Anda di halaman 1dari 4

1. A.

Incoterms dalam kaitannya dengan jual-beli perdagangan Internasional merupakan


perwujudan persyaratan dalam perdagangan Internasional yang didalamnya menjelaskan hak-
hak dan tanggungjawab serta klausul-klausul yang mendasari adanya hubungan jual-beli
tersebut untuk menyamakan prinsip-prinsip antara penjual dan pembeli terutama erat
kaitannya dengan pengiriman atau ekspedisi barang yang menyertai hubungan jual-beli dengan
skala wilayah Internasional. Persyaratan perdagangan ini pada tahun 1920 diperkuat melalui
international chamber of commerce sebagai interprestasi persyaratan komersial lingkup
Internasional dan pertama kali diteraplkan pada tahun 1936. Dalam keberlakuannya harus
disepakati dituangkan ke dalam kontrak jual-beli terkait. Wujud terbaru dari Incoterms dalam
bentuk Incoterms 2000 yang didalamnya tidak hanya memuat 11 aturan dasar yang menjadi
persyaratan jual-beli Internasional melainkan semakin luas melindungi hak-hak serta kewajiban
penjual dan pembeli.

B. Cakupan Incoterms terdiri dari:


 Proses penyelesaian tahapan penjualan barang
 Menunjukkan kewajiban para pihak yang berkontrak:
– Kapan barang dikirim
– Menentukan pihak dapat memastikan pihak lain telah memenuhi prosedur SOP
– Menentukan pihak yang berkewajiban mendapatkan formalitas oleh negara lain
– Ada moda dan persyaratan pengangkutannya
– Persyaratan pengiriman
– Kapan risiko kerugian beralih dari penjual ke pembeli
– Pembagian biaya transpor antara para pihak
– Transfer dan transpor barang
 Menetapkan persyaratan transportasi dan penyerahan barang dalam bentuk yang
ringkas

Pengecualian Cakupan Incoterms terdiri dari:


 Kontrak jasa
 Menetapkan hak dan kewajiban kontraktual selain pengiriman barang
 Menetapkan cara transfer kepemilikan barang
 Menetapkan pemulihan (ganti rugi) terhadap pelanggaran kontrak
2. Perbedaan FOB dan CIF pada prinsipnya terletak pada kewajiban yang harus dilakukan antara
Pembeli dan penjual, secara singkatnya dalam FOB dan CIF perbedaan terletak pada
tanggungjawab pengangkutan.

CIF
FOB
Penjual Pembeli Penjual Pembeli
Mengirimkan barang dari Risiko berpindah ke Mengirimkan barang Risiko kehilangan
tempat bisnis ke lokasi pembeli setelah barang sampai ke kapal berpindah ke pembeli
pembeli melewati ‘ship’s rail’ setelah barang
melintasi ship’s rail.
Memasukkan barang Menanggung biaya
(load) ke kapal di transportasi dan asuransi Membayar bea cukai Membayar bea cukai
pelabuhan ekspor di negara pengekspor di negara pengimpor

Menyelesaikan bea dan Menanggung bea dan Menanggung Menanggung biaya


pajak ekspor pajak impor asuransi, dengan transportasi sampai
pembeli sebagai ke tujuan akhir
beneficiary nya

3. A. Dalam Letter of Credit memudahkan setiap pihak dalam jual beli Internasional karena dalam
prinsipnya jarak transaksi antar negara antara pembeli dan penjual dapat teratasi. Konsep
teratasi tersebut dalam praktek apabila Applicant (pemohon/pembeli) ingin bertransaksi dengan
Benefiaciary (Penerima/penjual) yang berbeda negara tentu aturan hukum keduanya tunduk
pada dasar hukum yang berbeda sehingga untuk meminimalisir munculnya sengketa skema L/C
dapat menjadi solusi karena melibatkan pihak-pihak bank dalam setiap transaksi sehingga
perpindahan uang dan barang yang dilakukan ditanggung oleh pihak ketiga dan saling
menunggu setiap tahapan atau proses seperti pembayaran dan pengiriman barang. Pola
pembayaran dan pengiriaan barang dapat dilakukan bersamaan namun terkait penerimaan
barang dan uang harus menunggu konfirmasi dari pihak-pihak bank yang menanggung jual beli
internasional tersebut.

B. Applicant : Merupakan pihak pemohon atas dibukanya L/C atau biasanya disebut pembeli
yang mengajukan pembelian atas suatu barang melalui skema tersebut agar pembayarannya
dititipkan kepada Issuing Bank yang kemudian dilanjutkan sesuai skema L/C.
Benefiiary : Merupakan penerima atau penjual yang mana sebagai pihak yang memiliki barang
dalam transaksi tersebut dan memiliki kewajiban mengirimkan kepada pembeli, dalam konsep
L/C penjual menerima pembayaran barang tidak boleh langsung dari pembeli melainkan dari
beneficiary bank.
Issuing Bank: Merupakan pihak yang membuka L/C atas permintaan Applicant sebagai pihak
yang menerima uang agar dapat diteruskan ke Beneficiary Bank sekaligus sebagai pihak yang
memberitahukan bahwasanya Applicant telah melakukan pembayaran dan memberi perintah
Beneficiary untuk melakukan pengiriman.
Beneficiary Bank : Merupakan pihak yang meneruskan pembayaran kepada Beneficiary atau
sebagai bank penanggung atas uang yang semula diberikan applicant.

C.- Hubungan hukum antara Applicant dengan beneficiary merupakan jual beli karena dalam
prinsipnya pihak pembeli dan penjual yang saling berkaitan atas barang yang dijadikan obyek
transaksi para pihak.
- Hubungan hukum applicant dengan issuing bank merupakan hubugan hutang-piutang karena
prinsip yang digunakan merupakan pengajuan kredit atau dalam teori NCL (Non Cash Loan) yang
merupakan Sui Generis karena tidak diatur dalam KUH Perdata dikuatkan melalui pendapat
Surach Winarni.
- Hubungan hukum Issuing bank dengan beneficiary bank dalam konsepnya dalam Hubungan
hukum ini merupakan hubungan keagenan dimana Advising Bank bertindak sebagai agen
dari Issuing Bank untuk meneruskan L/C yang diterbitkan oleh Issuing Bank kepada Beneficiary.
Mengingat Beneficiary Bank tidak memiliki kewajiban untuk selalu meneruskan L/C yang
diterimanya, maka Beneficiary Bank wajib segera memberitahukan Issuing Bank apabila ia tidak
berkenan atau tidak setuju untuk meneruskan L/C kepada Beneficiary. Jika dalam prakteknya
dimintakan juga konfirmasi terkait pembayaran maka beneficiary bank selaku ke agena wajib
meneruskan pembayaran tersebut dan diberikan kepada beneficiary setelah barang diterima.

D. Dalam L/C semua transaksi terkait barang harus berfokus pada dokumen-dokumen yang
melatarbelakangi kepemilikan atas barang tersebut karena dalam konsepnya status pembayaran
blm bisa diakses oleh pembeli dan penjual sebelum barang sampai ke tujuan sehingga dokumen-
dokumen menjadi instrument penting saat pengiriman itu dilakukan terutama apabila melalui
jasa forwarder maka segala bentuk peralihan tangan harus didasari dokumen-dokumen seperti
dikumen pengangkutan menjadi status tanggungjawab atas kepemilikan barang tersebut.
Sehingga hal tersebut menjadi ratio karena peralihan tangan atas jual-beli tersebut didasari atas
dokumen-dokumen sebagai acuan kepemilikan barang.

Contoh dokumen dalam L/C:


- DOKUMEN UTAMA
Dokumen pengangkutan
a. Bill of Landing
Apabila pengiriman melalui jalur moda darat dan laut maka segala perpindahan harus didasari
dokumen ini.
b. Air Way Bill
Begitu juga apabila menggunakan moda transportasi udara maka sebagai sarana bukti
kepemilkan barang adalah dokumen ini sebagai bukti peralihan tangan.

2.Invoice
a. Rilway Consigement
b. Proforma invoice
c. Commercialinvoice
d. Consular invoice

3.Dokumen Asuransi
a. InsurancePolicy
b.insuranceCertificate
c.cover Note

- DOKUMEN TAMBAHAN
1. Packing list
2. Certificate of origin
3. Certificate of inspection
4 Certificate of quality
5. Certificate ofAnalysis
6. Manufacdturer’s Ouality Certificate
7. Weight Certificate (Note/list)
8. Measurement List
9. Sanitary , health and veterianary certificate
10. Bill of exchage /draft(wesel)
11. Dokumen dokumen lain

Anda mungkin juga menyukai