Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm.

89-98

IMAN DAN TAQWA BAGI GURU BIMBINGAN


DAN KONSELING
Amien Wahyudi
Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan
Amien Wahyudi@gmailcom

ABSTRACT

Faithful and devoted to God Almighty is the obligation to humans , especially


counselors. With the faith and piety in the counselor, the counselor can carry out
their duties responsibly. The concept of faith and piety should ideally be returned
to the holy book. Because in the holy book Al Qur'an in particular the concept of
faith and piety have explained So, holy book Al Qur'an as a source of information
because the information comes from al quraan quality absolute meaning that it is
certainly true, because the Qur'an sent down by Allah for the guidance of mankind

Keywords: Faith, god fearing and Al- Quran

1. PENDAHULUAN konselor. Namun definisi iman dan


Sebagai negara yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berlandaskan pada pancasila maka wajib didalam peraturan tersebut belum
bagi warga negara indonesia untuk dijelaskan secara lebih rinci.
beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Konsep iman dan taqwa erat
Maha Esa karena tidak dapat dipungkiri kaitannya dengan agama dan dalam
keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa melaksankan ajaran agama harus
merupakan fitrah bagi manusia. Bila merujuk kepada kitab suci. Salah satu
merujuk kepada PP Nomor 19 tahun kitab suci yang menjelaskan tetang
2005 tentang standar nasional pendidikan konsep iman dan taqwa adalah kitab suci
tinggi yang mana di dalamnya memuat umat islam yaitu alquran. Keunggulan Al
rumusan kompetensi akademik dan Qur’an dan hadits bila dijadikan sumber
professional konselor pada aspek bagi ilmu pengetahuan disebabkan Al
kompetensi kepribadian dituliskan bahwa Quran diturunkan langsung oleh Alloh
seorang konselor harus beriman dan SWT kepada Nabi Muhammad SAW
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui malaikat sehingga dapat
maka hal ini menunjukan bahwa aspek dipercaya untuk menjadi petunjuk bagi
iman dan taqwa menjadi bagian penting manusia hal ini sesuai dengan firman
bagi guru bimbingan dan konseling atau Allah dalam surat Al-baqoroh ayat 2

89
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

yang berbunyi “Kitab Al Quran ini tidak sejalan dengan firman Alloh SWT dalam
ada keraguan padanya, petunjuk bagi Qs Fussilat ayat 8 yang berbunyi
mereka yang bertaqwa”, sedangkan “sesungguhnya orang-orang yang
hadist disampaikan oleh Nabi beriman dan mengerjakan kebaikan
Muhammad SAW yang dikenal dengan mereka mendapat pahala yang tidak ada
kejujurannya dan dapat dijadikan teladan putus-putusnya”. Penggunaan al quran
bagi manusia karena Allah telah dan hadist sebagi sumber kajian tentang
berfirman di dalam surat Al Ahzab ayat aspek iman dan taqwa disebabkan di
21 yang berbunyi “Sesungguhnya telah dalam al quran dan hadist telah
ada pada (diri) Rasulullah itu dijelaskan tentang ciri-ciri orang yang
suriteladan yang baik bagi mu…..”. beriman dan bertaqwa.
Al quran telah menjelaskan
2. PEMBAHASAN
tentang konsep iman dan taqwa sehingga
Iman
penting bagi guru bimbingan dan
Sebagai negara yang menjunjung
konseling yang beragama islam untuk
tinggi nilai-nilai agama dan menjadikan
memahami konsep iman dan taqwa
agama sebagai pegangan hidup
sesuai dengan keyakinan yang
masyarakat, maka pemerintah telah
diyakininya. Pentingnya iman dan taqwa
mensyaratkan bahwa iman dan taqwa
bagi guru bimbingan dan konseling
merupakan syarat pertama yang harus
diantaranya adalah bahwa dengan adanya
dipenuhi bagi siapapun yang berada pada
iman dan taqwa dalam diri guru
satu posisi atau jabatan tertentu termasuk
bimbingan dan konseling maka guru
guru bimbingan dan konseling.
bimbingan dan konseling berusaha
Ketaqwaan seorang individu erat
menjaga diri dari “murka” Alloh SWT,
kaitannya dengan Iman. Ash shiddieqy
ini sejalan dengan definisi taqwa yang
(1998:17) mengatakan “iman menurut
berarti “menjaga diri”.
bahasa arab ialah At-tashdiqu bil qalbi,
Selain itu dengan adanya iman
yaitu membenarkan dengan (dalam)
dan taqwa dalam diri guru bimbingan
hati”. Al Quran yang memberikan
dan konseling maka apa yang dikerjakan
pengertian bahwa iman ialah pengakuan
guru bimbingan dan konseling dalam
dengan (dalam) hati, antara lain di dalam
menjalankan tugas-tugasnya sebagai
surat At-taubah ayat 61 yang bearti:
seorang guru mendapatkan balasan
berupa pahala dari Alloh SWT, hal ini

90
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

……..Dia membenarkan Alloh SWT Adapun pengertian iman menurut


dan membenarkan orang-orang
syara ialah “mengucapkan dengan lidah,
mukmin……. (QS Attaubah:61)
membenarkan dengan hati dan
Ath-Thabari (2008:913) dalam
mengerjakan dengan anggota tubuh”.
tafsirnya menjelaskan bahwa para
Tegasnya adalah adanya perpaduan
mujahid menyatakan maksud ayat ini
antara ucapan dengan pengakuan hati dan
adalah bahwa “Dia membenarkan bahwa
perilaku. Dengan kata lain pernyataan
Alloh SWT Esa dan tidak ada sekutu
mengikrarkan dengan lidah akan
bagi-Nya”. Adapun “Mempercayai
kebenaran islam, membenarkan yang
orang-orang mukmin”. Maksudnya
diikrarkan itu dengan hati dan tercermin
adalah ia membenarkan ucapan orang-
dalam perilaku kehidupan sehari-hari
orang mukmin, bukan orang kafir atau
dalam bentuk amal perbuatan.
munafik. Ini merupakan pengingkaran
Iman didefinisikan sebagai
Alloh SWT kepada orang yang munafik
“mengucapkan dengan lidah,
yang mengatakan bahwa Muhammad
membenarkan dengan hati dan
mempercayai apa yang ia dengar,
mengerjakan dengan anggota tubuh”.
seakan-akan Alloh SWT berfirman:
Walaupun demikian dalam memahami
Sesungguhnya Muhammad hanya
iman golongan sunni terpecah menjadi
mendengar yang baik-baik,
tiga aliran pendapat, yaitu: Asy’ariyah,
membenarkan apa yang diwahyukan
Maturidiyah, dan Ahlu Hadis (Ash
Alloh SWT kepadanya, serta
Shiddieqy,1998:21). Lebih jauh Ash
membenarkan ucapan orang-orang
Shiddieqy menjelaskan bahwa Assariyah
mukmin, bukan ucapan orang-orang
merumuskan bahwa iman adalah
munafik dan orang-orang yang
“membenarkan dengan hati, sedangkan
mengingkari Alloh SWT.
islam ialah melaksanakan kewajiban
Lebih lanjut Ash Shiddieqy (1998)
lahiriyah”.
menukilkan sebuah ayat al-quran lainnya
Bagi golongan Assariyah iman
untuk menjelaskan definisi iman. Ash
merupakan urusan batin. Semua amalan
Shiddieqy mengambil surat ke 103 Al
lahiriyah adalah produk dari keyakinan
Ashr ayat 3 yang berarti “Melainkan
batin. Oleh karena itu, apabila seseorang
mereka yang membenarkan dalam hati
telah membenarkan keyakinan dalam
dan mengerjakan amalan shaleh (QS Al-
hati, walaupun tidak mengucapkannya
Ashr:3).
dengan lidah, sudah dihukum mukmin

91
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

dan berhak masuk surga. Maturidiyah Setiap tubuh yang berjiwa


merumuskan iman ialah “membenarkan pastilah bergerak dan beramal. Ash
dengan hati dan mengikrarkannya Shiddieqy (1998:23) menyatakan bahwa
dengan lidah”. “pokoknya setiap iman pasti ada amal,
Pendapat maturidiyah tidak orang yang amalnya kurang pastilah
banyak berbeda dengan Assariyah. imannya kurang pula”. Jika imannya
Pokoknya asal sudah dibenarkan dan rusak maka amalnya pun menjadi rusak.
diyakini dalam hati serta diikrarkan Jika pada diri seseorang tidak terlihat
dengan lisan berarti sudah beriman. amal lahiriyahnya, pastilah imannya
Apalagi keyakinan itu dilahirkan pula tidak ada walaupun lidahnya telah
dengan ucapan lidah, maka imannya mengikrarkannya. Dalam pandangan
telah sempurna, dan menjadikan individu Mustofa Bisri (2014:75) menuliskan
sebagai orang mukmin yang sempurna bahwa taqwa sangat erat kaitannya
pula, walaupun tidak mengerjakan dengan kehati-hatian karena itu menjadi
amalan shaleh termasuk didalamnya aneh apabila ada individu yang
shalat, puasa dan sebagainya. Bagi aliran megatakan bertaqwa tetapi perilakunya
ini mengerjakan amalan shaleh adalah tidak terpuji
satu hal yang berdiri sendiri dan tidak
. Al Quran dan sunah telah
ada sangkutpautnya dengan iman.
memberikan ciri-ciri orang yang beriman
Bagi ahlu hadis iman didefinisikan
dan bertaqwa. Syaikh Muhammad bin
dengan “memakrifatkan dengan hati,
Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri
mengikrarkan dengan lidah, dan
(2011:89) menuliskan tentang hadis yang
mengamalkannya dengan anggota tubuh
menyatakan bahwa iman memiliki
lain”. Dari rumusan ini, jelaslah bahwa
cabang-cabang yaitu: Iman itu mencapai
bagi ahlu hadis, seseorang baru dikatakan
tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih
beriman jika dia mengabungan
cabang, yang paling utama dari cabang
keyakinan dan pembenaran hatinya
tersebut adalah ucapan “la ilahaillAlloh
dengan perbuatan lahiriyah yang disertai
SWT’, dan cabang yang paling rendah
pula dengan ikrar lidahnya. Ketiga unsur
adalah menyingkirkan sesuatu yanng
ini merupakan satu paduan utuh yang
berbahaya dari jalan, dan malu
tidak dapat dipisahkan. Iman dan amal
merupakan cabang keimanan” (HR
setamsil antara zat dengan sifat, atau
Muslim).
seperti ruh dengan tubuh.

92
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

Para ulama berselisih pendapat perbuatan yang ditujukan mentaati Alloh


dalam memahami hadis rangka iman ini disebut dengan perilaku taqwa. Orang
(Ash Shiddiqiey, 1998:85). Ada yang yang bertaqwa dijelaskan di dalam al
memahami bahwa angka enam puluh quran akan mendapatkan jalan keluar
lebih adalah angka enam puluh Sembilan atas masalah yang dihadapinya, hal ini
dan merupakan angka pasti karena itu disebutkan di dalam al quran yang
mereka menyusun kerangka iman berbunyi “.......Barang siapa bertaqwa
sejumlah enam puluh sembilan. Diantara kepada Allah niscaya Dia akan
beberapa pendapat terkait dengan membukakan jalan keluar baginya, dan
kerangka iman dapat dilihat dari Dia memberinya rejeki dari arah yang
beberapa pendapat berikut: 1) Ibnu tidak disangkanya...” (Qs At Thaaq,2-3).
Hibban melakukan penelitian terhadap Hamka (1982:122) menuliskan “kalimat
Al Quran dan menemukan lebih dari taqwa diambil dari rumpun kata wiqoyah
enam puluh sembilan, sedangkan yang artinya memelihara”. Memelihara
penelitian terhadap hadis kurang dari hubungan yang baik dengan Tuhan.
angka enam puluh sembilan. Memelihara diri dari jangan sampai
Jumlah enam puluh sembilan terperosok kepada suatu perbuatan yang
diperoleh jika iman yang menyangkut tidak diridhoi oleh Alloh SWT. Dalam
urusan akhirat tidak dihitung. Karena itu taqwa terkandung cinta, kasih, harap
menurut keyakinan Ibnu Hibban makna cemas, tawakal, ridha sabar dan
hadis yang menyatakan tentang rangka sebagainya. Sejalan dengan Hamka,
iman ini ialah keseluruhan ketaatan yang Shihab (2013.177) menyatakan bahwa
disebutkan di dalam Al Quran dan sunah. taqwa terambil dari kata waqa-yaqi yang
2) Pendapat kedua didukung oleh Al berarti menjaga dari bencana atau sesuatu
Qadi’Iyad. Sesungguhnya sulit untuk yang menyakitkan”. Bahkan lebih jauh
memastikan apa yang dimaksud dengan Shihab (2013) menyebutkan bahwa kata
hadis rangka iman ini, walaupun telah taqwa di dalam al quran disebutkan
banyak ulama bersusah payah sebanyak lima belas kali disamping
mencarinya. puluhan kata lain yang seakar
dengannya.
Taqwa
Ash Shiddieqy (1998:57)
Iman adalah keyakinan yang menjelaskan terkait dengan ketaqwaan
diikuti dengan perbuatan dan perbuatan- dengan mengambil firman Alloh SWT

93
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

SWT, telah berfirman di dalam Al Quran mendatangkan kemelaratan baik bagi


surat Al baqoroh ayat 197 yang berarti: dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
“Dan berbekallah kamu. Bahwa sebaik- Maksudnya ialah agar dapat ditegakkan
baiknya bekal ialah ketaqwaan. Dan dengan kukuh batas persamaan
berketaqwaanlah kepadaku hai orang- kedudukan setiap orang dan kebersamaan
orang berakal”. dalam kehidupan bermasyarakat.
Athoillah.I (2001:98) menjelaskan
Bertaqwa kepada Alloh SWT SWT
beberapa pendapat para fuqoha (ahli
ialah dengan memelihara diri dari
fikih) tentang definisi taqwa diantaranya
tertimpa azab-Nya. Adapun azab Alloh
definisi taqwa yang dikemukakan Imam
SWT SWT terdiri atas dua bagian yaitu
Al Ghozali, Abdullah Ibnu Abbas, dan
azab dunia dan azab akhirat. Dari ayat di
Abu Darda. Imam Al Ghazali (dalam
atas diketahui juga bahwa orang yang
Athoillah, 2001) menyatakan bahwa
bertaqwa adalah orang yang berakal yaitu
“taqwa berasal dari kata wiqoyah yang
orang yang menggunakan akalnya untuk
dapat diartikan dengan pelindung atau
memikirkan perbuatan-perbuatan yang
pemelihara”. Artinya bawa orang yang
akan dilakukannya sehingga dalam
bertaqwa terpelihara dari kejahatan
bertindak selalu berlandaskan kepada
karena adanya keinginan yang kuat untuk
aturan dan larangan agama.
meninggalkan kejahatan tersebut.
Sejalan dengan Hamka, Ash
Sedangkan Abdullah Ibnu Abbas (dalam
Shiddieqy (1998:55) menyatakan bahwa
Athoillah,2001) menerangkan bahwa
“ketaqwaan berasal dari bahasa arab,
orang yang bertaqwa itu adalah:
ialah menjaga diri dari sesuatu yang
ditakuti”. Selain itu Ash Shiddieqy Orang yang berhati-hati dalam ucapan
dan perbuatannya agar tidak
(1998:56) mengatakan bahwa
mendapatkan kemurkaan dari Alloh
“kedudukan ketaqwaan jika dilihat SWT dan siksa Nya serta
meninggalkan dorongan hawa nafsu
dengan kacamata akhlak akan tampak
dan juga orang yang mengharapkan
lebih tinggi”. Sebab ketaqwaan menuntut rahmat Nya dengan meyakini dan
melaksanakan ajaran yang diturunkan
agar manusia mempererat tali hubungan
Nya
antara manusia dengan sesama manusia,
Penerapan dalam kehidupan sehari-
manusia dengan Tuhan. Pelaksanaannya
hari, ketaqwaan yang benar menjadi
ialah, dengan cara setiap orang
motor penggerak untuk mengajak
memelihara diri dari hal-hal yang
berbuat baik (amar makruf) dan

94
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

mencegah berbuat jahat (nahi mungkar) Nawawi (dalam Mustafha Dib Al Bugha,
yang keduanya merupakan unsur pokok 2012) mengutif sebuah hadist yang
dari iman kepada Alloh SWT. berbunyi “ Aku mendengar Rasullullah
Seandainya setiap orang yang menjadi bersabda “bertaqwalah kepada Allah,
anggota suatu masyarakat memiliki kerjakanlah sholat mu lima
keutamaan ketaqwaan, maka pasti waktu,lakukanlah puasamu dalam bulan
mereka akan menjadi umat yang terbaik. ramadhan,tunaikanlah zakat hartamu,
Seharusnya, umat islam adalah umat dan taatilah para pemegang
yang terbaik jika mereka memang benar- wewenangmu,maka niscaya kalian
benar bertaqwa. memasuki surga Tuhanmu (HR.
Al Quran menjelaskan sifat atau Attarmidzi). Ada kesamaan tentang
tanda-tanda orang yang bertaqwa, ada perilaku taqwa yang harus dilaksanakan
beberapa ayat yang menjelaskan tentang oleh individu yang mengaku beriman dan
sifat-sifat orang bertaqwa. Al quran telah bertaqwa. Terkait dengan hal ghaib
menyebutkan beberapa ciri orang yang Hamka (1982:124) menjelaskan bahwa
bertaqwa diantaranya melalui ayat yang “Ghaib ialah tidak dapat disaksikan
bebunyi: dengan panca indra;tidak tampak oleh
mata;tidak terdengar oleh telinga; tetapi
(yaitu) mereka yang beriman kepada
yang gaib, melaksanakan Shalat, dan dia dapat dirasa oleh akal”. Maka yang
menginfakan sebagian rejeki yang pertama kali ialah percaya kepada Alloh
Kami berikan kepada mereka, dan
mereka beriman kepada Al Quran SWT, zat yang menciptakan sekalian
yang diturunkan kepadamu alam, kemudian itu percaya akan adanya
(Muhammad), dan kitab- kitab yang
telah diturunkan sebelum engkau, dan hari kemudian, yaitu kehidupan kekal
mereka yakin akan adanya akhirat yang sesudah dibangkitkan dari maut.
(QS. Al Baqoroh:3-4)
Iman yang berarti percaya, yaitu
Ayat di atas menjelaskan tentang
pengakuan hati yang terbukti dengan
beberapa sifat orang-orang yang
perbuatan yang diucapkan dengan lidah
bertaqwa, yaitu beriman kepada yang
menjadi keyakinan hidup. Maka iman
gaib, melaksanakan Shalat, menginfakan
kepada yang ghaib merupakan tanda atau
sebagian rejeki, beriman kepada Al
syarat pertama dari taqwa. Dalam hal
Quran dan kitab-kitab sebelum Al Quran,
yang ghaib Shihab (2013:181)
serta mereka yakin akan adanya akhirat.
menyatakan bahwa “bahwa mengimanai
Sejalan dengan ayat di atas Imam
hal yang ghaib juga berarti harus

95
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

mempercayai kandungan kitab suci yang percaya kepada Alloh SWT dan hari
menyangkut hal-hal yang tidak dapat kemudian hendaklah ia berucap yang
baik atau diam”. Demikianlah Ibn
terjangkau hakikatnya oleh nalar”.
Asyur mengemukakan tiga hadis Nabi
Keyakinan ini menunjukan bahwa ada SAW terkait dengan perkataan yang
hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh benar.

nalar tetapi saat hal tersebut sudah Thabathaba’I (dalam Shihab, 2011:
disebutkan di dalam al quran maka 548) berpendapat bahwa dengan
kewajiban seorang guru bimbingan dan keterbiasaan seseorang mengucapkan
konseling yang beragama islam adalah kalimat-kalimat yang tepat, ia akan
meyakini dan mentaati apa yang sudah di menjauh dari kebohongan dan tidak juga
sebutkan di dalam al quran tersebut. mengucapkan kata-kata yang
mengakibatkan keburukan atau yang
Selain ayat di atas ayat Al Quran
tidak bermanfaat. Seseorang yang telah
lainnya yang mengatakan tentang taqwa
menetap sifat tersebut pada dirinya,
yaitu “Wahai orang yang beriman!
perbuatannya akan terhindar dari
Bertaqwalah kamu kepada Alloh SWT
kebohongan dan keburukan, dan ini
dan Ucapkanlah perkataan yang benar”
berarti lahirlah amal-amal sholeh dari
(QS Al ahzab:70). Ayat ini memberikan
yang bersangkutan. Al Quran Surat Ali
tambahan informasi tentang sifat orang
Imran ayat 134 memberikan gambaran
bertaqwa yaitu mengucapkan perkataan
lainnya tentang sifat-sifat orang
yang benar. Shihab (2011:546)
bertaqwa, yaitu:
menjelaskan tentang mengucapkan
perkataan yang benar, bahwasannya: Yaitu orang-orang yang berinfak, baik
diwaktu lapang maupun sempit, dan
Thahir Ibn Asyur mengaris bawahi orang-orang yang menahan
kata ucapan yang menurutnya amarahnya dan memaafkan
merupakan satu pintu yang sangat (kesalahan) orang lain. Dan Alloh
luas, baik yang berkaitan dengan SWT mencintai orang yang berbuat
kebajikan maupun keburukan. kebaikan. (QS Ali Imran:134)
“Manusia tidak disungkurkan
wajahnya ke nereka kecuali akibat Ayat di atas memberikan informasi
lidah mereka”. “Alloh SWT bahwa orang orang yang bertaqwa
merahmati orang-orang yang berkata
memiliki sifat-sifat bersedekah diwaktu
baik sehingga ia memperoleh
keberuntungan atau orang yang diam lapang dan sempit, menahan amarah,
sehingga memperoleh memaafkan orang, dan jika ,membuat
keselamatan”.”Barang siapa yang
96
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

salah segera bertaubat. Shihab 3. KESIMPULAN


(2011:109) menyatakan “taqwa bukanlah
Iman dan taqwa sangat penting
suatu tingkat dari ketaatan kepada Alloh
bagi guru bimbingan dan konseling.
SWT, tetapi merupakan penamaan bagi
karena begitu pentingnya iman dan
tiap orang yang beriman dan
taqwa bagi guru bimbingan dan
mengamalkan amal shaleh”. Individu
konseling maka sangat penting untuk
yang mencapai puncak ketaatan adalah
merinci konsep iman dan taqwa
orang yang bertaqwa, tetapi yang belum
berdasarkan kitab suci terutama bagi
mencapai puncaknyapun, bahkan yang
guru bimbingan dan konseling yang
belum luput sama sekali dari dosa juga
beragama islam. Alquran merupakan
dapat dinamai orang yang bertaqwa,
petunjuk dari Allah SWT untuk manusia
walaupun tingkatan ketaqwaannya belum
sehingga bagi manusia yang beriman dan
mencapai puncak. Taqwa merupakan
bertaqwa wajib hukumnya untuk
nama yang mencakup semua amal-amal
meyakini kebenaran yang dibawa oleh Al
kebajikan. Siapa yang mengerjakan
Quran.
sebagian darinya berarti telah
menyandang ketaqwaan. 4. Daftar Pustaka

Iman dan taqwa adalah satu Al Qur’an. 2005. Al quran dan


Terjemahanya. Bandung:
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
Diponegoro
bila iman adalah keyakinan maka taqwa
Ash Shiddieqy. 1998. Al
adalah perilaku yang didasarkan pada Islam.Semarang: Pustaka Rizki
keyakinan tersebut oleh karena itu Putra

penjabaran-penjabaran di atas tentang Athoillah I. 2001. Pembersihan Jiwa:


Langkah-langkah mempertajam
iman dan taqwa memberikan gambaran Mata Hati dalam Melihat Allah.
kepada insan bimbingan dan konseling Terjemahan Abi Jihaddudin Al
Hanif. Surabaya: Putra Pelajar
alasan mengapa seorang guru bimbingan
dan konseling harus beriman dan Ath-Thabari.2008.Tafsir Ath Thabari.
Jakarta: Pustaka Azzam
bertaqwa kepada Alloh SWT.
Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar. Jakarta:
Pustaka Panji Mas
Mustafha Dib Al Bugha. 2012. Syarah
Riyadhush Shalihin.Jakarta. Gema
Insani

97
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 89-98

Mustofa Bisri. 2014. Mencari Bening


Mata Air.Jakarta. Kompas Media
Nusantara
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005. Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
Shihab Q. 2011. Tafsir Al Misbah.
Jakarta: Lentera
Shihab Q. 2013. Secercah Cahaya Ilahi.
Bandung. Mizan
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin
Abdullah At Tuwaijiri. 2011.
Ensiklopedia islam al kamil.
Jakarta: Darus Sunah

98
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai