Dosen Pengampu :
Drs. Ec. Marseto, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelas C
Segala puja dan puji syukur senantiasa kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya, baik umur, kesehatan, dan nikmat-nikmat
lainnya yang tak terhingga sampai detik ini. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya untuk dosen pengampu Sejarah Pemikiran Ekonomi. Yang terhormat, Bapak Drs.
Ec. Marseto, M.Si, atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai anjuran.
Terakhir, tidak lupa kami mengucapkan rasa terima kasih terhadap pihak yang telah
berkontribusi dalam kegiatan pembentukan makalah ini dengan meluangkan waktunya untuk
berargumen dan menyusun makalah ini hingga akhir. Kami sebagai penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan yang bermanfaat serta
berdampak baik untuk siapapun yang membacanya.
Sebagai tim penyusun, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kekurangan yang belum tercantum ke dalam makalah ini karena keterbatasan waktu dan
wawasan kami. Karena hal tersebut, kami sangat terbuka bila pembaca memberi kritik dan
saran positif yang membangun untuk kebaikan dan kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum adanya mashab sosialisme terlebih dahulu telah lahir mashab klasik. Dimana
tokoh utamannya adalah Adam Smith dan dilanjutkan dengan pemikiran-pemikiran dari
tokoh-tokoh klasik lainnya seperti Robert Mlathus, Davis Richardo, J.B Say, dan J.S Mill.
Pandangan, pemikiran, dan gagasan dari semua tokoh-tokoh ekonomi klasik yang tersebut
diatas mendukung system ekonomi pasar, liberal atau kapitalis.
Tentu tidak semua orang senang denga napa yang dilakukan oleh kaum borjuis di
atas. Mereka yang tidak senang ini kemudian berusaha melakukan balas dendam. Di banyak
pabrik, para pekerja mengamuk dan melakukan pengrusakan terhadap pabrik dan mesin-
mesin. Mereka melampiaskan rasa tidak senang mereka karena ditindas oleh kaum borjuis
yang hanya mementingkan diri mereka saja dan tidak peduli dengan nasib kaum proletar.
Kondisi rakyar di bawah kaum borjuis dapat diikuti dari buku Englan Green and
Pleasant Land yang ditulis oleh William Blake (1775-1827). Buku tersebut berisi sindiran
sangat pahit tentang akibat-akibat yang ditimbulkan oleh liberalism-kapitalisme bagi
masyarakat Inggris. Dalam buku dikisahkan tentang masa lalu Inggris yang indah, damai,
setiap orang hidup harmonis di daerah-daerah pertanian yang hijau subur. Kemudian keadaan
berubah serratus delapan puluh derajat setelah dikembangkannya ajaran liberalism-
kapitalisme oleh pemikir-pemikir klasik. Ajaran kapitalisme telah membawa masyarakat
kearah hidup yang penuh persaingan dan perkelahian.
Oleh sebab itu, maka lahirlah pemikiran sosialis yang mengecam pemikiran klasik.
Pokok-pokok pemikiran kaum sosialis, notabene sangat berbeda dan bertolak belakang
dengan pemikiran tokoh-tokoh yang sudah dikemukakan sebelumnya.
Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dipilih atas
tiga kelompok yaitu :
Dalam kehidupan sehari-hari istilah sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah
sosialisme bisa digunakan untuk menunjukan system ekonomi. Selain itu juga bisa digunakan
untuk menunjukan aliran fasalfah, ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran dan Gerakan. Menurut
Jhon Stuart Smith Mill sosialisme adalah kegiatan menolong orang-orang yang tak beruntung
dan tertindas. Kegiatan ini dilakukan dengan sesedikit mungkin bergantung dari bantuan
pemerintah.
Sosialisme oleh sementara orang juga diartikan sebagai bentuk perekonomian yang
pemerintahannya paling kurang bertindak sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga
masyarakat. Pemerintah juga sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga masyarakat.
Pemerintah juga sebagai pihak menasionalisasikan industry-industri besar seperti
pertambangan, jalan-jalan dan jembatan. Dalam bentuk yang paling lengkap, sosialisme
melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk di dalamnya tanah-tanah pertanian
oleh negara dan menghilangkan milik swasta (Brinton 1981).
Dari uraian diatas jelas bahwa pada awalnya “sosialisme” dimaksudkan untuk
menunjukan system-sistem pemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber produksi (selain
labor) secara kolektif (Whittaker, 1960). Dengan definisi itu, sosialisme bisa mencakup
asosiasi-asosiasi kooperatif maupun pemilikan dan pengoperasian oleh pemerintah. Dengan
definisi secara luas ini negara-negara seperti (eks) Uni Soviet dan Inggris yang dikuasai oleh
partai buruh dapat dimasukan ke dalam system sosialis.
Dalam masyarakat yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau kolektivisme. Salah
satu bentuk kolektivisme yang extrim adalah komunisme. Keputusan-keputusan ekonomi itu
disusun, dirancang dan dikontrol oleh kekuasaan pusat. Komunisme dapat dikatakan sebagai
bentuk system paling extrim diantara golongan kiri sosialis, sebab untuk mencapai
masyarakat komunis yang dicita-citakan diperoleh melalui suatu revolusi.
Aliran sosialisme sebelum Marx (yang lebih bersikap utopis) sering dimasukkan ke
dalam “sosialis”, sedangkan sosialisme yang dikembangkan Marx digolongkan ke dalam
“komunis”. Cara lain menamakan sosialisme Marx adalah “marxisme”. Disebut “marxisme”
karena jasa Marx sangat besar dalam mengembangkan dan mempopulerkan aliran sosialis-
komunis. Akan tetapi, kemudian paham marxisme ini juga mengalami perkembangan, jenis-
jenis marxisme juga bervariasi, mulai dari marxisme ortodoks, neo-marxis, humas marxis,
aliran kiri baru (New left), sosialis idependen dan sebagainnya.
Seperti latar belakang yang sudah tertulis diatas, maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah :