Anda di halaman 1dari 6

KONSEP IMAN DALAM AL QUR’AN

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Al Qur’an)
Dosen Pengampu :
Ibu Siti Chodijah S. Ag,. M. Ag.

Disusun Oleh:
1 Cantika Nur Eka Putri 1221060022
2 Farizka Syaharani 1221060034

PRODI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep iman
dalam al qur’an” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terutama kepada ibu Siti Chodijah S. Ag,. M. Ag
selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Qur’an.
Penulis berusaha dalam pembuatan makalah ini sebaik dan seoptimal mungkin, akan tetapi jika
terdapat kekurangan dan kesalahan, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini. Namun demikian, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menjadi sumbangan yang berarti bagi kemajuan
pendidikan.

Bandung, 23 Mei 2023

Kelompok 10
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. 1. Pengertian Iman
Secara bahasa , iman berarti membenarkan, sementara menurut istilah adalah
“mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam
perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah
kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak
dan ragu, serta pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari.
Menurut Al- Qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya
ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai
landasan untuk melakukan perbuatan. Al- Qur’an dengan tegas memegang taguh
pengertian seperti ini, karena menurut Al- Qur’an walaupun setan dan malaikat itu sama-
sama adanya, namun beriman kepada malaikat juga disebut sebagai bagian dari rukun
iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.
1. 2. Konsep Iman Menurut Al- Qur’an
Kata Iman di dalam Al- Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam.
Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam
Al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja padahal
hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang Iman digunakan untuk arti yang hanya
terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga
kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan
dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.
Iman dalam arti semata- mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan hati
dan perbuatan. Hal ini dapat dilihat dari arti QS. Al- Baqarah, 2 : 8-9,yaitu:
‫َوِم َن ٱلَّناِس َم ن َيُقوُل َء اَم َّنا ِبٱِهَّلل َو ِبٱۡل َيۡو ِم ٱَأۡلِخ ِر َو َم ا ُهم ِبُم ۡؤ ِمِنيَن ُيَخ ٰـِد ُع وَن ٱَهَّلل َو ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا َو َم ا َيۡخ َد ُع وَن ِإٓاَّل َأنُفَس ُهۡم َو َم ا‬
‫َيۡش ُعُروَن‬
Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan : “Kami beriman kepada Allah dan
hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukan orang- orang yang beriman. Mereka
hendak menipu Allah dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya
mereka menipu diri sendiri dan mereka tidak sadar”.
Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinya tidak
beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:
‫َّن ٱۡل َن يَن ُيَخ ُع وَن ٱ ُه َخ ُع ُهۡم َذ ا َقا ْا َلى ٱلَّص َلٰو َقا وْا ُك اَلٰى ُي ٓاُءوَن ٱلَّنا اَل ۡذ ُك ُروَن ٱ اَّل َق يً۬ال‬
‫َهَّلل ِإ ِل‬ ‫َس َو َي‬ ‫َر‬ ‫ِة ُم َس‬ ‫َو ِإ ُمٓو ِإ‬ ‫َهَّلل َو َو ٰـِد‬ ‫ٰـِد‬ ‫ِإ ُم ٰـِفِق‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu mereka.
Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengam malas, mereka
ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada mengingat Allah melainkan sedikit
sekali”.
Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al-jawatih, artinya
keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati, dan
mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan. Contoh iman
model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19, yang Artinya :
“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang-
orang yang Shiddiqien”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan tadi, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana Konsep Iman di
Dalam Al Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai