NASKAH DRAMA
Casting
Ibu
Elsa
Ana
Konsep
Konsep dalam drama musikal yang berjudul Awas Corona adalah pencerdasan sekaligus
sosialisasi terkait Corona Virus Disaster 2019 (Covid-19). Melihat kondisi Pandemi Covid-19
yang masih ada di masyarakat, namun masih banyak yang tidak melakukan perilaku preventif
atau pencegahan maka dari itu dalam drama musikal ini mengemas secara lebih ringan dan
menarik.
Sinopsis
Virus corona atau covid 19 telah melanda dunia khususnya di Indonesia. Ada beberapa orang
yang percaya dengan virus ini ada juga yang tidak percaya. Suatu hari Elsa pergi ke taman untuk
bermain dan Elsa menjumpai temannya yang bernama Ana mereka membahas tentang virus
corona. Dari perbincangan itu ternyata Elsa belum tahu tentang virus yang ganas itu. Lalu di
dalam rumah diperlihatkan Elsa dengan Ibunya, Elsa bercerita tentang virus corona tetapi ibunya
tidak percaya jika virus itu benar-benar ada. Dikemudian hari Ibu Elsa sakit dan dirawat dirumah
sakit, rumah sakit menyatakan bahwa Ibu Elsa terkena virus corona dan harus di isolasi dirumah
sakit, dari kejadian ini ibu Elsa sangat menyesal karena tidak mempercayai putrinya dan tidak
percaya jika virus itu ada. Hari-hari telah berlalu akhirnya Ibu Elsa dinyatakan negatif covid dan
sudah bisa pulang kerumah, suasana kala itu sangat bahagua sekali karena mereka dapat
berkumpul bersama-sama lagi.
Babak 1
Di pagi yang cerah Elsa keluar rumah untuk bermain di taman, lalu datanglah satu temannya,
kemudian dia berbicara tentang Covid-19.
Sembari berjalan mendekati Ana, Elsa menyapa
Elsa : “Selamat pagi Ana” (Menyapa dengan ceria sambil tersenyum melambaikan tangan)
Ana : “Pagi Elsa” (sambil membalas lambaian tangan dan tersenyum)
Elsa : “Apakah kamu sedang sakit? Mengapa kamu menggunakan masker?” (Bertanya penuh
selidik)
Ana : “Kau tidak tahu? Di Indonesia sudah ada yang terkena virus corona!” (Memberitahu
dengan serius)
Elsa : “hah corona? Virus apa itu?” (Terkejut dengan penuh kebingungan)
Ana : “ibumu tidak memberitahu mu?”
Elsa : “ tidak. Memangnya apa itu covid?” (Bertanya-tanya)
Ana : “datang tiba tiba
datang tak diundang
Sesaat membuat resah
Namanya virus corona
Jangan panik berlebihan
Tetaplah berfikir positif
Doa dan usaha
Tetap waspada
Cegah virus corona
Cegah virus jaga stamina
Pola hidup bersih dan sehat
Cegah virus corona
Cegah virus jaga stamina
Cuci tanganmu
Sebelum menyentuh mata hidung dan mulut
Jagalah jarak mu
Hindari kerumunan dan pakailah maskermu
Sekarang kamu sudah tahu kan apa itu corona?” (Menunjuk kearah Elsa)
Elsa : “wahh Ana terimakasih aku jadi tahu apa itu corona” (Berterimakasih dengan mata
berbinar)
Ana : “Sama-sama Elsa, setelah ini jangan lupa praktekkan 3M ya!” (Tersenyum)
Elsa : “3M? apalagi itu Ana” (dengan raut wajah bingung dan mengangkat kedua tangannya)
Ana : “haduhhh… (menepuk jidat)
Akan slalu ku ingat
Akan aku lakukan
Pesan dari ibuku
Demi kesehatanku
Akan slalu ku ingat lakukan 3M
Babak 2
Selepas bertemu Ana, Elsa bercerita dengan ibunya tentang corona dan bagaimana
mencegahnya.
Ibu : “tumben jam segini sudah pulang main?” (Meletakkan buku majalah dan menengok kearah
Elsa dengan keheranan)
Elsa : “takut kena corona” (raut wajah ketakutan dan bergidik)
Ibu : “apa itu corona” (wajah kebingungan dan menatap tajam kearah Elsa)
Elsa : “ibu tidak tahu? (Mengerutkan dahi penuh tanda tanya)
datang tiba tiba
datang tak diundang
Sesaat membuat resah
Namanya virus corona
Jangan panik berlebihan
Tetaplah berfikir positif
Doa dan usaha
Tetap waspada
Cegah virus corona
Cegah virus jaga stamina
Pola hidup bersih dan sehat
Cegah virus corona
Cegah virus jaga stamina
Cuci tanganmu
Sebelum menyentuh mata hidung dan mulut
Jagalah jarak mu
Hindari kerumunan dan pakailah maskermu
Ibu sudah tahu kan!” (Nada sedikit tinggi dengan senyuman)
Ibu : “hahahaha, virus apa itu, ibu tidak percaya” (ibu berdiri dan berjalan kea rah Elsa dengan
tertawa dan nada menyepelekan)
Elsa : “ibu! Ini sungguhan, corona benar benar ada!” (Memegang tangan ibu sambil meyakinkan
dengan nada tegas)
Ibu : “anak kecil berbicara omong kosong! Hahahahaa” (Sambil meledek dan meninggalkan Elsa
di ruang keluarga)
Elsa : “ibu benar benar ya! Elsa kasih tahu yang benar kok malah meledek!” (Mengikuti ibu
kearah dapur dengan kesal)
Ibu : “lagian di sekitar kita belum ada tuh yang kena corona, ibu belum lihat sendiri jadi ibu
tidak percaya.” (sambil menyepelekan dan membelakangi Elsa)
Elsa : “terserah ibu! Tapi kaluar keluar rumah ingat ini!” (Sedikit marah sambil menunjuk
kearah ibu)
Akan slalu ku ingat
Akan aku lakukan
Pesan dari ibuku
Demi kesehatanku
Akan slalu ku ingat lakukan 3M
Meskipun Elsa sudah memberi tahu ibunya, ibunya teteap tidak percaya kalua corona itu nyata
adanya. Ibunya pun masih keluar tanpa menggunakan masker, tidak sering mencuci tangan, dan
tidak menjaga jarak Ketika berada di kerumunan.
Babak 3
Seminggu kemudian, Ibu nya Elsa dirawat di rumah sakit dan di isolasi karena terkena corona,
Elsa pun merasa sedih karena ibunya tidak mau percaya denga napa yang dikatakannya.
Kemudian Elsa memberitahu Ana.
Handphone berdering
Ana : “hai Elsa, aku dengar ibu mu terkena corona” (di teras rumah dengan wajah sedih)
Elsa : “Iya Ana, padahal aku sudah memberitahu ibuku apaitu covid dan bagaimana
mencegahnya, tapi ibu tidak percaya” (wajah sedih dan tatapan kosong menghadap
langit langit kamar)
Ana : “ooh begitu, yasudah kamu jaga diri baik baik ya, selama isolasi mandiri minum vitamin
dan makan makanan bergizi” (menenangkan Elsa)
Elsa : “iya Ana, terimakasih. Sudah dulu kalua begitu aku ingin menelepon ibuku”
(mengakhiri pembicaraan dengan wajah sedih)
Ana : “oke Elsa” Tutt. Tut.. (Membalas ucapan Elsa dan sedikit terdian)
Kemudian Elsa menelepon ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Scene berpindah di
rumah sakit tempat ibu dirawat.
Setelah 2 minggu di rawat, ibu Elsa sudah di perbolehkan untuk pulang dan mereka Bersama
Kembali. Elsa memeluk ibunya karena rindu sudah lama tidak bertemu
~End~
“Capek Deh”
Daftar Pemain:
Dian
Dion
Doni
Dino
Di suatu siang yang sangat terik, ada 4 orang pemuda yang berkumpul di saung di tengah-
tengah sawah. Keempat pemuda tersebut tampak kepanasan dan sesekali mereka
mengipaskan tangannya ke wajahnya.
Dian : Panasnya. Nggak ada angin mampir lagi. Siang bolong begini kita enaknya ngapain ya?
(mengusap keringat di dahi dan lehernya)
Dino : Baru tau aku kalau siang itu bolong. Emang bolongnya itu di sebelah mana?
Dion : Iya, lagian siang bolong itu juga aneh. Lah kalau siang ada bolongnya, malam ada
bolongnya juga nggak?
Dino : Betul itu, malam bolong juga nggak pernah dengar aku. Dari mana sih kamu dapat kata-
kata itu, Dian?
Dian : Nggak tau juga (sambil cengengesan). Pokoknya, kata siang bolong itu sering aja
terdengar di telingaku. Ya udah, aku ikut-ikutan aja. Kali aja bisa bikin gaul gitu.
Doni : Oalah, modal ikut-ikutan gitu mana bisa bikin gaul. Kalau emang bisa, harusnya aku udah
gaul dong, kerjaanku ikutin emak ke pasar melulu tiap hari.
Dino : Wihhh anak emak, anak yang baik.
Dion : Ya, kalau modal ikut-ikutan juga bisa bikin gaul, mending kamu ikut bapak saya saja.
Dian : Ikut ke mana memangnya?
Doni : Iya, kepo juga nih. Ikut bapak kamu ke mana?
Dion : Kan gini, kemarin itu bapak ngajakin aku ke mana gitu, aku nggak mau. Nah, buat
gantinya, gimana kalau kamu yang ikut. Aku yang bilang sama bapak deh.
Dian : Lah, kau ini. Nyuruh ngikut bapakmu tapi nggak tahu mau diajak ke mana. Gimana sih.
Doni : Ya udahlah, Dion kalian dengerin. Pasti bakal bikin bingung lah dia.
Dino : (Menepuk jidat) Baru inget kalau sebaiknya omongannya si Dion nggak dianggep biar
nggak puyeng.
Dian : Astaga, bener juga. Ya sudahlah, masak gara-gara aku ngomong siang bolong gitu kalian
malah jadi ribut.
Dino : GR aja kamu itu. Kita dari tadi ini cuma ngobrol. Bukan ribut. Nggak ada perkelahian
juga.
Dian : Iya, maksud aku, ya sudah jangan dibahas lagi ini.
Doni : Lah kan memang dewan perwakilan kita mau membahas Rancangan Undang-Undang
nanti
Dion : Loh iya ta? Rancangan Undang-Undang yang mana? Undang-Undang soal pengucapan
siang bolong?
Doni : Aduh kau ini (menjitak kepala Dion). Nggak ada hubungannya kali, dewan sama siang
bolong. Lagian ngapain juga mereka bahas ginian
Dian : Eh tapi nggak salah loh, yang namanya dewan perwakilan itu kan wakilnya kita. Jadi ya
wajar dong kalau mereka juga bahas apa yang kita bahas.
Dino : Hmm bener banget (sambil mengacungkan jempol).
Doni : Sudahlah kalian ini. Matahari udah mulai lengser tuh, aku tinggal dulu ya.
Dino : Mau kemana?
Doni : Males ngomong sama kalian, selalu nggak ada ujungnya.
Dian : Lah, kita di tengah sawah, ya pantes ajalah kalau nggak ada ujungnya.
Dion : Bener banget tuh.
Doni : Ya sudahlah, pokoknya intinya aku mau pergi dulu.
Dino : Lah mau pergi, kamu ini kayak nggak betah aja ada di dunia. Kita baru usia 20an bro,
masak udah pengen koid aja.
Doni : Maksud aku, aku pulang dulu gitu.
Dian : Nah, ini nih. Harus dikoreksi nih. Kata-kata yang nggak bener gini. Kalau memang mau
pulang ya bilang mau pulang dong. Jangan bilang mau pergi. Entar dikira udah nggak demen
hidup kamu.
Doni : Ah terserah kau sajalah. Aku pulang dulu. Takut dicariin emak.
Dion : Ya sudah kalau begitu, kita juga pulang aja teman-teman. Nggak ada Doni nggak seru