Anda di halaman 1dari 143

Dr. Yuni Cahya Endrawati, S.Pt., M.Si.

KULIAH
Tim Pengajar:
Materi Kuda: Materi Babi:
▪ Verika AM, M.Si.* ▪ Dr. Salundik
▪ Dr. Yuni Cahya E ▪ Prof. Asep Gunawan
▪ Dr. Amrozi ▪ Verika AM, M.Si.

Evaluasi:
▪ UTS dan UAS ▪ Tugas

▪ UP ▪ Kuis
No Pertemuan Ke- Pokok bahasan Ternak Dosen
Kuda
1 Minggu I Pengenalan kuda Dr. Yuni Cahya Endrawati
2 Minggu II Kuda di Indonesia dan Verika Armansyah M, SPt.,
Peranannya MSi.
3 Minggu III Local Wisdom Kuda Indonesia Verika Armansyah M, SPt.,
MSi.
4 Minggu IV Reproduksi kuda Drh. Amrozi, Phd
5 Minggu V Reproduksi kuda Drh. Amrozi, Phd
6 Minggu VI Manajemen Perkandangan Verika Armansyah M, SPt.,
Ternak Kuda (Kuda Pacu Vs MSi.
Kuda Pekerja)
7 Minggu VII Manajemen Pakan Ternak Verika Armansyah M, SPt.,
Kuda (Kuda Pacu Vs Kuda MSi.
Pekerja)
UTS
No Pertemuan Ke- Pokok bahasan ternak Babi Dosen
8 Minggu VIII Pengembangan ternak babi di Dr. Salundik
Indonesia
9 Minggu VIX Pemilihan bibit dan tata laksana Dr. Salundik
perkawinan ternak babi
10 Minggu X Tatalaksana induk babi bunting, Dr. Salundik
menyusui dan anaknya
11 Minggu XI Seleksi induk pengganti dan peng- Verika Armansyah M,
afkiran pada babi SPt., MSi.
12 Minggu XII Manajemen pakan (Cara Verika Armansyah M,
pembuatan ransum dan pem- SPt., MSi.
beriannya) pada babi
13 Minggu XIII Perbaikan mutu genetik untuk sifat Dr. Asep Gunawan
reproduksi ternak babi
14 Minggu XIV Perbaikan mutu genetik untuk sifat Dr. Asep Gunawan
pertumbuhan dan kualitas daging
ternak babi
UAS
PRAKTIKUM
Materi Kuda: Materi Responsi Babi:
▪ Pengantar praktikum ▪ Tata laksana beternak babi

▪ Ternak Kuda ▪ Data base genomik ternak babi

▪ Laporan praktikum dan diskusi

→ BUAT KELOMPOK
✓Wajib 80% kehadiran kuliah, pengecualian bagi yang sakit dan ada
perlombaaan (kompetisi) → harus ada surat ijin
tidak 80% kuliah dan yang mempunyai surat ijin
✓ Bagi yang
maka wajib mengerjakan tugas yang diberikan koordinator
MK
✓ Tugas sesuai dengan tema pada minggu yang absen kehadiran
tidak 80% kuliah dan tidak mempunyai surat ijin
✓ Bagi yang
maka tidak dapat mengikuti ujian tertulis (UTS atau UAS)
✓ Toleransi keterlambatan 10 menit → lebih dari itu tidak diperkenankan
mengikuti kuliah
✓ Mengenakan pakaian rapi dan sopan
Dr. Yuni Cahya Endrawati, SPt., MSi.
▪ Transportasi (2000 SM)

▪ Sumber pangan (4500 SM)


▪ Manusia mulai berpindah-pindah dan
berkelompok dengan menggunakan kuda
▪ Pengangkutan dilakukan dengan
menggunakan kuda dan memberi arti yang
sangat penting bagi pemiliknya
▪ Domestikasi seiring dengan peningkatan
populasi manusia (6000 ya di Stepa
Eurasia,Ukraina Barat Daya Rusia) → isyarat
akhir dari populasi kuda liar
(jurnal PNAS → Cambrigth Univ, Inggris)
• Sebagai alat pengangkutan manusia untuk
mempercepat perpindahan
• Sebagai ternak pengangkut dan kerja, digunakan
untuk mendorong dan memindahkan beban yang
lebih berat
• Mengangkut biji-bijian ke pusat pemasaran
1. Perancis
2. China
3. Kazakhstan
4. Indonesia
5. Jerman
6. Belgia
7. Jepang
8. Swiss
9. Skotlandia
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Perissodactyla
Family : Equidae
Genus : Equus
Spesies : Equus caballus L. (1758)
Ada di museum di Berlin
a mid- to late Eocene equid di Eropa
➢ First Horse
➢ Zaman Eocene di Amerika Utara
➢ Tidak lebih besar daripada seekor
anjing kecil
➢ Pemakan hasil hutan, bergerak
sekitar tanah yang lembut
➢ Mempunyai empat jari pada kaki
depan, tiga jari pada kaki belakang
dan telapak kakinya sama dengan
telapak anjing
➢ Mempunyai 44 gigi dengan mahkota
bawah sesuai untuk memakan daun-
daunan dan bagian lain yang lebih
rendah serta vegetasi yang rendah
➢ Penyamaran pewarnaan dapat
menolongnya melepaskan diri dari
binatang pemangsa (predator)
Bobot badan sekitar 50pon (22,6 kg)
▪ Zaman Oligocene (37-26 juta tahun lalu)
▪ Middle horse
▪ Memperlihatkan perubahan yang jelas
▪ Kaki menjadi lebih panjang, punggung menjadi
lebih lurus (Eohippus punggung melengkung)
▪ Kaki depan satu jari hilang sehingga tinggal tiga
jari
▪ Pelari cepat
▪ Gigi mengalami perubahan, gigi premolar
menjadi molar
▪ Makanannya buah dan batang
▪ Bobot badan sekitar 75 pon (34 kg)
▪ Zaman Miocene (25-7 juta tahun lalu)
▪ Habitat bergeser dari hutan menjadi grassland
▪ First grazing horse (ruminan horse)
▪ Terjadi perobahan yang sangat nyata
▪ Merancang gigi untuk merumput daripada merambah (browsing)
▪ Leher lebih panjang sehingga lebih mudah merumput
▪ Kaki lebih panjang dan sesuai dengan tanah yang keras
▪ Jari satu mulai berkembang, kuku bagian luar tidak terlalu lama menyentuh
tanah dan bagian tengah menjadi lebih panjang dan lebih kuat
▪ Famili kuda menjadi lebih kompleks dengan beragam sub famili yang
dikembangkan
Bobot badan berdasarkan specimen yang ditemukan
▪ Specimen 1: 164.7 kg (360 lb)
▪ Specimen 2: 106.4 kg (230 lb)
▪ Specimen 3: 58.9 kg (130 lb)
▪ Specimen 4: 17.2 kg (38 lb)
PLIOHIPPUS (10-5 JUTA TAHUN LALU)

▪ Menyiapkan mata rantai dari Eohippus ke Equus


modern
▪ Anatomi mendekati Equus → ancestral kuda modern
▪ Mempunyai kaki yang panjang dan kuku tunggal
pada tiap kaki
▪ Equus berpindah melalui jembatan
tanah (daratan) yang kemudian
berada di Eropa, Asia dan Afrika
▪ Jembatan tanah/daratan hilang,
penyeberangan tersebut sekarang
dikenal dengan Selat Giblartar dan
Selat Bering ketika es mencair
kira-kira 10.000 tahun yang lalu
▪ Kuda Berat (Equus silvatus)
Ada di Eropa utara, bergerak agak lambat, dan mewariskan
kuda berat dunia.
▪ Kuda Asia Liar Primitif
Kuda yang hidup liar pada tahun 1881→ kuda Przewalsky
▪ Kuda Tarpan
Berada di Eropa timur
▪ Pony tipe 1
Mendiami Eropa bagian barat laut dan menyerupai pony Exmoor modern
Resisten pada kondisi basah dan dingin
Tinggi 1,22 – 1,27 m

▪ Pony tipe 2
Lebih besar dan bentuk lebih berat. Hidup di Eurasia bagian utara
Pony dataran tinggi kemungkinan sama modern dengan yang ada sekarang
Tinggi 1,42 – 1,47 m
▪ Kuda tipe 3
Sedikit lebih besar
Lebih ringan dan sesuai dengan kondisi iklim panas
Tinggi 1,5 m

▪ Kuda tipe 4
Lebih kecil tetapi lebih bersifat jinak
Menjadi pelopor dari pony Caspian
Ditemukan di Asia bagian barat
Tinggi 1,22 m
Satuan ukuran untuk kuda adalah
“hand”
Dengan singkatan “h” atau “hh”
hand high
1 hand = 4 inci = 10 cm
Example: 15,2 h dibaca 15 hand 2
inci (62 in/160 cm)
▪ Stallion (kuda jantan) adalah seekor jantan pada umur siap
kawin
▪ Gelding (kuda kebiri) adalah seekor kuda jantan yang
telah dikebiri/dikastrasi sebelum mencapai dewasa
kelamin
▪ Mare adalah kuda betina siap kawin
▪ Colt adalah kuda jantan muda
▪ Filly adalah kuda betina muda
▪ Foals (anak kuda) yang secara kolektif bagi fillies dan colts
Grey Palomino Bay
Campuran hitam&putih kulit keemasan coklat kemerahan
surai & ekor putih surai & ekor hitam
Strawberry roan Spotted Fleabitten
kulit chesnut, bulu putih

Brown Blue roan Skewball


Bulu hitam&coklat tubuh coklat atau hitam
Surai, ekor & kaki hitam beberapa bulu putih
Chestnut Liver chestnut Dapple grey
Emas pucat lebih gelap dari chestnut
Emas kemerahan

Black Dun Pieball


TERIMA KASIH
KUDA DI INDONESIA
VERIKA ARMANSYAH MENDROFA
25-7 juta 10-5 juta
37-26 juta tahun lalu 10.000 tahun lalu
tahun lalu tahun lalu

Kuda mengalami beberapa kali evolusi berdasarkan bentuk kuku kaki hingga
kuda modern yang sekarang
SEJARAH KUDA DI INDONESIA

❑ Kuda mulai dipelihara di Asia sejak 4500 tahun yang lalu


❑ Kehadiran beberapa jenis kuda tertentu di Indonesia sudah
ada sejak lama
❑ Sejak penyebaran agama Hindu dan Budha yakni abad ke
7 masehi
❑ Penyebaran kuda dipengaruhi oleh armada maritim yang
kuat dari kerajaan-kerajaan
❑ Kuda memiliki berbagai nama yang berbeda di berbagai daerah
TIPE KUDA DI INDONESIA

❑ Asal dari kuda keturunan Mongolia yaitu kuda Przewalskii


(penemunya peneliti Rusia bernama Nikolai Mikhailovitch
Przewalskii)
❑ Menyebar dari timur ke selatan Mongolia menuju ke pegunungan India
dan Tibet → China → Thailand → Indonesia
❑ Tinggi kuda 1,15-1,35 meter → kuda pony
❑ Pemuliaan kuda Indonesia sangat dipengaruhi oleh iklim lingkungan yang
ada
Equus caballus przewalskii Poliakov
PEMULIAAN KUDA DI INDONESIA

❑ Dimulai sejak 1800


❑ Mendatangkan kuda Arab, kuda Australia dan kuda Eropa
❑ Kuda import dikawinkan dengan kuda lokal
❑ Kuda Arab dikawinkan dengan kuda di daerah Sumetra Barat → sandel Arab
Sumatera Barat (SA)
❑ Kuda Australia dikawinkan dengan kuda di daerah Jawa → kuda Priangan
❑ Kuda Eropa dikawinkan dengan kuda di daerah Sulawesi Utara → kuda
Minahasa
THOROUGHBRED

ARABIAN HORSE AUSTRALIAN PONY


❑ Kuda oleh Kolonial Belanda disilangkan dengan kuda asli (lokal) →
sehingga kuda lokal tingginya menjadi 150 cm, bentuk tubuh kuda
menjadi lebih besar dengan bulu yang bervariasi.
❑ Pemerintah menggunakan kuda ini untuk kepentingan militer
❑ Kolonial Belanda meningkatkan pemuliabiakan dengan
mendatangkan kuda impor dari Belanda dan Belgia
❑ Kuda Belanda dan Belgia disilangkan dengan kuda setempat
(lokal) menghasilkan kuda jenis baru dengan ciri-ciri:
➢ Bentuk badan besar
➢ Kakinya berbulu
➢ Banyak dijumpai di perkebunan Minahasa/Sulawesi Utara

6
Kuda Sandel Arab dengan ciri-ciri khasnya adalah:
Fisiknya hampir menyerupai kuda Arab
➢ Telinga agak rapat
➢ Pipi agak lebar
➢ Bulu mulai melemas walaupun agak kasar
➢ Badan ramping dan kuku kuat
➢ Lincah dan waspada
➢ Tinggi antara 128-142 cm 7
SELAMA PERANG DUNIA II

❑ Pemerintah tidak lagi memperhatikan masalah perkudaan


❑ Pemerintah menghadapi ancaman dari luar
❑ Peternakan kuda tidak lagi berkembang

8
SETELAH JEPANG MENDUDUKI INDONESIA

❑ Bala tentara memusatkan perhatiannya ke permasalahan


kemiliteran,maka fungsi kuda lebih diarahkan untuk peran dan
digunakan sebagai alat angkut militer
❑ Di beberapa tempat, kuda dipotong untuk dimakan

9
KEGIATAN PEMULIABIAKAN KUDA, BARU DIMULAI SECARA
INTENSIF LAGI PADA TAHUN 1950

❑ Pihak Kavaleri A D mulai merintis usaha pemuliabiakan ini, sejalan dengan upaya A D
pada waktu itu membentuk pasukan berkuda
❑ Kuda jenis baru didatangkan dari luar negeri
❑ Usaha pembibitan kuda dibuka di Parongpong, JawaBarat
❑ Dilakukan penyebaran kuda impor ini ke daerah – daerah (Manado, 2 pejantan
yaitu Boy Bitanga dan Boy Blimbing) agar dihasilkan kuda berkualitas dan 5 ekor
tetap tinggal di Parongpong namanya Dark Chevallier
❑ Saat terjadi pergolakan di Sulawesi Utara, maka kuda dipindahkan dari Sulawesi
Utara ke Surabaya
10
1957 didatangkan kuda pejantan
Throughbreed bernama :

Dark C hevallier X Betina Lokal

Meningkatkan kualitas kuda lokal Kavaleri Kuda Thoroughbred (Peternakan Kuda Pamulang, 1970)

11
Turunan kuda Dark Chevallier adalah kuda pacu yang
baik. Meningkatkan dan menggalakkan olahraga berkuda
di Indonesia, yaitu PORDASI singkatan dari Persatuan
Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia

12
CIRI KUDA PONY
❑ Tinggi 1.15-1.35 m dan bobot sekitar 300 kg
❑ Bentuk kepala umumnya besar dengan wajah rata, tegak, sinar mata hidup serta daun telinga
kecil
❑ Bentuk leher tegak dan lebar, kening dan persendiannya baik
❑ Tengkuk umumnya kuat, punggung lurus dan pinggul kuat
❑ Letak ekornya tinggi dan berbentuk lonjong
❑ Dada lebar, sedang tulang rusuk berbentuk lengkung serasi
❑ Kakinya berotot kuat, bentuk kuku adalah kecil dan berada diatas telapak yang kuat
❑ Jika kuda ini berdiri, akan tampak sikapnya yang kurang serasi (kurang baik), karena kedua kaki
bagian muka lebih berkembang bila dibandingkan dengan kaki belakang → karakteristik kuda
di AsiaTenggara.
RUMPUN KUDA SUMBER GENETIK INDONESIA

❑ Kuda Sumbawa 2011 → Keputusan Menteri Pertanian RI No.


2917/Kpts/OT. 140/6/2011
❑ Kuda Pacu Indonesia (KPI) 2013 → Keputusan Menteri Pertanian RI
No. 4468/Kpts/SR.120/7/2013
❑ Kuda Sandelwood 2014 → Keputusan Menteri Pertanian RI No.
426/Kpts/SR. 120/3/2014
KUDA SUMBAWA
JENIS DAN KARAKTERISTIK KUDA LOKAL INDONESIA

Kuda Sumba (sandalwood pony)


❑ Bentuk kepala lebih besar dibanding ukuran
badannya dengan leher yang pendek
❑ Sifatnya jinak dan cerdas
❑ Konformasi badan kurang sempurna, pinggang agak
tinggi, tetapi bagian punggung kuat
❑ Tinggi 1.27 m
❑ Keturunan kuda Australia yang pernah dimasukkan ke
kota Rendeh
KUDA TIMOR

❑ Bentuk badan lurus dan pendek


❑ Bagian punggung lurus dengan bahu dan
ekor yang tinggi
❑ Bagian tengkuk dan leher tinggi
❑ Tinggi 1.22 m
❑ Kurang perawatan dan pengawasan → Kuda berkualitas rendah
❑ Jumlahnya 77.000 ekor (di kepulauan Sawu, Rote dan Timor)
❑ Mutu kuda ini dapat ditingkatkan dengan mengawinkannya dengan
KUDA BATAK
❑ Ekor dan tengkuk mempunyai rambut yang bagus dengan posisi ekor cukup tinggi
sehingga baik dalam pergerakan
❑ Kaki belakang ramping
❑ Mempunyai rump yang tinggi serta punggung yang panjang dan sempit
❑ Kepalanya bagus dengan muka lurus
❑ Bentuk kepala agak besar, leher lebar dan pendek
❑ Bulu kepala kasar dan berdiri
❑ Kaki panjang dan berbulu di bagian persendian
❑ Menurut para ahli, jenis kuda seperti ini berdaya tahan kuat dan mampu mengangkut
dua atau lebih penunggang
KUDA JAWA
❑ Mempunyai stamina yang baik dan tahan terhadap panas
❑ Sifatnya jinak
❑ Kaki dan persendiannya tidak berkembang dengan baik sehingga mempengaruhi kekuatannya
❑ Hingga tahun 1870, Kavaleri Belanda menggunakannya untuk melancarkan operasi militer (merampas
perlawanan Pangeran Diponegoro 1825-1830)
❑ Oleh rakyat JawaTengah digunakan dalam tradisi pesta rakyat Senenan dan Pacoro
❑ Politik ekonomi Kulturstelsel yang memelaratkan rakyat, tidak mampu beternak kuda, tapi kuda ini
masih ada di Keresidenan Besuki dan Priangan
❑ Perkawinan silang kuda Priangan berulangkali menghasilkan tiga jenis kuda keturunan yaitu:
➢ Kuda Priangan, jantan asal Persia dan Australia, badan kurang sempurna dan berwatak labil
➢ Kuda Gunung, tubuh ramping, jumlahnya berkurang dan mungkin sudah tidak ada lagi
➢ Kuda Jawa
KUDA PACU INDONESIA

SK No. 4468/Kpts/SR. 120/7/2013 Tanggal 9Juli2013


Membutuhkan waktu 38 tahun, yaitu 1975 (diprogramkan) sampai tahun
2013 (penerimaan sertifikat pelepasan galur Kuda Pacu Indonesia oleh
Menteri Pertanian).
GRADING-UP KUDA KPI

KUDA LOKAL SUMBA THOROUGHBRED

G1 G2

Thoroughbred Jantan Thoroughbred Jantan

G4
G2 G3

Thoroughbred Jantan Thoroughbred Jantan


TERIMA KASIH
DESA PINABETENGAN :
KEARIFAN LOKAL PETERNAK
KUDA PACU DI INDONESIA
Verika Armansyah Mendrofa, S.Pt., M.Si

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
THE EXISTENCE AND POTENTIAL OF RACEHORSE
DEVELOPMENT IN INDONESIA

Population of horses in the world and Indonesia

• According to production statistics of the FAO (FAOSTAT), the horse on worldwide population in
2018 is about 60 million http://faostat.fao.org/ .
• According to BPS data about four hundred thousand lives in Indonesia, with the most population
in South Sulawesi https://www.bps.go.id/2019 .
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
THE EXISTENCE AND POTENTIAL OF RACEHORSE
DEVELOPMENT IN INDONESIA

Top 10: Sulsel, NTT, NTB,Jabar,


Jateng, Jatim dan Sulut, Papua,
Aceh dan Gorontalo

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
THE EXISTENCE AND POTENTIAL OF RACEHORSE
DEVELOPMENT IN INDONESIA
Indonesian Racehorse

Four provinces (West Java, Central Java, East Java,


North Sulawesi and SEKARDU (as the founders of
the Indonesia equestrian organization or known as
PORDASI

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
UNIQUENESS OF PINABETENGAN
VILLAGE
A glance about the village of Pinabetengan

• Human resources.
• Natural resources
agriculture and
plantation.
• Archaeological heritage
site as a tourist
attraction.

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
UNIQUENESS OF PINABETENGAN VILLAGE
Potential competitiveness and the village's supporting power

• Competing habits
embedded in the
minds of villagers
• Knowledge of horses
has been familiarly
used since early age
• Horse race field
• Annual race schedule

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
LOCAL WISDOM OF THE RACEHORSE FARM

Production and breeding of racehorses:


• Breeds Chosen
• Breeding Program
• Selection
• Breeding System
• Recording
• Racing Performance
• First Aid and Medication

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
LOCAL WISDOM OF THE RACEHORSE FARM

Production and breeding of racehorses

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
LOCAL WISDOM OF THE RACEHORSE FARM

Feed availability and nutritional needs of


the racehorses:
• Local Feed vs Branded
• Feed Administration
• Nutritional adequacy and water
availability
• Additive
• Competition Treatment

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
LOCAL WISDOM OF THE RACEHORSE FARM

The social and economic life of the racehorse farmers


• Horses
• Farmers
• Villagers
• Buy and Sell

Faculty of Animal Husbandry-Sam Ratulangi University-Manado-North Sulawesi-Indonesia


THE OWNER AND THE RACEHORSE-KEEPER

Traditional racehorse-keeper:
• Housing/ Stables
• Trainning
• Bathing
• Mounting
• Delivering

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
THE OWNER AND THE RACEHORSE-KEEPER

Racehorse owner and Stables:


• Owners
• Stables

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
THEOWNER AND THERACEHORSE-KEEPER
Form of mutually beneficial cooperation:
• Domestic and mutual assistance (Mapalus)
• Private corperation

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
CONCLUSION AND FUTURE RACEHORSE BREEDER

Increase in animal genetic resources for


Indonesian racehorses
• Average running speed of Indonesian
racehorses
• ± 15 meter/second (8K finish record)
• Estimated Breeding Value base on Mass
Selection
• EBV= 0,087; MPPA= 0,185 (m/s)
• Genetic variability of the racehorse
running speed trait
• Heritability: 0,1 – 0,3
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
CONCLUSION AND FUTURE
RACEHORSE BREEDER
Towards the national racehorse industry based on local wisdom
(Discussed) :
• Empowerment of horse population center area
• Horse resources as one of the sectors that support the food security
and socio-economic community
• Maintaining local wisdom as an environmentally friendly form of
management

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University
Thank You
Drh Amrozi., PhD
Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi FKH IPB

Kesehatan dan kesejahteraan kuda sangat bergantung pada dua hal yang saling
berkaitan: DEDIKASI PERAWATAN dan FASILITAS YANG BAIK.
Banyak masalah yang muncul ketika dua hal tersebut tidak diperhatikan contoh
dari masalah sederhana berikut:
1. Bisa membeli kuda tapi tidak punya kandang
2. Mampu membeli kuda yang mahal……tapi tidak mampu membeli pakan yang
baik
3. Memiliki kuda yang banyak karyawan sedikit kesejahteraan karyawan
buruk….pakan hilang
 Lokasi kandang

 Ijin

 Bentuk dan ukuran 3x4m


bangunan

3x3m

3x4m
 Ventilasi.

1. Sirkulasi udara lancar menjaga kecukupan oksigen,


kelembaban udara dan temperatur kandang.
2. Ammoniak dari urine (40L/day) dapat menyebabkan
masalah pernafasan, menginduksi pertumbuhan jamur
dan bakteri.
3. Jendela yang lebar, pintu kandang lebar, kipas angin udara
masuk/keluar.

Tip: ammonia uap adalah penyebab


utama iritasi paru pada belo,
karena menghabiskan sebagian
besar waktu utk rebahan

Atap baja; ventilasi luas


 Bahan Bangunan.

1. Metal. Cepat dibangun, tahan


api, perawatan mudah, relatif
lebih murah dari bahan kayu. Metal/baja
Gampang rusak ketendang,
panas di siang hari dan dingin
di malam hari, berisik saat
hujan.
2. Kayu. Lebih aman dari pada
konkret/metal, tidak tahan
api, dimakan kudanya.
3. Batu bata/concrate. Lebih Kayu/bambu
sejuk, kuat dan tahan api,
perlu ventilasi yang baik.
4. Atap bahan yang mampu
menahan panas matahari,
sejuk dan tidak berisik saat
hujan.
Bata/kayu
 Lantai

1. Bahan mudah dibersihkan, tidak licin, tidak panas, tidak


mudah digaruk/digging
2. Dilapis matras karet lebih baik
3. Diberi bedding jerami, serbuk gergaji/serpihan kayu
sesuai usia kuda. Belo jangan pakai serbuk gergaji rentan
infeksi paru dan mata.

concrate Paving block; serbuk gergaji


 Tempat Manure (faeces, urine, sisa pakan dan rumput)
Harus ada tempat pembuangan manure yang permanen tidak
terlalu dekat kandang. Proses pembentukan kompos dapat
terjadi atau dibakar secara teratur utk mencegahnya menjadi
tempat pembiakan lalat.
 Tempat Rumput
Bisa permanen berupa bak semen atau bok pakan yang
digantung. Cegah kuda makan dari lantai kandang.
 Tack Room
Ruangan khusus untuk menyimpan perlengkapan kuda, obat
dan alat kesehatan

 Gudang Pakan
Ruangan khusus untuk menyimpan pakan yang bebas dari
tikus, kering dan berventilasi baik. Kelembaban tinggi dapat
merusak pakan, berjamur.
Area terbuka yang cukup luas dan dibatasi pagar yang aman
untuk kuda berjemur, beraktivitas dan merumput serta
merawat anaknya.
1. Permukaan rata ditumbuhi rumput lapangan atau tanah
pasir yang tidak becek
2. Pagar yang kuat dari kayu, besi, kawat jaring atau
kombinasi dengan kawat listrik
3. Cukup sinar matahari dan memiliki pohon peneduh atau
shelter
Menjamin ketersedian pakan utama berupa rumput
berkualitas, jumlah yang cukup dan tersedia secara kontinyu.
AIR
Tersedia sepanjang waktu segar
dan bersih. Kebutuhan 30 – 40
L/hari.
Diperiksa kelayakannya untuk
dikonsumsi dan perawatan
kuda.
1. Paku, kawat, bambu, kayu, besi yang melukai badan
maupun kaki di kandang maupun paddocks
2. Plastik, tambang, karung/kresek plastik, kawat/paku
tertelan.
3. Selokan yang dalam, selokan berjeruji
4. Instalasi listrik permanent atau darurat.
5. Boks pakan/minum yang terlalu besar dan ada belo dg
induk
1. Karbohidrat . Sumber energy
utama bagi kuda: selulosa,
oats, barley, jagung, gabah,
bren, dedak, sagu.
2. Lemak. Kebutuhanan rendah
terutama dari biji2an.
3. Protein. Untuk pertumbuhan,
membangun dan
membentuk otot, tulang,
darah, kulit, bulu dan kuku
serta daya tahan tubuh.
4. Vitamin. Vitamin A, D, E, K, B
dan C
5. Mineral. Calcium, phospor,
iodine, selenium, iron, garam
1. Karbohidrat
 Rumput segar yang terbaik dan pakan alami yang tersedia sepanjang waktu di
daerah tropis.
 Hay, rumput kering diproduksi selama musim panas
 Chaff, campuran hay dan straw gandum cincang dan diberi molases
 Haylage, hay yang difermentasi dan dikemas tertutup
 Hard feed, pakan tambahan sebagai sumber energi diluar pakan alami kuda
yaitu: rumput/hay.

Nuts/concentrate Campuran Oats

Barley Jagung
4. Vitamin
 Carotene rumput (rendah)
 Konversi di intestine
 Efek rendah vit A: anoreksia, gangguan pernafasan dan
kulit (dry coat), retarded, reproduksi problem (hypofungsi,
EED, repeat breeder)

Vitamin D
• Sunshine vitamin
• Dijemur atau kandang atap tdk menghalangi sinar ultraviolet
matahari
• Membantu proses penyerapan mineral di saluran
pencernaan.
• Kegagalan kalsifikasi tulang secara normal
(rickets/osteomalacia)
 Berpasangan dengan Selenium
 Antioksidan
 Regenerasi otot skeletal atau jantung; kegagalan reproduksi

Vitamin K
• Pembekuan darah dan menghambat pendarahan berlebih.

Vitamin B
• Metabolisme energi tubuh.

Biotin
• Regenarasi rambut, dan kuku. Sangat berpengaruh pada
kesehatan kuku.
5. Mineral
1. Sedikit tapi sering. Secara alami kuda makan rumput sepanjang
hari. dengan lambung kecil tidak makan jumlah banyak sekaligus.
2. Pemberian pakan teratur. Jangan diberikan sekaligus banyak
kemudian kosong tidak makan dalam jangka lama.
3. Air minum tersedia sepanjang waktu. Sebelum dan sesudah makan
harus ada air minum. Makanan yang kering bisa menyebabkan
impaksi.
4. Cukup serat. Tanpa serat yang cukup pencernaan tidak bekerja
dengan baik.
5. Hati hati perubahan pakan dan waktu pemberian. Berkaitan
dengan fungsi mikroba yang membatu mencerna pakan.
6. Pakan berkualitas baik. Peka terhadap toxins jamur etc
7. Jaga kebersihan tempat pakan dan minum
8. Jaga waktu antara pemberian pakan dan aktivitas.
9. Beri pakan tambahan, seperti: wortel, apel
10.Kebutuhan bersifat individu diperhatikan: ukuran, umur, aktivitas,
karakter, cuaca
ikatan

handling

menangkap
Grooming kit
PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN SEJAK DINI
INFERTILITAS
Kuliah Ke-6 MK Teknologi Produksi Babi Dan Kuda

FORMULASI PAKAN KUDA


Oleh :
Verika Armansyah Mendrofa S.Pt, M.Si
Pakan Kuda

Beberapa hal yang harus diperhatikan


didalam memilih bahan pakan untuk kuda yaitu :
1. Ketersediaan bahan pakan dilapangan
2. Kandungan zat makanan bahan pakan
3. Palatabilitas
4. Keambaan pakan / kerapatan jenis pakan
5. Harga bahan pakan
6. Variasi bahan pakan
7. Batasan penggunaan bahan pakan
Yang perlu diperhatikan dalam penyediaan pakan

1.Macam pakannya
a. Pakan hijauan & limbah pertanian
b. Pakan sumber energi
c. Pakan sumber protein
d. Pakan komersial (Pakan komplit, pakan anak &
pakan spesial)
2.Pengolahan
3.Persyaratan nutrien bagi kuda

Pastura Konsentrat Forage


Nutrien Pakan Kuda
Nutrien yang terdapat dalam makanan /bahan makanan adalah:
a. Air
b. Protein
c. Energi
d. Mineral
e. Vitamin
Bahan Makanan Untuk Kuda
❑ Biji-bijian antara lain: ❑ Protein Bahan Makanan
• Oats ❑ Suplemen Mineral
• Barley ❑ Suplemen Vitamin
• Wheat ❑ Bahan-bahan Makanan Lain
• Corn

❑ Hijauan makanan ternak (HMT/HPT)


• Alfalfa
• Brome grass
• Timothy
• Alfalfa pellets
• Straw
• Silage
• Pastura
Bahan Makanan Untuk Kuda

Dari segi praktek faktor yang yang dipertimbangkan pada


BM adalah:

1. Kandungan racun
2. Bau
3. Rasa
4. Sifat laksatif/pencahar
5. Karakteristik fisik
Formulasi Pakan Kuda

Langkah yang harus diperhatikan


1.Ketentuan umur dan bobot badan
2.Ketentuan bahan pakan yang tersedia
3.Ketentuan imbangan hijauan dan konsentrat berdasarkan fase produksi
4.Langkah perhitungan
- Menghitung DE sesuai dengan kebutuhan
- Menghitung CP sesuai dengan kebutuhan
- Menghitung P, Ca dst
Formulasi Pakan Kuda
Berikut ini adalah contoh perhitungan pembuatan formulasi pakan kuda
umur 2 tahun digunakan untuk kerja berat dengan bobot badan 500 kg
dengan konsumsi pakan rata-rata harian 1,8 % dari bobot badan dengan
imbangan konsentrat dan hijauan adalah 65 % : 35 %

Bahan Pakan DE PK Ca P Konsumsi


(Mcal/kg) (%) (%) (%) Pakan (kg)
Hijauan 2,20 10,60 0,40 0,39 ?
Jagung 4,00 8,80 0,02 0,10 ?
Bungkil biji kapok 3,25 36,00 0,15 0,35 ?
Tetes 3,00 4,30 0,85 0,15 ?
Kebutuhan 2,85 11,40 0,35 0,25 9
Formulasi Pakan Kuda
Mengetahui kebutuhan kuda tersebut, bahan pakan yang
digunakan beserta kandungan zat makanannya serta
jumlah konsumsi pakan

Mengetahui kebutuhan pakan dalam BK : Konsumsi pakan


9 kg diperoleh dari 1,8 % X 500 kg bobot badan = 9 kg
Perhitungan DE (Digestible Energy)
(DE Hijauan x % hijauan) + (DE konsentrat x % konsentrat) = Kebutuhan DE
2,20 (35%) + X (65%) = 2,85
0,65 X = 2,85 – 0,77
X = 3,20
Formulasi Pakan Kuda

Campuran I (Jagung + Tetes)


Jagung 4,00 0,20 (0,2/1,00)x 100% = 20%

3,20

Tetes 3,00 0,80 (0,8/1,00)x 100% = 80%


1,00

CP nya = (8,8 x 20% + 4,3 x 80%) = 5,2


Formulasi Pakan Kuda

Campuran II (Camp 1 + Bkl Biji Kapok)


Camp2 ? 0,80

11,4

Hijauan 10,6 0,43 (35%/65%) x 0,8 = 0,43

1,23
CP camp2(?) = 11,4 + 0,43 = 11,83 or
11,4 - 0,43 = 10,97
Formulasi Pakan Kuda

Camp 1 5,2 24,17 (24,17/30,80)x100%=78,47%

11,83

Bkl Bj Kpk 36 6,63 (6,63/30,80)x100% =21,53%

30,80
Formulasi Pakan Kuda

Pakan yang harus disediakan :


Hijauan = 9 kg x 35% = 3,150 kg
Jagung = 9 kg x 65% x 20 % x 78,47% = 0,918 kg
Bungkil biji kapok= 9 kg x 65% x 21,53% = 1,260 kg
Tetes = 9 kg x 65% x 80% x 78,47% = 3,672 kg
9,000 kg
Latihan
Bagaimana dengan perbandingan :
Kelompok Konsentrat Hijauan
1 (Pagi) 50 50
2 (Pagi) 55 45
3 (Pagi) 60 40
1 (Siang) 70 30
2 (Siang) 75 25
3 (Siang) 80 20
Tugas Kelompok
Perhitungan pembuatan formulasi pakan kuda umur 3 tahun digunakan Konsentrat Hijauan
untuk kerja berat dengan bobot badan 700 kg dengan konsumsi pakan
60 40
rata-rata harian 2,3% dari bobot badan. Berapa kebutuhan konsumsi
pakan setiap bahan pakan yang tersedia dan harga yang dikeluarkan 70 30
untuk pembuatan masing-masing pakan 10 kg. 80 20

Bahan Pakan DE PK Ca P Konsumsi Harga


(Mcal/kg) (%) (%) (%) Pakan (kg) (Rp/kg)
Hijauan 2,20 10,60 0,40 0,39 ? 500
Jagung 4,00 8,80 0,02 0,10 ? 3300
Kacang Kedelai 3,31 20,0 0,50 0,45 ? 2800
Tetes 3,00 4,30 0,85 0,15 ? 4500
Kebutuhan 2,85 11,40 0,35 0,25
Contoh : Konsentrat Hijauan

Perhitungan pembuatan formulasi pakan kuda umur 4 tahun 60 40


digunakan untuk kerja berat dengan bobot badan 500 kg 70 30
dengan konsumsi pakan rata-rata harian 1,6% dari bobot 80 20
badan.

Bahan Pakan DE PK Ca P Konsumsi Harga


(Mcal/kg) (%) (%) (%) Pakan (kg) (Rp/kg)
Hijauan 2,20 10,60 0,40 0,39 ? 500
Tepung D. Lamtoro 1,50 20,4 1,20 0,18 ? 3300
Bungkil K.Tanah 2,47 48,4 0,25 0,58 ? 2800
Tetes 3,00 4,30 0,85 0,15 ? 4500
Kebutuhan 32.8 13,12 0,40 0,29
SAOHAGÕLÕ
TERIMAKASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai