat penarik.
45
PENARIKAN KAWAT
Penarikan Kawat
Untuk penarikan
penarikan, ujung konduktor dipasangi catok (came-along)
(came along) yang menggenggam konduktor dengan
erat saat ditarik, atau sarung jala kabel (kellum grip, "stocking" pulling grip) untuk konduktor kabel.
Penegangan konduktor dapat dilakukan dengan katrol majemuk atau dengan kotrek (winch, chain jack)
diatas tiang
tiang, atau dengan mesin tarik (lear) di tanah; bahkan ditarik traktor bila medan memungkinkan
memungkinkan.
Hati-hati saat penarikan, agar sambungan konduktor tidak tersangkut di katrol gantung (snatch block).
Setelah konduktor ditarik sampai mencapai tegangan atau andongan yang ditentukan, ujung konduktor
kemudian dijangkarkan pada kaki tiang
tiang.
Selama penarikan, tiang penegang atau tiang akhir harus diperkuat dengan penopang tarik.
Setelah ditarik, biarkan konduktor selama ½ - 4 jam atau lebih, agar terjadi perataan tegangan (biasa-
nya tegangan pada ujung tarik sesaat setelah penarikan lebih besar daripada pada pangkal nya).
Jika memungkinkan, sebaiknya ketiga konduktor ditarik bersaman dengan bantuan "equalizer".
46
47
48
Pengukuran andongan ( b ) atau tegangan konduktor ( σ ) saat pemasangan kawat :
49
PENGUKURAN ANDONGAN DENGAN GELOMBANG
Setelah kawat direntang, perlu diperiksa apakah andongan telah sesuai dengan yang direncanakan.
Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan menghitung waktu perambatan gelombang
melalui kawat yang direntang dari tiang ke tiang gawang ybs.
b= → b = 0,30656 T
2
g = 9,81 m/det2
32
2
Dengan menghitung 10 x pulang balik, maka : b = 0,030656 x (T10) meter
Perhatian untuk konduktor aluminium atau campurannya (AAC, AAAC, ACSR) :
(L'Al.Français)
Kawatt Al llebih
K bih llunak
k d
dan rapuh
hddarii C
Cu, makak selalu
l l d dalam
l b
bentuk
t k b
bundel
d l ((multi-strand)
lti t d)
Kekerasan permukaan Al ‹ Cu, maka perlu ditangani lebih hati-hati, khususnya φ kecil.
Pada waktu penarikan kawat jangan sampai menggeser permukaan kasar dan keras;
luka yang terjadi dapat menjadi awal keretakan yang disebabkan getaran karena angin.
Di udara terbuka permukaan Al timbul karat putih, baik sebagai proteksi terhadap
pengaruh luar; namun tidak untuk zatzat-zat
zat tertentu aa.l.
l : kapur
kapur, semen
semen, kotoran hewan
dan pupuk kimia.
Permukaan kabel Al sebaiknya dilumuri gemuk agar lebih tahan thd. udara laut.
Aluminium bersifat elektro neg.terhadap logam lain pada umumnya : Cu, Ni, Pb, Fe ,
sehingga kontak dengan logam-logam tersebut dapat terjadi reaksi elektrolisa yang
menimbulkn karat. Tidak demikian dengan Zn-Cd Zn Cd dan Sn (logam yang digalvanisir atau
dilapisi timah putih).
o o
Titik leleh Al relatif rendah (658 C dibanding 1080 C untuk Cu), jadi lebih tidak tahan
terhadap busur listrik; usahakan pemangkasan (trimming) pohon secara teratur.
50
PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI
kawat pembumian
51
Rumus untuk batang pembumian : R = ρ ⎛ 2L ⎞ R = tahanan kaki menara [Ω]
ln ⎜ ⎟
2πL ⎝ d ⎠ ρ = tahanan jenis tanah [Ω.m]
L = panjang batang pembumian [m]
2 batang pembumian : d = A= a .r d = radius ekiv.batang pembumian [m]
substitusikan A ke d dari rumus pertama a = jarak antara batang pemb.[m]
r = jari-jari batang pemb. [m].
3 batang pembumian U : d = A = 3 a 2 .r
4 batang pembumian : d = A=4 2 .a 3 r
Counterpoise (
R = r .ρ . coth L r / ρ ) L = panjang kawat [m]
ρ = tahanan jenis tanah [ Ω.m]
r = resistans kawat [Ω/m]
52
Rumus untuk kawat pembumian bentuk radial 4 lengan
ρ ⎛ 2L 2L s s2 s4 ⎞
R= ⎜ ln
l + ln
l + 2,912 − 1,071 + 0,645 2 − 0,145 4 L
L 8πL ⎝ a s L L L ⎠
L = panjang lengan [cm] s/2 = kedalaman kawat pembumian [cm]
a = radius kawat pembumian [cm ρ = tahanan jenis tanah [Ω.cm]
cm]
53
PENGUKURAN RESISTANSI PEMBUMIAN
54
PENGUKURAN RESISTANSI JENIS
JENIS TANAH
a a a
55
BAB IV
PENDALAMAN MASALAH
KHUSUS
a 2 .γ tot2
maka : A= E + α .E (t − t m ) − σ maks 2 2 2
= (a .γ tot .E)/(24σmak. ) − σmak
24σ maks
2
a 2 .γ tot2 E
B=
24
σ t + A.σ t = B
3 2
3 2 2 2 2 2 2 2
→ σt + σt .(a . γ tot .E)/(24σmak ) − σt .σmak =a .γ tot .E/24
3 2 2 3 2 2
σmak + a . γ tot .E/24 − σmak = a . γ tot .E/24 ∴ q.e.d.
56
Contoh Perhitungan Rentangan Kawat ACSR "HEN"
o
Kondisi tanpa
p angin
g dan t = 60 C :
A = a2gtot2E/24smak2 + αE(t-tm) - smak = 5,801335
B = a2.g2.E/24 = 404,8228 s3 + A.s2 = B
Hasilnya : σ = 5,8855 kg/mm2 (lihat cara coba2 Excel atau grafik B(A)σ ).
dan b = a a^2*g/8/σ
2 g/8/σ = 7,11
7 11 m
m.
o
dengan angin dan t = 60 C : A' = A = 5,801335 hasil : s' = 9,7 kg/mm2
B' = a2.gtot2.E/24 = 1461,83 b = 8,19 m
57
Dengan Program Excel, metoda coba2 :
3 2 3 2
s s +A.s -B s' s' +A'.s' -B'
11 1628,1387 10 118,3035
10 1175,3107 8 -578,545
8 478 4626
478,4626 9 -262 922
-262,922
6 20,025217 9,5 -80,8845
5,6 -47,27698 9,6 -42,443
5,7 -31,14447 9,7 -3,30939
58
5,8 -14,55393
14 55393 98
9,8 36 52221
36,52221
5,9 2,500628 9,79 32,50747
5,89 0,7741196 9,77 24,49908
5,889 0,601727 9,75 16,51878
5 887
5,887 0 2570827
0,2570827 9 73
9,73 8 566522
8,566522
5,886 0,0848309 9,72 4,600893
5,8856 0,0159434 9,71 0,642257
5,88551 0,0004447 9,709 0,246778
5,885509 0,0002725 9,708 -0,14863
5,885508 0,0001003 9,7083 -0,03002
5,88550795 9,169E-05 9,7084 0,009523
58
Perhitungan σ dengan komputer program Excel, metoda Newton :
X=σ
A B X^3 + A*X^2 = B
5,8 404,82 Y = X^3 + A*X^2 - B Y' = 3X^2 + 2*A*X
Xn+1 = Xn - Yn/Y'n
Langkah Xn Y' Yn Xn+1
1 8 284,8 478,38 6,320295
2 6,3202949 193,15381 79,33886 5,90954
3 5 9095401 173,31866
5,9095401 173 31866 4,108342
4 108342 5,885836
5 885836
4 5,8858362 172,2049 0,013207 5,885759
5 5,8857595 172,2013 1,38E-07 5,885759
6 5 8857595 172,2013
5,8857595 172 2013 0 5,885759
5 885759 Yn = 0 , stop ! Jadi : X = σ = 5,886
5 886
59
RUMUS – RUMUS PEMBUMIAN
60
Contoh : Grafik Resistansi Batang Pembumian
Pembumian, R = f(L)a.
Kesimpulan : "a" kurang berpengaruh ; L ≈ 1,75 m mulai jenuh.
1 batang
g pembumian
p ;ρ
ρ=10.000 Ω.cm
180
160
a1,25
,
140
a2,0
120 a3,0
100
00
m]
R [Ohm
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250
L [cm]
61
Multi batang :
dimana :
ρ
R = resistensi pembumian [Ω]
⎛ 2 .L ⎞ ρ = resistansi jenis bumi [Ω.m]
R= ln ⎜ ⎟ L = panjang batang [m]
2 .π . L ⎝ A ⎠ A = radius ekivalen batang [m]
a = radius batang [m]
s 2 batang : A2 = a .s
s s
s 3 batang : A3 = 3
a .s 2
s ss 4 batang : A4 = 4
2 .a . s 3
s
Contoh : Grafik multi batang pembumian, dengan L = 1,5 m, a = 0,025 m dan ρ = 100 Ω.m,
sebagai fungsi dari s.
Saran : s ≥ L .
62
Contoh : Grafik multi batang pembumian, dengan L = 1,5 m, a = 0,025 m dan ρ = 100 Ω.m,
sebagai fungsi dari s.
Saran : s ≥ L .
50
1,5
40
100
3
m]
R [ohm
30 0,025
20
10
0
1 2 3 4 s [m] 5 6 7 8
63
Counterpoise counterpoise menara
1 kawat :
L
( )
L = panjang kawat [m]
R = r .ρ . coth L r / ρ ρ = tahanan jjenis tanah [[Ω.m]]
r = resistans kawat [Ω/m]
64
2
Contoh : Resistansi Counterpoise Kawat HDC 5050, 95 dan 150 mm ; ρ = 1.000
1 000 Ω.m
Ω m (pasir kering)
Kesimpulan : ukuran kawat tidak berpengaruh (ketiga kurva berimpit)
Resistansi Counterpoise
p
12
10
R50
R70
8
R95
hm]
6
R [Oh
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
L [m]
65
KONDUKTOR BERKAS
Konduktor berkas
1/n
n.d de = D(
d D(n*d/D)
*d/D)
r s r d eq = D n D = diam.berkas
re = √(r x s) D d = diam.konduktor
r = radius konduktor D=s
d = 2.r ( )
2.re = s√(2*2*r/s)
n=2 re = √(r*s) sama !
r
1/3
d = 2.r 2.re=s(3*2*r*√¾/s) /√¾
2 1/3 2 1/3
D re = (r x s ) n=3 re=(¾.r.s /¾)
2 1/3
s D = s/√(3/4) re=(r.s ) sama !
r r
d=22.rr 2.re=s√2(4.2.r/(s√2))
2 re=s√2(4 2 r/(s√2))^(1/4)
(1/4)
3 1/4 1/8 3 1/4
D re = 1,09(r x s ) n=4 re=2 (r*s )
3 1/4
s D = s√2 re=1,09(r*s ) sama !
66
TIANG/MENARA TRANSPORTASI
pandangan atas :
T R S S' R
R' T' T T
S' R' S S
R S T
T' R
pandangan depan :
67
KORONA
s >> d
V ⎛ 0 , 426 ⎞
E= E O = 30 .m .δ .⎜ 1 + ⎟
⎛ 2 .s ⎞
d . ln ⎜ ⎝ δ .d ⎠
⎟
⎝ d ⎠
⎛ 2 .s ⎞
VO = E O .d . ln ⎜ ⎟
⎝ d ⎠
68
69
GRADIEN TEGANGAN/KUAT MEDAN LISTRIK
74
H G/V
H.G/V G di Tegangan
Gradien T 1 i kit datar
1-sirkit d t
0,3
S/H=1,2
0,25 S/H=1,0
S/H=0,8
S/H=0,6
S/H=0,4
02
0,2
0,15
0,1
0,05
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
H/D
75
Contoh : Gradien Tegangan maksimum diatas permukaan tanah (tanpa distorsi)
Saluran 500 kV 1-sirkit datar
S = 10 m D = 0,3 m H = 12,5m V = 500kV
S/H = 0,6
06 H/D=41 67
H/D=41,67 dari kurva : H.G/V
H G/V = 0 162 ; → G = 0,162
0,162 0 162*500/12
500/12,5
5 = 6,48
6 48 kV/m
G [kV/m]
G [kV/m] vs. H [m] 1-sirkit datar
10
7
y = 490,7x-1,71
6
2 G
1 Power ((G))
0
H [m]
5 10 15 20 25 30
76
77
KARAKTERISTIK KAWAT
Kharakteristik Kawat
(Sumber : Finska K. A.)
Modulus Elastisitas (E) koef.muai Berat Spes. Modulus Elastisitas (E) koef.muai Berat Spes.
Jenis dan Penampang final awal linear (α) γ Jenis dan Penampang final awal linear (α) γ
2 2 -6 o 2 2 -6 o
komposisi Al / St kg/mm kg/mm x 10 / C [kg/m.mm2] komposisi Al / St kg/mm kg/mm x 10 / C [kg/m.mm2]
78
PERLENGKAPAN SATU UNTAIAN ISOLATOR SUTT
Perlengkapan
g p satu untaian Isolator SUTT
79
PENGARUH MEDAN MAGNET ELEKTROMAGNETIK
80
BAB V
PEKERJAAN DALAM KEADAAN
BERTEGANGAN
81
TUJUAN
82
KATEGORI INSTALASI LISTRIK
83
KEADAAN CUACA
Keadaan Cuaca
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan harus
menghindari keadaan cuaca :
Cuaca basah : hujan gerimis sampai hujan lebat.
K b t : yang d
Kabut dapatt menghalangi
h l i penglihatan
lih t
para pekerja.
B d i petir
Badai ti : tterlihat
lih t kil
kilatt d
dan suara guruh.
h
Angin kencang : mempengaruhi kedudukan
penghantar dan peralatan kerja
kerja.
84
JARAK AMAN
Jarak Aman
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan harus memperhatikan
jarak aman dari bagian yang bertegangan seperti Tabel berikut :
85
DAERAH TERLARANG
Daerah Terlarang
86
konduktor
bertegangan daerah aman
t
daerah terlarang
daerah perlindungan
daerah aman
87
PENDEKATAN CARA KERJA
Persyaratan Pekerja :
Mengikuti latihan secara intensif sampai trampil dan lulus
dengan sertifikat.
88
Pengawasan pekerjaan :
Pekerjaan diawasi oleh seorang pengawas yang telah
berpengalaman dan bersertifikat sebagai pengawas;
gg g jjawab atas p
bertanggung pekerjaan
j y
yang
g dibebankan
padanya kepada Kepala Operasi sebagai pemberi tugas.
Pengawas selalu berada ditempat pekerjaan dan
berkoordinasi dengan Kepala Operasi atau wakilnya
yang ditunjuk.
Pengawas beridentitas khusus : baju dan helm merah.
Peralatan kerja :
Semua peralatan kerja
j harus lulus pengujian
g j laboratorium
(LMK) secara berkala, dan dicek/dites sebelum digunakan.
89
CONTOH : CARA PELAKSANAAN PDKB PADA KATAGORI II (TM)
90
e0 > 6 E.P
e2 > 8 E.P
e3 > 8 E.P
Dengan bantuan
elevator, pekerjaan lebih
91
DAFTAR PUSTAKA
92
BAB VI
RUANG BEBAS DALAM RANGKA
PEMBANGUNAN SUTT & SUTET
93
6.1. PENDAHULUAN
Untuk
U t k menjaga
j k
keandalan
d l d
dan k ti
kotinyuitas
it d l
dalam menyalurkan
l k t
tenaga
listrik, pembangunan transmisi tidak hanya menggunakan komponen fisik
transmisi, tetapi juga memerlukan kebebasan operasional transmisi
tersebut.
94
6.2. RUANG BEBAS PEMBANGUNAN SUTT DAN SUTET SESUAI TINGKAT
TEGANGAN OPERASI
95
Lanjutan 6.2.
96
Lanjutan 6.2.
97
Lanjutan 6.2.
C C
C
C
C C
C = 8,5
meter
98
Lanjutan 6.2.
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Gambar 1d NOMOR : 01.P/47/MPE/1992
TANGGAL : 7 PEBRUARI 1992
17
17
15
8,5
8,5
11
3
45
Satuan dalam
7,5 5,5
, meter
13
Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit
ganda pada tengah gawang (menara tidak ditinggikan)
99
Lanjutan 6.2.
100
Lanjutan 6.2.
101
Lanjutan 6.2.
102
Lanjutan 6.2.
103
Lanjutan 6.2.
104
Lanjutan 6.2.
105
Lanjutan 6.2.
106
Lanjutan 6.2.
107
Lanjutan 6.2.
Tabel
Jarak bebas minimum antara penghantar
SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain
Keterangan : Konstanta C pada gambar 1 s/d 10 diambil dari angka-angka tabel tersebut diatas
108
Lanjutan 6.2.
Tabel 2
109
Lanjutan 6.2.
Pemilik Bangunan,
No.
Tumbuh-tumbuhan Proses Keterangan
Urut
dan Benda Lain
Langsung ke masyarakat untuk
1 Masyarakat Umum
mencapai kesepakatan
Surat-menyurat terlebih dahulu
2 Perusahaan/Pabrik
untuk mendapatkan
p izin
Surat-menyurat kepada dinas
Sesuai peraturan
3 Pemda Kota terkait terlebih dahulu untuk
Pemda Kota
mendapatkan izin
Surat menyurat kepada
Surat-menyurat
Sesuai peraturan
4 Pemda Kabupaten Dinas terkait terlebih
Pemda Kabupaten
dahulu untuk mendapatkan izin
Surat-menyurat kepada
di
dinas terkait
k i terlebih
l bih Sesuaii peraturan
5 Pemda Propinsi
dahulu untuk mendapatkan Pemda Propinsi
izin Gubernur
Surat-menyurat
y terlebih dahulu Sesuai p
peraturan
6 Pe h tani
Perhutani
untuk mendapatkan izin Perhutani
110
Lanjutan 6.2.
GAMBAR 4a
z = Tinggi pohon.
y = Jarak terdekat antara pohon dengan proyeksi konduktor.
x‘ = Selisih jarak antara tinggi pohon dengan konduktor.
xx'yy = Jarak pohon terdekat ke konduktor.
x = Jarak konduktor dengan tanah
111
Lanjutan 6.2.
GAMBAR 4b
z = Tinggi pohon.
pohon
x‘ = Selisih jarak antara tinggi pohon dengan konduktor.
x = Jarak konduktor dengan tanah
112
Lanjutan 6.2.
GAMBAR 5
z ≤ zz' z
Konduktor
36,5 m
z'
45°
113
6.3. REFERENSI PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN
DAN BENDA LAIN UNTUK RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET :
Jarak bebas minimum antara SUTT dan SUTET dengan benda lain,
sesuaii (Tabel
(T b l 2 )
114
Lanjutan 6.3.
SURAT PERNYATAAN FORMULIR 1
Yang
g bertanda tangan
g dibawah ini saya
y
Nama : ………………………………
Pekerjaan : ………………………………
Alamat : ………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa,
bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang saya miliki yang terletak disekitar / dibawah
jalur SUTT / SUTET antara tower no……s/d tower no…….pada SUTT / SUTET antara Gardu
Induk ………………dan Gardu Induk………………., telah dibebaskan dan telah diganti rugi, maka
dimasa mendatang,g, bangunan,
g , tumbuh-tumbuhan dan benda lain tumbuh kembali sampai p
memasuki ruang bebas SUTT / SUTET, saya merelakan ditebang atau dipotong atau dibebaskan
oleh petugas PT PLN (Persero), dan tidak akan menuntut ganti rugi kepada siapapun. Adapun
bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang sudah dibebaskan antara lain :
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat
…………………,, ………………………...
………………………………..
115
6.4. PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN YANG
AKAN DIJADIKAN RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET
Penebangan,
P b pemangkasan
k d
dan pembebasan
b b
bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain.
116
Lanjutan 6.4.
FORMULIR 2
KETERANGAN : X = TINGGI KONDUKTOR, Y = JARAK DARI PROYEKSI KONDUKTOR , Z = TINGGI BANGUNAN, TUMBUH-TUMBHAN DAN
BENDA LAIN
117
6.5. PENGECEKAN AKHIR OLEH PT PLN ( Persero ) TERKAIT
118
BAGIAN DUA
PEMALIHARAAN
SUTT / SUTET
Di jik oleh
Disajikan l h : IIr. T
Tohar
h S Suhartono
h
119
1.1. UMUM
SUTT/SUTETI merupakan
k peralatan
l b
buatan manusia.
i Peralatan
P l i i
ini
pada dasarnya bisa rusak baik karena salah
pengoperasian,
p g p kesalahan saat konstruksi maupun
p telah
melampaui masa kerjanya (life time).
Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi:
Perawatan/pemeriksaan
Perbaikan
Penggantian
Pengujian
120
1.2 . TUJUAN
121
BAB II
JENIS – JENIS PEMELIHARAAN
122
2.1. JENIS PEMELIHARAAN
123
2.2. PEMELIHARAAN RUTIN
124
2.3. PEMERIKSAAN RUTIN
P
Pemeriksaan
ik rutin
ti merupakan
k pemeriksaan
ik secara
visual (inspeksi):
Ground patrol
Climb up inspection
Hasil pemeriksaan merupakan data yang dapat
d pa a
dipakai:
Evaluasi / perencanaan / pengembangan
Penanggulangan dan pencegahan
Perbaikan / perubahan / modifikasi
Penggantian
125
Lanjutan 2.3.
Ground patrol
Ground patrol adalah jenis pekerjaan
pemantauan/pemeriksaan harian terhadap jalur transmisi
tanpa memanjat tower dilakukan oleh Line walker secara
terjadwal. Obyek yang diperiksa adalah :
Kawat penghantar
p g
Ground wire
Ruang bebas (Right of Way/ROW)
Tower dan halamannya
Lingkungan dan aktifitas masyarakat sekitarnya
Climb up inspection
Cli b up inspection
Climb i ti adalah
d l h jenis
j i pekerjaan
k j pemeriksaan
ik
terhadap tower berikut perlengkapannya dilakukan oleh
Climber dengan cara memanjat tower pada SUTT/SUTET
yang dalam keadaan bertegangan.
bertegangan
126
Lanjutan 2.3.
Ob k yang diperiksa
Obyek di ik adalah:
d l h
Besi Tower dan kelengkapannya
Kawat penghantar sekitar tower
Ground wire sekitar tower
Klem pemegang kawat dan asesorisnya
Isolator dan asesorisnya
Benda asing yang terdapat pada tower , isolator dan kawat
127
2.4. PEMERIKSAAN SISTEMATIS
129
2.6. PEMELIHARAAN DARURAT
130
2.7. PEMELIHARAAN BERDASARKAN KONDISI/KARAKTER PERALATAN
(CBM)
133
2.9.
135
3.1. PROSEDUR PEMELIHARAAN
136
3.2. RUANG LINGKUP PEMELIHARAAN
5 Jarak jjaring
g pengaman
g thd kawat
137
3.2.2. TIANG / MENARA / TOWER
1 Konstruksi tiang
2 Batang rangka besi
3 Tangga / baut panjat
4 Penghalang panjat (ACD)
5 y
Plat rambu bahaya
6 Plat nomor / pht / tanda fasa
7 Baut sambungan rangka
8 Indicator lamp (air traffict light)
9 Cat / galvanis badan tiang
10 Klem kawat grounding
11 Kawat grounding
12 Batang penangkal petir
13 Alat penangkal petir lainnya
138
3.2.3. ISOLATOR
1 Piringan isolator
2 Arcing horn sisi tiang
3 Arcing horn sisi kawat pht.
4 Assesories isolator (pin
(pin, dll)
5 Suspension clamp
6 Tension clamp
7 Ikatan isolator
8 A
Armour rod
d
9 Posisi rencengan isolator
139
3.2.4. PONDASI DAN HALAMAN TIANG
1 Pondasi / chimney
5 P t k batas
Patok b t halaman
h l ti
tiang
7 Talud pengaman
140
3.2.5. KAWAT PENGHANTAR
1 Kawat fasa
2 Peredam getaran (Vibr. damper)
3 Spacer
4 Midspan compression joint
5 Repair
R i sleeve
l
6 Jumper wire
7 Sagging
S i
8 Armour rod
9 Jarak
J k antar
t kawat
k t fasa
f
141
3.2.6. KAWAT PETIR DAN KAWAT OPTIK
1 Kawat petir
2 Peredam getaran (Vibr. damper)
3 Midspan compression joint
4 Repair sleeve
5 Tension clamp
6 Suspension clamp
7 Jumper wire
8 Sagging
9 Armour rod
10 Sign ball (bola pengaman)
11 Klem sambungan ke grounding
12 Kotak sambungan kawat optik
13 Kawat yang turun ke kotak kwt optik
142
BAB IV
JENIS – JENIS KELAINAN DAN
PENANGGULANGAN
143
4.1. JENIS KELAINAN
1 Amblas 1 Amblas
2 Andongan rendah 2 Andongan rendah
3 Bahaya I 3 Bahaya I
4 Bahaya II 4 Bahaya II
5 Bahaya
y III 5 Bahaya
y III
6 Bengkok 6 Bengkok
7 Benda asing 7 Benda asing
8 Cat pudar 8 Cat pudar
9 Dekat jalan 9 Dekat jalan
10 Erosi 10 Erosi
11 Hilang 11 Hilang
12 Karatan 12 Karatan
13 Kendor 13 Kendor
144
4.2. JENIS – JENIS PENAGGULANGAN
1 Ditinggikan
Diti ik chimneynya
hi 12 Dipasang
Di patok
t k
2 Dinaikkan kawatnya 13 Dinormalkan
3 Dibongkar 14 Diarmor rod / dipress
4 Ditebang / dipangkas 15 Disambung
5 Diluruskan 16 Diposisikan kembali seperti
6 Dibersihkan semula
7 Digalvanis
g / dicat ulang
g 17 Diperbaiki
p
8 Ditanggul 18 Diperiksa
9 Diganti 19 Diseimbangkan
10 Dikencangkan
11 Dibabat
145
4.3. CONTOH – CONTOH KOMPONEN SUTT AB
AB--NORMAL
146
Lanjutan 4.3.
147
Lanjutan 4.3.
148
Lanjutan 4.3.
149
BAB V
PERLENGKAPAN KERJA
150
5.1. PERALATAN KERJA PEMELIHARAAN
Transportasi peralatan ke
ke- Shackle
atas/ bawah : tali, katrol dll Peralatan bantu
Lever hoist BV lier
Sling Sling panjang
Karpet Tambang
Pengait pin isolator Kunci ring-pas
Palu plastik Angle level
Kunci-kunci ( Inggris dan
pas/ring)
Came along (tiang tension)
Conductor lifter (tiang
suspension)
151
Lanjutan 5.1.
152
Lanjutan 5.1.
Teropong
p g Capstan
p winch
Mesin potong
153
5.2. PERALATAN K3
Grounding
g + stick Rambu-rambu p
peringatan
g
Voltage detector Rambu K3
Alat komunikasi / HT Kotak P3K
Buku working permit Tandu
APD : Jas hujan
Topi pengaman Lampu penerangan
Kacamata UV
Pakaian kerja
Sabuk pengaman
L
Lanyard
d
Sepatu pengaman
Sarung tangan
154
Lanjutan 5.2.
1 1. TOPI PENGAMAN
2 2. KACAMATA ULTRA VIOLET (U.V)
3. PAKAIAN KERJA (WERK PACK)
4. LANYARD
8 5. SABUK PENGAMAN
6. SARUNG TANGAN
3
7. SEPATU PANJAT
4
8. HANDY TALKY (HT)
3 6
155
BAB VI
PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
156
6.1. URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN
PP:Petugas
Pemnneliharaan
Bila ddiperlukan
No Kegiatan
Tahunan
wulanan
Preeventive Kerja
Tahunan
Minngguan
Seemester
Coorective
Deetective
Taahunan
Buulanan
Harian
Triw
10 T
H
atau P
5T
1 Pemeriksaan Ruang Visual,
Bebas sepanjang Tero pong
Row { { ON PP ranging
meter
2 Pemeriksaan Visual
K t k i Ti
Konstruksi Tiang ddan
Perlengka pannya :
Penghalang Panjat, { { ON PP
plat tanda
phasa/nomer
h / ttower,
Kawat grounding
157
Lanjutan 6.1.
158
Lanjutan 6.1.
7 Pengukuran
P k Tahanan
Th Megger
M
Pentanahan kaki tower { | { | ON PP Pentanahan
8 Pengencangan Mur / Kunci-kunci
baut / tower,, klem dan
pembersihan isolator OF
{ | { | PP
kotor, pengukuran F
jarak (GAP) Arching
Horn
9 Pembersihan Isolator Shacaven,
OF
dari debu dan polutan { | | PP lap majun,
F
air
10 Pembersihan ruangg Parang,g
bebas sepanjang row { | | ON PP sabit dll.
159
6.2. PETUNJUK PEMELIHARAAN
Setiap peralatan kerja yang berupa mesin maupun alat ukur wajib
mengikuti buku instruksi yang dikeluarkan oleh pabrikan
Setiap alat kerja wajib diketahui Safe Working Loadnya (SWL)
Setiap beban yang akan ditanggung oleh alat kerja wajib diketahui
besarannya
Setiap petugas wajib mengetahui Safety faktor (SF)
Setiap petugas wajib mengetahui tanda-tanda kerusakan pada alat
kerja
S ti alat
Setiap l t kerja
k j tidak
tid k boleh
b l h digunakan
di k kecuali
k li sebagai
b i fungsinya
f i
160
6.3. PETUNJUK PEMELIHARAAN PERALATAN KERJA TRANSMISI
161
6.4. PEMELIHARAAN KOMPONEN TRANSMISI
TRANSFORMATO
R TENAGA
Di jik oleh
Disajikan l h : IIr. T
Tohar
h S Suhartono
h
163
1.1. PRINSIP INDUKSI
166
Lanjutan 1.3.
Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti gambar 2.6.
di bawah
b h ini.
i i
167
Lanjutan 1.3.
E1 : E2 = N1: N2
E1 N2 = E2 N1
E2 = (N2 / N1) x E1
168
Lanjutan 1.3.
Dimana
Di ;
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
N1 = belitan primer
p
N2 = belitan sekunder
VA primer = VA sekunder
I1 x E1 = I2 x E2
E1/ E2 = I2 / I1
I1 = I2 ( E2/ E1)
Dimana ;
Rumus umum menjadi :
I1 = Arus primer
I2 = Arus sekunder
E1 N1 I2
E1 = tegangan primer
= =
E2 = tegangan sekunder
E2 N2 I1
169
BAB II
KONSTRUKSI BAGIAN-
BAGIAN-BAGIAN
TRANSFORMATOR
170
2.1. BAGIAN UTAMA (INTI BESI)
Gambar 1.7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass
171
2.2. KUMPARAN TRANSFORMATOR
minyak
y trafo,, terutama trafo-trafo tenaga
g yyang
g berkapasitas
p besar.
isolasi.
173
2.4. BUSHING
konservator perlu dilengkapi media penyerap uap air pada udara sering
175
Lanjutan 2.5.
Pendingin.
Sebagai
S b i instalasi
i t l i tenaga
t listrik
li t ik yang dialiri
di li i arus maka
k trafo
t f akan
k terjadi
t j di
panas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur
udara disekeliling trafo tsb. Jika temperatur luar cukup tinggi dan beban
t f juga
trafo j ti
tinggi
i maka
k trafo
t f akan k b
beroperasi i denagn
d t
temperatur
t yang
tinggi pula.
Untuk mengatasi hal tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistim
pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari cairan pendingin
dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis baik yang
menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak dan
dibantu dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin
yang dapat beroperasi secara otomstis berdasar pada setting rele
temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipa minyak
isolasi panas.
Dari sistem pendingin tsb maka trafo dapat dibagi berdasarkan sistem
pendinginnya seperti ONAN, ONAF, OFAN, OFAF dan OFWF
177
Lanjutan 2.6.
Tap
T Changer
Ch (On
(O Load
L d Tap
T Changer).
Ch )
Kwalitas operasi tenaga listrik jika tegangannya nominal sesuai
ketentuan, tapi pada saat operasi terjadi penurunan tegangan sehingga
kwalitasnya menurun untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar
tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan kontinyu.
Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan
tegangan pada salah sisi input berubah tetapi sisi outputnya tetap. Alat
ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan
beban maka disebut On Load Tap Cahnger (OLTC).
Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya
tergantung pada perancang dan perubahan sistem tegangan pada
jaringan.
179
Lanjutan 2.6.
Saklar pengubah
(driverter switch)
Tap pemilih
( l t switch)
(selector it h)
Thermometer
Th t
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan
primer dan sekunder juga minyak.
Thermometer ini bekerja j atas dasar air raksa ((mercuri/Hg)g) yyang
g
tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum
indikator derajat panas.
Beberapa thermometer
dikombinasikan dengan panas
dari resistor khusus yang
tersambung dengan ct yang
terpasang pada salah satu
fasa (fasa tengah) dengan
demikian penunjukan yang
diperoleh adalah relatif
terhadap kebenaran dari
panas yang terjadi.
182
Lanjutan 2.7.
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4 Thermometer Winding
4.
5. Thermometer oil
183
Lanjutan 2.7.
Permukaan minyak
Adalah alat penunjukan tinggi permukaan minyak yang pada konservator.
konservator
Ada beberapa jenis seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara
memasang gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga
akan mudah mengetahui level minyak.
Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan
melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara
biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem
pernapasan sehingga pemuan dan penyusutan minyak udara yang
masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
184
2.8. PERALATAN PROTEKSI INTERNAL
Rele Bucholz
186
Lanjutan 2.8.
Pipa penghubung
Konservator
Tutup tangki
V1
Tangki
187
Lanjutan 2.8.
Rele
R l tekanan
k lebih
l bih (Sudden
(S dd Pressure
P Relay)
R l )
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu
tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh decomposisi
dan evaporasi minyak.
Dengan melengkapi sebuah pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan
lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya.
Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa
millidetik, tangki trafo akan meledak dan terjadi panas lebih pada cairan,
konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan suatu peralatan
pengaman.
Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan
tersebut.
188
Lanjutan 2.8.
189
Lanjutan 2.8.
191
Lanjutan 2.8.
Neutral Grounding
g Resistance ((NGR))
NILAI NGR
Tegangan 70 KV 40 Ohm
Tegangan 20 KV 12 Ohm, 40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm
192
Lanjutan 2.8.
JENIS NGR
Resistance Liquit ( Air ),
) yaitu bahan resistance adalah air murni.
murni
Untuk memperoleh nilai Resistance yang diinginkan
ditambahkan garam KOH .
Resistance Logam,
Logam yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin
dan dibuat dalam panel dengan nilai resistance yang sudah
ditentukan.
193
Lanjutan 2.8.
KONSERVATOR
KLEM
BUCHOLTZ RELAY
BUSHING
JANSEN RELAY
RADIATOR
TERMOMETER RELAI
SILICAGEL OLTC
MEKANIK OLTC
KIPAS PENDINGIN
PERLENGKAPAN TRANSFORMATOR
194
2.9. PERALATAN TAMBAHAN UNTUK PENGAMAN TRANSFORMATOR
196
2.10. PROTEKSI EKSTERNAL TRANSFORMATOR
P51N
NP51G
96T
26 87T
63
S51-1 S51-2
PU
64V 197
Lanjutan 2.10.
I1 I2 I1 I2
1
1 2 2
B B B B
R
IR=I1-I2= R IR=I1+ I2≠ 0
0
Eksternal Fault Internal Fault
198
Lanjutan 2.10.
87N 87N
199
Lanjutan 2.10.
OCR
CT
OCR GFR
CT
OCR
CT
201
Lanjutan 2.10.
CT
OCR
t>>
PMT INDIKATOR
CC
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
5 Thermometer oil
5.
204
BAB III
PARAMETER / PENGUKURAN
TRANSFORMATOR
205
3.1. OIL LEVEL TRANSFORMATOR LOW ALARM
Indikasi Keterangan
Oil level Indikasi ini menunjukan bahwa minyak
transformer transformator yang ada di dalam tangki trafo
low alarm berkurang, sehingga alat ukur permukaan
minyak (level) mengerjakan kontak dan
mengirim alarem ke panel kontral, dan di panel
kontrol muncul sinyal oil level transformer low
alarm serta membunyikan bel (kontak
penggerak untuk memberikan sinyal dan alarm
bekerja).
206
3.2. OIL LEVEL OLTC LOW ALARM
Indikasi Keterangan
Oil level OLTC Indikasi ini menunjukan bahwa minyak yang ada
low alarm di dalam tangki tap changer berkurang, sehingga
alat ukur p
permukaan minyak
y ((level)) mengerjakan
g j
kontak dan mengirim alarem ke panel kontral
,dan di panel kontrol muncul sinyal oil level
OLTC low alarm serta membunyikan bel (kontak
penggerak untuk memberikan sinyal dan alarm
bekerja).
adanya panas lebih sehingga terjadi gelembung-
gelembung gas yang terakumulasi sampai nilai
tertentu (300 - 350 Cm3). Gas tersebut menekan
pelampung untuk kontak alarm, dan mengirim
sinyal ke panel kontrol dan dipanel timbul sinyal
Bucholtz alarm dan bel berbunyi .
207
Lanjutan 3.2.
208
3.3. BUCHOLTZ ALARM
209
3.4. WINDING TEMPERATURE ALARM
211
3.6. TRANSFORMATOR COOLING FAULT ALARM
212
3.7. MARSHALLING KIOSK FAULT ALARM
213
3.8. FIRE PROTECTION OUT OF SERVICE ALARM
214
3.9. BUCHOLTZ TRIP
216
3.10. OIL TEMPERATURE TRIP
Oil temperature
t t trip
ti Indikasi
I dik i ini
i i menunjukan
j k bahwa
b h
minyak trafo panas yang melebihi
setting pengaman temperatur
temperatur,
sehingga kontak termometer untuk
trip menutup memberikan sinyal
untuk menjatuhkan PMT primer dan
sekunder dan mengirim
g sinyal
y ke
panel kontrol bucholtz trip dan bel
bunyi
217
3.11. WINDING TEMEPERATURE TRIP
218
3.12. PROTECTION DEVICE OLTC TRIP
219
3.13. PRESSURE RELIEF DEVICE TRANSFORMATOR TRIP
Circuit
Ci it breaker
b k 20 kV Indikasi
I dik i ini
i i menunjukan
j k bahwa
b h pada
d
open kubikel 20 kV ada yang trip, PMT
yang trip tersebut memberikan sinyal
ke panel kontrol circuit breaker 20 kV
open bel bunyi.
222
3.16. DC SUPLLY FAILURE
223
3.17. MAIN PROTECTION OPERATED
224
3.18. BACK UP PROTECTION OPERATED
225
3.19. BREAKER FAILURE OPERATED
226
3.20. HEALTY TRIP 1 – 2 ALARM
227
3.21. TRANSFORMATOR FAULT ALARM STAGE
228
3.22. TRANSFORMATOR FAULT TRIPPING STAGE
Transformer
T f fault
f lt Indikasi
I dik i menunjukan
j k ada
d gangguan
tripping stage pada pengaman trafo (bucholtz, suhu
tinggi permukaan minyak,
tinggi, minyak jansen
jansen,
sudden pressure) dan kontak rele
tersebut mengirim sinyal trip ke PMT
primer dan sekunder dan sinyal ke
panel
p kontrol Transformer fault
tripping stage dan bel berbunyi.
229
3.23. AUTO RECLOSE IN PROGRESS
230
BAB IV
TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI
231
4.1. FUNGSI
232
4.2. JUMLAH TRAFO YANG DIBUTUHKAN
233