Anda di halaman 1dari 10

JMH e-ISSN.

2715-9728
p-ISSN. 2715-8039
Jurnal Medika Hutama
Vol 03 No 02, Januari 2022
http://jurnalmedikahutama.com

Open Acces
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KONDISI TEKANAN DARAH PADA LANSIA :
LITERATURE REVIEW
Arilla Fikry Hidayat1, Reni Zulfitri2, Gamya Tri Utami3
1Prodi Sarjana Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau
2,3Dosen Fakultas Keperawatan, Universitas Riau, Pekanbaru

Corresponding Author: Arilla Fikry Hidayat ,Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan,
Universitas Riau.
E-Mail: arillafikh@gmail.com

Received 25 Januari 2022; Accepted 27 Januari 2022; Online Published 28 Januari 2022

Abstrak

Tujuan: penelitian ini untuk melihat gambaran kualitas tidur, kondisi tekanan darah dan hubungan antara kualitas tidur
dengan tekanan darah dari artikel yang telah di dapatkan oleh peneliti. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
literature review. Hasil: Hasil yang didapatkan dari 7 artikel, 4 artikel didapatkan bahwa sebagian besar lansia memiliki
kualitas tidur yang buruk dan terjadinya peningkatan tekanan darah pada lansia yang merujuk ke hipertensi, sedangkan
1 artikel didapatkan bahwa sebagian besar lansia memiliki kualitas tidur yang buruk dan lansia yang memiliki tekanan
darah hipertensi lebih banyak dibandingkan dengan lansia yang memiliki tekanan darah normal, tetapi tidak terdapatnya
hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada artikel ini. 2 artikel lainnya menyimpulkan bahwa durasi tidur
pendek atau panjang dan kemungkinan peningkatan hipertensi bervariasi berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur
dan tekanan darah sistolik secara signifikan lebih tinggi pada kelompok yang waktu tidurnya sebelum pukul 21:00
dibandingkan dengan yang waktu tidurnya adalah 21:00 atau lebih lambat. Kesimpulan: Sebagian artikel menyatakan
ada hubungan kualitas tidur dengan kondisi tekanan darah pada lansia dan 1 artikel menyebutkan bahwa kualitas tidur
tidak berpengaruh terhadap tekanan darah pada lansia.
Keywords: kualitas tidur; lansia; tekanan darah

PENDAHULUAN tahun 2035 menjadi 48,3 juta jiwa (15,77%) (Kemenkes


Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses RI, 2019). Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan
kehidupan yang ditandai dengan adanya penurunan Kota Pekanbaru menunjukkan jumlah lansia pada tahun
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres 2019 adalah 60.666 jiwa (Dinkes Kota Pekanbaru,
lingkungan (Muhith & Siyoto, 2016). Indonesia mulai 2019). Tingginya populasi lansia ini akan berisiko
memasuki periode aging population yaitu kondisi meningkatnya masalah kesehatan yang terjadi pada
ketika terjadinya peningkatan umur harapan hidup dan lansia, salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada
peningkatan jumlah lansia, populasi lansia di Indonesia lansia yaitu masalah pada tekanan darah lansia, seperti
mengalami peningkatan dari 18 juta jiwa (7,56%) pada hipertensi dan hipotensi (Susetyowati, Huriyati,
tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun Kandarina & Faza, 2019).
2019, dan diperkirakan akan terus meningkat ketika

2498
Data World Health Organization (WHO) tahun kualitas tidur yang buruk akan menyebabkan hormon
2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia pengatur keseimbangan tekanan darah tidak dapat
menyandang hipertensi dan jumlah penyandang bekerja secara optimal, sehingga sistem saraf menjadi
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, hiperaktif dan selanjutnya akan mempengaruhi sistem
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang tubuh termasuk jantung dan pembuluh darah (Calhoun
yang terkena hipertensi (WHO, 2015), menurut laporan & Harding, 2012).
Riskesdas (2018) prevalensi hipertensi yang terjadi di Seseorang yang memiliki jam tidur kurang akan
Indonesia pada penduduk dengan umur ≥ 18 tahun merujuk pada kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur
sebesar 34,1% (Kemenkes RI, 2019). Prevalensi yang buruk dapat mempengaruhi keseimbangan
hipotensi secara umum diperkirakan 5% sampai dengan hormon kortisol dan saraf simpatik. Hormon kortisol
34% dan cenderung akan meningkat pada usia 17-19 yang tidak seimbang akan menyebabkan hormon yang
tahun (Roman, 2011). dihasilkan oleh kelenjar adrenal tidak seimbang, salah
Lansia mengalami perubahan pada sistem satunya hormon katekolamin yang terdiri dari hormon
neurologis dimana terjadi penurunan jumlah dan ukuran epinefrin dan noreprinefrin yang bekerja pada saraf
neuron pada sistem saraf. Penurunan neuron ini akan simpatis dan apabila hormon tersebut tidak seimbang
menyebabkan fungsi neurotransmiter berkurang, akan menyebabkan vasokontriksi vaskular.
sehingga refleks volunter menjadi lebih lambat dan Vasokontriksi vaskular yang terjadi akan meningkatkan
lansia menjadi kurang mampu merespons stimulus tekanan perifer dan dapat menyebabkan peningkatan
multiple. Lansia sering melaporkan perubahan kualitas tekanan darah (Smeltzer & Bare, 2013).
dan kuantitas tidur, kesulitan untuk tetap terjaga,
kesulitan untuk kembali tidur setelah terbangun malam ISI
hari, terjaga terlalu cepat, dan tidur siang yang METODE PENELITIAN
berlebihan (Potter & Perry, 2010). Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Setiap orang mempunyai kebutuhan tidur yang kuantitatif dengan desain penelitian literature
berbeda-beda dan setiap orang harus memenuhi review. Semua artikel yang akan digunakan pada
kebutuhan tidurnya supaya dapat menjalankan aktifitas penelitian dicari dengan penelusuran dari
dengan baik. Seseorang yang memiliki pola tidur yang database nasional dan internasional melalui
buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan Google Schoolar, OneSearch.id dan PubMed
fisiologis dan psikologis. Dampak dari gangguan untuk mencari artikel yang relevan sebagai
tersebut meliputi penurunan aktifitas sehari-hari, rasa berikut:
lelah, lemah, penurunan daya tahan tubuh dan tidak Tabel 1
stabilnya tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan Kata kunci literature review
(Potter & Perry, 2010). Tidur akan mengubah fungsi Data Strategi pencarian artikel
sistem saraf otonom dan peristiwa fisiologis lainnya base
Google “Sleep quality” OR “Kualitas tidur”
yang mempengaruhi tekanan darah, sedangkan Scholar AND “Blood Pressure” OR
gangguan tidur mengubah respon tekanan darah dan “Tekanan darah” OF “Elderly” OR
“Lansia”
meningkatkan risiko hipertensi. Seseorang yang OneSearc “Sleep quality” OR “Kualitas tidur”
mempunyai kebiasaan durasi tidur yang pendek atau h AND “Blood Pressure” OR

2499
Tabel 2
Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi Penelitian
Jangka waktu Rentang waktu penerbitan artikel
maksimal 5 tahun (2016-2020). Kriteria eksklusi pada penelitian ini
Bahasa Bahasa indonesia dan bahasa adalah penelitian dengan metode penelitian
inggris.
Subjek Lansia. yang tidak jelas, artikel yang tidak tersedia full
Jenis artikel Original artikel penelitian (bukan text dan artikel yang tidak terindeks scopus.
review penelitian) tersedia full
text bukan dalam bentuk abstrak Semua artikel yang dicari akan disaring
maupun buku artikel. dan dianalisis abstraknya untuk dapat digunakan
Metode Cross sectional
“Tekanan darah” OF “Elderly” OR berdasarkan kualitas dan relevansinya dengan
“Lansia” waktu terbitan dari tahun 2016-2020 yang dapat
PubMed “Sleep quality” OR “Kualitas tidur”
AND “Blood Pressure” OR diakses fulltext. Peneliti menemukan sebanyak
“Tekanan darah” OF “Elderly” OR 31.004 artikel yang sesuai dengan kata kunci
“Lansia”
Proquest “Sleep quality” OR “Kualitas tidur” yang telah di tetapkan, selanjutnya artikel
AND “Blood Pressure” OR diseleksi berdasarkan tahun terbitan diatas tahun
“Tekanan darah” OF “Elderly” OR
“Lansia” 2016, kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan
NEJM “Sleep quality” OR “Kualitas tidur” 7 artikel fulltext yang paling relevan dengan topik
AND “Blood Pressure” OR
“Tekanan darah” OF “Elderly” OR dan selanjutnya akan dilakukan review.
“Lansia”
Semua artikel yang ditelusuri selanjutnya
akan disaring dengan menggunakan kriteria
inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

2500
HASIL PENELITIAN
Tabel 3
Matriks penyajian data
Judul, penulis dan Tujuan Metode, sampel, dan Uji statistik Hasil / temuan
tahun penelitian instrumen penelitian
Poor sleep is Untuk menilai Metode: Desain penelitian Menggunakan uji Hasil dari penelitian ini
responsible for the apakah cross sectional. Anova dan menunjukkan bahwa
impaired nocturnal gangguan tidur Sampel: 1006 responden menggunakan uji hubungan antara kurang
blood pressure berhubungan yang dirawat di rumah sakit Wilcoxon signed- tidur dan penurunan
dipping in elderly dengan dengan diagnosa hipertensi rank. tekanan darah nokturnal
hypertensive: A peningkatan dan sebagian besar melemah dengan
cross-sectional risiko responden berjenis kelamin bertambahnya usia, dan
study of elderly. penurunan laki-laki sebanyak 594 tingkat penurunan
Peneliti: Shaopan tekanan darah orang (59%) dan berjenis tekanan darah nokturnal
zhao, Shihui fu, nokturnal pada kelamin perempuan menurun dengan
Jiefeng ren, and pasien lansia sebanyak 412 (41%). menurunnya kualitas
Leiming luo, 2018. dengan Instrumen: Pittsburgh tidur pada lansia.
hipertensi. Sleep Quality Index (PSQI)
dan ABP Monitoring
(ABPM).
Objective sleep Penelitian ini Metode: Desain penelitian Menggunakan uji Penurunan kualitas
quality and night- bertujuan cross sectional. t dan x² tidak tidur secara signifikan
time blood pressure untuk melihat Sampel: 1101 responden berpasangan, dan terkait dengan tekanan
in the general hubungan yang memiliki data objektif menggunakan darah malam hari yang
elderly population: kualitas tidur kualitas tidur dan Usia analisis regresi lebih tinggi pada
a cross-sectional objektif dan rata-rata responden logistik. populasi lansia yang
study of the HEIJO- tekanan darah adalah 71,8 tahun. besar. Peningkatan
KYO cohort. malam hari Instrumen: actigraphy klinis yang signifikan
Peneliti: Mastaka pada lansia. sleep parameter dan ABP dalam tekanan darah
Oume, Kenji Monitoring (ABPM). malam hari ada dalam
Obayashi, Yuji kaitannya dengan
Asai Moe Ogura, penurunan kualitas
Katsuya Takeuchi, tidur objektif.
Yoshiaki Tai,
Norio Kurumatani,
and Keigo Saeki,
2017.
Hubungan kualitas Untuk Metode: Desain penelitian Uji chi square. Hasil dari penelitian
tidur terhadap mengetahui yang digunakan adalah yang menggunakan uji
tekanan darah pada hubungan cross sectional analitik. chi square didapatkan
wanita lansia di antara kualitas Sampel: Jumlah sampel nilai p = 0,000 (p <
Denpasar Timur. tidur dengan adalah sebanyak 67 wanita 0,005) untuk kualitas
Peneliti: Made tekanan darah lansia yang berusia 60-70 tidur terhadap tekanan
Adelia Pradnya pada wanita tahun, dengan teknik darah sistolik dan nilai p
Saraswati, 2020. lansia. pengambilan sampel = 0,001 (p < 0,005) untuk
menggunakan purposive kualitas tidur terhadap
sampling. tekanan darah diastolik,
Instrumen: Pittsburgh sehingga dapat
Sleep Quality Index (PSQI). disimpulkan bahwa ada
. hubungan kualitas tidur
terhadap tekanan darah
pada wanita lansia.
Kualitas tidur tidak Untuk Metode: Penelitian ini Uji chi square. Hasil dari penelitian
mempengaruhi mengetahui menggunakan metode didapatkan nilai p =
tekanan darah pada hubungan Analitik dengan desain 0,113 (p < 005) untuk
lansia di Panti antara kualitas penelitian cross sectional. tekanan sistolik dan p =
2501
Sosial Tresna tidur dengan Sampel: 51 responden 0,543 (p < 005) untuk
Werdha Kota tekanan darah dengan kategori umur lansia tekanan diastolik ,
Bandung. pada lansia. dan sebagian besar sehingga dapat
Peneliti: Vani S responden berjenis kelamin disimpulkan bahwa tidak
Mohani, Titing perempuan sebanyak terdapat hubungan
Nurhayati & Dian (62,7%) dan laki-laki kualitas tidur dengan
M Sari, 2018. (37,3%). tekanan darah pada
Instrumen: Pittsburgh lansia.
Sleep Quality Index (PSQI)
dan Sphygmomanometer.
Kualitas tidur Untuk Metode: Penelitian ini Uji chi square. Hasil univariat
berhubungan mengetahui menggunakan metode didapatkan hasil tekanan
dengan perubahan hubungan survey analitik dengan darah pada lansia
tekanan darah pada kualitas tidur desain penelitian cross hipertensi yaitu 12
lansia. dengan sectional. responden (54,5%)
Peneliti: perubahan Sampel: 22 responden yaitu mengalami hipertensi
Harsismanto J, Juli tekanan darah pasien dengan hipertensi. kategori ringan dan 10
Andri, Tirta Dwi pada lansia Instrumen: Pittsburgh responden (45,5%)
Payana, hipertensi. Sleep Quality Index (PSQI) mengalami hipertensi
Muhammad Bagus dan Sphygmomanometer. kategori sedang,
Andrianto & Andry sedangkan untuk
Sartika, 2020. kualitas tidur sebanyak
11 responden (50%)
mengalami kualitas tidur
yang baik dan 15
responden (50%)
mengalami kualitas tidur
yang buruk.
Hasil analisis bivariat
dengan uji chi square
didapatkan nilai p value
= 0,000 dan nilai C =
0,674, sehingga dapat
disimpulkan ada
hubungan yang
signifikan dan kuat
antara kualitas tidur
dengan perubahan
tekanan darah pada
lansia hipertensi.
Association of sleep Untuk Metode: penelitian ini Uji t-student, uji Tekanan darah sistolik
habits with blood menyelidiki menggunakan metode cross chi-square, uji secara signifikan lebih
pressure in elderly hubungan sectional. ANOVA dan uji tinggi pada kelompok
people. kebiasaan tidur Sampel: 1.533 lansia yang fisher. yang waktu tidurnya
Penulis : Nobuo dengan berumur > 70 tahun yang sebelum pukul 21:00
Sasaki, Ryoji tekanan darah tidak memiliki penyakit dibandingkan dengan
Ozono, Hidehisa pada lansia. kardiovaskular atau yang yang waktu tidurnya
Yamashita, sedang menjalani adalah 21:00 atau lebih
Hirofumi Ashimen, pengobatan hipertensi, lambat, sedangkan
Yoshiko dengan sebagian besar tekanan darah sistolik
Miyamoto, Sumi sampel berjenis kelamin dan diastolik lebih
Iwami, Naomi perempuan yaitu sebanyak rendah pada kelompok
Yuzono, Saeko 838 orang dan laki-laki yang memakai pil tidur.
Fujiwara & Yasuki sebanyak 695 orang.
Kihara, 2016. Instrumen: Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI)
versi jepang.
2502
Gender- and age- Untuk Metode: penelitian ini Uji regresi linier Berdasarkan data dari
specific menganalisis menggunakan metode cross dan uji χ². CHARLS, penelitian ini
associations hubungan sectional study. menunjukkan bahwa
between sleep gender dan Sampel: 9.086 yaitu hubungan antara durasi
duration and usia spesifik populasi cina yang tidur pendek atau
prevalent antara durasi memiliki umur ≥ 45 panjang dan
hypertension in tidur dan tahun. kemungkinan
middle-aged and hipertensi Instrumen: Kuesioner peningkatan hipertensi
elderly Chinese: a lazim pada dasar CHARLS dan bervariasi berdasarkan
cross sectional orang Cina monitor Omron HEM- jenis kelamin dan
study from paruh baya dan 7200. kelompok umur, bahwa
CHARLS 2011- lanjut usia. pria paruh baya yang
2012 memiliki durasi tidur
Penulis: Jing Guo, pendek (<7 jam/malam),
Yue Fei, Junqin Li, serta wanita paruh baya
Lisan Zhang, dengn waktu tidur yang
Qiong Luo & sangat lama (≥ 9
Guangdian Chen, jam/malam) lebih
2016. cenderung hipertensi
dibandingakan yang
tidur 7-8 jam permalam.
Tidak ada gambaran
yang signifikan yang
terdeteksi untuk subjek
yang lebih tua.

Populasi dalam penelitian ini merupakan semua yang mendapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan
artikel yang ditelusuri berdasarkan kata kunci yang yang signifikan dan kuat antara kualitas tidur dengan
telah di tetapkan dan didapatkan bahwa jumlah populasi perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi. Artikel
dari penelitian ini sebanyak 31.004 artikel, sedangkan keempat mendapatkan menyimpulkan bahwa tidak
untuk sampel sebanyak 7 artikel. 7 artikel penelitian terdapat hubungan yang signifikan dan kuat antara
yang didapatkan menggunakan metode penelitian cross kualitas tidur dengan perubahan tekanan darah pada
sectional. Artikel pertama menunjukkan hasil bahwa lansia hipertensi. Artikel keenam mendapatkan
hubungan antara kurang tidur dan penurunan tekanan kesimpulan tekanan darah sistolik secara signifikan
darah nokturnal melemah dengan bertambahnya usia, lebih tinggi pada kelompok yang waktu tidurnya
dan tingkat penurunan tekanan darah nokturnal sebelum pukul 21:00 dibandingkan dengan yang waktu
menurun dengan menurunnya kualitas tidur pada lansia. tidurnya adalah 21:00 atau lebih lambat, sedangkan
Artikel kedua menunjukkan hasil bahwa penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah pada
kualitas tidur secara signifikan terkait dengan kelompok yang memakai pil tidur dan artikel ketujuh
tekanan darah malam hari yang lebih tinggi pada mendapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara
populasi lansia yang besar, peningkatan klinis durasi tidur pendek atau panjang dan kemungkinan
yang signifikan dalam tekanan darah malam hari peningkatan hipertensi bervariasi berdasarkan jenis
ada kaitannya dengan penurunan kualitas tidur kelamin dan kelompok umur, bahwa pria paruh baya
objektif. Artikel ketiga mendapatkan kesimpulan yang memiliki durasi tidur pendek (<7 jam/malam),
bahwa ada hubungan kualitas tidur terhadap tekanan serta wanita paruh baya dengan waktu tidur yang sangat
darah pada wanita lansia, sejalan dengan artikel kelima lama (≥ 9 jam/malam) lebih cenderung hipertensi

2503
dibandingkan yang tidur 7-8 jam permalam. Tidak ada atau panjang lebih cenderung terjadi pada
gambaran yang signifikan yang terdeteksi untuk subjek perempuan (Guo et al., 2016).
yang lebih tua. Artikel yang diteliti oleh Oume et al
(2017) menunjukkan bahwa odss ratio (OR)
yang lebih rendah secara signifikan untuk
PEMBAHASAN
hipertensi nokturnal pada kelompok kuartil
1. Gambaran kualitas tidur lansia
terendah, sedangkan grup dengan sleep-onset
Hasil dari 7 artikel yang telah di review, 2
latency (SOL) terpanjang menunjukkan odss
artikel yang diteliti oleh Saraswati (2020) dan
ratio (OR) lebih tinggi untuk hipertensi
Mohani dkk (2018) menunjukkan hasil bahwa
nokturnal dibandingkan dengan kelompok
sebagian besar lansia memiliki kualitas tidur
dengan sleep-onset latency (SOL) terendah.
yang buruk dikarenakan lansia mengalami
Untuk wake after sleep onset (WASO) dan
perubahan pada fungsi fisiologis terutama
indeks fragmentasi, odss ratio (OR) yang
pada penurunan jumlah waktu tidur dan
tidak disesuaikan untuk hipertensi malam hari
terjadinya perubahan pada ritme sikardian
adalah secara signifikan lebih tinggi pada
yang dapat mempengaruhi siklus bangun dan
kelompok kuartil tertinggi dibandingkan
tidur. 4 artikel lainnya juga menunjukkan
dengan kelompok kuartil terendah.
bahwa sebagian besar lansia memiliki kualitas
Artikel yang diteliti oleh Harsismanto dkk
tidur yang buruk. Artikel yang diteliti oleh
(2020) mendapatkan hasil berbeda dari 6
Zhao et al (2018) yang respondennya dibagi
artikel lainnya didapatkan bahwa jumlah
menjadi 3 kelompok didapatkan bahwa ada
lansia yang memiliki kualitas tidur yang buruk
perbedaan yang signifikan dalam skor PSQI
sama dengan jumlah lansia yang memiliki
dan masing-masing komponen penilaiannya
kualitas tidur yang baik, tetapi kualitas tidur
pada setiap kelompok. Kelompok reverse
lansia dalam penelitian ini termasuk dalam
dipper memiliki skor PSQI yang jauh lebih
kategori kulitas tidur yang buruk meskipun
tinggi dibandingkan dengan 2 kelompok
secara jumlah seimbang.
lainnya dan memiliki skor lebih tinggi pada 6
komponen dengan pengecualian pemberian 2. Kondisi tekanan darah pada lansia

obat tidur dibandingkan dengan 2 kelompok Sejalan dengan bertambahnya usia pada

lainnya, sedangkan untuk kelompok dipper lansia, tekanan darah juga ikut meningkat. Lansia

dan non-dipper tidak ada perbedaan sering mengalami kerusakan struktural dan

signifikan yang ditemukan sehubung dengan fungsional pada aorta yang menyebabkan

skor PSQI dan 7 komponennya. semakin parahnya pengerasan pembuluh darah

Artikel selanjutnya yang mengukur dan semakin tingginya tekanan darah (Kowalski,

kebiasaan tidur menyimpulkan bahwa lansia 2010). 2 dari 7 artikel yang telah di review

umumnya pergi tidur antara pukul 23.00 dan didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar

23.59 (Sasaki et al., 2016) dan artikel lainnya lansia memiliki tekanan darah pada kategori

yang menganalisis durasi tidur mendapatkan hipertensi baik itu tekanan darah sistolik maupun

hasil bahwa lansia dengan durasi tidur pendek tekanan darah diastolik (Mohani dkk, 2018;
2504
Saraswati, 2020), sedangkan 1 artikel pada lansia, sedangkan kualitas tidur yang buruk
menyimpulkan bahwa jumlah responden yang dikaitkan dengan ritme tekanan darah reverse
memiliki tekanan darah dengan kategori dipper, tetapi tidak dengan ritme tekanan darah
hipertensi ringan lebih banyak daripada tekanan dipper dan non-dipper, sedangkan Oume et al
darah dengan kategori hipertensi sedang (2017) menyimpulkan bahwa penurunan kualitas
(Harsismanto dkk, 2020). tidur pada actigraphy secara signifikan berkaitan
4 artikel lainnya menunjukkan hasil yang dengan tekanan darah malam hari lebih tinggi
berbeda untuk tekanan darah. Artikel yang diteliti pada populasi lansia yang besar. Tekanan darah
oleh Zhao et al (2018) yang dibagi menjadi 3 sistolik dan tekanan darah diastolik rata-rata
kelompok mendapatkan hasil bahwa ada menurun secara signifikan dengan peningkatan
perbedaan yang signifikan tekanan darah sistolik kuartil efesiensi tidur, sedangkan secara
dan tekanan darah diastolik pada setiap konsisten tekanan darah sistolik dan tekanan
kelompok, sedangkan artikel yang diteliti oleh darah diastolik malam hari yang lebih tinggi
Oume et al (2017) menyimpulkan bahwa tekanan secara signifikan terkait dengan wake after sleep
darah sistolik dan tekanan darah diastolik malam onset (WASO) yang lebih lama, sleep-onset
hari secara signifikan lebih rendah pada latency (SOL) lebih lama dan indeks fragmentasi
kelompok kuartil efesiensi tidur tertinggi yang lebih tinggi.
daripada kelompok kuartil efesiensi tidur Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati
terendah. Artikel selanjutnya diteliti oleh Sasaki (2020) setelah melakukan pengujian data dengan
et al (2016) disimpulkan bahwa tekanan darah menggunakan uji chi square pada 67 responden
sistolik secara signifikan lebih tinggi pada didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan
kelompok yang waktu tidurnya sebelum pukul kualitas tidur terhadap tekanan darah pada wanita
21:00 dibandingkan dengan yang waktu tidurnya lansia, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
adalah 21:00 atau lebih lambat, sedangkan penelitian membuktikan bahwa kualitas tidur
tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah
pada kelompok yang memakai pil tidur. Artikel pada lansia. Penelitian lainnya yang dilakukan
terakhir yang diteliti oleh Guo et al (2016) oleh Harsismanto dkk (2020) didapatkan
menyimpulkan bahwa hipertensi cenderung kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan
meningkat pada responden yang memiliki durasi dan kuat antara kualitas tidur dengan perubahan
tidur pendek atau panjang. tekanan darah pada lansia hipertensi di Panti
Sosial Tresna Werdha provinsi Bengkulu.
3. Hubungan kualitas tidur dan tekanan darah
Penelitian yang dilakukan Sasaki et al (2016)
pada lansia
mendapatkan kesimpulan bahwa tekanan darah
Penelitian yang dilakukan oleh Zhao et al
sistolik secara signifikan lebih tinggi pada
(2018) ditemukan bahwa hubungan antara tidur
kelompok yang waktu tidurnya sebelum pukul
yang buruk dan penurunan tekanan darah
21:00 dibandingkan dengan yang waktu tidurnya
nokturnal melemah seiring dengan bertambahnya
adalah 21:00 atau lebih lambat, sedangkan
usia. Tingkat penurunan tekanan darah nokturnal
tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah
ikut menurun dengan menurunnya kualitas tidur
2505
pada kelompok yang memakai pil tidur dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2019). Rekapan
penelitian yang dilakukan oleh Guo et al (2016) laporan tahunan data lanjut usia tahun 2019.
mendapatkan kesimpulan bahwa hubungan Pekanbaru: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
antara durasi tidur pendek atau panjang dan
Guo, J., Fei, Y., Li, J., Zhang, L., Luo, Q., & Chen, G.
kemungkinan peningkatan hipertensi bervariasi
(2016). Gender- and age-specific associations
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur,
between sleep duration and prevalent
bahwa pria paruh baya yang memiliki durasi tidur
hypertension in middle-aged and elderly Chines:
pendek (<7 jam/malam), serta wanita paruh baya
a cross-sectional study from CHARLS 2011-
dengan waktu tidur yang sangat lama (≥ 9
2012. BMJ Open. doi: 10.1136/bmjopen-2016-
jam/malam) lebih cenderung hipertensi
011770.
dibandingakan yang tidur 7-8 jam permalam.
Tidak ada gambaran yang signifikan yang Harsismanto, J., Andri, J., Payana, T. D., Andriant, M.
terdeteksi untuk subjek yang lebih tua. B., Sartika, A. (2020). Kualitas tidur
berhubungan dengan perubahan tekanan darah
SIMPULAN pada lansia. Artikel Kesmas Asclepius (JKA).
Hasil literature review dari 7 artikel, 6 artikel Volume 2, nomor 1. doi:
menggambarkan bahwa kualitas tidur mempengaruhi https://doi.org/10.31539/jka.v2il.1146.
kondisi tekanan darah pada lansia, salah satunya
penurunan tekanan darah nokturnal pada lansia. Kemenkes RI. (2019). Pusat data dan informasi

Peningkatan kualitas tidur juga berpengaruh terhadap kesehatan indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan darah Diperoleh pada 11 desember 2019 dari

diastolik. Kualitas tidur juga memiliki hubungan https://www.depkes.go.id/article/view/19051700

terhadap tekanan darah pada wanita lansia dan juga 002/hipertensi-penyakit-paling-banyak-diidap-

berhubungan signifikan dengan tekanan darah lansia masyarakat.html

hipertensi. Hipertensi meningkat pada lansia yang


Kowalski, R. E. (2010). Terapi hipertensi: program 8
memiliki durasi tidur pendek atau panjang dan lansia
minggu menurunkan tekanan darah tinggi dan
yang waktu tidurnya sebelum 21:00. Peningkatan
mengurngi risiko serangan jantung dan stroke
hipertensi juga bervariasi berdasarkan jenis kelamin dan
secara alami. Bandung: Penerbit Qanita.
kelompok umur, sedangkan 1 artikel mendapatkan hasil
yang berbeda dan disimpulkan bahwa tidak terdapat Mohani, V. S., Nurhayati, T., Sari, D. M. (2018).
hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah Kualitas tidur tidak mempengaruhi tekanan
lansia. darah pada lansia di panti sosial tresna werdha
kota bandung. Journal of Medicine and Health.
DAFTAR PUSTAKA Vol 2, No 2.

Calhoun & Harding. (2010). Sleep and hypertension. Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan
Journal circulation, 138, 434-443. keperawatan gerontik. Yogyakarta: CV Andi
Offset.

2506
Oume, M., Obayashi, K., Asai, Y., Ogura, M., WHO. (2015). Q & as on hypertension. Diakses pada
Takeuchi, K., Tai, Y., Kurumatani, N., & Saeki, 10 november 2019 melalui
K. (2017). Objective sleep quality and night- https://www.who.int/features/qa/82/en/
time blood pressure in the general elderly
Zhao, S., Fu, S., Ren, J., Luo, L. (2018). Poor sleep is
population: a cross sectional study of the heijo-
responsiblefor the impaired nocturnal blood
kyo cohort. Journal of Hypertension. doi:
pressure dipping in elderly hypertension: A
10.1097/HJH.0000000000001569.
cross-sectional study of elderly. Clinical and
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental experimental hypertension,
keperawatan buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba doi:10.1080/10641963.2017.1411495.
Medika.

Roman, R. (2011). Orthostatic hemodynamic are


impaired in frailty. Thesis Academic Medical
Centre University of Amsterdam, The
Netherlands.

Saraswati, M. A. P. (2020). Hubungan kualitas tidur


terhadap tekanan darah pada wanita lansia di
denpasar timur. Majalah Ilmiah Fisioterapi
Indonesia (MIFI). Vol 8, no 1. P-ISSN: 2303-
1921.

Sasaki, N., Ozono, R., Yamashita, H., Ashimen, H.,


Miyamoto, Y., Iwami, S., Yuzono, N . ,
Fujiwara, S., & Kihara, Y. (2016).
Associationof sleep habits with blood
pressure in elderly people. Clinical and
Experimental Hypertension, 38:8, 733-
737, doi:
10.1080/10641963.2016.1200066.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.

Susetyowati., Huriyati. E., Kandarina, B. J. I., & Faza,


F. (2019). Peranan gizi dalam upaya
pencegahan penyakit tidak menular.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

2507

Anda mungkin juga menyukai