Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI PENANAMAN SALMONELLA

SHIGELLA AGAR

Dosen Pembimbing:
Tati Baina Gultom, SST, M.Si

Disusun oleh :

KELOMPOK 3
1. Putri Puspa Ningtyas (2013451024)
2. Rifal Dientama(2013451025)
3. Risma Dhea Andriani (2013451026)
4.Salsabila Zahrani (2013451027)
5. Rusdini Maylanda (2013451028)
6.Sinta Elma Tiara (2013451029)
7.Syahrial Dwi Pangestu (2013451030)
8.Wanda Aura (2013451031)
9.Yosi Miranda ( 2013451033 )
10.Herni Dahniar (2013451034)
11. Adhlia Salsabila Balqis MS (2013451035)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III SANITASI

TAHUN 2021/2022
PENANAMAN SALMONELLA SHIGELLA AGAR

Hari, Tanggal : Rabu,15 Oktober 2021

Waktu : 10.00 WIB – 12.00 WIB.

Tempat : Laboratorium Kampus Kesling Poltekkes Tanjungkarang.

Tujuan : 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan Rhodamin pada sample
makanan dan minuman

I. Latar Belakang

Salmonellosis adalah penyakit menular yang dapat menyerang hewan maupun


manusia. Hal ini dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan yang tercemar oleh
bakteri Salmonella (Dominguez, et al., 2002). Pang et al.,(1995) menyebutkan bahwa
peristiwa typoid salmonellosis (demam enterik) relatif stabil dengan jumlah terendah
terjadi di daerah negara maju, tetapi peristiwa non- typhoid salmonellosis
(gastroenteritis) relatif meningkat di seluruh negara. Kasus gastroenteritis (diare) akut
adalah 1,3 milyar kasus dengan tiga juta jiwa meninggal, sedangkan kasus demam
enterik adalah 16 juta kasus dengan kematian sebanyak 600 ribu kasus. Pada hewan
terutama unggas, Salmonellosis menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Hal
ini berhubungan dengan penurunan produktivitas, dengan angka morbiditas sampai
80%, sedangkan angka mortalitasnya 10-20% atau lebih tinggi, selain itu sifat
zoonosisnya yang dapat ditransmisikan dan menimbulkan penyakit pada manusia.

Secara umum Salmonella dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Salmonella tifoid yaitu Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A,B, dan C penyebab
demam enterik (typhoid) pada manusia.Kelompok ini telah beradaptasi pada manusia.
2. Salmonella non-tifoid yaitu Salmonella Dublin (sapi), Salmonellacholera suis (babi),
Salmonella gallinarum dan Salmonella pullarum (unggas), Salmonella aborius equi
(kuda) dan Salmonella aboriusovis (domba). Salmonella sp yang beradaptasi pada
jenis hewan tertentu jarang menimbulkan penyakit pada manusia.
Ciri – ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut:

1. Berbentuk batang dengan ukuran tergantung jenis bakteri (pada umumnya


memiliki panjang 2-3 dan bergaris tengah antara 0,3 – 0,6).
2. Bersifat gram negative
3. Berkembang biak dengan cara membelah diri
4. Tidak berspora dan bersifat aerob
5. Motil (Pergerakan) dengan menggunakan flagel, mempunyai flagel
perithrik (diseluruh permukaan sel) kecuali pada jenis Salmonella
Gallinarium dan Salmonella Pullorun.
6. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana tetapi hamper tidak
pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa
7. Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan
manosa.
8. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (missal hijau brilian,
natrium tetrationat, natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enteric
lain. Oleh karena itu, senyawa-senyawa tersebut berguna untuk inklusi
isolate salmonella dari feses pada medium.

II. Alat & Bahan :

Alat :
Alat dan bahan

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur
4. Batang pengaduk
5. Spatula
6. Beaker glass
7. Pipet ukur
8. Petridish
9. Bulb (karet penghisap)
10. Alumunium foil
11. Kapas
12. Mortal dan alu
13. Hot plate
14. Neraca digital
15. Bunsen (lampu spiritus)
16. Korek api
17. Autoklaf
18. Inkubator
19. Jarum ose

Bahan :
1. Alkohol
2. Aquades
3. Ikan patin (sebagai sampel yang akan diuji)
4. LB
5. TSIA
6. SIM
7. SSA
8. PCA

III. Langkah Kerja

1. Sterilkan cawan arloji menggunakan alkohol


2. Kemudian timbang ikan patin seberat 5 gram
3. Kemudian haluskan ikan patin menggunakan mortal dan alu yang sudah disterilkan
menggunakan alkohol, setelah itu sampel ditutup dengan alumunium foil
4. Ambil 45 ml aquades menggunakan gelas ukur
5. Setelah diambil, campurkan dengan lb yang sudah ditimbang seberat 0,58 gram di dalam
beaker glass, lalu diaduk dengan menggunakan batang pengaduk
6. Panaskan lb yang sudah dicampur dengan aquades di hot plate
7. Setelah dipanaskan tutup beaker glass yang berisi larutan lb dan aquades menggunakan
alumunium foil
8. Kemudian masukkan kedalam autoklaf selama 30 menit, setelah itu di dinginkan
9. Campurkan sampel ikan patin yang sudah dihaluskan kedalam beaker glass yang berisi
larutan lb dan aquades, lalu diaduk menggunakan batang pengaduk
10. Tutup beaker glass menggunakan alumunium foil
11. setelah itu, masukkan ke dalam inkubator selama 24 jam
12. Setelah 24 jam, keluarkan sampel dari inkubator
13. Siapkan SSA, TSIA, dan SIM sebagai bahan untuk menguji apakah sampel ikan patin
mengandung salmonella atau tidak
14. Timbang SSA seberat 4,7 gram menggunakan neraca digital dan ambil 75 ml aquades
menggunakan gelas ukur
15. Masukkan aquades ke dalam beaker glass
16. Panaskan aquades di hot plate, lalu campurkan dengan SSA, kemudian aduk
menggunakan batang pengaduk
17. Setelah larutan SSA mendidih, masukkan larutan sebanyak 15 ml ke dalam petridish
18. Diamkan larutan hingga berubah menjadi agar
19. Buatlah goresan ke media SSA yang sudah menjadi agar menggunakan jarum ose
membentuk zigzag
20. Bungkuslah petridish menggunakan kertas buram dan masukkan ke dalam inkubator
selama 24 jam
21. Timbang TSIA seberat 2,6 gram menggunakan neraca digital dan ambil 45 ml aquades
menggunakan gelas ukur
22. Masukkan aquades ke dalam beaker glass
23. Panaskan aquades di hot plate, lalu campurkan dengan SSA, kemudian aduk
menggunakan batang pengaduk.
24. Setelah larutan TSIA mendidih, masukkan larutan ke dalam 5 tabung reaksi, masing-
masing sebanyak 8 ml, lalu tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.
25. Masukkan tabung reaksi ke dalam autoklaf untuk disterilkan selama 15 menit
26. Setelah 15 menit, keluarkan tabung reaksi dari dalam autoklaf dan dinginkan dengan
posisi membentuk bidang miring
27. Diamkan larutan hingga menjadi agar
28. Buatlah goresan ke media TSIA yang sudah menjadi agar menggunakan jarus ose dengan
membentuk zigzag
29. Tutup mulut tabung reaksi dengan kapas dan masukkan ke dalam inkubator selama 24
jam.
30. Timbang SIM seberat 0,75 gram menggunakan neraca digital dan ambil 30 ml aquades
menggunakan gelas ukur
31. Masukkan aquades ke dalam beaker glass
32. Panaskan aquades di hot plate, lalu campurkan dengan SSA, kemudian aduk
menggunakan batang pengaduk.
33. Setelah larutan SIM mendidih, masukkan ke dalam 5 tabung reaksi, masing-masing
sebanyak 5 ml, lalu tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.
34. Masukkan tabung reaksi ke dalam autoklaf untuk disterilkan selama 15 menit
35. Setelah 15 menit, keluarkan tabung reaksi dari dalam autoklaf dan dinginkan
36. Diamkan larutan hingga menjadi agar
37. Buat goresan ke media SIM yang sudah menjadi agar menggunakan jarum ose dengan
cara menusukkannya lurus ke dalam tabung
38. Tutup mulut tabung reaksi dengan kapas dan masukkan ke dalam inkubator selama 24
jam
39. Setelah 24 jam, keluarkan tabung reaksi dan petridish dari inkubator, lalu amati apakah
ada ciri-ciri adanya bakteri salmonella atau tidak
Pada larutan SSA ciri-ciri salmonella : koloni tidak berwarna, kecil-kecil, keping,
smooth, bulat
Pada larutan TSIA ciri-ciri salmonella : dasar tabung berwarna merah, lereng tabung
berwarna kuning, terdapat gas atau tidak
Pada larutan SIM ciri-ciri salmonella : terdapat gas atau tidak, indol, motility (+)/aktif
IV. Hasil laporan dan Pembahasan.

A. Hasil

B. Pembahasan

Alasan kami menguji sampel untuk

Kesimpulan

Daftar Pustaka
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai