Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE SILENT WAY PADA

PEMBELAJARAN BIPA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Pengantar BIPA
Dosen Pengampu : Bima Rizki Prayogo, M.Pd., Gr.

Oleh : Kemala ( 335420110065 )

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS TANGERANG RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Remedial yang berjudul Makalah Metode Silent
Way Pada pembelajaran BIPA ini tepat pada waktunya untuk mata kuliah Pengantar BIPA.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang metode
pembelajaran BIPA khususnya menggunakan metode silent way bagi para pembaca dan juga
bagi penyusun.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bima Rizki Prayogo, M.Pd., Gr.
selaku Dosen mata kuliah Pengantar BIPA yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 13 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Pengertian Metode Silent Way................................................................................ 3
B. Tujuan Metode Silent Way...................................................................................... 4
C. Karakteristik Umum Metode Silent Way............................................................... 4
D. Kekurangan Dan Kelebihan Metode Silent Way................................................... 5
E. Prosedur Penggunaan Metode Silent Way............................................................. 6
F. Contoh Penggunaan Metode Silent Way Dalam Pembelajaran
BIPA.......................................................................................................................... 8
G. Teknik Pelaksanaan Metode Silent Way............................................................... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi seperti saat ini, semua orang dituntut untuk memiliki kemampuan
dan mempersiapkan diri untuk menjadi sumber daya manusia yang sukses khususnya dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat
penting dalam komunikasi, teknologi dan dalam interaksi secara langsung bagi penutur asing.
Sebagai bagian dari komunikasi, bahasa Indonesia harus secara aktif dikomunikasikan baik
secara langsung (tulisan) maupun tidak langsung (lisan) oleh penutur asing yang
mempelajarinya, baik karena tuntutan perusahaan ataupun pendidikan.
Purwanto (1992:11) menjelaskan bahwa keberhasilan suatu proses belajar-mengajar
tergantung dari faktor di dalam individu dan faktor di luar individu. Faktor individu atau
disebut faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri sendiri, seperti faktor pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi; sedangkan faktor di luar individu atau juga
yang disebut faktor sosial yaitu faktor keluarga atau keadaan rumah, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan
yang tersedia dan motivasi sosial.
Brown (1991:45) menyatakan bahwa metode mengajar adalah cara menyediakan
materi pembelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Metode mengajar adalah cara untuk menyampaikan pesan yang ada dalam kurikulum.
Metode harus cocok dengan materi yang akan dipelajari. Metode-metode pengajaran
mempunyai fungsi penting dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa metode pengajaran
dalam mentransfer ilmu pada siswa. Metode-metode tersebut yaitu Grammar Translation
Method diperkenalkan oleh Karl Plot (1819-1881); Situational Language Teaching oleh A.S
Hornhy (1920-1930); Audiolingual Method oleh Charles Fries (1958); Communicative
Language Teaching oleh Noam Chomsky (1960); Total Physical Response oleh James Asher
(1955); Community Language Learning oleh Charless A. Curran (1982); Natural approach
oleh Tracy Terrel, (1977); Suggestopedia oleh Georgi Lozanov (1950); dan Silent Way oleh
Caleb Gatteno (1972).

1
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang salah satu metode yang
cukup berpengaruh dan berhasil yaitu metode silent way oleh Caleb Gatteno (1972). The
silent way adalah metode pembelajaran bahasa yang diberikan guru kepada siswa yang tidak
memiliki keterampilan komunikasi khususnya pada topik-topik pembelajaran dengan ujaran
yang asing atau belum mereka dengar sebelumnya (Larsen, 2000:53). Pada metode ini, yang
lebih bayak berbicara atau beraktivitas dalam pembelajaran bahasa adalah siswa. Metode ini
dilakukan dengan cara pengajar pemberi sedikit instruksi, kemudian meminta siswa atau
siswa melakukan apa saja yang mereka bisa atau dapat lakukan terkait instruksi tersebut.
Misalnya, pengajar mengatakan, “Hari ini kita akan bercerita tentang pengalaman di masa
kecil. Yang memiliki pengalaman di masa kecil, silakan maju bercerita di depan kelas!”.
Metode silent way juga dapat dipermudah dengan menggunakan media pembelajaran seperti
penggunaan gambar, peta, denah, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Metode Silent Way?
b. Apa tujuan Metode Silent Way?
c. Apa saja karakteristik Metode Silent Way?
d. Apa kekurangan dan kelebihan Metode Silent Way?
e. Bagaimana prosedur penggunaan Metode Silent Way?
f. Apa contoh penggunaan Metode Silent Way dalam pembelajaran BIPA?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Metode Silent Way.
b. Mengetahui tujuan Metode Silent Way.
c. Mengetahui karakteristik Metode Silent Way.
d. Mengetahui kekurangan dan kelebihan Metode Silent Way.
e. Mengetahui prosedur penggunaan Metode Silent Way.
f. Mengetahui contoh penggunaan Metode Silent Way dalam pembelajaran BIPA.
D. Manfaat Penulisan
a. Secara teoretis, penulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi metode
pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing khususnya metode Silent Way.

2
b. Secara praktis, penulisan ini dapat memberikan kontribusi pada pembelajaran
bahasa Indonesia dan aktivitas pengajaran di tempat kursus maupun lembaga,
serta dapat memberikan kontribusi pada para pembaca dalam memilih metode
yang cocok dalam pengajaran bahasa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Silent Way


Silent Way adalah nama suatu metode pengajaran bahasa yang ditemukan oleh Caleb
Gattegno. Seperti metode-metode lainnya, Gattegno menjadikan pemahamannya terhadap
proses pembelajaran bahasa pertama sebagai dasar untuk membuat prinsip-prinsip mengajar
bahasa asing bagi orang dewasa. Gattegno menganjurkan agar pembelajar kembali ke cara
bayi belajar.
Gattegno mengusulkan artificial approach yang didasarkan pada prinsip bahwa
pembelajaran yang berhasil melibatkan sebuah komitmen diri pada pemerolehan bahasa
melalui kesadaran dan uji coba aktif. Penekanan Gattegno yang berulang-ulang pada lebih
pentingnya pembelajaran daripada pengajaran, menempatkan komitmen dan prioritas diri
pembelajar sebagai fokus.
Diri yang dimaksud di sini terdiri atas dua sistem, yaitu sistem pembelajaran dan
sistem pemerolehan. Sistem Pembelajaran diaktifkan oleh kesadaran
intelegensi. Silence dianggap sebagai cara yang terbaik untuk pembelajaran, karena
dengan silence para pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara
potensial untuk penyelesaiannya. Silence, yang menghindari pengulangan, menjadi alat
bantu bagi kesadaran, konsentrasi, dan kesiapan mental.
Sistem Pemerolehan memungkinkan kita untuk mengingat unsur-unsur bahasa dan
prinsip-prinsipnya, dan memungkinkan komunikasi bahasa berlangsung. Pemerolehan
dengan upaya mental, kesadaran, dan kebijaksanaan lebih efisien daripada pemerolehan
melalui pengulangan mekanis.

3
Kesadaran dapat diajarkan, ketika seseorang belajar ‘secara sadar’, kekuatan
kesadaran seseorang dan kapasitasnya untuk belajar menjadi lebih besar. Karena itu, Silent
Way menyatakan bahwa hal tersebut mempermudah apa yang disebut para psikolog
sebagai Learning to learn.Rangkaian proses yang membangun kesadaran berasal dari
perhatian, penggunaan, perbaikan diri, dan penyerapan. Kegiatan koreksi diri melalui
kesadaran diri inilah yang membuat Silent Way berbeda dari metode pembelajaran bahasa
yang lain.
Gattegno melihat pembelajaran bahasa melalui silent way sebagai pengembalian
potensi dan kekuatan diri. Tujuan Gattegno bukanlah sekedar pembelajaran bahasa kedua,
melainkan pendidikan untuk kepekaan dan kekuatan spiritual individu. Guru lebih banyak
diam, namun guru aktif menggunakan gerakan, gambar, dan rancangan untuk memancing
dan membentuk reaksi.
Elemen-elemen Silent Way khususnya menggunakan peta berwarna dan rod
berwarna (Richard dan Rodger, 1986:99). Metode Silent Way tidak akan efektif jika metode
tersebut tidak membuat siswa merasa nyaman dalam belajar bahasa Inggris. Sebab itu, para
siswa membutuhkan guru yang dapat mengajar secara efektif.

B. Tujuan Metode Silent Way


Tujuan umum Silent Way adalah mengajarkan pembelajar bagaimana cara belajar
bahasa, dan keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui proses pembelajaran
bahasa asing atau bahasa kedua dapat digunakan untuk mempelajari segala hal lain yang
belum dikuasainya.

C. Karakteristik Umum Metode Silent Way


1. Menurut Stevick (1980)
a. Pengajaran harus menjadi unsure bawahan (subordinate) dari pembelajaran
a. Pembelajaran tidak hanya sekedar proses peniruan atau pelatihan
b. Pengajar berupaya untuk tidak mengintervensi aktivitas pengajaran
c. Ketika bekerja, para pembelajar harus berusaha menghubungkan berbagai
pengalaman yang diperoleh selama belajar bahasa pertama
2. Menurut Karambelas (1971)

4
a. Pengulangan dan peniruan sebaiknya dihindari
b. Para pembelajar hanya diberi kesempatan menyimak satu kali
c. Bahan pembelajaran tidak pernah ditunjukkan pada aspek memorisasi
d. Pengajar jarang melakukan koreksi karena pembelajar dianggap mampu
mengoreksinya sendiri
e. Kegiatan berbicara dilakukan setelah melakukan latihan menulis
f. Bila perlu, pembelajar bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka.

D. Kekurangan dan Kelebihan Metode Silent Way


1. Kelebihan metode silent way adalah:
a. Tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dalam metode ini berfungsi untuk mendorong
serta membentuk respons pelajar. Maka dalam hal ini kelas menjadi aktif.
b. Mendidik untuk berkonsentrasi terhadap materi pelajaran juga para pelajar di
tuntut untuk selalu berusaha sendiri dalam belajar.
c. Karena tidak ada pembetulan kalau ada kesalahan yang dilakukan oleh pelajar,
dan tidak ada keterangan mak pelajar di dorong untuk membuat analogi-analogi
sendiri dengan cara membuat kesimpulan dan rumusan aturan atuaran sendiri. Ini
melatih mereka dalam membuat kesimpulan dan keputusan secara cepat.
2. Kekurangan metode silent way adalah:
a. Jika di telaah secara saksama, silent way di gunakan untuk pelajar tingkat pemula
yang hanya di berikan materi-materi pelafalan suku kata dan membuat konstruksi
kalimat-kalimat sederhananya. Sedangkan membaca dan mengarang nampaknya
akan sulit di ajarkan dengan metode ini.
b. Dalam konsep silent way bertujuan membimbing para pelajar agar mencapai
kelancaran berbahasa yang hampir sama dengan penutur asli, maka mereka di
tuntut untuk menguasai lafal yang benar, intonasi, irama, dan jeda dalam
berbicara dengan bahasa asing yang dipelajari, proses belajar mengajar yang di
gariskan oleh metode ini nampaknya tidak memberi jaminan untuk mencapai
tujuan tersebut.

5
c. Dalam silent way pengulangan tidak dianjurkan, bagaimanapun pelajar yang di
beri materi satu kali akan sangat membutuhkan pengulangan, apalagi mereka
yang baru mengenal bahasa asing yang sedang dipelajari.
E. Prosedur Penggunaan Metode Silent Way
Berikut prosedur penggunaan metode silent way dalam pembelajaran bahasa.
1. Guru mengajar beberapa siswa dalam versi bahasa sasaran yang singkat yang
berisi kosa kata yang bunyinya asing (unfamiliar sound). Guru menggunakan
gestur nonverbal atau isyarat untuk membimbing siswa memproduksi bunyi
(pengucapan) kata dengan benar, intonasi dan ritme sebagaimana versi bahasa
yang mereka telah pelajari.
2. Guru memilik struktur gramatikal tertentu dan disarankan untuk
menggunakan bentuk gramatikal dasar seperti kata sifat penunjuk (misalnya,
ini, itu ) atau kata sifat kepemilikan (misalnya, -mu, nya dan lainnya).
Kemudian, rencanakanlah pembelajaran untuk mengajar struktur gramatikal
dengan mempertimbangkan hal-hal seperti: (1) guru lebih banyak diam dan
sesedikit terlibat dalam membantu siswa, (2) makna bunyi kosa kata harus
jelas pada siswa, dan, (3) siswa akan menerima banyak pelatihan tanpa
pengulangan.
3. Guru harus memikirkan bahwa siswa dengan latar belakang bahasa asli
tertentu. Untuk itu, guru harus mampu mengurutkan (mengucapkan) bunyi
bahasa target dengan benar agar mudah dipahami siswa.
4. Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa.
Guru : Selamat pagi semuanya?
Siswa : Selamat pagi juga, pak.
Guru : Bagaimana kabarnya hari ini?
Siswa : Baik-baik saja
5. Guru melakukan apersepsi tentang apa yang akan dipelajari hari ini
Guru : Tadi saat saya bilang ‘Selamat pagi’ kalian menjawab apa?
Siswa : Selamat pagi juga
Guru : Kalau ‘Apa kabar?’

6
Siswa : Baik-baik saja, pak.
Guru : Itu namanya kalimat sapaan. Dan itu yang akan kita pelajari hari ini.
6. Guru menuliskan contoh-contoh kalimat sapaan, artinya, beserta responsnya
di papan tulis.
Sapaan Respons
Selamat pagi (good morning) Selamat pagi
Selamat malam (good evening) Selamat malam
Selamat sore (good afternoon) Selamat sore
Selamat datang (welcome) Selamat datang
Sampai jumpa lagi (see you later) Sampai jumpa lagi
Selamat tinggal (Good bye) Selamat tinggal
Halo.. (Hello) Halo..
Apa kabar? (How are you) Baik-baik saja
7. Guru menunjukkan cara baca yang benar (satu kali), sementara siswa
menyimak dan mendengarkan.
8. Guru meminta siswa mempraktikkan cara pengucapan yang benar
berdasarkan apa yang siswa dengar.
9. Guru membuat empat kelompok (dua sebagai kelompok sapaan, sedangkan
dua yang lain sebagai kelompok respons). Dalam games ini, guru akan
menunjuk salah satu kelompok sapaan untuk mengucapkan satu kalimat
sapaan, sementara kelompok respons harus memberikan respons yang tepat).
10. Guru akan meminta dua orang siswa untuk mempraktikkan dialog yang
dibawa guru. Dalam dialog ini, kelompok sapaan harus menemukan sapaan
yang terkandung di dalamnya, sementara kelompok respon harus menemukan
respons yang terkandung di dalam dialog tersebut.
11. Guru menutup kelas dengan menyimpulkan pelajaran.
Guru : Jadi, belajar apa kita hari ini?
Siswa : Kalimat sapaan
Guru : Apa itu ‘selamat pagi’?
Siswa : Good morning

7
Guru : Responsnya?
Siswa : Selamat pagi juga
Guru : Kalau respons untuk apa kabar?
Siswa : Baik-baik saja.
12. Guru memberikan penugasan dan menutup kelas.
Dialog 1
Susi : Selamat siang, Adi..
Adi : Selamat siang juga, Susi
Susi : Lama sekali kita tidak bertemu.
Adi : Benar, sudah dua tahun.
Susi : Apa kabar kamu?
Adi : Baik. Kamu sendiri? Sedang apa di sini?
Susi : Aku juga baik. Aku sedang menemani adikku. Ini Romi.
Romi : Halo.. saya Romi.
Adi : Halo, Romi. Saya Adi.
Susi : Adi, maaf kami sedang buru-buru. Romi harus naik kereta nanti jam
4. Jadi, sampai jumpa lagi.
Adi : Sampai jumpa.

Hal ini dilakukan secara terus menerus oleh guru sampai siswa benar-benar
mengerti apa yang diajarkan tadi. Dengan penggunaan prosedur metode Silent Way siswa
mempelajari penggunaan adjektiva, manajemen, peletakan kata, kosa kata baru, serta
mereka mampu membuat perbedaan arti tanpa harus melakukan alih bahasa.

F. Contoh Penggunaan Metode Silent Way Dalam Pembelajaran BIPA


Berikut contoh penggunaan metode silent way dengan menggunakan media
gambar.

8
Gambar di atas menggunakan salah satu contoh media pembelajaran (berupa
gambar) untuk metode silent way. Pengajar bahasa dapat menggunakan instruksi singkat
misalnya dengan menggunakan question words (kata-kata tanya) yang meliputi, di mana,
siapa, kapan, mengapa, bagaimana, dan apa.
Guru mengambil sebuah pensil yang berwarna merah dan menunjukkan
kepada peserta didiknya lalu guru berkata "a red pencil". Lalu guru mencoba
sekali lagi dengan warna yang lain, lalu berkata "a black pencil". Selanjutnya
guru mengambil lagi pencil dengan warna yang berbeda lagi, lalu guru
memberikan sinyal kepada peserta didiknya untuk menebak.
Jenis instruksi lain juga dapat diberikan oleh guru sesuai tujuan dari pembelajaran
yang diharapkan. Dalam metode ini, guru hanya memberikan sedikit instruksi kepada
siswa siswa. Yang aktif untuk beraktivitas seperti bercerita, menulis, membacakan hasil
karya adalah siswa berdasarkan instruksi singkat yang diberikan oleh guru. Untuk diingat
bahwa salah satu prinsip dasar dalam metode the silent way adalah mengajar merupakan
subordinat dari pembelajaran (Larsen,2000:53—54). Maksud pernyataan ini adalah
mengajar bahasa memiliki makna memberikan pelayanan dalam proses pembelajaran
bahasa dan bukan mendominasi proses pembelajaran bahasa tersebut. Untuk itu, pengajar
seharusnya mencari atau menemukan cara bagaimana siswa belajar, mengamati
kebiasaan belajar siswa, cara mereka berimajinasi, kesadaran mereka akan pentingnya
proses pembelajaran atau dengan kata lain, semua aspek kognitif siswa harus diamati oleh
guru atau pengajar. Dengan demikian, maka kelebihan dari metode silent way adalah

9
siswa menjadi pusat dalam proses pembelajaran bahasa dan memberikan ruang yang
lebih besar untuk peningkatan kognitif mereka.
Adapun kekurangan metode ini adalah jika guru berlebihan memberikan
independensi kepada siswa dalam proses pembelajaran bahasa, maka hal ini akan
membuat guru kesulitan mengontrol dan mengendalikan kebiasaan belajar siswa dan
aspek kognitif lainnya hingga keluar dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

G. Teknik Pelaksanaan Metode Silent Way


Berikut beberapa teknik untuk mengaplikasikan metode silent way dalam
pembelajaran bahasa.
1. Guru diam
Teknik ini dilakukan dengan cara guru hanya memberikan sedikit bantuan yang perlu dan
kemudian diam. Guru dapat pula mendesain situasi ambigu, membuat suatu struktur
bahasa ke dalam sirkulasi (misalnya, mengambilah sebuah................. jalan) dan
kemudian guru diam. Bahkan dalam mengoreksi kesalahan siswa, guru hanya akan
menambahkan jawaban verbal sebagai upaya terakhir.
2. Koreksi berpasangan
Teknik ini dilakukan dengan cara guru meminta siswa untuk membantu siswa lainnya
yang mengalami kesulitan. Hal ini penting karena setiap bantuan yang diberikan sebagai
bentuk perilaku kerja sama, bukan sebagai bentuk persaingan antar siswa.
3. Bagan kata
Pada teknik ini, guru dan kemudian siswa menunjuk ke kata-kata yang terdapat pada
bagan yang ditempel di dinding (atau bisa dengan media lain seperti power point, gambar
atau lainnya) secara berurutan sehingga mereka dapat membaca semua kalimat yang telah
mereka ucapkan. Caranya adalah guru mewarnai huruf-huruf tiap kata pada
bagan yang memiliki fonem berbeda. Hal ini akan membantu siswa untuk meningkatkan
kefasihan pengucapan kata. Sebagai contoh, guru membuat 12 bagan kata dalam Bahasa
Indonesia (bisa Bahasa Inggris atau lainnya) yang berisi 500 kosa kata. Bagan tersebut
berisi kosa kata fungsional dan diaplikasikan berdasarkan cara di atas.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode ini sangat lah menarik untuk diterapkan karena dengan metode ini peserta
didik akan lebih bisa kreatif, jadi agar proses pembelajaran berlangsung tidak monoton. Guru
dapat mengajar secara terstruktur sehingga materi pembelajaran sesuai pada waktu yang
sudah direncanakan.
Peranan guru sebagai pendidik, pengajar dan pendorong kreativitas sangat
dibutuhkan oleh para siswa khususnya para penutur asing yang belajar bahasa Indonesia
untuk lebih membantu bahkan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran Silent Way peranan siswa juga sangat dibutuhkan. Para
siswa dituntut untuk mandiri dalam belajar dan adanya peer correction sangat membantu.
Siswa juga dilatih untuk menjadi kreatif dengan membuat kalimat-kalimat yang baru.
Aktifitas-aktifitas dalam metode ini berfungsi untuk mendorong serta membentuk respons
siswa, oleh karena itu kelas menjadi aktif.
Penggunaan media seperti sound ± color ± chart dapat menghadirkan semua bunyi
pada bahasa target yang dipelajari, sehingga siswa mengetahui bunyi-bunyi apa saja yang
sudah dipelajari dan yang belum dipelajari. Dan yang terakhir penggunaan media rod
digunakan untuk pembelajaran dalam mempraktikkan kosa kata, sehingga siswa akan
berpikir kreatif dan inovatif. Penggunaan media dalam Silent Way juga membuat siswa lebih
aktif dalam mengucapkan kata bahkan kalimat.

B. Saran
Demikianlah makalah ini saya paparkan dan saya merasa bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak sekali kekurangan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna untuk perbaikan makalah ini. Dan saya berharap semoga isi
makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prihatini, Dyah Ayu. 2014. PENGGUNAAN METODE SILENT WAY DALAM


PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI PIA ENGLISH COURSE MANADO:
UNIVERSITAS SAM RATULANGI.
Fanany, Ismet. ___. KUNCI KEBERHASILAN DALAM MENGAJAR KELAS BIPA:
SELAIN PENGUASAAN TATABAHASA, KOSA KATA, DAN MUATAN
BUDAYA. Terdapat online di http://balaibahasasulsel.kemdikbud.go.id. Diakses
pada 13 Desember 2021.
Syafriyadin, dkk. 2020. METODE PENGAJARAN BIPA. Tersedia online di
www.halamanmorka.com. Diakses pada 13 Desember 2021.
Idris, Nuny Sulistiany Idris. ___. METODE PENGAJARA N BIPA. Terdapat online di
http://file.upi.edu. Diakses pada 14 Desember 2021.
Wirawan, Abdul Karim. ___. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI
PENUTUR ASING (BIPA) DENGAN METODE IMMERSION TERINTEGRASI
BUDAYA INDONESIA. Terdapat online di http://repositori.kemdikbud.go id. Diakses
pada 13 Desember 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai